You are on page 1of 83

NILAI-NILAI ISLAMI DALAM SINETRON RAHASIA ILLAHI

3 KARYA DIDI ARDIANSYAH

SKRIPSI

untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra

Oleh

Nama : Nanang Setia Budi

Nim : 2150401037

Prodi : Sastra Indonesia

Jurusan : Bahasa dan Sastra Indonesia

FAKULTAS BAHASA DAN SENI


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2005

1
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

Panitia Ujian Skripsi

Semarang, 14 Oktober 2005

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Mukh Doyin, M. Si Drs. Agus Nuryatin, M.Hum


NIP 132106367 NIP 131813650
PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi

Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas

Negeri Semarang

pada hari : Senin

tanggal : 17 Oktober 2005

Panitia Ujian Skripsi

Ketua, Sekretaris,

Prof. Dr. Rustono Drs. Mukh Doyin, M. Si


NIP 131281222 NIP 132106367

Penguji I, Penguji II, Penguji III,

Drs. S. Suharianto Drs. Agus Nuryatin, M. Hum. Drs. Mukh Doyin, M. Si


NIP 130345747 NIP 131813650 NIP 132106367
PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar

hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau

seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini

dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, Oktober 2005

Nanang setia budi


MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

• Orang yang berilmu bukan orang yang banyak ilmunya, tetapi orang

berilmu adalah orang yang memiliki ilmu dan mampu mengamalkan.

• Tiap individu adalah mukjizat dari berbagai kemungkinan yang tak

diketahui dan tak disadari (Geothe)

PERSEMBAHAN :

Skripsi ini dipersembahkan untuk bapak dan ibu yang mengajarkan kearifan hidup

dan akhlak dalam kehidupan saya, bapak ibu dosen jurusan Bahasa dan Sastra

Indonesia yang telah membimbing saya, almamater Unnes tercinta tempatku

menggali ilmu, serta teman-teman seperjuangan angkatan 2001


PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt, yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul Nilai-Nilai Islami Dalam Sinetron Rahasia Ilahi 3 dalam

rangka memperoleh gelar Sarjana Sastra.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan ini tidak akan selesai

tanpa dukungan dan bimbingan semua pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan

terima kasih dan rasa hormat kepada Drs Mukh Doyin, M.Si, pembimbing utama

dan Drs Agus Nuryatin, M.Hum, pembimbing II dengan segala kesabaran dan

perhatiannya tercurah kepada penulis.

Selanjutnya, penulis juga ingin menyampaikan terima kasih atas bantuan

dan dukungan semua pihak selama penyusunan skripsi ini. Untuk itu, pada

kesempatan ini perkenankan penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan izin

dan bantuan dalam penyusunan skripsi

2. Dekan Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang yang telah

memberikan bantuan dan izin dalam rangka penyusunan skripsi.

3. Rektor Universitas Negeri Semarang atas kesempatan yang telah diberikan

sehingga studi ini dapat selesai

4. Drs. Agus Nuryatin selaku pembimbing yang telah membimbing,

memberikan petunjuk, dan saran yang penuh kesabaran dalam

penyelesaian skripsi ini.


5. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah

membimbing saya.

6. Pengelola referensi Universitas Negeri Semarang maupun Jurusan Bahasa

dan Sastra Indonesia yang telah membantu dalam memperoleh referensi

untuk penulis

7. Fungsionaris Himpunan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indoinesia

8. Kakak, adik dan keponakanku tercinta yang selalu mendo’akan dan

memberi semangat untuk terus mencoba

9. Teman-teman Jurusan bahasa dan Sastra Indonesia dari berbagai angkatan

yang memberikan dukungan

10. Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat disebutkan

satu persatu.

Mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya

bagi mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia serta mereka yang

mempunyai perhatian besar dan keperdulian terhadap sastra.

Semarang, 14 Oktober 2005

Penulis
SARI

Setiabudi, Nanang. 2005. Nilai-nilai Islami dalam Sinetron Rahasia Illahi 3


Karya Didi Ardiansyah. Skripsi Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas
Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Drs. Mukh Doyin,
M. Si. Pembimbing II Drs. Agus Nuryatin, M. Hum.

Kata kunci : nilai-nilai islami, teks sinetron

Sinetron sebagai sebuah sinema elektronik yang menampilkan kehidupan


bagi masyarakat memiliki perkembangan yang pesat dalam bentuk penyajiannya.
Sebagai salah satu media yang mampu mengikat perhatian pemirsa, sinetron juga
sebagai sumber pengalaman estetis dan religius. Sinetron Rahasia Illahi 3
merupakan sinetron islami yang menampilkan realita kehidupan yang nyata pada
kehidupan manusia. Dari sebuah sinetron banyak sekali hal yang dapat dikaji di
dalamnya. Masing-masing unsur sinetron dapat dianalisis berdasarkan
kebutuhannya. Dalam hal ini penulis berusaha mengkaji sinetron dari teks dasar
sinetron Rahasia Illahi 3 untuk dapat menemukan nilai-nilai islami dari unsur
pembangun cerita yakni pada unsur dialog atau percakapan.
Berdasar hal tersebut di atas, ada dua permasalahan yang dikaji dalam
penelitian ini, yakni: (1) nilai-nilai islami apa saja yang terdapat dalam sinetron
Rahasia Illahi 3, dan (2) bagaimana cara penyampaian nilai-nilai islami dalam
sinetron Rahasia Illahi 3. Adapun tujuan penelitian ini : (1) mendeskripsikan
nilai-nilai islami yang terdapat dalam sinetron Rahasia Illahi 3, dan (2)
menunjukkan bagaimana cara penyampaian nilai-nilai islami dalam sinetron
Rahasia Illahi 3
Penelitian ini menggunakan pendekatan objektif untuk memecahkan
permasalahan dengan menganalisis unsur pembangun. Adapun teori yang
digunakan teori struktural dengan sasaran penelitian sinetron Rahasia Illahi 3.
Data yang dihasilkan berupa teks sinetron Rahasia Illahi 3 berupa percakapan
atau dialog, kalimat, frasa , dan kata. Data diambil dengan metode rekam pada
masing-masing episode cerita yang dimulai pada tanggal 2 April 2005 sampai 6
Juli 2005, kemudian data dipilah dan dianalisis dengan mengelompokkan
berdasar kategori nilai dan disajkan dalam bentuk pembahasan secara tertulis.
Hasil analisis yang diperoleh dari penelitian ini, bahwa nilai-nilai islami
yang terdapat dalam teks sinetron Rahasia Illahi 3 berupa, (1) Nilai akidah yang
meliputi (a) iman kepada Allah, (b) iman Qodo’ dan Qodar. (2) Nilai syariat yang
meliputi : (a) ibadah solat, dan (3) Nilai akhlak yang meliputi ajaran : (a) tidak
sombong, (b) berlaku sabar, (c) saling memaafkan, (d) tidak berbuat zina, (e) tidak
durhaka, (f) syukur nikmat (g) tidak berbuat riya’, dan (h) tidak pendendam. Nilai
–nilai islami tersebut cara penyampaian dilakukan dengan cara langsung dan
tidak langsung. Penyampaian secara langsung dilakukan oleh komentator cerita
dan tokoh cerita melalui pelukisan perilaku yang mencerminkan perilaku islami.
Berdasarkan hasil analisis ini, saran yang dapat direkomendasikan adalah
penulis berharap penelitian ini dapat menjadi kerangka acuan dalam memahami
sinetron khususnya pada teks sinetron. Selain itu, perlu adanya pengembangan
yang lebih lanjut tentang analisis yang lebih terfokus dan mendalam.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... ii

PENGESAHAN KELULUSAN........................................................................... iii

PERNYATAAN ................................................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................................... v

PRAKATA .......................................................................................................... vi

SARI .....................................................................................................................

viii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1 Latar belakang masalah .................................................................................... 1

1.2 Rumusan masalah ............................................................................................ 5

1.3 Tujuan penelitian ............................................................................................. 5

1.4 Manfaat penelitian ................................................................................……….. 6

BAB II LANDASAN TEORETIS ....................................................................... 7

2.1 Pengertian sinetron........................................................................................... 7

2.2 Unsur Sinetron ................................................................................................ 8

2.3 Nilai Islami ...................................................................................................... 14

2. 3.1 Hakikat nilai islami ............................................................................... 14

2. 3.2 Macam-macam nilai islami ................................................................... 16


2.3.2.1 Nilai akidah ................................................................................ 16

2.3.2.2 Nilai syariat ................................................................................ 19

2.3.2.3 Nilai akhlak ................................................................................ 20

2.4 Teori Strukturalisme ........................................................................................ 22

BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................... 25

3.1 Pendekatan ................................................................................................ 25

3.2 Sasaran Penelitian ...................................................................................... 26

3.3 Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 26

3.4 Teknik Analisis Data .................................................................................. 26

BAB IV NILAI-NILAI ISLAMI PERCAKAPAN DAN BENTUK

PENYAMPAIAN DALAM SINETRON RAHASIA ILAHI 3............... 28

4.1 Nilai-Nilai Islami Percakapan Dalam Sinetron Rahasia Ilahi 3 ........................ 28

4.1.1 Nilai akidah ............................................................................................. 28

4.1.1.1 Iman kepada allah ...................................................................... 28

4.1.1.2 Iman qodo’ dan qodar ................................................................. 30

4.1.2 Nilai Syariat ............................................................................................ 31

4.1.2.1 Menjalankan idabah solat ........................................................... 32

4.1.3 Nilai akhlak ............................................................................................. 34

4.1.3.1 Ajaran qonaah ............................................................................ 34

4.1.3.2 Berlaku sabar ............................................................................. 36

4.1.3.3 Berbuat ikhlas ............................................................................ 37

4.1.3.4 Saling menolong ........................................................................ 39

4.1.3.5 Saling memaafkan ...................................................................... 40


4.1.3.6 Ajaran syukur ............................................................................. 42

4.1.3.7 Ajatan taubat .............................................................................. 43

4.1.3.8 Tidak berbuat dzolim .................................................................. 45

4.1.3.9 Tidak berbuat zina ...................................................................... 46

4.1.3.10 Tidak berdusta .......................................................................... 47

4.1.3.11 Menjauhi perbuatan syirik ........................................................ 49

4.1.3.12 Menjauhi perbuatan murtad ...................................................... 50

4.1.3.13 Meninggalkan homoseksual ..................................................... 51

4.1.3.14 Meninggalkan perbuatan judi ................................................... 52

4.1.3.15 Hormat pada orang tua ............................................................. 54

4.2. Bentuk Penyampaian Nilai Islami Sinetron Rahasia Ilahi 3 ............................ 55

4.2.1 penyampaian secara langsung ....................................................................... 55

4.2.2 penyampaian secara tidak langsung .............................................................. 56

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 58

5.1 Simpulan.......................................................................................................... 58

5.2 Saran................................................................................................................ 59

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 60

LAMPIRAN ......................................................................................................... 62
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sinetron sebagai sebuah sinema elektronik yang menampilkan

kehidupan bagi masyarakat memiliki perkembangan yang pesat dalam bentuk

penyajiannya. Hampir setiap harinya stasiun televisi baik stasiun swasta

maupun stasiun pemerintah selalu menayangkan sinetron tanpa mengenal

waktu. Hal ini sudah menjadi sebuah kenyataan akan perkembangan media

elektronik sebagai media penarik perhatian yang besar. Pandangan yang

positif menyatakan bahwa media massa berperan dalam mempercepat

akselerasi pembangunan atau perubahan sosial. Media massa dianggap

berperan dalam mempercepat tranformasi budaya dari masyarakat tradisional

ke masyarakat modern. Media massa juga dianggap sebagai media pendidikan

dan sosialisasi nilai positif dalam masyarakat (Lahib 2002:4).

Sinetron yang ditayangkan televisi selama ini pada umumnya hanya

sebagai penjual mimpi pada penontonnya dan menghadirkan berbagai bentuk

kekerasan baik kekerasan emosional maupun kekerasan fisik. Namun, hal ini

bukan berarti tidak ada sinetron yang menawarkan nilai-nilai dan norma-

norma yang baik bagi pemirsa. Salah satu kekuatan televisi adalah

kemampuannya untuk menyajikan sebagai realitas. Sinetron disajikan secara

sekilas, bertutur dalam bingkai episodik, kongkret, dan dengan cara yang
dramatis. Sinetron Rahasia Illahi sebagai salah satu sinetron islami yang

ditayangkan sebuah stasiun swasta berusaha mengambil peran sebagai media

alternatif bagi masyarakat dalam memilih sinetron yang baik. Sinetron

Rahasia Illahi pertama kali ditayangkan pada bulan Ramadhan sebagai pengisi

acara sinetron islami malam. Semua kejadian yang ditayangkan merupakan

kisah nyata yang terjadi di masyarakat, yang sebelumnya telah diceritakan

dalam sebuah majalah islami Hidayah. Selain itu, hadirnya ustadz Muhammad

Arifin Ilham dalam setiap episode juga menjadikan orang tertarik untuk

menontonya. Melalui sinetron Rahasia Illahi inilah Ustadz Muhammad Arifin

Ilham banyak menampilkan suatu realita sosial agama yang tidak lepas dari

konteks agama. Hal ini terkait dengan sifat agama Islam yang universal dalam

berbagai perilaku umat manusia tanpa ada deskriminasi unsur apa pun.

Selama ini sinetron hanya dipandang sebagai tontonan yang

memberikan hiburan bagi pemirsa. Sinetron dapat dipandang sebagai bentuk

pertunjukan tetapi juga sebagai sastra tulis. Sinetron akan di pandang sebagai

karya sastra tertuju pada bentuk teknis cerita atau naskah yang belum

dipentaskan. Melalui naskah yang belum dipentaskan, maka dapat diketahui

tujuan sebuah sinetron dipentaskan. Dalam naskah sinetron memuat berbagai

hal yang berhubungan dengan petunjuk teknis cerita, salah satunya adalah

dialog/percakapan. Percakapan dalam naskah sinetron memiliki peran penting

dalam penyampaian maksud cerita bagi pemirsa. Oleh karena itu, hal penting

yang yang mendasari bahwa naskah sinetron sebagai karya sastra pada unsur

percakapan. Karya sastra yang baik senantiasa mengandung nilai. Nilai dalam
karya dikemas ke dalam wujud struktur karya sastra, yang secara implisit

terdapat di dalam unsur intrinsik (Sugondo 2003:111). Nilai-nilai yang

terkandung dalam karya sastra pada umumnya merupakan persoalan

kehidupan manusia menyangkut hubungan manusia dalam tiga kontek yakni,

hubungan manusia dengan sang pencipta atau Tuhan, hubungan manusia

dengan sesama, dan hubungan manusia dengan alam. Dari ketiga konteks di

atas dapat diketahui manusia merupakan makluk religius dan sosial.

Kenyataan ini telah memotivasi penulis untuk mencoba menganalisis

sinetron dari segi sastra, khususnya unsur percakapan yang terdapat dalam

naskah skenario sinetron Rahasia Illahi 3. Penulis berharap melalui analisis

ini akan akan ditemukan sebuah analisis baru dalam sinetron pada unsur sastra

tulis. Selain itu juga manfaat bagi seseorang dari segi nilai.

Tindakan memilih yang dilakukan pemirsa selama ini merupakan

tindakan sosial yang didasari oleh struktur kognisi tertentu dari pemirsa serta

pengaruh lingkungan sosial. Adegan-adegan tertentu sebuah sinetron tentu

saja memberikan makna sosial tertentu di benak pemirsa yang dirasakan

sesuai dengan sikap dan kepercayaan yang dianut pemirsa. Jadi, setiap

individu memiliki pilihan yang bebas, meskipun orang tua, teman, dan saudara

turut memberikan andil atas sikap seseorang terhadap program siaran yang

hendak ditontonnya.

Selama ini penelitian tentang nilai-nilai islami masih jarang dilakukan.

Adapun penelitian yang pernah dilakukan tentang nilai–nilai Islami adalah

skripsi yang berjudul Nilai-Nilai Islam dalam Novel Bekisar Merah Karya
Ahmad Tohari yang ditulis oleh Muflia Rustianingrum pada tahun 2001 yang

membahas nilai islami dalam novel Bekisar Merah yang berfokus pada tokoh

utama dalam perilaku dan perwatakan yang mencerminkan nilai islam.

Penelitian selanjutnya pernah dilakukan juga oleh Naim Nurbanah dalam

skripsi yang berjudul Nilai-Nilai Islami Dalam Kumpulan Puisi Nyanyi Sunyi

Karya Amir Hamzah yang membahas tentang makna dari puisi karya Amir

Hamzah (2003) dalam pandangan islam dan nilai islami yang diajarkan

melalui pendekatan Phenomenologi Sastra dengan analisis tingkatan atau

strata norma. Penelitian tentang sastra dalam sinetron khususnya nilai-nilai

islami belum pernah dilakukan, sehingga penulis berusaha untuk dapat

mengkajinya dengan acuan dasar teori yang pernah dilakukan sebelumnya.

Berdasar hal tersebut, maka sangat perlu adanya pengkajian sinetron Rahasia

Illahi dari segi sastra tulis. Sehubungan dengan hal tersebut maka penelitian

ini mencoba mengkaji nilai-nilai islami yang terbatas pada nilai-nilai islam

yang terkandung dalam percakapan sinetron Rahasia Illahi 3. Adapun alasan

pemilihan adalah:

Pertama sinetron Rahasia Illahi ditayangkan oleh salah satu stasiun

televisi memiliki peran yang baik selain sebagai tontonan bagi pemirsa juga

sebagai tuntunan. Selain itu sinetron Rahasia Illahi sangat menarik untuk

diteliti dari segi sastra karena mengandung nilai-nilai Islami.

Ditambah lagi penelitian tentang acuan dasar sinetron masih jarang

dilakukan dalam penulisan karya ilmiah. Sehingga untuk dapat membahas

permasalahan di dalamnya sebagai sastra perlu adanya pembatasan masalah


pada percakapan dalam skenario sinetron Rahasia Illahi saja. Dengan

membatasi permasalahan tersebut di atas maka penelitian akan lebih terfokos

dan mendalam.

1.2 Permasalahan

Jika dilihat dari uraian di atas maka permasalahan yang muncul dalam

penelitian ini yakni:

1. Nilai-nilai islami apa saja yang terdapat dalam dialog sinetron Rahasia

Illahi 3?

2. Bagaimana cara penyampaian nilai-nilai islami tersebut dalam dialog

sinetron Rahasia Illahi 3?

1.3 Tujuan Penulisan

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan di atas maka

tujuan dari penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Mengungkap nilai-nilai Islami yang terdapat dalam dialog sinetron Rahasia

Illahi 3.

2. Mengetahui cara penyampaian nilai-nilai Islami dalam dialog sinetron

Rahasia Illahi 3.
1.4 Manfaat penulisan

Hasil penelitian ini diharapkan tidak hanya berguna bagi ilmu sastra,

khususnya pada sastra tulis. Selain itu apabila penelitian ini telah

menghasilkan data dan hasil analisis, diharapkan mampu sebagai tolak ukur

memahami sinetron.

Penulis berharap melalui analisis ini akan akan ditemukan sebuah

analisis baru dalam sinetron pada unsur sastra tulis. Selain itu juga manfaat

bagi seseorang dari segi nilai


BAB II

LANDASAN TEORETIS

2.1 Pengertian Sinetron

Lahib (2002:1) berpendapat bahwa sinetron merupakan film cerita yang

dibuat untuk media televisi. Cerita dalam sinetron tidak hanya sekedar menyajikan

yang menarik di layar kaca, tetapi juga telah menjadi bahan diskusi (ngerumpi)

dan menjadi rujukan perilaku diantara penontonnya.

Sejalan dengan pendapat tersebut Wiyanto (2002:10) menggolongkan

sinetron, sebagai salah satu bentuk karya sastra panggung (drama) berdasar pada

sarana penyampaiannya. Menurutnya drama televisi (film) adalah drama yang

dapat didengar dan dilihat meskipun hanya gambar. Drama televisi pada dasarnya

hampir sama dengan drama panggung hanya saja bedanya drama televisi dapat

ditayangkan secara langsung, dapat pula melalui perekaman terlebih dahulu.

Selain itu, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999:205), sinetron

berasal dari kata sinema elektonik. Sinema disebut juga film atau bioskop,

sedangkan elektronik sendiri artinya pemakaian electron. Electron yaitu ion yang

bermuatan listrik negatif. Sehingga sinetron disebut juga sinema TV artinya film

yang tidak memerlukan bahan seloid yang mahal tetapi disyuting memakai

kamera dan kaset audio sehingga biaya produksi lebih murah dan singkat.
Pendapat selanjutnya yaitu Koeswandi (1996:131) yang mengemukakan

Sinetron sebagai bentuk aktivitas komunikasi dan interaksi manusia yang diolah

berdasarkan alur cerita untuk mengangkat permasalahan hidup manusia sehari-

hari

Sinema (sinetron) akan bermanfaat bagi pemirsa apabila:

a. Isi pesan sesuai dengan realitas sosial pemirsa

b. Isi pesan sesuai mengandung nilai yang bermanfaat dari segi estetis maupun

keagaaman/ religi masyarakat

c. Isi pesan banyak mengangkat permasalahan hidup.

Dari berberapa pendapat di atas dapat diuraikan kembali bahwa sinetron

merupakan film cerita yang berupa bentuk aktivitas komunikasi dan interaksi

manusia yang diolah berdasarkan alur cerita untuk mengangkat permasalahan

hidup manusia. Penyajian sinetron mengunakan media elektronik, supaya

penonton lebih tertarik sekaligus dapat memberikan hiburan

2.2 Unsur-Unsur Sinetron

Setiap hari kita selalu melihat yang namanya sinetron. Sinetron

ditayangkan di televisi sepanjang waktu, tidak mengenal siang dan malam.

Sinetron merupakan salah satu bentuk seni pertunjukan yang medianya televisi.

Seni pertujukan ini bersifat audio visual, yang dapat didengar dan dilihat. Sebuah

sinetron yang baik apabila mengandung pesan yang sesuai dengan pemirsa. Cerita

sinetron pada garis besarnya sama dengan cerita dalam drama yang dibangun atas

3 bahan pokok: premis, karakter, dan plot. Premis yaitu rumusan inti sari cerita
landasan idiil dalam menentukan arah dan tujuan cerita. Selanjutnya penokohan

(karakter) lebih merupakan bahan yang paling aktif yang menjadi penggerak

jalannya cerita (Asmara 1982:65).

Menurut Panuti (1981:8-24) unsur drama terdiri alur, pelaku, laku, gerak,

dialog, dan latar. Alur adalah urutan kejadian atau rangkaian peristiwa yang saling

berhubungan dan disusun berdasarkan tahapan-tahapan, dimulai dari perkenalan

pelaku dan tempat, kelanjutan penciptaan konflik/pertentangan, dan diakhiri

penyelesaian. Cerita dalam sastra merupakan struktur yang susunan

keseluruhannya utuh, unsur-unsurnya saling berhubungan saling berkaitan erat.

Hakikat setiap unsur tidak mempunyai arti sendiri, antara unsur–unsur struktural

ada kohesi dan koherensi yang membentuk suatu arti atau makna. Tokoh dan

penokohan, penokohan adalah gambaran tokoh cerita baik secara lahir maupun

batin dengan segala perwatakannya, pandangan hidup sikap dan adat-istiadat.

Dialog adalah percakapan dan tanya jawab pelaku dalam drama mempunyai tugas

menerangkan cerita kepada penonton memperkenalkan watak pelaku.

Sejalan dengan pendapat tersebut, Suharianto (1982:69-72) mengatakan

bahwa unsur pembangun drama meliputi adanya lakon atau cerita, adanya pelaku

atau pemain, adanya tempat, dan adanya penonton.

Selain pendapat-pendapat di atas, masih ada beberapa pendapat lain yang

mengemukakan unsur-unsur pembangun drama. Saini (1988:135) berpendapat

bahwa drama tersusun atas unsur cerita, tokoh dan karakter, bahasa, dan dialog.

Selanjutnya Waluyo (2001:12) mengemukakan bahwa drama tersusun atas


beberapa unsur di antaranya lakon, penokohan dan perwatakan, dialog, setting,

tema atau dasar cerita, amanat dan petunjuk teknis.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa sinetron sebagai

salah satu bentuk interaksi komunikatif memiliki unsur pembangun yang hampir

sama dengan drama yaitu tersusun atas unsur lakon, pemain, latar, dialog, tema,

amanat dan petunjuk teknis.

Akan tetapi untuk dapat menganalisis permasalahan dalam penelitian ini

penulis hanya membatasi pada unsur percakapan (dialog), tokoh, dan penokohan

yang terdapat dalam teks sinetron Rahasia Illahi 3 karena kedua unsur tersebut

mendukung cerita.

2.2 1 Percakapan (dialog)

Dialog merupakan percakapan yang berupa tanya jawab pelaku dalam

sinetron, yang fungsinya menerangkan isi cerita kepada penonton untuk

memperkenalkan watak pelaku. Bentuk percakapan antar pelaku akan

menghubungkan isi cerita yang ingin disampaikan pengarang. Selain itu, dialog

dapat dikatakan sebagai percakapan dalam sandiwara atau cerita yang wujudkan

dalam bentuk percakapan tokoh (KBBI:1999:31).

Sejalan dengan pendapat tersebut, Rustono (1999:48) memberikan

pengertian mengenai percakapan sebagai bentuk aktivitas kerjasama yang berupa

interaksi komunikatif. Hal senada juga diungkapkan oleh Wiyanto (2002:28) jalan

cerita lakon drama diwujudkan melalui dialog yang dilakukan pemainnya. Dialog

yang dilakukan harus mendukung karakter tokoh yang diperankan dan dapat

menunjukkan plot lakon atau cerita. Melalui dialog–dialog antarpemain di sinilah


penonton dapat mengikuti cerita drama yang tampilkankan. Bukan itu saja, lewat

dialog penonton dapat menangkap hal yang tersirat dalam keseluruhan adegan

yang ditampilkan. Selanjutnya Sugono (2003:124) menegaskan bahwa dialog atau

percakapan memiliki peranan yang sangat penting, karena dialog mewakili dalam

penyampaian karakterisasi tokoh-tokoh dalam cerita secara mendalam pada

penonton. Terwujudnya suatu cerita dapat tervisualisasai dalam bentuk

penyampaian yang berupa percakapan. Bentuk penyampaian itu dapat berupa

pesan falsafah, ide-ide, dan kepercayaan. Biasanya yang digambarkan dalam

lakon sekitar kehidupan sehari hari yang ada hubungannya dengan manusia.

Dalam teks sinetron juga dikenal istilah monolog, prolog, dan epilog.

Menurut Sudjiman (1991:84) monolog adalah percakapan yang terjadi dalam diri

tokoh sendiri. Setiap kalimat yang harus diucapkan oleh pemain dengan

memperhatikan lafal, lagu, jeda, ekpresi wajah dan bentuk percakapan antara

pelaku yang akan menghubungkan isi cerita.

Selanjutnya Wiyanto (2002:13) berusaha membedakan pengertian antara

dialog, prolog, epilog dan monolog. Menurutnya dialog merupakan percakapan

pemain yang menjadi pengarah lakon cerita dalam drama. Alur jalan cerita dapat

diketahui melalui dialog. Hal yang diperlu diperhatikan bahwa pemain dalam

berdialog harus memperhatikan bentuk pelafalan ucapan dan menjiwai karakter.

Prolog adalah kata pendahuluan dalam lakon drama yang muncul pada awal

cerita untuk menyiapkan penonton dalam memahami dan mengikuti cerita. Prolog

berisi sinopsis lakon, perkenalan tokoh, dan konflik yang akan terjadi dalam

pentas nantinya. Epilog adalah kata penutup yang mengakhiri sebuah pementasan,
isinya berupa simpulan atau ajaran yang dapat diambil dari tontonan drama yang

telah disajikan. Monolog merupakan percakapan pemain dengan diri sendiri. Apa

yang diucapkan itu ditujukan pada orang lain

Dari beberapa pendapat tersebut di atas dapat diambil sebuah pengertian

bahwa dialog (percakapan) merupakan interaksi yang berlangsung secara timbal

balik yang fungsinya menerangkan isi cerita yang melibatkan dua orang atau

lebih. Percakapan dalam teks sinetron dapat berupa prolog, dialog, dan epilog

2.2.2 Tokoh atau pemain

Tokoh atau pemain adalah orang yang memeragakan cerita (Wiyanto

2002:33). Pemain harus mampu memainkan perannya sesuai dengan lakon yang

akan diceritakan, sehingga dalam drama biasanya adanya pemilihan pemain

secara selektif. Selanjutnya Suharianto (1982:71) memberikan pandangan bahwa

pemain adalah orang yang memperagakan gerak-gerak dan wawankata di atas

panggung. Pemain memuliki peran orang menerjemahkan dan menghidupkan

lakon melalui dialog. Ada beberapa penggolongan pemain, di antaranya pelaku

pokok, pelaku utama, dan pelaku kedua.

Saini K.M (1988:144) berpendapat bahwa tokoh cerita adalah orang yang

mengambil bagian dan mengalami peristiwa-peristiwa atau sebagian dari

peristiwa yang digambarkan dalam plot. Menurutnya tokoh dapat digolongkan

berdasar perannya, yaitu tokoh protagonis, tokoh antagonis dan tokoh tambahan.

Tokoh dalam drama bukanlah sekadar gambaran tetapi harus berkesan hidup dan

memiliki ciri kejiwaan, ciri kemasyarakatan, dan ciri badaniah.


Sejalan dengan pendapat sebelumnya Rahmanto (1997: 9.2) memberikan

penjelasan, mengenai macam-macam tokoh dalam drama. Berdasar peran dalam

cerita tokoh dapat digolongkan sebagai tokoh utama dan tokoh tambahan. Tokoh

utama adalah tokoh (pelaku) yang diutamakan dalam kehadirannya. Tokoh

tambahan adalah tokoh yang kemunculannnya dalam drama lebih sedikit.

Selanjutnya berdasar fungsi penampilannya terdapat tokoh protagonis, antagonis,

dan tritagonis. Tokoh protagonis adalah pelaku yang diharapkan berfungsi

menarik simpati dan empati penonton. Antagonis atau tokoh lawan adalah pelaku

dalam drama yang berfungsi sebagai penentang dari tokoh protagonis.

Dari beberapa pengertian tentang pelaku dalam sinetron dapat ditarik

sebuah pengertian bahwa pelaku (tokoh) adalah orang atau benda yang dapat

memerankan, memperagakan sebuah karakter dalam sebuah karya sastra agar

penikmatnya dapat memahami apa yang diceritakan. Munculnya tokoh juga

berpengaruh pada perwatakan dan karakter penampilannya

2.2.3 Penokohan

Menurut Wiyanto (2002:27) karakter atau perwatakan adalah keseluruhan

ciri jiwa seorang tokoh dalam drama. Seorang tokoh bisa saja berwatak sabar,

ramah, dan suka menolong, bisa saja kebalikannya. Agar dapat mewujudkan hal

tersebut pemain harus memahami benar-benar karakter yang dikehendaki. Hal ini

harus dilakukan agar penampilannya benar-benar seperti tokoh yang

diperankannya.
Sangat wajar bahwa tokoh cerita sangatlah erat hubungannya dengan

perwatakan yang diperankan. Susunan tokoh (drama personal) adalah daftar

tokoh-tokoh yang berperan dalam drama tersebut. Watak tokoh akan menjadi

nyata terbaca dalam dialog dan catatan. Jenis dan warna dialog akan

menggambarkan watak yang sudah dimilikinya. Selain itu, penokohan cerita

mampu membangkitkan perhatian dan membimbing pembaca atau penonton yang

peka untuk memahami, menghayati, dan menyimpulkan buah pikiran pengarang

yang disampaikan melalui pesan yang tersirat dalam cerita.

Dari beberapa pengertian dapat diambil sebuah dasar bahwa Penokohan

adalah keseluruhan ciri jiwa seorang tokoh dalam pengembangan karakter.

Penokohan atau perwatakan dalam drama sangat berperan dalam pemahaman isi

cerita yang ditampilkan.

2.3 Nilai - Nilai Islami

2.3.1 Hakikat nilai islami

Menurut Rahmanto (1989:71) jika kita membaca karya sastra bagian yang

paling penting yang dilakukan adalah usaha untuk mencari nilai yang disuguhkan

pengarang pada setiap tokoh. Norma atau nilai merupakan prinsip atau konsepsi

mengenai apa yang dianggap baik, yang hendak dituju. Nilai sukar dibuktikan

kebenarannya karena nilai lebih merupakan sesuatu yang disetujui dan ditolak.

Selanjutnya karya sastra dianggap sebagai suatu medium yang paling efektif

apabila mampu membina moral dan kepribadian suatu kelompok masyarakat.

Moral dalam hal ini diartikan sebagai suatu konsep tentang kehidupan yang
dijunjung tinggi oleh sebagian besar masyarakat. Moral yang dipegang teguh oleh

masyarakat tidak berarti statis, tidak berubah ukuran moral yang terdapat dalam

masyarakat juga mengalami perubahan menurut gerak pertumbuhan masyarakat.

Jenis ajaran moral itu dapat mencakup masalah yang boleh dikatakan bersifat tak

terbata, yakni mencakup seluruh persoalan hidup dan kehidupan. Seluruh

persoalan yang mencakup seluruh harkat dan martabat antara manusia. Secara

garis besar persoalan hidup dan kehidupan manusia dengan diri sendiri, hubungan

manusia dengan manusia lain dengan alam dan hubungan dengan tuhannya

Nilai adalah suatu perangkat keyakinan atau perasaan yang diyakini

sebagai suatu identitas yang memberikan corak yang khusus pada pola pemikiran

perasaan keterkaitan maupun perilaku. Oleh karena itu, sistem nilai merupakan

standar umum yang diyakini yang diserap pada keadaan objektif maupun

keyakinan.

Sejalan dengan hal tersebut di atas Darajat (1984:260) bahwa sumber nilai

islami dapat digolongkan dalam 2 kelompok, yaitu: Nilai Illahi : Al Qur’an dan Al

Hadist,dan Nilai duniawi : permikiran, adat-istiadat,

Bagi umat Islam nilai yang tidak bersumber pada Al Qur’an hanya

digunakan sepanjang tidak menyimpang sistem nilai yang bersumber dari Al

Qur’an dan Al Hadist. Setiap kesusastraan mengandung nilai yang baik sehingga

dapat menghantarkan jiwa orang baik bagi generasinya. Nilai sebagai sesuatu

yang baik, hal yang benar dan indah. Nilai yang baik nilai yang mampu

mencerminakan norma yaitu ukuran perilaku yang oleh anggota masyarakat

diterima sebagai cara yang benar untuk bertindak dan menyimpulkan sesuatu. Jika
suatu karya sastra memancarkan ajaran yang ada sangkut pautnya dengan etika,

moral dan agama mampu mengantarkan pembaca dalam pemahaman yang benar.

Ajaran moral adalah ajaran yang bertalian dengan perbuatan dan kelakuan yang

pada hakikatnya merupakan pencerminan akhlak dan budi pekerti .

2.3.2 Macam Macam Nilai-Nilai Islami

Agama (Islam), sebagaimana sumber nilai, di dalamnya terkandung

ketentuan tentang akidah, syariat, dan akhlak. Ketiga unsur tersebut merupakan

satu kesatuan yang integral dan tidak dapat dipisahkan antarsatu dengan yang lain.

Akidah dapat digambarkan sebagai akar yang menunjang kokoh dan tegaknya

batang di atas permukaan bumi, sedang syariat dimisalkan sebagai batang yang

berdiri kokoh di atas akar yang menunjangnya, dan akhlak merupakan buah yang

dihasilkan dari proses yang berlangsung pada akar dan batang

2.3.2.1 Akidah

Akidah Islam memiliki enam sendi yang terkenal dengan istilah rukun

iman. Akidah sebagai unsur keyakinan tidaklah bersifat tetap, tetapi ia dapat

bergerak dari suatu keadaan. Ia bisa lemah dan kokoh tetapi kelemahan dan

kekokohan bergantung perlakuan. Apabila kita pupuk dan kita pelihara dan kita

kembangkan maka akan kuat dan mampu menopang keislaman seseorang secara

kokoh begitu juga sebaliknya.

Akidah Islam merupakan bagian yang paling pokok dalam agama Islam

yang menjadi dasar dari segala sesuatu tindakan atau amal seseorang. Seseorang

akan dipandang sebagai muslim atau bukan tergantung pada akidahnya. Akidah
ini mengikat seorang muslim, sehingga keterkaitanya dengan segala aturan hukum

yang datang dari Islam. Dengan menjalankan segala yang diatur dalam ajarannya

(Suryana,1996:140)

Selain itu akidah juga mampu berfungsi menuntun dan mengembangkan

dasar ketuhanan yang dimiliki manusia sejak lahir, terutama pemberian

ketenangan dan ketentraman jiwa serta pedoman hidupnya

Pendapat selanjutnya disampaikan Azyumardi (2002:30) menjelaskan

bahwa akidah berasal dari kata ‘Aqada-ya’qidu-aqdan yang berarti mengikatkan

atau mempercayai atau meyakini. Jadi, akidah berarti ikatan kepercayaan dan

keyakinan secara fitri manusia yang mengikat keluar dirinya. Manusia sebagai

makhluk sosial yang tidak bisa hidup menyendiri tanpa harus berkomunikasi

dengan luar dirinya. Di dalam ikatan yang harus mendasari komunikasi ini adalah

bahwa ia harus mempunyai rasa percaya kepada pihak lain. Kepercayaan bagi

manusia merupakan suatu esistensi karena dari situ lahir ketentraman, optimisme

dan semangat hidup. Tidak mungkin orang dapat bekerja jika tidak ada

kepercayaan.

Merumuskan pengertian akidah sebagai sesuatu yang mengharuskan hati

membenarkannya membuat jiwa tenang tentram kepada dan menjadikan sandaran

yang bersih dari kebimbangan dan keraguan. Hamka dalam Azyumardi (2002:32)

menjelaskan bahwa akidah berarti mengikat hati dan perasaan dengan sesuatu

kepercayaan dan tidak bisa ditukar dengan yang lain, sehingga jiwa, raga, pikiran

dan pandangan hidup terikat.


Sejalan dengan pendapat sebelumnya Sabiq (1992:2) memaparkan sedikit

tentang akidah. Akidah berisikan ajaran tentang apa yang perlu dipercayai

diyakini dan diimani oleh seorang muslim. Akidah merupakan sumber sistem

kepercayaan yang mengikat manusia. Seorang manusia disebut muslim mana kala

dengan penuh kesadaran dan ketulusan terikat dengan sistem kepercayaan karena

itu akidah merupakan simpul dan ikatan dasar Islam yang pertama dan utama.

Sistem kepercayaan Islam akidah dibangun atas enam dasar keimanan atau

rukun iman dengan cara:

1. Meyakini bahwa Islam agama yang terakhir mengandung syariat yang

menyempurnakan syariat Allah.

2. Meyakini bahwa agam Islam satu-satunya agama yang benar di sisi Allah

Islam datang membawa kebenaran sebagai pedoman hidup manusia selaras

fitrahnya.

3. Meyakini bahwa Islam agama yang universal serta berlaku untuk semua

manusia dan mampu menjawab segala pertanyaan dan persoalan dari segala

lapisan masyarakat dengan tuntunan budaya manusia

Akhlak pada dasarnya lebih merupakan tingkah laku, perangkai, tabiat.

Menurut ajaran Islam akhlak merupakan daya kekuatan jiwa yang mendorong

perbuatan-perbuatan dengan mudah spontan tetapi dipikirkan dan direnungi lagi.

Akhlak pada dasarnya melekat pada diri seseorang dalam bentuk perilaku dan

perbuatan. Akhlak merupakan pola tingkah laku yang baik yang mengakumulasi

aspek keyakinan dan ketaatan kepada norma serta tergambarkan dalam perilaku

yang baik.
2.3.2.2 Syariat

Menurut Azyumardi (2002:36-38) syariat merupakan aturan berisi tata

cara perilaku hidup manusia dengan melakukan hubungan untuk mencapai

keselamatan. Secara etimologi syariat berarti sistem norma yang mengatur

hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan sesama manusia dan

hubungan manusia dengan alam. Syariat merupakan aspek norma atau hukum

dalam ajaran Islam yang keberadaannya tidak lepas dari akidah Islam. Syariat

Islam mengatur perbuatan manusia dalam kekuatan wajib dan sunah. Syariat

mengatur semua aspek kehidupan manusia sehingga seseorang dapat

melaksanakan ajaran yang diatur. Selain itu, syariat merupakan hukum yang

mengatur kehidupan manusia di dunia dalam rangka mencapai kebahagiaan dunia

akhirat.

Muhammad Hasbi (2002:2) memberikan pandangan bahwa syariat

memiliki makna hukum-hukum yang Allah tetapkan untuk manusia dengan

perantara rosul agar diamalkan sepenuh keimanan, baik hukum itu berpautan

dengan amaliah atau dengan akidah dan akhlaknya.

Kehidupan manusia di dunia merupakan anugrah dari Allah Swt, dengan

segala pemberiannya. Manusia dapat mengecap segala kenikmatan yang bisa

dirasakan oleh dirinya. Akan tetapi kadang kali manusia lupa akan kekuasaan

Allah.

Syariat Islam merupakan tata cara pengaturan tentang perilaku hidup

manusia untuk mencapai keridhoan Allah,Ruang lingkup syariat meliputi : ibadah,

muamalah. Salah satu bagian dari syariat adalah ibadah. Ibadah artinya
menghambakan diri kepada Allah. Inti ibadah adalah ketaatan kepatuhan dan

penyerahan dari secara total kepada Allah. Tujuan ibadah membersihkan diri serta

menyucikan jiwa dengan mengenal dan mendekatkan diri serta beribadat kepada

Allah. Ibadah merupakan peraturan–peraturan yang mengatur hubungan langsung

dengan Allah yang terwujud dalam rukun islam. Muamalah merupakan peraturan

yang mengatur hubungan seseorang dengan yang lain dalam hal keduniawian.

2.3.2.3 Akhlak

Kata akhlak berasal dari kata khalaqa dengan akar kata khuluqun (bahasa

Arab) yang berarti perangai tabi’at dan adat atau dari kata khalaqun yang berarti

kejadian buatan atau ciptaan. Jadi, secara etimologi akhlak berarti perangai, adat,

tabiat atau sstem perilaku yang diperbuat (Daradjat 1984: 30).

Akhlak merupakan moral, budi pekerti perangai. Akhlak memiliki posisi

yang paling penting dalam Islam. Sehingga setiap aspek dari ajaran agama

berorientasi pada pembentukan dan pembinaan akhlak mulia yang disebut

akhlakul karimah. Begitu penting akhlakul karimah bagi seorang muslim sehingga

dari akhlak dapat diketahui kadar kedalaman iman seseorang mukmin, bahkan

keislaman seseorang sangat ditentukan oleh kebaikan akhlaknya.

Menurut Islam akhlak merupakan daya kekuatan jiwa yang mendorong

perbuatan-perbuatan dengan mudah spontan tetapi dipikirkan dan direnungi lagi.

Akhlak pada dasarnya melekat pada diri seseorang dalam bentuk perilaku dan

perbuatan. Akhlak merupakan pola tinggkah laku yang baik yang mengakumulasi

aspek keyakinan dan ketaatan kepada norma serta tergambarkan dalam perilaku

yang baik..
Dari beberapa uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa Islam

hakikatnya adalah aturan atau undang-undang yang terdapat dalam kitab Allah

dan Rosul. Akidah berisikan ajaran tentang apa yang perlu dipercayai diyakini dan

diimani oleh seorang muslim. Akidah merupakan sumber sistem kepercayaan

yang mengikat manusia. Seorang manusia disebut muslim mana kala dengan

penuh kesadaran dan ketuklusan terikat dengan sistem kepercayaan karena itu

akidah merupakan simpul dan ikatan dasar Islam yang perama dan utama.

Sistem kepercayaan Islam akidah dibangun atas enam dasar keimanan atau

rukun iman. Jiwa seorang muslim hendaknya :

a. Meyakini bahwa Islam agama yang terakhir mengandung syariat yang

menyempurnakan syariat Allah.

b. Meyakini bahwa agama Islam satu-satunya agama yang benar di sisi Allah

Islam datang membawa kebenaran sebagai pedoman hidup manusia selaras

fitrahnya.

c. Meyakini bahwa Islam agama yang universal serta berlaku untuk semua

manusia dan mampu menjawab segala pertanyaan dan persoalan dari segala

lapisan masyarakat dengan tuntunan budaya manusia

Syariat adalah aturan atau undang-undang yang mengatur aktivitas yang

seharusnya dikerjakan manusia. Syariat adalah system nilai yang merupakan inti

ajaran Islam.

a. Syariat yang mengatur hubungan manusia secara vertikal dengan Allah

b. Syariat yang mengatur hubungan manusia secara horisontal hubungn

manusia dengan sesama makhluk lain


Akhlak merupakan komponen dasar Islam yang berisikan ajaran tentang

perilaku sopan-santun atau ajaran yang mengatur perilaku manusia. Syariat

melihat perbuatan manusia dari segi hukum sedang akhlak perbuatan dari segi

nilai etika baik buruk. Keterkaitan akidah, akhlak dan syariat bahwa akidah

sebagai sistem kepercayaan yang bermuatan elemen dasar keyakinan,

menggambarkan sumber dan hakikat keberadaan agama, sementara syariat

sebagai sistem nilai yang berisi peraturan yang menggambarkan fugsi agama,

sedangkan akhlak sebagai sistem etika yang menggambarkan arah tujuan yang

hendak dicapai agama.

2.5 Teori Strukturalisme

Pemahaman terhadap karya sastra dapat dilakukan dengan menggunakan

teori struktural, yaitu penekanan terhadap deskripsi dalam suatu keseluruhan yang

bermakna. Struktur pembentuk karya sastra memegang peranan yang sangat

penting karena menentukan keterkaitan unsur di dalamnya. Oleh karena itu, Teori

struturalisme memiliki ciri utama totalitas bagian yang dapat dijelaskan dari

hubungan di antara bagian itu. Selanjutnya Endraswara (2003:49) berpandangan

bahwa struktralisme pada dasarnya lebih merupakan cara berpikir tentang dunia

yang berhubungan dengan tanggapan dan deskripsi struktur-struktur. Dalam hal

ini strukturalisme diasumsikan sebagai fenomena yang memiliki struktur yang

saling berhubungan. Karya sastra dipandang bermutu, manakala karya tersebut

mampu menjalin unsur-unsur secara padu dan bermakna. Menurut Yunus (dalam

Endraswara 2003:50) bahwa strukturalisme dianggap sebagai bentuk karya sastra.


Maksudnya karya sastra dibangun atas unsur yang berstruktur yang membentuk

sebuah kesatuan. Sementara dalam pandangan linguistik strukturalisme lebih

direpresentasikan sebagai keutuhan makna atau koherensi, karena masing-masing

unsur memiliki pertautan yang berbentuk sistem makna. Unsur bahasa misalnya,

terdiri dari unsur fonologi, morfologi, dan sintaksis, maka dalam studi linguistik

juga dikenal adanya fonetik, fonemik, morfologi dan sintaksis. Ciri lain mengenai

struktural yaitu: tidak menekankan struktur permukaan tetapi menekan struktur

yang ada dibalik kenyataan empiris, analisis menyangkut struktur sehingga

perhatian dikaitkan antar unsur lain, dan tidak mengenal hukum sebab akibat

Pendapat senada disampaikan Nurgiantoro (2002:37) bahwa strukturalisme

pada dasarnya bertujuan memaparkan secermat mungkin fungsi dan keterkaitan

antar bagian unsur karya sastra secara bersama untuk menghasilkan sebuah

keseluruhan. Dalam sinetron Rahasia Ilahi 3 fungsi dan keterkaitan itu tampak

pada bentuk percakapan tokoh yang perannya sebagai pendukung makna

keseluruhan cerita. Sementara Teeuw (1984:135) memberikan batasan bahwa

analisis struktural merupakan cara untuk menemukan makna objektif dari suatu

karya sastra yang menjadi kajiaannya. Pada prinsipnya analisis struktural dari

karya sastra adalah karya sastra itu sebuah struktur yang unsur-unsur atau bagian-

bagiannya mempunyai hubungan yang erat. Dalam struktur ditentukan oleh saling

berhubungan unsur secara keseluruhan.


Secara struktural sinetron sebagai drama televisi tersusun atas beberapa

unsur-unsur yang berstruktur. Kesatuan dalam struktur dalam sinetron dapat

diidentifikasi melalui keterkaitan unsur pembangun dalam unsur intrinsik. Unsur

intrinsik tersebut tidak akan bermakna apabila tidak ada hubungan dengan yang

lain. Unsur penting yang mendukung cerita dalam sinetron seperti adeanya lakon

atau cerita, tokoh, dan peran.

Jadi strukturalisme merupakan deskripsi hubungan fenomena berstruktur

yang tujuannya memaparkan secermat mungkin fungsi dan keterkaitan antar unsur

karya sastra itu untuk menghasilkan sebuah keseluruhan makna


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Penulisan skripsi ini mengggunakan pendekatan objektif, karena aspek

yang dikaji dalam skipsi ini adalah salah satu aspek unsur intrinsik sebuah naskah

sinetron yakni unsur percakapan. Dasar penulis menggunakan pendekatan objektif

karena karya sastra dipandang sebuah karya otonom yang memiliki ciri-ciri

sendiri memiliki kebulatan makna yang utuh yang terdapat dalam unsur intrinsik

yang meliputi tokoh, penokohan, alur cerita, latar, dialog, tema, dan amanat.

Analisis dengan mengunakan pendekatan objektif pada dasarnya sama

dengan analisis secara struktural yang berusaha mencari hubungan antar unsur

sastra secara mandiri dan menentang pendekatan lain (Endraswara 2003:50).

Dengan pendekatan objektif yang dipilih maka akan ditemukan tentang nilai apa

saja yang terdapat dalam sebuah karya sastra seperti halnya sinetron Rahasia

Illahi yang dianalisis dari penguraian hubungan antar unsur pembangun yang

menghasilkan nilai islami. Jadi melalui pendekatan objektif ini penulis dapat

menemukan nilai islami dalam sinetron dengan mengaitkan unsur pembangun

karya untuk mendukung makna dan nilai secara keseluruhan.


3.2 Sasaran Penelitian

Sasaran penelitian dalam skripsi yang berjudul Nilai Nilai Islami

Percakapan Sinetron Rahasia Illahi 3 ini pada unsur Nilai-Nilai Islami dan bentuk

penyampaiannya dalam sinetron Rahasia Illahi 3.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini data diambil dari rekaman

Sinetron Rahasia Illahi 3 terdiri atas beberapa episode yang disiarkan oleh stasiun

TPI yang berupa percakapan atau dialog baik dalam bentuk kata, maupun kalimat

yang nenunjukkan nilai Islami yang terdapat dalam 10 episode Sinetron Rahasia

Illahi 3 antara lain Azab Homo Seksual, Terpanggang Tanah Kuburan, Nanah

dan Belatung di Tanah Kubur, Azab Membakar Al Qur’an, susah dikubur, Taubat

Seorang Durjana, Anak Durhaka, Manusia Gila Harta, Matinya di Atas Kuburan

Emaknya, Matinya Seorang Preman

3.3 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dilakukan adalah dengan metode deskritif

dengan pendekatan objektif pada acuan nilai-nilai islami. Prosedur yang dilakukan

adalah sebagai berikut:

1. Melihat sinetron secara cermat untuk dapat memahami cerita dan merekam

untuk mengetahui percakapan keseluruhan.

2. Mendalami teori yang akan digunakan untuk menganalisis


3. Menentukan dialog/percakapan yang mengandung nilai-nilai islami dalam

Sinetron Rahasia Illahi 3

4. Mengklasifikasikan data terlebih dahulu dalam daftar data

5. Menganalisis data sesuai dengan teori yang digunakan

6. Menyimpulkan hasil kajian/analisis


BAB IV

NILAI- NILAI ISLAMI DAN BENTUK PENYAMPAIANNYA

DALAM SINETRON RAHASIA ILLAHI 3

4.1 Nilai-Nilai Islami Percakapan dalam Sinetron Rahasia Illahi 3

Dalam analisis ini ditemukan bahwa nilai-nilai islami yang terdapat


dalam teks sinetron rahasia illahi 3 merupakan nilai-nilai yang berhubungan
dengan perlaku yang diajarkan agama islam kepada manusia. Nilai-nilai islami ini
dapat dilihat dari percakapan yang disampaikan tokoh cerita dalam teks sinetron.
Nilai-nilai islami tersebut, yaitu: (a) nilai akidah, (b) nilai syariat, dan (c) nilai
akhlak
4.1.1 Nilai akidah

Nilai akidah adalah nilai yang berhubungan dengan keyakinan dan


keimanan manusia terhadap apa yang menjadi kekuasaan Allah, yang terwujud
dalam rukum iman. Adapun nilai akidah dalam Sinetron Rahasia Illahi 3 sebagai
berikut:
4.1.1.1 Iman kepada Allah

Keyakinan akan keberadaan Allah merupakan wujud ketauhidan

manusia akan kekuasaan yang dimiliki Allah dalam kesempurnaan yang lebih

dibanding hambanya. Dengan meyakini akan kebesaran Allah maka akan

menjadikan manusia bertambah iman dan selalu berupaya untuk menjadi

hamba yang mulia. Selain itu, dengan iman kepada Allah maka akan

menjauhkan manusia akan perbuatan syirik atau menyekutukan Allah, bahkan

menjauhkan manusia dari berbagai bentuk kemurtadan kepada sang pencipta.

Tingkat keimanan seorang tidak selamanya akan sama. Di sisi Allah orang
yang mulia adalah orang yang selau mendekatkan diri padanya dalam keadaan

bagaimanapun juga. Manusia yang selalu mendekatkan diri kepada Allah akan

dimudahkan untuk mencapai kebahagiaan baik dunia maupun akhirat.

Episode yang membicarakan tentang perilaku iman pada Allah

terdapat dalam teks pada episode Gila Harta yang meberikan gambaran

sebuah perilaku yang menyimpang dari ajaran Islam. Allah selalu memberikan

ganjaran sesuai dengan apa yang telah diperbuatnya. Apabila seseorang selalu

berbuat baik maka akan dilapangkan dan dimudah dan segala permasalahan.

Tetapi sebaliknya apabila kita berbuat kemungkaran maka ganjaran yang hina

akan menimpa kita seperti kutipan teks sinetron di bawah ini:

Dokter : Kepastian hanya dari Allah, kami semua hanya perantara. Memang
kami yang berusaha menyembuhkan, tapi hakikatnya tetap Allah
Tuhan Yang Maha Kuasa
Ibu : Dokter ini bagaimana kaya Ustadz aja? pakai Insyaallah, beri
kepastian dong!
Dokter : Begitulah kalau Allah menghendaki, semuanya bisa saja terjadi. Kita
semua tidak pernah tahu Rahasia Illahi dari Allah, dan bagaimana
yang ada di balik peristiwa itu. Cuma Allah Yang Maha Tahu.
(Gila Harta 27 Juni 2005)

Dari penggalan kutipan teks dalam episode Gila Harta di atas dapat

diambil sebuah pemahaman secara struktur, inti cerita berupa wujud

keyakinan bahwa kekuasaan hanya dimiliki oleh Allah. Dalam praktiknya

manusia hanya sebagai perantara yang tidak dapat berbuat apa-apa kecuali

sesuai dengan kehendak Allah. Pelukisan nilai islami itu tercermin pada

ucapan yang disampaikan seorang dokter pada ibu pasien. Contoh tersebut

menjadi gambaran kepada manusia untuk selalu mengingat akan kebesaran


yang telah dimiliki Allah. Ayat yang menjelaskan tentang masalah ini tampak

jelas pada surat Al Mukminun (23) ayat 80 yang berbunyi:

023.080 ُِ
ْ َ َ‫ف اَّْ ِ وَا ََّ ِر َأ‬
ُ ِْ‫ َو"ُ!ِ ُ َوَ ُ ا‬#ِْ$ُ" ‫ن َوهُ َ' اَّ&ِي‬
َ'

Artinya,
Dan dialah yang menghidupkan dan mematikan, dan dialah yang mengatur
pertukaran malam dan siang. Maka apakah yang tidak memahaminya.

Dari ayat tersebut di atas jelas bahwa Allah tahu akan amal perbuatan

seseorang semasa hidupnya. Allah akan memberikan limpahan pahala bagi

seseorang yang semasa hidupnya selalu mendekatkan diri dan beramal

kebajikan. Sebaliknya Allah akan melaknat bagi orang yang berbuat

kemungkaran dengan siksa neraka yang pedih. Karena yang berhak

menghidupkan dan mematikan hanya Allah.

4.1.1.2 Iman Qodo’ dan Qodar

Iman kepada Qodo’ dan Qodar Allah merupakan wujud kepercayaan

manusia terhadap apa yang ditakdirkan kepada hamba-Nya. Dengan percaya

akan ketentuan Allah maka menjadikan seseorang selalu bermawas diri dan

akan selalu mendekatkan diri kepada Allah. Orang yang tidak mempercayai

dengan apa yang ditentukan oleh Allah termasuk orang yang tidak beriman,

dan termasuk golongan manusia yang merugi. Dalam akidah Islam manusia

diajarkan untuk selalu percaya dengan ketentuan Allah. Bahkan keyakinan itu

dapat diwujudkan dalam berbagai perbuatan atau tindakan

Dalam episode ini telah membicarakan tentang ketentuan Allah dalam

bentuk Qodar. Dalam Qodar yang Allah tentuan ini mengandung pesan bahwa
setiap manusia tidak boleh melawan kodrat yang telah ditetapkan-Nya. Wujud

dari pesan moral itu seperti yang disampaikan pak Ustadz dalam ceramahnya

pada kutipan berikut :

Pak Ustadzz : Allah SWT melarang kepada kita untuk merubah kodrat yang
telah ditetapkan oleh Allah, seperti misalnya seorang laki-laki
bertingkah laku seperti seorang wanita atau sebaliknya seorang
wanita yang bertingkah laku seperti seorang laki-laki
(Azab Homo Seksual 6 Juni 2005)

Dalam kutipan di atas jelas bahwa Allah melarang pada manusia untuk

merubah kodrat sebagaimana yang telah disampaikan Ustadz dalam

dakwahnya. Orang yang telah merubah kodrat itu maka akan mendapat laknat

dari Allah saat mengalami sakaratul mautnya. Hal ini jelas bahwa, Allah

sangat menentang keras tentang merubah kodrat, salam hal ini kodrat sebagai

homoseksual. Allah telah berfirman dalam surat Al Faathir ayat 11 yang

berbunyi;

035.011 ,ِ‫ إ‬.ُ َ/َ ,َ‫ و‬0َ1ْ2‫ْ ُأ‬3ِ4 ُ ِ!ْ$َ َ4‫ً َو‬6‫ْ َأزْوَا‬8ُ9ََ َ6 8َّ ُ: <ٍ َ=ْ>ُ2 ْ3ِ4 8َّ ُ: ‫ب‬
ٍ ‫ْ ُ@َا‬3ِ4 ْ8ُ9َ
ََ ُ َّ‫وَا‬

ٌ@ِBَ" ِ َّ‫ ا‬0ََC D


َ ِ‫ن َذ‬
َّ ‫ب ِإ‬
ٍ َِ‫ آ‬#ِ ,ِ‫ إ‬Gِ @ِ ُ!ُC ْ3ِ4 H
ُ َ
ُْ" ,َ‫ُ َ ّ!َ ٍ@ و‬4 ْ3ِ4 @ُ َ!ّ َ ُ" َ4‫ِ ِْ!ِ ِ َو‬I

Artinya:
Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani, kemudian
dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan). Dan tidak ada
seorang perempuan mengandung dan tidak pula melahirkan melainkan
dengan sepengetahuanNya. Dan sesekali-kali tidak diperpanjangkan umur
seseorang yang berumur panjang dan tidak dikurangi umurnya, melainkan
sudah ditetapkan dalam kitab. Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah
adalah mudah.

Dari ayat di atas jelas bahwa Allah menakdirkan manusia untuk lahir

dan Allah akan mengambilnya kembali. Manusia tidak dapat melawan

kehendak Allah karena itu merupakan kekuasaan dan dan kehendak Allah.
4.1.2 Nilai Syariat

Nilai syariat adalah nilai yang berhubungan dengan aturan yang

menghubungkan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia

dengan alam. Perilaku yang berdasar syariat Islam tercermin hubungan makhluk

dan pencipta Adapun nilai akidah dalam Sinetron Rahasia Illahi 3 sebagai

berikut:

4.1.2.1 Menjalankan ibadah sholat

Ibadah merupakan ajaran yang selalu dianjurkan Allah. Dengan selalu

beribadah berarti kita akan selalu mengingat kebesaran dan keagungan Allah.

Seseorang yang membiasakan beribadah maka dalam dirinya akan tertanam

keimanan yang kuat bahwa dalam segala perbuatan kita akan disaksikan

Allah. Oleh karena itu, manusia sadar atau tidak sadar harus berbuat baik.

Dalam menjalankan ibadah dapat dilakukan sendiri maupun secara berjamah.

Pada dasarnya ibadah itu wujud hubungan kita dengan Allah secara langsung.

Allah akan memberikan apa yang diinginkan jika kita secara jujur

memohonnya. Sebagai contoh adalah orang selalu menjalankan ibadah maka

Allah akan membukakan rizki baginya, begitu sebaliknya orang yang selalu

menunda pekerjaan ibadah sholat karena alasan pekerjaan yang sibuk maka

Allah akan memberikan ganjaran sesuai perbuatan tersebut. Kutipan orang

selalu menganggap remeh sholat pada teks sinetron seperti contoh berikut:

Bapak : Teja! sebaiknya kita solat magrib berjamaah dulu, sebelum kamu
pergi
Teja : Alah Pak! banyak urusan penting. Sekarang ada rapat di kantor, solat
magrib nanti, gampanglah!
Bapak : Teja! Teja! nanti keburu habis waktu magrib
(Nanah dan Belatung di Liang kubur 13 Juni 2005)

Berdasarkan kutipan di atas jelas bahwa Teja telah menganggap remeh

perkara sholat. Padahal ia sudah diperingatkan bapaknya untuk melaksanakan

tetapi ia malah marah. Perbuatan seperti itulah yang Allah tidak menyukai.

Apalagi Teja berani mengusir orang yang mengingatkan kebaikan

padanyanya. Allah telah berfirman dalam surat Al Baqoroh (2) ayat 43 yang

artinya:

002.043 3
َ ِ ِ‫ ا َ@ّاآ‬.َ َ4 ‫آَ َة وَارْآَ ُ'ا‬Lَّ ‫ُ'ا ا‬Mَ‫َّ َة و‬N‫ِ!ُ'ا ا‬O‫َوَأ‬

artinya
Dan dirikanlah shalat, tunaikan zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang
ruku’

Dari petikan ayat di atas jelas bahwa Allah memerintahkan kepada

hambaNya agar selalu ingat dengan cara beribadah solat dan melapangakan

hatinya dengan memberikan sebagian yang telah dimiliki untuk kebahagiaan

orang lain. Allah juga memerintahkan manusia untuk berjalan ke jalan yang

benar agar selamat kelak pada Yaumul Akhir.

Selain sholat wajib kita diwajibkan melaksanakan sholat Jum’at bagi

laki-laki. Seperti yang terdapat dalam kutipan di bawah ini:

Anak : Pak! Bapak orang Islam bukan?


Bapak : Ya. Saya orang Islam. Kenapa tanya seperti itu?
Anak ; sekarang kan hari Jum’at, bapak masih gagah kenapa kok nggak pergi
ke masjid?.
Bapak : Astaqhfirullahaladzim, saya telah lupa.
Dari kutipan tersebut Allah telah menyadarkan seseorang akan

kewajiban untuk beribadah melalui perantara orang lain. Karena unsur lupa

tersebut maka seseorang secara sadar akan meninggalkan apa yang telah

menjadi kewajibannya. Jadi, kutipan tersebut sebagai pertanda bagi kekuasaan

Allah, bahwa Allah akan mempermudah dalam urusan ibadah hambanya.

Ayat yang menjelaskan tentang solat Jum’at terdapat dalam surat Al Jumu’ah

(62) ayat 9 yang berbunyi:

062.009 ِ َّ‫ ِذآْ ِ@ ا‬0َ‫ْ َ'ْا ِإ‬Rَ <ِ َ ُ!ُSْ‫ْ "َ'ْ ِم ا‬3ِ4 ‫َّ ِة‬Nِ ‫ي‬ َ ‫ُ' ِد‬2 ‫َُ'ا ِإذَا‬4M 3 َ "ِ&َّ‫"َ َأ ّ"َُ ا‬
‫ن‬
َ 'ُ!َْ َ ْ8ُُْ‫ْ ِإنْ آ‬8ُ9َ ٌ@َْ ْ8ُ9ِ‫ َذ‬.َ َْVْ‫َو َذرُوا ا‬

artinya:
Hai orang-orang yang beriman apabila diseru untuk menunaikan sembahyang
pada hari jum’at maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan
tinggalkan lah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu
mengetahui.

4.1.3 Nilai akhlak

Nilai akhlak adalah nilai yang berhubungan dengan perilaku yang

mencerminkan tindakan baik dan buruk dalam hubungan manusia dengan tuhan,

manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam. Perilaku yang berdasar

akhlak Islam tercermin seperti hubungan makluk dan pencipta Adapun nilai

akhlak dalam teks Sinetron Rahasia lIlahi 3 sebagai berikut:

4.1.3.1 Ajaran Qonaah

Qonaah atau merasa cukup apa yang telah diberikan oleh Allah merupakan

bentuk dari aspek yang merupakan sifat mental akhlak yang terpuji. Dalam agama

Islam diajarkan agar kita selalu syukur dengan apa yang telah diberikan dengan
merasa cukup dan tidak kekurangan. Sehingga manusia tidak serakah dengan apa

yang telah digariskan Allah baginya. Bentuk keserakahan atau tamak sangat

bertentangan dengan ajaran nilai-nilai Islami.

Episode yang membicarakan tentang pentingnya qonaah adalah Matinya

Seorang Preman. Dalam episode ini Allah telah memberikan gambaran seseorang

yang telah memberikan nasihat akan perlunya qonaah. Peristiwa ini mengandung

pesan agar kita selalu merasa cukup dan tidak serakah karena orang yang merasa

cukup tidak akan merasakan kekurangan. Adapun kutipan yang menjelaskan hal

ini seperti penggalan percakapan Mamang dan Ghofur berikut:

Mamang : Astaqhfirullahaladzim, Ghofur! Ghofur! Seseorang yang hidup dalam


kekurangan, tapi mau menerima dengan ikhlas, dia tidak akan
merasakan kekurangan itu.
Ghofur : Alah Mamang!
Mamang : Ghofur! Kalau hati seseorang sudah dipenuhi keimanan dan ketakwaan
dia lebih jauh berbahagia daripada si kaya yang tiap hari
memikirkan harta terus. Apalagi harta itu diperoleh secara tidak
halal.
(Matinya Seorang Preman 23 Mei 2005).

Dari kutipan di atas Allah telah memberikan gambaran akan seseorang

yang merasa serakah untuk menguasai sesuatu hal. Padahal ia telah mendapatkan

yang lebih dari cukup baginya. Ghofur merasa apa yang telah dikerjakan di tempat

mamangnya belum mencukupi kebutuhan. Malah ia melakukan perbuatan yang

melanggar ajaran agama. Mamangnya selalu mengingatkan akan perlunya rasa

ikhlas dan qonaah dengan apa yang diterimanya asalkan halal. Akhlak seperti

mamanglah yang sangat dianjurkan dalamajaran Islam. Namun apa yang

dilakukan Ghofur merupakan perbuatan tamak yang akan dilaknat Allah. Allah

telah berfirman yang berbunyi:


007.031 ِ@ِ ْBُ!ْ‫ ا‬X
ُّ ِ$ُ" , ُ َ2ّ ‫ْ ِ@ُ'ا ِإ‬Bُ ,َ‫ُ'ا و‬I@َ ْY‫ َوآُُ'ا وَا‬Zٍ ِSْBَ4 ِّ ُ‫ آ‬Zَ ِْC ْ8ُ9ََ"ِ‫ َد َم ُ&ُوا ز‬M #َِI َ"3
َ

Artinya
Hai anak Adam pakailah pakainmu yang indah disetiap memasuki masjid, makan
dan minumlah dan janganlah berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang yang berlebihan

Dari petikan firman Allah di atas jelas bahwa kita diperintahkan Allah

untuk tidak berlebihan dalam hal. Karena yang berlebihan itu tidak baik bagi

akhlak manusia. Merasa cukup dengan apa yang diberikan kepada Allah

merupakan wujud syukur kita kepada Allah

4.1.3 2. Berlaku Sabar

Sabar adalah sikap jiwa yang ditampilkan dalam bentuk penerimaan


terhadap sesuatu yang berkenaan tugas, suruhan dan larangan terhadap
perlakuan orang lain. Sabar terhadap perintah Allah, larangan Allah dan
terhadap semua orang merupakan perbuatan mulia. Setiap musibah yang
datang dari Allah kita harus menyikapi dengan sabar karena dibalik musibah
ada dua makna cobaan dan ujian. Ujian diberikan untuk mengukur kualitas
keimanan seseorang, Sedangkan cobaan diberikan untuk mencoba kekuatan
iman yang dinilai dari cobaan musibah yang menyulitkan
Episode yang membicarakan tentang pentingnya sabar adalah Azab
Membakar Al Qur’an. Dalam episode ini Allah telah memberikan gambaran
seseorang yang telah memberikan nasihat akan perlunya sabar. Peristiwa ini
mengandung pesan agar kita selalu merasa sabar dalam menghadapi berbagai
permasalahan bukan menentang Allah. Adapun kutipan yang menjelaskan hal
ini seperti penggalan percakapan yang disampaikan seorang Ustadz kepada
Pak Sastro berikut:
Pak Ustadz : Pak Sastro, saya ikut prihatin terhadap musibah yang menimpa
keluarga Bapak!, tetapi barang kali kita akan merugi dua kali jika kita
tidak mampu menyikapinya. Selembar daun kering jatuh di tengah
hutan, tapi kalau kita amati rupanya ada segerombol semut yang
sedang membuat rumah yang belum selesai. Itulah sebuah kejadian
Allah, kita tidak tahu sesungguhnya kalau kita cermati di balik
musibah Allah itu, ada anugrah dan dibalik anugrah itu kalau kita
tidak mampu menyikapi itu akan rugi di dalamnya. Apa yang Pak
Sastro alami saat ini sebaiknya kita sikapi dengan tabah karena
sesungguhnya Allah bukan menghendaki bapak untuk naik haji,
terlebih Allah menghendaki bapak bersabar, mungkin hal ini akan
mengangkat harkat dan martabat menunggu dan melihat kesabaran
bapak
(Azab Membakar al Qur’an 9 Mei 2005)

Dari kutipan tersebut dijelaskan bahwa dalam keadaan suatu apapun


dalam menghadapi suatu masakah kita harus tenang dan sabar. Akhlak mulia
tampak pada diri Ustadz yang menyarankan pada Pak Sastro untuk sabar
meskipun ia selalu mendapatkan ujian yang tidak menyenangkan dari Allah
sawahnya terserang hama wereng. Allah telah berfirman dalam surat Al
Baqoroh (2) ayat 153 tentang sabar yang berbunyi:
002.153 3
َ "ِ@ِIَّN‫ ا‬.َ َ4 َ َّ‫ن ا‬
َّ ‫َّ ِة ِإ‬N‫ْ ِ@ وَا‬VَN
ّ ِI ‫َْ ُِ'ا‬R‫َُ'ا ا‬4M 3
َ "ِ&َّ‫"َ َأ ّ"َُ ا‬
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman jadikanlah sabar dan sholat sebagai
penolongmu sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar

Dari firman Allah yang disebutkan di atas maka dapat diambil sebuah
gambaran bahwa orang yang bersabar dan mau menerima apa yang telah
diberikan Allah kepadanyalah yang akan mendapat pertolongan dari Allah.
Karena Allah beserta orang yang berbuat sabar

4.1.3.3 Berbuat Ikhlas

Berlaku ikhlas dalam menjalankan berbagai kegiatan ibadah


merupakan bentuk dari aspek akhlak yang mulia. Dengan perasaan ikhlas
untuk mengharapkan ridho dari Allah maka apa yang akan kita kerjakan terasa
ringan. Islam mengajarkan kepada hambanya untuk selalu ikhlas dalam
perbuatan ibadah. Sehingga bentuk riya’ dan pamer tidak akan diperbuat
manusia.
Episode yang membicarakan tentang pentingnya berbuat ikhlas adalah
Anak Durhaka. Dalam episode ini Allah telah memberikan gambaran
seseorang mamang yang telah memberikan nasihat keponakan akan perlunya
ikhlas dalam berbuat kebaikan dalam menolong orang. Peristiwa ini
mengandung pesan agar kita selalu memiliki perasaan ikhlas dalam berbuat
kebaikan bukan semata riya’ dan pamer kepada orang lain. Adapun kutipan
yangmenjelaskan hal ini seperti penggalan percakapan yang disampaikan
seorang Mamang kepada Asih sebagai berikut:
Mamang : Sudahlah kamu nggak usah banyak berpikir. Yang perlu kita
pikirkan sekarang adalah bagaimana cara merawat Wawan.
Asih : Kang Wawan kan merepotkan semua orang
Mamang ; Asalkan kita ikhlas, ini akan menjadi ladang ibadah kita
(Anak Durhaka16 Mei 2005)

Dari kutipan tersebut dijelaskan bahwa dalam keadaan suatu apapun


kita harus berlaku saling membantu dan ikhlas. Akhlak mulia tampak pada diri
Mamang yang menyarankan pada Asih untuk berlaku ikhlas dalam merawat
kakaknya, si Wawan meskipun ia selalu berbuat yang kurang baik dan bahkan
telah menyakiti perasaan. Allah telah berfirman dalam surat An Nisaa’ (4)
ayat 125 tentang berbuat ikhlas yang berbunyi:
004.125 8َ ِ‫ْ@َاه‬I‫َِّ َ< ِإ‬4 .َ َVَّ ‫ٌ وَا‬3ِBْ$ُ4 'َ ُ‫َْ ُ َِِّ َوه‬6‫ َو‬8َ َْR‫ْ َأ‬3َ!ّ ِ4 ً"ِ‫ د‬3 ُ َBْ[‫ْ َأ‬3َ4‫َو‬
َِ 8َ ِ‫ْ@َاه‬I‫[َِ=ً وَا َّ\َ َ& اَّ ُ ِإ‬
Artinya
Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas
menyerahkan dirinya pada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan
ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim
menjadi kesayangan Nya

Dari ayat di atas jelas bahwa dengan berlaku ikhlas maka diibaratkan
tidak ada yang menandinginya dalam ajaran agama. Orang yang selalu berbuat
dengan dilandasi perasaan ikhlas hanya berserah diri pada Allah maka
digolongkan dalam kaum Ibrahim yang mendapat kemuliaan dari Allah.
Sebaliknya jika perbuatan kita hanya semata riya’ seperti apa yang terdapat
dalam kutipan berikut ini maka Allah akan mengazab.
Pak Teja : (MENYURUH) Ini uang lima juta rupiah sumbangkan ke masjid
dan bilang suruh dia sebutkan nama saya
Asisten : Iya, pak!
Pengurus masjid : Kaum muslimin sekalian! Alhamdulillah pada malam ini
kita mendapat sumbangan uang sebesar lima juta rupiah dari Pak Teja.
Pak Teja yang kami hormati atas nama pengurus masjid mengucapkan
terima kasih atas sumbangan yang telah diberikan ini. Semoga Allah
mengabulkan niat Ikhlas bapak.
(Nanah Belatung di Liang Kubur13 Juni 2005)

Dalam kutipan di atas Pak Teja beramal semata bukan karena ikhlas
tetapi lebih pada ingin mendapat pujia dari orang lain. Allah berfirman dalam
surat Al Baqoroh(2) ayat 264 yang berbunyi:

002.264 ِI ْ8ُ9َِOZَ َ] ‫ْ>ُِ'ا‬Vُ , ‫َُ'ا‬4M 3 َ "ِ&َّ‫ََ ُ ِر_َ َء "َ َأ ّ"َُ ا‬4 `


ُ ِ=ُْ" ‫ذَى آََّ&ِي‬b‫ وَا‬3 ِّ َ!ْ
ُ َIَ]َcَ ٌ‫ََْ ِ ُ@َاب‬C ‫ن‬
ٍ ‫َ ِ ]َ=ْ'َا‬1َ!َ‫َُ ُ آ‬1َ!َ @ِ ِd‫َِّ ِ وَاَْ'ْ ِم ا‬I 3
ُ ِ4ْeُ" ,َ‫س و‬
ِ َّ‫ا‬
Zِ َْ" , ُ َّ‫ُ'ا وَا‬VَBَ‫ِ!َّ آ‬4 ‫ْ ٍء‬#َY 0ََC ‫ن‬ َ ‫رُو‬Zِ ْ
َ" , ‫ًا‬Zَْ] ُ َ‫ٌِ ََ َ@آ‬I‫ي اْ
َ'ْ َم وَا‬
3َ "ِ@َِ9ْ‫ا‬
Artinya
Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu menghilangkan (pahala)
sedekahmu dengan meyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan sipenerima)
seperti orang orang yang menafkahkan hartanya karena riya’ kepada
manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka
perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah,
kemudian batu itu ditimpa hujan lebat lalu menjadilah dia bersih (tidak
bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka
usahakan dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.

4.1.3.4 Saling menolong

Islam mengajarkan kepada umatnya agar saling tolong menolong dalam

berbuat kebajikan. Di samping tolong menolong dalam berbuat kebajikan

Islam mengajarkan pada pemeluknya agar saling mengajak berbuat kebaikan

(ma’ruf) dan mencegah kejahatan (Mungkar). Akan tetapi, untuk mengajak


orang lain berbuat baik maka alangkah baiknya kita mulai dari diri kita sendiri

terlebih dahulu.

Episode yang membicarakan tentang perlunya tolong menolong dan

bekerjasama adalah Susah Dikuburkan. Dalam episode ini Allah telah

memberikan gambaran seseorang tetangga yang telah memberikan

pertolongan kepada tetangga yang lain dalam membelanjakan sesuatu di pasar

karena sakit. Peristiwa ini mengandung pesan agar kita selalu memiliki

perasaan tolong-menolong dalam berbuat kebaikan dan ibadah. Adapun

kutipan yang menjelaskan hal ini seperti penggalan percakapan yang

disampaikan tetangga Bahar kepada emak Bahar sebagai berikut::

Tetangga : Mak Bahar! Ini sayur-mayur titipan Emak!, sudah saya belikan
sesuai dengan pesanan. Dan ini kembaliannya serta catatan
belanjanya mak!.
Emak : Alhamdullillah, terima kasih banyak ya Wak! ibu sudah
merepotkan kamu jadinya.
Tetangga : Ah kenapa Mak? Sudah biasa. Sesama tetangga kita harus saling
membantu, apalagi Emak Bahar kan sedang sakit. Saya permisi
dulu ya mak!
Emak : Terima kasih ya Wak!
(Susah Dikuburkan 4 Juli 2005)

Dari kutipan percakapan tersebut di atas jelas digambarkan bagaimana

akhlak mulia seseorang yang mau menolong tetangganya yang sedang

membutuhkan pertolongannya. Dia ikhlas dalam berbuat kebaikan itu karena

hanya mengharap ridho dari Allah. Dengan siapapun yang membutuhkan

pertolongan kita harus menjalankan amanah tersebut. Allah telah berfirman

dalam surat Al Maidah(5) ayat 2 yang bunyiya:


005.002 ,َ‫ي و‬ َ ْZَْ‫ ا‬,َ‫َ@َا َم و‬$ْ‫َْ َ@ ا‬g ّ ‫ ا‬,َ‫َ َ_ِ َ@ اَّ ِ و‬Y ‫ُِّ'ا‬$ُ , ‫َُ'ا‬4M 3 َ "ِ&َّ‫"َ َأ ّ"َُ ا‬
‫ْ'َا‬h‫ْ َو ِر‬8ِِIّ ‫ْ َر‬3ِ4 ْ/َ ‫ن‬ َ 'ُiَْVَ" ‫َ@َا َم‬$ْ‫َْ َ ا‬Vْ‫ ا‬3 َ ِّ4M ,َ‫ و‬Zَ ِ_َ
ْ‫ً َوِإذَا ا‬2
‫َ@َا ِم‬$ْ‫ ا‬Zِ ِSْBَ!ْ‫ ا‬3 ِ َC ْ8ُ‫ّوآ‬Zُ َ] ْ‫َ'ْ ٍم َأن‬O ‫ن‬ ُ jََY ْ8ُ9َّ َ4@ِ ْSَ" ,َ‫ْ َ]ْ>َدُوا و‬8ََُْ[
‫ن‬ِ ‫ْوَا‬Zُ ْ‫ وَا‬8ِ ْ:k‫ ا‬0ََC ‫ُ'ا‬2‫ َ َ َو‬,َ‫ِ ِّ@ وَاَّ
ْ'َى و‬Vْ‫ ا‬0ََC ‫ُ'ا‬2‫ُوا َوَ َ َو‬Zَْ َ ْ‫َأن‬
Zِ َY َ َّ‫ن ا‬َّ ‫بوَا َّ
ُ'ا اَّ َ ِإ‬
ِ َ
ِ ْ‫ ا‬Zُ "

Artinya
Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu melanggar syiar-syiar Allah
dan melanggar kehormatan bulan-bulan haram dan juga kamu menggangu
binatang dan jangan kamu mengganggu orang –orang yang mengunjungi
baitullah sendiri mencari karunia dan keredhaan dari tuhannya. Dan apabila
kamu telah menyelesaikan ibadah haji maka bolehlah berburu. Dan janganlah
sekali-kali kebencian kepada suatu kaum karena mereka menghalangi kamu
dari masjidilharam mendorongmu berbuat aniaya. Dan tolong-menolonglah
kamu dalam kebajikan dan takwa dan jangan tolong menolong dalam berbuat
dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya
Allah amat berat siksa-Nya.

Dari firman Allah di atas Allah menganjurkan kepada hambanya untuk

saling berbuat kebajikan dengan saling tolong menolong terhadap sesama.

Dalam hal tolong menolong Allah memerintahkan harus dilandasi dengan rasa

tulus ikhlas untuk kebaikan orang lain. Selain itu, Allah melarang pada

manusia akan hal-hal yang dapat menjerumuskan dalam hal kehinaan.

4.1.3.5 Saling memaafkan

Manusia pada kodratnya adalah makhluk yang banyak memiliki

kesalahan. Apabila kita setelah berbuat kesalahan hendaknya harus segera

minta maaf menyesali dengan apa yang telah dilakukan sebelumnya. Menjadi

seorang yang pemaaf sangat dianjurkan agama karena dipandang sebagai

akhlak mulia. Kita tidak boleh memiliki perasan pendendam kepada orang

lain. Karena sifat pendendam sangat bertentanan dengan nilai-nilai Islami.


Episode yang membicarakan tentang perlunya saling memaafkan adalah

Anak Durhaka. Dalam episode ini Allah telah memberikan gambaran seorang

ibu yang telah mau memberikan maaf pada anaknya yang telah durhaka dalam

sakaratul mautnya di rumah sakit. Peristiwa ini mengandung pesan agar kita

selalu memiliki perasaan saling memaafkan atas segala kesalahan. Adapun

kutipan yang menjelaskan hal ini seperti penggalan percakapan yang

disampaikan ibu kepada Wawan sebagai berikut:

Ibu : Wawan! Wan! Emak nggak nyangka kalau kau menderita


begini
Pak Ustadz : Wawan memang telah lama mengalami sakaratul maut. Maafkan
segala kesalahannya supaya Allah meringankan siksaannya dan
wawan dapat melepas nyawanya dengan tenang
Ibu : wan! Ibu maafkan segala kesaahan kamu. Ya Allah ya Robbi
bebaskanlah anakku dari penderitaannya. Ya Allah bila kau
menghendaki aku ikhlas megembalikan padamu. Ampunilah
segala dosa-dosanya ya Allah!
Pak Ustadz : Inalilahi wainailaihi rajiun.
(Anak Durhaka 16 Mei 2005)

Dari kutipan di atas Allah telah memberikan gambaran pada kita tentang

akhlak mulia seorang ibu yang mau memafkan kesalahan anaknya yang telah

durhaka kepadanya. Dengan perasaan ikhlas Ibunya memintakan maaf dan

berdoa agar anaknya dimudahkan dalam sakaratul mautnya. Allah telah

berfirman dalam surat Ali Imron(3) ayat 159 tentang masalah ini yang

berbunyi:

003.159 D َ ِْ'َ[ ْ3ِ4 ‫ُّ'ا‬/َ=ْ2, X ِ َْ


ْ‫َ ا‬lَِm ًّnَ َ ُْ‫ْ َوَ'ْ آ‬8َُ َ ِْ ِ َّ‫ ا‬3
َ ِ4 <ٍ َ!ْ[‫ِ!َ َر‬Vَ
‫ن‬
َّ ‫ اَّ ِ ِإ‬0ََC َْ‫ْ َ ََ َ' ّآ‬4Lَ َC ‫ذَا‬oَِ ِ@ْ4b‫ ا‬#ِ ْ8ُ‫َ ِورْه‬Y‫ْ َو‬8َُ ْ@ِ=ْiَْR‫ْ وَا‬8َُْC p ُ ْCَ
َّ‫َا‬3ِِ‫ اْ!َُ َ' ّآ‬X
ُّ ِ$ُ" َ
Artinya
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah terhadap
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka,
mohonkanlah ampunan bagimereka dan bermusyawarahlah dengan mereka
dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka
bertakwalah kepada Allah, sesunguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertawakal kepada-Nya

Dari penggalan firman Allah diatas kita telah diberikan gambaran bahwa

kita harus saling memberikan maaf kepada siapa saja yang berbuat salah.

Manusia pada dasrnya diciptakan sebagai makluk yang lemah dan banyak

salah. Orang yang mau memaafkan kesalahan orang lain di sisi Allah sebagai

hamba yang mulia.

4.1.3.6 Syukur

Syukur merupakan sikap dan perilaku yang menunjukkan penerimaan

terhadap suatu pemberian atau anugrah dari Allah dalam bentuk pemanfaatan.

Berlaku syukur terhadap pemberian Allah merupakan bentuk akhlak yang

merupakan sikap terpuji. Dengan selalu bersyukur maka apa yang kita terima

dari Allah terasa cukup bagi kita sehingga menghindarkan perasaan tamak.

Episode yang membicarakan tentang perlunya bersyukur adalah Anak

Durhaka. Dalam episode ini Allah telah memberikan gambaran seseorang ibu

yang telah mau memberikan nasihat kepada anaknya untuk berlaku syukur

terhadap apa yang telah diberikan dari Allah. Peristiwa ini mengandung pesan

agar kita selalu memiliki perasaan syukur nikmat atas anugrah yang Allah

berikan. Adapun kutipan yangmenjelaskan hal ini seperti penggalan

percakapan yang disampaikan ibu kepada wawan sebagai berikut:

Ibu ; Apa yang jatuh Wan?


Wawan : Ya piring dong Mak! Naon dei?
Ibu : MasyaAllah kenapa bisa jatuh?
Wawan : Makananye enak. Wawan bosen Mak!bosen kalau makanannya
setiap hari begini mak!endok dei, endok dei pantat wawan bisa
bisulan Mak!
Ibu : MasyaAllah Wan! mestinya kita bersyukur, bapak kamu hanya
pensiunan pegawai rendahan. Orang lain banyak yang kelaparan,
makan enceng gondok segala!
Wawan : Beda Mak! Mereka mereka, wawan tidak sama dengan mereka
Ibu : Astaqhfirullahaladzim, anak itu nggak ada syukurnya.
(Anak Durhaka 16 Mei 2005)

Dari kutipan di atas Allah telah memberikan gambaran pada kita tentang

akhlak mulia seorang ibu yang mau mengingatkan anaknya untuk berlaku

syukur. Dengan perasaan syukur maka apa yang kurang terasa cukup. Allah

telah berfirman dalam surat surat An Nahl(16) ayat 14 tentang masalah ini

yang berbunyi

016.014 @ِ َq ً!ْ$َ ُ ِْ4 ‫ْآُُ'ا‬cَِ @َ ْ$َVْ‫\َ َ@ ا‬ ّ َR ‫ِْ ُ [َِْ ً< َوهُ َ' اَّ&ِي‬4 ‫ُ'ا‬6@ِ ْ\َْBَ‫"ًّ َو‬
‫ن‬
َ ‫ُ@ُو‬9ْgَ ْ8ُ9ََّ َ‫ِْ ِ َو‬/َ ْ3ِ4 ‫ُ'ا‬iَْVَِ‫َ'َاِ َ@ ِ ِ َو‬4 D
َ ُْ=ْ‫ََ َوَ@َى ا‬2'ُBَVَْ

Artinya
Dan dialah Allah yang menundukkan lautan(untukmu) agar kamu dapat
memakan daripadanya daging yang segar(ikan) dan kamu mengeluarkan dari
lautan itu perhiasan yang kamu pakai dan kamu melihat bahtera berlayar
padanya dan supaya kamu mencari(keuntungan) dan karunianya dan supaya
kamu bersyukur.

Dari ayat di atas Allah telah memberikan gambaran betapa besarnya

rahmat yang Allah berikan kepada manusia. Dengan besarnya rahmat itu

manusia diwajibkan bersyukur dan menikmatinya.

4.1.3.7 Taubat

Manusia pada kodratnya adalah makhluk yang banyak memiliki

kesalahan. Apabila kita setelah berbuat kesalahan hendaknya harus segera

bertaubat kepada Allah untuk memperbaiki segala kesalahan yang telah


dlakukan sebelumnya. Taubat merupakan urusan kita kepada Allah. Dengan

bertaubat atau mohon ampunan pada Allah maka segala kesalahan yang

pernah kita perbuat insyaallah akan terampuni

Episode yang membicarakan tentang perlunya bertaubat adalah Gila

Harta. Dalam episode ini Allah telah memberikan gambaran terhadap

seseorang yang telah bertaubat dan berdoa kepada Allah atas apa yang

dilakukanya sebelumnya karena khilaf. Peristiwa ini mengandung pesan agar

kita segera bertaubat kepada Allah atas segala kesalahan. Adapun kutipan

yang menjelaskan hal ini seperti penggalan percakapan yang disampaikan

Lanang sebagai berikut:

Lanang :Ya Allah! ampunilah dosa kami ya Allah!, ampunilah segala


kekhilafanku ya Allah, ampunilah segala kesombonganku ya Allah,
aku sadar ya Allah, aku insyaf. Selama ini aku salah melaksanakan
nikmatmu kami terlalu bebas ya Allah! kami sudah melakukan
hubungan badan sebelum menikah ya Allah tolonglah hambamu ini,
beri petunjuk-Mu ya Allah aku mohon padamu ya Allah hanya
padamu aku berserah diri.
(Gila Harta 27 Juni 2005)

Dari kutipan di atas kita telah diberikan gambaran tentang akhlak mulia

seorang yang menyadari atas segala kesalahannya dan segera bertaubat

memohon ampun kepada Allah. Dengan perasaan ikhlas Lanang memohon

ampun dan berdoa agar segala kesalahannya mendapat ampunan dari Allah.

Allah telah berfirman dalam surat An Nissa (4) ayat 64 tentang masalah ini

yang berbunyi:

004.064 َْْ
َ ‫ك‬
َ ‫ن ا َّ!ِ َوَْ َأَُّْ ِإذْ ََُا َأَُُْْ َ
ءُو‬
ِ ْ‫ذ‬#ِِ$ ‫ع‬َ
َ&ُ'ِ (ِ‫ل إ‬ ٍ ُ ‫ْ َر‬,ِ-
َ.َْ ْ‫َ
َأر‬-‫ُوا َو‬/َ

ً'ِ1‫ً
َر‬$‫َ َّا‬2 َ!َّ ‫ُوا ا‬3ََ َ ‫ل‬
ُ ُ /َّ ‫ َُ ُ ا‬/َ ََْْ ‫ا َّ!َ وَا‬
Artinya
Dan kami tidak mengutus seorang rosul melainkan untuk ditaati dengan seizin
Allah. Sesunguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang
kepadamu lalu memohon ampun kepada Allah dan rosul pun memohonkan
ampunan untuk mereka tentulah mereka mendapati Allah yang maha
penerima taubat lagi maha penyayang.

Dari ayat tersebut di atas dijelaskan Allah akan mengampuni segala

kesalahan hambanya selama hambanya mau bertaubat, dan rosulpun juga

demikian. Karena Allah tempat berserah diri atas segala kesalahan umatnya

4.1.3.8 Tidak Berbuat zalim

Berbuat zalim merupakan perbuatan yang kurang baik. Dengan

sesama makluk Allah hendaknya kita harus saling menyayangi dan tidak

menyakiti. Seseorang yang telah menyakiti orang lain seperti halnya

menyakiti dirinya sendiri. Dalam ajaran Islam kita hendaknya selalu menjaga

keharmonisan dengan sesama, baik dalam tingkatan yang sederajat atau di

atasnya Dengan menjaga keharmonisan tersebut seseorang dalam

kehidupannya tidak akan ada rasa saling disakiti dan dirugikan.

Pada episode ini ajaran tidak berbuat zalim tampak pesan yang telah

disampikan akan bentuk kezaliman pada jenazah orang yang meninggal.

Bentuk kezaliman tersebut seperti apa yang disampaikan Ustadz pada kutipan

berikut:

Pak Ustadz : Astaqfirullahiladzim, saudaraku kita tidak boleh berbuat dhalim


kepada jenazah, saya hanya minta izin untuk menunaikan fardu
kifayah kita dengan melaksanakan sholat jenazah di rumah Allah
ini
Warga : Maaf pak Ustadz!kami tetap menolak. Kalau pak Ustadz mau
mensolatkannya, solatkan di tempat pak Ustadz. (MARAH)
Bakar penzina itu!
(Azab Homoseksual l6 Juni 2005)
Adapun kutipan yang membicarakan tentang perbuatan zalim terdapat

pada perilaku warga yang tidak mengizinkan musholanya untuk dipakai

mensolatkan jenazah. Seperti halnya yang dikatakan pak Ustadz bahwa

sebagai hamba Allah kita tidak boleh menzalimi jenazah. Karena perbuatan

zalim akan dilaknati Allah seperti firmannya dalam surat Asy Syu’ara’ (26)

ayat 227 yang berbunyi:

026.227 َ4 Zِ ْ َI ْ3ِ4 ‫َ@ُوا‬Nَْ2‫ِ@ًا وَا‬1َ‫ت َو َذآَ@ُوا اَّ َ آ‬ ِ َ$َِّN‫َ!ُِ'ا ا‬C‫َُ'ا َو‬4M 3 َ "ِ&َّ‫ ا‬,ِ‫إ‬
‫ن‬
َ 'ُVَِ
َْ" X
ٍ ََ
ُْ4 ‫ي‬
َّ ‫ََ!ُ'ا َأ‬s 3
َ "ِ&َّ‫ُ ا‬8َْ ََR‫ُِ!ُ'ا َو‬s

Artinya
Kecuali orang yang beriman dan beramal soleh dan banyak menyebut Allah dan
mendapat kemenangan sesudah menerita kezaliman. Dan orang-orang yang zalim
ini kelak akan mengetahui ketempat mana mereka akan kembali.

Dari ayat di atas jelas bahwa orang zalim nanti pada hari yaumul akhir

akan tahu di mana tempat mereka berada. Bagi Allah orang yang beriman dan

beramal soleh yang mendapat kemenangan. Jadi, bagi Ustadz, Allah akan

memberikan ketenangan karena telah mengurus jenazah sampai di kubur.

Sungguh mulia orang yang beriman dan beramal soleh.

4.1.3.9 Tidak berzina

Berbuat zina merupakan perbuatan yang sangat dilarang dalam ajaran

agama Islam. Kalau seeorang melakukan zina berarti orang tersebut memiliki

akhlak yang buruk. Allah melarang perbuatan zina di muka bumi ini karena

berbuat zina dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.


Episode yang membicarakan tentang zina adalah Nanah Belatung di

Liang Kubur. Dalam episode ini Allah telah memberikan gambaran tentang

bagaimana akibat perbuatan zina. Peristiwa ini mengandung pesan agar kita selalu

menghindari perbuatan zina. Adapun kutipan yang menjelaskan hal ini seperti

penggalan percakapan yang disampaikan Ustadz sebagai berikut::

Pak Ustadz : Menurut agama, bahwa kalau ada suatu perzinaan di sebuah
rumah itu, tetangga di sebelah kanan dan kiri, depan dan
belakang itu akan terkena laknat dari Allah, Pak Teja!
(Nanah dan Belatung di Liang Kubur, 13 Juni 2005)

Dari kutipan di atas Allah telah memberikan gambaran pada kita tentang

akhlak bagaimana akibat perbuatan zina. Akibat perbuatan zina yang menanggug

bukan hanya pelaku saja tetapi orang lain ikut menangung juga. Allah telah

berfirman dalam surat Al Isra’ ayat 32 tentang masalah ini yang berbunyi:

017.032 ِVَR ‫َ َء‬R‫َ ً< َو‬gِ[َ ‫ن‬


َ َ‫َ ُ آ‬2ّ ‫َ ِإ‬2ّLِ ‫ُ'ا ا‬I@َ ْ
َ ,َ‫و‬

Artinya
Dan janganlah kamu mendekati zina sesungguhnya zina itu adalah sesuatu
perbuatan keji. Dan suatu jalan yang buruk.

dan Surat An Nuur ayat 2 yang berbunyi:

024.002 #ِ ٌ<َْ‫ِِ!َ َرأ‬I ْ8ُ‫ُْ&ْآ‬cَ ,َ‫ ٍة و‬Zَ َْ6 <َ َ_ِ4 َ!ُِْ4 Zٍ ِ[‫ُوا آُ َّ وَا‬Zِْ6َ #ِ2‫ّا‬Lَ ‫َِ ُ< وَا‬2‫ّا‬Lَ ‫ا‬
‫ اَّ ِ ِإ‬3
ِ "ِ‫د‬3
َ ِِ4ْeُ!ْ‫ ا‬3
َ ِ4 ٌ<َ=ِ_َq َ!َُI‫َ&َا‬C ْZَْgَْ‫ِ ِ@ َو‬d‫َِّ ِ وَاَْ'ْ ِم ا‬I َ‫ُِ'ن‬4ْeُ ْ8ُُْ‫نْ آ‬
Artinya
Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap
seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada
keduanya mencegah kamu untuk(menjalankan) agama Allah jika kamu
beriman kepada Allah dan hari akhirat dan hendaklah (pelaksanaan)
hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan dari orang yang beriman.

Dari kedua firman Allah yang telah dipaparkan di atas jelas bahwa

segala bentuk perbuatan yang mengandung perzinaan ditentang Allah karena


melanggar ajaran agama islam. Jadi, manusia harus menghindari perbuatan

tersebut supaya kehidupannya selamat. Perbuatan zina selain merugikan

orangyang melakukan sendiri juga merugikan orang lain

4.1.3.10 Tidak berdusta

Orang yang berdusta adalah orang yang selalu berusaha membuat rugi

orang lain. Dalam setiap perkataan dan perbuatan munafik selalu menjadikan

orang lain tersiksa. Allah tidak mengajarkan pada manusia menjadi seorang

pendusta. Allah memberikan pengajaran pada hambanya lebih pada ajaran

untuk berbuatan kebajikan. Perbuatan dusta merupakan ajaran akhlak yang

sangat tercela. Orang pendusta biasanya kurang mendapat kepercayaan dar

semua orang. Seperti misal pada kutipan percakapan di bawah ini

Pak Ustadz : Begini pak Teja! Sebenarnya kedatangan kami ke sini hanya
memastikan keresahan warga selama ini pak! Yang menurut
saya akan menimbulkan fitnah bila saya tidak segera
menjelaskan kepada mereka
Pak Teja : Soal apa pak Ustadz?
Pak Ustadz : Penduduk di sini semua resah pak! Mereka melihat setiap
malam selalu saja ada wanita yang bukan anak bapak! Mereka
khawatir itu perempuan yang tidak baik. Mungkin Bapak juga
mengetahui?
Pak Teja : Pak Ustadz!…..pak Ustadz! Pak Ustadz jangan salah, perempuan
itu memang teman anak saya Lisa! Dan perempuan itu memang
sering datang ke mari, ngobrol di sini dan bahkan menginap di
rumah ini.
(Nanah dan Belatung di Liang Kubur, 13 Juni 2005)

Pada kutipan di atas jelas Pak Teja telah berdusta pada dirinya sendiri

dan pada pak Ustadz akan wanita yang ada di rumahnya. Pak Teja telah

menjadi seorang pendusta. Ia lebih mementingkan kebahagian dunia dan tidak


takut akan kekuasaan Allah yang menyedihkan itu. Apalagi pak Teja

berbohong dan menjadikan pak Ustadz percaya akan perkataanya, ia sungguh

menjadi seorang pendusta. Allah juga telah berfirman dalam surat Ash

Shaf(61) ayat 2 yang berbunyi:

061.002 ‫ن‬ َ ُُ8َ2 ‫َُ'ا‬4M 3


َ َُ7َْ2 (
َ- ‫ن‬ َ "ِ&َّ‫"َ َأ ّ"َُ ا‬
artinya
“ Hai orang-orang yang beriman mengapa kamu mengatakan apa yang tidak
kamu perbuat?”

Dari ayat di atas maka kita dapat mengambil sebuah pengertian dan

pelajaran bahwa orang yang dusta itu ia selalu membuat percaya pada

ucapanya padahal apa yang diucapkan tersebut bukan apa yang sebenarnya

dilakuaknnya. Orang pendusta banyak cara untuk membuat orang lain

terpengaruh padahal berdusta termasuk golongan dosa besar.

4.1.3. 11 Menjauhi perbuatan syirik

Syirik merupakan perbuatan yang menekutukan Allah dengan selain

Allah. Allah sangat mengazab orang yang berbuat syirik. Orang yang

berbuatan kesyirikan biasanya lupa akan kebesaran Allah. Ia lebih

berpandangan pada duniawi semata dan tidak mengingat akan akhirat kelak.

Berbuat kesyirikan merupakan nilai yang melanggar aqiodah Islam karena

pada dasarnya syirik tidak mengakui keimanan pada Allah. Adapun kutipan

yang menjelaskan tentang kesyirikan jelas pada kutipan berikut:

Dukun: Kalau saja kamu bersedia menjalankan puasa selama empat puluh hari
serta persaratan lain dan yang paling penting kamu harus mencuri
kain kafan mayat perawan yang baru meninggal. Apa kamu sanggup
ghofur?
Ghofur : Sanggup Mbah!
(Matinya Seorang Preman 23 Mei 2005)

Tentang masalah ini Allah telah berfirman dalam surat Al An’aam 14

yang berbunyi:

‫ْ َأ‬9ُ: ‫ت‬
ُ ْ/ِ-‫ْ ِإِّ< ُأ‬9ُ: ُ َ7ْ&ُ= (َ‫ِ ُ و‬7ْ&ُ= َ ُ‫ض َوه‬
ِ ْ‫ت وَا@ر‬
ِ ‫ََ
وَا‬
ّ ‫ ا‬/ِ ِA
َ
ًّ'ِ‫ َو‬Bُ ِCَ2ّ ‫ ا َّ!ِ َأ‬/َ ْ'َD

,
َ 'ِ‫آ‬/ِ ْFُْ ‫ ا‬,
َ ِ- ,
َّ َُGَ2 (َ‫ْ َأ َْ َ و‬,َ- ‫ل‬
َ ‫ن َأ َّو‬
َ ُ‫َأنْ َأآ‬

artinya
Katakanlah apakah akan aku jadikan pelindung selain dari Allah yang
menjadikan langit dan bumi padahal dia ,emberi makan dan tidak diberi
makan? katakanlah: “sesungguhnya aku diperintah supaya aku menjadi
orang yang pertama sekali menyerah diri(kepada Allah) dan jangan sekali-
kali kamu masuk golongan orang orang musyrik.

Dari ayat tersebut di atas jelas bahwa Allah merupakan tempat

berlindung dan berserah diri hambanya. Orang yang menyekutikan Allah

dengan apapun selain berarti manusia itu telah berbuat syirik. Dosa dari

perbuatan syirik tidak akan diampuni Allah. Maka dari itu kita perlu menjauhi

segala bentuk perbuatan yang mengarah syirik

4.1.3.12 Menjauhi perbuatan murtad

Murtad merupakan perbuatan melawan kehendak Allah. Orang yang

murtad berarti telah keluar dari agama Allah dan tidak akan mengakui

kebesaran Allah. Perbatan murtad adalah akidah Islam merupakan perbuatan

yang sangat dibenci oleh Allah selain syirik, munafik dan suudzon. Adapun

kutipan yang mencerminkan perbuatan murtad seperti kutipan berikut:

Pak Sastro : Katanya tuhan itu maha mendengar, melihat tapi apakah tuhan
mau melihat penderitaan kita Bu! Saya kan sudah berdoa ternyata
tuhan buta dan tulikan. Coba tunjukkan kepada bapakmu bahwa
tuhan kalian semua itu tidak buta dan tuli tunjukkan! Tunjukkan!
Tunjukkan!
Ibu : Ya Allah Pak! kenapa bapak jadi murtad begini, padahal dulu
hidup kita sederhana tapi kita bahagia Pak!
(Azab Membakar Al Qur’an 9 Mei 2005)
Dari kutipan di atas jelas bahwa pak Sastro telah murtad akan apa

yang Allah berikan padanya. Karena tidak dilandasi iman yang kuat pak

sastro beraani membakar al qur’an dan bwerbuat yang melanggar ketentuan

Allah. Allah juga telah berfirman tentang masalah ini dalam surat Al

Baqorroh (2) ayat 217 yang berbunyi:

002.217 ِ ِ ٌ‫َِل‬O ُْO ِ ِ ‫َِ ٍل‬O ‫َ@َا ِم‬$ْ‫َْ ِ@ ا‬g
ّ ‫ ا‬3
ِ َC D
َ َ2'َُcْBَ" ِ ِI ٌ@ْ=ُ‫ِ ِ اَّ ِ َوآ‬VَR ْ3َC ٌZّ َ]‫ِ@ٌ َو‬Vَ‫آ‬

‫َا‬Lَ" ,َ‫ اْ


َْ ِ و‬3
َ ِ4 @ُ َVْ‫ اَّ ِ وَاْ=َِْ ُ< َأآ‬Zَ ِْC @ُ َVْ‫ِْ ُ َأآ‬4 ِ ِْ‫ج َأه‬
ُ ‫َ@َا ِم َوِإْ@َا‬$ْ‫ ا‬Zِ ِSْBَ!ْ‫ن وَا‬
َ 'ُ

َ4‫ُ'ا َو‬Cَ>َْR‫ن ا‬
ِ ‫ْ ِإ‬8ُ9ِ"ِ‫ْ د‬3َC ْ8ُ‫ "َ ُ@ ُدّوآ‬0ََّ[ ْ8ُ9َ2'َُِ
ُ" ْ ُ!ََ ِ ِ"ِ‫ْ د‬3َC ْ8ُ9ِْ4 ْ‫د‬Zِ َْ@َ" ْ3

َِ ْ8ُ‫ب اَّ ِر ه‬


ُ َ$ْ]‫ َأ‬D
َ ِvَ‫ِ َ@ ِة َوأُو‬d‫َْ وَا‬2Zُّ ‫ ا‬#ِ ْ8َُُ!ْC‫ِ>َ ْ َأ‬Vَ[ D
َ ِvَ‫ُو‬cَ ٌ@َِ‫َوهُ َ' آ‬

‫ن‬
َ ‫ُو‬Zَِ

artinya
Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan haram.
Katakanlah; “berperang dalam bulan itu adalah dosa besar tetapi
menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah,(menghalangi
masuk) masjidil haram dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih
besar(dosanya) disisi Allah. Dan berbuat fitnah lebih besar (dosanya) dari
pada membunuh. Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai
mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepadakekafiran),
seandainya mereka sanggup. Barang siapa yang murtad diantara kamu dari
agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia
amalnya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka.
Mereka kekal di dalamnya.

Dari ayat di atas jelas bahwa Allah sangat melarang kepada manusia

untuk melakukan perbuatan menentang Allah. Allah akan menempatkan orang

yang melakuakn perbuatan itu dalam gologan orang sesat dan akan

dicelakakan dalamkehidupan dunia dan akhiratnya. Bahkan baginya golongan

kafir yang dilaknat penghuni neraka yang kekal.


4.1.3.13 Meninggalkan Homoseksual

Homoseksual merupakan perbuatan yang sangat dilarang oleh agama

Islam, karena kita melawan kodrat dari Allah. Manusia di muka bumi

ditakdirkan saling berpasangan tetapi dengan lawan jenis. Bila kita melakukan

homoseksual maka berarti perbuatan yang kita lakukan sangat bertentangan

dengan ajaran agama. Di lain pihak homo seksual juga dapat mendatangkan

malapetaka bagi yang melakukannya seperti aanya penyakit yang

membahayakan. Islam mengajarkan pada hambanya agar tidak melalukan

perbuatan homo seksual. Adapun pelanggaran terhadap homoseksual tampak

pada kutipan percakapan berikut

Suami : Imah! perkenalkan ini Jefri yang mau mengontrak pavilliun sebelah.
Ini uang kontrakannya
Imah : kayaknya saya kenal dengan orang itu. Ya Allah benar suamiku
memang benar-benar seorang homoseksual.

Dari kutipan di atas jelas bahwa Imah sebagai seorang istri merasa

resah dan curiga akan perbuatan suaminya yang homo seksual. Meskipun

suaminya telah menyimpan rahasia akan hubungannnya dengan Jefri akan

tetapi imah tetap merasakan suatu keanehan. Hal demikian jelas bahwa Allah

akan mengazab suami yang melakukan perbuatan homoseksual itu dengan

azab yang pedih pada sakaratul mautnya. Bahka Allah menggolongkannya

kedalam golongan manusia yang merugi. Allah telah menjelaskan dalam

firmannya surat Al A’raaf (7) ayat 81 yang berbunyi:

007.081 ‫ن‬
َ 'ُ@ِ ْBُ4 ٌ‫َ'ْم‬O ْ8ُْ2‫َْ َأ‬I ‫َ ِء‬Bِّ ‫ن ا‬
ِ ‫ْ دُو‬3ِ4 ‫َْ َ' ًة‬Y ‫َ َل‬6@ِّ ‫ن ا‬
َ 'ُْcََ ْ8ُ9َ2ّ ‫ِإ‬
artinya
“Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu, bukan
kepada wanita, mlah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas”.

Dari ayat di atas jelas bahwa orang yang melakukan perbuatan

homoseksual merupakan golongan orang yang melampaui batas dan termasuk

golongan nabi luth. Jadi, secara garis besar ajaran akan larangan homoseksual

itu jelas merupakan ajaran akhlak mulia karena damapak dari perbuatan itu

sangat membahayakan. Allah mewajibkan kita untuk saling berpasangan

tetapi dengan lawan jenis dan selalu menjaga keharmonisan hidup.

4.1.3.14 Menjauhi perbuatan judi

Judi dan mabuk merupakan perbuatan yang sangat dilarang oleh ajaran

agama Islam. Islam mengajarkan pada hambanya untuk menjauhi perbuatan

tersebut karena dapat merugikan keselamatan diri dan orang lain. Perbuatan

untuk selalu berjudi dan mabuk merupakan perbuatan maksiat yang datangnya

dari bisikan setan. Sudah banyak sekali mala petaka yang disebabkan

perbuatan judi dan mabuk, seperti adanya konflik dalam sebuah keluarga,

masayarakat dan agama.

Episode yang membicarakan perbuatan judi dan minum minuman

keras ini terdapat dalam episode anak durhaka. Dalam episode tersebut Allah

telah memberikan gambaran kepada manusia akan perilaku seseorang yang

pekerjannya selalu judi dan mabuk. Dari peristiwa itu kita dapat mengambil

sebuah pesan yang berupa ajaran agar selalu menjauhi kedua perbuatan itu

karena dipandang melanggar ajaran agama Islam. Dari contoh perilaku yang
digambarkan pada kutipan di atas akan perbuatan seorang penjudi dan

pemabuk maka menjadikan manusia berusaha untuk dapat menjauhi

perbuatan maksiat terebut. Orang yang selalu berbuat maksiat seperti pada

tokoh yang diceritakan sangat sulit untuk diajak berbuat baik. Jika kita

mengajak kepada orang seperti itu cacian dan bentuk ketidak cocokan malah

mengancam kita. Dalam hal ini Allah telah berfirman dalam surat ayat yang

berbunyi:

005.090 ‫َُ'ا ِإ‬4M 3


َ "ِ&َّ‫ن "َ َأ ّ"َُ ا‬
ِ َ>َْg
ّ ‫َ!َ ِ ا‬C ْ3ِ4 ٌwْ6‫ ُم ِر‬,ْ‫ز‬b‫ب وَا‬
ُ َNْ2b‫ِ ُ@ وَا‬Bَْ!ْ‫َ!َ اْ\َ!ْ@ُ وَا‬2ّ

‫ن‬
َ 'ُ$ِْ=ُ ْ8ُ9ََّ َ Gُ 'ُVَِْ6َ

Artinya:

Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi,


berkorban untuk berhala, mengundi nasib dengan panah adalah pebuatan keji
termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan ituagar kamu
mendapat keberuntungan.

Dari firman Allah tersebut di atas maka dapat ditarik sebuah

pemahaman bahwa Allah telah menjelaskan dan memperingatkan kepada

manusia akan bahaya perbuatan judi dan minum minuman keras. Apabila kita

tetap menjalankan perbuatan tersebut seperti halnya kita seperi setan karena

yang menjalankan itu setan yang tidak taat pada ajaran agama Islam. Maka

dari itu pesan yang dapat kita ambil hikmah dari kisah ini adalah pentingnya

kita untuk selalu menjaga diri kita untuk tidak menjalankan ajaran yang

dilarang agama khususnya meninggalkan bentuk perjudian dan minum

minuman keras.
4.1.3.1 Hormat pada orang tua

Orang tua ibu bapak adalah orang yang paling dekat dengan kita,

karena mereka berdua yang berjasa mengasuh, memelihara dan mendidik

anaknya dengan harapan anaknya kelak menjadi orang yang baik. Bahkan

orang tua selalu berdoa agar hidup anaknya menjadi bahagia. Tak cukup itu

orang tua harus bekerja untuk mencapai kebahagian keluarganya. Sebagai

seorang anak kita harus selalu patuh dan taat akan segala yang diperintahkan

karena pengorbanan mereka ikhlas tanpa mengharap balas jasa dari anak.

Berbuat baik terhadap orang tua dapat dilakukan kapan saja, baik ketika orang

tua masih hidup dan sudah meninggal. Hendaknya kita selalu mendoakan

mereka. Allah telah berfirman akan hal ini dalam surat An Nissa ayat 36 yang

berbunyi:

004.036 0َ4ََْ‫ وَا‬0َIْ@ُ


ْ‫ِ&ِي ا‬I‫ً َو‬2َBْ[ِ‫ إ‬3
ِ ْ"Zَ ِ‫ِْ'َا‬I‫ً َو‬vَْY ِ ِI ‫ْ ِ@آُ'ا‬gُ ,َ‫ُوا اَّ َ و‬ZُVْC‫وَا‬

ِ ِVَB
ّ ‫ ا‬3
ِ ْI‫ وَا‬X
ِ َْSِْI X
ِ ِ[َّN‫ وَا‬X
ِ ُُSْ‫َ ِر ا‬Sْ‫ وَا‬0َIْ@ُ
ْ‫َ ِر ذِي ا‬Sْ‫ وَا‬3
ِ ِ‫َآ‬Bَ!ْ‫وَا‬

ْ8ُ9ُ2َ!ْ"‫َ ْ َأ‬9ََ4 َ4‫ َ\ُ'رًا َو‬,َْ\ُ4 ‫ن‬


َ َ‫ْ آ‬3َ4 X
ُّ ِ$ُ" , َ َّ‫ن ا‬
َّ ِ‫إ‬

artinya
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan
suatupun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua ibu bapak, karib-
kerabat, anak-anak yatim, orang miskin, tetangga yang dekat, tetangga yang
jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang sombong danmembanggakan diri.

Dari firman Allah yang telah dipaparkan di atas bahwa kita sebgai

hamba yang beriman harus selalu menyembah pada Allah dengan tidak

menyekutukan-Nya. Selain menyembah pada Allah kita harus pula berbuat

baik kepada kedua orang tua dan orang ada di sekitar kita. Dengan menjaga
hubungan baik maka kebahagian hidup akan tercapai dan selamat dunia

akhirat

4.2 Cara Penyampaian Nilai Islami dalam Sinetron Rahasia Illahi 3

Secara umum dapat dikatakan bahwa cara penyampaian nilai Islami

dalam sinetron Rahasia Illahi 3 dapat dilakukan secara langsung dan tidak

langsung. Nilai islami dalam sinetron Rahasia Ilahi 3 disampaikan oleh

komentator dan tokoh cerita. Komentator dalam hal ini Ustadz Muhammad Arifin

Ilham yang menyampaikan dalam cerita yang berupa pengenalan cerita pada awal

cerita dan simpulan akhir cerita dari masing-masing episode. Selain itu nilai

islami juga disampaikan oleh tokoh cerita baik dalam percakapan dan tindakan.

Meskipun secara garis besar penyampain nilai Islami dalam teks sinetron ini

sebagian besar yang bersifat langsung.

4.2.1 Penyampain secara langsung

Bentuk penyampaian nilai Islami yang bersifat langsung, boleh

dikatakan, identik dengan cara penyampaian tatap muka secara langsung dengan

lawan bicara dengan dialog. Cara semacam ini dalam pandangan Islam disebut

sebagai cara dakwah. Secara etimologi dakwah berarti mengajak memanggil dan

mengundang orang. Dari sudut istilah dakwah lebih pada pengertian menyeru,

mengajak pada hal-hal yang baik menurut nilai-nilai yang diajarkan agama Islam.

Dalam menyeru dan mengajak umat manusia untuk berbuat yang makruf dan
menjauhi mungkar tidak hanya menggunakan lisan atau tulisan tetapi dengan

penjabaran dan pelaksanaan ajaran Islam dalam realita kehidupan sehari-hari.

Dakwah dalam penyampaiannya dilakukan secara bijaksana sesuai

dengan kondisi masyarakat. Supaya manusia dapat menerima ajaran Islam dan

tercapat apa yang diinginkan dalam mencapai kebahagiaan dunia akhirat. Materi

dakwah meliputi semua yang bersumber pada Al Quran dan Al Hadits. Dengan

mendeskripkan secara langsung ini akan mempermudah bagi lawan bicara untuk

memahami nilai yang terkandung dalam cerita ini yang bersifat memberitahu.

Dilihat dari segi kebutuhan penyampaian, teknik penyampaian secara

langsung lebih komunikatif, artinya pemirsa memang secara mudah dapat

memahami apa yang ingin disampaikan juru dakwah. Pemirsa tidak usah sulit-

sulit menafsirkan karena apa yang disampaikan secara langsung merupakan

contoh yang bersumber firman Allah. Selanjutnya. Ustadz menyampaikan

beberapa nilai yang bersumber pada Al Qur’an dan Hadis lewat nasihat, petuah

dan ceramah. Biasanya berupa tanggapan terhadap sebuah perilaku yang telah

manusia perbuat.

4.2.2 Penyampain secara tidak langsung

Penyampaian nilai Islami secara tidak langsung merupakan bentuk

penyampaian secara tersirat. Pemirsa diberikan keleluasaan untuk menafsirkan

cerita yang tersirat dalam cerita melalui perilaku yang tokoh perankan,

Penyampaian cara semacam ini pemirsa perlu menghubungkan dengan unsur lain

yang mendukung cerita. Cara teknik perlukisan tokoh ini lebih pada bentuk
peragaan. Jika kita melihat dari segi penulis naskah, tampil ini lebih pada

gambaran peristiwa, konflik yang tercermin dalam perilaku

Nilai Islami dalam sinetron Rahasia Illahi 3 dapat kita ambil dari

perilaku tokoh. Dalam sinetron Islami pasti ada tokoh yang berperan baik dan

jahat. Lewat perilakunya lah kita dapat memperoleh nilai Islami. Tokoh yang

baiklah yang biasanya berperilaku sesuai dengan ajaran agama Islam seperti sabar,

pemaaf, syukur dan penolong. Sedangkan tokoh yang jahat dapat tergambarkan

dalam perilaku yang berbuat zina, zalim, dusta dan tamak.


BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan analisis di atas, sesuai dengan rumusan masalah yang dikaji

maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

Sinetron Rahasia Illahi merupakan sinetron Islami yang ditayangkan di

stasiun TPI yang menyajikan sebuah tontonan Islami yang bersumber dari kisah

nyata perilaku manusia. Sinetron Rahasia Illahi mengambil kisah dari sebuah

majalah Hidayah, majalah Islami yang berusaha mengungkap berbagai perilaku

manusia di muka bumi ini, dari yang baik hingga yang melanggar ajaran agama.

Sinetron Rahasia Illahi selain menyajikan sebuah tontonan dalam bentuk hiburan

tetapi juga mampu menjadi tuntunan yang menikmatinya.

Nilai Islami percakapan yang terdapat dalam sinetron Rahasia Illahi 3

pada dasarnya dapat dikategorikan menjadi 3 yaitu: (1) Nilai akidah, (2) Nilai

syariat dan (3) Nilai akhlak. Nilai akidah dari hasil pembahasan meliputi wujud

keimanan manuasia terhadap Allah dalam bentuk penghambaan diri, Perilaku

iman terhadap kodrat Allah dalam keimanan qodo’ dan qodar serta keyakinan

untuk tidak meyekutukan Allah (syirik) dan murtad. Nilai syariat dalam

pembahasan meliputi wujud hubungan manusia dengan Allah yang tercermin

dalam penghambaaan diri lewat ibadah solat dan berdoa. Nilai Islami akhlak

tercermin dalam perbuatan yang sesuai dengan ajaran agama Islam seperti sabar,

pemaaf, penolong, syukur, tidak sombong, ikhlas dan tidak dzolim


Bentuk penyampaian nilai Islami dilakukan secara langung maupun

secara tidak langsung. Penyampain secara langsung dilakukan melalui dakwah

yakni dilakukan oleh Ustadz yang pada fungsinya sebagai orang yang

menyampaikan petuah, ceramah bahkan nasihat bagi manusia. Sedangkan secara

tidak langsung penyampaian nilai Islami dilakukan secara tersirat melalui contoh

perilaku yang digambarkan tokoh.

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan di atas maka penulis memberikan saran sebagai


berikut:
1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi kerangka acuan dalam memahami

sinetron khususnya pada teks sinetron

2. Penelitian ini masih dapat dikembangkan dari berbagai bidang kajian yang

lebih terfokus, misalnya pada salah satu unsur saja seperti akhlak,

muamalah (syariat) atau akidah saja. Oleh karena itu, perlu dilakukan

penelitian yang lebih mendalam dengan kajian yang berbeda khususnya

sesuai dengan kebutuhan apresiasi drama audiovisual.


DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah, Didi. 2005. Sinetron Rahasia Ilahi 3. Jakarta: Kusuma Esa Permana.

Asmara, Andhi. 1993. Apresiasi Drama. Yogyakarta: Nur Cahaya.

Azumardi, Lahib. 2002. Buku Teks Pendidikan Agama Islam pada Perguruan
Tinggi Umum. Jakarta: Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam
Direktoral Jendral Kelembagaan Islam Departemen RI.

Endraswara, Suwardi. 2003. Metodologi Penelitian Sastra.Yogyakarta: Pustaka


Widyatama

Hasbi, Muhammad. 2000. Memahami Syariat Islam. Semarang: PT Pustaka Rizki


Putra.

Kuswandi, Wawan. 1996. Komunikasi Massa: Sebuah Analisis Media Televisi.


Jakarta: Rineka Cipta

Labib, Muh. 2002. Potret Sinetron Indonesia Antara Realitas Virtual dan Realitas
Sosial. Jakarta: PT Mandar Utama Tiga Books Division.

Nurgiantoro, Burhan. 2002. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.1999. Kamus Besar Bahasa


Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Rahmanto, Hariyanto. 1997. Cerita Rekaan dan Drama. Jakarta: Departemen


Pendidikan dan Kebudayaan Bagian Proyek Penataran Guru SLTP
Setara DIII.

Rustono.1999. Pokok-Pokok Pragmatik. Semarang: IKIP Semarang Press

Sabiq, Sayyid. 1992. Akidah Islam: Nilai-Nilai Dasar Islam. Jakarta: CV Firdaus

Sudjiman, Panuti. 1992. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya

Sugono, Dendy. Buku Praktis Bahasa Indonesia Jilid I. Jakarta: Pusat Bahasa
Departemen Pendidikan Nasional.

Suharianto,S. 1982. Dasar-Dasar Teori Sastra. Surakarta: Widya Duta.


Sumardjo, Jakob, Saini K.M. 1994. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Gramedia.

Suryana, Toto. 1996. Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi. Bandung:


Tiga Mutiara.

Wiyanto, Asul. 2002. Terampil Bermain Drama. Jakarta; PT Gramedia


Widiasmara Indonesia.

Teeuw,A. 1984. Sastra Dan Ilmu Sastra, Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Pustaka
Jaya
Lampiran 1

Data Penelitian

1. Perintah Allah

Nomor data Percakapan


Dokter : Kepastian hanya dari Allah, kami semua
1
hanya perantara, memang kami yang berusaha
menyembuhkan, tapi hakikatnya tetap Allah Tuhan Yang
Maha Kuasa
Ibu : Dokter ini bagaimana kaya Ustadz aja pakai
Insyaallah, beri kepastain dong!
Dokter ; Begitulah kalau Allah menghendaki,
semuanya bisa saja terjadi. Kita semua tidak pernah tahu
Rahasia Ilahi dari Allah, dan bagaimana yang ada di balik
peristiwa itu. Cuma Allah Yang Maha Tahu

Tanggal data Nilai Islami ajaran Judul


27 Juni 2005 Aqidah Iman kepada Gila Harta
Allah

Nomor data Percakapan


Pak Ustad : Allah SWT melarang kepada kita
2
untuk merubah kodrat yang telah ditetapkan oleh Allah,
seperti misalnya seorang laki-laki bertingkah laku seperti
seorang wanita atau sebaliknya seorang wanita yang
bertingkah laku seperti seorang laki-laki

Tanggal data Nilai Islami ajaran Judul


6 Juni 2005 Aqidah Iman kepada Azab Homo
qodo’ dan qodar Seksual
Nomor data Percakapan
3 Anak ; Sekarang kan hari Jum’at, Bapak masih gagah
kenapa kok nggak pergi ke masjid.
Bapak : astaqhfirullahaladzim, saya telah lupa

Tanggal data Nilai Islami ajaran Judul


4 April 2005 syariat Ibadah solat Taubat seorang
Durjana

Nomor data Percakapan


4 Mamang : Astaqhfirullahaladzim, Ghofur! Ghofur!
Seseorang yang hidup dalam kekurangan, tapi
mau menerima dengan ikhlas dia tidak akan
merasakan kekurangan itu.
Ghofur : Alah Mamang!
Mamang : Ghofur! Kalau hati seseorang sudah dipenuhi
keimanan dan ketakwaan dia lebih jauh
berbahagia daripada si kaya yang tiap hari
memikirkan harta terus. Apalagi harta itu
diperoleh secara tidak halal.

Tanggal data Nilai Islami ajaran Judul


23 Mei 2005 akhlak Qonaah Matinya Seorang
Preman

Nomor data Percakapan


5 Emak : Imah! Baik buruknya Mardi itu sudah menjadi suami
kamu. Kamu harus menjaga nama baik dan
kehormatannya
Imah : (MENGELUH) tapi Mak! Saya nggak tahan
mengalami hidup ini. Saya merasa tersiksa
Emak : Sabar ya Nak! Orang sabar itu disayang
Allah.
Tanggal data Nilai Islami ajaran Judul
6 Juni 2005 Akhlak Sabar Azab Homo
Seksual
Nomor data Percakapan
Mamang : Sudahlah, kamu nggak usah banyak berpikir.
6 Yang perlu kita pikirkan sekarang adalah
bagaimana cara merawat Wawan.
Asih : Kang Wawan kan telah merepotkan semua orang
Mamang ; Asalkan kita ikhlas, ini akan menjadi ladang
ibadah kita.

Tanggal data Nilai Islami ajaran Judul


16 Mei 2005 Akhlak Ikhlas Anak Durhaka

Nomor data Percakapan


Tetangga : Mak Bahar! Ini sayur-mayur titipan
7
emak, sudah saya belikan sesuai dengan pesanan. Dan ini
kembaliannya serta catatan belanjanya mak!.
Emak : Alhamdullilah, terima kasih banyak ya Wak! ibu
sudah merepotkan kamu jadinya.
Tetangga : Ah kenapa Mak? Sudah biasa. Sesama tetangga
kita harus saling membantu, apalagi Emak Bahar
kan sedang sakit. Saya permisi dulu ya mak!
Emak ; Terima kasih ya Wak!

Tanggal data Nilai Islami ajaran Judul


4 Juli 2005 Akhlak Tolong menolong Susah Dikuburkan

Nomor data Percakapan


8 Pak ustad : Wawan memang telah lama mengalami sakaratul
maut. Maafkan segala kesalahannya supaya allah
meringankan siksaannya dan wawan dapat melepas
nyawanya dengan tenang
Ibu : Wan! Ibu maafkan segala kesaahan kamu, wan!. Ya
Allah ya Robbi bebaskanlah anakku dari
penderitaannya. Ya Allah bila kau menghendaki
aku ikhlas megembalikan padamu. Ampunilah
segala dosa-dosanya ya Allah!
Pak ustad : Inalilahi wainailaihi rajiun
Tanggal data Nilai Islami ajaran Judul
16 Mei 2005 akhlak Pemaaf Anak Durhaka
Nomor data Percakapan
9 Wawan : Makananya enak. Wawan bosen Mak!bosen, kalau
makanannya tiap hari gini Mak!endok dei, endok
dei pantat wawan bisa bisulan Mak!
Ibu ; Masyaallah Wan! mestinya kita bersyukur, bapak kamu
hanya pensiunan pegawai rendahan. Orang lain
banyak yang kelaparan makan enceng gondok
segala!
Wawan : Beda Mak! Mereka mereka, Wawan tidak sama
dengan mereka Mak!
Ibu : Astaqhfirullah anak itu nggak ada
syukurnya
Tanggal data Nilai Islami ajaran Judul
16 Mei 2005 Akhlak Syukur Anak Durhaka

Nomor data Percakapan


10 Lanang :Ya Allah ampunilah dosa kami ya Allah, ampunilah
segala kekhilafanku ya Allah, ampunilah segala
kesombonganku ya Allah, aku sadar ya Allah aku
insyaf selama ini aku salah melaksanakan
nikmatmu kami terlalu bebas ya Allah kami sudah
melakukan hubungan badan sebelum menikah ya
Allah tolonglah hambamu ini, beri petunjuk-Mu
ya Allah aku mohon padamu ya Alllah hanya
padamu aku berserah diri.
Tanggal data Nilai Islami ajaran Judul
27 Juni 2005 Akhlak Taubat Gila Harta
Nomor data Percakapan
11 Pak Ustad : Astaqfirullahaladzim, Saudaraku! kita tidak
boleh berbuat dhalim kepada jenazah, saya hanya
minta izin untuk menunaikan fardu kifayah kita,
dengan melaksanakan sholat jenazah di rumah
Allah ini
Warga : Maaf pak Ustad!kami tetap menolak. Kalau pak
Ustad mau mensolatkannya, solatkan di tempat
pak ustad. (MARAH) Bakar penzina itu
Tanggal data Nilai Islami ajaran Judul
6 Juni 2005 Akhlak Tidak berbuat Azab Homo
dholim Seksual

Nomor data Percakapan


12 Pak ustad : Jangan pernah kita mengharap pahala dan surga
Allah sepanjang masih ada rasa dendam
sedikitpun. Mari kita bantu pak Teja.
Warga ; Mari! mari! Kita bantu.

Tanggal data Nilai Islami ajaran Judul


13 Juni 2005 Akhlak Tidak pendendam Nanah Belatung di
Liang Kubur

Nomor data Percakapan


13 Pak Ustad : Menurut agama, bahwa kalau ada suatu
perzinaan di sebuah rumah itu, tetangga di
sebelah kanan dan kiri, depan dan belakang itu
akan terkena laknat dari allah Pak Teja!
Tanggal data Nilai Islami ajaran Judul
13 Juni 2005 Akhlak Tidak berzina Nanah Belatung di
Liang kubur
Larangan allah

Nomor data Percakapan


14 Adik : Saya dengar dari Ustad bahwa orang murtad itu akan
sengsara dunia akhirat, betulkan mas?
Jadi’ : betul kali
Adik ; kenapa bapak sekarang menjadi murtad, masak allah
kok dilawan.
Jadi’ : diam kamu

Tanggal data Nilai Islami ajaran Judul


9 Mei 2005 Aqidah Murtad Azab Membakar
Al Qur’an

Nomor data Percakapan


15 Dukun: Kalau saja kamu bersedia menjalankan
puasa selama empat puluh hari serta persaratan lain dan yang
paling penting kamu harus mencuri kain kafan mayat
perawan yang baru meninggal. Apa kamu sanggup ghofur?
Ghofur : sanggup mbah!

Tanggal data Nilai Islami ajaran Judul


23 Mei 2005 Aqidah Syirik Matinya Seorang
Preman

Nomor data Percakapan


Pak ustad : Ngomong-ngomong bagaimana pendaftaran haji
16 pak Sobari, sudah selesai belum pak Kades?
Pak kades : (MENGELAK) Siapa yang bilang saya yang
ngurus, bohong itu. Pak ustad Sidik jangan
menebar fitnah pada saya, ya! Apa hubungan
haji pak Sobari dengan saya? Berani kepencet
tanah kuburan kalau saya mengurus
pendaftaran haji pak Sobari.

Tanggal data Nilai Islami ajaran Judul


18 April 2005 Syariat Sumpah palsu Terpanggang
Tanah Kuburan
Nomor data Percakapan
17 Bapak ; Sial! Benar-benar sial! Mama hampir setiap hari
pengajian–pengajian nggak pernah ngurusi rumah
tangga. (MARAH) Mah! Kalau cari pergaulan itu
jangan seperti orang kampungan ngerti? Ma!Ma!
papa ini sudah diangkat sebagai kepala wilayah,
artinya papa ini bukan orang sembarangan. Kalau
cari pergaulan cari orang yang elit dong ma! Ini
semua gara-gara mama. (mengancam) Pokoknya
begini, mulai hari ini mama nggak usah pergi ke
pengajian lagi
Tanggal data Nilai Islami ajaran Judul
13 Juni 2005 Akhlak Sombong Nanah Belatung di
Liang Kubur

Nomor data Percakapan


18 Pak Teja : (MENYURUH) Ini uang lima juta rupiah
sumbangkan ke masjid dan bilang suruh dia
sebutkan nama saya
Asisten : Iya, pak!
Pengurus masjid : Kaum muslimin sekalian! Alhamdulillah
pada malam ini kita mendapat sumbangan uang
sebesar lima juta rupiah dari pak Teja. Pak teja
yang kami hormati atas nama pengurus masjid
mengucapkan terima kasih atas sumbangan yang
telah diberikan ini. Semoga allah mengabulkan
niat ikhlas bapak.

Tanggal data Nilai Islami ajaran Judul


13 Juni 2005 akhlak Berbuat riya’ Nanah Belatung di
Liang Kubur
Nomor data Percakapan
19 Pak Sobari : Bagaimana dengan haji saya pak Kades?
Pak kades : Ya belum saya urus semua
Istri Sobari : (TERKEJUT)Ha…… jadi nggak pak kades
daftarkan. (MENGELUH)Ya, Bapak rencana
haji kita gagal
Pak kades : Saya kan sudah bilang, uang kalian masih kurang
Pak sobari : Iya pak Kades, saya kan sudah memberikan surat
sawah saya, dan bapak sudah setuju
Pak kades : Haaa….. sawah, itu harganya tak seberapa
Tanggal data Nilai Islami ajaran Judul
18 April 2005 Akhlak Berkhianat Terpanggang
Tanah Kuburan

You might also like