You are on page 1of 10

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Kolaborasi Guru SMK dengan

Mahasiswa UNJ dalam Penyelesaian Skripsi


Bambang Dharmaputra
Dosen Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika
PTK merupakan penelitian yang dikembangkan guru di kelas dalam upaya memperbaiki hasil belajar
siswa mereka. Salah satu karakteristik PTK adalah kolaborasi teman sejawat dalam penelitian tersebut
sehingga hasil yang diperoleh akan berdampak pada implementasinya. Mahasiswa UNJ yang dituntut
pada akhir studinya untuk menulis skripsi dapat menerapkan PTK sewaktu magang mengajar di SMK i
saat PPL dengan berkolaborasi guru pamong, dosen pembimbing, dan teman sejawat lainnya di lapangan.
Kata kunci: penelitian guru, karakteristik PTK, mitra PTK, skripsi mahasiswa UNJ

Kritik yang sering diungkapkan semakin tinggi kepercayaan guru akan


masyarakat tentang guru adalah lemahnya prefosionalisme keguruannya. Semakin
profesionalitas guru dalam bidangnya. Hal tinggi profesionalisme keguruannya,
ini tampak tidak ada kemandirian guru, maka semakin tinggi penghargaan
dan selalu menunggu petunjuk dari atas masyarakat kepadanya karena guru
serta tidak ada inovasi pembelajaran yang mampu menunjukkan keahlian dalam
muncul dari mereka. Apalagi dalam memperbaiki pembelajaran di kelasnya.
sistem lama, di mana sentralisasi
Mahasiswa calon guru dari LPTK tentu
pendidikan dari pusat sangat kental,
dituntut kemampuan tersebut, baik selama
sehingga hampir tidak ada ruang bagi
pendidikan maupun setelah menjadi
guru untuk menyampaikan ide-ide
alumni dan bekerja sebagai guru di SMK
pembelajaran yang berasal dari temuan di
Tulisan ini menawarkan kerjasama antara
kelas atau bengkel kerja mereka. Di sisi
LPTK dengan SMK dalam memberi
lain, penelitian yang diakui sebagai karya
kesempatan mahasiswa melakukan PTK
ilmiah terbatas dan kurang menganggap
sewaktu mereka PPL di sekolah
jenis penelitian tertentu dengan alasan
latihannya.
tidak ilmiah. Akhirnya penelitian pun
menjadi momok bagi angka kredit guru Alasan pentingnya guru melakukan
dan pasrah tidak meneliti saja karena penelitan tindakan kelas
merasa tidak mampu. Apalagi, tuntutan
penelitian baru muncul di jenjang tinggi Rochiati Wiraatmadja (2005:11) yang
karier guru (golongan IV), sehingga tak mengutip pendapat Hopkins dan lainnya,
heran kebanyakan guru pun cepat mengartikan PTK sebagai penelitian yang
mencapai golongan IV/a tetapi mengkombinasikan prosedur penelitian
selanjutnya berhenti di tempat. dengan tindakan substantive guru untuk
Upaya memperbaiki kemampuan guru memahami apa yang terjadi (di kelasnya)
dalam penelitian, maka ajang penelitian sambil terlibat dalam sebuah proses
pun perlu digeser ke hal-hal yang paling perbaikan dan perubahan (mengajarnya).
sering dihadapi guru, yakni kegiatan Mengutip pendapat Kemmis (1983), maka
pembelajaran di kelas. Sebagamana ini merupakan penelitian reflektif yang
dikatakan Rochiati Wiraatmadja dilakukan secara kemitraan mengenai
(2005:29) hal ini dapat mengembalikan situasi sosial tertentu (termasuk
rasa percaya diri dan harga diri guru pendidikan). Tujuannya agar meningkat
karena pemahamannya akan profesi kan rasionalitas dan keadilan (a) kegiatan
semakin meningkat melalui penelitian pendidikan yang dilakukan, (b)
tindakan kelas. Semakin tinggi pemahaman yang mendalam tentang
pemahaman guru akan kelasnya, maka pelaksanaan kegiatan tersebut, dan (c)

PTK & Kolaborasi Guru SMK dng Mahasiswa UNJ dalam Penyelesaian Skripsi (Bambang Dharmaputra) 1
melihat kemungkinan penerapan situasi kan pada generalisasi yang lebih luas dari
perbaikan yang diperoleh mereka. temuan penelitiannya dan memperoleh
Sedangkan I.G.A.K. Wardani mendefinisi kebenaran hakiki serta universal, maka
kan PTK sebagai penelitian yang penelitian kualitatif menekankan keba
dilakukan guru di dalam kelasnya sendiri likannya. Sebagaimana yang diung
melalui refleksi diri, dengan tujuan kapkan Egon G. Guba dalam memberi
memperbaiki kinerjanya sebagai guru, pengantar buku Action Research karya Ernie
sehingga hasil belajar siswa menjadi T Stranger (1996) bahwa ada tiga hal yang
meningkat (2006: 1.4). Pada intinya PTK perlu diamati di masa mendatang. Dia
itu menuntut berfikir reflektif dan berharap semua penelitian yang mengacu
melakukan tindakan perbaikan seorang pada penelitian kemanusian dapat
guru dalam kelas yang diajarnya. Dengan memperlihatkan tiga karakteristik, yakni
demikian, guru yang melakukan PTK desentralisasi, deregulasi, dan kooperatif
akan melakukan perbaikan dalam cara dalam perlakuannya. Dengan
mengajarnya berdasarkan temuan dan desentralisasi, dimaknai adanya
renungannya, dan bukan menurut atasan perubahan upaya dari mengeneralisasi
atau teman sejawatnya. Lebih lanjut Raka ’kebenaran’ ke arah penekan baru pada
Joni, Kardiawarman, dan Hadisubroto konteks lokal. Deregulasi, diartikan
(1998) sebagaimana ditulis I.G.A.K adanya gerakan keluar dari aturan
Wardani (2006:1.11) adalah tidak konvensional yang kaku berdasarkan
seluruhnya benar anggapan bahwa hasil aturan main penelitian, seperti melebih-
penelitian pendidikan akan dimanfaatkan lebihkan validitas, reliabilitas,
para guru di lapangan. Penelitian objektivitas, dan generalisasi. Sedangkan
pendidikan yang umumnya dilakukan kooperatif dalam perlakuannya, diartikan
para pakar atau peneliti LPTK sering kali cara peneliti yang tidak dengan fungsional
kurang dihayati guru, meskipun penelitian membedakan antara peneliti dan yang
itu dilakukan di kelas. Akibatnya para diteliti (’subjek” dalam bahasa
guru yang menjadi objek penelitian tidak konventional). Mereka semua dinyatakan
terlibat dalam pembentukan pengetahuan sebagai partisipan, dan semuanya
dari hasil penelitian tersebut. Jurnal sederajat dalam menentukan pertanyaan-
penelitian yang diharapkan dapat menjadi pertanyaan apa yang akan diajukan,
media guru dengan para pakar jarang informasi apa saja yang akan dianalisis,
diterima mereka. Andaikata jurnal dan bagaimana kesimpulan dan tindakan
tersebut diterima, maka hal itu terlalu yang diambil.
lama, sehingga ada kemungkinan guru Seorang yang melakukan PTK hendaknya
pun telah lupa dengan penelitian yang ia memahami bahwa siswa, teman
mereka menjadi objeknya. Apalagi para peneliti, dan lainnya adalah mitra dalam
guru yang tidak “terlibat”, mungkin saja meneliti. Oleh sebab itu, ia perlu
temuan penelitian tersebut menjadi asing memahami situasi yang timbul dalam
dan kurang berdampak bagi profesi pelaksanaan penelitian dan mengambil
mereka di kelas. tindakan yang tepat setelah melakukan
refleksi. Tentunya ini berbeda dengan
Karakteristik PTK penelitian kuantitatif, di mana peneliti
cukup mengambil data melalui instrumen
Upaya guru untuk memahami situasi
yang “valid dan realibel”, kemudian
kelasnya dan melakukan perbaikan
menafsirkan data tersebut di luar proses
berdasarkan hasil refleksi atau renungan
penelitiannya. Tidak diperlukan refleksi
yang mendalam merupakan ciri dari
dan diskusi untuk memperbaiki tindakan
penelitian kualitatif. Berbeda dengan
nya selama meneliti. Mungkin saja,
penelitian kuantitatif yang lebih menekan
peneliti akan mengemukakan temuan dan

2 Pevote, Vol.1, No. 1 September 2006 : 1-10


diskusi serta saran, tetapi ini hanya dilaku 2. Think (berfikir)
kan dalam laporan dan tidak langsung ke Setelah masalah yang akan Anda diteliti
mitra penelitiannya. Oleh sebab itu, guru menjadi jelas sehingga Anda mampu
yang umumnya menjadi objek penelitian, untuk menindaklanjuti, maka mulailah
tidak merasa perlu merubah cara mengajar berfikir bagaimana langkah-langkah yang
nya walaupun ia “tahu” akan temuan harus dilakukan untuk memecahkan
penelitian tersebut. masalah tersebut. Di sini peneliti akan
Upaya guru memahami situasi kelas dan mengajukan hipotesis kerja yang akan
mengambil tindakan yang tepat dalam ditindaklanjuti waktu penelitian. Galilah
memperbaiki pembelajaran di kelasnya dan analisis apa yang menjadi masalah
memerlukan langkah-langkah penelitian Anda (hipotesis). Kemudian tafsirkan dan
yang terancang dengan baik. Walaupun jelaskan mengapa hal itu terjadi seperti itu
berbagai model dapat diajukan dalam hal dan bukan seharusnya (teoretik) agar
ini, tetapi penulis hanya membatasi hal dapat dilakukan tindakan perbaikan. Di
yang pokok saja. Model yang digunakan sini Anda perlu melihat RPP (Rencana
diambil dari buku Ernest T Stringer yang Pelaksanaan Pembelajaran) dari silabus
menekankan bahwa rutinitas penelitian yang telah Anda susun di KTSP SMK
tindakan (termasuk PTK) terdiri dari tiga Anda. RPP yang Anda kembangkan harus
tahapan, yakni look, think, dan act. rinci agar dapat diamati mitra Anda
sewaktu pembelajaran itu dilaksanakan.
Ini skenario sajian di mana penelitian
tindakan akan berlangsung. Diskusikan
dengan mitra Anda, apa-apa yang harus
terjadi baik di sisi Anda sebagai guru
maupun siswa yang menerima perlakuan
Anda. Mintalah masukan untuk memper
baiki RPP Anda sebelum pelaksanan
penelitian dilakukan. Persiapkan seluruh
sarana dan prasarana yang diperlukan
dalam proses pembelajaran yang akan
dilakukan. Janganlah melakukan tindakan
1. Look (Amati) di lapangan sebelum semua persiapan
Sebelum penelitian dilakukan, maka berjalan lancar. Konfirmasikan lagi
seorang peneliti harus terlebih dahulu dengan mitra Anda apa yang mereka
mengamati keadaan kelas yang akan harus amati dan upayakan kehadirannya
ditelitinya. Guru harus mengumpulkan tidak mengganggu pelaksanaan penelitian.
segala informasi (data) yang berkaitan 3. Act (Tindakan)
dengan masalah yang akan ditelitinya.
Janganlah ia tergesa-gesa untuk meneliti Setelah semua persiapan dari sisi sarana
sebelum jelas bagi dirinya sendiri dan dan prasarana pembelajaran penelitian
mitra peneliti tentang apa yang akan yang akan Anda lakukan maupun mitra
dilakukan. Hal ini akan nampak dari si Anda sebagai pengamat telah siap, maka
peneliti mampu merumuskan masalahnya, tindakan pun dapat dilakukan. Lakukanlah
dan menjelaskan tentang keadaan kelas proses belajar mengajar sebagaimana
yang dihadapi untuk diteliti. Diskusikan biasa, dan terangkan kepada siswa ada
hal ini dengan mitra peneliti Anda, Bapak/Ibu guru lain yang berada di kelas
sehingga mereka pun mempunyai kita. Beliau itu akan mengamati kita, dan
pemahaman yang sama terhadap masalah janganlah para siswa merasa terganggu
yang akan diteliti. serta bertindaklah sewajarnya seperti
tidak ada mereka.

PTK & Kolaborasi Guru SMK dng Mahasiswa UNJ dalam Penyelesaian Skripsi (Bambang Dharmaputra) 3
Setelah semuanya dipahami oleh siswa, kepada mereka. Diskusi ini harus
lakukan rencana Anda sesuai RPP yang menghasilkan masukan untuk perbaikan
telah disepakati dengan mitra pengamat. siklus berikutnya. Jadi siklus berikut akan
Mengajarlah sesuai skenario yang telah berulang dari amati, fikirkan, dan
disepakati agar dapat teramati oleh mitra tindakan. Bedanya pada siklus berikutnya,
Anda. Jika dalam proses belajar mengajar pengamatan itu adalah hasil diskusi yang
ternyata Anda harus keluar dari skenario memperjelas perbaikan apa yang harus
yang disepakati, lakukan saja agar ini diambil oleh peneliti. Berfikir atau
dapat dicatat oleh pengamat Anda. Mitra perencanaan berikutnya adalah rancangan
Anda bukanlah atasan, sehingga janganlah Anda dalam memperbaiki tindakan
gugup jika keluar dari skenario. Ingat pembelajaran yang harus dilakukan. Ingat,
yang diamati bukan hanya Anda, tetapi jangan Anda mengubah materi kurikulum
siswa, suasana, dan hal apa pun yang akan yang disepakati dengan sekolah. Yang
mempengaruhi hasil belajar perlu diamati perlu dilakukan perbaikan adalah rencana
oleh mitra Anda. Waktu pembelajaran di yang akan dilakukan, baik menyangkut
kelas tidak boleh dipotong atau diperpan sarana dan prasarana belajar mengajar
jang oleh alasan apa pun. Demikian pula atau pun skenario pembelajaran yang
pengamat pun tidak boleh keluar-masuk disepakati dengan mitra Anda. Jika semua
walaupun sudah bosan mengamati. Mitra telah diperbaiki, buatlah catatan lapangan
Anda harus mencatat apa saja yang terjadi tentang pelaksanaan siklus pertama dan
sewaktu tindakan kelas itu dilakukan diskusi dengan mitra Anda. Demikian
berdasarkan data pengamatan. pula catatan lapangan ini, hendaknya
memuat catatan renungan Anda tentang
Siklus PTK selanjutnya
PTK yang sedang dilakukan. Catatan
Setelah Anda menyelesaikan kegiatan lapangan inilah yang menjadi dokumen
mengajar, maka selesailah satu siklus penelitian, sehingga harus tersimpan rapih
kegiatan PTK. Hendaknya difahami dan dianalisis lebih lanjut pada saat Anda
bahwa satu siklus tidak selalu satu kali akan menyusun laporan penelitian.
pertemuan mengajar, tetapi dapat saja
Sulit dibayangkan jika PTK hanya terjadi
lebih. Misalkan yang diambil sebagai satu
dari satu siklus saja, karena tidak mungkin
siklus adalah satu pencapaian kompetensi
masalah Anda terpecahkan dengan satu
dasar dalam silabus. Anda dan mitra perlu
kali tindakan kelas. Ini akan membutuh
berkumpul dan mendiskusikan hasil yang
kan waktu perenungan Anda dan diskusi
telah dilakukan. Lakukan ini sesegera
dengan mitra, sebelum kesimpulan
mungkin dan jangan menunda-nunda
penelitian itu dapat dilakukan.
pertemuan. Paling tidak, satu hari setelah
Pengalaman penulis di lapangan, setidak
siklus pertama selesai, maka Anda harus
berkumpul dan mendiskusikan dengan nya PTK ini memerlukan waktu dua
setengah bulan untuk dapat menyimpul
mitra Anda. Berikan kesempatan mitra
kan hasilnya. Selama penelitian
Anda untuk menyampaikan hasil
berlangsung, maka Anda harus mulai
pengamatan sewaktu Anda mengajar.
mencicil penyusunan laporan tentatif.
Berdasarkan data pengamatan dibanding
Janganlah Anda menunda pelaporan
kan dengan skenario yang telah disepakati
sampai proses penelitian selesai. Lakukan
bersama, maka mitra akan memberi
sesegera mungkin dan lakukan revisi terus
masukan kepada Anda secara kritis.
menerus sampai Anda puas dengan hasil
Ingatkan kepada mitra Anda janganlah
penelitian ini.
memberi masukan sekedar basa-basi atau
menjelek-jelekan. Jelaskan alasan Anda
terhadap kritik yang mereka ajukan dan
tanyakan masalah yang Anda ragukan

4 Pevote, Vol.1, No. 1 September 2006 : 1-10


Mitra Penelitian pembentukkan watak pekerja melalui
kegiatan pembelajaran praktik bidang
Salah satu karakteristik PTK adalah
keahliannya. Sebagai calon pekerja baik
kolaboratif dan partisipatif, di mana
di industri maupun lapangan kerja
penelitian ini tidak dilakukan individual
lainnya, maka ukuran utamanya apakah
tetapi harus bekerja sama dalam bentuk
SMK telah mempersiapkan watak pekerja
kemitraan dengan ciri adanya partisipasi
dan kemampuan kerja siswanya
dari anggotanya. Anggota penelitian Anda
sebagaimana diminta DUDI selama ini.
bukan sekedar peserta tetapi mitra yang
akan menentukan keberhasilan dari PTK. Jadi PTK di SMK tidak semata-mata
Mitra Anda dapat saja guru, pengawas, dilakukan di kelas teori tetapi mungkin
maupun kepala sekolah atau siapa saja justru yang terpenting terjadi di bengkel
yang dapat berpartisipasi penuh pada praktik sekolah. Materi yang menjadi
penelitian Anda. Sebagai ketua peneliti, tema PTK akan terus berkembang sesuai
maka sebaiknya Anda lah yang mengajar minat dan perhatian guru terhadap
kelas Anda, dan jangan diberikan ke mitra pelaksanaan pembelajaran di kelas teori
Anda mengajar di kelas Anda bergiliran. atau bengkel kerja mereka. Teori di kelas
Para siswa akan menghadapi masalah dan praktik di bengkel kerja merupakan
psikologis kalau berganti-ganti guru untuk makna komprehensif dan bukan terpisah-
pelajaran yang sama. Anggota peneliti pisah dalam pembentukan watak pekerja
Anda bertugas melakukan pengamatan, dan bidang keahliannya.
memberi masukan, dan teman diskusi Masalah pembelajaran di SMK dapat saja
dalam membahas hasil tindakan dan isu- diteliti dari berbagai pendekatan.
isu yang berkembang saat penelitian Misalnya, pengaruh musik klasik dalam
berlangsung. Hal yang ingin dicari dalam meningkatkan pembelajaran praktik siswa
PTK adalah “temuan” perbaikan mungkin menarik guru untuk ditelitinya.
pembelajaran yang diperoleh dari data Hal ini dapat saja dilakukan secara
lapangan penelitian, dan bukan sekedar penelitian konvensional atau PTK sesuai
wacana teoretik yang belum teruji minat peneliti itu sendiri. Bagi guru yang
kehandalannya. Derajat temuan itu sendiri berminat dengan pendekatan konven
akan sangat ditentukan dari kredibilitas ional, maka akan terfikir bagaimana
para peneliti, dan materi temuan itu menguji hipotesis bahwa siswa yang ber
sendiri. Dengan adanya kolaborasi teman praktik dengan iringan musik klasik akan
sejawat yang berbobot, maka ini dapat lebih baik dari siswa yang tidak diiringi
meningkatkan temuan itu sendiri. Namun musik klasik. Untuk itu tentunya, ia akan
yang tak kalah penting, justru terletak dari menguji dua kelas yang satu berpraktik
bobot materi “temuan” nya apakah dengan iringan musik dan lainnya tidak.
berguna bagi peningkatan pembelajaran Kemudian diberikan perlakuan praktik
teman sejawat guru lainnya. Oleh sebab yang sama (kecuali iringan musik klasik)
itu, mempublikasikan hasil temuan PTK dan dinilai hasilnya. Jika kelas dengan
ke pihak luar lewat Jurnal Penelitian iringan musik klasik lebih baik prestasi
menjadi penting dalam menginformasikan dari yang tidak, maka hipotesis
”temuan”nya ke para guru lainnya sebagai penelitiannya diterima. Tentunya menjadi
pengguna penelitian tersebut. wajar kalau peneliti menyarankan praktik
PTK di SMK. yang baik jika diiringi musik klasik.
Salah satu hal yang mencolok antara Namun demikian bagi guru yang berminat
pembelajaran di SMK dan di SMU meneliti secara PTK, maka motif
terletak di praktik kerja. Praktik kerja di utamanya bukan karena adanya pendapat
SMK bukan sekedar pengujian kebenaran ahli tentang musik klasik, tetapi
teoretik, tetapi yang terpenting kegelisahan dirinya tentang prestasi

PTK & Kolaborasi Guru SMK dng Mahasiswa UNJ dalam Penyelesaian Skripsi (Bambang Dharmaputra) 5
belajar praktik siswa selama ini kurang profesionalisme guru yang sekarang
memuaskan. Kegelisahan ini membawa dianggap telah tergerus dalam kehidupan
guru untuk mencari cara mengatasinya, pekerjaan guru.
dan ia menemukan tulisan tentang Hasil penelitian guru tersebut, sebaiknya
pengaruh musik klasik dalam belajar. dipublikasikan lewat Jurnal Pendidikan
Selanjutnya ia berdiskusi dengan rekan guru sehingga hasilnya dapat dimanfaat
sejawatnya tentang musik klasik untuk kan ke guru lainnya. Dengan cara ini,
diimplementasikan dalam memperbaiki maka kehidupan profesionalisme dapat
pembelajaran praktik di kelasnya. Ia pun tumbuh dengan baik dan sehat. Dampak
meminta teman guru tersebut untuk bagi masyarakat akan nampak dari unjuk
berkolaborasi mengamati perilaku belajar kerja para guru semakin profesional dan
siswanya dan memberi masukan kepada para anak didik yang dihasilkan sekolah
dirinya tentang pelaksanaan pembelajaran semakin diterima masyarakat. Tentu PTK
yang telah dirubah dalam PTK.Setelah tidak serta merta akan menjadi obat
tindakan pembelajaran selesai dilakukan, mujarab yang dapat memperbaiki keadaan
maka ia kembali berdiskusi dengan teman pendidikan kita, dan ini tentunya akan
guru tersebut dan merenungkan apa yang berpulang ke para guru itu sendiri
dilakukan itu telah menghasilkan menanggapi pembaharuan yang ditawar
perbaikan hasil belajar siswanya. Langkah kan ini.
perbaikan maupun pengayaan berikutnya
pun dilakukannya di kelas, dan hasil Skripsi Mahasiswa LPTK dan
pembelajaran yang telah diberikan Kehidupan Profesionalisme Guru
didiskusikan dengan teman guru dan Mahasiswa LPTK (seperti FT UNJ) tentu
direnungkan langkah perbaikan dipersiapkan sebagai tenaga kepen
berikutnya.Siklus pembelajaran itu pun didikan sesuai jurusan yang ada. Jadi
berulang sampai akhirnya peneliti puas sebagai calon guru yang kelak mengajar
dan yakin akan tindakan pembelajaran di sekolah-sekolah, maka wajar jika
yang dilakukan. Misalnya, dia yakin konsumen (sekolah) menuntut mutu dan
bahwa iringan musik klasik di saat praktik profesionalisme dari guru yang dihasilkan
di bengkel kerja berhasil guna yang LPTK. Pertanyaan yang sering mengusik
tinggi. Namun itu pun hanya cocok pada hati dan fikiran, adalah apakah skripsi
kegiatan praktik tertentu, dan tak dapat yang dibuat mahasiswa LPTK memang
digeneralisasi ke semua jenis praktik. beranjak dari masalah tugasnya kelak di
Sekilas, mungkin kita berfikir bahwa sekolah atau keluar dari tujuan didirikan
tidak ada beda antara pendekatan kuanti LPTK oleh pemerintah. Dengan alasan
tatif dengan PTK, karena hasil sama bahwa guru yang baik adalah guru yang
menunjukkan bahwa iringan musik klasik menguasai bidang keahliannya, dan baru
di saat praktik dapat meningkatkan hasil kemudian ahli dalam “mengajarkannya”
belajar praktik. Tetapi jika dilihat dari sisi membuat banyak skripsi S1 bergeser
guru tentu berbeda, yakni dalam PTK mendalami bidang “keahliannya” dan
guru menjadi bertambah keyakinan akan bukan tugas keguruannya. Akibatnya,
tindakannya dan ini akan meningkatkan skripsi yang dibuat para mahasiswa tidak
profesionalisme guru tersebut. Demikian begitu bermanfaat bagi sekolah, dan
pula teman guru yang diajak berkolabo hanya menjadi syarat lulusnya sarjana.
rasi akan terpengaruh untuk memperbaiki Begitu mereka menjadi guru, maka
pembelajarannya, karena secara emosio banyak pengalaman belajar di LPTK
nal dan kritis terlibat penuh dalam dilupakan saja, dan para alumni masuk ke
penelitian temannya itu. Oleh sebab itu, rutinitas tugas guru. Akhirnya, masyara
banyak ahli pendidikan berkeyakinan kat dan sekolah pun mengeluh akan
dengan PTK akan dapat meningkatkan kompetensi yang diberikan di LPTK baik

6 Pevote, Vol.1, No. 1 September 2006 : 1-10


materi bidang “keahliannya” maupun akan menjadi pembimbing skripsi
perilaku sebagai guru yang profesional mahasiswa tersebut.
mengecewakan. Jika PTK ini dapat berjalan, setidaknya
Dari sisi mahasiswa pun, pendalaman akan ada dua keuntungan yang diperoleh
bidang “keahliannya” merepotkan karena baik bagi mahasiswa maupun sekolah
sewaktu PPL sering berbeda dengan apa tempat PPL nya. Pertama, bagi mahasiswa
yang didalami waktu kuliah. Para akan dapat menyelesaikan skripsi tepat
mahasiswa pun terpaksa belajar sendiri waktu, sehingga dapat memotong masa
mata diklat yang diberikan sekolah, dan studinya secara terhormat. Banyak
perhatian pada tugas guru di luar laporan bahwa rata-rata penyelesaian
mengajar menjadi berkurang. Padahal studi mahasiswa FT UNJ terlalu lama,
PPL itu adalah proses pemagangan calon yakni mendekati masa kedaluwarsa (7
guru paripurna, dan bukan sekedar tahun). Akibatnya, mahasiswa yang tidak
persyaratan lulus jadi sarjana pendidikan. dapat menyelesaikan skripsinya di masa
Waktu PPL menjadi kurang dimanfaatkan lalu, terpaksa mengambil jalur
mahasiswa dalam mematangkan tugasnya komprehensif untuk menyelamatkan drop
sebagai guru kelak. Tugasnya kelak out. Tentu dengan PTK, mahasiswa akan
terletak pada sikap profesional dalam selesai penelitian pada saat PPL dan
mengajar dan berinteraksi sesama guru setelah itu dapat mengajukan ujian
serta siswa untuk menghasilkan lulusan skripsinya ke jurusan. Jika PPL terlaksana
yang dituntut masyarakat. Tentu sebagai (paling lambat) semester 7, maka pada
calon guru, ia adalah “anak bawang” semester 8 mahasiswa sudah dapat
dalam pandangan para seniornya (guru menyelesaikan skripsinya dan ujian.
pamong) dan bukan mitra sejajar. Untuk Dengan demikian, masa studi mahasiswa
menggeser citra ini, maka PTK dapat dapat tepat waktu selesai dengan
dijadikan sarana pembinaan profesi baik terhormat, dan sesuai pula dengan
mahasiswa sebagai calon guru maupun keahlian sebagai pendidik di SMK.
guru pamong sebagai senior mereka. Kedua, dengan penelitian yang terfokus di
Karakteristik PTK yang kolaboratif dan SMK, maka pembinaan profesi sebagai
partisipatif, dapat membawa mahasiswa guru akan lebih terarah. Apalagi, PTK
calon guru bermitra sejajar dengan guru saat ini terus didorong pemerintah, dan
pamongnya sebagai senior dan pemangku bahkan Balitbangdiknas menyebutnya
mata diklat di sekolah. sebagai KTK-TBK (Kaji Tindak Kelas –
Jadi melalui PTK inilah skripsi Terintegrasi Berbasis Kompetensi) dalam
mahasiswa dibuat dengan berkolaborasi upaya meningkatkan profesionalitas guru.
bersama guru pamong untuk berparti Di sisi sekolah atau guru SMK, maka ia
sipasi memperbaiki pembelajaran di akan mendapat masukan tentang kele
SMK. Kenyataannya, mahasiswa lah yang mahan pembelajaran dan perbaikan mata
berfungsi sebagai guru di saat PPL, dan diklatnya yang dilakukan bersama
guru pamong dapat berfungsi sebagai mahasiswa. Karena guru terlibat aktif
mitranya. Jadi, dia pun layak melakukan sebagai mitra mahasiswa dalam PTK,
PTK yang berkolaborasi dengan guru maka masukan itu pasti diperhatikan dan
pamongnya. Sesuai dengan karakteristik dilakukan dalam kegiatan pembelajaran
PTK, maka sebelum tindakan dilakukan
nya. Kedua, hasil penelitian di mana dia
harus dilakukan pengamatan kelas. Jadi menjadi anggota peneliti, dapat diproses
sebelum PPL mahasiswa wajib menjadi angka kredit guru. Apalagi, jika
melakukan survai ke sekolah, dan hasil penelitian bersama mahasiswa itu
berdiskusi dengan calon guru pamongnya, dapat masuk ke Jurnal Penelitian, tentu
serta berkonsultasi dengan dosen yang akan berdampak besar bagi angka kredit

PTK & Kolaborasi Guru SMK dng Mahasiswa UNJ dalam Penyelesaian Skripsi (Bambang Dharmaputra) 7
guru. Ketiga, guru pun mendapat pelaksana dan guru lain yang mengamati.
pengalaman menangani PTK dan ia dapat Jadi intinya sangat disarankan agar PTK
melakukannya bersama guru lain untuk ini bersifat kolaboratif partisipatif. Peneli
periode berikutnya. Dengan demikian, tian tindakan berkolaborasai yang (1)
iklim penelitian pun akan tumbuh di menyusun perencanaan bersama-sama, (2)
sekolah dan tentunya akan berdampak saling bergantian mengamati proses
pada profesionalitas para guru. waktu pelaksanaan, (3) saling mengikuti
teman waktu refleksi, (4) menyusun
PTK bagi Guru, Kepala Sekolah, dan laporan sendiri-sendiri, (5) dilaporkan
Pengawas dengan judul yang sama, dijelaskan model
yang dilaksanakan dalam kolaborasi.
Suharsimi (2007) mengemukakan bahwa
Apabila benar, masing-masing laporan
penelitian tindakan itu harus dilihat dari
mendapat nilai 4,0 (jadi nilai 4,0 tidak
tugas guru, kepala sekolah, dan pengawas
dibagi 2)
di lapangan. Seorang guru yang
kesehariannya menangani masalah
pembelajaran di kelas, tentu cocok untuk
Proposal Penelitian Tindakan
melakukan PTK. Tetapi bagi kepala
sekolah yang tugas utamanya membenahi Perlunya proposal ibarat peta bagi
situasi dan iklim sekolah, disarankan pengembara untuk menelusuri perjalanan
untuk melakukan penelitian tindakan yang baru yang akan dilakukan. Tanpa peta,
yang bukan di kelas. Misalnya meneliti maka pengembara dapat tersesat atau
untuk meningkatkan efektivitas perpus setidak nya mengalami kesulitan dan terus
takaan sekolah, laboratorium, program bertanya-tanya tentang tempat yang akan
bimbingan dan konseling, dan masalah dicapai. Demikian pula dengan perlunya
lain yang ada dilingkup sekolahnya. proposal, yakni akan memandu si peneliti
Demikian pula pengawas yang tidak melakukan penelitian yang baik.
mempunyai kelas, tetapi menangani Model proposal penelitian memang tidak
banyak sekolah, maka penelitian tindakan ada yang baku, dan ini tergantung kepada
yang dilakukan berkait dengan tugasnya. pemberi tugas. Misalnya, untuk PTK saja
Misalnya penelitian tindakan hal-hal ada beberapa model yang dituntut oleh
yang berkait dengan peningkatan mutu pemberi tugas penelitian. Misalnya Dirjen
sekolah yang dibinanya. Kesemuanya, Dikti Direktorat Ketenagaan berbeda
baik guru, kepala sekolah, maupun dengan Direktorat Pembinaan Penelitian
pengawas perlu melakukan penelitian dan Pengabadian Masyarakat. Namun jika
tindakan demi meningkatkan mutu bidang dilihat dengan seksama, maka ini pun
tugasnya masing-masing. tidak terlalu berbeda secara hakiki. Model
Upaya mendorong PTK di sekolah terus yang diajukan ini umumnya berasal dari
diupayakan pemerintah. Karakteristik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
kolaboratif partisipatif, mengakibatkan yang diberikan ke para dosen, dan jika
PTK berpeluang untuk membantu guru. para guru diajak itu pun hanya sebagai
Misalnya, model penelitian tindakan yang kontributor dan bukan peneliti utama. Di
diajukan oleh Suharsimi untuk satu siklus sisi lain, kebutuhan penelitian tindakan ini
terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, umumnya lebih diperlukan oleh para
pengamatan, dan refleksi akan banyak guru, kepala sekolah, dan pengawas
membantu guru. Walaupun dalam dibandingkan para dosen. Oleh sebab itu
kenyataannya di saat guru mengajar dan banyak dari para guru, kepala sekolah,
mitranya mengamati, yang berarti ini dan pengawas yang bertanya bagaimana
terjadi pada waktu bersamaan, tetapi tetap sebenarnya penelitian tindakan itu harus
dibedakan untuk membedakan tugas guru dilakukan.

8 Pevote, Vol.1, No. 1 September 2006 : 1-10


Format PTK atau tepatnya penelitian I. Jadwal Penelitian
tindakan bagi para guru, kepala sekolah, J. Biaya Penelitian
dan pengawas memang ada diberbagai
buku dan mungkin ini dapat diacu K. Personalia Penelitian
mereka. Salah satu model proposal L. Daftar Pustaka
penelitian tindakan yang diajukan,
misalnya diambil dari kerangka proposal M. Lampiran –Lampiran
yang diajukan oleh Suharsimi sebagai 1. Instrumen Penelitian
berikut:
2. Curriculum Vitae semua
Judul Penelitian peneliti
Peneliti 3. Surat Keterangan Ketua
I. PENDAHULUAN Lembaga Penelitian
A. Latar Belakang Masalah 4. Surat Keterangan Dekan
B. Sasaran Tindakan
C. Rumusan Masalah Ajakan Berkolaborasi
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Hasil Penelitian FT UNJ sebagai LPTK yang berkewajiban
menghasilkan guru SMK, tentu harus sejalan
II. KAJIAN PUSTAKA dengan kebijakan pemerintah. Berdasarkan
III. METODOLOGI PENELITIAN Undang Undang Guru dan Dosen tahun
2005 yang ditindaklanjuti dengan Peraturan
1. Setting penelitian Pemerintah No 10 tahun 2006, serta terakhir
2. Sasaran penelitian Keputusan Menteri Pendidikan No. 14 tahun
2007 terus menuntut profesionalisme guru
3. Rencana tindakan
yang semakin tinggi. PTK yang diyakini
4. Data dan cara pengambilannya dapat meningkatkan sikap profesional guru
5. Analisis data perlu didorong keberadaannya di SMK oleh
LPTK yang menjadi almamaternya.
Sedangkan jika mengacu pada Dirjen
Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan Oleh sebab itu, wajarlah jika ajakan
edisi 2006 memberi panduan usulan kolaborasi antara FT UNJ dengan SMK
penelitian sebagai berikut: diajukan di sini. Untuk itu, pertama dapat
dilakukan dengan ikut serta para guru dalam
Sampul Usulan Penelitian PTK mahasiswa yang ber PPL di sekolah,
Halaman Pengesahan dan selanjutnya membudayakan PTK di
kalangan guru. Sudah menjadi kewajiban
A. Judul Penelitian LPTK untuk berkolaborasi dan membantu
B. Mata Pelajaran dan Bidang Kajian sekolah, baik pemikiran maupun tenaga
pengajarnya. Di sini pula, FT UNJ mengajak
C. Pendahuluan
para guru SMK menulis dalam Jurnal Pevote
D. Rumusan Masalah dan untuk berbagi hasil PTK nya ke semua guru
Pemecahannya. SMK. Jika ini mendapat tanggapan teman-
E. Tujuan Penelitian teman guru SMK, tentu harapan meningkat
nya sikap profesional kita akan terwujud dan
F. Manfaat Hasil Penelitian penghargaan masyarakat kepada profesi
G. Kajian Pustaka guru pun akan meningkat pula.
H. Prosedur Penelitian

PTK & Kolaborasi Guru SMK dng Mahasiswa UNJ dalam Penyelesaian Skripsi (Bambang Dharmaputra) 9
Rujukan Pustaka

Departemen Pendidikan Nasional


Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Direktorat Ketenagaan. 2006.
Pedoman Penyusunan Usulan dan
Laporan Penelitian Tindakan Kelas
(Classroom Action Research)
I.G.A.K. Wardani, Kuswaya Wihardit,
Noehi Nasution. 2006. Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas
Terbuka
Rochiati Wiriaatmadja. 2005. Metode
Penelitian Tindakan Kelas : Untuk
Meningkatkan Kinerja Guru dan
Dosen. Bandung: Program Pasca
Sarjana Universitas Pendidikan
Indonesia dengan PT Remaja
Rosdakarya.
Stringer, R. Ernest. 1996. Action
Research: Handbook for
Practitioners. New Delhi: Sage
Publication
Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi.
2007. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Penerbit Bina Aksara
Suwarsih Madya. 1994. Panduan
Penelitian Tindakan. Yogyakarta :
Lembaga Penelitian IKIP Yogyakarta

10 Pevote, Vol.1, No. 1 September 2006 : 1-10

You might also like