Professional Documents
Culture Documents
1. PENDAHULUAN
sifat dan struktur dari perairan daratan yang meliputi mata air, sungai, danau,
kolam dan rawa-rawa; baik yang berupa air tawar maupun air payau. Selain itu,
Kualitas air yaitu sifat air dan kandungan makhluk hidup zat, energi, atau
(Effendi, 2003).
2010, pukul 06.00 – 13.00 WIB di Waduk Karangkates, Kabupaten Malang. Dan
2
pada hari Selasa tanggal 30 November 2010 pukul 10.00 WIB – 14.00 WIB di
Brawijaya, Malang.
3
2 TINJAUAN PUSTAKA
sifat dan struktur perairan daratan yang meliputi mata air, sungai, danau, kolam
dan rawa-rawa, baik yang berupa air tawar maupun air payau. Selain itu, dikenal
Dalam bidang perikanan, limnologi dipelajari sebagai dasar bagi budiaya perairan
2.2.1 Suhu
a. Pengertian
Suhu merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam mengatur
sering disebut proses metabolisme hanya berfungsi dalam kisaran suhu yang
relatif sempit biasanya 0°C – 40°C (Nybakken 1992 dalam Sembiring, 2008).
4
Menurut Hardjojo dan Djokosetianto (2005) dalam irawan (2009), suhu air
normal adalah suhu air yang memungkinkan makhluk hidup dapat melakukan
metabolisme dan berkembang biak. Suhu merupakan faktor fisik yang sangat
penting di air.
sekelilingnya, ketinggian geografis dan juga oleh faktor kanopi (penutup oleh
vegetasi) dari pepohonan yang tumbuh di tepi (Brehm & Meifering, 1990 dalam
Barus, 2001). Disamping itu pola temperatur perairan dapat dipengaruhi oleh
limbah panas yang berasal dari pendinginan pabrik, pengetahuan DAS yang
adalah penyerapan panas chear fluy, curah hujan (resi protein) aliran sungai
a. Pengertian
Menurut Barus (2001), arus air adalh faktor yang mempunyai peranan
yang sangat penting baik pada perairan lotik maupu pada perairan lentik. Hal
yang terdapat dalam air. Kecepatan aliran air akan bervariasi secara vertikal.
Arus air pada perairan lotik, umumnya bersifat tuberlen, yaitu arus air
5
bererak ke segala arah sehingga air akan terdistribusi ke seluruh bagian dari
perairan tersebut.
yang sangat luas terjadi pada seluruh larutan di dunia. Arus-arus ini
bagi kapal-kapal.
kekuatan angin, semakin kuat tiupan angin akan menyebabkan arus semakin
kuat dan semakin dalam mempengaruhi lapisan air, pada perairan lotic
sangat sulit untuk membuat suatu batasan mengenai kecepatan arus, karena
arus di suatu ekosistem air sangat berfluktuasi dari waktu ke waktu tergantung
dari flukutasi debit dan aliran air dan kondisi substrat yang ada.
2.2.3 Kecerahan
a. Pengertian
spektrum yang terlihat cahaya yang melalui lapisan sekitar satu meter, jatuh
yang besar. Kecerahan air pada musim kemarau (Juli – September 2000)
adalah 40-85 cm, dan pada musim hujan (November dan Desember 2000)
antara 60-80 cm. Kecerahan air di bawah 100 cm, tergolong tingkat
berupa lapisan permukaan tanah yang terletak oleh aliran air pada saat hujan.
Semakin banyak partikel atau bahan organik terlarut maka kekeruhan akan
a. Pengertian
ilmu yang mempelajari kedalaman di bawah air dan studi tentang tiga dimensi
reliet lantai atau dataran dengan garis-garis kontur (counter line) yang disebut
dasar laut. Perubahan kondisi hidrografi di wilayah perairan laut dan pantai
lokasi yang dangkal akan lebih mudah terjadi pengadukan dasar akibat dari
a. Pengertian
jadikan acuan standart dalam pengelolaan kualitas air adalah seperti di bawah
ini :
1. warna air tambak hijau tua yang berarti menunjukkan adanya dominasi
diatome.
8
Warna air merupakan salah satu unsur dari parameter fisika terhadap
gelombang cahaya sejumlah material yang berada dalam air yang tertangkap
oleh material-material dalam air dapat berupa jumlah zat tersuspensi (TDS)
dan besi (Sawyer dan Melarty, 1978). Warna perairan juga dapat disebabkan
Warna air pada kolom dan tambak, baik sistem tradisional semi intensif
oleh beberapa faktor, antara lain hadirnya beberapa jenis plankton, baik
organik, mineral ataupun bahan-bahan lain yang terlarut dalam air (Kordi,
2009).
2.2.6 Substrat
a. Pengertian
Menurut Hamid (2010), bahan tak hidup yaitu komponen fisik dan kimia
yang terdiri dari tanah, air, udara, sinar matahari. Bahan lalu hidup merupakan
tepat hidup.
9
Menurut Odum 1971 dalam Sahri et al 2000, substrat dasar yang berupa
bantuan merupakan habitat yang paling baik dibandingkan substat pasir dan
kerikil. Substrat pasir dan kerikil mudah sekali terbawa oleh arus air,
2.3.1 pH
a. Pengertian
dengan istilah pH. pH (singkatan dari puissane negatif de H), yaitu logaritma
dari kepekaan ion-ion H (hidrogen) yang terlepas dalam satu cairan. Derajat
tersebut dan dinyatakan sebagai konsentrasi ion hidrogen (dalam nol per liter)
Suatu ukuran yang menunjukkan apakah air bersifat asam atau dasar
dalam air dan didefinisikan sebagai logaritma negatif dari konsentrasi ion
hidrogen molar (-log (H+). Air dianggap asam bila pH dibawah 7 dan dasar
10
ketika pH di atas 7. Sebagai besar nilai pH ditemui jatuh antara O sampai 17.
tinggi (pH rendah) juga dapat disebabkan adanya FeS2 dalam air akan
membentuk H2SO4 dan ion Fe2y (larut dalam air) (Manik, 2003).
Perairan laut maupun pesisir memiliki pH relatif stabil dan berada dalam
bikarbonat yang dikandungnya (Boyd, 1982, Nybakken 1992 dalam Irawan et.
al, 2009).
2.3.2 DO
a. Pengertian
samping itu, oksigen juga dibutuhkan untuk oksidasi dan anorganik dalam
sepreti kekeruhan air, suhu, slainitas, pergerakan massa air dan udara, seprti
Oksigen terlarut dapat berasal dari proses fotosintesis tumbuhan air dan
proses fotosintesis tumbuhan air dan dari udara yang masuk ke dalam air.
Konsentrasi DO dalam air tergantung pada suhu dan tekanan udara. Pada
jenuh 9,2 ppm dan pada suhu 50° C (tekanan udara sama) konsentrasi DO
2.3.3.CO2
a. Pengertian
asam arang sangat mudah larut dalam suatu larutan. Pada umumnya perairan
relatif kecil, yakni sekitar 0,033%. Akan tetapi, dari tahun ke tahun, kadar
dari penggundulan hutan dan pembakaran bahan bakar fosil, misalnya minyak
bumi dan batu bara. Sekitar setengah dari karbondioksida yang merupakan
laut akan digunakan dalam proses fotosintesis oleh diatom dan algae laut lain.
Small (1972) dalam Cole (1988) mengemukakan bahwa 88% hasil fotosintesis
terlarut ini. Selain faktor cuaca seperti kecepatan angin, arah angin dan curah
terlarut (CO2 terlarut Bakker et al 1996 dalam Suratno dan Bayu, 2010).
2. Air hujan
2.3.4 Alkalinitas
a. Pengertian
total dari unsur basa-basa yang terkandung dalam air dan biasa dinyatakan
dalam mg/L atau setara dengan kalsium karbonat (CaCo 3). Dalam air, basa-
basa yang terkandung biasanya dalam bentuk ion karbonat dan bikarbonat
Alkalinitas adalah jumlah asam (ion hidrogen) air yang dapat menyerap
sebagai miligram per liter atau bagian per juta kalsium karbonat (mg/L atau
ppm CaCO3. Alkalinitas total 20 mg/l atau lebih banyak diperlukan untuk
air. Hal ini disebabkan kesadahan atau yang disebut juga dengan konsentrasi
ion-ion logam bervalensi 2, seperti Ca2+ dan Mg2x dipasak dalam jumlah yang
sama dari lapisan tanah dengan HCO 3 dan CO32 yang merupakan unsur
Na+ dan ion Ci- dan lainnya (Eris et al. 2003). Selain itu yang dapat
senyawa organik oleh mikroalga (Wolf. Gladrow et al, 2007 dalam Suratno
2.3.5 TOM
a. Pengertian
permanganat atau sering disebut sebagai kandungan bahan organik total atau
Menurut Mulia (2002), bahan organik dibagi atas dua bagian, yaitu :
2004).
14
macam sumber penghasil bahan organik pelarut dalam air laut yaitu (1)
berasal dari daratan (2) proses pembusukan organisme yang telah mati (3)
Hampir seluruh organik karbon terlarut dalam air laut berasal dari
karbon terlarut yang dibentuk oleh hasil pembusukan, ekskresi dan rata-rata
2.3.6 Orthopospat
a. Pengertian
(Effendi, 2003).
tetapi diberikan dalam tarikan agar kontrak denan Al dengan Fe dapat ditekan
(Manik, 2009).
Menurut Fansuri (2009), distribusi bentuk yang beragam dari fosfat di air
laut dipengaruhi oleh proses biologi dan fisik. Di permukaan air, fosfat
fitoplankton.
a. Pengertian
nitrogen sangat mudah larut dalam air dan bersifat stabil. Senyawa ini
Nitrifikasi yang merupakan proses yang penting dalam siklus nitrogen dan
Nitrat adalah salah satu jenis senyawa kimia yang sering ditemukan di
alam, seperti dalam tanaman dan air. Senyawa ini terdapat dalam tiga bentuk,
yaitu ion nitrat (ion NO3). Ketiga bentuk senyawa nitrat ini menyebabkan efek
yang sama terhadap senyawa nitrat ini menyebabkan efek yang sama
terjadi proses kebalikan dari nitrifikasi yaitu proses denitrifikasi dimana nitrat
melalui nitrit akan menghantarkan nitrogen bebas yang akhirnya akan lemas
16
sedikit, lebih sedikit dari pada nitrat, karena bersifat tidak stabil dengan
2.3.8 BOD
a. Pengertian
kadar garam organik, yaitu jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroba oleh
dan air (Davis dan Cornwell, 1991). Dengan kata lain, BOD menunjukkan
jumlah oksigen yang dikonsumsi oleh proses respirasi mikroba aerob yang
terdapat dalam botol BOD yang diinkubasi pada suhu sekitar 20° C selama
kondisi aerobik (Umaly dan Luvin 1988, Met calt & Eddy 1991 dalam Hariyadi,
2004).
Selama pemeriksaan BOD, contoh yang diperiksa harus bebas dari udara
tingkat pencemaran tertentu, hal ini untuk menjaga supaya oksigen terlarut
kelarutan oksigen dalam air terbatas dan hanya berkisar = 9 ppm pada suhu
Permukaan tanah
Bakteri Bakteri
NO2 NO3
NH3
amonia Nitrit
Proses nitrifikasi
berkurang bila semakin jauh dari titik pembuangan yang disebabkan adanya
mengoksidasi amonium menjadi nitrit dan akhirnya menjadi nitrat. Penguraian ini
dikenal sebagai proses nitrifikasi (Borneff, 1982, Schwoerbel 1987 & 1994),
dalam suatu ekosistem danau dengan nilai produktivitas suatu danau yang
bersifat digotropik (miskin zat hara) akan mempunyai nilai produktivitas rendah.
oligotropik menjadi kondisi eutropik dan itu juga berarti terjadi peningkatan
sebagai berikut :
c. Eutropik (kaya unsur hara dan produktivitas tinggi) yaitu perairan dengan
d. Hyper eutrofik yaitu perairan dengan kadar unsur hara dan produktivitas yang
3 METODE KERJA
A. Parameter Fisika
1. Suhu
satuan O°C
2. Kecepatan Arus
kecepatan arus
3. Kecerahan
suatu perairan
4. Kedalaman air
5. Warna Perairan
Alat yang digunakan untuk mengukur warna perairan antara lain yaitu :
6. Substrat
B. Parameter Kimia
1. pH
2. DO (Oksigen terlarut)
kandungan DOnya
sedikit
dalam buret
3. CO2 (karbondioksida)
dalam buret
4. Alkalinitas
6. Orthopospat
7. Nitrat Nitrogen
spektofotometer
akan digunakan
9. Amonia
digunakan
10. Turbiditas
panjang gelombangnya.
a. Parameter fisika
1. Suhu
2. Kecepatan arus
perairan
24
3. Kecerahan
perairan
4. Kedalaman air
perairan
5. Warna perairan
6. Substrat
b. Parameter Kimia
1. pH
2. DO (oksigen terlarut)
iodida
larutan bening.
25
3. Karbondioksida (DO2)
karbondioksidanya
bas
4. Karbondioksida (CO2)
suasana basa
asam
6. Orthopospat
warna biru
mengencerkan larutan.
7. Nitrat nitrogen
larutan
indikator basa
endapan coklat
bening
9. Amonia
amoniaknya
10.Turbiditas
1. Suhu
Termometer Hg
- disiapkan
- dimasukkan ke dalam perairan sekitar 10 cm dan
membelakangi matahari
- ditunggu sampai berhenti di skala tertentu
- dibaca nilai suhu pada skala pada saat termometer
masih di dalam air
Hasil
2. Kecepatan arus
Talirafia
Hasil
28
3. Kecerahan
Secchi disk
- dimasukkan perlahan dalam perairan sampai tidak
tampak pertama kali
- ditandai batas perukaan air
- dicatat sebagai
- dimasukkan lagi sampai tidak terlihat
4. Kedalaman- air ditarik secara perlahan hingga nampak pertama kali
- ditandai sebagai d2
- skaladihitung
Tongkat dengan rumus
2 – 5 meter
- dimasukkan dalam perairan
-
Hasil dicatat kedalaman hingga batas air permukaan dari
dasar perairan
Hasil
5. Warna perairan
Warna perairan
- diamati
- dicatat jenis plankton yang tumbuh berdasarkan
warna perairan
Hasil
6. Substrat
Substrat
- diambil dari dasar
- diamati
- dicatat
Hasil
b. Parameter kimia
1. pH
pH paper
- dimasukkan ke dalam kolam
- ditunggu ± 10 menit
- diambil dan dibandingkan dengan kotak PH standart
- dicatat
Hasil
29
2. DO (oksigen terlarut)
Botol DO
- diukur dan dicatat volumenya
- dimasukkan ke dalam perairan dengan sudut 45°
sampai tidak ada gelombang
- ditutup di dalam air
Air sampel dalam botol DO
- ditambahkan 2 ml MnSO4 dan 2 ml NaOH + KI
- dibolak-balik
- dibiarkan ± 30 menit
- dibuang bagian air yang bening
Endapan coklat
- ditambahkan 2 ml H2SO4
- ditambah 3 – 4 tetes amilum
- dihomogenkan
- artitrasi dengan Na – thiosulfat hingga bening pertama kali
- dihitung dengan rumus = DO (mg/l) =
- dicatat hasil
Hasil
Air sampel
- diukur 25 ml
3. Karbondioksida
- dimasukkan dalam Erlenmeyer 250 ml
- ditambah 1-2 tetes indikator PP
Bila berwarna pink, tidak terdapat CO2
Bila bening, dititrasi dengan Na2CO3
- dititrasi dengan Na2CO3 0,0454 N sampai berwarna
pertama kali
- dihitung dengan rumus
- dicatat hasil
Hasil
30
4. Alkalinitas
Air sampel
- diukur 50 ml dengan gelas ukur
- dimasukkan dalam Erlenmeyer 250 ml
- diukur pH dengan pH paper
- ditambahkan indikator 3 tetes sampai berubah warna jika pH <
8,3
- ditambah indikator PP 2 – 3 tetes dengan indikator MO 3 tetes
jika pH > 8,5
- ditunggu hingga berubah warna
- dicatat V
- dititrasi dengan HC (0,02 N sampai berubah warna)
- dihitung alkalinitas
Alkalinitas total (mg/l) =
- dicatat hasil
Hasil
Air sampel
- dicatat hasilnya
Hasil
31
6. Orthofosfat
Air sampel
-
dimasukkan ke dalam gelas ukur hingga 50 ml
-
dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml
-
ditambahkan 5 tetes larutan SnCI2 lalu dikocok sampai berubah
warna biru 10 – 12 menit sesuai kadar fosfornya
- ditambahkan 44 tetes (2 ml) amonium molybate dan dikocok
- diukur di spektofotometer dengan panjang gelombang 50 m
- diambil cuvet dari spektofotometer
Air sampel
- diberi aquadest sebanyak 10 ml
- dituangkan air sampel dalam cawan porselen
Spektofotometer
- dipanaskan sampai timbul kerak
- didinginkan
-- ditekan tombol
ditambah 5 tetespower
asam fenol disulfonik
-- dimasukkan panjang gelombang
dihomogenkan
-- ditekan tombol
diencerkan needaquadest 1 ml
dengan
- - dienter
ditambahkan larutan NH4OH (1 : 1)
- - dimasukkan cuvet yang
ditunggu sampai berisiwarna
terbentuk aquadest
- - ditutup
dipindahkan ke tabung nesler
- - ditekan zero aquadest 10 ml
ditambahkan
- dibuang aquadest
- dimasukkan air sampel 10 ml dalam cuvet
Spektrofotometer
- ditekan enter
7. Nitrat nitrogen
-- dilihat
ditekan power
hasil
- ditunggu hingga “method”
-
Hasil dimasukkan nilai bahannya
- dienter
- diputar sesuai panjang gelombang
- dimasukkan cuvet yang berisi aquadest
- ditekan zero
- dimasukkan air sampel dalam cuvet
- dimasukkan 10 ml sampel
- dienter
- dicatat hasil
Hasil
32
Sampel
- disiapkan air sampel dalam botol DO gelap dan terang
- diukur O2 terlarut pada botol terang pengambilan sampel
- dicatat sebagai DO 1
- diukur O2 terlarut pada botol gelap yang telah diinkubasi selama
7 hari
- dicatat sebagai DO 2
- dihitung BOD dengan rumus :
BOD = ( DO 1-DO2 )
Hasil
9.Amonia
Air sampel
spektofotometer
- Ditekan power
- Ditunggu hingga “method”
- Ditekan panjang gelombang dan disesuaikan dengan bahan
- Dienter
- Dimasukkan aquadest 10 ml
- Ditekan zero sampai 0,0
- Diisi dengan larutan amonia
- Dienter
Hasil
33
10. Turbiditas
Air Sampel
- Dihitung panjang gelombang dengan spektofotometer
Spektofotometer
- Dihitung spektofotometer
- Ditekan power
- Ditunggu hingga “method”
- Ditentukan apa yang akan dicari
- Ditekan angka yang diketahui
- Diambil cuvet dari spektofotometer
- Dikalibrasi dengan aquadest
- Itekan “zero”
- Dibuang aquadest
- Dituang larutan sampel
- Ditekan enter
- Ditunggu beberapa saat
Hasil
34
a. Suhu
hasilnya.
b. Kecepatan arus
alat dan bahan. Selanjutnya botol aqua diikat dengan tali rafia dengan
jarak 30 cm antar botol aqua yang lainnya. lalu dihubungkan dengan tali
aqua diisi dengan air lokal untuk menyamakan berat jenisnya. Setelah itu
botol agua yang sudah diisi air dimasukkan dalam perairan dengan
dihitung waktunya mulai awal botol aqua dimasukkan sampai tali rafinya
s
kecepatan arusnya dengan digunakan rumus v = dengan
t
V = Kecepatan
S = panjang tali
T = waktu
c. Kecerahan
nilainya dicatat sebagai D1, lalu secchi disk diturunkan hingga tampak
sama sekali. Setelah itu dinaikkan secchi disk sampai terlihat pertama
d1 d 2
kecerahan dengan rumus ; D lalu dicatat hasilnya.
2
d. Kedalaman air
dalam perairan sampai menyentuh dasar, lalu dilihat batas air permukaan
dari dasar perairan pada tongkat skala kemudian dicatat nilai yang
didapat.
e. Warna air
yang diamati.
36
a. pH
b. DO
botol DO. Setelah terjadi endapan coklat, dibuang bagina air yang bening
dikocok agar endapan coklat larut. Lalu ditambah 3-4 tetes amilum yang
yang tumpah. 8 adalah Mr dan H2O. dan 1000 adalah konvensi dari Ml ke
c. CO2
bertujuan sebagai indikator warna pink dan membentuk warna pink serta
dihomogenkan dan jika air berubah warna pink maka air tersebut tidak
terdapat CO2. jika sudah ditambahkan indikator PP, air tidak berubayh
d. Alkalinitas
indikator 2 tetes sampai berubah warna jika pH < 8.3 lalu ditambah
80° (diatas hot plate dan diangkat apabila sudah mencapai suhu 70° - 80°
ditambahkan 1 Ml No. oxalate 0.01 N suhu 60° - 70° (lalu dititasi dengan
Dicatat hasilnya
39
f. Orthofasfat
cuvet yang berisi aquadest dan ditutup juga ditekan tombol zero agar
angka pada layar kembali 0.0 setelah itu dibuang aquadest dan
hasilnya.
g. Nitrat nitrogen
dalam beaker glass dipanaskan sampai timbul kerak pada dasar beaker
glass dengan menggunakan hot plate. Lalu didinginkan dan ditetes 0.2 ml
ditekan zero sampai 0.0 pada layar. Lalu diisi dengan larutan nitrat
h. BOD
pertama adalah disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan lalu
disiapkan air sampel dalam botol DO gelap dan terang. Kemudian diukur
O2 terlarut pada botol terang dan dicatat sebagai DO 2 dan botol DO gelap
tetes sebagai indikator warna ungu. Dan dititrasi dengan larutan Na-
i. Amnonia
pertama adalah disiapkan alat dan bahan langkah selanjutnya dukur air
diisi dengan larutan amonia dan kemudian dienter maka didapat hasilnya.
j. Turbiditas
ditentukan apa yang akan dicari kemudian ditekan angka yng akan
aquadest dibuang dan di ganti dengan air sampel yang akan di uji
4 PEMBAHASAN
Panom Kelompok
eter
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Fisika
Suhu 370C 290c 300C 300C 290C 290C 310C 300C 290C 310C
Kecepa 0,024 0,02 0,02 0,025 0,0085 0,00278 0,000 0,097 0,0085 0,03
tan arus m/s m/s m/s m/s m/s m/s 625 m/s m/s m/s
m/s
Warna Kehija Coklat Coklat Hijau Hijau Hijau Coklat Hijau Hijau kehija
peraira uan kehija kehija kekunin kekunin kecokla uan
n uan uan gan gan tan
Substra Liat Liat Paris Liat Pasir Liat Lump Lumpur Lempu Lumpu
t bepasi berpas berbat berpa berlemp berbatu ur berbatu ng ra
r ir u sir ung berpasi berbat
r u
Panometer Kelompok
43
Kimia 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
pH 8 8 7 8 7 7,5 8 8 8 8
DO (Mg/l) 9,27 8,69 29,67 16.423 12,586 13,65 13,3 14,308 20,89 10,975
Karbohidrat Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
(CO2) ada ada ada ada ada ada ada ada ada ada
CO2 CO2
bebas bebas
TOM 2,7176 0,5056 1,453 2,53 2,528 2,022 2,528 0,2528 1,45
Orthofosfat 0,021 0,14 0,028 0,002 0,003 0,025 0,002 0,001 0,014 0,001
Nitrat nitrogen 0,01 0,01 0,02 0,02 0,02 0,03 0,01 0,02 0,010 0,01
BOD 4,51 2,1 21,3 3,659 4,68 9,035 7,72 9,43 9,1 3,686
Turbiditas 8 8 9 31 8 4 11 49 7 5
(mg/l)
Amonia (mg/l) 0,32 0,26 0,22 51,6 0,11 0,78 0,24 0,015 0,14 0,28
Perhitungan
Parameter Fisika
a. Kecerahan
Diketahui : D1 = 52
D2 = 64
Ditanya : Kecerahan perairan ?
Jawaban :
D1 D2 52 62 116
Kecerahan 58cm
2 2 2
b. Kecepatan Arus
Diketahi : Panjang tali (s)= 2 cm
Waktu (t) = 82 detik
Ditanya : Kecepatan Arus?
44
Jawaban :
s 2
V 0,024m / s
t 82
Parameter Kimia
a. DO
Diktahui : V awal = 15,3
V akhir = 1,3
V titrasi = 15,3-1,3 = 14,3
Ditanya : DO?
Jawaban :
Vtitran Ntitran 1000 8
DO
VbotolDO 4
14 0,025 1000 8
306 4
2800
302
9,27 mg / l
b. Alkalinitas
Diketahui : V HCl = 6,4 – 4,4 = 2 ml
3
V MO = 0,14
22
Ditanya : Alkalinitas?
Jawaban:
Alkalinitas
VHCl pp MO NHCl 100 1000
mlsampel 2
2 0 0,14 0,02 100 1000
50 2
42,8
c. TOM
45
TOM mg / l
x y 3,16 0,01 1000
50
4,3 3,16
50
2,7176mg / l
d. BOD
BOD ppm DO1 DO2
9,27 7,76
4,51
suhu dilakukan pada siang hari yang akan menyebabkan suhu perairan
menjadi tinggi.
b) Kecepatan Arus
hasil 0,024 m/s. Menurut Hutabarat dan Steward (2008), arus merupakan
gerakan air sangat luas terjadi pada seluruh lautan di seluruh dunia. Arus-
c) Kecerahan
adalah 58 cm. Menurut Akimi dan Subroto, (2002), kecerahan air berkisar
antara 40-85 cm, tidak melanjutkan perbedaan yang besar. Kecerahan air
58 cm.
d) Kedalaman Air
e) Warna Perairan
48
f) Subtrat
Jenis subtrat yang ditemukan pada kawasan inlet adalah jenis subtrat
perairan tipe subtrat berbeda-beda seperti pasir, lumpur, dan tanah liat.
kisaran asam dan kisaran alkalin adalah ph 7-14. Air permukaan biasanya
suhu, serta buangan industry dan rumah tangga. Berdasarkan data yang
06-9,0.
b) DO (Dissolved Oxygen)
oksigen atmosfer dalam air tawar atau segar berkisar antara 14,6 mg/l pada
temperature 0oC hingga 7,1 mg/l pada temperature 350C pada tekanan
atmosfer.
50
c) Karbon dioksida
faktor cuaca seperti kecepatan angin, curah hujan, salinitas dan ph juga
(Bakker.et.al (1996) dalam Sufatho dan Bayu, 2010). Berdasarkan data yang
d) Alkalinitas
mg/l . Konsentrasi total akan berubah karena adanya konsentrasi ion Na + dan
ion Cl- dan lainnya. (Eris et.al, 2002). Serta yang mempengaruhi alkalinitas
Bladrowe.al, 2002 dalam Sunarto dan Bayu, 2010). Berdasarkan data yang
e) TOM
51
dalam air yaitu (1) berasal dari daratan (2) proses pembentukan organism
yang telah mati (3) perubahan metabolik-metabolik elektro seluler oleh algae
f) Orthoposphat
mg/l. Nitrat (NO3) adalah bentuk utama nitrogen di perairan alami dan
sangat mudah larut dalam air dan bersifat stabil. Senyawa ini dihasilkan
yang merupakan proses oksidasi ammonia menjadi nirit dan nitrat adalah
h) BOD
suatu ukuran jumlah oksigen yang digunakan oleh populasi mikroba yang
organik yang dapat diurai. (Ways, 1996). Berdasarkan data hasil yang
alkalinitas dapat mencapai “ nol “. Semakin tinggi nilai pH, semakin tinggi
semakin tinggi. Akan tetapi tingginya padatan terlarut tidak selalu diikuti
tinggi, tapi tidak berarti memiliki kekeruhan yang tinggi ( Effendi, 2003 ).
hujan sangat sedikit dimana volume aliran air di sungai menjadi rendah.
2001 ),
hujan. Air hujan bersifat asam dengan pH 5,6 didalam perairan berbentuk
Suhu air yang optimal untuk selera makan ikan adalah 25 0C-270C
dipandang sebagai air yang cukup baik untuk kehidupan ikan kadar
55
amoniak yang baik untuk kehidupan ikan dan organisme perairan lainnya
kehidupan air tambak. Dalam keadaan normal pH air terletak antara 7-10
karena air laut merupakan buffer yang baik. namun pada keadaan
berkisar antara 28-320. jika suhu terlalu tinggi udang akan mengalami
kram (kejang). Jika suhu dibawah 200C udang bersifat pasif (diam) dan
besar.
sistem budidaya. Tetapi yang pasti ammonia adalah faktor penting dalam
5 PENUTUP
56
5.1 Kesimpulan
Pada praktikum Limnologi didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
Suhu 310C pH 7
Kecerahan 58 cm CO2 -
BOD 4,51
Turbiditas 8
Amonia 0,32
5.2 Saran
Pada praktikum limnologi saat berada di laboratorium diharapkan
dibagi menjadi shift per shift, agar pada setiap materi tidak terlalu banyak
DAFTAR PUSTAKA
58
Andayani, Sri. 2005. Manajemen Kualitas Air untuk Budidaya Perairan fakultas
Perikanan Universitas Brawijaya, Malang.
Ghufron, dan Kordi. 2005. Budidaya Ikan laut di karamba. Rineka Cipta, Jakarta.
59
Hariyadi. 2004. BOD dan COD sebagai Parameter Pencemaran Air dan baku
Mutu Air Limbah. Diambil dari www.rudget.com pada 28 November 2010.
Irianto. 2005. Patologi Ikan Telestoi. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Kordi, M.G.; dan Andi T. 2002. Pengelolaan Kualitas Air dalam Budidaya
Perairan. Rineka Cipta, Jakarta.
Pamuji, dan Anthonacas. 2010. Ketika Kelimutu Berubah Warna. Diambil dari
www.lipi.go.id pada 28 November 2010.
Ponawala, et.al. 2010. Bahan Organik dalam Organik dalam Perairan. Diambil
dari www.punawala.wordpress.com pada 20 November 2010.
Roonawale, et. al. Studi Kualitas air. Diambil dari www.e-journal. blogspot.com
pada 22 November 2010.
Sahri, et. al. 2000. Keragaman makrobentos pada Berbagai Substrat Buatan di
Sungai Cilagak Cilacap. Diambil dari www.scribde.com pada 28
November 2010.
Suratno dan Bayu. 2010. Distribusi Temporal Karbon Organik di Perairan Gugus
Pulau Pari. Diambil dari www.limnologi.lipi.go.id pada 28 November 2010.
Yudha. 2005. Aplikasi Sistem Sirkulasi terhadap Peng elolaan Kualitas Air
Tambak. Diambil dari www.lipi.go.id pada 28 November 2010.
61