Professional Documents
Culture Documents
Bukan pertanyaan yang aneh bila muallaf bertanya, “Kenapa kami harus
memulai dengan membaca Al-Quran? Kenapa Al-Quran, bukan yang lain?”
Hal ini mungkin pernah kita alami, atau kita dengar, ketika ada orang yang
menyarankan membaca Al-Quran, terutama terjemahannya, terkait pertanyaan
tentang Islam, tentang Jalan yang Lurus, tentang Kebenaran yang Hakiki,
tentang Keselamatan nan Sejati, dan sejenisnya. Ataupun issue dan pertanyaan
besar dalam hidup manusia, semisal asal-usul manusia, tujuan hidup manusia,
hakikat hidup, akhirat, dan sebagainya.
Sungguh penulis sudah dan cukup sering membaca beberapa Kitab Suci dari
berbagai agama, terutama Al-Quran dan Bible (Perjanjian Lama yang sering
disandingkan dengan Taurat, dan Perjanjian Baru yang sering disandingkan
dengan Injil).
Jujur saja, Kitab Suci agama lain cukup bagus dan berisi, mengandung hikmah
dan pelajaran yang berguna. Namun juga perlu dicermati ada beberapa hal
prinsipil yang agak sulit dipahami oleh orang umum. (Penulis tidak mau
membahas dan mendebat masalah orisinalitas kesucian, kevalidan wahyu, dan
kesempurnaan dari Kitab-kitab tersebut)
Sehingga tak heran makhluk yang akrab dengan keajaiban dan menguasainya –
Jin, ternyata terpesona pula oleh daya tarik Al-Quran. Sungguh menakjubkan!
Jika Jin yang alamnya adalah keajaiban saja tertarik dengan Keajaiban Al-
Quran, apalah lagi artinya penulis yang manusia biasa.
Sungguh Firman Allah dalam menerangkan hal ini dengan begitu menyentuh
kalbu:
(yang) memberi petunjuk kepada jalan yang benar, lalu kami beriman
kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seseorangpun
dengan Tuhan kami (QS 72:1-2)
Alif, laam, raa. (Surat) ini adalah (sebagian dari) ayat-ayat Al-Kitab (yang
sempurna), yaitu (ayat-ayat) Al Quran yang memberi penjelasan. (QS 15:99)
(Al Quran) ini adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia, dan supaya
mereka diberi peringatan dengan-Nya, dan supaya mereka mengetahui
bahwasanya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan agar orang-orang yang
berakal mengambil pelajaran. (QS 14:52)
Berikut ini hanyalah setitik hikmah – alasan-alasan, yang penulis coba berbagi
dengan saudara-saudaraku dan rekan-rekanku sekalian.
Hal ini ditegaskan empat (4) kali dalam surat yang sama:
Juga terdapat ayat-ayat senada yang menguatkan hal ini, yaitu bahwa Al-Quran
penuh hikmah.
Alif laam raa. Inilah ayat-ayat Al Quran yang mengandung hikmah (QS 10:1)
Yaa Siiin. Demi Al Quran yang penuh hikmah (QS 36:1-2)
Keterangan ini juga termaktub dalam QS 43:3-4, QS 19:97, QS 31:1-3.
Kemudahan ini dapat dilihat dari cara Al-Quran diturunkan dan diajarkan
kepada manusia. Diturunkan secara berangsur-angsur, bagian per bagian,
disesuaikan dengan konteks atau latar belakang tertentu, tetapi mempunyai
hikmah dan arti pembelajaran serta pengajaran yang universal. Al-Quran
seolah berdialog dengan kita, menjawab semua tantangan dan pertanyaan
yang diajukan kepadanya.
Dan Al Quran itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu
membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya
bagian demi bagian. (QS 17:106)
Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil,
melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik
penjelasannya. (QS 25:32-33)
Sesungguhnya telah Kami buatkan bagi manusia dalam Al Quran ini setiap
macam perumpamaan supaya mereka dapat pelajaran.
(Ialah) Al Quran dalam bahasa Arab yang tidak ada kebengkokan (di dalamnya)
supaya mereka bertakwa. (QS 39:27-2
Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah,
adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita
besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang
bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang
berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu)
dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir
menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis) ,
Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah
memperbuat perumpamaan- perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu. (QS 24:34-35)
Alif, laam, raa. Ini adalah ayat-ayat Kitab (Al Quran) yang nyata (dari Allah).
Silahkan bandingkan Al-Quran dengan kitab-kitab agama lain secara jujur dan
obyektif, niscaya kau akan condong kepada Al-Quran!!!
Kisahnya adalah kisah pilihan dan yang terbaik!! Menakjubkan dan penuh
hikmah, tiada mengandung cela dan cacat sebagaimana terdapat pada
beberapa kitab agama yang lain. Aman dan nyaman dibaca dan didengar oleh
semua jenis dan golongan manusia - dari berbagai kalangan, berbagai usia, baik
lelaki maupun perempuan.
Tiadalah air yang paling jernih akan kita dapatkan di pegunungan kecuali dengan
berjalan menyusuri aliran sungai menuju sumber air – mata air. Dan Tiadalah
kebenaran kan kita dapati dalam hidup ini kecuali menyusuri lintasan-lintasan
Wahyu Allah, berjalan menuju sumbernya – Kitab Suci. Dan sungguhlah Al-
Quran adalah sebenar-benar kebenaran yang harus diyakini!
Dan Kami turunkan (Al Quran) itu dengan sebenar-benarnya dan Al Quran itu
telah turun dengan (membawa) kebenaran. Dan Kami tidak mengutus kamu,
melainkan sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. (QS
17:105)
Yang tidak datang kepadanya (Al Quran) kebatilan baik dari depan maupun dari
belakangnya, yang diturunkan dari Rabb Yang Maha Bijaksana lagi Maha
Terpuji. (QS 41:42)
Dan sesungguhnya Al Qur’an itu benar-benar menjadi petunjuk dan rahmat bagi
orang-orang yang beriman. (QS 27:77)
Jaminan bahwa Al-Quran merupakan petunjuk diulang kembali dalam QS 17:9,
QS 45:11, QS 2:2, QS 7:52, QS 4:174-175, QS 16:89.
Al Quran ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum
yang meyakini. (QS 45:20)
Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu
mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang
dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi
Maha Terpuji. (QS 14:1)
Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah
Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Quran) dan
tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu
cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara
hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk
kepada jalan yang lurus (QS 42:52)
Hanya sedikit (atau tiada?) Kitab yang dengan berani memproklamasikan secara
tegas serta berkali-kali bahwa dirinya adalah sumber kebenaran, sumber
petunjuk, cahaya yang terang-benderang, serta pembeda antara yang benar dan
batil (salah)… Al-Quran belaka yang berani. Silahkan buktikan sendiri! Seperti
pepatah Tionghoa kuno, “Emas diuji dengan api!”. Uji dan buktikan sendiri, kelak
kita kan temukan mana yang `Emas` dan mana yang `kuningan` dari Kitab-kitab
ini.
Sudah menjadi kodrat dan fitrah manusia untuk selalu mencari sumber rahmat
dan keberkahan, yang dapat menawarkan dan menyembuhkan semua penyakit
hati, terutama sekali kegelisahan, kekhawatiran, kebingungan dan ketakutan.
Semua manusia ingin melepaskan kesusahan, menggapai kemudahan.
Dan Al-Quran itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah
dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat. (QS 6:155)
Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi
orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-
orang yang zalim selain kerugian. (QS 17:82)
Dan Al Quran ini adalah suatu kitab (peringatan) yang mempunyai berkah yang
telah Kami turunkan. Maka mengapakah kamu mengingkarinya? (QS 21:50)
Sedikit pula Kitab yang dengan berani memproklamasikan secara tegas bahwa
dirinya adalah sumber rahmat dan berkah bagi mereka – manusia yang
berkehendak mengikutinya. Coba dicek, siapa tahu penulis salah! Tapi kalau
ternyata pernyataan penulis benar (dan Insya Allah benar), maka kebenaran itu
datang dari Allah belaka, bukan dari penulis.
Yang paling berkesan terkait konteks pernyataan terkait rahmat dan berkah Al-
Quran adalah bahwa: turunnya Al-Quran ditegaskan bukan untuk membuat
kita merasa susah. Terimalah dengan gembira Firman Allah berikut:
Thaahaa : Kami tidak menurunkan Al Quran ini kepadamu agar kamu menjadi
susahtetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah), yaitu
diturunkan dari Allah yang menciptakan bumi dan langit yang tinggi. (Yaitu)
Tuhan Yang Maha Pemurah. Yang bersemayam di atas ‘Arsy (QS 20:1-5)
Al-Quran mempunyai keterkaitan mental yang erat dengan para pemeluk agama
tertentu, khususnya dari mereka yang diberi gelar Ahli Kitab – Yahudi dan
Kristiani.
Seperti halnya penulis, bagi mereka yang beragama Yahudi dan Kristiani, atau
mempunyai latar belakang yang berhubungan dengannya, Al-Quran mempunyai
tempat tersendiri di dalam hati dan pikiran mereka.
Bagi para pemeluk agama tersebut, mereka akan berpikir ada kesamaan, dan
juga perbedaan yang mendasar, yang menyatukan, dan yang memisahkan…
antara agama mereka dengan Islam, antara Kitab Suci mereka dengan Al-
Quran.
Bisa jadi dengan hal ini mereka berpikir bahwa Islam adalah agama penggenap
ajaran Kitab Suci mereka, menjelaskan beberapa hal yang mengganjal, yang
menjadi `polemik abadi` dalam sejarah agama mereka.
Tetapi bisa jadi dengan hal ini mereka berpikir bahwa Islamlah agama palsu,
agama Batil, penjiplak Kitab Suci mereka. Bahkan boleh jadi dalam benak
mereka… Islam dan Al-Quran harus diperangi dan dilenyapkan.
Apapun pemikiran dan pendirian mereka, yang jelas mereka tak akan lepas dari
`kuasa dan jeratan` Al-Quran.
Tak heran dari golongan Yahudi dan Kristianilah – mayoritas muallaf yang
kembali kepada Islam. Tak heran jua, mayoritas golongan Yahudi terutama,
serta sebagian golongan Kristiani – mereka itu merupakan salah satu golongan
yang mempunyai sejarah panjang konflik dengan Islam.
Dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al Quran) ini, melainkan agar
kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan
menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. (QS 16:64)
Kebenaran sebuah ajaran – khususnya Kitab, bukan diklaim dari umurnya, tetapi
dari kesempurnaannya, konsistensi isinya – tidak saling bertentangan, serta
mampunya menjawab pertanyaan dan tantangan yang lintas zaman, dan lintas
latar belakang, termasuk lintas budaya. Itulah Al-Quran!!
Bahkan Al-Quran merupakan validator terhadap isi Kitab-kitab lain, serta juga
penggenap dan penyempurna kebenaran yang terhadap kebenaran yang telah
terkandung dalam Kitab-kitab lain.
Maka sebuah kewajaran bagi para pemeluk Yahudi dan Kristiani untuk
mempelajari Al-Quran yang memang mempunyai keterkaitan mental yang erat
dengan mereka.
Maka janganlah kita ragu, mari kita mulai membaca Al-Quran untuk
mendapatkan jawaban dari segala pertanyaan dan kegelisahan kita!
Jika kita ingin mengetahui tentang: Islam, Jalan Lurus, Kebenaran Hakiki,
Keselamatan Sejati, dan sejenisnya – maka Al-Quranlah sumbernya!! Jika
kita ingin mengetahui penjelasan dan jawaban terkait issue dan pertanyaan
besar dalam hidup kita, maka Al-Quranlah pilihannya!!!
Kenapa? Mengapa? Karena Al-Quran sungguh menakjubkan! Sempurna!
Tiada Banding! Tiada Cacat! Dimudahkan untuk dipelajari dan dipahami
manusia! Penuh hikmah, perumpamaan, dan kisah-kisah yang mendidik
manusia! Sumber Kebenaran, Petunjuk, Pedoman, Cahaya, dan Pembeda
antara yang benar dan batil! Sumber Rahmat dan Berkah! Diturunkan
bukan untuk menyusahkan manusia!
Jika kita masih ragu, sesungguhnya Allah telah menegaskan bahwa pada
akhirnya keputusan di tangan kita, tiada paksaan, namun sadarilah
konsekuensi yang kita dapat sebagai akibat dari keputusan yang kita ambil.
Katakanlah: “Bagaimana pendapatmu jika (Al Quran) itu datang dari sisi Allah,
kemudian kamu mengingkarinya. Siapakah yang lebih sesat daripada orang
yang selalu berada dalam penyimpangan yang jauh?”
Al Quran ini tidak lain hanyalah peringatan bagi semesta alam. Dan
sesungguhnya kamu akan mengetahui (kebenaran) berita Al Quran setelah
beberapa waktu lagi (QS 38:87)
• Dan seperti ucapan sahabat ‘Abdullah ibnu Mas’ud ra., penulis pun
mengikutinya: Ini adalah pendapat dan curahan hati penulis semata. Jika
benar, maka itu dari petunjuk Allah swt.Jika salah, maka itu dari diriku dan
dari bisikan setan, sedangkan Allah swt dan Rasulullah saw bebas dari
padanya.