You are on page 1of 23

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada zaman globalisasi saat ini, banyak perusahaan yang sudah memiliki teknologi
yang sangat canggih dimana teknologi yang digunakan untuk berbagai macam aktivitas
didalam sebuah perusahaan baik perusahaan yang besar maupun menengah atau kecil.
Namun, terkadang ada beberapa orang yang memanfaatkan teknologi secara tidak baik pada
khususnya melakukan sebuah kecurangan dalam bidang keuangan terhadap perusahaan yang
merupakan tempat mereka bekerja sehari-hari. Dimana hasil perbuatan tersebut, hanya untuk
mendapatkan hasil lebih yang dapat memuaskan dirinya sendiri, sehingga mengakibatkan
dampak yang buruk dalam suatu perkembangan perusahaan yang telah dirintis oleh pendiri
perusahaan tersebut serta dampakanya pun dapat merugikan orang lain yang berusaha dengan
sulit hanya untuk mendapatkan suatu pekerjaan contohnya seperti PHK yang dilakukan
perusahaan karena dana yang dikeluarkan tidak cukup untuk membayar gaji para karyawan
yang telah sebulan penuh bekerja didalam perusahaan tersebut.
Kecurangan ini pun dapat dilakukan berbagai macam baik secara menggunakan
teknologi informasi maupun menggunakan alat untuk mencuri data-data penting yang
terdapat dalam perusahaan. Kecurangan seperti ini pun memiliki sejumlah resiko yang harus
dipikirkan lebih lanjut oleh si pelaku pencurian data tersebut karena mungkin saja karena
perbuatan dia yang telah merugikan banyak orang, dirinya sendiri dapat menjadi sasaran
buron para polisi yang ada sehingga hukuman yang didapat pun dapat sama dengan hasil
yang telah mereka perbuat pada orang tersebut. Dan karena hal kecurangan ini pun, pelaku
akan sulit sekali dipercayai oleh orang lain baik secara umum baik keluarganya sendiri dan
sulit pula dalam mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan dirinya. Sehingga, hal ini pun
sebaiknya tidak dilakukan oleh siapapun karena resiko maupun dampak yang pelaku terima
pun akan sama dengan hasil perbuatan yang telah ia lakukan. Kecurangan khususnya pada
pencurian data keuangan suatu perusahaan pun sebaiknya tidak terjadi, jika hal ini terjadi
akan mengakibatkan peredaran keuangan didalam perusahaan tersebut akan tidak lancar
dalam perhitungan berdasarkan akuntansi dan cara lainnya.
Sebuah kecurangan dengan cara kecurangan dalam bidang keuangan akan membuat
perusahaan tersebut rugi, sehingga pihak manajemen dalam perusahaan tersebut pun akan
sulit mengatur bidang keuangan didalam data-data yang tidak akurat dan manajemen pun
tidak mengetahui korupsi tersebut terjadi didalam akun yang mana didalam akuntansi. Maka
dari itu, sebaiknya didalam perusahaan tersebut memerlukan seseorang yang dapat
mengindetifikasi kecurangan keuangan dalam perusahaan tersebut. Hal ini pun akan
membantu perusahaan untuk melihat kecurangan yang terjadi dalam perusahaan tersebut.
Orang yang dimaksud dalam membantu perusahaan untuk menyelesaikan masalah tersebut
dengan meminta bantuan para auditor dimana para auditor tersebut dapat memeriksa
masalah-masalah yang terjadi dalam keuangan tersebut, kemudian dari permasalahan tersebut
pun kita dapat mendeteksi kecurangan yang terjadi dalam perusahaan tersebut seperti: kas
yang seharusnya sebesar dua puluh juta rupiah tetapi setelah diindentifikasi ternyata kas
tersebut hanya ada lima belas juta rupiah. Maka, auditor pun sangat membantu perusahaan
dalam mengembangkan perusahaan tersebut. Pelaku kecurangan ini pun dapat berasal dari
orang dalam perusahaan tersebut seperti pihak manajemen, staff karyawan, dan sebagainya
sehingga, untuk mencegah hal seperti itu kkita pun dapat menggunakan jasa konsultan dalam

1
melakukan perekrutan karyawan dalam perusahaan tersebut sehingga para konsultan ini pun
dapat memberikan dampak yang cukup besar dalam mensejahterakan perusahaan.
Setelah penjelasan diatas, maka, dari itu, saya akan menjelaskan mengenai pencarian
kecurangan dalam suatu perusahaan, dengan penjelasan tersebut, maka kita akan lebih
mengetahui secara keseluruhan mengenai kecurangan dalam pencurian keuangan dimana
bidang keuangan tersebut sangat penting didalam perusahaan karena didalam bidang
keuangan yang dapat mengatur seluruh kegiatan peredaran uang didalam perusahaan dan
dialaporkan kepada direktur maupun manajer satu divisi dan divisi lain. Saya pun akann
menjelaskan mengenai kecurangan atau kecurangan seperti apa yang dilakukan para pelaku
dan macam-macam kecurangan yang terjadi didalam perusahaan tersebut yang dapat
mengakibtakan perusahaan tersebut bangkrut dan hal-hal lainnya yang bersangkutan
mengenai kecurangan atau kecurangan keuangan didalam perusahaan.
1.2 Ruang Lingkup
Untuk mempermudah saya dalam mengerajakan paper yang saya buat ini maka saya
akan memberikan batasan-batasan yang berhubungan dengan topic yang saya ambil dimana
Batasan-batasan yang akan dibahas didalam makalah atau paper ini yaitu :
A. Pembahasan mengenai kecurangan

B. Pembahasan mengenai mendeteksi kecurangan oleh auditor internal

C. Pembahasan mengenai fraud dan korupsi


1.3 Tujuan Dan Manfaat
1.3.1 Tujuan
Tujuan yang akan dicapai dalam paper ini:
1. Untuk mengetahui kecurangan-kecurangan atau kecurangan yang terjadi didalam
perusahaan
2. Untuk mengetahui teknik-teknik apa yang digunakan didalam perusahaan jika
terjadi suatu kecurangan keuangan didalam perusahaan
3. Untuk mengetahui peranan para auditor dalam memeriksa suatu kecurangan yang
terjadi dalam perusahaan
1.3.2 Manfaat
Manfaat yang akan diterima pada saat kita mengevaluasi serta mencari
mengenai kecurangan atau kecurangan dalam perusahaan:
1. Kita akan mengetahui berbagai macam kecurangan yang terjadi didalam
perusahaan tersebut khususnya kecurangan dalam bidang keuangan
2. Mencari solusi mengenai masalah-masalah yang ada didalam kecurangan tersebut.

3. Memberikan pengetahuan kepada para manajer agar tidak terjadi suatu


kecurangan didalam perusahaan.
1.4 Metodologi Penelitian
2
Untuk menunjang penulisan yang ada maka, Penulis memperoleh data dengan
menggunakan suatu metode Studi Pustaka. Metode Studi Pustaka merupakan suatu metode
yang dimana data-data yang diambil merupakan data sekunder untuk menganalisis
permasalahan yang terjadi serta mencari informasi yang dibutuhkan mengenai topic yang
terkait diatas melalui media telekomunikasi atau media internet. Serta format dari metodologi
penulisan terdiri dari:
Bab 1 Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang penulisan paper, ruang lingkup, tujuan dan manfaat.

Bab 2 Landasan Teori


Bab ini berisi teori-teori yang berguna untuk mendukung penelitian.

Bab 3 Pembahasan
Bab ini berisi pembahasan dan pemecahan masalah yang telah kita analisa.

Bab 4 Simpulan dan Saran


Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari penelitian yang telah dilakukan.

BAB II
LANDASAN TEORI
3
2.1 Kecurangan
2.1.1 Pengertian kecurangan
Kecurangan adalah :
1.Kesengajaan atas salah pernyataan terhadap suatu kebenaran atau keadaan
yang disembunyikan dari sebuah fakta material yang dapat mempengaruhi
orang lain untuk melakukan perbuatan atau tindakan yang merugikannya,
biasanya merupakan kesalahan namun dalam beberapa kasus (khususnya
dilakukan secara disengaja) memungkinkan merupakan suatu kejahatan;
2. penyajian yang salah/keliru (salah pernyataan) yang secara ceroboh/tanpa
perhitungan dan tanpa dapat dipercaya kebenarannya berakibat dapat
mempengaruhi atau menyebabkan orang lain bertindak atau berbuat;
3. Suatukerugian yang timbul sebagai akibat diketahui keterangan atau
penyajian yang salah (salah pernyataan), penyembunyian fakta material, atau
penyajian yang ceroboh/tanpa perhitungan yang mempengaruhi orang lain
untuk berbuat atau bertindak yang merugikannya.

Definisi lainnya yang merupakan suatu pengertian kecurangan adalah


Kecurangan merupakan penipuan yang dibuat untuk mendapatkan keuntungan pribadi
atau untuk merugikan orang lain. Dalam hukum pidana, kecurangan adalah kejahatan
atau pelanggaran yang dengan sengaja menipu orang lain dengan maksud untuk
merugikan mereka, biasanya untuk memiliki sesuatu/harta benda atau jasa ataupun
keuntungan dengan cara tidak adil/curang. Kecurangan dapat mahir melalui
pemalsuan terhadap barang atau benda. Dalam hukum pidana secara umum disebut
dengan “pencurian dengan penipuan”, “pencurian dengan tipu daya/muslihat”,
“pencurian dengan penggelapan dan penipuan” atau hal serupa lainnya.

Ada pula yang mendefinisikan Fraud sebagai suatu tindak kesengajaan untuk
menggunakan sumber daya perusahaan secara tidak wajar dan salah menyajikan fakta
untuk memperoleh keuntungan pribadi. Dalam bahasa yang lebih sederhana, fraud
adalah kecurangan yang disengaja. Hal ini termasuk berbohong, menipu,
menggelapkan dan mencuri. Yang dimaksud dengan penggelapan disini adalah
merubahasset/kekayaan perusahaan yang dipercayakan kepadanya secara tidak wajar
untuk kepentingan dirinya. Dengan demikian perbuatan yang dilakukannya adalah
untuk menyembunyikan, menutupi atau dengan cara tidak jujur lainnya melibatkan
atau meniadakan suatu perbuatan atau membuat pernyataan yang salah dengan tujuan
untuk mendapatkan keuntungan pribadi dibidang keuangan atau keuntungan lainnya
atau meniadakan suatu kewajiban bagi dirinya dan mengabaikan hak orang lain.

Fraud (kecurangan) mempunyai pengertian atau definisi yang luas dan


bermacam-macam, namun pada prinsipnya adalah sama yaitu suatu tindakan atau
perbuatan yang dengan maksud disengaja dan menggunakan sumber daya
organisasi/perusahaan secara tidak wajar untuk memperoleh keuntungan pribadi
sehingga merugikan pihak organisasi/perusahaan yang bersangkutan ataupun pihak
lain.
Dari beberapa definisi atau pengertian Fraud (Kecurangan) di atas, maka
tergambarkan bahwa yang dimaksud dengan kecurangan (fraud) adalah sangat luas
dan dapat dilihat pada beberapa kategori kecurangan. Namun secara umum, unsur-
unsur dari kecurangan (keseluruhan unsur harus ada, jika ada yang tidak ada maka
dianggap kecurangan tidak terjadi) adalah:
4
a. Harus terdapat salah pernyataan (misrepresentation);
b. dari suatu masa lampau (past) atau sekarang (present);
c. fakta bersifat material (material fact);
d. dilakukan secara sengaja atau tanpa perhitungan (make-knowingly or
recklessly);
e. dengan maksud (intent) untuk menyebabkan suatu pihak beraksi;
f. Pihak yang dirugikan harus beraksi (acted) terhadap salah pernyataan
tersebut (misrepresentation);
g. yang merugikannya (detriment).
Kecurangan disini juga termasuk (namun tidak terbatas pada) manipulasi,
penyalahgunaan jabatan, penggelapan pajak, pencurian aktiva, dan tindakan buruk
lainnya yang dilakukan oleh seseorang yang dapat mengakibatkan kerugian bagi
organisasi/perusahaan.

2.1.2 Klasifikasi kecurangan(fraud)


The Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) atau Asosiasi
Pemeriksa Kecurangan Bersertifikat, merupakan organisasi professional bergerak di
bidang pemeriksaan atas kecurangan yang berkedudukan di Amerika Serikat dan
mempunyai tujuan untuk memberantas kecurangan, mengklasifikasikan fraud
(kecurangan) dalam beberapa klasifikasi, dan dikenal dengan istilah “Fraud Tree”
yaitu Sistem Klasifikasi Mengenai Hal-hal Yang Ditimbulkan Sama Oleh Kecurangan
(Uniform Occupational Fraud Classification System), dengan bagan sebagai
berikut :

5
Gambar 2.1
Uniform Occupational Fraud Classification System

Dari bagan Uniform Occupational Fraud Classification System tersebut, The


ACFE membagi Fraud (Kecurangan) dalam 3 (tiga) jenis atau tipologi berdasarkan
perbuatan yaitu:

6
1. Penyimpangan atas asset (Asset Misappropriation); Asset
misappropriation meliputi penyalahgunaan/pencurian aset atau harta
perusahaan atau pihak lain. Ini merupakan bentuk fraud yang paling
mudah dideteksi karena sifatnya yang tangible atau dapat diukur/dihitung
(defined value).
2. Pernyataan palsu atau salah pernyataan (Fraudulent Statement);
Fraudulent statement meliputi tindakan yang dilakukan oleh pejabat atau
eksekutif suatu perusahaan atau instansi pemerintah untuk menutupi
kondisi keuangan yang sebenarnya dengan melakukan rekayasa keuangan
(financial engineering) dalam penyajian laporan keuangannya untuk
memperoleh keuntungan atau mungkin dapat dianalogikan dengan istilah
window dressing.
3. Korupsi (Corruption).
Jenis fraud ini yang paling sulit dideteksi karena menyangkut kerja sama
dengan pihak lain seperti suap dan korupsi, di mana hal ini merupakan
jenis yang terbanyak terjadi di negara-negara berkembang yang penegakan
hukumnya lemah dan masih kurang kesadaran akan tata kelola yang baik
sehingga faktor integritasnya masih dipertanyakan. Fraud jenis ini sering
kali tidak dapat dideteksi karena para pihak yang bekerja sama menikmati
keuntungan (simbiosis mutualisma). Termasuk didalamnya adalah
penyalahgunaan wewenang/konflik kepentingan (conflict of interest),
penyuapan (bribery), penerimaan yang tidak sah/illegal (illegal gratuities),
dan pemerasan secara ekonomi (economic extortion).

Sedangkan Delf (2004) menambahkan satu lagi tipologi fraud yaitu


cybercrime. Ini jenis fraud yang paling canggih dan dilakukan oleh pihak yang
mempunyai keahlian khusus yang tidak selalu dimiliki oleh pihak lain. Cybercrime
juga akan menjadi jenis fraud yang paling ditakuti di masa depan di mana teknologi
berkembang dengan pesat dan canggih.

Selain itu, pengklasifikasian fraud (kecurangan) dapat dilakukan dilihat dari


beberapa sisi, yaitu :
1. Berdasarkan pencatatan
Kecurangan berupa pencurian aset dapat dikelompokkan kedalam tiga
kategori:
a. Pencurian aset yang tampak secara terbuka pada buku, seperti duplikasi
pembayaran yang tercantum pada catatan akuntansi (fraud open
othebooks, lebih mudah untuk ditemukan);
b. Pencurian aset yang tampak pada buku, namun tersembunyi diantara
catatan akuntansi yang valid, seperti: kickback (fraud hidden on the-
books);
c. Pencurian aset yang tidak tampak pada buku, dan tidak akan dapat
dideteksi melalui pengujian transaksi akuntansi “yang dibukukan”,
seperti: pencurian uang pembayaran piutang dagang yang telah
dihapusbukukan/di-write-off (fraud off-the books, paling sulit untuk
ditemukan).
2. Berdasarkan frekuensi
Pengklasifikasian kecurangan dapat dilakukan berdasarkan frekuensi
terjadinya:
a. Tidak berulang (non-repeating fraud)
7
Dalam kecurangan yang tidak berulang, tindakan kecurangan —
walaupun terjadi beberapa kali — pada dasarnya bersifat tunggal.
Dalam arti, hal ini terjadi disebabkan oleh adanya pelaku setiap saat
(misal: pembayaran cek mingguan karyawan memerlukan kartu kerja
mingguan untuk melakukan pembayaran cek yang tidak benar).
b. Berulang (repeating fraud). Dalam kecurangan berulang, tindakan yang
menyimpang terjadi beberapa kali dan hanya diinisiasi/diawali sekali
saja. Selanjutnya kecurangan terjadi terus-menerus sampai dihentikan.
Misalnya, cek pembayaran gaji bulanan yang dihasilkan secara
otomatis tanpa harus melakukan penginputan setiap saat. Penerbitan
cek terus berlangsung sampai diberikan perintah untuk
menghentikannya.
3. Berdasarkan konspirasi
Kecurangan dapat diklasifikasikan sebagai: terjadi konspirasi atau kolusi,
tidak terdapat konspirasi, dan terdapat konspirasi parsial. Pada umumnya
kecurangan terjadi karena adanya konspirasi, baik bona fide maupun
pseudo. Dalam bona fide conspiracy, semua pihak sadar akan adanya
kecurangan; sedangkan dalam pseudo conspiracy, ada pihak-pihak yang
tidak mengetahui terjadinya kecurangan.
4. Berdasarkan keunikan
Kecurangan berdasarkan keunikannya dapat dikelompokkan sebagai
berikut:
a. Kecurangan khusus (specialized fraud), yang terjadi secara unik pada
orangorang yang bekerja pada operasi bisnis tertentu. Contoh: (1)
pengambilan aset yang disimpan deposan pada lembaga-lembaga
keuangan, seperti: bank, dana pensiun, reksa dana (disebut juga
custodial fraud) dan (2) klaim asuransi yang tidak benar.
b. Kecurangan umum (garden varieties of fraud) yang semua orang
mungkin hadapi dalam operasi bisnis secara umum. Misal: kickback,
penetapan harga yang tidak benar, pesanan pembelian/kontrak yang
lebih tinggi dari kebutuhan yang sebenarnya, pembuatan kontrak
ulang atas pekerjaan yang telah selesai, pembayaran ganda, dan
pengiriman barang yang tidak benar.

2.1.3 Faktor Pemicu Fraud


Terdapat empat faktor pendorong seseorang untuk melakukan kecurangan,
yang disebut juga dengan teori GONE, yaitu:
a. Greed (keserakahan)
b. Opportunity (kesempatan)
c. Need (kebutuhan)
d. Exposure (pengungkapan)
Faktor Greed dan Need merupakan faktor yang berhubungan dengan individu
pelaku kecurangan (disebut juga faktor individual). Sedangkan faktor Opportunity dan
Exposure merupakan faktor yang berhubungan dengan organisasi sebagai korban
perbuatan kecurangan (disebut juga faktor generik/umum).
1. Faktor generic
a. Kesempatan (opportunity) untuk melakukan kecurangan tergantung
pada kedudukan pelaku terhadap objek kecurangan. Kesempatan untuk
melakukan kecurangan selalu ada pada setiap kedudukan. Namun, ada yang
mempunyai kesempatan besar dan ada yang kecil. Secara umum manajemen
8
suatu organisasi/perusahaan mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk
melakukan kecurangan daripada karyawan;
b. Pengungkapan (exposure) suatu kecurangan belum menjamin tidak
terulangnya kecurangan tersebut baik oleh pelaku yang sama maupun oleh
pelaku yang lain. Oleh karena itu, setiap pelaku kecurangan seharusnya
dikenakan sanksi apabila perbuatannya terungkap.
2. Faktor individu
Faktor ini melekat pada diri seseorang dan dibagi dalam dua kategori:
a. Moral, faktor ini berhubungan dengan keserakahan (greed). Beberapa
hal yang perlu dipertimbangkan untuk mengurangi risiko tersebut adalah:
1. Misi/tujuan organisasi/perusahaan, ditetapkan dan dicapai
dengan
melibatkan seluruh pihak (manajemen dan karyawan);
2. Aturan perilaku pegawai, dikaitkan dengan lingkungan dan
budaya organisasi/perusahaan;
3. Gaya manajemen, memberikan contoh bekerja sesuai dengan
misi dan aturan perilaku yang ditetapkan organisasi/perusahaan;
4. Praktik penerimaan pegawai, dicegah diterimanya karyawan
yang bermoral tidak baik.
b. Motivasi, faktor ini berhubungan dengan kebutuhan (need), yang lebih
cenderung berhubungan dengan pandangan/pikiran dan keperluan
pegawai/pejabat yang terkait dengan aset yang dimiliki
perusahaan/instansi/organisasi tempat ia bekerja. Selain itu tekanan
(pressure) yang dihadapi dalam bekerja dapat menyebabkan orang yang
jujur mempunyai motif untuk melakukan kecurangan. Beberapa
kemungkinan keterlibatan dalam kecurangan:
1. Lingkungan kerja yang tidak nyaman dan tidak menyenangkan,
misalnya: memperlakukan pegawai secara tidak wajar, berkomunikasi
secara tertutup, dan tidak adanya mekanisme untuk menyampaikan
setiap keluhan;
2. Sistem pengukuran kinerja dan penghargaan, yang tidak wajar
sehingga karyawan merasa tidak diperlakukan secara adil;
3. Tidak adanya bantuan konsultasi pegawai, untuk mengetahui
masalah secara dini;
4. Proses penerimaan karyawan yang tidak fair;
5. Kecerobohan atau tidak hati-hati, mengingat motivasi
seseorang tidak dapat diamati mata telanjang, sebaliknya produk
motivasi tersebut tidak dapat disembunyikan.

2.1.4 Gejala Fraud

Fraud (Kecurangan) yang dilakukan oleh manajemen umumnya lebih sulit


ditemukan dibandingkan dengan yang dilakukan oleh karyawan. Oleh karena itu,
perlu diketahui gejala yang menunjukkan adanya kecurangan tersebut, adapun gejala
tersebut adalah :
1. Gejala kecurangan pada manajemen
a. Ketidakcocokan diantara manajemen puncak;
b. Moral dan motivasi karyawan rendah;
c. Departemen akuntansi kekurangan staf;

9
d. Tingkat komplain yang tinggi terhadap organisasi/perusahaan dari pihak
konsumen, pemasok, atau badan otoritas;
e. Kekurangan kas secara tidak teratur dan tidak terantisipasi;
f. Penjualan/laba menurun sementara itu utang dan piutang dagang
meningkat;
g. Perusahaan mengambil kredit sampai batas maksimal untuk jangka
waktu yang lama;
h. terdapat kelebihan persediaan yang signifikan;
i. Terdapat peningkatan jumlah ayat jurnal penyesuaian pada akhir tahun
buku.
2. Gejala kecurangan pada karyawan/pegawai
a. Pembuatan ayat jurnal penyesuaian tanpa otorisasi manajemen dan tanpa
perincian/penjelasan pendukung;
b. Pengeluaran tanpa dokumen pendukung;
c. Pencatatan yang salah/tidak akurat pada buku jurnal/besar;
d. Penghancuran, penghilangan, pengrusakan dokumen pendukung
pembayaran;
e. Kekurangan barang yang diterima;
f. Kemahalan harga barang yang dibeli;
g. Faktur ganda;
h. Penggantian mutu barang.

2.2 Auditing

2.2.1 pengertian Auditing

Definisi umum dari auditing adalah melakukan evaluasi terhadap orang,


organisasi, sistem, proses, perusahaan, proyek atau produk. Isitilah ini paling sering
meruuk pada auditingdi bidang akuntansi, tapi konsep serupa uga ada pada
manajemen proyek, manaemen mutu, dan untuk konservasi energy.

Audit dilakukan untuk memastikan validitas dan reliabilitas informasi; juga


untuk memberikan penilaian dari suatu sistem pengendalian internal . Tujuan dari
audit adalah untuk menyatakan pendapat pada orang / organisasi / sistem (dll) dalam
pertanyaan, di bawah berdasarkan evaluasi kerja yang dilakukan atas dasar pengujian.
Karena kendala praktis, audit hanya berusaha untuk memberikan keyakinan memadai
bahwa laporan bebas dari kesalahan material. Oleh karena itu, sampling statistik
sering digunakan dalam audit. Dalam kasus audit keuangan , satu set laporan
keuangan dikatakan benar dan adil ketika mereka bebas dari salah saji material -
konsep dipengaruhi oleh faktor-faktor kuantitatif dan kualitatif.

Audit adalah bagian penting dari akuntansi . Secara tradisional, audit terutama
yang terkait dengan mendapatkan informasi tentang sistem keuangan dan catatan
keuangan sebuah perusahaan atau bisnis (lihat audit keuangan ). Namun, audit baru-
baru ini telah mulai memasukkan informasi lain tentang sistem, seperti informasi
tentang risiko keamanan, sistem informasi kinerja (di luar sistem keuangan), dan
kinerja lingkungan. Akibatnya, sekarang ada profesi melakukan audit keamanan, IS
audit, dan audit lingkungan .

10
Dalam akuntansi keuangan , audit merupakan penilaian independen terhadap
keadilan dimana laporan keuangan perusahaan disajikan oleh manajemen perusahaan.
Hal ini dilakukan dengan kompeten, objektif orang (dan s independen) dikenal
sebagai auditor atau akuntan , yang kemudian masalah ini laporan auditor berdasarkan
hasil audit.

Dalam Akuntansi Biaya , itu adalah proses untuk memverifikasi biaya


produksi manufaktur atau benda apapun, atas dasar rekening dalam hal pemanfaatan
bahan atau tenaga kerja atau item lainnya dari biaya, dipertahankan oleh perusahaan.
Dengan kata sederhana istilah audit biaya berarti verifikasi sistematis dan akurat dari
akun biaya dan catatan dan memeriksa kepatuhan dengan tujuan dari akuntansi biaya.

Per ICWA cost audit London "'adalah verifikasi atas kebenaran rekening biaya
dan kepatuhan untuk rencana akuntansi biaya."

Sistem tersebut harus mematuhi standar yang diterima secara umum


ditetapkan oleh badan pemerintah yang mengatur bisnis; standar ini hanya
memberikan jaminan untuk pihak ketiga atau pengguna eksternal yang menyajikan
laporan seperti kondisi keuangan perusahaan dan hasil usaha "cukup."

Definisi untuk Audit dan Assurance Standard (AAS) 1 oleh ICAI "Audit
adalah pemeriksaan independen terhadap informasi keuangan entitas, apakah profit
oriented atau tidak, dan terlepas dari ukuran atau bentuk hukum, ketika itu
pemeriksaan dilakukan dengan melihat untuk mengungkapkan suatu pendapat
atasnya. "

2.2.2 Audit Keuangan

Suatu audit keuangan, atau lebih tepatnya, audit laporan keuangan, merupakan
review dari laporan keuangan suatu perusahaan atau lainnya badan hukum (termasuk
pemerintah ), sehingga dalam publikasi pendapat yang independen pada apakah atau
tidak laporan keuangan yang relevan, akurat, lengkap, dan disajikan secara wajar.
Audit keuangan biasanya dilakukan oleh perusahaan dalam mempraktikkan akuntan
karena spesialis pengetahuan pelaporan keuangan yang mereka butuhkan. Audit
keuangan adalah salah satu dari banyak jaminan atau pengesahan fungsi yang
disediakan oleh akuntansi dan audit perusahaan, dimana perusahaan memberikan
pendapat yang independen pada menerbitkan informasi. Banyak organisasi secara
terpisah menggunakan atau menyewa auditor internal , yang tidak membuktikan
laporan keuangan tetapi fokus terutama pada kontrol internal organisasi. eksternal
auditor dapat memilih untuk menempatkan ketergantungan terbatas pada karya
auditor internal.

Audit keuangan ada untuk menambah kredibilitas dengan pernyataan tersirat


oleh manajemen organisasi yang laporan keuangan secara adil mewakili posisi
organisasi dan kinerja kepada para pemangku kepentingan perusahaan (pihak yang
berkepentingan). Para stakeholder utama perusahaan biasanya para pemegang saham,
tetapi pihak lain seperti otoritas pajak, bank, regulator, pemasok, pelanggan dan
karyawan juga mungkin memiliki kepentingan untuk memastikan bahwa laporan
keuangan yang akurat.

11
Audit ini dirancang untuk mengurangi kemungkinan bahwa salah saji material
tidak terdeteksi oleh prosedur audit. Salah saji didefinisikan sebagai informasi yang
salah atau hilang, baik yang disebabkan oleh penipuan (termasuk salah saji yang
disengaja) atau kesalahan. "Material" adalah sangat luas didefinisikan sebagai cukup
besar atau cukup penting untuk menyebabkan para pemangku kepentingan untuk
mengubah keputusan mereka.

Audit ada karena mereka menambahkan nilai melalui pengurangan biaya


asimetri informasi, bukan karena mereka diwajibkan oleh hukum. Sebagai contoh,
sebuah perusahaan swasta yang diadakan yang tidak menerbitkan surat berharga di
bursa publik mungkin melibatkan perusahaan untuk mengaudit laporan keuangan
dalam rangka untuk mendapatkan persyaratan pinjaman lebih diinginkan dari lembaga
keuangan atau perdagangan rekening dengan pelanggannya. Tanpa audit, partai
pinjaman tidak akan memiliki jaminan, apakah atau tidak posisi keuangan perusahaan
adalah akurat. Pada gilirannya, pemberi pinjaman bisa harga melindungi terhadap
asimetri informasi ini.

Bentuk yang tepat dan isi dari opini audit "" akan bervariasi antara negara-
negara, perusahaan dan organisasi yang diaudit.

Di AS, perusahaan BPA memberikan jaminan tertulis bahwa laporan


keuangan disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP), dimana ambang batas untuk
materialitas ditentukan melalui penilaian auditor.

2.2.3 Kualitas Auditing

Kualitas audit adalah proses pemeriksaan yang sistematis dari sistem mutu
dilakukan oleh auditor eksternal atau internal kualitas atau tim audit. Ini adalah bagian
penting dari organisasi sistem manajemen mutu dan merupakan elemen kunci dalam
ISO sistem standar mutu, ISO 9001 .

Kualitas audit biasanya dilakukan pada interval waktu yang sudah ditetapkan
dan memastikan bahwa lembaga tersebut telah jelas-didefinisikan prosedur
pemantauan kualitas internal yang berkaitan dengan tindakan efektif. Hal ini dapat
membantu menentukan apakah organisasi sesuai dengan proses sistem mutu yang
ditetapkan dan dapat melibatkan kriteria penilaian prosedural atau berbasis hasil.

Dengan upgrade dari ISO9000 serangkaian standar dari seri 1994 hingga
2008, fokus dari audit telah bergeser dari semata prosedural kepatuhan terhadap
pengukuran efektivitas aktual dari Sistem Manajemen Mutu (QMS) dan hasil yang
telah dicapai melalui implementasi SMM.

Audit merupakan alat manajemen penting yang akan digunakan untuk


memverifikasi bukti objektif dari proses, untuk menilai seberapa berhasil proses telah
dilaksanakan, untuk menilai efektivitas setiap mencapai tingkat target yang
ditetapkan, untuk memberikan bukti mengenai pengurangan dan penghapusan
masalah daerah. Untuk kepentingan organisasi, kualitas audit seharusnya tidak hanya
melaporkan non-penyesuaian dan tindakan korektif, tetapi juga menyoroti bidang
praktek yang baik. Dengan cara ini, departemen lain dapat berbagi informasi dan
12
mengubah praktek mereka bekerja sebagai akibatnya, juga memberikan kontribusi
untuk perbaikan terus-menerus.

Kualitas audit dapat menjadi bagian integral dari kepatuhan atau ketentuan
yang berlaku. Salah satu contoh adalah US Food and Drug Administration , yang
mengharuskan kualitas audit harus dilakukan sebagai bagian dari Sistem Mutu
Peraturan (QSR) untuk perangkat medis (Judul 21 dari US Federal Peraturan Kode
bagian 820 [1] ).

Beberapa negara telah mengadopsi audit kualitas sistem pendidikan tinggi


mereka (Selandia Baru, Australia, Swedia, Finlandia, Norwegia dan Amerika Serikat)
[2]
Dimulai di Inggris, proses audit kualitas sistem pendidikan terutama difokuskan
pada masalah-masalah prosedural, bukan pada hasil atau efisiensi implementasi
sistem mutu.

Audit juga dapat digunakan untuk tujuan keamanan. Evans & Parker (2008)
menjelaskan audit sebagai salah satu pemantauan keselamatan dan teknik yang paling
kuat 'cara yang efektif untuk menghindari rasa puas dan menyorot perlahan
memburuk' kondisi, terutama bila audit tidak hanya berfokus pada kepatuhan namun
efektivitasnya.

Proses dan tugas-tugas yang melibatkan audit kualitas dapat dikelola dengan
menggunakan berbagai perangkat lunak dan alat self-assessment. Beberapa ini
berhubungan khusus untuk kualitas dalam hal kesesuaian untuk tujuan dan sesuai
dengan standar, sementara yang lain berhubungan dengan biaya Kualitas atau, lebih
akurat, dengan Biaya kualitas yang buruk . Dalam menganalisis biaya kualitas, biaya
kualitas audit dapat diterapkan di setiap organisasi dan bukan hanya untuk produksi
konvensional atau proses perakitan.

2.3 Laporan Keuangan

2.3.1 Pengertian Laporan Keuangan

Laporan Keuangan juga melaporkan prestasi historis dari suatu perusahaan


dan memberikan dasar, bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi, untuk membuat
proyeksi dan peramalan untuk masa depan. Laporan keuangan adalah laporan yang
memuat hasil- hasil perhitungan dari proses akuntansi yang menunjukkan kinerja
keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu.
Laporan keuangan adalah sekumpulan informasi keuangan perusahaan
dalamsuatu periode tertentu yang disajikan dalam bentuk yang sistematis yang mudah
untuk dipahami dan dibaca oleh semua pihak yang membutuhkan. Laporan keuangan
merupakan tuuan utama dari proses akuntansi. Penyusunan laporan keuangan
ditentukan oleh jenis perusahaan dan kebutuhan pengguna
Dalam praktik pembukuan perusahaan, laporan keuangan banyak dibuat setiap
akhir bulan atau disebut laporan keuangan interim. Sekarang ini, perusahaan sudah
menggunakan program computer akuntansi , sehingga mudah dan cepat dalam
menyusun laporan keuangan. Bahkan sekarang ini dapat dikatakan bahwa menyusun
laporan keuangan sudah semudah dengan mengklik mouse saja.

2.3.2 Unsur laporan keuangan


13
Laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan biasanya terdiri:
a. Neraca
Laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang, modal dari suatu perusahaan
pada suatu saat tertentu menunjukkan posisi keuangan (aktiva, utang dan
modal) pada saat tertentu. Tujuan neraca adalah menunjukkan posisi
keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu
di mana buku-buku ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun
fiskal atau tahun kalender (misalnya pada tanggal 31 Desember 200x)

b. Laporan laba rugi


Suatu laporan yang menunjukkan pendapatan dari penjualan, berbagai biaya,
dan laba yang diperoleh oleh perusahaan selama periode tertentu

c. Laporan saldo laba


menunjukkan perubahan laba ditahan selama periode tertentu.

d. Laporan arus kas


Menujukkan arus kas selama periode tertentu.

e. Catatan atas laporan keuangan


berisi rincian neraca dan laporan laba rugi, kebijakan akuntansi, dan lain
sebagainya.

BAB III

PEMBAHASAN

Dalam Bab Pembahasan ini, penulis akan membandingkan dalam melakukan


pendeteksian pada laporan keuangan oleh auditor dimana dalam menangani masalah yang
ada, auditor harus dengan teliti melakukanny dan juga terdapat beberapa undang-undang

14
yang mengatur jika melakukan suatu kecurangan. Sehingga, undang-undang tersebut ini pun
akan membantu perusahaan dalam menjaga kerahasian yang ada didalam perusahaan.
3.1 Kecurangan (Fraud)
Pelaku kecurangan dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok, yaitu manajemen
dan karyawan/pegawai. Pihak manajemen melakukan kecurangan biasanya untuk
kepentingan perusahaan, yaitu salah saji yang timbul karena kecurangan pelaporan keuangan
(misstatements arising from fraudulent financial reporting). Sedangkan Karyawan/Pegawai
melakukan kecurangan bertujuan untuk keuntungan individu, misalnya salah saji yang berupa
penyalahgunaan aktiva (misstatements arising from misappropriation of assets).
Kecurangan pelaporan keuangan biasanya dilakukan karena dorongan dan ekspektasi
terhadap prestasi kerja manajemen. Salah saji yang timbul karena kecurangan terhadap
pelaporan keuangan lebih dikenal dengan istilah irregularities (ketidakberesan). Bentuk
kecurangan seperti ini seringkali dinamakan kecurangan manajemen (management fraud),
misalnya berupa : Manipulasi, pemalsuan, atau pengubahan terhadap catatan akuntansi atau
dokumen pendukung yang merupakan sumber penyajian laporan keuangan. Kesengajaan
dalam salah menyajikan atau sengaja menghilangkan (intentional omissions) suatu transaksi,
kejadian, atau informasi penting dari laporan keuangan.

Kecurangan penyalahgunaan aktiva biasanya disebut kecurangan karyawan


(employee fraud). Salah saji yang berasal dari penyalahgunaan aktiva meliputi penggelapan
aktiva perusahaan yang mengakibatkan laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Penggelapan aktiva umumnya dilakukan oleh
karyawan yang menghadapi masalah keuangan dan dilakukan karena melihat adanya peluang
kelemahan pada pengendalian internal perusahaan serta pembenaran terhadap tindakan
tersebut. Contoh salah saji jenis ini adalah :
a. Penggelapan terhadap penerimaan kas;
b. Pencurian aktiva perusahaan;
c. Mark-up harga;
d. Transaksi “tidak resmi”.

Berikut merupakan beberapa perilaku seseorang yang harus menjadi perhatian karena
dapat merupakan indikasi adanya kecurangan yang dilakukan orang tersebut, yaitu:
a. Perubahan perilaku secara signifikan, seperti: easy going, tidak seperti
biasanya, gaya hidup mewah, mobil atau pakaian mahal;
b. Gaya hidup di atas rata-rata;
c. Sedang mengalami trauma emosional di rumah atau tempat kerja; Penjudi
berat; Peminum berat; Sedang dililit utang;
d. Temuan audit atas kekeliruan (error) atau ketidakberesan (irregularities)
dianggap tidak material ketika ditemukan;
e. Bekerja tenang, bekerja keras, bekerja melampaui jam kerja, sering bekerja
sendiri.

Penggelapan dan segala jenis penipuan keuangan lain barangkali merupakan bentuk
pencurian paling umum oleh karyawan. Bisnis kecil cendeung menjadi korban karena mereka
tidak memiliki kontrol untuk mencegahnya. Gunakan tips di bawah ini membantu melindungi
bisnis Anda dari anggota staf yang nakal:
1. Pisahkan tugas-tugas

15
Tidak boleh ada seorang pun karyawan yang boleh mengontrol transaksi keuangan
dari awal hingga akhir. Orang yang menulis cek tidak boleh sama dengan yang
menandatangani cek. Orang yang membuka surat tidak boleh mencatat piutang
dan merekonsiliasi rekening. Dengan membagi tanggung jawab, Anda akan
mempersulit orang-orang yang ingin berbuat curang dan memanipulasi catatan.

2. Ambillah sendiri laporan bank Anda


Jangan beri kesempatan kepada orang yang berpeluang menggelapkan untuk
menghancurkan atau menghilangkan bukti perbuatan jahatnya. Pemilik bisnis atau
akuntan eksternal bertugas menerima laporan bank dalam keadaan tertutup dan
bertugas membatalkan cek setiap bulan. Periksalah cek-cek itu secara hati-hati.
Periksa nama terbayar, tanda tangan, dan pengesahan setiap cek. Perhatikan tanda-
tanda penipuan seperti:

a. Cek ke pemasok atau orang yang tidak Anda kenal


b. Cek dengan nilai lebih tinggi daripada yang diizinkan untuk kas kecil
c. Tanda tangan yang nampak dipalsukan
d. Cek hilang, atau nomor cek sudah kedaluwarsa
e. Cek yang dibuat untuk pihak ketiga namun disahkan oleh seseorang di
perusahaan Anda
f. Cek yang nama terbayar tidak tercantum di dalam daftar Anda
3. Lindungi cek perusahaan Anda
Jangan gegabah dengan cek perusahaan Anda Simpanlah di laci terkunci dan
jangan memberikan kunci ke siapa pun. Gunakan cek bernomor, dan periksalah
sesering mungkin nomor dari cek yang hilang. Gunakan prosedur “membatalkan
pengesahan cek” yang menghendaki Anda (pemilik) memvalidasi semua item
yang dibatalkan pengesahannya. Semua cek di atas nilai nominal harus memiliki
dua tanda tangan (yang salah satunya adalah milik Anda). Dan jangan pernah
menandatangani cek kosong.

4. Tanda tangani setiap cek gaji secara pribadi


Ini memang memakan waktu, namun biasanya hasilnya sepadan. Periksalah cek
untuk memastikan apakah cek dikirim ke orang yang Anda kenal. Apabila ada
nama yang tidak dikenal, cari orang tersebut. Hitunglah jumlah orang di dalam
daftar gaji setiap minggu, dan periksalah apakah jumlahnya cocok dengan jumlah
cek yang Anda buat. Pastikan file master penggajian perusahaan tidak dapat
diubah tanpa persetujuan dan tanda tangan. Opsi lainnya: pisahkan rekening bank
untuk penggajian, dan simpan jumlah yang sesuai untuk gaji di rekening tersebut;
kemudian segera lakukan rekonsiliasi bulanan.

5. Periksa dengan seksama piutang Anda


Tugaskan lebih dari satu karyawan di dalam proses penghitungan dan verifikasi
tanda terima yang masuk. Pastikan semua cek yang masuk sudah disahkan.
Pertimbangkan untuk membeli stempel “untuk simpanan saja”, dan gunakan di
semua cek yang masuk untuk mencegah karyawan menguangkannya. Periksalah
secara pribadi keluhan pelanggan yang kreditnya belum diterima untuk
pembayaran. Buatlah salinan untuk data sisi muka dan belakang cek pelanggan
dan pasikan cek dikirim ke rekening bisnis Anda.

6. Beri waktu liburan bagi pemegang buku


16
Seorang karyawan yang pernah berhasil menggelapkan sesuatu mungkin akan
berupaya untuk terus melakukannya. Banyak pemilik usaha kecil yang terkejut
melihat karyawan yang nampak loyal – mereka tidak pernah libur dan tidak
pernah cuti/izin sakit – ternyata sesungguhnya mencuri sesuatu dari mereka.
Alasan bagi orang tersebut untuk selalu berada di kantor adalah untuk menutupi
jejak kertas yang rumit. Liburkan karyawan yang menjalankan proses
akuntansi/pembukuan setiap tahun. Idealnya, liburan akan berlangsung selama dua
minggu, dan terjadi di akhir bulan, ketika buku sedang ditutup. Gunakan waktu ini
untuk meminta orang lain memeriksa pembukuan dan mencari ketidakberesan.

7. Auditlah pembukuan Anda secara berkala


Mintalah auditor dari luar untuk mengaudit pembukuan Anda sekurangnya sekali
setahun. Ini akan mempersulit pencuri dalam menghilangkan jejak perbuatannya.
Audit ini harus tidak terjadwal dan harus mengejutkan; pastikan audit tidak
berlangsung pada waktu yang sama setiap tahunnya. Apabila Anda mencurigai
ada penipuan, pertimbangkan khususnya untuk meminta “audit penipuan” dan
bukan “audit umum”. Jenis audit ini dirancang untuk mengungkapkan dan
mencegah jenis kerugian ini.

8. Pahami pembukuan Anda


Penggelapan biasanya terjadi ketika pembukuan terlihat kacau dan tidak terawasi,
yang memudahkan karyawan untuk menyimpan uang tunai dan tanda terima.
Sebagai pemilik bisnis, Anda harus mengenal pembukuan perusahaan dan sistem
pencatatan data. Dengan cara ini Anda dapat dengan mudah memeriksa
pembukuan dan memastikan tidak ada yang keliru. Apabila Anda bukan “orang
yang mengerti angka”, mintalah akuntan menunjukkan apa yang Anda cari, atau
ambillah pelajaran akuntansi di sekolah setempat. Dengan mempercayai orang
lain untuk mengawasi bagian yang paling penting di dalam bisnis Anda ini
hanyalah membuka pintu ke arah penipuan.

9. Amankan perangkat lunak pembukuan Anda


Jangan biarkan ada akses tidak sah ke perangkat lunak pembukuan Anda. Jangan
menempatkan komputer yang menyimpan pembukuan di jaringan. Pastikan
komputer dan perangkat lunak terlindungi dengan sandi. Ubahlah sandi secara
berkala untuk mencegah orang yang tidak berhak mengakses program. Apabila
Anda masih menggunakan buku besar di atas kertas, simpanlah di laci terkunci.
Tanda-tanda awal (symptoms) biasanya muncul dalam kasus kecurangan, walau
demikian munculnya symptoms tersebut belum berarti telah terjadi kecurangan. Symptoms ini
dikenal dengan nama Red flag, yang seyogyanya dipahami dan digunakan oleh internal
auditor dalam melakukan analisis dan evaluasi lebih lanjut untuk mendeteksi adanya
kecurangan yang mungkin timbul sebelum dialakuakan investigasi.

3.2 Pendeteksian Kecurangan oleh auditor


Peran utama dari internal auditor sesuai dengan fungsinya dalam pencegahan
kecuarangan adalah berupaya untuk menghilangkan atau mengeleminir sebab- sebab
timbulnya kecurangan tersebut. Karena pencegahan terhadap akan terjadinya suatu perbuatan
curang akan lebih mudah daripada mengatasi bila telah terjadi kecurangan tersebut. Pada
dasarnya kecurangan sering terjadi pada suatu suatu entitas apabila :

17
a. Pengendalian intern tidak ada atau lemah atau dilakukan dengan longgar dan tidak
efektif.
b. Pegawai dipekerjakan tanpa memikirkan kejujuran dan integritas mereka.
c. Pegawai diatur, dieksploitasi dengan tidak baik, disalahgunakan atau ditempatkan
dengan tekanan yang besar untuk mencapai sasaran dan tujuan keuangan yang
mengarah tindakan kecurangan.
d. Model manajemen sendiri melakukan kecurangan, tidak efsien dan atau tidak
efektif serta tidak taat terhadap hukum dan peraturan yang berlaku..
e. Pegawai yang dipercaya memiliki masalah pribadi yang tidak dapat dipecahkan ,
biasanya masalah keuangan, kebutuhan kesehatan keluarga, gaya hidup yang
berlebihan.
f. Industri dimana perusahaan menjadi bagiannya, memiliki sejarah atau tradisi
kecurangan
resiko yang dihadapi perusahaan diantaranya adalah Integrity risk, yaitu resiko adanya
kecurangan oleh manajemen atau pegawai perusahaan, tindakan illegal, atau tindak
penyimpangan lainnya yang dapat mengurangi nama baik / reputasi perusahaan di dunia
usaha, atau dapat mengurangi kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan
hidupnya. Adanya resiko tersebut mengharuskan internal auditor untuk menyusun tindakan
pencegahan / prevention untuk menangkal terjadinya kecurangan sebagaimana diuraikan
dalam bagian sebelumnya.

Namun, pencegahan saja tidaklah memadai, internal auditor harus memahami pula
bagaimana cara mendeteksi secara dini terjadinya kecurangan-kecurangan yang timbul.
Tindakan pendeteksian tersebut tidak dapat di generalisir terhadap semua kecurangan.
Masing-masing jenis kecurangan memiliki karakteristik tersendiri, sehingga untuk dapat
mendeteksi kecurangan perlu kiranya pemahaman yang baik terhadap jenis-jenis kecurangan
yang mungkin timbul dalam perusahaan.

Sebagian besar bukti-bukti kecurangan merupakan bukti-bukti tidak sifatnya


langsung. Petunjuk adanya kecurangan biasanya ditunjukkan oleh munculnya gejala-gejala
(symptoms) seperti adanya perubahan gaya hidup atau perilaku seseorang, dokumentasi yang
mencurigakan, keluhan dari pelanggan ataupun kecurigaan dari rekan sekerja. Pada awalnya,
kecurangan ini akan tercermin melalui timbulnya karakteristik tertentu, baik yang merupakan
kondisi / keadaan lingkungan, maupun perilaku seseorang. Karakterikstik yang bersifat
kondisi / situasi tertentu, perilaku / kondisi seseorang personal tersebut dinamakan Red flag
(Fraud indicators).

Meskipun timbulnya red flag tersebut tidak selalu merupakan indikasi adanya
kecurangan, namun red flag ini biasanya selalu muncul di setiap kasus kecurangan yang
terjadi.

Pemahaman dan analisis lebih lanjut terhadap Red flag tersebut dapat membantu
langkah selanjutnya untuk memperoleh bukti awal atau mendeteksi adanya kecurangan.
Berikut adalah gambaran secara garis besar pendeteksian kecurangan berdasar penggolongan
kecurangan oleh ACFE.
1. Kecurangan Laporan Keuangan (Financial Statement Fraud).
Kecurangan dalam penyajian laporan keuangan umumnya dapat dideteksi melalui
analisis laporan keuangan sebagai berikut:

18
a. analisis vertikal, yaitu teknik yang digunakan untuk menganalisis hubungan
antara item-item dalam laporan laba rugi, neraca, atau Laporan arus kas
dengan menggambarkannya dalam persentase.

b. analisis horizontal, yaitu teknik untuk menganalisis persentasepersentase


perubahan item laporan keuangan selama beberapa periode laporan.

c. analisis rasio, yaitu alat untuk mengukur hubungan antara nilai-nilai item
dalam laporan keuangan. Sebagai contoh adalah current ratio, adanya
penggelapan uang atau pencurian kas dapat menyebabkan turunnya
perhitungan rasio tersebut.

2. Asset Misappropriation (Penyalahgunaan aset).


Teknik untuk mendeteksi kecurangan-kecurangan kategori ini sangat banyak
variasinya. Namun, pemahaman yang tepat atas pengendalian intern yang baik
dalam pos-pos tersebut akan sangat membantu dalam melaksanakan pendeteksian
kecurangan. Dengan demikian, terdapat banyak sekali teknik yang dapat
dipergunakan untuk mendeteksi setiap kasus penyalahgunaan aset. Masing-masing
jenis kecurangan dapat dideteksi melalui beberapa teknik yang berbeda.

Misalnya, untuk mendeteksi kecurangan dalam pembelian ada beberapa


metode deteksi yang dapat digunakan. Metode-metode tersebut akan sangat efektif
bila digunakan secara kombinasi gabungan, setiap metode deteksi akan
menunjukkan anomalies / gejala penyimpangan yang dapat diinvestigasi lebih
lanjut untuk menentukan ada tidaknya kecurangan. Selain itu, metode-metode
tersebut akan menunjukkan kelemahan-kelemahan dalam pengendalian intern dan
mengingatkan / memberi peringatan pada auditor akan adanya potensi terjadinya
kecurangan di masa mendatang.

3. Corruption (Korupsi)
Sebagian besar kecurangan ini dapat dideteksi melalui keluhan dari rekan kerja
yang jujur, laporan dari rekan, atau pemasok yang tidak puas dan menyampaikan
komplain ke perusahaan. Atas sangkaan terjadinya kecurangan ini kemudian
dilakukan analisis terhadap tersangka atau transaksinya. Pendeteksian atas
kecurangan ini dapat dilihat dari karakteristik (Red flag) si penerima maupun si
pemberi. Orang-orang yang menerima dana korupsi ataupun penggelapan dana
pada umumnya mempunyai karakteristik (red flag) sebagai berikut:
a. The Big Spender
b. The Gift taker
c. The Odd couple
d. The Rule breaker
e. The Complainer
f. The Genuine need
Sedangkan orang yang melakukan pembayaran mempunyai karakteristik (red flag) sebagai
berikut:
a. The Sleaze factor
b. The too Succesful bidder
c. Poor quality, higher prices
d. The one-person operation

19
3.3 Fraud Dan Korupsi

Dalam bahasa yang lebih sederhana, fraud adalah penipuan yang disengaja.
Sedangkan korupsi berawal dari bahasa latin corruptio atau corruptus. Corruptio berasal dari
kata corrumpere, suatu kata latin yang lebih tua. Dari bahasa latin itulah turun ke banyak
bahasa Eropa seperti Inggris yaitu corruption, corrupt; Prancis yaitu corruption; dan Belanda
yaitu corruptie, korruptie. Dari Bahasa Belanda inilah kata itu turun ke Bahasa Indonesia
yaitu korupsi.

Tindak pidana korupsi tidak lagi merupakan masalah lokal, melainkan permasalahan
yang bersifat antar negara (transnasional) yang juga mempengaruhi masyarakat dan
perekonomian global, sehingga kerja sama internasional untuk penegakan dan
pemberantasannya yang didukung oleh integritas, akuntabilitas, dan manajemen
pemerintahan yang baik disetiap negara sangat diperlukan. Peraturan perundang-undangan di
Indonesia yang mengatur mengenai tindak pidana korupsi, saat ini sudah lebih baik
dibandingkan sebelumnya dengan dikeluarkannya UU No. 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Dari KKN, UU No. 31 Tahun 1999 jo UU
No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, UU No. 30 Tahun 2002
tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, serta terakhir dengan diratifikasinya
United Nations Convention Against Corruption, 2003 (Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa
Anti Korupsi, 2003) dengan UU No. 7 Tahun 2006. Menurut UU No. 31 Tahun 1999 jo UU
No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang termasuk dalam
Tindak Pidana Korupsi adalah sebagai berikut :
1. Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara (Pasal 2 UU No. 31 tahun
1999).

2. Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain
atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana
yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan
negara atau perekonomian negara (Pasal 3 UU No. 31 tahun 1999).

3. Setiap orang atau pegawai negeri sipil/penyelenggara negara yang


memberi atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara
negara dengan maksud supaya pegawai negeri atau penyelenggara negara tersebut
berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya, yang bertentangan dengan
kewajibannya; atau memberi sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara
negara karena atau berhubungan dengan sesuatu yang bertentangan dengan
kewajiban, dilakukan atau tidak dilakukan dalam jabatannya (Pasal 5 UU No. 20
Tahun 2001).

4. Setiap orang yang memberi atau menjanjikan sesuatu kepada hakim


dengan maksud untuk mempengaruhi putusan perkara yang diserahkan kepadanya
untuk diadili; atau. memberi atau menjanjikan sesuatu kepada seseorang yang
menurut ketentuan peraturan perundang-undangan ditentukan menjadi advokat
untuk menghadiri sidang pengadilan dengan maksud untuk mempengaruhi nasihat
atau pendapat yang akan diberikan berhubung dengan perkara yang diserahkan
kepada pengadilan untuk diadili. (Pasal 6 UU No. 20 Tahun 2001).

20
5. Pasal 7 UU No. 20 Tahun 2001:

a. pemborong, ahli bangunan yang pada waktu membuat bangunan, atau penjual
bahan bangunan yang pada waktu menyerahkan bahan bangunan, melakukan
perbuatan curang yang dapat membahayakan keamanan orang atau barang, atau
keselamatan negara dalam keadaan perang.

b. setiap orang yang bertugas mengawasi pembangunan atau penyerahan bahan


bangunan, sengaja membiarkan perbuatan curang yang dapat membahayakan
keamanan orang atau barang, atau keselamatan Negara dalam keadaan perang.

c. setiap orang yang pada waktu menyerahkan barang keperluan Tentara Nasional
Indonesia dan atau Kepolisian Negara Republik Indonesia melakukan perbuatan
curang yang dapat membahayakan keselamatan negara dalam keadaan perang;
atau

d. setiap orang yang bertugas mengawasi penyerahan barang keperluan Tentara


Nasional Indonesia dan atau Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan
sengaja membiarkan perbuatan curang yang dapat membahayakan keselamatan
negara dalam keadaan perang.

e. Bagi orang yang menerima penyerahan bahan bangunan atau orang yang
menerima penyerahan barang keperluan Tentara Nasional Indonesia dan atau
Kepolisian Negara Republik Indonesia dan membiarkan perbuatan curang yang
dapat membahayakan keamanan orang atau barang, atau keselamatan negara
dalam keadaan perang atau yang dapat membahayakan keselamatan negara
dalam keadaan perang.

Dan pasal lainnya yang berhubungan dengan pelanggaran tindak korupsi khususnya
dalam melakukan sebuah fraus didalam perusahaan.

Terkait dengan Fraud Tree atau yang dikenal dengan Uniform Occupational Fraud
Classification System, Korupsi merupakan salah satu tipologi dari Fraud. Sehingga dapat
dianalogikan bahwa Fraud mempunyai lingkup yang lebih luas daripada korupsi (walaupun
pengertian dan lingkup korupsi saat ini berdasarkan UNCAC semakin diperluas), dan dilihat
dari sudut pandang secara umum Fraud merupakan induk dari korupsi. Oleh karenanya,
terdapat hubungan erat antara Fraud dengan Korupsi, yaitu sebagai berikut :

1. Merupakan suatu perbuatan yang disengaja;


2. Untuk mendapatkan keuntungan pribadi;
3. Merugikan pihak lain;
4. Menimbulkan kerugian bagi organisasi/perusahaan.

Namun, hal yang mendasar adalah perbuatan Fraud tidak serta merta harusmemenuhi
unsur perbuatan melawan hukum, sedangkan korupsi atau tindak pidanakorupsi harus
memenuhi salah satu unsur yaitu merupakan perbuatan melawanhukum, yang harus
dibuktikan di muka pengadilan.

21
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dengan pembahasan yang telah dijelaskan ini maka dapat disimpulkan bahwa
Kecurangan merupakan perbuatan yang dapat merugikan seluruh pihak yang terlibat
didalamnya. Kita pun dapat mengetahui berbagai kecurangan yang terjadi dalam perusahaan
serta pelanggaran dari bagian kecurangan yaitu korupsi. cara pencegahan yang dilakukan
perusahaan agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan oleh perusahaan dan kita pun dapat
mengetahui pelaku yang melakukan perbuatan yang tidak terpuji tersebut seperti kecurangan
22
dalam mengambil data finance, serta gejala-gejala yang terjadi pada saat kecurangann terjadi
didalam perusahan. Kita pun dapat melihat bagaimana seorang auditor internal dapat
mendeteksi sebuah kecurangan didalam perusahaan.

4.2 Saran

Setiap perusahaan sebaiknya menggunakan jasa auditor didalam perusahaan agar


auditor tersebut dapat membantu dalam mendeteksi sebuah kecurangan yang terjadi didalam
perusahaan tersebut. Setiap perusahaan pun sebaiknya melakukan sejumlah urutan yang ketat
dalam melakukan perekrutan karyawan baru agar tidak terjadi kecurangan yang dilakukan
oleh karyawan didalam perusahaan. Sebaiknya financial statement dijaga dengan baik dan
digunakan oleh orang yang telah memiliki kepercayaan penuh kita kepada orang tersebut.
Dan financial statement tersebut pula sebaiknya di kunci secara teknologi informasi sehingga
tidak semua orang dapat melihat data penting tersebut.

23

You might also like