You are on page 1of 26

D e pa r t e m e n D a la m N e ge r i Le m ba ga Adm in ist r a si N e ga r a

PEDOMAN UMUM

DIKLAT TEKNIS
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
PEGAWAI NEGERI SIPIL - BERSERTIFIKAT
(HUMAN RESOURCE MANAGEMENT - CERTIFIED)

S U S T A I N A B L E CA P A CI T Y B U I L D I N G F O R D ECEN T R A L I Z A T I O N P R O JECT
( S CB - D P )
AD B LO AN N O . 1 9 6 4 - I N O

D e se m b e r 2 0 0 7
DEPARTEMEN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

Jakarta, 17 Desember 2007

Nomor : 890/3102/SJ Kepada Yth.


Sifat : PENTING Sdr./Sdri. Bupati/Walikota
Lampiran : 3 (tiga) berkas (Daftar Terlampir)
Perihal :
Persetujuan Penggunaan 24 (dua di-
puluh empat) Kurikulum Diklat Inti Tempat.
Proyek SCB-DP.

Sehubungan dengan surat dari Lembaga Administrasi Negara


Nomor: 640.B/ XIII/ 7/ 7/ 2007 tentang kelayakan 24 (dua puluh empat)
kurikulum Diklat Inti yang dikembangkan melalui Paket C.1
(Curricullum Development, Training of Trainers-ToT, dan Training of
Training Managers-ToTM) Proyek Peningkatan Kapasitas Berkelanjutan
untuk Desentralisasi (Sustainable Capacity Building for Decentralization
Project – SCB-DP: ADB Loan No. 1964–INO), bersama ini kami
sampaikan hal-hal sebagai berikut:

1. Pengembangan 24 kurikulum Diklat Inti yang bersifat lintas sektor


oleh Konsultan Paket C.1 Proyek SCB-DP sudah dikerjakan melalui
tahapan-tahapan proses yang panjang dengan melibatkan pihak-
pihak terkait di lingkungan Pemerintah Pusat (Lembaga
Administrasi Negara, Ditjen Bina Administrasi Keuangan Daerah
Depdagri, Ditjen Otonomi Daerah Depdagri, Badan Diklat
Depdagri, Badan Diklat Departemen Keuangan, Ditjen
Perbendaharaan Negara Departemen Keuangan, Pusdiklat
Depnakerstran, Pusdiklat Badan Kepegawaian Negara,
Kementerian UKM, Bappenas, Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara, dan lain-lain) dan pejabat-pejabat terkait di
lingkungan Pemerintah Daerah. Tahapan proses penyusunan
kurikulum sebagaimana terinci pada Lampiran II;

2. Pengembangan 24 kurikulum Diklat Inti (Diklat Teknis) tersebut


telah mengikuti format yang dikembangkan oleh Lembaga
Administrasi Negara selaku Instansi Pembina Diklat bagi PNS.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, maka
24 kurikulum Diklat Inti sebagaimana terinci pada Lampiran III dapat
digunakan pada Diklat Inti yang diselenggarakan oleh daerah-daerah
lokasi Proyek SCB-DP. Apabila diperlukan, daerah dapat menambah
muatan lokal sesuai kebutuhan spesifik daerah sebagaimana tertuang
dalam Rencana Tindak Peningkatan Kapasitas (CBAPs) yang disusun
oleh masing-masing daerah. Pelaksanaan Diklat Inti yang merupakan
Diklat Teknis bagi para pejabat daerah agar mengacu kepada
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Demikian disampaikan untuk menjadi perhatian dan dilaksanakan


dengan sebaik-baiknya.

Tembusan disampaikan Kepada Yth.:


1. Bapak Menteri Dalam Negeri, sebagai laporan;
2. Bapak Kepala Lembaga Administrasi Negara;
3. Sdr. Direktur Jenderal Otonomi Daerah Departemen Dalam Negeri;
4. Sdr. Sekretaris Utama Lembaga Administrasi Negara;
5. Sdr. Deputi Bidang Pembinaan Diklat Aparatur Lembaga Administrasi Negara;
6. Sdr. Deputi Bidang Otonomi Daerah dan Pengembangan Regional, Kementerian
Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas;
7. Sdr. Direktur Pengembangan Kapasitas dan Evaluasi Kinerja Daerah;
8. Sdr. Direktur CPMO SCB-DP: ADB Loan No. 1964-INO;
9. Sdr. Koordinator National Resource Center Lembaga Administrasi Negara;
10. Sdr./ Sdri. Gubernur Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa
Barat, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, dan
Sulawesi Tenggara; dan
11. Sdr. Direktur ADB Indonesia Resident Mission.
LAMPIRAN I SURAT MENTERI DALAM NEGERI
NOMOR : 890/3102/SJ
TANGGAL : 17 Desember 2007

Kepada Yth. Saudara/Saudari

1. Bupati Simalungun;
2. Walikota Medan;
3. Walikota Palembang;
4. Bupati Ogan Komering Ilir;
5. Bupati Lampung Timur;
6. Bupati Lampung Utara;
7. Bupati Lebak;
8. Bupati Bogor;
9. Bupati Garut;
10. Bupati Tasikmalaya;
11. Bupati Brebes;
12. Bupati Pemalang;
13. Bupati Sleman;
14. Bupati Bantul;
15. Bupati Tanah Karo;
16. Bupati Tapanuli Tengah;
17. Bupati Ogan Komering Ulu;
18. Bupati Lampung Selatan;
19. Bupati Pandeglang;
20. Walikota Cirebon;
21. Bupati Kuningan;
22. Bupati Cirebon;
23. Bupati Subang;
24. Bupati Wonogiri;
25. Bupati Banjarnegara;
26. Bupati Klaten;
27. Bupati Sragen;
28. Bupati Nganjuk;
29. Bupati Bojonegoro;
30. Bupati Gresik;
31. Bupati Sampang;
32. Walikota Kediri;
33. Walikota Malang;
34. Bupati Lombok Barat;
35. Bupati Lombok Tengah;
36. Bupati Buton; dan
37. Walikota Bau-Bau.

i
LAMPIRAN II SURAT MENTERI DALAM NEGERI
NOMOR : 890/3102/SJ
TANGGAL : 17 Desember 2007

TAHAP PROSES PENYUSUNAN MODUL-MODUL DIKLAT TEKNIS


YANG DIKEMBANGKAN PAKET C.1 PROYEK SCB-DP

Tahap I Pengkajian Kebutuhan Training ( dalam Capacity Building


Action Plan/ CB-AP) yang disusun oleh Daerah (37 Kabupaten/Kota)
dan inventarisasi Training Materials - Modul yang telah ada
sebelumnya.

Tahap II Workshop Dacum (Development a Curriculum)


Tujuan : Mendapatkan masukan tentang kompetensi dan
tugas-tugas pejabat daerah.
Tempat : Workshop Dacum 1 di Jakarta.
Workshop Dacum 2 di 5 Kabupaten/ Kota (Bogor,
Tasikmalaya, Garut, Brebes, Pemalang)
Peserta : Pejabat Daerah dalam lingkup SCB-DP dan Para Ahli
di bidangnya.

Tahap III Penyusunan Modul-Modul Diklat Teknis dengan supervisi dari


Anggota Technical Review Panel (TRP)
Tujuan : Memantapkan Contents dan Format Penulisan sesuai
kebutuhan dari TOR/CB-AP.
Anggota TRP : Dari LAN, Ditjen BAKD - Depdagri, Ditjen Otda -
Depdagri, Bandiklat Depdagri, Bandiklat Departemen
Keuangan, Ditjen Perbendaharaan Negera - Depkeu,
Pusdiklat Depnakerstran, Pusdiklat BKN, Kementrian
UKM, Bappenas, Kementrian PAN, Universitas
Indonesia, IPB.
Waktu : Mei 2006 – Juni 2007

Tahap IV Mini Workshop Evaluasi dan Validasi Training Material


Tujuan : Evaluasi terhadap Diklat Teknis yang sudah disusun
berdasarkan supervisi dari TRP.
Peserta : Pejabat-pejabat dari Pusat yang bidang tugasnya
sesuai dengan Diklat Teknis yang dikembangkan.
Waktu : 1 Februari 2007.

Tahap V Pilot Testing 24 Training Material


Tujuan : Mendapatkan masukan dari Pejabat Pemda dan Calon
Tenaga Pengajar mengenai materi yang sudah
disusun oleh Paket C.1 Proyek SCB-DP.
Peserta : Pejabat Pemda dan Calon Tenaga Pengajar dari 14
Kabupaten Kota Batch I SCB-DP (Masing-masing 10
Orang untuk setiap Diklat Teknis, 5 dari Pemda dan 5
Calon Tenaga Pengajar, sehingga keseluruhan peserta
240 Orang).
Waktu : 27 Maret – 31 Mei 2007 (bertahap).

Tahap VI Revisi Akhir Modul-Modul Diklat Teknis


Revisi akhir Modul-Modul Diklat Teknis didasarkan pada masukan dari
Pilot Testing. Revisi ini mendapatkan supervisi serta hasil revisinya
mendapatkan persetujuan dari anggota TRP.

Dalam Pengembangan Modul-Modul Diklat Teknis dimaksud, selain dari TRP, Tim
Paket C.1 juga mendapat arahan dari National Resource Center Lembaga
Administrasi Negara dan Core Team Proyek SCB-DP.
LAMPIRAN III SURAT MENTERI DALAM NEGERI
NOMOR : 890/3102/SJ
TANGGAL : 17 Desember 2007

24 DIKLAT TEKNIS YANG DIKEMBANGKAN PAKET C.1 PROYEK SCB-DP

1. Kepemerintahan yang Baik dan Etika Pemerintah (Good Governance and Government
Ethics);
2. Perencanaan dan Pengelolaan Keuangan Daerah (Financial Planning and
Management);
3. Pengelolaan Keuangan Bagi Pejabat Non-Keuangan (Financial Management for Non
Financial Officer);
4. Pembangunan Ekonomi Daerah (Regional Economic Development);
5. Penyusunan Ketentuan Perundang-Undangan (Legal Drafting);
6. Pengembangan Organisasi Perangkat Daerah (Organization Development);
7. Manajemen dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Human Resources
Management and Development);
8. Manajemen Sumberdaya Manusia Pegawai Negeri Sipil - Bersertifikat (Human
Resources Management - Certified);
9. Teknologi Informasi dan Komunikasi (Information and Communication Technology);
10. Perencanaan Pembangunan Daerah (Regional Development Planning);
11. Formulasi Rencana Strategis (Formulation of Strategic Planning);
12. Manajemen Aset Daerah 1: Fisik (Asset Management – Physical);
13. Manajemen Aset Daerah 2: Professional (Asset Management – Professional);
14. Pelayanan Publik, Akuntabilitas dan Pengelolaan Mutu (Public Services Delivery,
Accountability and Quality Management);
15. Manajemen Ekonomi Masyarakat; Pemberdayaan Koperasi - Usaha Mikro Kecil
Menengah (Management of People’s Economy);
16. Administrasi Umum (General Administration);
17. Manajemen Proyek (Project Management);
18. Akuntabilitas Kinerja Institusi Pemerintah (AKIP) – (Accountability of Government
Institutional Performance);
19. Pengelolaan Dampak Lingkungan Hidup di Daerah (Environmental Assessment and
Management);
20. Pengelolan Program Jaminan Sosial (Social Security Program);
21. Hubungan Masyarakat (Public Relations);
22. Pengentasan Kemiskinan (Povety Alleviation);
23. Penyadaran Gender di Era Desentralisasi (Gender Awareness);
24. Manajemen Keuangan – Bersertifikat (Financial Management – Certified).
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................................ i

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Kompetensi............................................................................................ 1

BAB II KURIKULUM, MODUL DAN RINGKASAN MATERI ..................... 3


A. Struktur Kurikulum ............................................................................... 3
B. Modul Diklat ......................................................................................... 3
C. Ringkasan Materi .................................................................................. 5

BAB III PESERTA DAN TENAGA PENGAJAR................................................ 8


A. Persyaratan Peserta................................................................................ 8
B. Jumlah Peserta....................................................................................... 8
C. Persyaratan Tenaga Pengajar (Fasilitator)............................................. 8

BAB IV METODE DAN SARANA/PRASARANA DIKLAT ............................. 9


A. Metode................................................................................................... 9
B. Sarana/Prasarana Diklat ...................................................................... 10

BAB V WAKTU PENYELENGGARAAN........................................................ 11


A. Penyelenggaraan.................................................................................. 11
B. Waktu Pelaksanaan ............................................................................. 11

BAB VI EVALUASI .............................................................................................. 12


A. Evaluasi Peserta................................................................................... 12
B. Evaluasi Widyaiswara ......................................................................... 14
C. Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan...................................................... 14
D. Evaluasi Pasca Diklat .......................................................................... 15

BAB VII SERTIFIKASI ......................................................................................... 16

BAB VIII PENUTUP ................................................................................................ 17

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dengan berlakunya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan


Daerah dan kaitannya dengan Undang-undang No. 8 Tahun 1974 tentang Pokok-
pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No. 43
Tahun 1999, maka penyerahan sebagian wewenang kepegawaian harus didorong
kepada daerah sebagai wujud pelaksanaan desentralisasi. Untuk memberikan
landasan yang kuat bagi desentralisasi kepegawaian itu, diperlukan adanya
pengaturan kebijakan manajemen Pegawai Negeri, khususnya Pegawai Negeri
Sipil secara nasional yang berkenaan dengan norma, standar dan prosedur yang
sama dan bersifat nasional sebagai instrumen perekat persatuan dan kesatuan
bangsa dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Yang dimaksud Manajemen Pegawai Negeri Sipil tersebut di atas adalah


keseluruhan upaya untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas dan derajat
profesionalisme penyelenggaraan tugas, fungsi dan kewajiban kepegawaian yang
meliputi: perencanaan, pengadaan, pengembangan kualitas, penempatan, promosi,
penggajian, kesejahteraan, dan pemberhentian.

Pengertian Manajemen Pegawai Negeri Sipil tersebut sekaligus menunjukkan


tujuan dan arahnya yaitu untuk menjamin penyelenggaraan tugas pemerintahan
dan pembangunan secara berdayaguna dan berhasilguna dengan dukungan
Pegawai Negeri Sipil yang profesional, bertanggung jawab, jujur, dan adil melalui
pembinaan yang dilaksanakan berdasarkan sistem prestasi kerja dan sistem karier
yang dititikberatkan pada sistem prestasi kerja.

Dalam rangka upaya meningkatkan Manajemen Pegawai Negeri Sipil sebagaimana


tersebut di atas, Proyek Peningkatan Kapasitas Berkelanjutan untuk Desentralisasi
“Sustainable Capacity Building for Decentralization Project”, disingkat SCB-DP,
(ADB Loan No. 1964-INO), akan menyelenggarakan Diklat Teknis Manajemen
Sumber Daya Manusia Pegawai Negeri Sipil (nomor referensi 4.6.3) bagi Pejabat
Struktural yang menangani tugas pokok di bidang manajemen Pegawai Negeri
Sipil pada satuan unit kerja kepegawaian dari instansi Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota. Ada yang sebagai Kepala Bagian Kepegawaian (Eselon III),
juga ada yang sebagai Kepala Sub-Bagian Kepegawaian (Eselon IV) di bawah
Eselon III bukan kepegawaian.

B. Kompetensi

Kompetensi menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 101 Tahun


2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil adalah
kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seorang Pegawai Negeri Sipil
berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap-perilaku yang diperlukan dalam
pelaksanaan tugas jabatannya.

1
2

Standar kompetensi jabatan bagi pejabat struktural yang menangani Manajemen


Pegawai Negeri Sipil antara lain adalah:

1. Kemampuan merencanakan formasi Pegawai Negeri Sipil;


2. Kemampuan merencanakan dan memproses pengadaan Pegawai Negeri Sipil;
3. Kemampuan merencanakan dan memproses kenaikan pangkat Pegawai
Negeri Sipil;
4. Kemampuan merencanakan dan memproses pengangkatan Pegawai Negeri
Sipil;
5. Kemampuan merencanakan dan memproses pemberhentian Pegawai Negeri
Sipil;
6. Kemampuan merencanakan dan memproses kesejahteraan Pegawai Negeri
Sipil; dan
7. Kemampuan-kemampuan dalam pengembangan sikap dan perilaku positif
sebagai pejabat kepegawaian.

Khusus Diklat Teknis Manajemen SDM PNS yang bersertifikat ini, sesuai
dengan kesepakatan akhir pada peserta Pilot Testing dari Pemda Kabupaten/Kota,
Service Provider, dan Tim ”Technical Review Panel (TRP)” yang beranggotakan
tenaga ahli Manajemen SDM PNS dari Badan Kepegawaian Negara (BKN) dan
Lembaga Administrasi Negara (LAN), bahwa kemampuan-kemampuan yang perlu
dilatihkan (training needs) bagi peserta minimal 3 (tiga) kemampuan sebagai
berikut:

Pertama : Kemampuan dalam menerapkan pembinaan jiwa korps, kode etik


dan disiplin Pegawai Negeri Sipil;
Kedua : Kemampuan dalam menyusun kompetensi jabatan Pegawai Negeri
Sipil;
Ketiga : Kemampuan dalam menerapkan budaya kerja aparatur.

Penulis Modul dari dari Tim Konsultan Paket C.1, SCBD Project dengan
persetujuan Tim Technical Review Panel (TRP) dan Core Team SCBD Project
menambahkan satu kemampuan (Modul) yang berjudul ”Pembinaan Sumber daya
Manusia Berdasarkan Paradigma Pribadi Utuh” sebagai pengantar (payung) dan
pembuka wawasan untuk 3 (tiga) kemampuan (modul) tersebut di atas.

Sebagai tambahan, jika Pemda Kabupaten/Kota dan atau Service Provider (Paket
C.2, SCB-DP) memutuskan diklat teknis ini lengkap atau sebagiannya mencakup
semua fungsi manajemen PNS, maka sebaiknya menggunakan kurikulum dan
modul-modulnya yang ditetapkan oleh Kepala Badan Kepegawaian Negara
(BKN), Nomor 2 B Tahun 2006, tanggal 10 Februari 2006 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Teknis Manajemen Pegawai Negeri
Sipil.
BAB II
KURIKULUM, MODUL DAN RINGKASAN MATERI

A. Struktur Kurikulum

Struktur kurikulum dan modul terdiri dari 4 (empat) modul sebagai berikut:

Metode Jumlah
No Judul Modul Jampel
C TJ TT D K
@45 Menit
Pembinaan SDM Berdasarkan
M1 5 1,6 2,2 5,2 - 14
Paradigma “Pribadi Utuh”
Pembinaan Jiwa Korps, Kode
M2 2 1 1 - 12 16
Etik, dan Disiplin PNS
M3 Kompetensi Jabatan PNS 4 1,2 1,1 2,7 - 9
Pengembangan Budaya Kerja
M4 4 1,2 1,1 0,7 6 13
Aparatur
Jumlah 15 5 5,4 8,6 18 52
Persentase (%) 28,8 9,6 10,4 16,5 34,7 100
Keterangan:
C = Ceramah;
TJ = Tanya Jawab;
TT = Tes Tertulis;
D = Diskusi;
K = Kasus;
Jampel = Jam Pelajaran (@45 menit).

B. Modul Diklat

1. Modul 1 - Pembinaan Sumber Daya Manusia Berdasarkan Paradigma


”Pribadi Utuh”

Modul Pembinaan Sumberdaya Manusia Berdasarkan Paradigma “Pribadi


Utuh”, dimaksudkan untuk membuka wawasan dan cakrawala baru dalam
pembinaan SDM, khususnya Pembinaan Aparatur Pemerintah melalui
penerapan Paradigma “Pribadi Utuh”.

Pembinaan SDM Berdasarkan Paradigma “Pribadi Utuh” dimaksud mencakup


pemahaman terhadap Tantangan Zaman Peradaban Manusia dan implikasinya
pada Pembinaan SDM, Konsep Paradigma “Pribadi Utuh” dan upaya untuk
meningkatkan kemampuan mengekspresikan Paradigma ”Pribadi Utuh” di
dalam pembinaan SDM (Aparatur Pemerintah) meliputi kemampuan
mengembangkan empat kecerdasan manusia yaitu Physical Qoetient (PQ),
Intelligence Qoutient (IQ), Emotional Quotient (EQ) dan Spritual Quotient
(SQ) agar mampu membangun komitmen yang kuat terhadap Visi, Disiplin,
Gairah/Semangat/Etos Kerja/Kecintaan dan Pengembangan Nurani untuk
senantiasa berpegang pada Prinsip.

3
4

Modul inipun dimaksudkan pula sebagai pengantar dan pembuka wawasan


dan cakrawala baru dalam mendalami pembelajaran Modul 2 (Pembinaan
Jiwa Korps, Kode Etik dan Disiplin PNS), Modul 3 (Kompetensi Jabatan
PNS) dan Modul 4 (Pengembangan Budaya Kerja Aparatur).

2. Modul 2 - Pembinaan Jiwa Korps, Kode Etik, dan Disiplin Pegawai


Negeri Sipil

Modul Pembinaan Jiwa Korps, Kode Etik dan Disiplin Pegawai Negeri Sipil
(PNS) ini dimaksudkan untuk meningkatkan kempetensi kerja Pejabat
Struktural yang memiliki tugas pokok di bidang manajemen PNS pada Satuan
Unit Kerja Kepegawaian pada Instansi Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota.

Dalam Era Otonomi Daerah saat ini, Struktur Organisasi Instansi Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota tidak seragam. Pejabat Struktural yang menangani
manajemen PNS bisa Eselon III atau Eselon IV, tergantung Struktur
Organisasi dari Instansinya. Umumnya Eselon III sebagai Kepala Bagian
Kepegawaian, atau Eselon IV sebagai Kepala Sub Bagian Kepegawaian di
bawah Eselon III bukan Kepegawaian (Misalnya Kabupaten Garut, Jawa
Barat Kepala Sub-Bagian Kepegawaian berada di bawah Kepala Bagian Tata
Usaha).

Kompetensi Kerja dimaksud diatas adalah kemampuan kerja dalam


pembinaan jiwa korps, kode etik dan disiplin PNS.

3. Modul 3 - Kompetensi Jabatan Pegawai Negeri Sipil

Modul Kompetensi Jabatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dimaksudkan untuk


meningkatkan kompetensi kerja Pejabat Struktural yang memiliki tugas pokok
di bidang Manajemen PNS pada satuan unit kerja kepegawaian pada Instansi
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

Dalam era Otonomi Daerah saat ini, struktural organisasi Instansi Pemda
Kabupaten/Kota tidak seragam. Pejabat Struktural yang menangani
manajemen PNS bisa Eselon III atau Eselon IV, tergantung struktur organisasi
dari Instansinya. Umumnya Eselon III sebagai Kepala Bagian Kepegawaian
atau Eselon IV sebagai Kepala Sub Bagian Kepegawaian yang berada di
bawah Eselon III bukan Kepegawaian (misalnya Kabupaten Garut-Jawa
Barat, Kepala Sub-Bagian Kepegawaian berada di bawah Kepala Tata Usaha).

Kompetensi kerja dimaksud di atas adalah kemampuan dalam penyusunan


standar kompetensi jabatan (SKJ) Struktur PNS yang terdiri dari kompetensi
dasar dan kopetensi.

4. Modul 4 - Pengembangan Budaya Kerja Aparatur

Modul Pengembangan Budaya Kerja Aparatur dimaksudkan untuk


meningkatkan kompetensi kerja pejabat struktural yang memiliki tugas pokok
5

dibidang manajemen PNS pada satuan unit kerja kepegawaian pada instansi
Pemerintah Daerah (Pemda Kabupaten/Kota).

Dalam era Otonomi daerah saat ini, struktur organisasi Instansi Pemda
Kabupaten Kota tidak seragam. Pejabat struktural yang menangani tidak
seragam. Pejabat Struktural yang menangani manajemen PNS bisa Eselon III
atau Eselon IV, tergantung struktur organisasi dari instansinya. Umumnya
Eselon III sebagai Kepala Bagian Kepegawaian atau Eselon IV sebagai
Kepala Sub-Bagian Kepegawaian di bawah Eselon II bukan kepegawaian
(misalnya Kabupaten Garut, Jawa Barat, Kepala Sub-Bagian Kepegawaian
berada di bawah Kepala Bagian Tata Usaha).

Kompetensi Kerja di maksud diatas adalah kemampuan kerja dalam


pengembangan Budaya Kerja Aparatur.

C. Ringkasan Materi

1. Modul 1 - Pembinaan Sumber Daya Manusia Berdasarkan Paradigma


”Pribadi Utuh”

Pokok Bahasan dari Modul ini adalah sebagai berikut:

a. Tantangan Zaman Peradaban Manusia dan implikasinya pada pembinaan


SDM.
1) Lima Zaman Peradaban Manusia;
2) Implikasi peninggalan zaman Industri pada pembinaan SDM di abad
ini.

b. Paradigma “Pribadi Utuh”


1) Latar Belakang Paradigma “Pribadi Utuh”;
2) Pribadi Utuh;
3) Kebebasan dan kemampuan Memilih;
4) Prinsip-Prinsip Universal;
5) Empat Kecerdasan .

c. Mengekspresikan Paradigma “Pribadi Utuh” dalam pembinaan SDM


1) Visi;
2) Disiplin;
3) Gairah;
4) Nurani.

2. Modul 2 - Pembinaan Jiwa Korps, Kode Etik, dan Disiplin Pegawai


Negeri Sipil

Pokok Bahasan dari Modul ini adalah sebagai berikut

a. Pembinaan Jiwa Korps Pegawai Negeri Sipil


6

1) Pengertian jiwa korps Pegawai Negeri Sipil;


2) Maksud pembinaan jiwa korps Pegawai Negeri Sipil;
3) Tujuan pembinaan jiwa korps Pegawai Negeri Sipil;
4) Ruang lingkup pembinaan jiwa korps Pegawai Negeri Sipil;
5) Nilai-nilai dasar bagi Pegawai Negeri Sipil.

b. Pembinaan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil (PNS)


1) Pengertian kode etik Pegawai Negeri Sipil;
2) Kewajiban Pegawai Negeri Sipil tentang etika;
3) Etika dalam bernegara;
4) Etika dalam berorganisasi.
5) Etika dalam bermasyarakat;
6) Etika terhadap diri sendiri;
7) Etika terhadap sesama Pegawai Negeri Sipil;
8) Penegakan Kode Etik;
9) Majelis Kode Etik.

c. Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS)


1) Kewajiban Pegawai Negeri Sipil;

2) Larangan Pegawai Negeri Sipil;


a) Larangan yang tidak boleh dilanggar Pegawai Negeri Sipil;
b) Pembatasan berusaha;
c) Pelanggaran disiplin.

3) Hukuman disiplin;

4) Pejabat yang berwenang menghukum;


a) Presiden;
b) Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat;
c) Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Propinsi;
d) Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Kabupaten/Kota;
e) Pendelegasian wewenang penjatuhan hukuman disiplin.

5) Penjatuhan Hukuman Disiplin;


a) Pemeriksaan pelanggaran disiplin;
b) Tata cara pemeriksaan pelanggaran disiplin;
c) Kewajiban melapor;
d) Keputusan hukuman disiplin;
e) Penyampaian keputusan disiplin;
f) Penyampaian keputusan hukuman disiplin.

6) Keberatan terhadap keputusan hukuman disiplin;

7) Berlakunya keputusan hukuman disiplin;


a) Hapusnya kewajiban menjalankan hukuman disiplin;
b) Pelanggaran disiplin oleh Calon Pegawai Negeri Sipil;
c) Kartu hukuman.
7

3. Modul 3 - Kompetensi Jabatan Pegawai Negeri Sipil

Pokok bahasan dari Modul ini adalah sebagai berikut:

a. Pengertian, unsur utama dan klasifikasi Kompetensi


1) Pengertian dan unsur utama Kompetensi;
2) Klasifikasi Kompetensi;
3) Jenis Kompetensi dan Profesi.

b. Kompetensi Jabatan PNS.


1) Struktur isi Keputusan Kepala BKN Nomor 46 A Tahun 2003;
2) Pengertian dan Klasifikasi Jabatan PNS;
3) Kamus Kompetensi Jabatan.

c. Prosedur Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan PNS.


1) Pengumpulan Data;
2) Identifikasi Kompetensi Jabatan;
3) Penyusunan Daftar Sementara Kompetensi Jabatan;
4) Validasi kompetensi Jabatan;
5) Penentuan Kompetensi Jabatan.

4. Modul 4 - Pengembangan Budaya Kerja Aparatur

Pokok Bahasan dari Modul ini adalah sebagai berikut:

a. Kebijakan Pengembangan Budaya Kerja Aparatur


1) Sejarah Budaya Kerja;
2) Pengertian Budaya Kerja;
3) Arah Kebijakan Pengembangan Budaya Kerja Aparatur;
4) Manfaat Pengembangan Budaya Kerja Aparatur;
5) Syarat Keberhasilan dan Metode Pengembangan Budaya Kerja
Aparatur.

b. Nilai-Nilai Dasar, Penerapan dan Sosialisasi Budaya Kerja Aparatur


1) Nilai-Nilai dasar Budaya Kerja Aparatur;
2) Penerapan Nilai-Nilai Dasar Budaya Kerja Aparatur;
3) Sosialisasi Pengembangan Budaya Kerja Aparatur.
BAB III
PESERTA DAN TENAGA PENGAJAR

A. Persyaratan Peserta

1. Kepala Bagian Kepegawaian (Eselon III) dan atau Kepala Sub-Bagian


Kepegawaian (Eselon IV) yang atasannya (Eselon III) bukan kepegawaian
dari Dinas/Instansi lingkup Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
2. Dicalonkan oleh Dinas/Instansinya.
3. Sehat Jasmani dan Rohani.

B. Jumlah Peserta

Secara umum jumlah peserta tidak dibatasi; namun demikian jumlah peserta per
kelas sebaiknya antara 10-30 orang. Pelaksanaan pelatihan bila dibutuhkan 2 kelas
bisa dilakukan paralel, atau berdasarkan giliran/angkatan disesuaikan dengan
kondisi di daerah masing-masing. Hal ini dimaksudkan agar efektifitas
penyelenggaraan dapat tercapai dan sesuai dengan pendekatan andragogi
(Pendidikan Orang Dewasa).

C. Persyaratan Tenaga Pengajar (Fasilitator)

1. Mengingat Diklat Teknis SDM PNS ini bersertifikat, maka tenaga pengajar
harus Widyaiswara dan atau Widyaiswara Luar Biasa yang bersertifikat dari
instansi Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah daerah Provinsi
Kabupaten/Kota yang ahli (professional) di bidang manajemen sumber daya
manusia.
2. Memiliki kompetensi mengajar dengan metodologi orang dewasa
(andragogy).
3. Telah mengikuti ”Training of Trainer (ToT)”.

8
BAB IV
METODE DAN SARANA/PRASARANA DIKLAT

A. Metode

Sesuai dengan tujuan dan sasaran yang akan dicapai program Diklat Teknis
Manajemen Sumber Daya Manusia Pegawai Negeri Sipil, maka metode yang
paling sesuai dengan proses belajar mengajar adalah andragogi. Dalam hal ini para
peserta Diklat dipacu berpartisipasi secara aktif dengan saling asah, saling asih,
dan saling asuh diantara mereka. Dalam persiapan pendekatan andragogi perlu
dipahami hal-hal sebagai berikut:

Pertama : Para peserta sebagai orang dewasa ingin diperlukan sebagai orang
dewasa yang telah mempunyai pengalaman;
Kedua : Peserta dilibatkan dalam proses belajar mengajar, sehingga memberi
kesempatan kepada para peserta untuk mengembangkan pikiran dan
pengalamannya serta menunjukkan kemampuan menganalisis
masalah;
Ketiga : Pengalaman peserta merupakan potensi positif untuk sumber
kegiatan belajar mengajar.

Berdasarkan pendekatan tersebut maka metode yang digunakan dalam proses


belajar mengajar Diklat Teknis ini adalah sebagai berikut:

1. Ceramah yang dikombinasikan dengan tanya jawab, sebaiknya menggunakan


alat bantu/media Infocus (PowerPoint) atau paling tidak Flipchart.

2. Pendalaman materi, Peserta diberi latihan untuk saling bekerja sama dan
berkomunikasi secara aktif dalam berfikir, mengidentifikasi, membahas dan
memecahkan masalah yang menjadi topik bahasan.

3. Studi Kasus (Case Study) Para peserta melakukan latihan suatu kasus nyata
(Real Case) atau fenomena atau masalah yang mereka alami atau hadapi
(muatan lokal) dengan urutan atau proses diskusi kelompok terfokus (Focus
Group Discussion) sebagai berikut:

Pertama : Mengidentifikasi suatu kasus nyata atau fenomena atau


masalah dan penyebabnya dengan fokus kepada Pokok
Bahasan dari modul Diklat yang dipelajari.

Kedua : Menetapkan alternatif pemecahan masalah dan merencanakan


tindakan pemecahan masalahnya (Action Plan to Solve the Case
or the Problem).

9
10

B. Sarana/Prasarana Diklat

1. Sarana

Sarana Diklat yang dipergunakan dalam pelaksanaan Diklat Teknis ini antara
lain adalah:

a. Papan tulis/White board;


b. Flipchart;
c. Overhead Projector;
d. Infocus (Tampilan PowerPoint), Komputer/Notebook (Laptop)
e. Sound system;
f. Modul; dan
g. Multimedia antara lain; Audio Visual Aids (AVA), Internet (Komputer).

2. Prasarana

Prasarana yang dipergunakan dalam penyelenggaraan Diklat Teknis ini antara


lain adalah:

a. Ruang kelas;
b. Ruang diskusi;
c. Ruang kantor;
d. Ruang kebugaran;
e. Asrama bagi peserta;
f. Perpustakaan ;
g. Ruang makan;
h. Fasilitas olahraga;
i. Unit kesehatan; dan
j. Tempat ibadah.
BAB V
WAKTU PENYELENGGARAAN

A. Penyelenggaraan

1. Penyelenggara Diklat Teknis ini adalah Penyedia Jasa (Services Provider)


Paket C.2 yang telah menandatangani kontrak dengan ”Project
Implementation Unit (PIU)” SCB-DP Kabupaten/Kota (ADB Loan No. 1964-
INO), selama masih berstatus proyek.

2. Lembaga Diklat Pemerintah yang terakreditasi sesuai dengan ketentuan pasal


22 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 dan Keputusan
Kepala Kembaga Administrasi Negara No 194/XIII/10/6/2001 tentang
Pedoman Akreditasi dan Sertifikasi Lembaga Diklat Pegawai Negara Sipil;

3. Lembaga Diklat Pemerintah yang belum terakreditasi dapat


menyelenggarakan Diklat bekerja sama dengan Lembaga Administrasi
Negara atau dengan Lembaga Diklat instansi pemerintah lainnya yang
terakreditasi.

4. Lembaga Diklat Lainnya yang terakreditasi sesuai dengan ketentuan yang ada
(pasca proyek).

B. Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan Diklat Teknis ini selama 52 jam pelajaran @ 45 menit;


penetapan jumlah atau lama hari diklat ini tergantung keputusan penyelenggara
Diklat di daerah.

11
BAB VI
EVALUASI

Evaluasi terhadap program Diklat Teknis Manajemen Sumber Daya Manusia Pegawai
Negeri Sipil ini dilakukan melalui penilaian terhadap peserta, widyaiswara, kinerja
penyelenggara dan pasca diklat.

A. Evaluasi Peserta

Evaluasi peserta dilakukan untuk mengetahui seberapa tercapainya “Indikator


Hasil Belajar setiap Modul”.

1. Indikator Hasil Belajar dari Modul 1: Pembinaan Sumber Daya Manusia


Berdasarkan Paradigma ”Pribadi Utuh”
a. Menjelaskan lima zaman peradaban manusia;
b. Menjelaskan Implikasi peninggalan zaman industri pada pembinaan
SDM di abad ini;
c. Menerapkan konsep Paradigma ”Pribadi Utuh” meliputi:
1) Memahami Latar belakang Paradigma Pribadi Utuh;
2) Mengekspresikan konsep ”Pribadi Utuh”;
3) Mengekspresikan konsep Kebebasan dan Kemampuan Memilih;
4) Mengekspresikan konsep Prinsip-Prinsip Universal;
5) Mengekspresikan konsep Empat Kecerdasan Alamiah Manusia.
d. Mengekspresikan konsep paradigma ”Pribadi Utuh” dalam pembinaan
SDM (Aparatur Pemerintah) meliputi:
1) Visi;
2) Disiplin;
3) Gairah;
4) Nurani.

2. Indikator Hasil Belajar dari Modul 2: “Pembinaan Jiwa Korps, Kode Etik, dan
Disiplin Pegawai Negeri Sipil”
a. Menjelaskan pengertian jiwa korps PNS;
b. Menjelaskan maksud pembinaan jiwa korps Pegawai Negeri Sipil;
c. Menjelaskan tujuan pembinaan jiwa korps Pegawai Negeri Sipil;
d. Menjelaskan ruang lingkup pembinaan jiwa korps Pegawai Negeri Sipil;
e. Menjelaskan nilai-nilai dasar bagi Pegawai Negeri Sipil;
f. Mengidentifikasi masalah pembinaan jiwa korps Pegawai Negeri Sipil;
g. Menjelaskan pengertian kode etik Pegawai Negeri Sipil,;
h. Menjelaskan kewajiban Pegawai Negeri Sipil tentang etika;
i. Menjelaskan etika dalam bernegara;
j. Menjelaskan etika dalam berorganisasi;
k. Menjelaskan etika dalam bermasyarakat;
l. Menjelaskan etika terhadap diri sendiri;
m. Menjelaskan etika terhadap sesama Pegawai Negeri Sipil;
n. Menjelaskan cara penegakan kode etik;

12
13

o. Menjelaskan pembentukan, keanggotaan, dan keputusan Majelis Kode


Etik;
p. Mengidentifikasi masalah pembinaan kode etik Pegawai Negeri Sipil;
q. Menjelaskan kewajiban Pegawai Negeri Sipil tentang disiplin;
r. Menjelaskan larangan yang tidak boleh dilanggar Pegawai Negeri Sipil;
s. Menjelaskan pembatasan berusaha;
t. Menjelaskan pelanggaran disiplin;
u. Menjelaskan hukuman disiplin;
v. Menjelaskan pejabat yang berwenang menghukum;
w. Menjelaskan penjatuhan hukuman disiplin;
x. Menjelaskan keberatan atas hukuman disiplin;
y. Menjelaskan berlakunya keputusan hukuman disiplin;
z. Mengidentifikasi masalah dalam penegakan peraturan disiplin Pegawai
Negeri Sipil; dengan benar sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

3. Indikator Hasil Belajar dari Modul 3: “Penyusunan Kompetensi Pegawai


Negeri Sipil”
a. Menjelaskan pengertian dan unsur utama kompetensi;
b. Menjelaskan klarifikasi kompetensi;
c. Menjelaskan jenis kompetensi dan profesi;
d. Menjelaskan struktur isi keputusan Kepala Kepala Badan Kepegawaian
Negara (BKN) Nomor 46 A Tahun 2003 tentang Pedoman Penyusunan
Standar Kompetensi Jabatan Struktural PNS;
e. Menjelaskan pengertian dan klasifikasi Jabatan PNS;
f. Menjelaskan rumus kompetensi jabatan;
g. Menjelaskan prosedur pengumpulan data untuk penyusunan SKJ - PNS;
h. Menjelaskan prosedur Identifikasi Kompetensi Jabatan;
i. Menjelaskan prosedur penyusunan daftar sementara kompetensi jabatan;
j. Menjelaskan prosedur validasi kompetensi jabatan;
k. Menjelaskan prosedur penentuan kompetensi jabatan;
l. Menganalisis masalah dan penyebabnya dalam penyusunan SKJ-PNS;
m. Menetapkan alternatif pemecahan masalah dalam penyusunan SKJ-PNS.

4. Indikator Hasil Belajar dari Modul 4: “Pengembangan Budaya Kerja


Aparatur”.
a. Menjelaskan sejarah budaya kerja;
b. Menjelaskan Pengertian Budaya Kerja;
c. Menjelaskan arah kebijakan pengembangan budaya kerja aparatur;
d. Menjelaskan manfaat pengembangan budaya kerja aparatur;
e. Menjelaskan syarat keberhasilan dan metode pengembangan budaya
kerja aparatur;
f. Menguraikan nilai-nilai dasar budaya kerja aparatur;
g. Menjelaskan bagaimana cara penerapan nilai-nilai dasar budaya kerja
aparatur;
h. Menjelaskan begaimana cara melakukan sosialisasi pengembangan
budaya kerja aparatur;
i. Mengidentifikasi masalah dan penyebabnya dalam pengembangan
budaya kerja aparatur;
14

j. Menetapkan alternatif pemecahan masalah dalam pengembangan budaya


kerja aparatur.

Proses dan hasil diskusi (dinilai secara perorangan oleh Tenaga Pengajar) dengan
nilai :

A (4) = Sangat baik/Sangat aktif berpartisipasi


B (3) = Baik/Aktif berpartisipasi
C (2) = Cukup
D (1) = Kurang.

B. Evaluasi Widyaiswara

Aspek yang dinilai dari Widyaiswara adalah sebagai berikut :

1. Pencapaian tujuan pembelajaran;


2. Sistematika penyajian;
3. Kemampuan menyajikan/memfasilitasi sesuai program Diklat;
4. Ketepatan waktu dan kehadiran;
5. Penggunaan metode dan media pembelajaran;
6. Sikap dan perilaku;
7. Cara menjawab pertanyaan dari peserta;
8. Penggunaan bahasa;
9. Pemberian motivasi kepada peserta;
10. Penguasaan materi;
11. Kerapihan berpakaian;
12. Kerjasama antar Widyaiswara (dalam tim).

Penilaian terhadap Widyaiswara dilakukan oleh peserta dan penyelenggara.


Hasilnya diolah dan disampaian oleh penyelenggara kepada Instansi Pembina
Diklat dan kepada setiap Widyaiswara sebagai masukan bagi yang bersangkutan
untuk peningkatan kualitas masing-masing Widyaiswara pada masa yang akan
datang.

C. Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan

Aspek yang dinilai terhadap kinerja Penyelenggara antara lain sebagai berikut:

1. Efektifitas peyelenggaraan;
2. Kesiapan dan ketersediaan sarana Diklat;
3. Kesesuaian pelaksanaan program dengan rencana;
4. Kebersihan kelas, asrama, kafetaria dan toilet;
5. Ketersediaan dan kelengkapan bahan Diklat;
6. Ketersediaan dan kebersihan fasilitas olahraga, kesehatan dan ibadah;
7. Pelayanan terhadap peserta dan widyaiswara;
8. Administrasi Diklat yang meliputi:
a. Administrasi kepesertaan, kewidyaiswaraan;
15

b. Administrasi seluruh dokumen dan bahan diklat.

Penilaian terhadap kinerja Penyelenggara dilakukan oleh Widyaiswara dan peserta


diklat. Hasil penilaian diolah dan disimpulkan oleh penyelenggara sebagai bahan
masukan untuk penyempurnaan program Diklat yang akan datang dan bahan
akreditasi Lembaga Diklat.

D. Evaluasi Pasca Diklat

1. Evaluasi pasca Diklat dilaksanakan 6 s.d 12 bulan setelah peserta kembali ke


unit kerja masing-masing dengan mengacu pada rencana tingkat lanjut.

2. Setelah penyelenggaraan Diklat berakhir dilakukan evaluasi pasca Diklat


khususnya terhadap aspek-aspek:
a. Keterampilan kemampuan alumni menerapkan pengetahuan dan dalam
melaksanakan tugas-tugas pekerjaan yang dibebankan kepadanya;
b. Pendayagunaan alumni sesuai dengan potensinya.

3. Evaluasi tersebut di atas dilakukan oleh penyelenggara Diklat bekerjasama


dengan unit kerja yang bertanggung jawab di bidang kepegawaian instansi
alumni.

4. Hasil evaluasi tersebut disampaikan oleh penyelenggara kepada:


a. Pimpinan instansi alumni;
b. Instansi Pembina;
c. Instansi Pengendali.

5. Instansi Pembina Diklat melakukan evaluasi setiap tahun secara menyeluruh


terhadap efektifitas program dan penyelenggaraan Diklat.
BAB VII
SERTIFIKASI

1. Kepada peserta Diklat yang telah menyelesaikan seluruh program dengan baik dan
dinyatakan lulus, diberikan Sertifikat.

2. Jenis dan bentuk, serta ukuran Sertifikat ditetapkan oleh Kepala Lembaga
Administrasi Negara.

3. Sertifikat ditandatangani oleh Pimpinan Instansi Penyelenggara Diklat yang


terakreditasi dan Pimpinan Instansi Pembina Diklat dengan kode registrasi dari
Instansi Pembina Diklat.

4. Prosedur untuk memperoleh Kode Registrasi dari Lembaga Pembina sebagai


berikut:
a. Lembaga Penyelenggara Diklat/Penanggung jawab Program menyampaikan
daftar para peserta selambat-lambatnya hari kedua setelah pembukaan;
b. Instansi Pembina memberikan kode Registrasi sesuai daftar yang
sah/diajukan;
c. Pengajuan untuk registrasi penomoran sertifikat dapat dilakukan dengan cara
mengirim atau melalui faksimili.

16
BAB VIII
PENUTUP

1. Pedoman ini merupakan panduan bagi Lembaga Diklat Pemerintah yang


terakreditasi untuk menyelenggarakan Diklat bagi Penyelenggara Diklat.

2. Pedoman sebagaimana dimaksud sebagaimana dimaksud pada butir 1 (satu) di


atas, apabila dipandang perlu akan diadakan penyempurnaan secara berkala.

3. Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Pedoman ini akan diatur lebih lanjut
dalam Keputusan tersendiri.

17
This document was created with Win2PDF available at http://www.daneprairie.com.
The unregistered version of Win2PDF is for evaluation or non-commercial use only.

You might also like