You are on page 1of 2

Perbedaan usia kawin antara hukum adat, hukum islam, burgelijk wetboek dan uu no.

1
tahun 1974

Pluralisme hukum yang pernah terjadi di Indonesia mengakibatkan adanya perbedaan


dalam beberapa pengaturan misalnya saja pengaturan mengenai usia seseorang untuk
dapat melangsungkan perkawinan.

1) menurut hukum islam


Seseorang dikatakan dewasa untuk dapat berumah tangga :
- jika laki-laki, dia sudah mengalami mimpi basah
- jika perempuan, dia sudah mendapat haid pertamanya

2) menurut burgelijk wetboek


Dalam pasal 29 bw dinyatakan bahwa: “seorang jejaka yang belum mencapai umur genap
delapan belas tahun , seperti pun seorang gadis yang belum mencapai umurgenap lima
belas tahun, tak diperbolehkan mengikat dirinya dalam perkawinan. Sementara itu, dalam
hal adanya alasan-alasan yang penting, presiden berkuasa meniadakan larangan ini
dengan memberikan dispensasi.”

Dengan adanya ketentuan pasal diatas, maka bagi mereka yang berada dibawah batasan
usia tersebut tidak dapat melangsungkan perkawinan jika tidak ada dispensasi yang
langsung diberikan olwh presiden.

3) menurut UU perkawinan yaitu UU no. 1 tahun 1974


Ketentuan tentang berapa minimum usia seseorang untuk dapat melangsungkan
perkawinan, di dalam uu no.1 tahun 1974 terutama

pasal 6 ayat (2) : jika belum 21 tahun, harus ada izin orang tua. (dewasa dalam arti
batas usia minimal untuk melangsungkan perkawinan tanpa izin orang tua ).

pasal 7 ayat (1) :


“ perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19 ( Sembilan
belas) tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur 16 ( enam belas) tahun.

4) menurut hukum adat


Untuk hukum adat sendiri, setiap adat memiliki pengaturan yang berbeda mengenai usia
kawin, tergantung adat istiadat dari yang melangsungkan perkawinan.
namun seiring berjalannya waktu dan munculnya ketentuan hukum baru maka hukum
adat juga tidak boleh mengesampingkan hukum yang baru muncul contohnya ketentuan
dan syarat perkawinan dalam uu perkawinan yaitu uu no.1 tahun 1974.

Mengapa perbedaan usia dalam perkawinan dapat terjadi?


- karena ada berbagai macam sistem hukum di Indonesia yang berlaku pada
bermacam-macam golongan dalam masyarakat, dimana satu sama lain
berbeda dalam menentukan batas minimal seseorang untuk dapat
melangsungkan perkawinan. ( dalam hal ini berkaitan dengan dewasa kawin)
- karena pengertian dewasa juga dikaitkan dengan apa yang hendak dilakukan
dan Apakah sudah bisa bertindak sendiri dalam hal tertentu ataukah belum.

You might also like