Professional Documents
Culture Documents
PEDOMAN UMUM
DIKLAT TEKNIS
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
PEGAWAI NEGERI SIPIL - BERSERTIFIKAT
(HUMAN RESOURCE MANAGEMENT - CERTIFIED)
S U S T A I N A B L E CA P A CI T Y B U I L D I N G F O R D ECEN T R A L I Z A T I O N P R O JECT
( S CB - D P )
AD B LO AN N O . 1 9 6 4 - I N O
D e se m b e r 2 0 0 7
DEPARTEMEN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
1. Bupati Simalungun;
2. Walikota Medan;
3. Walikota Palembang;
4. Bupati Ogan Komering Ilir;
5. Bupati Lampung Timur;
6. Bupati Lampung Utara;
7. Bupati Lebak;
8. Bupati Bogor;
9. Bupati Garut;
10. Bupati Tasikmalaya;
11. Bupati Brebes;
12. Bupati Pemalang;
13. Bupati Sleman;
14. Bupati Bantul;
15. Bupati Tanah Karo;
16. Bupati Tapanuli Tengah;
17. Bupati Ogan Komering Ulu;
18. Bupati Lampung Selatan;
19. Bupati Pandeglang;
20. Walikota Cirebon;
21. Bupati Kuningan;
22. Bupati Cirebon;
23. Bupati Subang;
24. Bupati Wonogiri;
25. Bupati Banjarnegara;
26. Bupati Klaten;
27. Bupati Sragen;
28. Bupati Nganjuk;
29. Bupati Bojonegoro;
30. Bupati Gresik;
31. Bupati Sampang;
32. Walikota Kediri;
33. Walikota Malang;
34. Bupati Lombok Barat;
35. Bupati Lombok Tengah;
36. Bupati Buton; dan
37. Walikota Bau-Bau.
i
LAMPIRAN II SURAT MENTERI DALAM NEGERI
NOMOR : 890/3102/SJ
TANGGAL : 17 Desember 2007
Dalam Pengembangan Modul-Modul Diklat Teknis dimaksud, selain dari TRP, Tim
Paket C.1 juga mendapat arahan dari National Resource Center Lembaga
Administrasi Negara dan Core Team Proyek SCB-DP.
LAMPIRAN III SURAT MENTERI DALAM NEGERI
NOMOR : 890/3102/SJ
TANGGAL : 17 Desember 2007
1. Kepemerintahan yang Baik dan Etika Pemerintah (Good Governance and Government
Ethics);
2. Perencanaan dan Pengelolaan Keuangan Daerah (Financial Planning and
Management);
3. Pengelolaan Keuangan Bagi Pejabat Non-Keuangan (Financial Management for Non
Financial Officer);
4. Pembangunan Ekonomi Daerah (Regional Economic Development);
5. Penyusunan Ketentuan Perundang-Undangan (Legal Drafting);
6. Pengembangan Organisasi Perangkat Daerah (Organization Development);
7. Manajemen dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Human Resources
Management and Development);
8. Manajemen Sumberdaya Manusia Pegawai Negeri Sipil - Bersertifikat (Human
Resources Management - Certified);
9. Teknologi Informasi dan Komunikasi (Information and Communication Technology);
10. Perencanaan Pembangunan Daerah (Regional Development Planning);
11. Formulasi Rencana Strategis (Formulation of Strategic Planning);
12. Manajemen Aset Daerah 1: Fisik (Asset Management – Physical);
13. Manajemen Aset Daerah 2: Professional (Asset Management – Professional);
14. Pelayanan Publik, Akuntabilitas dan Pengelolaan Mutu (Public Services Delivery,
Accountability and Quality Management);
15. Manajemen Ekonomi Masyarakat; Pemberdayaan Koperasi - Usaha Mikro Kecil
Menengah (Management of People’s Economy);
16. Administrasi Umum (General Administration);
17. Manajemen Proyek (Project Management);
18. Akuntabilitas Kinerja Institusi Pemerintah (AKIP) – (Accountability of Government
Institutional Performance);
19. Pengelolaan Dampak Lingkungan Hidup di Daerah (Environmental Assessment and
Management);
20. Pengelolan Program Jaminan Sosial (Social Security Program);
21. Hubungan Masyarakat (Public Relations);
22. Pengentasan Kemiskinan (Povety Alleviation);
23. Penyadaran Gender di Era Desentralisasi (Gender Awareness);
24. Manajemen Keuangan – Bersertifikat (Financial Management – Certified).
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Kompetensi............................................................................................ 1
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Kompetensi
1
2
Khusus Diklat Teknis Manajemen SDM PNS yang bersertifikat ini, sesuai
dengan kesepakatan akhir pada peserta Pilot Testing dari Pemda Kabupaten/Kota,
Service Provider, dan Tim ”Technical Review Panel (TRP)” yang beranggotakan
tenaga ahli Manajemen SDM PNS dari Badan Kepegawaian Negara (BKN) dan
Lembaga Administrasi Negara (LAN), bahwa kemampuan-kemampuan yang perlu
dilatihkan (training needs) bagi peserta minimal 3 (tiga) kemampuan sebagai
berikut:
Penulis Modul dari dari Tim Konsultan Paket C.1, SCBD Project dengan
persetujuan Tim Technical Review Panel (TRP) dan Core Team SCBD Project
menambahkan satu kemampuan (Modul) yang berjudul ”Pembinaan Sumber daya
Manusia Berdasarkan Paradigma Pribadi Utuh” sebagai pengantar (payung) dan
pembuka wawasan untuk 3 (tiga) kemampuan (modul) tersebut di atas.
Sebagai tambahan, jika Pemda Kabupaten/Kota dan atau Service Provider (Paket
C.2, SCB-DP) memutuskan diklat teknis ini lengkap atau sebagiannya mencakup
semua fungsi manajemen PNS, maka sebaiknya menggunakan kurikulum dan
modul-modulnya yang ditetapkan oleh Kepala Badan Kepegawaian Negara
(BKN), Nomor 2 B Tahun 2006, tanggal 10 Februari 2006 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Teknis Manajemen Pegawai Negeri
Sipil.
BAB II
KURIKULUM, MODUL DAN RINGKASAN MATERI
A. Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum dan modul terdiri dari 4 (empat) modul sebagai berikut:
Metode Jumlah
No Judul Modul Jampel
C TJ TT D K
@45 Menit
Pembinaan SDM Berdasarkan
M1 5 1,6 2,2 5,2 - 14
Paradigma “Pribadi Utuh”
Pembinaan Jiwa Korps, Kode
M2 2 1 1 - 12 16
Etik, dan Disiplin PNS
M3 Kompetensi Jabatan PNS 4 1,2 1,1 2,7 - 9
Pengembangan Budaya Kerja
M4 4 1,2 1,1 0,7 6 13
Aparatur
Jumlah 15 5 5,4 8,6 18 52
Persentase (%) 28,8 9,6 10,4 16,5 34,7 100
Keterangan:
C = Ceramah;
TJ = Tanya Jawab;
TT = Tes Tertulis;
D = Diskusi;
K = Kasus;
Jampel = Jam Pelajaran (@45 menit).
B. Modul Diklat
3
4
Modul Pembinaan Jiwa Korps, Kode Etik dan Disiplin Pegawai Negeri Sipil
(PNS) ini dimaksudkan untuk meningkatkan kempetensi kerja Pejabat
Struktural yang memiliki tugas pokok di bidang manajemen PNS pada Satuan
Unit Kerja Kepegawaian pada Instansi Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota.
Dalam Era Otonomi Daerah saat ini, Struktur Organisasi Instansi Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota tidak seragam. Pejabat Struktural yang menangani
manajemen PNS bisa Eselon III atau Eselon IV, tergantung Struktur
Organisasi dari Instansinya. Umumnya Eselon III sebagai Kepala Bagian
Kepegawaian, atau Eselon IV sebagai Kepala Sub Bagian Kepegawaian di
bawah Eselon III bukan Kepegawaian (Misalnya Kabupaten Garut, Jawa
Barat Kepala Sub-Bagian Kepegawaian berada di bawah Kepala Bagian Tata
Usaha).
Dalam era Otonomi Daerah saat ini, struktural organisasi Instansi Pemda
Kabupaten/Kota tidak seragam. Pejabat Struktural yang menangani
manajemen PNS bisa Eselon III atau Eselon IV, tergantung struktur organisasi
dari Instansinya. Umumnya Eselon III sebagai Kepala Bagian Kepegawaian
atau Eselon IV sebagai Kepala Sub Bagian Kepegawaian yang berada di
bawah Eselon III bukan Kepegawaian (misalnya Kabupaten Garut-Jawa
Barat, Kepala Sub-Bagian Kepegawaian berada di bawah Kepala Tata Usaha).
dibidang manajemen PNS pada satuan unit kerja kepegawaian pada instansi
Pemerintah Daerah (Pemda Kabupaten/Kota).
Dalam era Otonomi daerah saat ini, struktur organisasi Instansi Pemda
Kabupaten Kota tidak seragam. Pejabat struktural yang menangani tidak
seragam. Pejabat Struktural yang menangani manajemen PNS bisa Eselon III
atau Eselon IV, tergantung struktur organisasi dari instansinya. Umumnya
Eselon III sebagai Kepala Bagian Kepegawaian atau Eselon IV sebagai
Kepala Sub-Bagian Kepegawaian di bawah Eselon II bukan kepegawaian
(misalnya Kabupaten Garut, Jawa Barat, Kepala Sub-Bagian Kepegawaian
berada di bawah Kepala Bagian Tata Usaha).
C. Ringkasan Materi
3) Hukuman disiplin;
A. Persyaratan Peserta
B. Jumlah Peserta
Secara umum jumlah peserta tidak dibatasi; namun demikian jumlah peserta per
kelas sebaiknya antara 10-30 orang. Pelaksanaan pelatihan bila dibutuhkan 2 kelas
bisa dilakukan paralel, atau berdasarkan giliran/angkatan disesuaikan dengan
kondisi di daerah masing-masing. Hal ini dimaksudkan agar efektifitas
penyelenggaraan dapat tercapai dan sesuai dengan pendekatan andragogi
(Pendidikan Orang Dewasa).
1. Mengingat Diklat Teknis SDM PNS ini bersertifikat, maka tenaga pengajar
harus Widyaiswara dan atau Widyaiswara Luar Biasa yang bersertifikat dari
instansi Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah daerah Provinsi
Kabupaten/Kota yang ahli (professional) di bidang manajemen sumber daya
manusia.
2. Memiliki kompetensi mengajar dengan metodologi orang dewasa
(andragogy).
3. Telah mengikuti ”Training of Trainer (ToT)”.
8
BAB IV
METODE DAN SARANA/PRASARANA DIKLAT
A. Metode
Sesuai dengan tujuan dan sasaran yang akan dicapai program Diklat Teknis
Manajemen Sumber Daya Manusia Pegawai Negeri Sipil, maka metode yang
paling sesuai dengan proses belajar mengajar adalah andragogi. Dalam hal ini para
peserta Diklat dipacu berpartisipasi secara aktif dengan saling asah, saling asih,
dan saling asuh diantara mereka. Dalam persiapan pendekatan andragogi perlu
dipahami hal-hal sebagai berikut:
Pertama : Para peserta sebagai orang dewasa ingin diperlukan sebagai orang
dewasa yang telah mempunyai pengalaman;
Kedua : Peserta dilibatkan dalam proses belajar mengajar, sehingga memberi
kesempatan kepada para peserta untuk mengembangkan pikiran dan
pengalamannya serta menunjukkan kemampuan menganalisis
masalah;
Ketiga : Pengalaman peserta merupakan potensi positif untuk sumber
kegiatan belajar mengajar.
2. Pendalaman materi, Peserta diberi latihan untuk saling bekerja sama dan
berkomunikasi secara aktif dalam berfikir, mengidentifikasi, membahas dan
memecahkan masalah yang menjadi topik bahasan.
3. Studi Kasus (Case Study) Para peserta melakukan latihan suatu kasus nyata
(Real Case) atau fenomena atau masalah yang mereka alami atau hadapi
(muatan lokal) dengan urutan atau proses diskusi kelompok terfokus (Focus
Group Discussion) sebagai berikut:
9
10
B. Sarana/Prasarana Diklat
1. Sarana
Sarana Diklat yang dipergunakan dalam pelaksanaan Diklat Teknis ini antara
lain adalah:
2. Prasarana
a. Ruang kelas;
b. Ruang diskusi;
c. Ruang kantor;
d. Ruang kebugaran;
e. Asrama bagi peserta;
f. Perpustakaan ;
g. Ruang makan;
h. Fasilitas olahraga;
i. Unit kesehatan; dan
j. Tempat ibadah.
BAB V
WAKTU PENYELENGGARAAN
A. Penyelenggaraan
4. Lembaga Diklat Lainnya yang terakreditasi sesuai dengan ketentuan yang ada
(pasca proyek).
B. Waktu Pelaksanaan
11
BAB VI
EVALUASI
Evaluasi terhadap program Diklat Teknis Manajemen Sumber Daya Manusia Pegawai
Negeri Sipil ini dilakukan melalui penilaian terhadap peserta, widyaiswara, kinerja
penyelenggara dan pasca diklat.
A. Evaluasi Peserta
2. Indikator Hasil Belajar dari Modul 2: “Pembinaan Jiwa Korps, Kode Etik, dan
Disiplin Pegawai Negeri Sipil”
a. Menjelaskan pengertian jiwa korps PNS;
b. Menjelaskan maksud pembinaan jiwa korps Pegawai Negeri Sipil;
c. Menjelaskan tujuan pembinaan jiwa korps Pegawai Negeri Sipil;
d. Menjelaskan ruang lingkup pembinaan jiwa korps Pegawai Negeri Sipil;
e. Menjelaskan nilai-nilai dasar bagi Pegawai Negeri Sipil;
f. Mengidentifikasi masalah pembinaan jiwa korps Pegawai Negeri Sipil;
g. Menjelaskan pengertian kode etik Pegawai Negeri Sipil,;
h. Menjelaskan kewajiban Pegawai Negeri Sipil tentang etika;
i. Menjelaskan etika dalam bernegara;
j. Menjelaskan etika dalam berorganisasi;
k. Menjelaskan etika dalam bermasyarakat;
l. Menjelaskan etika terhadap diri sendiri;
m. Menjelaskan etika terhadap sesama Pegawai Negeri Sipil;
n. Menjelaskan cara penegakan kode etik;
12
13
Proses dan hasil diskusi (dinilai secara perorangan oleh Tenaga Pengajar) dengan
nilai :
B. Evaluasi Widyaiswara
Aspek yang dinilai terhadap kinerja Penyelenggara antara lain sebagai berikut:
1. Efektifitas peyelenggaraan;
2. Kesiapan dan ketersediaan sarana Diklat;
3. Kesesuaian pelaksanaan program dengan rencana;
4. Kebersihan kelas, asrama, kafetaria dan toilet;
5. Ketersediaan dan kelengkapan bahan Diklat;
6. Ketersediaan dan kebersihan fasilitas olahraga, kesehatan dan ibadah;
7. Pelayanan terhadap peserta dan widyaiswara;
8. Administrasi Diklat yang meliputi:
a. Administrasi kepesertaan, kewidyaiswaraan;
15
1. Kepada peserta Diklat yang telah menyelesaikan seluruh program dengan baik dan
dinyatakan lulus, diberikan Sertifikat.
2. Jenis dan bentuk, serta ukuran Sertifikat ditetapkan oleh Kepala Lembaga
Administrasi Negara.
16
BAB VIII
PENUTUP
3. Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Pedoman ini akan diatur lebih lanjut
dalam Keputusan tersendiri.
17
This document was created with Win2PDF available at http://www.daneprairie.com.
The unregistered version of Win2PDF is for evaluation or non-commercial use only.