Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada zaman globalisasi saat ini, banyak perusahaan yang sudah memiliki teknologi
yang sangat canggih dimana teknologi yang digunakan untuk berbagai macam aktivitas
didalam sebuah perusahaan baik perusahaan yang besar maupun menengah atau kecil.
Namun, terkadang ada beberapa orang yang memanfaatkan teknologi secara tidak baik pada
khususnya melakukan sebuah kecurangan dalam bidang keuangan terhadap perusahaan yang
merupakan tempat mereka bekerja sehari-hari. Dimana hasil perbuatan tersebut, hanya untuk
mendapatkan hasil lebih yang dapat memuaskan dirinya sendiri, sehingga mengakibatkan
dampak yang buruk dalam suatu perkembangan perusahaan yang telah dirintis oleh pendiri
perusahaan tersebut serta dampakanya pun dapat merugikan orang lain yang berusaha dengan
sulit hanya untuk mendapatkan suatu pekerjaan contohnya seperti PHK yang dilakukan
perusahaan karena dana yang dikeluarkan tidak cukup untuk membayar gaji para karyawan
yang telah sebulan penuh bekerja didalam perusahaan tersebut.
Kecurangan ini pun dapat dilakukan berbagai macam baik secara menggunakan
teknologi informasi maupun menggunakan alat untuk mencuri data-data penting yang
terdapat dalam perusahaan. Kecurangan seperti ini pun memiliki sejumlah resiko yang harus
dipikirkan lebih lanjut oleh si pelaku pencurian data tersebut karena mungkin saja karena
perbuatan dia yang telah merugikan banyak orang, dirinya sendiri dapat menjadi sasaran
buron para polisi yang ada sehingga hukuman yang didapat pun dapat sama dengan hasil
yang telah mereka perbuat pada orang tersebut. Dan karena hal kecurangan ini pun, pelaku
akan sulit sekali dipercayai oleh orang lain baik secara umum baik keluarganya sendiri dan
sulit pula dalam mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan dirinya. Sehingga, hal ini pun
sebaiknya tidak dilakukan oleh siapapun karena resiko maupun dampak yang pelaku terima
pun akan sama dengan hasil perbuatan yang telah ia lakukan. Kecurangan khususnya pada
pencurian data keuangan suatu perusahaan pun sebaiknya tidak terjadi, jika hal ini terjadi
akan mengakibatkan peredaran keuangan didalam perusahaan tersebut akan tidak lancar
dalam perhitungan berdasarkan akuntansi dan cara lainnya.
Sebuah kecurangan dengan cara kecurangan dalam bidang keuangan akan membuat
perusahaan tersebut rugi, sehingga pihak manajemen dalam perusahaan tersebut pun akan
sulit mengatur bidang keuangan didalam data-data yang tidak akurat dan manajemen pun
tidak mengetahui korupsi tersebut terjadi didalam akun yang mana didalam akuntansi. Maka
dari itu, sebaiknya didalam perusahaan tersebut memerlukan seseorang yang dapat
mengindetifikasi kecurangan keuangan dalam perusahaan tersebut. Hal ini pun akan
membantu perusahaan untuk melihat kecurangan yang terjadi dalam perusahaan tersebut.
Orang yang dimaksud dalam membantu perusahaan untuk menyelesaikan masalah tersebut
dengan meminta bantuan para auditor dimana para auditor tersebut dapat memeriksa
masalah-masalah yang terjadi dalam keuangan tersebut, kemudian dari permasalahan tersebut
pun kita dapat mendeteksi kecurangan yang terjadi dalam perusahaan tersebut seperti: kas
yang seharusnya sebesar dua puluh juta rupiah tetapi setelah diindentifikasi ternyata kas
tersebut hanya ada lima belas juta rupiah. Maka, auditor pun sangat membantu perusahaan
dalam mengembangkan perusahaan tersebut. Pelaku kecurangan ini pun dapat berasal dari
orang dalam perusahaan tersebut seperti pihak manajemen, staff karyawan, dan sebagainya
sehingga, untuk mencegah hal seperti itu kkita pun dapat menggunakan jasa konsultan dalam
1
melakukan perekrutan karyawan dalam perusahaan tersebut sehingga para konsultan ini pun
dapat memberikan dampak yang cukup besar dalam mensejahterakan perusahaan.
Setelah penjelasan diatas, maka, dari itu, saya akan menjelaskan mengenai pencarian
kecurangan dalam suatu perusahaan, dengan penjelasan tersebut, maka kita akan lebih
mengetahui secara keseluruhan mengenai kecurangan dalam pencurian keuangan dimana
bidang keuangan tersebut sangat penting didalam perusahaan karena didalam bidang
keuangan yang dapat mengatur seluruh kegiatan peredaran uang didalam perusahaan dan
dialaporkan kepada direktur maupun manajer satu divisi dan divisi lain. Saya pun akann
menjelaskan mengenai kecurangan atau kecurangan seperti apa yang dilakukan para pelaku
dan macam-macam kecurangan yang terjadi didalam perusahaan tersebut yang dapat
mengakibtakan perusahaan tersebut bangkrut dan hal-hal lainnya yang bersangkutan
mengenai kecurangan atau kecurangan keuangan didalam perusahaan.
1.2 Ruang Lingkup
Untuk mempermudah saya dalam mengerajakan paper yang saya buat ini maka saya
akan memberikan batasan-batasan yang berhubungan dengan topic yang saya ambil dimana
Batasan-batasan yang akan dibahas didalam makalah atau paper ini yaitu :
A. Pembahasan mengenai kecurangan
Bab 3 Pembahasan
Bab ini berisi pembahasan dan pemecahan masalah yang telah kita analisa.
BAB II
LANDASAN TEORI
3
2.1 Kecurangan
2.1.1 Pengertian kecurangan
Kecurangan adalah :
1.Kesengajaan atas salah pernyataan terhadap suatu kebenaran atau keadaan
yang disembunyikan dari sebuah fakta material yang dapat mempengaruhi
orang lain untuk melakukan perbuatan atau tindakan yang merugikannya,
biasanya merupakan kesalahan namun dalam beberapa kasus (khususnya
dilakukan secara disengaja) memungkinkan merupakan suatu kejahatan;
2. penyajian yang salah/keliru (salah pernyataan) yang secara ceroboh/tanpa
perhitungan dan tanpa dapat dipercaya kebenarannya berakibat dapat
mempengaruhi atau menyebabkan orang lain bertindak atau berbuat;
3. Suatukerugian yang timbul sebagai akibat diketahui keterangan atau
penyajian yang salah (salah pernyataan), penyembunyian fakta material, atau
penyajian yang ceroboh/tanpa perhitungan yang mempengaruhi orang lain
untuk berbuat atau bertindak yang merugikannya.
Ada pula yang mendefinisikan Fraud sebagai suatu tindak kesengajaan untuk
menggunakan sumber daya perusahaan secara tidak wajar dan salah menyajikan fakta
untuk memperoleh keuntungan pribadi. Dalam bahasa yang lebih sederhana, fraud
adalah kecurangan yang disengaja. Hal ini termasuk berbohong, menipu,
menggelapkan dan mencuri. Yang dimaksud dengan penggelapan disini adalah
merubahasset/kekayaan perusahaan yang dipercayakan kepadanya secara tidak wajar
untuk kepentingan dirinya. Dengan demikian perbuatan yang dilakukannya adalah
untuk menyembunyikan, menutupi atau dengan cara tidak jujur lainnya melibatkan
atau meniadakan suatu perbuatan atau membuat pernyataan yang salah dengan tujuan
untuk mendapatkan keuntungan pribadi dibidang keuangan atau keuntungan lainnya
atau meniadakan suatu kewajiban bagi dirinya dan mengabaikan hak orang lain.
5
Gambar 2.1
Uniform Occupational Fraud Classification System
6
1. Penyimpangan atas asset (Asset Misappropriation); Asset
misappropriation meliputi penyalahgunaan/pencurian aset atau harta
perusahaan atau pihak lain. Ini merupakan bentuk fraud yang paling
mudah dideteksi karena sifatnya yang tangible atau dapat diukur/dihitung
(defined value).
2. Pernyataan palsu atau salah pernyataan (Fraudulent Statement);
Fraudulent statement meliputi tindakan yang dilakukan oleh pejabat atau
eksekutif suatu perusahaan atau instansi pemerintah untuk menutupi
kondisi keuangan yang sebenarnya dengan melakukan rekayasa keuangan
(financial engineering) dalam penyajian laporan keuangannya untuk
memperoleh keuntungan atau mungkin dapat dianalogikan dengan istilah
window dressing.
3. Korupsi (Corruption).
Jenis fraud ini yang paling sulit dideteksi karena menyangkut kerja sama
dengan pihak lain seperti suap dan korupsi, di mana hal ini merupakan
jenis yang terbanyak terjadi di negara-negara berkembang yang penegakan
hukumnya lemah dan masih kurang kesadaran akan tata kelola yang baik
sehingga faktor integritasnya masih dipertanyakan. Fraud jenis ini sering
kali tidak dapat dideteksi karena para pihak yang bekerja sama menikmati
keuntungan (simbiosis mutualisma). Termasuk didalamnya adalah
penyalahgunaan wewenang/konflik kepentingan (conflict of interest),
penyuapan (bribery), penerimaan yang tidak sah/illegal (illegal gratuities),
dan pemerasan secara ekonomi (economic extortion).
9
d. Tingkat komplain yang tinggi terhadap organisasi/perusahaan dari pihak
konsumen, pemasok, atau badan otoritas;
e. Kekurangan kas secara tidak teratur dan tidak terantisipasi;
f. Penjualan/laba menurun sementara itu utang dan piutang dagang
meningkat;
g. Perusahaan mengambil kredit sampai batas maksimal untuk jangka
waktu yang lama;
h. terdapat kelebihan persediaan yang signifikan;
i. Terdapat peningkatan jumlah ayat jurnal penyesuaian pada akhir tahun
buku.
2. Gejala kecurangan pada karyawan/pegawai
a. Pembuatan ayat jurnal penyesuaian tanpa otorisasi manajemen dan tanpa
perincian/penjelasan pendukung;
b. Pengeluaran tanpa dokumen pendukung;
c. Pencatatan yang salah/tidak akurat pada buku jurnal/besar;
d. Penghancuran, penghilangan, pengrusakan dokumen pendukung
pembayaran;
e. Kekurangan barang yang diterima;
f. Kemahalan harga barang yang dibeli;
g. Faktur ganda;
h. Penggantian mutu barang.
2.2 Auditing
Audit adalah bagian penting dari akuntansi . Secara tradisional, audit terutama
yang terkait dengan mendapatkan informasi tentang sistem keuangan dan catatan
keuangan sebuah perusahaan atau bisnis (lihat audit keuangan ). Namun, audit baru-
baru ini telah mulai memasukkan informasi lain tentang sistem, seperti informasi
tentang risiko keamanan, sistem informasi kinerja (di luar sistem keuangan), dan
kinerja lingkungan. Akibatnya, sekarang ada profesi melakukan audit keamanan, IS
audit, dan audit lingkungan .
10
Dalam akuntansi keuangan , audit merupakan penilaian independen terhadap
keadilan dimana laporan keuangan perusahaan disajikan oleh manajemen perusahaan.
Hal ini dilakukan dengan kompeten, objektif orang (dan s independen) dikenal
sebagai auditor atau akuntan , yang kemudian masalah ini laporan auditor berdasarkan
hasil audit.
Per ICWA cost audit London "'adalah verifikasi atas kebenaran rekening biaya
dan kepatuhan untuk rencana akuntansi biaya."
Definisi untuk Audit dan Assurance Standard (AAS) 1 oleh ICAI "Audit
adalah pemeriksaan independen terhadap informasi keuangan entitas, apakah profit
oriented atau tidak, dan terlepas dari ukuran atau bentuk hukum, ketika itu
pemeriksaan dilakukan dengan melihat untuk mengungkapkan suatu pendapat
atasnya. "
Suatu audit keuangan, atau lebih tepatnya, audit laporan keuangan, merupakan
review dari laporan keuangan suatu perusahaan atau lainnya badan hukum (termasuk
pemerintah ), sehingga dalam publikasi pendapat yang independen pada apakah atau
tidak laporan keuangan yang relevan, akurat, lengkap, dan disajikan secara wajar.
Audit keuangan biasanya dilakukan oleh perusahaan dalam mempraktikkan akuntan
karena spesialis pengetahuan pelaporan keuangan yang mereka butuhkan. Audit
keuangan adalah salah satu dari banyak jaminan atau pengesahan fungsi yang
disediakan oleh akuntansi dan audit perusahaan, dimana perusahaan memberikan
pendapat yang independen pada menerbitkan informasi. Banyak organisasi secara
terpisah menggunakan atau menyewa auditor internal , yang tidak membuktikan
laporan keuangan tetapi fokus terutama pada kontrol internal organisasi. eksternal
auditor dapat memilih untuk menempatkan ketergantungan terbatas pada karya
auditor internal.
11
Audit ini dirancang untuk mengurangi kemungkinan bahwa salah saji material
tidak terdeteksi oleh prosedur audit. Salah saji didefinisikan sebagai informasi yang
salah atau hilang, baik yang disebabkan oleh penipuan (termasuk salah saji yang
disengaja) atau kesalahan. "Material" adalah sangat luas didefinisikan sebagai cukup
besar atau cukup penting untuk menyebabkan para pemangku kepentingan untuk
mengubah keputusan mereka.
Bentuk yang tepat dan isi dari opini audit "" akan bervariasi antara negara-
negara, perusahaan dan organisasi yang diaudit.
Kualitas audit adalah proses pemeriksaan yang sistematis dari sistem mutu
dilakukan oleh auditor eksternal atau internal kualitas atau tim audit. Ini adalah bagian
penting dari organisasi sistem manajemen mutu dan merupakan elemen kunci dalam
ISO sistem standar mutu, ISO 9001 .
Kualitas audit biasanya dilakukan pada interval waktu yang sudah ditetapkan
dan memastikan bahwa lembaga tersebut telah jelas-didefinisikan prosedur
pemantauan kualitas internal yang berkaitan dengan tindakan efektif. Hal ini dapat
membantu menentukan apakah organisasi sesuai dengan proses sistem mutu yang
ditetapkan dan dapat melibatkan kriteria penilaian prosedural atau berbasis hasil.
Dengan upgrade dari ISO9000 serangkaian standar dari seri 1994 hingga
2008, fokus dari audit telah bergeser dari semata prosedural kepatuhan terhadap
pengukuran efektivitas aktual dari Sistem Manajemen Mutu (QMS) dan hasil yang
telah dicapai melalui implementasi SMM.
Kualitas audit dapat menjadi bagian integral dari kepatuhan atau ketentuan
yang berlaku. Salah satu contoh adalah US Food and Drug Administration , yang
mengharuskan kualitas audit harus dilakukan sebagai bagian dari Sistem Mutu
Peraturan (QSR) untuk perangkat medis (Judul 21 dari US Federal Peraturan Kode
bagian 820 [1] ).
Audit juga dapat digunakan untuk tujuan keamanan. Evans & Parker (2008)
menjelaskan audit sebagai salah satu pemantauan keselamatan dan teknik yang paling
kuat 'cara yang efektif untuk menghindari rasa puas dan menyorot perlahan
memburuk' kondisi, terutama bila audit tidak hanya berfokus pada kepatuhan namun
efektivitasnya.
Proses dan tugas-tugas yang melibatkan audit kualitas dapat dikelola dengan
menggunakan berbagai perangkat lunak dan alat self-assessment. Beberapa ini
berhubungan khusus untuk kualitas dalam hal kesesuaian untuk tujuan dan sesuai
dengan standar, sementara yang lain berhubungan dengan biaya Kualitas atau, lebih
akurat, dengan Biaya kualitas yang buruk . Dalam menganalisis biaya kualitas, biaya
kualitas audit dapat diterapkan di setiap organisasi dan bukan hanya untuk produksi
konvensional atau proses perakitan.
BAB III
PEMBAHASAN
14
yang mengatur jika melakukan suatu kecurangan. Sehingga, undang-undang tersebut ini pun
akan membantu perusahaan dalam menjaga kerahasian yang ada didalam perusahaan.
3.1 Kecurangan (Fraud)
Pelaku kecurangan dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok, yaitu manajemen
dan karyawan/pegawai. Pihak manajemen melakukan kecurangan biasanya untuk
kepentingan perusahaan, yaitu salah saji yang timbul karena kecurangan pelaporan keuangan
(misstatements arising from fraudulent financial reporting). Sedangkan Karyawan/Pegawai
melakukan kecurangan bertujuan untuk keuntungan individu, misalnya salah saji yang berupa
penyalahgunaan aktiva (misstatements arising from misappropriation of assets).
Kecurangan pelaporan keuangan biasanya dilakukan karena dorongan dan ekspektasi
terhadap prestasi kerja manajemen. Salah saji yang timbul karena kecurangan terhadap
pelaporan keuangan lebih dikenal dengan istilah irregularities (ketidakberesan). Bentuk
kecurangan seperti ini seringkali dinamakan kecurangan manajemen (management fraud),
misalnya berupa : Manipulasi, pemalsuan, atau pengubahan terhadap catatan akuntansi atau
dokumen pendukung yang merupakan sumber penyajian laporan keuangan. Kesengajaan
dalam salah menyajikan atau sengaja menghilangkan (intentional omissions) suatu transaksi,
kejadian, atau informasi penting dari laporan keuangan.
Berikut merupakan beberapa perilaku seseorang yang harus menjadi perhatian karena
dapat merupakan indikasi adanya kecurangan yang dilakukan orang tersebut, yaitu:
a. Perubahan perilaku secara signifikan, seperti: easy going, tidak seperti
biasanya, gaya hidup mewah, mobil atau pakaian mahal;
b. Gaya hidup di atas rata-rata;
c. Sedang mengalami trauma emosional di rumah atau tempat kerja; Penjudi
berat; Peminum berat; Sedang dililit utang;
d. Temuan audit atas kekeliruan (error) atau ketidakberesan (irregularities)
dianggap tidak material ketika ditemukan;
e. Bekerja tenang, bekerja keras, bekerja melampaui jam kerja, sering bekerja
sendiri.
Penggelapan dan segala jenis penipuan keuangan lain barangkali merupakan bentuk
pencurian paling umum oleh karyawan. Bisnis kecil cendeung menjadi korban karena mereka
tidak memiliki kontrol untuk mencegahnya. Gunakan tips di bawah ini membantu melindungi
bisnis Anda dari anggota staf yang nakal:
1. Pisahkan tugas-tugas
15
Tidak boleh ada seorang pun karyawan yang boleh mengontrol transaksi keuangan
dari awal hingga akhir. Orang yang menulis cek tidak boleh sama dengan yang
menandatangani cek. Orang yang membuka surat tidak boleh mencatat piutang
dan merekonsiliasi rekening. Dengan membagi tanggung jawab, Anda akan
mempersulit orang-orang yang ingin berbuat curang dan memanipulasi catatan.
17
a. Pengendalian intern tidak ada atau lemah atau dilakukan dengan longgar dan tidak
efektif.
b. Pegawai dipekerjakan tanpa memikirkan kejujuran dan integritas mereka.
c. Pegawai diatur, dieksploitasi dengan tidak baik, disalahgunakan atau ditempatkan
dengan tekanan yang besar untuk mencapai sasaran dan tujuan keuangan yang
mengarah tindakan kecurangan.
d. Model manajemen sendiri melakukan kecurangan, tidak efsien dan atau tidak
efektif serta tidak taat terhadap hukum dan peraturan yang berlaku..
e. Pegawai yang dipercaya memiliki masalah pribadi yang tidak dapat dipecahkan ,
biasanya masalah keuangan, kebutuhan kesehatan keluarga, gaya hidup yang
berlebihan.
f. Industri dimana perusahaan menjadi bagiannya, memiliki sejarah atau tradisi
kecurangan
resiko yang dihadapi perusahaan diantaranya adalah Integrity risk, yaitu resiko adanya
kecurangan oleh manajemen atau pegawai perusahaan, tindakan illegal, atau tindak
penyimpangan lainnya yang dapat mengurangi nama baik / reputasi perusahaan di dunia
usaha, atau dapat mengurangi kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan
hidupnya. Adanya resiko tersebut mengharuskan internal auditor untuk menyusun tindakan
pencegahan / prevention untuk menangkal terjadinya kecurangan sebagaimana diuraikan
dalam bagian sebelumnya.
Namun, pencegahan saja tidaklah memadai, internal auditor harus memahami pula
bagaimana cara mendeteksi secara dini terjadinya kecurangan-kecurangan yang timbul.
Tindakan pendeteksian tersebut tidak dapat di generalisir terhadap semua kecurangan.
Masing-masing jenis kecurangan memiliki karakteristik tersendiri, sehingga untuk dapat
mendeteksi kecurangan perlu kiranya pemahaman yang baik terhadap jenis-jenis kecurangan
yang mungkin timbul dalam perusahaan.
Meskipun timbulnya red flag tersebut tidak selalu merupakan indikasi adanya
kecurangan, namun red flag ini biasanya selalu muncul di setiap kasus kecurangan yang
terjadi.
Pemahaman dan analisis lebih lanjut terhadap Red flag tersebut dapat membantu
langkah selanjutnya untuk memperoleh bukti awal atau mendeteksi adanya kecurangan.
Berikut adalah gambaran secara garis besar pendeteksian kecurangan berdasar penggolongan
kecurangan oleh ACFE.
1. Kecurangan Laporan Keuangan (Financial Statement Fraud).
Kecurangan dalam penyajian laporan keuangan umumnya dapat dideteksi melalui
analisis laporan keuangan sebagai berikut:
18
a. analisis vertikal, yaitu teknik yang digunakan untuk menganalisis hubungan
antara item-item dalam laporan laba rugi, neraca, atau Laporan arus kas
dengan menggambarkannya dalam persentase.
c. analisis rasio, yaitu alat untuk mengukur hubungan antara nilai-nilai item
dalam laporan keuangan. Sebagai contoh adalah current ratio, adanya
penggelapan uang atau pencurian kas dapat menyebabkan turunnya
perhitungan rasio tersebut.
3. Corruption (Korupsi)
Sebagian besar kecurangan ini dapat dideteksi melalui keluhan dari rekan kerja
yang jujur, laporan dari rekan, atau pemasok yang tidak puas dan menyampaikan
komplain ke perusahaan. Atas sangkaan terjadinya kecurangan ini kemudian
dilakukan analisis terhadap tersangka atau transaksinya. Pendeteksian atas
kecurangan ini dapat dilihat dari karakteristik (Red flag) si penerima maupun si
pemberi. Orang-orang yang menerima dana korupsi ataupun penggelapan dana
pada umumnya mempunyai karakteristik (red flag) sebagai berikut:
a. The Big Spender
b. The Gift taker
c. The Odd couple
d. The Rule breaker
e. The Complainer
f. The Genuine need
Sedangkan orang yang melakukan pembayaran mempunyai karakteristik (red flag) sebagai
berikut:
a. The Sleaze factor
b. The too Succesful bidder
c. Poor quality, higher prices
d. The one-person operation
19
3.3 Fraud Dan Korupsi
Dalam bahasa yang lebih sederhana, fraud adalah penipuan yang disengaja.
Sedangkan korupsi berawal dari bahasa latin corruptio atau corruptus. Corruptio berasal dari
kata corrumpere, suatu kata latin yang lebih tua. Dari bahasa latin itulah turun ke banyak
bahasa Eropa seperti Inggris yaitu corruption, corrupt; Prancis yaitu corruption; dan Belanda
yaitu corruptie, korruptie. Dari Bahasa Belanda inilah kata itu turun ke Bahasa Indonesia
yaitu korupsi.
Tindak pidana korupsi tidak lagi merupakan masalah lokal, melainkan permasalahan
yang bersifat antar negara (transnasional) yang juga mempengaruhi masyarakat dan
perekonomian global, sehingga kerja sama internasional untuk penegakan dan
pemberantasannya yang didukung oleh integritas, akuntabilitas, dan manajemen
pemerintahan yang baik disetiap negara sangat diperlukan. Peraturan perundang-undangan di
Indonesia yang mengatur mengenai tindak pidana korupsi, saat ini sudah lebih baik
dibandingkan sebelumnya dengan dikeluarkannya UU No. 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Dari KKN, UU No. 31 Tahun 1999 jo UU
No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, UU No. 30 Tahun 2002
tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, serta terakhir dengan diratifikasinya
United Nations Convention Against Corruption, 2003 (Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa
Anti Korupsi, 2003) dengan UU No. 7 Tahun 2006. Menurut UU No. 31 Tahun 1999 jo UU
No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang termasuk dalam
Tindak Pidana Korupsi adalah sebagai berikut :
1. Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara (Pasal 2 UU No. 31 tahun
1999).
2. Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain
atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana
yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan
negara atau perekonomian negara (Pasal 3 UU No. 31 tahun 1999).
20
5. Pasal 7 UU No. 20 Tahun 2001:
a. pemborong, ahli bangunan yang pada waktu membuat bangunan, atau penjual
bahan bangunan yang pada waktu menyerahkan bahan bangunan, melakukan
perbuatan curang yang dapat membahayakan keamanan orang atau barang, atau
keselamatan negara dalam keadaan perang.
c. setiap orang yang pada waktu menyerahkan barang keperluan Tentara Nasional
Indonesia dan atau Kepolisian Negara Republik Indonesia melakukan perbuatan
curang yang dapat membahayakan keselamatan negara dalam keadaan perang;
atau
e. Bagi orang yang menerima penyerahan bahan bangunan atau orang yang
menerima penyerahan barang keperluan Tentara Nasional Indonesia dan atau
Kepolisian Negara Republik Indonesia dan membiarkan perbuatan curang yang
dapat membahayakan keamanan orang atau barang, atau keselamatan negara
dalam keadaan perang atau yang dapat membahayakan keselamatan negara
dalam keadaan perang.
Dan pasal lainnya yang berhubungan dengan pelanggaran tindak korupsi khususnya
dalam melakukan sebuah fraus didalam perusahaan.
Terkait dengan Fraud Tree atau yang dikenal dengan Uniform Occupational Fraud
Classification System, Korupsi merupakan salah satu tipologi dari Fraud. Sehingga dapat
dianalogikan bahwa Fraud mempunyai lingkup yang lebih luas daripada korupsi (walaupun
pengertian dan lingkup korupsi saat ini berdasarkan UNCAC semakin diperluas), dan dilihat
dari sudut pandang secara umum Fraud merupakan induk dari korupsi. Oleh karenanya,
terdapat hubungan erat antara Fraud dengan Korupsi, yaitu sebagai berikut :
Namun, hal yang mendasar adalah perbuatan Fraud tidak serta merta harusmemenuhi
unsur perbuatan melawan hukum, sedangkan korupsi atau tindak pidanakorupsi harus
memenuhi salah satu unsur yaitu merupakan perbuatan melawanhukum, yang harus
dibuktikan di muka pengadilan.
21
BAB IV
4.1 Kesimpulan
Dengan pembahasan yang telah dijelaskan ini maka dapat disimpulkan bahwa
Kecurangan merupakan perbuatan yang dapat merugikan seluruh pihak yang terlibat
didalamnya. Kita pun dapat mengetahui berbagai kecurangan yang terjadi dalam perusahaan
serta pelanggaran dari bagian kecurangan yaitu korupsi. cara pencegahan yang dilakukan
perusahaan agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan oleh perusahaan dan kita pun dapat
mengetahui pelaku yang melakukan perbuatan yang tidak terpuji tersebut seperti kecurangan
22
dalam mengambil data finance, serta gejala-gejala yang terjadi pada saat kecurangann terjadi
didalam perusahan. Kita pun dapat melihat bagaimana seorang auditor internal dapat
mendeteksi sebuah kecurangan didalam perusahaan.
4.2 Saran
23