You are on page 1of 12

Mengapa Harus Alqur’an

Bukan pertanyaan yang aneh bila muallaf bertanya, “Kenapa kami harus
memulai dengan membaca Al-Quran? Kenapa Al-Quran, bukan yang lain?”

Hal ini mungkin pernah kita alami, atau kita dengar, ketika ada orang yang
menyarankan membaca Al-Quran, terutama terjemahannya, terkait pertanyaan
tentang Islam, tentang Jalan yang Lurus, tentang Kebenaran yang Hakiki,
tentang Keselamatan nan Sejati, dan sejenisnya. Ataupun issue dan pertanyaan
besar dalam hidup manusia, semisal asal-usul manusia, tujuan hidup manusia,
hakikat hidup, akhirat, dan sebagainya.

Sungguh benarlah orang yang menyarankan kepada kita untuk membaca


Al-Quran ketika kita menanyakan atau ingin mencari tahu mengenai hal-hal
di atas: Islam, Jalan Lurus, Kebenaran Hakiki, Keselamatan Sejati, dan
sejenisnya; Juga issue dan pertanyaan besar dalam hidup manusia.

Mencari tahu jawaban dari pertanyaan di atas bukan dengan cara:


mendengarkan `katanya` dari orang-orang tertentu; melihat prilaku orang yang
mengaku menganut agama tersebut belaka; atau membaca `ulasan dan
komentar` dari para komentator, kritikus agama dan ahli filsafat; atau juga
dengan membaca kitab-kitab agama yang lain. Sekali lagi bukan!!!
Jika kita bertanya hal-hal di atas, kemudian dikaitkan dengan konteks
Islam, maka secara otomatis Al-Quran adalah muara jawabannya.

Kenapa? Mengapa? Biarkanlah Al-Quran sendiri yang menjawabnya, karena


Kitab ini bisa berbicara – berkomunikasi dengan kita, dengan catatan tentu jika
kita mau dan membiarkan diri kita untuk mendengarnya, membacanya, dan
merenunginya.

Sungguh penulis sudah dan cukup sering membaca beberapa Kitab Suci dari
berbagai agama, terutama Al-Quran dan Bible (Perjanjian Lama yang sering
disandingkan dengan Taurat, dan Perjanjian Baru yang sering disandingkan
dengan Injil).

Penulis pernah berprilaku seolah-olah sebagai orang yang tidak mempunyai


agama, memulai dari nol, mengosongkan pikiran dari ajaran-ajaran agama. Lalu
penulis membaca dan membandingkan berbagai Kitab Suci tanpa praduga
tertentu, dan tanpa orientasi tertentu, kecuali ingin membaca dan memahami
saja.

Jujur saja, Kitab Suci agama lain cukup bagus dan berisi, mengandung hikmah
dan pelajaran yang berguna. Namun juga perlu dicermati ada beberapa hal
prinsipil yang agak sulit dipahami oleh orang umum. (Penulis tidak mau
membahas dan mendebat masalah orisinalitas kesucian, kevalidan wahyu, dan
kesempurnaan dari Kitab-kitab tersebut)

Tetapi lain dengan Al-Quran. Al-Quran, sungguh menakjubkan Kitab ini!

Sehingga tak heran makhluk yang akrab dengan keajaiban dan menguasainya –
Jin, ternyata terpesona pula oleh daya tarik Al-Quran. Sungguh menakjubkan!
Jika Jin yang alamnya adalah keajaiban saja tertarik dengan Keajaiban Al-
Quran, apalah lagi artinya penulis yang manusia biasa.

Sungguh Firman Allah dalam menerangkan hal ini dengan begitu menyentuh
kalbu:

Katakanlah (hai Muhammad): “Telah diwahyukan kepadamu bahwasanya: telah


mendengarkan sekumpulan jin (akan Al Quran), lalu mereka berkata:
Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al Quran yang menakjubkan,

(yang) memberi petunjuk kepada jalan yang benar, lalu kami beriman
kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seseorangpun
dengan Tuhan kami (QS 72:1-2)

Sungguh tiada yang setanding dan sebanding dengannya. Sungguh


sempurna Al-Quran ini!
Tiada dusta, dan hanya kebenaran serta kesempurnaan yang terlihat padanya,
dan sungguh benar pernyataan Al-Quran itu sendiri!

Alif, laam, raa. (Surat) ini adalah (sebagian dari) ayat-ayat Al-Kitab (yang
sempurna), yaitu (ayat-ayat) Al Quran yang memberi penjelasan. (QS 15:99)

(Al Quran) ini adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia, dan supaya
mereka diberi peringatan dengan-Nya, dan supaya mereka mengetahui
bahwasanya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan agar orang-orang yang
berakal mengambil pelajaran. (QS 14:52)

Kenapa, dan Mengapa membaca Al-Quran untuk mencari kebenaran dan


keselamatan serta jalan yang lurus? Banyak alasan yang penulis temukan
dalam berdialog dengan ayat-ayat Al-Quran.

Berikut ini hanyalah setitik hikmah – alasan-alasan, yang penulis coba berbagi
dengan saudara-saudaraku dan rekan-rekanku sekalian.

Pertama, Al-Quran `di desain untuk dimudahkan` guna diingat dan


dipelajari oleh siapapun. Mengandung hikmah untuk siapapun. Pengajaran
bagi manusia.

Segala hal-hal prinsipil dan hikmah yang diterangkan oleh Al-Quran


dimudahkan untuk diingat dan dipelajari. Kadar kemudahannya jauh
melebihi Kitab-kitab suci yang lain.

Hal ini ditegaskan empat (4) kali dalam surat yang sama:

Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka


adakah orang yang mengambil pelajaran? (QS 54:17,22,32, 40)

Juga terdapat ayat-ayat senada yang menguatkan hal ini, yaitu bahwa Al-Quran
penuh hikmah.
Alif laam raa. Inilah ayat-ayat Al Quran yang mengandung hikmah (QS 10:1)
Yaa Siiin. Demi Al Quran yang penuh hikmah (QS 36:1-2)
Keterangan ini juga termaktub dalam QS 43:3-4, QS 19:97, QS 31:1-3.

Al-Quran adalah pengajaran bagi manusia, khususnya bagi orang-orang


yang berakal, yang mau berpikir dan merenunginya.

Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-


orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan
tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala
sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. (QS
12:111)
Dan demikianlah Kami menurunkan Al Quran dalam bahasa Arab, dan Kami
telah menerangkan dengan berulang kali, di dalamnya sebahagian dari
ancaman, agar mereka bertakwa atau (agar) Al Quran itu menimbulkan
pengajaran bagi mereka. (QS 20:113)

Kemudahan ini dapat dilihat dari cara Al-Quran diturunkan dan diajarkan
kepada manusia. Diturunkan secara berangsur-angsur, bagian per bagian,
disesuaikan dengan konteks atau latar belakang tertentu, tetapi mempunyai
hikmah dan arti pembelajaran serta pengajaran yang universal. Al-Quran
seolah berdialog dengan kita, menjawab semua tantangan dan pertanyaan
yang diajukan kepadanya.

Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al Quran kepadamu (hai Muhammad)


dengan berangsur-angsur. (QS 76:23)

Dan Al Quran itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu
membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya
bagian demi bagian. (QS 17:106)

Berkatalah orang-orang yang kafir: “Mengapa Al Quran itu tidak diturunkan


kepadanya sekali turun saja?”; demikianlah supaya Kami perkuat hatimu
dengannya dan Kami membacanya secara tartil (teratur dan benar).

Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil,
melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik
penjelasannya. (QS 25:32-33)

Kemudahan ini juga ditunjang dengan banyaknya perumpamaan dan


contoh yang memudahkan manusia memahami prinsip-prinsip yang
terkandung dalam Kalam Allah. Sehingga sangat teranglah kebenaran dan
keindahan Al-Quran.

Sesungguhnya telah Kami buatkan bagi manusia dalam Al Quran ini setiap
macam perumpamaan supaya mereka dapat pelajaran.

(Ialah) Al Quran dalam bahasa Arab yang tidak ada kebengkokan (di dalamnya)
supaya mereka bertakwa. (QS 39:27-2

Dan sesungguhnya Kami telah menurunkan kepada kamu ayat-ayat yang


memberi penerangan, dan contoh-contoh dari orang-orang yang terdahulu
sebelum kamu dan pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.

Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah,
adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita
besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang
bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang
berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu)
dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir
menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis) ,
Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah
memperbuat perumpamaan- perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu. (QS 24:34-35)

Simak juga QS 59:21, QS 17:89, QS 18:54, QS 30:58.

Bahkan pembelajaran dalam Al-Quran pun diberikan dalam bentuk


diceritakannya kisah-kisah, terutama kisah umat terdahulu. Dan kisah-kisah
yang diceritakan adalah kisah-kisah pilihan yang terbaik bagi manusia
untuk dipelajari.

Alif, laam, raa. Ini adalah ayat-ayat Kitab (Al Quran) yang nyata (dari Allah).

Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab,


agar kamu memahaminya.

Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al


Quran ini kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum (Kami mewahyukan)
nya adalah termasuk orang-orang yang belum mengetahui. (QS 12:1-3)

Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-


orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan
tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala
sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. (QS
12:111)

Silahkan bandingkan Al-Quran dengan kitab-kitab agama lain secara jujur dan
obyektif, niscaya kau akan condong kepada Al-Quran!!!

Kalimatnya ringkas dan padat, mudah dimengerti dan mengena, komunikatif,


membuat kita berdialog langsung dengan Allah melalui Kitab-Nya! Kitab Al-
Quran salah satu Kitab Suci teringkas yang pernah dikenal manusia, namun
kegiatan pembelajaran dan pengajarannya jauh melebihi kitab-kitab yang lain.

Perumpamaan dan prinsip-prinsip ajarannya mudah dipahami dan bersifat


universal, lintas suku, lintas budaya, lintas zaman!! Tiada perlu menjadi orang
Arab abad 6 Masehi untuk mengerti perumpamaan yang diterangkan dalam Al-
Quran. Tapi mungkin perlu menjadi orang-orang di generasi di mana Kitab-kitab
selain Al-Quran muncul, guna memahami prinsip-prinsip ajaran dan
perumpamaannya.

Kisahnya adalah kisah pilihan dan yang terbaik!! Menakjubkan dan penuh
hikmah, tiada mengandung cela dan cacat sebagaimana terdapat pada
beberapa kitab agama yang lain. Aman dan nyaman dibaca dan didengar oleh
semua jenis dan golongan manusia - dari berbagai kalangan, berbagai usia, baik
lelaki maupun perempuan.

Semua issue dan pertanyaan terbesar dalam kehidupan manusia dibahas


dengan jelas, seperti: apa tujuan manusia hidup di dunia ini; asal-usul manusia;
kemana manusia akan kembali atau pergi setelah mati; asal-usul pertikaian
manusia dengan iblis dan setan; hakikat musibah dan nikmat yang manusia
dapat di dunia ini; kiamat; hal-hal ghaib semisal akhirat, jin, malaikat, surga,
neraka dan sebagainya. Tiada kitab yang begitu detail dan jelas membahas
issue dan pertanyaan ini selain Al-Quran.

Kedua, Al-Quran adalah sumber kebenaran. Pembeda antara yang benar


dan yang salah. Petunjuk untuk menjalani hidup.

Tiadalah air yang paling jernih akan kita dapatkan di pegunungan kecuali dengan
berjalan menyusuri aliran sungai menuju sumber air – mata air. Dan Tiadalah
kebenaran kan kita dapati dalam hidup ini kecuali menyusuri lintasan-lintasan
Wahyu Allah, berjalan menuju sumbernya – Kitab Suci. Dan sungguhlah Al-
Quran adalah sebenar-benar kebenaran yang harus diyakini!

Dan sesungguhnya Al Quran itu benar-benar kebenaran yang diyakini. (QS


69:51)

Al-Quran merupakan kebenaran, diturunkan dengan cara yang benar, dan


dijamin kebenarannya, tiada akan bercampur dengan kebatilan sedikitpun!

Dan Kami turunkan (Al Quran) itu dengan sebenar-benarnya dan Al Quran itu
telah turun dengan (membawa) kebenaran. Dan Kami tidak mengutus kamu,
melainkan sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. (QS
17:105)

Yang tidak datang kepadanya (Al Quran) kebatilan baik dari depan maupun dari
belakangnya, yang diturunkan dari Rabb Yang Maha Bijaksana lagi Maha
Terpuji. (QS 41:42)

Pernyataan kebenaran Al-Quran juga ditegaskan dalam QS 16:102, QS 13:1, QS


39:1-2 QS 5:48.

Al-Quran adalah Petunjuk - Hudaa, petunjuk hidup agar tetap berjalan di


jalan yang lurus.

Dan sesungguhnya Al Qur’an itu benar-benar menjadi petunjuk dan rahmat bagi
orang-orang yang beriman. (QS 27:77)
Jaminan bahwa Al-Quran merupakan petunjuk diulang kembali dalam QS 17:9,
QS 45:11, QS 2:2, QS 7:52, QS 4:174-175, QS 16:89.

Al-Quran adalah Pedoman – Bashoo-ir, agar dapat hidup di sesuai fitrah.


Pedoman terbaik untuk dan terkait sebuah produk adalah pedoman yang
dikeluarkan oleh produsennya. Maka pedoman terbaik bagi manusia tentulah
Wahyu Allah yang terkodifikasi dengan baik dalam Kitab-Nya, Al-Quran.

Al Quran ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum
yang meyakini. (QS 45:20)

….Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelas an


mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)…. (QS
2:185)

Al-Quran adalah Cahaya – Nur. Dengan cahaya itu manusia dikeluarkan


dari kegelapan kebodohan (jahiliyah), serta diarahkan untuk berjalan di
jalan yang lurus.

Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu
mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang
dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi
Maha Terpuji. (QS 14:1)

Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah
Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Quran) dan
tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu
cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara
hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk
kepada jalan yang lurus (QS 42:52)

Al-Quran adalah Pembeda – Furqaan, di dalamnya terdapat pembeda antara


yang benar dan yang salah.

Sesungguhnya Al Quran itu benar-benar firman yang memisahkan antara yang


hak dan yang bathil. Dan sekali-kali bukanlah dia senda gurau. (QS 86:13-14)

….Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelas an


mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)…. (QS
2:185)

Hanya sedikit (atau tiada?) Kitab yang dengan berani memproklamasikan secara
tegas serta berkali-kali bahwa dirinya adalah sumber kebenaran, sumber
petunjuk, cahaya yang terang-benderang, serta pembeda antara yang benar dan
batil (salah)… Al-Quran belaka yang berani. Silahkan buktikan sendiri! Seperti
pepatah Tionghoa kuno, “Emas diuji dengan api!”. Uji dan buktikan sendiri, kelak
kita kan temukan mana yang `Emas` dan mana yang `kuningan` dari Kitab-kitab
ini.

Ketiga, Al-Quran adalah sumber rahmat. Sumber keberkahan. Penawar dan


penyembuh penyakit manusia, terutama penyakit hati – kegelisahan,
kekhawatiran, kebingungan, ketakutan. Al-Quran diturunkan bukan untuk
membuat susah manusia.

Sudah menjadi kodrat dan fitrah manusia untuk selalu mencari sumber rahmat
dan keberkahan, yang dapat menawarkan dan menyembuhkan semua penyakit
hati, terutama sekali kegelisahan, kekhawatiran, kebingungan dan ketakutan.
Semua manusia ingin melepaskan kesusahan, menggapai kemudahan.

Al-Quranlah sumbernya! Sumber Rahmat! Sumber Berkah!

Dan Al-Quran itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah
dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat. (QS 6:155)

Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi
orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-
orang yang zalim selain kerugian. (QS 17:82)

Dan Al Quran ini adalah suatu kitab (peringatan) yang mempunyai berkah yang
telah Kami turunkan. Maka mengapakah kamu mengingkarinya? (QS 21:50)

Berkah dan Rahmat Al-Quran disinggung dalam ayat-ayat berikut: QS 7:52, QS


45:20, QS 31:1-3, QS 16:64, QS 16:89, QS 27:77, QS 12:111, QS 6:92.

Sedikit pula Kitab yang dengan berani memproklamasikan secara tegas bahwa
dirinya adalah sumber rahmat dan berkah bagi mereka – manusia yang
berkehendak mengikutinya. Coba dicek, siapa tahu penulis salah! Tapi kalau
ternyata pernyataan penulis benar (dan Insya Allah benar), maka kebenaran itu
datang dari Allah belaka, bukan dari penulis.

Yang paling berkesan terkait konteks pernyataan terkait rahmat dan berkah Al-
Quran adalah bahwa: turunnya Al-Quran ditegaskan bukan untuk membuat
kita merasa susah. Terimalah dengan gembira Firman Allah berikut:

Thaahaa : Kami tidak menurunkan Al Quran ini kepadamu agar kamu menjadi
susahtetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah), yaitu
diturunkan dari Allah yang menciptakan bumi dan langit yang tinggi. (Yaitu)
Tuhan Yang Maha Pemurah. Yang bersemayam di atas ‘Arsy (QS 20:1-5)

Subhanallaah, Alhamdulillaah! Bayangkan salah satu `muallaf idol` - Umar bin


Khattab ra. yang terkenal keras wataknya…luluh hatinya mendengar ayat-ayat
ini, bergetar hatinya, bergelora jiwanya untuk menyambut `kemudahan` ini –
AlQuran. Mengapa kita tidak tergerak jua untuk ikut menyambut `kemudahan`
ini?!

Keempat, Al-Quran pembenar, penggenap dan penguji Kitab terdahulu. Al-


Quran menjawab semua hal yang dipertanyakan dan/ataupun yang
diperselisihkan manusia, terutama untuk golongan Ahli Kitab – Yahudi dan
Kristiani.

Al-Quran mempunyai keterkaitan mental yang erat dengan para pemeluk agama
tertentu, khususnya dari mereka yang diberi gelar Ahli Kitab – Yahudi dan
Kristiani.

Seperti halnya penulis, bagi mereka yang beragama Yahudi dan Kristiani, atau
mempunyai latar belakang yang berhubungan dengannya, Al-Quran mempunyai
tempat tersendiri di dalam hati dan pikiran mereka.

Bagi para pemeluk agama tersebut, mereka akan berpikir ada kesamaan, dan
juga perbedaan yang mendasar, yang menyatukan, dan yang memisahkan…
antara agama mereka dengan Islam, antara Kitab Suci mereka dengan Al-
Quran.

Bisa jadi dengan hal ini mereka berpikir bahwa Islam adalah agama penggenap
ajaran Kitab Suci mereka, menjelaskan beberapa hal yang mengganjal, yang
menjadi `polemik abadi` dalam sejarah agama mereka.

Tetapi bisa jadi dengan hal ini mereka berpikir bahwa Islamlah agama palsu,
agama Batil, penjiplak Kitab Suci mereka. Bahkan boleh jadi dalam benak
mereka… Islam dan Al-Quran harus diperangi dan dilenyapkan.

Apapun pemikiran dan pendirian mereka, yang jelas mereka tak akan lepas dari
`kuasa dan jeratan` Al-Quran.

Tak heran dari golongan Yahudi dan Kristianilah – mayoritas muallaf yang
kembali kepada Islam. Tak heran jua, mayoritas golongan Yahudi terutama,
serta sebagian golongan Kristiani – mereka itu merupakan salah satu golongan
yang mempunyai sejarah panjang konflik dengan Islam.

Lantas, bagaimana Al-Quran memandang dirinya terhadap agama terdahulu –


Yahudi dan Kristiani, khususnya Kitab Suci mereka?

Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran,


membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan
sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah
perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti
hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang
kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan
yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu
umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya
kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah
kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan- Nya kepadamu apa yang telah
kamu perselisihkan itu, dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara
mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa
nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak
memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu.
Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah
bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan mushibah kepada
mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya
kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik. (QS 5:4

Dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al Quran) ini, melainkan agar
kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan
menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. (QS 16:64)

Status Al-Quran terhadap Kitab-kitab terdahulu juga dinyatakan dalam QS 27:76-


79, QS 6:92, QS 3:3-4, QS 35:31, QS 10:37, QS 12:111.

Kebenaran sebuah ajaran – khususnya Kitab, bukan diklaim dari umurnya, tetapi
dari kesempurnaannya, konsistensi isinya – tidak saling bertentangan, serta
mampunya menjawab pertanyaan dan tantangan yang lintas zaman, dan lintas
latar belakang, termasuk lintas budaya. Itulah Al-Quran!!

Bahkan Al-Quran merupakan validator terhadap isi Kitab-kitab lain, serta juga
penggenap dan penyempurna kebenaran yang terhadap kebenaran yang telah
terkandung dalam Kitab-kitab lain.

Maka sebuah kewajaran bagi para pemeluk Yahudi dan Kristiani untuk
mempelajari Al-Quran yang memang mempunyai keterkaitan mental yang erat
dengan mereka.

Demikianlah penulis menjelaskan sebagian alasan-alasan yang Al-Quran


kemukakan untuk meyakinkan kita para muallaf agar memulai dengan membaca
Al-Quran, bukan yang lain.

Maka janganlah kita ragu, mari kita mulai membaca Al-Quran untuk
mendapatkan jawaban dari segala pertanyaan dan kegelisahan kita!

Jika kita ingin mengetahui tentang: Islam, Jalan Lurus, Kebenaran Hakiki,
Keselamatan Sejati, dan sejenisnya – maka Al-Quranlah sumbernya!! Jika
kita ingin mengetahui penjelasan dan jawaban terkait issue dan pertanyaan
besar dalam hidup kita, maka Al-Quranlah pilihannya!!!
Kenapa? Mengapa? Karena Al-Quran sungguh menakjubkan! Sempurna!
Tiada Banding! Tiada Cacat! Dimudahkan untuk dipelajari dan dipahami
manusia! Penuh hikmah, perumpamaan, dan kisah-kisah yang mendidik
manusia! Sumber Kebenaran, Petunjuk, Pedoman, Cahaya, dan Pembeda
antara yang benar dan batil! Sumber Rahmat dan Berkah! Diturunkan
bukan untuk menyusahkan manusia!

Pembenar, Penggenap, Penguji Kitab-kitab terdahulu! Penjawab semua hal


yang diperselisihkan dan dipertanyakan manusia secara prinsipil!

Jika kita masih ragu, sesungguhnya Allah telah menegaskan bahwa pada
akhirnya keputusan di tangan kita, tiada paksaan, namun sadarilah
konsekuensi yang kita dapat sebagai akibat dari keputusan yang kita ambil.

Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk manusia


dengan membawa kebenaran; siapa yang mendapat petunjuk maka (petunjuk
itu) untuk dirinya sendiri, dan siapa yang sesat maka sesungguhnya dia semata-
mata sesat buat (kerugian) dirinya sendiri, dan kamu sekali-kali bukanlah orang
yang bertanggung jawab terhadap mereka. (QS 39:41)

Renungkan pula QS 2:256, dan QS 10:108-109.

Jika kita ragu akan kebenaran Al-Quran dalam menjawab semua


pertanyaan dan kegelisahan kita, sungguh kelak kita akan melihat
kebenaran kemampuan Al-Quran menjawab perihal tersebut.

Katakanlah: “Bagaimana pendapatmu jika (Al Quran) itu datang dari sisi Allah,
kemudian kamu mengingkarinya. Siapakah yang lebih sesat daripada orang
yang selalu berada dalam penyimpangan yang jauh?”

Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di


segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka
bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya
Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu? (QS 41:52-53)

Al Quran ini tidak lain hanyalah peringatan bagi semesta alam. Dan
sesungguhnya kamu akan mengetahui (kebenaran) berita Al Quran setelah
beberapa waktu lagi (QS 38:87)

Mari mulai, jalani, dan selesaikan.. . dengan Al-Quran!!! Berdasarkan Al-Quran!!!

Dari Muallaf, Oleh Muallaf, Untuk Muallaf

• Dan seperti ucapan sahabat ‘Abdullah ibnu Mas’ud ra., penulis pun
mengikutinya: Ini adalah pendapat dan curahan hati penulis semata. Jika
benar, maka itu dari petunjuk Allah swt.Jika salah, maka itu dari diriku dan
dari bisikan setan, sedangkan Allah swt dan Rasulullah saw bebas dari
padanya.

You might also like