You are on page 1of 8

TUGAS UAS PERENCANAAN KOMUNIKASI

(Mahfud Anshori S. Sos)


Sosialisasi Pilkada 2010 bagi Pemilih Pemula
 di Kota Surakarta

DISUSUN OLEH          
                    Nama            : Argo Rohadian Saputro
                    NIM               : D1208525
                   Jurusan      : Swadana Transfer Komunikasi
 
SWADANA TRANSFER KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2010                                                                                                         
                                                                                                                 
                                                                      &nb sp;      
A. Latar Belakang
            Setelah berhasil menyelenggarakan Pemilu 2009 dengan segala kekurangan dan
kelebihannya, agenda besar pemerintah pada tahun ini adalah menggelar Pemilihan Kepala
Daerah (Pilkada) 2010 di berbagai daerah Indonesia, salah satunya adalah kota Surakarta.
Tugas besar kembali menanti Pemerintah pusat, Komisi Pemilihan Umum dan Pemerintah
kota Surakarta untuk mensukseskan pesta demokrasi lima tahunan ini. Sudah lazim terjadi
jika sebelum sebuah event besar digelar maka diadakan kegiatan promosi sebagai salah satu
bagian dari strategi komunikasi, dalam konteks ini kegiatan promosi yang dimaksud adalah
sosialisasi Pilkada 2010.
            Berdasarkan pengalaman dari penyelenggaraan-penyelenggaraan sebelumnya,
program sosialisasi tersebut juga memiliki sejumlah kelemahan, diantaranya adalah
kurangnya perhatian Pemerintah terhadap pemilih pemula. Padahal tanpa sosialisasi
maksimal, pemilih pemula yang berusia 17 - 21 tahun rawan dieksploitasi dan akan mudah
dimobilisasi peserta pemilu dalam kampanye massal. Mobilisasi ini akan disertai hasutan
agar pemilih pemula memilih peserta pemilu yang berkampanye. Akibatnya pilihan mereka
tidak berdasarkan kesadaran politik yang dalam.
            Sebagai bahan pertimbangan, jumlah pemilih pemula dalam Pemilu 2009 lalu
diperkirakan mencapai 30 persen dari total 172 juta pemilih, atau sekitar 51 juta yang berasal
dari kalangan pelajar dan mahasiswa. Sedangkan tingkat antusiasme pemilih pemula
terangkum dalam hasil jajak pendapat yang dilakukan Litbang Kompas pada 25-27
November 2008. Dari sejumlah pemilih pemula yang diwawancarai melalui telepon,
terungkap bahwa mayoritas (86,4 persen) menyatakan akan menggunakan hak suara mereka
dalam pemilu. Tingkat antusiasme ini termasuk paling tinggi. Pada kelompok pemilih muda
lainnya, yang sudah pernah menggunakan hak suaranya, seperti kelompok usia 22-29 tahun
dan 30-40 tahun, tingkat antusiasmenya lebih rendah sekitar 5 persen. Pada kelompok usia
yang lebih tua, yakni 41 tahun ke atas, antusiasme untuk mengikuti pemilu dalam bentuk
memberikan suara lebih rendah lagi, yaitu 79,3 persen.
            Antusiasme yang tinggi sementara keputusan pilihan yang belum bulat, sebenarnya
menempatkan pemilih pemula sebagai swing voters yang sesungguhnya. Pilihan politik
mereka belum dipengaruhi motivasi ideologis tertentu dan lebih didorong oleh dinamika
lingkungan politik lokal. Konsep mengenai ke-Indonesiaan yang dimiliki kelompok muda
juga mendorong mereka menentukan pilihan secara otonom. Dari hasil jajak pendapat
diketahui para pemilih pemula ini memiliki gambaran ideal tentang Indonesia yaitu Indonesia
yang makmur dan sejahtera. Untuk menuju Indonesia yang seperti itu, jalannya adalah
melalui pemilu (Pilkada dalam konteks ini).
            Sosialisasi pemilih pemula memang sempat dilakukan di sekolah-sekolah dan kampus
sebelum pemilu 2009 lalu, tapi hal tersebut juga tidak luput dari ketidak-mampuan
pemerintah dalam membaca selera dan pola pikir anak muda. Seminar dan diskusi menjadi
pilihan pemerintah dalam mensosialisasikan pemilu 2009. Acara tersebut dikemas dengan
terlalu formal dan serius sehingga anak muda sudah terlanjur bersikap apatis dalam
menanggapi pesan yang ingin disampaikan oleh pemerintah. Selain itu generasi muda juga
tidak dilibatkan lebih mendalam dalam hal kepanitiaan,.Sebenarnya KPU sudah mempunyai
rancangan untuk pendidikan politik pemilih pemula yang disebut KFC,
yaitu Knowlegde  (pemilih pemula harus dibekali pengetahuan pemilu), Featuring of
process (pemerintah harus melibatkan mereka dalam proses pemilu), and
Conforming  (membuat para pemilih pemula tidak asing dengan pemilu). Tetapi rancangan
tersebut tampaknya hanya sekedar menjadi wacana dan tidak pernah diaplikasikan dengan
serius.
            Berdasarkan pengamatan tersebut, pemkot Solo beranggapan bahwa adalah sebuah
blunder besar bagi pemerintah jika terus menganak- tirikan pemilih pemula, karena golongan
tersebut memiliki potensi besar bagi kemajuan Republik ini. Oleh karena itu  Solo sebagai
salah satu kota barometer politik Nasional berniat menjadi pendobrak sekaligus pelopor
dalam kegiatan sosialisasi pemilih pemula.. Pemkot Solo telah bertekad untuk berkomitmen
penuh dalam merealisasikan wacana KFC sebagai rancangan dasar untuk pendidikan politik
pemilih pemula. Sosialisasi akan dilakukan dengan menyesuaikan gaya hidup dan pola pikir
pemilih pemula, dalam hal ini generasi muda yang sangat dekat dengan industri kreatif.
            Solo yang terkenal dengan jargon The spirit of java diharapkan juga bisa
menjadi spirit  atau roh bagi kebangkitan pemuda melalui pilkada 2010. Dengan tagline New
hope for New voters pemerintah kota Solo berusaha meningkatkan kesadaran politik pemilih
pemula sebagai generasi penerus yang nantinya akan mewarisi kota budaya ini.
 
B. Tujuan
            Tujuan program ini adalah untuk mensosialisasikan pilkada 2010 kepada pemilih
pemula sehingga diharapkan mereka menggunakan hak pilihnya dalam pilkada mendatang.
C. Pesan yang ingin disampaikan
            Pesan yang ingin dicapai dengan program ini adalah Pemkot solo ingin menunjukkan
kepada publik bahwa mereka mengapresiasi generasi muda (pemilih pemula) sebagai
golongan yang mempunyai peranan besar untuk masa depan Indonesia yang lebih baik.
D. Strategi Perencanaan Komunikasi
            Program  sosialisasi pilkada 2010 ini menggunakan type proactive strategies yaitu
strategi komunikasi yang muncul atas inisiatif organisasi sesuai dengan rencana organisasi
sebelumnya. Strategi tersebut terdiri atas communication (komunikasi) dan action (aksi),
dimana keduanya saling berkaitan.
1. Communication Strategies
a. Model Komunikasi
            Model komunikasi yang akan diambil dalam kegiatan sosialisasi pilkada Solo 2010
ini adalah informatif persuasif (menginformasikan hal-hal yang berhubungan dengan pilkada
2010 sekaligus membujuk agar pemilih pemula mau menggunakan hak pilihnya). Model ini
mengedepankan pentingnya spoke person (juru bicara) agar pesan yang disampaikan dapat
terserap dengan baik. Selain itu hal tersebut juga terkait dengan pencitraan yang akan
terbentuk di mata khalayak. Berhubung target dari kegiatan ini adalah pemilih pemula maka
akan lebih tepat jika anak muda yang ditunjuk menjadi spoke person. Selain karena faktor
pencitraan, anak muda juga tentunya lebih mengenal orang-orang dari golongannya sendiri
karena kesamaan-kesamaan yang mereka miliki. Hal tersebut akan sangat menentukan dalam
proses penyampaian pesan.
            Sehubungan dengan itu langkah pertama yang harus dilakukan adalah membentuk
sebuah tim khusus yang akan bertugas sebagai tim sosialisasi pilkada 2010 untuk pemilih
pemula. Rekrutmen tim ini akan berisi anak muda berstatus mahasiswa, dimana kalangan
tersebut dinilai mempunyai tingkat intelektual yang tinggi untuk bisa merealisasikan program
ini. Tim tersebut akan bekerja sama dengan KPU dan Pemkot Solo dalam mensosialisasikan
pilkada 2010. Tim ini bisa menjadi perpanjangan tangan Pemkot Solo untuk mengetahui
aspirasi pemilih pemula. Selain itu juga akan terbentuk citra yang baik, bahwa pemkot
menghargai dan mempercayai kaum muda-nya untuk turut serta membangun kota Solo.
Mereka akan bertugas sebagai spoke person pemberi informasi secara langsung kepada
publik melalui event atau stand yang didirikan Pemkot Solo. .
. b. Pesan Komunikasi yang efektif
            Untuk mencapai pesan komunikasi yang efektif tidak bisa dilepaskan dari pemilihan
logo dan slogan. Logo dan slogan di bawah ini hanya digunakan untuk kegiatan sosialisasi
pemilih pemula saja dan bukan merupakan logo dan slogan resmi pemkot Solo untuk pilkada
2010. Logo dan slogan ini disesuaikan dengan selera dan gaya hidup anak muda agar mereka
tertarik terhadap program ini sehingga diharapkan pesan dan tujuan bisa diterima oleh
mereka.
Logo

       Logo ini dibuat dengan menyesuaikan slogan New hope for New voters. Tulisan
Pilkada Solo 2010 menggunakan warna merah putih sebagai penunjuk warna bendera
Indonesia. Tulisan itu terletak pada perisai berwarna hitam yang melambangkan Indonesia
yang sedang berduka karena banyaknya masalah yang dihadapi. Sedangkan garis kuning
dalam perisai bisa melambangkan dua hal, yang pertama bisa diartikan jalan (proses) menuju
Pilkada Solo 2010. Sedangkan yang kedua merupakan representasi dari sinar matahari yang
menyinari Indonesia yang sedang berduka. Sinar matahari sering dikonotasikan sebagai
sebuah harapan (hope). Gambar tangan mengepal merupakan representasi dari semangat dan
kekuatan pemuda, dalam hal ini pemilih pemula (New voters). Dengan demikian logo itu bisa
diartikan “Dengan partisipasi pemilih pemula dalam Pilkada Solo 2010 akan memberikan
harapan baru bagi Indonesia yang sedang berduka”.
Slogan
            Slogan yang digunakan adalah New hope for New voters (harapan baru untuk pemilih
baru/pemilih pemula).. Pemilihan slogan tersebut untuk menunjukkan bahwa pemilih pemula
berkesempatan untuk memilih pemimpin yang akan memberikan harapan baru bagi masa
depan mereka. Penggunaan bahasa Inggris dikarenakan anak muda sekarang sudah tidak
asing lagi dengan bahasa tersebut dan diasumsikan bahwa pemilih pemula (17-21 tahun)
sudah memiliki tingkat pendidikan yang cukup tinggi untuk memahami bahasa tersebut.
Selain itu pemilihan bahasa tersebut juga bisa mewakili kondisi anak muda Solo yang tinggal
di kota yang sarat dengan warisan budaya lokal namun tidak menutup diri dari budaya
baru/budaya luar.
c. Publisitas
Ada beberapa media yang bisa digunakan untuk publikasi:
Iklan dan acara televisi, radio dan surat kabar.
Pembuatan brosur, poster dan spanduk.
Dengan menggunakan komik politik sebagai media baru untuk menarik minat
pemilih pemula.
Sedangkan untuk pendistribusiannya antara lain menggunakan cara:
Melalui media massa lokal.
Memasang spanduk dan poster di area publik.
Mendirikan booth/stand Pilkada Solo 2010 dan menyebar brosur dan komik politik.
Kegiatan tersebut dilakukan di tempat-tempat strategis dimana banyak anak muda
berkumpul.
2. Action Strategies
a. Audiences Participation
            Menggunakan taktik komunikasi dua arah dengan jalan memberi kesempatan bagi
khalayak untuk memberi feed back (tanggapan) terhadap pesan yang ingin disampaikan. Jalan
ini ditempuh dengan cara memberikan sarana untuk menampung aspirasi publik melalui
berbagai media ;
Menyediakan layanan telepon bebas pulsa untuk menampung keluhan publik.
Menyediakan ruang di website resmi pemkot Solo, yang tidak hanya berfungsi
sebagai media informasi tapi juga untuk menampung kritik dan saran dari publik.
Membuat akun facebook dan situs sosial lainnya . Selain bisa sebagai tempat untuk
mendapatkan feed back dari publik, facebook  juga bisa berfungsi sebagai wadah
komunitas anak muda solo dan memantau sejauh mana ketertarikan mereka terhadap
pilkada Solo 2010.
b. Special events sebagai trigering events
            Menyelenggarakan acara/events yang difokuskan pada industri kreatif anak muda
Solo ;
Menyelenggarakan lomba membuat film pendek dan iklan (audio-visual) bagi
pelajar dan  mahasiswa dengan tema pilkada Solo 2010.
Menyelenggarakan lomba desain poster dan kaos dengan tema “New hope for New
voters” bagi pelajar dan mahasiswa.
Menyelenggarakan lomba membuat komik bagi pelajar dan mahasiswa dengan
tema pilkada Solo 2010.
Menyelenggarakan festival band pelajar SMU se-eks karisedenan Surakarta
            Keseluruhan event-event tersebut diadakan sebelum pilkada 2010 diselenggarakan.
Selain kegiatan di atas juga akan diadakan :
“Pesta Pemilih Pemula”
      Yaitu pentas seni yang mendatangkan artis/band nasional dan akan dilaksanakan
seminggu setelah proses penghitungan suara selesai dilakukan. Hal itu dilakukan sebagai
wujud apresiasi pemkot Solo kepada generasi muda-nya atas partisipasi aktif mereka
selama pilkada 2010. Selain itu acara ini juga bertujuan untuk memperkenalkan walikota
dan wakil walikota Solo periode 2010-2015 kepada konstituen muda-nya. Acara ini
merupakan puncak dari seluruh kegiatan tim sosialisasi pilkada Solo 2010.
c. Alliances and Coalitions
            Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak dalam usaha menyampaikan pesan kepada
khalayak. Dalam program ini Pemkot Solo bekerjasama dengan media, event organizer serta
sekolah dan kampus dalam mensosialisasikan Pilkada 2010.
Kerjasama dengan media
      Bentuk kerjasama ini adalah dengan jalan iklan dan acara sosialisasi pada televisi dan
radio lokal..Pemkot dan media tersebut bekerja sama dalam memproduksi sebuah acara
mingguan dengan format variety show. Acara tersebut dikemas dengan gaya anak muda,
dimana segmen politik dan segmen hiburan mempunyai porsi yang berimbang.
Kerjasama dengan Event Organizer (EO)
      Bekerja sama dengan EO dalam menyelenggarakan event-event yang sudah dibahas
diatas. Komposisi kepanitiaan dalam event-event tersebut adalah 50% dari kalangan anak
muda, 20% kalangan pemkot dan 30% dari EO. Kerja sama ini perlu dilakukan
mengingat EO tentunya sudah lebih berpengalaman dalam memformat acara yang bisa
menarik minat publik. Selain itu pihak EO juga bisa berfungsi sebagai konsultan bagi
panitia lain dalam hal teknis dan tata cara penyelenggaraan event.
Kerjasama dengan sekolah dan kampus
            Kerjasama ini merupakan yang paling vital karena target dari sosialisasi ini
merupakan pemilih pemula (17-21 tahun) yang diasumsikan sebagai pelajar SMA dan
mahasiswa. Kerjasama dilakukan dengan jalan sosialisasi langsung ke sekolah
(SMA/SMK/STM) dan kampus-kampus di area karisedenan Surakarta. Sosialisasi masih
dilakukan dengan cara diskusi tapi dengan cara yang tidak terlalu konvensional (misalnya
dengan cara memutar film dokumenter pilkada maupun acara diskusi yang santai dan tidak
bersifat formal). Pembicara juga tidak harus dari kalangan pemerintah saja tapi juga bisa
menghadirkan narasumber lain, misalnya tim Pilkada Solo 2010 dan figur lain yang dekat
dengan anak muda. Selain lewat diskusi, kerjasama ini juga bisa dilakukan dengan jalan
mengajak pihak kampus/sekolah agar tenaga pengajar mereka juga ikut mensosialisasikan
pilkada 2010 kepada peserta didik-nya melalui kegiatan belajar-mengajar. Selain itu pihak
sekolah/kampus juga bisa bekerjasama melalui program internal mereka, misalnya class
meeting atau mengadakan expo (pameran) pilkada 2010. Kedua hal itu bisa dilaksanakan saat
sosialisasi pemkot ke sekolah/kampus mereka, hal itu untuk mengantisipasi rasa jenuh dari
pelajar/mahasiswa terhadap materi sosialisasi.
E. Analisis SWOT
   
SWOT URAIAN
  Sosialisasi pilkada 2010 ini dikemas dengan
STRENGTH
menyesuaikan gaya hidup dan pola pikir  pemilih
(KEKUATAN)
pemula (17-21 tahun), sehingga diharapkan bisa lebih
menarik atensi mereka.
  Cara ini merupakan yang pertama kalinya diterapkan.
WEAKNESS(KELEMAHAN
Jadi belum ada indikator apakah strategi yang diambil
)
akan efektif dalam menjaring pemilih pemula pada
pilkada 2010 atau tidak.
  Peluang calon pemilih pemula untuk menggunakan
OPPORTUNITY(PELUANG
hak pilihnya cukup besar karena antusiasme yang
)
tinggi dari mereka. Hal itu dibuktikan dengan survey
litbang kompas pada pemilu 2009 lalu.
  Calon pemilih pemula biasanya sudah berfikir apatis
THREAT(ANCAMAN)
terlebih dahulu jika mendengar kata sosialisasi politik.
Kesan yang mereka tangkap adalah serius, formal dan
membosankan..
 
F. Budgeting
No PROGRAM BIAYA
1. Akomodasi tim sosialisasi pilkada 2010 Rp.30.000.000
untuk pemilih pemula
        
2. Produksi dan pemasangan iklan di televisi Rp.20.000.000
lokal
 
3. Produksi dan pemasangan iklan di radio Rp.12.000.0000
lokal
 
4. Produksi dan pemasangan iklan di surat Rp.6.000.000
kabar lokal
             
5. Pembuatan brosur, poster, spanduk Rp.10.000.000

6. Lomba film pendek dan iklan Rp.12.000.000

7. Lomba desain poster dan kaos Rp.8.000.000

8. Lomba komik pilkada 2010 Rp.10.000.000

9. Festival band pelajar Rp.30.000.000

10. Produksi acara televisi Rp.50.000.000

11. Penggunaan jasa Event Organizer Rp.25.000.000

12. Sosialisasi sekolah dan kampus Rp.20.000.000

13. Biaya pensi “pesta pemilih pemula” Rp.300.000.000


JUMLAH Rp 533.000.000

G. Evaluasi
            Tahap terakhir yaitu melakukan evaluasi atas perencanaan yang telah dibuat dengan
cara mengadakan penelitian melalui wawancara dan survey mengenai efektivitas sosialisasi
pilkada 2010 bagi pemilih pemula, kinerja pemkot Solo dan tim pilkada 2010 dan hal-hal lain
yang berhubungan dengan pilkada Solo 2010.

You might also like