Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
It has been estimated that a man can live for 5 weeks without food, for 5 days without water, but only 5
minuts without air (Stern C Arthur, 1977, 458). Diperkirakan orang tanpa makan dapat bertahan 5 minggu,
tanpa air dapat bertahan 5 hari, tanpa udara hanya mampu bertahan 5 menit. Pernyataan di atas merupakan
suatu pernyataan yang mengingatkan kita betapa pentingnya udara, bukan sekedar udara biasa, tapi udara
bersih yang memiliki fungsi sebagai pendukung kehidupan, baik manusia, hewan ataupun tumbuhan.
PROSES BERNAPAS
Proses bernapas dalam setiap siklus respirasi terdiri inspirasi (inhalation/menghirup udara) dan ekspirasi
(exhalation/menghembuskan udara). Pada saat bernapas udara masuk melalui nasal passages, pharynx,
larynx, trachea, bronchi, bronchioles, alveoli, kemudian kembali keluar. Di alveoli terjadi pertukaran gas O2
dengan darah untuk berikatan dengan Hb, dan darah melepaskan CO2. Jumlah udara yang digunakan untuk
bernapas dalam setiap siklus respirasi normal sebanyak 500 ml (0,5 liter). Dari 500 ml tersebut yang
mencapai alveoli 350 ml dan 150 ml mencapai ruang buntu anatomi yang tidak mengalami pertukaran gas
(Novida, RG, 1996, 20). Siklus respirasi normal sebanyak 14 – 20 kali/menit, keadaan tersebut dipengaruhi
juga aktivitas yang membutuhkan energi, yang berarti membutuhkan banyak O2 sebagai bahan bakar.
Berdasarkan hitungan tersebut berarti dalam satu menit sebanyak 7 – 10 liter udara mengikuti sirkulasi
respirasi dan antara 4,9 – 7 liter udara mencapai alveoli serta sebanyak 1,03 – 1,47 liter O2 yang ditukar.
Untuk mempertahankan siklus nitrogen, siklus carbon dan siklus oksigen, maka semua komponen
pendukungnya perlu dilestarikan. Komponen pendukung tersebut adalah semua makhluk hidup yang ada di
alam. Untuk mempertahankan semua makhluk hidup, maka diperlukan sumber makanan yang cukup.
Keadaan tersebut berarti perlu dipertahankan jaring-jaring makanan. Dalam jaring-jaring makanan, bila ada
satu komponen pendukung yang hilang atau jumlahnya berlebihan, maka menimbulkan gangguan terhadap
komponen yang lain. Misalnya pada padang rumput jumlah predator/carnivora sedikit, maka jumlah
pemakan rumput/herbivora akan meningkat. Peningkatan herbivora akan melalap habis semua
rerumputan/tumbuhan. Lama kelaman rerumputan/tumbuhan akan habis, dan berdampak dengan
berkurangkan herbivora. Lambat laun semua kehidupan akan musnah. Keadaan tersebut secara langsung
mempengaruhi kondisi komposisi udara. Pada saat rerumputan/tumbuhan habis, berarti penghasil oksigen
tidak ada, untuk itu bagaimanapun jaring-jaring makanan perlu dipertahankan guna kelestarian komposisi
udara yang seimbang.
B. Menekan kegiatan penghasil cemaran yang dilepas ke udara
Secara alami alam memiliki mekanisme untuk membersihkan diri dari berbagai bahan cemaran, baik udara,
air maupun tanah. Bahan cemaran yang dihasilkan sebagai akibat aktivitas manusia, kadang terlalu
berlebihan, sehingga mekanisme pembersihan alami tidak mampu. Dalam keadaan tersebut alam akan
mengalami kerusakan dan kurang layak untuk suatu kehidupan. Namun dalam waktu yang lama makhluk
hidup berusaha mengadaptasi kondisi tersebut dan berusaha untuk membentuk suatu keseimbangan. Bahan-
bahan pencemar yang memberi beban berat terhadap udara perlu dicegah pada saat disumber/emisi ataupun
ketika lepas di udara bebas/ambient.
Pada sumber emisi penghasil cemaran udara dapat dilakukan :
pengunaan bahan bakar ramah lingkungan, rendah/bebas timbal dan CO
efisiensi bahan bakar fosil, sehingga cemaran yang dihasilkan minimal
rekayasa motor penggerak bahan bakar fosil, sehingga terjadi proses pembakaran yang sempurna
penggantian sumber energi berasal bahan bakar fosil dengan penggunaan sinar matahari, air, panas bumi,
angin, gelombang laut
menekan pembakaran hutan
mengganti penggunaan pestisida yang sulit didegradasi alam dengan pestisida alami dari herbal
lokalisasi industri penghasil bahan cemaran udara pada daerah yang jauh dari permukiman
pengaturan penggunaan bahan bakar fosil
PENUTUP
Semua siklus di biosfera saling berkaitan satu dengan lainnya. Gangguan terhadap salah satu siklus, berakibat
pada gangguan semua siklus yang ada. Karena pada hakekatnya semua siklus telah berinteraksi sekian lama
dan terbentuk keseimbangan. Gangguan terhadap salah satu siklus, maka mekanisme alam berusaha untuk
membentuk keseimbangan baru dan semua makhluk hidup berusaha mengadaptasi kesimbangan baru
tersebut. Demikian juga yang terjadi pada komposisi udara.
Sangat idealis, bila kita semua mau dengan seksama memperhatikan keseimbangan yang terjadi dan berusaha
menekan faktor-faktor yang mengganggu keseimbangan tersebut, demi kelangsungan kehidupan semua
makhluk hidup, termasuk kita dan anak cucu nantinya.
DAFTAR PUSTAKA
Djasio Sanropie, dkk, 1989, Pengawasan Penyehatan Lingkungan Permukiman, Jakarta; Departemen
Kesehatan RI, Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan
Juli Soemirat Slamet, 1996, Kesehatan Lingkungan, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Novida, RG, 1996, Memahami Dunia Tersembunyi Sistem Pernapasan, Jakarta: PT Elex Media Indonesia
Stern, Arthur Cecil, 1976, Air Pollution Third edition Volume I, Air Pollutants Thier Transformation and
Transport, New York: Academic Press inc.
Stern, Arthur Cecil, 1977, Air Pollution Third edition Volume II, The Effects of Air Pollution, New York:
Academic Press inc.