Professional Documents
Culture Documents
PENERAPAN DIFFERENSIASI
dy
f(x + Dx)
Dy
f(x)
l1
Dx = dx
f(x)
l
x
0 x x+Dx
Gambar 5.1
Jadi dapat disimpulkan bahwa kemiringan garis yang menyinggung titik (x,y)
pada f(x) adalah :
dy
m= = f ' (x) (5.1)
dx
Contoh 5.1
Tentukan persamaan garis yang menyinggung kurva y = x2 + x -3 di titik P(2,3)
Penyelesaian :
121
dy
y = x2 + x -3 ® = 2x + 1
dx
Kemiringan garis singgung yang menyinggung titik P(2,3) adalah :
dy
m= = 2(2) + 1 = 5
dx x = 2
1
m1.m2 = -1 atau m2 = - ( 5.3 )
m1
Contoh 5.2
Tentukan persamaan garis singgung dan garis normal di titik (1,6) pada kurva :
y = 3x2 – 2x + 5
Penyelesaian :
dy dy 1 1
= 6 x - 2 ; m1 = = 6(1) - 2 = 4 ; m2 = - = -
dx dx x =1 m1 4
Jadi : - Persamaan garis singgung :y1 = m1x1 + n1 ® y1 = 4x1 + 2
1 25
- Persamaan garis normal :y2 = m2x2 + n2 ® y2 = - x2 +
4 4
Contoh 5.3
t
Jika diketahui persamaan parameter x = dan y = 3t2, tentukan persamaan
1-t
garis singgung, garis normal dan titik singgung pada t = 2.
Penyelesaian :
Titik singgung untuk t = 2 adalah (-2,12)
dx 1 dy dy
= ; = 6t ; = 6t(1 - t)2
dt 2 dt dx
(1 - t)
dy 1 1
m1 = = 6(2)(1 - 2)2 = 12 ; m2 = - =-
dx t = 2 m1 12
122
Jadi persamaan : garis singgung : y = 12x + 36
1 71
garis normal : y = - x+
12 6
Soal-soal
1. Tentukan persamaan garis singgung dan garis normal dari kurva :
1 1
a) y = - x 2 + 1 di titik (1, )
2 2
b) x2 – xy2 + 3y2 = 13 di titik P(2,3)
2. Tentukan persamaan garis singgung, garis normal dan titik singgung dari
fungsi parameter :
ì t2
ïx =
ï t + 1 di titik t = 1
í
ïy = t - 1
ïî t +1
Dq
R
R Q
Ds
q q +Dq
x
0
Gambar 5.2
123
diketahui bahwa panjang busur suatu lingkaran yang dibatasi oleh sudut q
adalah Rq. Sehingga panjang busur :
1 Dq 1 Dq
PQ = Ds = R.Dq atau = . Sehingga : lim = lim
R Ds Ds® 0 R Ds ® 0 Ds
1 dq
Jadi : = ( 5.4 )
R ds
Ds Dy
q
Dx
Gambar 5.3
124
Contoh 5.4
Tentukan jari-jari kelengkungan dari hiperbola xy = 9 di titik (3,3)
Penyelesaian :
dy dy y dy
xy = 9 ® y + x =0 ® = - ® = -1
dx dx x dx x = 3
y =3
dy
-x +y
d2 y dx d2 y 2
= ® =
dx 2 x 2 2
dx x = 3 3
y =3
3
é 2ù2
ê ì ü ú
ê1 + ï dy ï ú
í ý
ê dx x = x ú 3
{ }
ï 1 ï
ê î y = y1þ ú 2
ë û 1 + (-1) 2
R = = =3 2
d2 y 2
3
dx 2 x = x1
y = y1
R
k
L
P(x,y)
y
1
q
x
0
h
x1
Gambar 5.4
125
k = y1 + LC
Sehingga :
h = x1 – R sin q
( 5. 7 )
k = y1 + R cos q
Contoh 5.5
Tentukan pusat kelengkungan dari kurva pada contoh 5.4
Penyelesaian :
dy y
x1 = 3 ; y1 = 3 ; R = 3 2 ; = - ( didapat dari contoh 5.4 )
dx x
dy p p
tan q = = -1 ® q = - radian ; sin ( - ) = -1 / 2 2 ;
dx x = 3 4 4
y =3
p
cos ( - ) = 1/ 2 2
4
h = 3 – ( 3 2 )(-1/2 2 ) = 3 + 3 = 6;
k = 3 + ( 3 2 )(1/2 2 ) = 3 + 3 = 6
Jadi pusat kelengkungan adalah : C(6, 6)
Soal-soal
1. Tentukan jari-jari kelengkungan dan pusat kelengkungan untuk kurva :
a) y = x2 + xy–24 di titik (1,-2)
x2 y2
b) + = 1 di titik (1,4)
25 16
c) y2 = - x2 +4x – 3 di titik (1,2)
126
y
x
0 x0 = a x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7
Gambar 5.5
Definisi 5.4.1
Misal suatu fungsi terdefinisi pada selang I. Jika x1 dan x2 adalah dua buah
bilangan yang terletak pada selang I, maka :
i) fungsi f naik pada selang I, jika x1 < x2 menghasilkan f(x1) < f(x2)
ii) fungsi f turun pada selang I, jika x1 < x2 menghasilkan f(x1) > f(x2)
iii) fungsi f konstan selang I jika f(x1) = f(x2) untuk setiap harga x1 dan x2
Teorema 5.4.2
Jika suatu f kontinu pada selang tertutup [a,b] maka f setidak-tidaknya
mempunyai satu nilai maksimum dan minimum [a,b].
Contoh 5.6
Jika diketahui f(x) = x2 + 5x + 6, tentukan nilai ekstrim f untuk selang-selang
berikut : a) [-2,0] b) (-3, 1) c) [-3,-2) d) (-1,1]
Penyelesaian :
127
y y
x x
-2 0 -3 0 1
(a) (b)
y y
x x
-3 -2 0 -1 1
(d)
(c)
Gambar 5.6
Pada selang [-2,0]
Maksimum =f(0)=6
Minimum = f(-2) = 0
128
Definisi 5.4.3
Jika c adlah bilangan yang terletak dalam daerah definisi (domain) fungsi,
maka :
i) f(c) adalah maksimum lokal f jika terdapat suatu selang terbuka (a,b)
yang mengandung c sedemikian rupa sehingga f(x) £ f(c) untuk setiap
x pada (a,b).
ii) f(c) adalah minimum lokal f jika terdapat suatu selang terbuka (a,b)
yang mengandung c sedemikian rupa sehingga f(x) ³ f(c) untuk setiap
x pada (a,b).
Maksimum
lokal
Minimum
lokal
x
0 a x b x1 c
Gambar 5.7
Teorema 5.4.4
Misal c adalah bilangan yang terletak pada selang terbuka (a,b). Suatu
fungsi f dikatakan mempunyai ekstrim lokal pada titik c jika f’(c) = 0.
Teorema 5.4.5
Misal c adalah bilangan yang terletak pada selang terbuka (a,b). Suatu
fungsi f dikatakan tidak mempunyai ekstrim lokal pada titik c jika f’(c) ada
dan tidak sama dengan 0.
Teorema 5.4.6
Misal c adalah bilangan yang terletak pada selang tertutup [a,b]. Suatu
fungsi f dikatakan mempunyai ekstrim lokal pada titik c jika f’(c) = 0.
Teorema 5.4.7
Jika c merupakan daerah definisi dan merupakan bilangan kritis f, maka
f’(c) = 0.
Teorema 5.4.8
Misal fungsi f terdefinisi pada suatu himpunan bilangan ril S. Jika c
terletak pada S, maka :
129
i) f(c) adalah nilai maksimum mutlak f jika f(x) £ f(c) untuk setiap nilai x
yang terletak dalam S.
ii) f(c) adalah nilai minimum mutlak f jika f(x) £ f(c) untuk setiap nilai x
yang terletak dalam S.
Contoh 5.7
Jika diketahui f(x) = 2x3 - 3x2 – 12x + 10, tentukan nilai maksimum dan
minimum f pada selang tertutup [-4,3]
Penyelesaian :
Menentukan bilangan kritis (lihat teorema 5.4.7)
f(x) = 2x3 - 3x2 – 12x + 10
f’(x) = 6x2 – 6x – 12 = 0
130
6x2 – 6x – 12 = 0 ® 6(x2 – x – 2) = 0 ® 6(x-2)(x+1) = 0
x1 = 2 ; x2 = -1
f(x1) = f(2) = 16 – 12 – 24 + 10 = -10
f(x2) = f(-1) = -2 – 3 + 12 + 10 = 17
17
-4 -3 -2 -1 1 2 3
x
0
Gambar 5.8
Soal-soal
1. Tentukan nilai-nilai ekstrim dari fungsi berikut ini serta gambarkan
grafiknya !
1 2
a) f(x) = x - 2x ; [2,5] c) f(x) = 3x 2 - 10x + 7 ; [-1,3)
2
b) f(x) = 5 - 6x2 - 2x3 ; (-3,1] d) f(x) = x 4 - 5x2 + 4 ; (-2,2)
131
y y
y = r2 - x2
-r r
x
x
-r 0 r y = - r2 - x2
(a) (b)
Gambar 5.9
Jika kita perhatikan Gambar 5.7 (a) maka akan terlihat bahwa garis singgung
yang menyinggung kurva pada sembarang titik selalu berada pada bagian atas
kurva pada selang terbuka (-r,r). Sedangkan pada Gambar 5.7 (b) garis
singgung yang menyinggung kurva selalu berada bagian bawah kurva pada
selang terbuka (-r,r). Bentuk Gambar 5.7 (a) biasanya disebut cembung keatas
atau cekung kebawah dan Gambar 5.7 (b) biasanya disebut cembung kebawah
atau cekung keatas.
Definisi 5.5.1
Kurva f dikatakan cembung ke bawah (cekung keatas) pada selang (a,b) jika
garis singgung yang menyinggung kurva pada sembarang titik pada selang (a,b)
selalu terletak pada bagian bawah kurva f. Sebaliknya kurva f dikatakan
cembung keatas (cekung kebawah) jika garis singgung yang menyinggung
kurva pada sembarang titik pada selang (a,b) selalu terletak pada bagian atas
kurva f.
Kurva f pada Gambar 5.8 cembung keatas pada selang (a,b) dan cembung
kebawah pada selang (b,c).
132
y
cembung ke bawah
cembung keatas
x
0 a b c
Gambar 5.8
Definisi 5.5.2
Jika pada selang (a,b) terdapat sembarang bilangan ril xo dan harga turunan
kedua f pada x = xo atau f’’(xo) < 0 maka kurva f pada selang tersebut cekung
kebawah atau cembung keatas. Jika pada selang (a,b) harga f’’(xo) > 0, maka
kurva f pada selang tersebut cekung keatas atau cembung kebawah.
Definisi 5.5.3
Misal kurva f mempunyai persamaan y = f(x) dan kontinu di titik x = xo. Jika
f’’(xo) = 0 dan disekitar x = xo berlaku f’’(x)>0 untuk x<xo dan f’’(x) < 0 untuk
x>xo atau berlaku f’’(x)<0 untuk x<xo dan f’’(x) > 0 untuk x>xo, maka titik
(xo,f(xo)) merupakan titik belok dari kurva tersebut.
Contoh 5.8
Tentukan daerah cembung keatas dan cembung kebawah jika diketahui :
f(x) = 6 – 5x + x2.
Penyelesaian :
f(x) = 6 – 5x + x2 ; f’(x) = -5 + 2x ; f’’(x) = 2
Karena f’’(x) > 0 untuk sembarang bilangan ril xo, maka kurva f cembung
kebawah.
Contoh 5.9
Jika diketahui persamaan f(x) = 2+x+3x2-x3, tentukan daerah pada kurva f
yang merupakan daerah cembung kebawah, daerah cembung keatas dan titik
belok dari kurva yang dimaksud !
Penyelesaian :
f(x) = 2+x+3x2-x3
f’(x) = 1 + 6x – 3x2
f’’(x) = 6 – 6x
Daerah cembung keatas :
f’’(x) = 6 – 6x < 0 ® x>1
Titik belok :
f’’(x) = 6 – 6x = 0 ® x=1
Soal-soal
133
Tentukan daerah cembung kebawah, cembung keatas dan titik belok kurva
dari fungsi berikut jika ada !
1. f(x) = x3 – x + 2 6. f(x) = 2x +(3x+1)3/5
2. g(x) = x3 – 5x2 + 7 7. g(x) = x(6-x)2
3. h(x) = (x-a)3 , a = bilangan konstan 8. h(x) = 1/(x2+1)
4. f(x) = x2e-x – 5 9. f(x) = 5x - x +1
x2e-x x2 + 6x + 8
5. g(x) = 10. g(x) =
x -1 x
s - s1 Ds
v= 2 = ( 5.8 )
t2 - t1 Dt
dimana s2 dan s1 adalah masing-masing posisi akhir dan awal terhadap
titik acuan. Sedangkan t2 dan t1 adalah waktu yang dibutuhkan untuk
mencapai posisi akhir dan posisi awal. Untuk selisih waktu (Dt) yang
cukup besar, maka persamaan 5.8 hanya dapat digunakan untuk
menentukan kecepatan rata-rata saja; tidak dapat digunakan untuk
menghitung kecepatan untuk suatu saat tertentu. Sebetulnya persamaan
5.8 dapat digunakan untuk menentukan kecepatan untuk suatu saat
tertentu, dengan catatan Dt sangat kecil atau dalam bentuk rumus :
Ds ds
lim v = lim ® v= ( 5.9 )
Dt ® 0 Dt ® 0 Dt dt
dimana v adalah kecepatan sesaat dan ds/dt adalah turunan pertama dari
lintasan. Lintasan (s) adalah fungsi waktu atau dapat ditulis dalam bentuk
s = s(t).
5.6.2 Percepatan
Percepatan rata-rata ( a ) pada bidang datar didefinisikan sebagai
v2 - v1 Dv
a= = ( 5.10 )
t2 - t1 Dt
dimana v2 dan v1 adalah masing-masing posisi akhir dan awal terhadap
titik acuan. Sedangkan t2 dan t1 adalah waktu yang dibutuhkan untuk
mencapai posisi akhir dan posisi awal. Untuk selisih waktu (Dt) yang
cukup besar, maka persamaan 5.8 hanya dapat digunakan untuk
menentukan percepatan rata-rata saja; tidak dapat digunakan untuk
menghitung percepatan untuk suatu saat tertentu. Sebetulnya persamaan
5.10 dapat digunakan untuk menentukan percepatan untuk suatu saat
tertentu, dengan catatan Dt sangat kecil atau dalam bentuk rumus :
134
Dv dv d2s
lim a = lim ® a= = ( 5.11 )
Dt ® 0 Dt ® 0 Dt dt dt2
dimana a adalah kecepatan sesaat dan dv/dt adalah turunan pertama dari
kecepatan.
Contoh 5.10
Lintasan sebuah partikel ditunjukkan oleh persamaan s = 3t2 – 5t + 2,
dimana t dalam detik dan s dalam satuan meter. Tentukan panjang
lintasan, kecepatan dan percepatan pada saat t = 15 detik.
Penyelesaian :
s = t(3t – 5)
ds
= v = 6t - 5
dt
d2s dv
= =a=6
dt 2 dt
Untuk t = 15 detik :
Didapat : s = 15(45-5) = 600 meter
v = 90 – 5 = 85 m/detik
a = 6 m/detik2
Soal
Berikut adalah lintasan partikel yang bergerak dengan percepatan
konstan. Tentukan panjang lintasan dan kecepatan partikel pada waktu t
= 50 detik !
s (meter)
240
110
t (detik)
0 10 15
135