Professional Documents
Culture Documents
PAJAK PENGHASILAN
ORANG PRIBADI
KELOMPOK 1
Widi Manuki
Yavid Hafidz Thohapani
Yayuk Febrianti
Riri Andarini
Nugraha Adi Putra
Rika Amelyza
Guntara Syahtiar
Ario Mahirnaja
Nur Istiqlal
Gartiwa Riyadi
Fadhil Saidiladha Tanrir
A. PENDAHULUAN
Undang-undang Pajak Penghasilan (PPh) mengatur pengenaan pajak
penghasilan terhadap subjek pajak berkenaan dengan penghasilan yang diterima
atau diperolehnya dalam tahun pajak. Subjek pajak tersebut dikenai pajak apabila
menerima atau memperoleh penghasilan, yang kemudian disebut sebagai Wajib
Pajak. Wajib Pajak dikenai pajak atau dapat pula dikenai pajak untuk penghasilan
dalam bagian tahun pajak apabila kewajiban pajak subjektifnya dimulai atau
berakhir dalam tahun pajak.
Undang-undang PPh menganut asas materiil, artinya penentuan mengenai pajak
yang terutang tidak tergantung kepada surat ketetapan pajak.
B. SUBJEK PAJAK
PPh dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau
diperolehnya dalam tahun pajak. Yang menjadi subjek pajak adalah
1. a. Orang Pribadi
b. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak
2. Badan, terdiri dari perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya,
BUMN/BUMD, firma, kongsi, koperasi, dana pension, persekutuan,
perkumpulan, yayasan, organisasi sosial politik, lembaga dan bentuk usaha
lainnya termasuk kontrak investasi kolektif
3. Bentuk Usaha Tetap (BUT)
C. OBJEK PAJAK
Yang menjadi objek pajak adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan
kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik yang berasal
dari Indoesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau
untuk menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan dengan nama dan dalam
bentuk apa pun, temasuk
1. penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang
diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi,
bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan dalam bentuk lainnya, kecuali
ditentukal lain dalam undang-undang
2. hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan penghargaan
3. laba usaha
4. keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta, termasuk:
a. keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan, dan
badan lainnya sebagai pengganti saham atau penyertaan modal
b. keuntungan yang diperoleh perseroan, persekutuan, dan badan lainnya
karena pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu atau anggota
c. keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran,
pemecahan, atau pengambilan usaha\
d. keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan, atau
sumbangan, kecuali yang diberikan kepada keluarga sedarah dalam garis
keturunan lurus satu derajat
e. keuntungan karena penjualan atau pengalihan sebagian atau seluruh hak
penambangan
5. penerimaan kembali pembiayaan pajak yang telah dibebankan sebagai
biaya dan pembayaran tambahan pengembalian pajak
6. bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan
pengembalian utang
7. dividen
8. royalti
9. sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta
10. penerimaan atau perolehan pembayaran berkala
11. keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah
tertentu yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah
12. keuntungan karena selisih kurs mata uang
13. selisih lebih karena penilaian kembali aktiva
14. premi asuransi
15. iuran yang diterima atau diperoleh dari anggotanya yang terdiri dari
wajib pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas
16. tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum
dikenakan pajak
17. penghasilan dari usaha berbasis syriah
18. imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam UU yang mengatur
mengenai ketentuan umum dan tata cara perpajakan
19. surplus Bank Indonesia
Perhitungan PTKP ditentukan menurut keadaan pada awal tahun pajak atau awal
bagian tahun pajak. Perhitungan PTKP untuk pegawai lama dilakukan dengan
melihat keadaan pada awal tahun takwim. Bagi pegawai yang baru datang menetap
di Indonesia dalam bagian tahun takwim, besarnya PTKP tersebut berdasarkan
keadaan pada awal bulan dari bagian tahun takwim yang bersangkutan.
F. TARIF PAJAK
Tarif Pajak yang berlaku saat ini adalah berdasarkan pada pasal 17 UU No.36
Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, yaitu sebesar:
Tarif tertinggi bagi Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri dapat diturunkan
menjadi paling rendah 25% yang diatur dalam Peraturan Pemerintah
Yang tidak termasuk sebagai pemberi kerja yang mempunyai kewajiban untuk
melakukan pemotongan PPh pasal 21 adalah:
a. kantor perwakilan Negara asing
b. organisasi-organisasi Internasional yang telah ditetapkan oleh Menteri
Keuangan
c. pemberi kerja orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas yang semata-mata mempekerjakan orang pribadi untuk
melakukan pekerjaan rumah tangga atau pekerjaan bukan dalam rangka
melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas
Ahmad pada tahun 2009 bekerja pada PT Zamrud dengan gaji sebulan
Rp.2.500.000,00 dan membayar iuran pensiun sebesar Rp.100.000,00. Ahmad
Gaji sebulan Rp.2.500.000,00
menikah tapi belum mempunyai anak. Penghitungan PPh pasal 21 adalah sbb:
Pengurangan:
1. Biaya jabatan (5% x Rp.2.500.000) Rp. 125.000,00
2. Iuran Pensiun Rp. 100.000,00
(Rp. 225.000,00)
Penghasilan netto sebulan Rp. 2.275.000,00
Manto, menikah dengan satu anak, bekerja sebagai pegawai tetap pada PT Teguh
dengan gaji yang dibayar mingguan sebesar Rp.600.000,00. Perhitungan PPh 21:
Pengurangan:
1. Biaya jabatan (5% x Rp.2.026.000) Rp. 101.300,00
2. Iuran Pensiun Rp. 10.000,00
3. Iuran Jaminan Hari Tua Rp. 40.000,00 +
(Rp. 151.300,00)
Penghasilan netto sebulan Rp. 1.874.000,00
Teja status kawin dengan 1 anak. Pegawai PT Mulia. Teja mulai pensiun pada tahun
2009. Tahun 2009 Teja menerima uang pensiun sebulan sebesar Rp.2.000.000,00
Perhitungan PPh 21 adalah sbb:
Joko (tidak kawin) bekerja pada PT Qollbu Jaya dengan memperoleh gaji sebulan
Rp.2.000.000,00. Dalam tahun yang bersangkutan, Joko menerima bonus sebesar
Rp.5.000.000,00. Setiap bulannya Joko membayar iuran pensiun ke dana pensiun yang
pendiriannya telah disahkan Menteri Keuangan, sebesar Rp.60.000,00.
Cara menghitung PPh pasal 21 atas bonus adalah:
Pengurangan:
1. Biaya jabatan (5% x Rp.29.000.000) Rp. 1.450.000,00
2. Iuran Pensiun setahun
(12 x Rp.60.000) Rp. 720.000,00
(Rp 2.170.000,00)
Penghasilan netto setahun Rp 26.830.000,00
PTKP:
- untuk WP sendiri ( Rp. 15.840.000,00)
Penghasilan Kena Pajak Rp. 10.990.000,00
Pada hari ke-9 jumlah kumulatif upah yang diterima melebihi Rp.1.320.000,00
maka PPh 21 terutang dihitung berdasarkan upah setelah dikurangi PTKP yang
sebenarnya.
Sehingga pada hari ke-9, upah bersih yang diterima Sentot sebesar:
Rp.150.000 – Rp.47.700 = Rp.102.300
Firman (belum menikah) adalah seorang karyawan yang bekerja sebagai perakit TV
pada perusahaan elektronik. Upah yang dibayar berdasarkan atas jumlah unit/satuan
yang diselesaikan yaitu Rp.50.000,00 per buah TV dan dibayarkan tiap minggu.
Dalam waktu 1 minggu (6 hari kerja) dihasilkan sebanyak 24 buah TV dengan upah
Rp.1.200.000,00.
Perhitungan PPh 21:
Budi adalah pegawai dari PT Mataram dengan status menikah dan mempunyai 3 orang
anak, Budi meneriman gaji Rp.4.000.000,00 sebulan dan PPh ditanggung oleh pemberi
kerja. Tiap bulan ia membayar iuran pensiun ke dana pensiun yang pendiriannya telah
disahkan Menteri Keuangan sebesar Rp.150.000,00.
PPh pasal 21 sebesar Rp.94.500,00 ini ditanggung dan dibayar oleh pemberi
kerja. Jumlah sebesar Rp.94500,00 tidak dapat dikurangkan dari Penghasilan
Bruto pemberi kerja dan bukan meupakan Penghasilan yang dikenakan pajak
kepada Budi
Perhitungan PPh pasal 21 atas Penerimaan dalam Bentuk Natura dan
Kenikmatan Lainnya yang Diberikan oleh Wajib Pajak yang Pengenaan Pajak
Penghasilannya Bersifat Final atau Berdasarkan Norma Perhitungan Khusus
(Deemed Profit)
Junaidi adalah WNI yang bekerja pada suatu perwakilan dagang asing yang pengenaan
pajaknya menggunakan norma perhitungan khusus, memperoleh gaji sebesar
Rp.1.500.000,00 sebulan beserta beras 30kg dan gula 10kg. Junaidi berstatus menikah
dengan 1 orang anak. Nilai uang dari beras dan gula dihitung berdasarkan harga pasar:
Harga Beras : Rp.10.000,00 per Kg
Harga Gula : Rp. 8.000,00 per Kg
Pengurangan:
Biaya jabatan (5% x Rp.1.880..000) (Rp. 94.000,00)
Penghasilan netto sebulan Rp. 1.786.000,00
Haji Soleh seorang penceramah memberikan ceramah pada lokakarya dan menerima
honor Rp.1.000.000,00. Perhitungan PPh 21:
5% x Rp.1.000.000,00 = Rp.50.000,00
Perhitungan PPh pasal 21 atas Komisi yang Dibayarkan kepada Penjaja Barang
Dagangan atau Petugas Dinas Luar Asuransi
Tri seorang penjaja barang dagangan hasil produksi PT Jaya. Dalam bulan April
menerima komisi sebesar Rp.750.000,00
5% x Rp.750.000.000,00 = Rp.37.500,00
Taufik pemain bulutangkis yang tinggal di Jakarta, menjadi juara dalam suatu turnamen
dan mendapat hadiah Rp.30.000.000,00.
PPh 21 yang terutang atas hadiah turnamen tersebut adalah:
5% x Rp.30.000.000,00 = Rp.1.500.000,00
Perhitungan PPh pasal 21 atas Honorarium yang Diterima Tenaga Ahli yang
Melakukan Pekerjaan Bebas
Eko pada bulan Maret 2009 menerima tebusan dana pensiun dari Dana Pensiun ABC
sebesar Rp.70.000.000,00
Yang wajib membayar pajak penghasilan adalah WP orang pribadi dalam negeri
yang tidak memiliki NPWP dan telah berusia 21 tahun yang bertolak ke luar negeri ,
termasuk istri, anggota keluarga sedarah, dan keluarga semenda dalam garis
keturunan lurus serta anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya wajib pajak
yang bersangkutan
Besarnya PPh yang harus dibayar orang pribadi yang bertolak ke luar negeri
adalah:
a. Rp.2.500.000,00 (dua juta lima ratus ribu rupiah) untuk
setiap orang setiap kali bertolak ke luar negeri dengan menggunakan
pesawat udara, dan
b. Rp.1.000.000,00 (satu juta rupiah) untuk setiap orang
setiap kali bertolak ke luar negeri dengan menggunakan angkutan laut
Pajak penghasilan yang dibayar wajib pajak orang pribadi yang bertolak ke luar
negeri merupakan angsuran pembayaran pajak penghasilan. Angsuran
pembayaran pajak penghasilan ini dapat dikreditkan terhadap Pajak Penghasilan
yang terutang pada akhir tahun yang bersangkutan setelah wajib pajak tersebut
memiliki NPWP
Mike adalah karyawan asing pada perusahaan PT Dira Consult. Mike bertempat
tinggal kurang dari 183 hari. Mike sudah berisitri dan mempunyai seorang anak. Dalam
bulan April 2009. Mike memperoleh gaji US$ 5,000 sebulan. Kurs yang berlaku adalah
Rp.10.500,- per US$ 1
Penerapan tarif:
20% x Rp. 52.500.000,- = Rp. 10.500.000,-
PPh pasal 26 atas gaji Mike bulan April 2009 adalah Rp.10.500.000,-
Catatan:
Penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam mata uang asing dihitung berdasarkan
nilai kurs yang ditetapkan Menteri Keuangan yang berlaku pada saat pembayaran atau
dibebankan
3. Sifat Pemotongan
4. Pemotong Pajak
Pemotongan pajak berdasarkan ketentuan pasal 26 wajib dilakukan oleh:
a. Badan Pemerintah
b. Subjek pajak dalam negeri
c. Penyelenggara kegiatan
d. Bentuk Usaha Tetap
e. Perwakilan perusahaan luar negeri lainnya
f. Pembeli yang ditunjuk sebagai pemotong PPh pasal 26
REFERENCE
www.pajak.go.id