You are on page 1of 21

PENGEMBANGAN

GAGASAN DALAM
PARAGRAF
KOMPETENSI YANG INGIN
DICAPAI MELALUI BAB V INI:
1) Mahasiswa mampu mamahami unsur
dan syarat-syarat dalam
mengembangkan suatu gagasan, baik
yang berpola logis (deduksi, induksi,
campuran) maupun kronologis (urutan
ruang dan waktu),
2) Mahasiswa mampu mengembangkan
suatu gagasan ke dalam paragraf.
PARAGRAF ADALAH
BENTUK MINIATUR
SUATU KARANGAN
SECARA UTUH
SYARAT UNTUK MENULIS:

1) memahami dan menguasai unsur


kebahasaan (kalimat, kata, dan sistem
penulisan),
2) memiliki dasar bernalar yang baik,
3) mau berlatih menulis, dan
4) memiliki wawasan yang cukup tentang
tema atau topik yang akan ditulis.
JAWAB PERTANYAAN INI

1) Apa yang dimaksud dengan paragraf?


2) Unsur apa saja yang ada di dalam
suatu paragraf atau karangan secara
utuh?
3) Syarat-syarat apa yang harus dimiliki
oleh suatu paragraf atau karangan
secara utuh?
PERHATIKAN CONTOH PARAGRAF I INI.

Kerangka karangan atau ragangan adalah suatu


rencana kerja yang memuat garis-garis besar
karangan yang akan ditulis. Keranga karangan
yang sudah dibuat akan menjadi panduan bagi
penulisnya ketika mengembangkan suatu
karangan. Sebagai panduan, kerangka karangan
dapat membantu penulis untuk mengumpulkan
dan memilih bahan tulisan yang sesuai. Di
samping itu, kerangka karangan akan
mempermudah pengembangan karangan
sehingga dapat terarah, teratur, dan runtut.
Artinya, karangan yang dibuat tidak tumpang-
tindah atau melompat-lompat.
BERDASARKAN PARAGRAF I,
JAWAB PERTANYAAN INI.
1) Apa kalimat topik/pokoknya?
2) Apa topik utama atau tema paragraf
tersebut?
KALIMAT TOPIK + BEBERAPA
KALIMAT PENJELAS/PENGEMBANG

PARAGRAF
• Selain kalimat topik dan penjelas, paragraf dapat
dilengkapi pula dengan kalimat penyimpul/penegas.

SEMAKIN SEDIKIT JUMLAH KALIMAT PENGEMBANG,


SEMAKIN MISKIN ATAU MINIM INFORMASI DI DALAM
PARAGRAF. NAMUN, JIKA TERLALU BANYAK
JUMLAHNYA, MAKA IDE DI DALAM PARAGRAF AKAN
SULIT UNTUK DIPAHAMI.

• Berapa jumlah kalimat penjelas?


Lazimnya, 4—7 kalimat penjelas.
SUATU PARAGRAF DIANGGAP TELAH
MEMILIKI UNSUR KESATUAN JIKA TIDAK
ADA SATU PUN KALIMAT YANG TIDAK
MENDUKUNG ATAU TIDAK
MENGEMBANGKAN (MENJELASKAN)
KALIMAT TOPIK.
CARA MENYUSUN PARAGRAF YANG
BERKEPADUAN.

1. Tentukan atau rumuskan masalah pokoknya.


2. Tentukan ide-ide pendukung masalah pokok
tersebut.
3. Rumuskan ide-ide pendukung tersebut dalam
bentuk kalimat (disebut kalimat
penjelas/pengembang).
4. Urutkan kalimat penjelas tersebut secara
runtut, logis, dan sistematis.
TUGAS LATIHAN

AMBIL CONTOH SATU PARAGRAF DI


DALAM SKRIPSI, LALU REVISI PARAGRAF
TERSEBUT SEHINGGA MENJADI
PARAGRAF YANG BERKEPADUAN.
POLA DASAR I SUATU PARAGRAF

Kalimat utama ………… Kalimat penjelas I


………… Kalimat penjelas II ………… Kalimat
penjelas III ………… Kalimat penjelas IV
…………

POLA DASAR II SUATU PARAGRAF

Kalimat penjelas I ………… Kalimat penjelas II


………… Kalimat penjelas III ………… Kalimat
penjelas IV ………… Kalimat utama …………
POLA DASAR III SUATU PARAGRAF

Kalimat utama ………… Kalimat penjelas I


………… Kalimat penjelas II ………… Kalimat
penjelas III ………… Kalimat penjelas IV
………… Kalimat penyimpul …………
JENIS PARAGRAF:

1. PARAGRAF SEBAB-AKIBAT
2. PARAGRAF AKIBAT-SEBAB
3. PARAGRAF ANALOGI
4. PARAGRAF PROSES/WAKTU
5. PARAGRAF RUANG/KEBENDAAN
CONTOH PARAGRAF SEBAB-AKIBAT
Bagi sebagian besar anak-anak , bahasa Indonesia merupakan
bahasa kedua, yaitu bahasa yang mereka pelajari setelah mereka
menguasai bahasa pertamanya. Pada umumnya, bahasa pertama
mereka adalah bahasa daerahnya. Misalnya, bahasa Jawa, Madura,
Sasak, Batak, dan Lampung. Mereka mulai belajar bahasa
Indonesia ketika masuk sekolah, yaitu sekolah dasar. Ada juga
yang muiai belajar bahasa Indonesia ketika masuk taman kanak-
kanak. Pada waktu mereka masuk sekolah itu penguasaan bahasa
pertamanya, yaitu bahasa daerah, telah mapan. Dalam teori belajar
bahasa pertama dikatakan bahwa anak-anak usia 6—7 tahun telah
dewasa bahasa. Artinya, mereka telah menguasai bahasa
pertamanya seperti orang-orang dewasa di dalam masyarakatnya
sehingga dengan bahasa itu mereka dapat berkomunikasi dengan
baik. Penguasaan bahasa pertama itu, bahasa daerahnya,
berpengaruh terhadap proses belajar bahasa kedua, yaitu bahasa
Indonesia. Pola-pola struktur, kosakata, serta unsur prosodi
bahasa daerah yang dikuasainya akan masuk ke dalam pola-pola
struktur, kosakata, serta prosodi bahasa Indonesia.
CONTOH PARAGRAF AKIBAT-SEBAB

Banyak daerah di Nusantara ini rawan banjir. Banyak faktor


yang menyebabkan hal itu. Di daerah-daerah padat hunian,
saluran dan resapan air sudah tidak memadai. Kalaupun ada,
banyak saluran air tersumbat oleh sampah-sampah buangan dan
rumah tangga di sekitarnya. Hal itu terjadi mungkin disebabkan
oleh wawasan dan disiplin lingkungan sehat para warga dan
didukung kinerja dinas terkait yang belum baik. Selain itu, yang
tak kalah besarnya dalam memberikan andil dalam memunculkan
musibah banjir itu adalah ‘pemelontosan hutan’. Banyak hutan
ditebang, digunduli tanpa usaha reboisasi. Dengan
berkurangnya pepohonan itu, air yang jatuh ke permukaan tanah
akan mengalir deras ke daerah yang lebih rendah dan akhirnya
menggenang. Kian banyak air yang mengalir dan menggenang,
kian besar banjir yang ditimbulkannya.
CONTOH PARAGRAF ANALOGI
Lembaga pendidikan, khususnya pendidikan kejuruan, dapat
disamakan dengan pabrik. Jika lembaga-lembaga pendidikan
mengeluarkan lulusan-lulusannya, pabrik mengeluarkan produksinya.
Suatu lembaga pendidikan yang berhasil mengeluarkan lulusan yang
bermutu akan mendapat penilaian yang tinggi dari masyarakat,
sebagaimana masyarakat juga menilai tinggi terhadap suatu pabrik
yang menghasiikan produksi dengan mutu yang baik. Produksi
dengan mutu yang baik tentu mempunyai kemungkinan pemasaran
yang baik pula. Dengan kata lain, produksi yang bermutu baik akan
marketable. Pabrik penghasil produksi yang bermutu itu akan dikenal
oleh masyarakat dan apabila dapat mempertahankan mutu
produksinya, dia akan mendapatkan kepercayaan dari masyarakat.
Demikian pula halnya dengan lembaga pendidikan. Apabila
keluarannya bermutu, lulusan lembaga pendidikan itu akan mudah
mencari pekerjaan karena lulusan-lulusannya dibutuhkan oleh
masyarakat. Dengan demikian, lembaga pendidikannya pun akan
mendapat penghargaan yang tinggi dari masyarakat. Jika lembaga
pendidikan dimaksud dapat mempertahankan mutu lulusan-
lulusannya, ia akan mendapat kepercayaan masyarakat.
CONTOH PARAGRAF PROSES/WAKTU (PARAGRAF I)

Tempe termasuk makanan murah dan bergizi.


Banyak protein yang dikandungnya. Cara
membuatnya tidak sukar. Bahannya mudah
diperoleh, yaitu kacang kedelai atau kacang-
kacangan lain. Tetapi, bahan yang lazim adalah
kacang kedeiai. Marilah kita coba membuat tempe
sendiri.
CONTOH PARAGRAF PROSES/WAKTU (LANJUTAN)

Ambil kedelai secukupnya, kira-kira tiga kilogram. Kita pilih


dahulu, kalau-kalau tercampur batu atau kotoran lain. Kemudian,
cuci bersih dengan air, dan kita rebus sampai masak betul. Jika
kurang masak, tempe kita tidak akan jadi. Rebusan tempe yang
masih panas itu kita biarkan barang satu atau dua jam sehingga
menjadi dingin. Kulit kedelai masih melekat walaupun ada juga
yang sudah mengelupas. Sekarang kita usahakan supaya kulit itu
mengelupas semua. Caranya, masukkan kedelai itu ke dalam bakul
dan aduk secara terus-menerus sembari disiram dengan air. Jika
bakul itu kita letakkan di bawah pancuran air, pekerjaan kita akan
lebih cepat selesai. Kulit yang terkelupas akan mengapung dan
hanyut dibawa air. Lakukan hal itu sampai kedelai terkelupas
semuanya. Kalau kurang bersih, tempe kita nanti kurang baik
jadinya; agak pahit, dan salah-salah malah bisa busuk.

(dan seterusnya …..)


CONTOH PARAGRAF RUANG/KEBENDAAN

Si Nah, gadis pelayan pada keluarga jaksa


(pensiunan) telah sebulan sakit demam. Keadannya
kian lama kian payah. Matanya kelihatan putihnya
saja. Mulutnya berbuih dan ia mengeluarkan bunyi-
bunyi binatang. Kadang-kadang meringkik seperti
kuda. Kadang-kadang menyalak, mengeong,
berkaok-kaok. Kalau dia mengaum, anak-anak dan
perempuan-perempuan serumah dan tetangga-
tetangga yang berdalangan akan lari terbirit-birit.
Mereka seolah percaya bahwa suatu saat nani Nah
akan menjelma menjadi macan gadungan.
PROSES PENGEMBANGAN
GAGASAN KE DALAM PARAGRAF

1. PRAPENULISAN: menentukan dan


merumuskan topik, mengidentifikasi dan
mengurutkan ide-ide pendukung,
mempertimbangkan tujuan dan
sasaran/pembaca tulisan
2. PENULISAN: menentukan mengurutkan, dan
merumuskan kalimat-kalimat yang utuh dan
berkepaduan
3. PASCAPENULISAN: merevisi hasil

You might also like