Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
pada Universitas Negeri Semarang
Oleh
Lubuk Novi Suryaningrum
NIM 3351402067
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2007
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Hari :
Tanggal :
Pembimbing I Pembimbing II
Mengesahkan
Ketua Jurusan Akuntansi
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam Skripsi ini benar - benar hasil
karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain baik sebagian atau
seluruhnya, pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
Semarang,
2007
Lubuk Novi S
NIM.3351402067
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
dengan judul “Pengaruh Modal Sendiri Terhadap Perolehan Sisa Hasil Usaha
Skripsi ini dapat diselesaikan berkat bantuan dan bimbingan dari beberapa
pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
Negeri Semarang.
4. Ibu Dra. Margunani M.P Selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan
5. Bapak Muhammad Khafid S.Pd, Msi, Selaku Dosen Pembimbing II yang telah
6. Bapak dan Ibu pengurus KPRI di Kota Semarang yang telah memberikan izin
7. Semua pihak yang telah mendukung dan membantu dalam penyusunan skripsi
ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat
banyak kekurangan, hal ini disebabkan oleh keterbatasan dari peneliti. Oleh
karena itu dengan penuh keterbukaan penulis mengharapkan kritik dan saran yang
pembaca.
Semarang,
2007
Penulis
Lubuk Novi S
NIM.3351402067
MOTO DAN PERSEMBAHAN
(Dr.Norman V. Deale)
(Leonardo Da Vinci)
” Saat meraih keberhasilan tidak akan terasa begitu indah andai tidak ada
(Helen Keller)
(Napoleon Hill)
Kupersembahkan kepada :
HALAMAN JUDUL………………………………………………………. i
PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………………………. ii
PENGESAHAN KELULUSAN…………………………………………... iii
PERNYATAAN…………………………………………………………… iv
SARI……………………………………………………………………….. v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN………………………………………… vii
KATA PENGANTAR……………………………………………………... viii
DAFTAR ISI……………………………………………………………….. x
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………….. xii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………....... 1
1.1 Latar Belakang Masalah……………………………………….... 1
1.2 Perumusan Masalah……………………………………………… 7
1.3 Penegasan Istilah………………………………………………………… 7
1.4 Tujuan Penelitian…………………………………………………. 8
1.5 Kegunaan Penelitian……………………………………………… 9
1.5.1 Kegunaan Teoritis……………………………………………… 9
1.5.2 Kegunaan Praktis………………………………………………. 9
1.6.Sistematika Penulisan Skripsi……………………………………. 10
BAB II LANDASAN TEORI………………………………………………... 11
2.1 Sisa Hasil Usaha (SHU)……………………………………………… 11
2.1.1 Pengertian Sisa Hasil Usaha (SHU)………………………… 11
2.1.2 Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU)………………………… 14
2.1.3 Prinsip-Prinsip Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU)……….. 18
2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi SHU……………………. 20
2.2 Modal Sendiri……………………………………………………… 22
2.2.1 Definisi Modal Sendiri………………………………………. 22
2.2.2 Sumber Modal Sendiri………………………………………. 23
2.2.3 Hubungan Modal Sendiri dengan Perolehan Sisa Hasil Usaha
(SHU)……………………………………………………… 27
2.3 Kerangka Berpikir……………………………………………….. 33
2.4 Hipotesis……………………………………………………….... 34
BAB III METODE PENELITIAN………………………………………... 35
3.1 Populasi…………………………………………………………. 35
3.2 Variabel Penelitian…………………………………………….... 36
3.3 Teknik Pengumpulan Data……………………………………… 36
3.4 Metode Analisis Data…………………………………………... 36
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN……………………... 40
4.1 Hasil Penelitian…………………………………………………… 40
4.1.1 Objek Penelitian……………………………………………. 40
4.2 Pembahasan……………………………………………………… 48
BAB V SIMPULAN DAN SARAN……………………………………… 50
5.1 Simpulan………………………………………………………… 50
5.2 Saran…………………………………………………………… 50
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………… 51
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 2. Data Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib KPRI Kota Semarang…….41
Lampiran 5. Data Laporan Keuangan Rapat Anggota Tahunan Tahun 2005 KPRI
Kota Semarang……………………………………………………..57
BAB I
PENDAHULUAN
Badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi
Usaha”. Berdasarkan UU No.25 Tahun 1992 Pasal 45 Ayat 1” Sisa Hasil Usaha
merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam waktu satu tahun buku
1
2
besar kecilnya SHU yang diperoleh koperasi. Dalam setiap tahunnya SHU yang
Jasa anggota, Dana Pengurus, Dana Pegawai, Dana Pendidikan, Dana Sosial dan
Dana Pembangunan daerah Kerja. Adapun cara dan besarnya penyisihan SHU
banyak, maka perolehan SHU bagi koperasi pada setiap tahunnya menjadi
sangat penting. Melalui SHU koperasi dapat memupuk modal sendiri yaitu
dengan dana cadangan yang disisihkan setiap akhir periode tutup buku, sehingga
akan memperkuat struktur modalnya. Selain itu dana-dana yang disisihkan dari
SHU, apabila belum dicairkan atau digunakan maka akan diperlakukan sebagai
tambahan modal yaitu sebagai modal pinjaman tanpa dikenakan biaya modal.
Oleh sebab itu apabila koperasi dapat meningkatkan perolehan SHU dalam
yang relevan dan dapat diandalkan. Hal itu dapat dicapai apabila koperasi
Modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Modal
sendiri dapat berasal dari: simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan dan
hibah. Sedangkan modal pinjaman dapat berasal dari : anggota, koperasi lainnya
dan atau anggotanya, bank dan lembaga keuangan lainnya, penerbitan obligasi
dan surat hutang lainnya, serta sumber lainnya yang sah (UU No. 25 tahun 1992
anggota, akan tetapi meliputi seluruh sumber pembelanjaan koperasi yang dapat
bersifat permanen atau sementara. Pihak- pihak yang mempunyai klaim terhadap
sumber pembelanjaan koperasi terdiri dari kreditur, anggota atau pemilik dan
badan usaha koperasi itu sendiri. Hal ini menunjukan bahwa koperasi
suatu daerah kerja (G.Kartasapoetra 1985:17). KPRI merupakan salah satu jenis
sehat itu pertama-tama dibangun atas dasar modal sendiri, yaitu modal tahan
resiko. Maka aturan dalam struktur finansial menetapkan bahwa besarnya modal
asing dalam keadaan bagaimanapun juga tidak boleh melebihi besarnya modal
yang dimiliki oleh sebuah koperasi, yaitu perimbangan antara hutang jangka
akhirnya menuntut koperasi untuk ikut ambil bagian didalamya. Oleh karena itu
bukan tidak mungkin lambat laun kebutuhan para anggota koperasi dan
apabila tingkat bunga lebih besar dari “rate of return”nya akan mempunyai efek
yang merugikan.
dapat diukur dari besarnya SHU yang diperoleh. Misalkan rata-rata ROI yang
diperoleh KPRI selama ini adalah ± 10%. Dari besarnya ROI tersebut dapat
dianalisa bahwa dengan menggunakan modal sendiri dan modal pinjaman yang
Besarnya keuntungan tersebut tidak relevan dengan tingkat suku bunga saat ini
mencapai 22%. Hal ini dikarenakan dengan keuntungan 10% KPRI harus
menjalankan usahanya, maka akan sangat merugikan. Sebab beban bunga yang
lebih besar dari keuntungan yang diperoleh akan memperkecil SHU, sehingga
6
pada akhirnya akan berdampak buruk pada kesehatan keuangan koperasi. Maka
dari itu KPRI harus benar-benar memperhatikan struktur finansial dan struktur
terhadap SHU telah dilakukan oleh para peneliti terdahulu. Penelitian Padillah
(2001) dan Mat Anis (2003) menemukan hasil bahwa secara simultan SHU
dipengaruhi oleh modal sendiri dan modal pinjaman. Sedangkan secara parsial
modal sendiri berpengaruh terhadap SHU. Hal ini dikarenakan struktur finansial
dalam KPRI yang diteliti menunjukan bahwa modal sendiri lebih besar atau
hasil penelitian antara peneliti satu dengan peneliti lainnya. Hal ini dikarenakan
sendiri daripada modal pinjaman. Apakah hal tersebut juga sama terjadi di dalam
KPRI Kota Semarang ? Oleh karena itu penelitian tentang pengaruh modal
SEMARANG”.
1. Adakah pengaruh modal sendiri terhadap perolehan SHU pada KPRI di Kota
Semarang
2. Seberapa besar pengaruh modal sendiri terhadap perolehan SHU pada KPRI
di Kota Semarang
skripsi, maka ada beberapa hal yang perlu ditegaskan sebagai berikut :
Sisa Hasil Usaha adalah pendapatan koperasi yang didapat selama satu
tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk
pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. (UU Koperasi Nomor 25, 1992
pasal 45).
SHU dalam penelitian ini adalah besarnya SHU yang diperoleh Koperasi
2. Modal Sendiri
dari perusahaan itu sendiri (cadangan laba) atau berasal dari pengambil bagian,
bahwa modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Modal
sendiri dapat berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan, dan
Agar ruang lingkup penelitian ini tidak terlalu luas, maka penulis
membatasi yang dimaksud dengan modal sendiri dalam judul skripsi ini adalah
Simpanan Pokok, Simpanan wajib sebagai Variabel bebasnya dari data Laporan
mengembangkan usahanya.
1. Bagian Pendahuluan
pengesahan kelulusan, motto dan persembahan, prakata, sari, daftar isi, daftar
tujuan
Hipotesis
data
Sisa Hasil Usaha (SHU) adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam
waktu satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban
lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan (UU No.25 Tahun
bahwa, Perhitungan Hasil Usaha (PHU) adalah Perhitungan Hasil usaha yang
hasil akhir yang disebut sisa hasil usaha. Sisa hasil usaha yang diperoleh
mencakup hasil usaha dengan anggota dan laba atau rugi kotor dengan non
usaha koperasi tidak semata-mata diukur dari sisa hasil usaha atau laba tetapi
Usaha koperasi yang utama diarahkan pada bidang usaha yang berkaitan
usaha koperasi harus dilakukan dengan produktif, efektif, dan efisien. Dalam arti
11
12
1). SHU koperasi adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun
buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lain termasuk pajak
2). SHU setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding
jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan kperasi, serta
Anggota.
usahanya tentu saja menghendaki untuk mendapatkan keuntungan atau sisa hasil
usaha yang cukup banyak maka Sisa Hasil Usaha tersebut dapat disisihkan
Sisa Hasil Usaha mungkin tidak dapat dibagi habis, karena pembagian
SHU dalam koperasi terbatas sesuai dengan tingkat bunga bank pemerintah atau
mungkin juga terjadi, rapat anggota memutuskan Sisa Hasil Usaha tahun buku
anggota. Sisa Hasil Usaha yang tidak dibagi ini digunakan untuk pemupukan
modal.
Perolehan Sisa Hasil Usaha akan terlihat pada data laporan keuangan
dalam laporan tahunan koperasi pada tutup buku akhir tahun. Sisa Hasil Usaha
memperlihatkan hasil yang telah dicapai oleh koperasi selama periode tertentu
dari perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) saja, tetapi juga dilihat dari rencana kerja
pelaksanaan yang telah ditentukan dalam rapat anggota tahunan apakah rencana
Faktor lain yang tidak kalah penting adalah pelayanan terhadap anggota.
berhasil. Namun sebagai badan usaha, koperasi juga dituntut untuk dapat sejajar
dengan badan usaha lain termasuk dalam memperoleh SHU.Untuk itu pengurus
harus bekerja keras dan mempunyai manajemen yang baik sehingga dapat
Pelayanan tersebut meliputi berbagai fungsi ekonomi atas berbagai jenis usaha
Salah satu sendi dasar koperasi yang mengatur keuntungan pada koperasi
yaitu SHU. Sisa Hasil Usaha bila dibagikan kepada anggota dilakukan tidak
14
sebagai penyisihan dari Sisa Hasil Usaha tergolong kepada modal sendiri yang
tidak dapat dibagikan kepada anggota karena untuk tujuan pemupukan modal
Rumah Tangga koperasi yang bersangkutan. Acuan dasar untuk membagi SHU
SHU dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-
masing anggota.
pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) yang berasal dari usaha yang
para anggota, sedang sisa hasil usaha yang berasal dari usaha koperasi yang
pihak ketiga tidak boleh dibagikan kepada anggota karena bagian ini bukan
diperoleh dari jasa anggota, sisa hasil usaha ini digunakan untuk pembiayaan-
a. Sisa Hasil Usaha yang berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota,
dibagikan untuk :
1) Cadangan koperasi
3) Dana Pengurus
6) Dana Sosial
b. Sisa Hasil usaha yang berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk bukan
1) Cadangan koperasi
2) Dana Pengurus
3) Dana Pegawai/karyawan
5) Dana Sosial
Cara penggunaan sisa hasil usaha diatas, kecuali cadangan diatur dalam
sendiri dan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan, oleh karenanya
Penggunaan Dana Sosial diatur oleh Rapat Anggota dan dapat diberikan
antara lain pada fakir miskin, yatim piatu atau usaha-usaha sosial lainnya.
Perihal zakat dapat diatur oleh koperasi yang bersangkutan dalam Anggaran
bahwa, Pembagian Sisa Hasil Usaha harus dilakukan pada akhir periode
kewajiban. Dalam hal pembagian tidak dapat dilakukan karena jenis dan jumlah
pembagiannya belum diatur secara jelas dalam anggaran dasar atau anggaran
rumah tangga, tetapi harus menunggu rapat anggota, maka sisa hasil usaha
tersebut dicatat sebagai sisa hasil usaha belum dibagi dan harus dijelaskan dalam
Menurut Sitio dan Tamba (2002:89) secara umum SHU koperasi dibagi
untuk:
a. Cadangan koperasi
Cadangan koperasi merupakan bagian dari penyisihan SHU yang tidak dibagi
dan dapat digunakan untuk memupuk modal sendiri serta untuk menutup
b. Jasa Anggota
Anggota di dalam koperasi memiliki fungsi ganda yaitu sebagai pemilik (owner)
1. SHU atas jasa modal, adalah SHU yang diterima oleh anggota karena
2. SHU atas jasa usaha, adalah SHU yang diterima oleh anggota karena
koperasi.
c. Dana Pengurus
Dana pengurus adalah SHU yang disisihkan untuk pengurus atas balas
d. Dana Pegawai
e. Dana Pendidikan
f. Dana Sosial
bersumber dari anggota sendiri, sedangkan SHU yang bukan berasal dari
anggota dijadikan sebagai cadangan koperasi. Oleh sebab itu. Langkah pertama
dalam pembagian SHU adalah memilahkan antara SHU yang bersumber dari
b. SHU anggota adalah jasa dari modal dan transaksi usaha yang dilakukan
anggota sendiri.
SHU yang diterima setiap anggota pada dasarnya merupakan insentif dari
dengan koperasi. Oleh sebab itu, perlu ditentukan proporsi SHU untuk jasa
Proses perhitungan SHU per anggota dan jumlah SHU yang dibagi
koperasinya. Prinsip ini pada dasarnya juga merupakan salah satu proses
SHU per anggota harus diberikan secara tunai, karena dengan demikian
koperasi membuktikan dirinya sebagai badan usaha yang sehat kepada anggota
a. Partisipasi Anggota
karena tanpa adanya peran anggota maka koperasi tidak akan berjalan lancar
SHU anggota yang diperoleh sebagian dari modal sendiri yaitu dari
c. Kinerja Pengurus
dilakukan oleh koperasi, dengan adanya kinerja yang baik dan sesuai persyaratan
Setiap koperasi pasti memiliki unit usaha hal ini juga menentukan
seberapa besar volume usaha yang dijalankan dalam kegiatan usaha tersebut.
20
e. Kinerja Manajer
oleh koperasi dan memiliki wewenang atas semua hal-hal yang bersifat intern.
f. Kinerja Karyawan
koperasi
Modal yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya sementara bekerja
di dalam perusahaan dan bagi perusahaan merupakan utang yang pada saatnya
c. Pemerintah
koperasi secara sukarela baik berwujud uang maupun barang biasanya berasal
b.Volume usaha
yang dijalankannya, sehingga aspek volume usaha yang dijalankan oleh koperasi
c. Jumlah simpanan
d. Jumlah Hutang
apabila pada koperasi tersebut tersedia modal yang mencukupi, baik yang
berasal dari simpanan para anggota maupun modal yang digali dari luar
(hutang).
berasal dari dalam atau modal sendiri dan modal yang berasal dari luar atau
modal asing. Yang dimaksud modal sendiri adalah modal yang berasal dari
perusahaan itu sendiri (cadangan laba) atau berasal dari pengambil bagian,
peserta atau pemilik (modal saham, modal peserta,dll). Dan yang dimaksud
dengan modal asing adalah modal yang berasal dari luar perusahaan yang
tercapai hasil yang diinginkan. Tanpa adanya modal, aktivitas usaha tidak dapat
dijalankan. Biasanya semakin luas jangkauan usaha dan semakin banyak bidang
Modal dalam arti sempit adalah sejumlah dana atau sejumlah nilai uang
dalam arti luas modal adalah semua peralatan yang berupa uang atau barang
modal dapat juga diartikan sebagai hasil produksi yang digunakan untuk
produksi lebih lanjut dari Data Laporan Keuangan pada Rapat Anggota Tahunan
tahun 2004-2005.
berwujud dan modal yang tak berwujud. Modal yang berwujud adalah harta
berwujud yang dapat dinilai dengan uang yang digunakan untuk menjalankan
usaha seperti uang tunai, alat-alat produksi , mesin, gedung dan sebagainya.
Sedangkan modal tak berwujud adalah harta berwujud yang tidak dapat dinilai
Koperasi adalah salah satu bentuk badan usaha yang sesuai dengan
ketentuan UUD 1945. Bentuk badan usaha ini cocok sekali dipakai dalam
masyarakat yang memegang kendali ekonomi sangat kuat, dan di pihak lain
sama besarnya bagi setiap anggota, serta diwajibkan kepada anggota untuk
wajib disimpan oleh setiap anggota pada waktu tertentu. Simpanan wajib hanya
boleh diambil kembali dengan cara yang telah ditentukan dalam anggaran dasar,
d). Hibah
24
Hibah adalah modal yang diterima oleh koperasi secara cuma-cuma dari
merupakan transfer (pemberian) dana dari pihak lain secara gratis yaitu tidak ada
kewajiban bagi koperasi untuk membayar kembali baik berupa pokok pemberian
maupun jasa yang dapat dikategorikan sebagai hibah pada koperasi adalah
dengan ikatan.
1. Alasan kepemilikan
usaha tersebut.
2. Alasan Ekonomi
Modal yang berasal dari anggota akan dapat dikembangkan secara lebih
3. Alasan Risiko
Modal sendiri atau anggota juga mengandung rIsiko yang lebih kecil
dibandingkan dengan modal dari luar, khususnya pada saat usaha tidak berjalan
dengan lancar.
25
yaitu :
Ditinjau dari segi asalnya, sumber modal dapat dibedakan menjadi dua
Laba yang tidak dibagi diperoleh dari keuntungan suatu perusahaan yang
tidak dibagikan pada akhir tahun. Hal ini dimaksudkan untuk membentuk modal
perusahaan maka laba ditahan akan menjadi relative besar asal penanaman
kembali deviden tersebut dapat ditanamkan pada investasi yang Ratio Rate
b. Cadangan Penyusutan
tahan lama yang disusutkan tiap tahun berdasarkan peraturan yang berlaku pada
untuk menjaga modal yang telah ditetapkan dan menjamin kebutuhan modal
berasal dari luar perusahaan. Sumber-sumber ekstern ini dapat berupa modal-
modal pinjaman (modal asing) baik yang berupa uang, bahan, maupun lainnya.
Modal pinjaman ini dapat berupa hutang janka panjang maupun jangka pendek.
Ditinjau dari segi terjadinya sumber modal, dapat diperoleh dari berbagai
tersebut dapat digunakan untuk keperluan konsumsi dimasa yang akan datang.
seluruhnya.
Dalam penciptaan atau kredit oleh bank, tidak hanya bank sentral saja
yang dapat menciptakan uang tetapi bank-bank umum. Juga dapat menciptakan
1999:15-16).
pada dasarnya yang termasuk ke dalam modal pasif jangka pendek terdiri dari :
4. Rupa-rupa dana
sorotan pada modal pasif jangka pendek dalam bentuk tabungan sementara
anggota jangka pendek yaitu simpanan sukarela atau sering pula dengan istilah
titipan atau giro yang diartikan sebagai jumlah uang yang ditanamkan anggota
atau bukan anggota pada koperasi atas kehendak sendiri sebagai simpanan
sementaranya.
anggota.
mudah.
merupakan utang, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam hal
1. Jangka waktu pengembalian modal harus ditaati, jangan sampai pada saat
2. Biaya modal / bunga harus dapat dipenuhi, hal ini untuk lebih
3. Keperasi tidak menderita rugi, untuk itu para pengurus harus membuat
berupa simpanan wajib yaitu sejumlah uang yang disetorkan anggota dalam
anggota koperasi maka simpanan jenis ini masuk dalam kelompok modal
sendiri.
Setiap kegiatan usaha yang bertujuan untuk mendapatkan hasil atau laba
kegiatan yang dijalankan oleh badan usaha termasuk koperasi. Oleh karena itu
setiap badan usaha atau kperasi akan selalu berusaha untuk meningkatkan modal
usahanya, karena semakin besar volume usaha yang dapat dijalankan sehingga
modal yang cukup sangat penting bagi koperasi untuk melakukan kegiatan
aktifitas anggota suatu koperasi dalam satu periode tertentu. Suatu modal
mengalami penurunan atau kenaikan. Karena adanya perubahan modal juga akn
bersumber dari simpanan pokok dan simpanan wajib, hal ini mencerminkan
31
bahwa koperasi sebagai badan usaha yang ingin mendorong diri sendiri dengan
kekuatan sendiri.
Semakin besar jumlah anggota, maka senakin besar pula modal yang
ragam dan pada gilirannya akan memperbesar perolehan SHU. Usaha koperasi
memperoleh Sisa Hasil Usaha yang wajar. Untuk mencapai usaha maka koperasi
Apabila ada koperasi yang memiliki kelebihan dana, maka oleh koperasi
dalam arti memperbesar volume usaha dan menekan biaya yang memberikan
kebutuhan anggota itulah, maka koperasi memilih usaha untuk dikelolanya. Oleh
karena itu semua kebutuhan modal membuka dan mengelola usaha koperasi
dalam menggunakan modal secara efisien. Modal koperasi pada dasarnya dapat
berasal dari modal sendiri dan modal pinjaman. Sehubungan dengan adanya dua
Oleh karena itu fungsi pendidikan bagi anggota harus terus menerus
sebagaimana mestinya, agar para anggota sadar mengikuti aturan yang harus
dilaksanakan dan mereka akan menerima haknya sebanding dengan jasa masing-
Rapat anggota dihadiri oleh anggota yang pelaksanaannya diatur dalam anggaran
dasar (UU Koperasi No.25, 1992 pasal 22). Pelaksaan rapat anggota paling
sedikit satu kali dalam setahun, sedangkan pelaksanaan rapat anggota paling
lambat 6 bulan setelah tutup buku. Dalam rapat anggota pengurus akan
pengurus dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota,
c) Menyelenggarakan rapat
bekerja untuk kepentingan koperasi, maka koperasi tersebut dengan cepat dapat
anggota tahunan.
34
melalui rapat anggota, hal-hal yang telah diputuskan dalam rapat anggota,
tidak menyimpang dari keinginan anggota yang telah diputuskan dalam rapat
anggota.
anggotanya.
Dengan adanya tiga sehat tersebut di atas para anggota tetap menjadi
anggota. Para anggota akan tetap secara sadar memenuhi kewajibannnya secara
modal sendiri dalam koperasi juga dapat dikembangan untuk memperluas usaha
anggota
suatu usaha demikian halnya bagi koperasi. Tersedianya modal yang cukup akan
kelancaran kegiatan usaha, maka diharapkan kegiatan usaha tersebut akan terus
36
dilakukan oleh peneliti terdahulu. Dalam penelitian Padillah (2001) dan Mat
terhadap SHU. Hal ini dikarenakan struktur finansial dalam KPRI yang diteliti
Besar kecilnya nilai modal yang ada pada koperasi menentukan pula besar
demikian faktor modal dalam usaha koperasi merupakan salah satu alat yang
ikut menentukan maju mundurnya koperasi. Tanpa adanya modal ini, sesuatu
sendiri juga bisa didapat dari dana cadangan dan hibah. Dari modal sendiri
mendapatkan Sisa Hasil Usaha (SHU) yang cukup untuk kesejahteraan para
anggota koperasi.
sebagai berikut :
Modal SHU
Sendiri
Modal Sendiri Rentabilitas
Rendah SHU
turun/rendah Rendah
2.4 HIPOTESIS
Sendiri terhadap Perolehan Sisa Hasil Usaha pada KPRI di Kota Semarang”.
BAB III
METODE PENELITIAN
Populasi dalam penelitian ini adalah 127 KPRI yang menjadi anggota
Jawaban Pengurus Tahun 2005. Dalam penelitian ini teknik sampling yang
digunakan adalah quota sample atau sampling kuota, yaitu teknik sampling
yang didasarkan pada jumlah yang telah ditentukan dan tidak berdasarkan strata,
sampel dalam penelitian ini diambil sebagian dari seluruh KPRI yang ada di
Kota Semarang. Adapun jumlah KPRI yang diambil sebagai sampel dalam
2. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini
38
39
NO Nama Koperasi
1. KPRI “ BHAITA BHAKTI” SMK N 10 SMG
2. KPRI “ UMS “ KECAMATAN GUNUNG PATI
3. KPRI “ WIDYA LESTARI” BALAI KSDA JATENG
4. KPRI “ PRIMKO ADPEL” TANJUNG EMAS
5. KPRI “ WIJAYA KUSUMA” SMP N 3 SMG
6. KPRI “ KPPDK” BALAI HARTA PENINGGALAN
7. KPRI “ BB.POM” SEMARANG
8. KPRI “ PENGAYOMAN” LP. KLAS I PEGAWAI DEP.KEHAKIMAN
9. KPRI “ GEMI” DINAS P & K
10. KPRI “ BANGUN SEJAHTERA” SEMARANG
11. KPRI “ TERATAI” DINKESOS PROP.JATENG
12. KPRI “ KOPERKAPP” PT.KAP SMG
13. KPRI “ BINA GATRA” SMG
14. KPRI “ SEJAHTERA” RSUD. Dr. AMINO
15. KPRI “ LAPAS KLAS II A” SMG
16. KPRI “ SERBA USAHA “ SMA N 7 SMG
17. KPRI “ AMAL BHAKTI” KANTOR WILAYAH DEP.AGAMA
18. KPRI “ TULUS KARYA” KANTOR DEPARTEMEN AGAMA
19. KPRI “ TIRTA USAHA” BALAI PSDA
20. KPRI “ BINA CITRA HUSADA” RS.DR.KARIADI
21. KPRI “DWIJA USAHA” MIJEN SMG
22. KPRI “ MANUNGGAL SEJAHTERA” PERUM PEGADAIAN
23. KPRI “ BHAKTI CITRA” SMG
24. KPRI “ SEJAHTERA BLKI” SMG
25. KPRI “ BAHTERA” BLKI
26. KPRI “ POLITEKNIK” KOTA SEMARANG
27. KPRI “ MANFAAT” LPMP JATENG
28. KPRI “ ANGKASA” LPP RRI
29. KPRI “ BPPI” SMG
30. KPRI “ AMRIH MAKMUR” SMK N 10 SMG
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas (X) dan variabel
Modal Sendiri sebagai variabel bebas (X) yang terdiri dari simpanan
pokok, simpanan wajib dari data laporan keuangan pada Rapat Anggota
Perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) sebagai variabel terikat (Y) dari data
tergantung pada metode yang digunakan. Berkaitan dengan hal tersebut maka
pengumpulan data guna mendapatkan data-data yang objektif dan lengkap harus
a. Dokumentasi
mengutip data yang sudah ada yang bersumber dari kebenaran yang ada dan
nyata. Metode ini digunakan untuk memperoleh data laporan keuangan atau
neraca dari masing-masing KPRI dan daftar nama KPRI di Kota Semarang
Tahun 2005.
41
adalah jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak. Artinya ada pengaruh
yang dapat dilihat pada kolom Anova dari hasil output SPSS.
variabel Y yaitu dengan melihat dari kolom R square dari hasil output
SPSS 12.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Data yang dipakai dalam penelitian ini berasal dari Laporan Keuangan
30 KPRI di Kota Semarang tahun 2004 sampai dengan tahun 2005. Keadaan
jumlah modal sendiri (simpanan pokok dan simpanan wajib) dan Sisa Hasil
Usaha (SHU) pada KPRI di Kota Semarang dapat dilihat dari laporan keuangan
yang berupa neraca dan Perhitungan Hasil Usaha (PHU) dari masing-masing
mengetahui jumlah modal sendiri, dan Sisa Hasil Usaha dari masing-masing
koperasi.
Modal sendiri dalam penelitian ini diperoleh dari simpanan pokok dan
simpanan wajib tahun 2005 dan tahun 2004 sebagai perbandingannya. Besarnya
simpanan yang disepakati oleh para anggota biasanya diputuskan melalui Rapat
Jumlah Modal sendiri yang diperoleh dari simpanan pokok dan simpanan
wajib yang dimiliki oleh 30 KPRI Kota Semarang dapat dilihat pada tabel 4.1
berikut :
42
43
Tabel 4.1
Simpanan Simpanan %
No Nama KPRI Tahun
pokok Wajib Kenaikan
1 BHAITA BHAKTI 2004 5.200.000 27.275.000 13,29%
2005 5.100.000 312.693.000
2 UMS 2004 2.800.000 496.594.030 13,45%
2005 2.720.000 563.866.030
3 WIDYA LESTARI 2004 31.470.000 99.273.000 11.5%
2005 31.395.000 114.393.000
4 PRIMKO ADPEL 2004 18.800.000 119.990.000 10,91%
2005 19.100.000 124.834.000
5 WIJAYA KUSUMA 2004 1.125.000 53.196.500 29,95%
2005 1.080.000 69.511.500
6 BALAI HARTA P. 2004 3.000.000 51.475.725 11,05%
2005 2.800.000 57.698.993
7 BB.POM 2004 1.320.000 82.153.950 14,9%
2005 1.420.000 94.423.450
8 BPPI 2004 1.700.000 133.721.500 8,75%
2005 1.740.000 145.531.500
9 LP.KLAS I 2004 1.760.000 81.126.200 6,63%
2005 1.690.000 86.695.700
10 GEMI 2004 1.140.000 99.943.500 8,81%
2005 1.095.000 108.901.000
11 BANGUN SJHTERA 2004 600.000 29.622.500 21,31%
2005 840.000 35.824.500
12 TERATAI 2004 4.200.000 213.837.035 26,64%
2005 200.000 271.997.915
13 KOPERKAP 2004 1.830.000 534.419.000 21.8%
2005 6.220.000 15.005.800
14 BINA GATRA 2004 231.000 10.638.350 39,8%
2005 2.850.000 523.662.100
15 SEJAHTERA 2004 4.635.000 464.391.223 12,97%
2005 425.000 39.540.300
16 HANDAYANI 2004 636.771.138 636.771.138 11.81%
2005 712.037.008 712.037.008
17 SERBA USAHA 2004 415.000 60.828.118 21,44%
2005 425.000 267.139.725
18 AMAL BHAKTI 2004 4.020.000 242.565.450 12,58%
2005 10.840.000 5.720.000
19 TULUS KARYA 2004 12.975.000 5.190.000 10,21%
2005 14.300.000 5.720.000
20 TIRTA USAHA 2004 2.010.000 191.906.250 7,41%
2005 1.920.000 206.371.250
21 BINA CITRA HUSADA 2004 10.150.000 357.251.500 43,17%
2005 10.190.000 515.840.500
44
Simpanan Simpanan %
No Nama KPRI Tahun
pokok Wajib Kenaikan
22 DWIJA USAHA 2004 2.472.500 307.019.050 14,45%
2005 2.432.500 351.790.200
23 MANUNGGAL 2004 2.670.000 449.875.188 23,97%
SEJAHTERA 2005 2.790.000 558.267.205
24 BHAKTI CITRA 2004 7.240.000 136.161.500 4,97%
2005 6.760.000 143.772.800
25 SEJAHTERA BLKI 2004 1.140.000 50.207.881 10,76%
2005 1.140.000 55.736.061
26 BAHTERA 2004 2.220.000 228.085.600 9,40%
2005 2.110.000 249.865.100
27 POLITEKNIK 2004 22.190.000 95.475.000 57,02%
2005 22.540.000 162.225.000
28 MANFAAT 2004 7.350.000 48.227.000 35,5%
2005 8.100.000 67.236.500
29 ANGKASA 2004 1.340.000 194.514.000 14,87%
2005 1.275.00 223.718.000
30 AMRIH MAKMUR 2004 790.000 77.140.930 20,61%
2005 840.000 93.155.930
Dari tabel 4.1 tersebut dapat diketahui bahwa rata-rata modal sendiri
(simpanan pokok dan simpanan wajib) pada 30 KPRI di Kota Semarang adalah
Rp. 498.842.536 yang diperoleh dari simpanan pokok pada Tahun 2004 dan
Tahun 2005, sedangkan untuk simpanan wajib diperoleh rata- rata sebesar Rp.
5.589.740.737 dari Tahun 2004 dan 2005. Dan dapat juga diketahui KPRI yang
modal sendiri paling rendah pada tahun 2004-2005 adalah KPRI Bhakti Citra
Tabel 4.2
Dari tabel 4.2 tersebut dapat diketahui bahwa rata-rata Sisa Hasil Usaha
(SHU) pada 30 KPRI Kota Semarang pada Tahun 2004 dan tahun 2005 sebesar
1.555.541.973 dan SHU Tahun 2005 yaitu sebesar Rp. 1.843.935.679 Perolehan
Sisa Hasil Usaha (SHU) tertinggi pada tahun 2004-2005 adalah KPRI Politeknik
mengalami penurunan jumlah Sisa Hasil Usaha (SHU) adalah KPRI Serba
pada usaha simpan pinjam, yang dalam pelayanan terhadap anggotanya telah
untuk usaha simpan pinjam dengan didukung oleh kemampuan permodalan yang
cukup besar yang akhirnya akan diperoleh Sisa Hasil Usaha (SHU) yang cukup
besar pula.
Agar diperoleh gambaran yang jelas maka berikut ini dapat dipaparkan
perkembangan simpanan wajib, simpanan pokok dan perolehan Sisa Hasil Usaha
Tabel 4.3
2. Analisis data yang digunakan dalam rangka menguji hipotesis tersebut adalah
meningkat satu satuan, maka perolehan SHU (Y) akan meningkat sebesar
0,639
untuk pengujian signifikasi regresi diperoleh hasil nilai F dari tabel Anova
Total 257937.2 29 - - - -
Dari tabel tersebut terlihat, bahwa nilai F hitung sebasar 29,779 dan
adalah 4,20. Karena F hitung lebih besar dari F tabel dan signifikansi 0.000 <
49
0,05 maka dapat dinyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara modal
Untuk menguji besarnya pengaruh Modal Sendiri (X) terhadap Sisa Hasil
Usaha (Y) dilakukan analisis regresi linier sederhana dan didapatkan koefisien
korelasi r sebesar 0,718 dan koefisien determinasi (r2 x 100%) =51,5 % yang
berarti bahwa modal sendiri yang berasal dari simpanan wajib dan simpanan
bahwa selain variabel modal sendiri ternyata SHU dipengaruhi variabel lain
4.2 Pembahasan
(modal sendiri) yang baik diharapkan akan memberikan manfaat yang dapat
mendatangkan keuntungan (Sisa Hasil Usaha) bagi koperasi. Jika modal sendiri
naik maka Sisa Hasil Usaha (SHU) yang diperoleh akan naik juga.
Hasil Usaha (SHU). Karena dengan adanya kenaikan modal sendiri tersebut
pada perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU). Hal ini dibuktikan oleh hasil
perhitungan dimana F hitung >F tabel yaitu 29,779 > 4,20 Sedangkan pengaruh
determinasi) dan sebesar 48,5% dipengaruhi oleh faktor lain. Dari hasil
50
penelitian terungkap secara nyata bahwa ada pengaruh yang positif antara
variabel modal sendiri terhadap variabel perolehan Sisa Hasil Usaha pada KPRI
di Kota Semarang, dari gambaran ini memberikan dasar bahwa modal koperasi
efektif.
Dari hasil analisis regresi didapatkan, bahwa ada pengaruh positif yang
signifikan antara modal sendiri (X) terhadap Perolehan Sisa Hasil Usaha (Y)
KPRI di Kota Semarang, hal ini terlihat dari hasil analisis regresi linier
persamaan tersebut diketahui konstanta sebesar 506,098. Nilai ini berarti setiap
kenaikan modal sendiri satu satuan, maka perolehan Sisa Hasil Usaha akan
Besarnya pengaruh modal sendiri (X) terhadap perolehan Sisa Hasil Usaha
(Y) dengan koefisien determinasi 0,515 berarti bahwa 51,5% variasi yang terjadi
terhadap banyak sedikitnya jumlah SHU disebabkan variasi modal sendiri dan
sisanya 48,5% tidak dapat diterangkan. Semakin naik jumlah modal sendiri,
maka perolehan SHU semakin meningkat dan sebaliknya jika modal sendiri (X)
menurun, maka Perolehan Sisa Hasil Usaha (Y) juga akan menurun. Dari hasil
ini menunjukkan bahwa bukan hanya modal sendiri saja yang dapat
mempengaruhi perolehan SHU, tetapi masih ada faktor lain yang ikut
sendiri yang berasal dari simpanan anggota terhadap perolehan Sisa Hasil Usaha
1). Modal sendiri merupakan wujud kepemilikan anggota terhadap koperasi dan
usahanya, oleh karena itu usaha koperasi dapat dikembangkan secara lebih
efisien dan murah karena tidak dikenakan persyaratan bunga dan persyaratan
lainnya.
2). Banyaknya jumlah anggota yang masuk dalam kegiatan koperasi, sehingga
3). Sebagian besar usaha koperasi dibiayai dari modal sendiri, hal ini disebabkan
4). Besarnya pengaruh modal sendiri terhadap perolehan Sisa Hasil Usaha
modal koperasi yang cukup baik dan besarnya jumlah modal yang dimiliki
Adapun faktor lain yang diduga mempengaruhi Sisa Hasil Usaha (SHU)
a. Pendapatan Lain
pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) di PKPRI dan sisanya biaya Rapat
52
pula pendapatan bunga koperasi sehingga Sisa Hasil Usaha (SHU) pada
ada pada KPRI di Kota Semarang besarnya berkisar 1,5% sampai dengan
2%
Beban usaha atau biaya usha juga merupakan salah satu faktor yang
prngeluaran biaya semu atau dengan kata lain biaya tersebut sebenarnya
berpengaruh secara signifikan terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) dan dengan
hubungan positif. Hal ini berarti semakin besar modal sendiri yang dimiliki
maka akan semakin besar pula Sisa Hasil Usaha (SHU) yang diperoleh koperasi.
usaha pertokoan dan wartel, sehingga dapat menambah perolehan Sisa Hasil
Hasil Usaha (SHU) pada KPRI di Kota Semarang ditunjukkan oleh nilai t hitung
sebesar 5,457 dengan nilai t tabel pada taraf signifikan 5% sebesar 2,048 dengan
demikian t hitung >t tabel , sehingga ini berarti ada pengaruh modal sendiri secar
parsial terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) dan dari data analisis koefisien
5.1 Simpulan
51,5%.
5.2 Saran
diajukan adalah :
54
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta:
Kuncoro, M. 2001. Metode Kuantitatif, Teori dan Aplikasi Untuk Bisnis dan
BPFE.
Sitio dan Tamba. 2002. Koperasi Teori dan Praktik. Jakarta: Erlangga.
Wacana.
Jakarta
55
DATA SIMPANAN POKOK, SIMPANAN WAJIB DAN SISA
HASIL USAHA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA KOTA
SEMARANG TAHUN 2004