Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
tepat guna menarik serta mendekatkan diri kepada konsumen agar timbul suatu
hubungan emosional yang kuat sehingga tercapai tujuan perusahaan secara jangpa
panjang.
perlu difikirkan karena produsen bisa langsung berbicara dan bertatap muka
dengan konsumen secara langsung walaupun strategi multi level marketing dalam
konvensional karena tidak melibatkan distributor atau agen tunggal dan grosir
konsumen.
produk tidak dapat dibeli umum di tempat – tempat seperti toko, pasar swalayan,
1
departemen store dan lain – lain, tetapi hanya diperoleh melalui distribusi
langsung.
distributor, yang bekerja tidak hanya mendistribusikan produk utama saja, namun
juga mempromosikan.
marketing bisa mendekatkan diri kepada konsumen lebih intens, dalam hal ini
perusahaan harus memberikan nilai yang maksimal kepada pelanggan dan apabila
terutama setelah melakukan pembelian dan dievaluasi ternyata nilai yang diterima
lebih kecil dari pengorbanan maka pelanggan dalam hal ini pelanggan tidak
bidang kosmetika yang berasal dari Swedia. Perusahaan Oriflame sendiri telah
produk
diantaranya :
2
1. Berbelanja On-line melalui internet dengan cara membuka situs
3
juga tidak sedikit sehingga pulsa bisa cepat habis dan seringkali
adalah para pelanggan (member) harus antri seperti rel kereta dan
ini para mmber Oriflame rugi secara waktu, tenaga dan uang.
tingkat loyalitas kepada perusahan tersebut dikala tidak sedikit kekecewaan yang
dilapangan atau apakah hal itu hanya dirasakan oleh sebagian kecil orang saja, hal
value, kepuasan terhadap loyalitas member Oriflame pada Pt. Orindo Alam Ayu
cabang Surabaya
B. Rumusan Masalah
4
1. Apakah Post-purchase Perceived Value ( persepsi nilai pasca pembelian )
C. Tujuan
D. Manfaat
2. Manfaat Praktis
a. Bagi penulis
5
Melatih pola berpikir Ilmiah dalam menghadapi suatu fenomena yang
penulisan Skripsi atau tugas lainnya yang berkaitan dengan topik yang
1) Asumsi
2) Batasan Masalah
perpanjangan keanggotaan.
6
c. Pernah melakukan transaksi Order mininimal 2 kali dalam 1 bulan
transaksi
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
1. Strategi Pemasaran
tujuannya.
terdiri atas lima elemen yang saling berkait. Kelima elemen tersebut
adalah :
8
1. Persepsi terhadap fungsi produk dan pengelompokan
melakukan pembelian.
pelanggan.
relation.
9
sistem distribusi, komunikasi pemasaran,penetapan harga, perencanaan
dari strategi pemasaran ini perlu dipahami dan dijadikan dasar dalam
pelanggan dan menarik pelanggan secara langsung dan efisien dapat loyal
2. Pemasaran Langsung
tanggapan segera.
10
Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa pemasaran
tanggapan segera.
lain.
sebagai berikut:
11
c. Saluran pemasaran langsung
12
f) Pemasaran online adalah pemasaran yang dilakukan melalui
3. Multilevel Marketing
barang atau jasanya lewat suatu jaringan orang – orang bisnis yang
independen.
Gambar 2.1
Perbedaan antara model penjualan konvensional dengan Mlm model
penjualan langsung
PRODUSEN PRODUSEN
13
DISTRIBUTOR DISTRIBUTOR
INDEPENDEN
GROSIR
KONSUMEN
PENGECER
KONSUMEN
Dengan kata lain, MLM sebuah metode pemasaran barang dan atau
lebih dari satu tingkat dimana mitra usaha mendapatkan komisi penjualan
dan bonus penjualan dari hasil penjualan barang dan atau jasa yang
14
produk, terdapat sistem pelatihan, serta adanya komisi atau bonus untuk
jenjangnya.
dari hasil penjualan mereka sendiri maupun dari hasil penjualan anggota
kekurangan.
1. Kompensasi
paling menarik. Sangat berbeda dengan sistem gaji bagi pegawai yang
paling bersifat linier dan naik secara berkala, penghasilan dan bisnis
lainnya.
2. Modal
usaha dengan alasan tidak punya modal. Nah, memulai bisnis MLM
15
uang yang relatif kecil untuk mulai ikut bergabung di dalamnya.
Karena modal utama bukanlah uang, tapi jaringan yang dimiliki oleh
para distributornya.
2. Waktu
3. Pemasaran
4. Kelompok
untuk meraih sukses secara bersama – sama. Ada banyak orang dalam
bisnis ini yang siap menolong setiap yang bergabung dalam organisasi
5. Bisnis
16
Bisnis ini seperti membeli waralaba pribadi. Ketika kita
system) ini secara terintegrasi menjadi bagian dari bisnis ini secara
6. Pendidikan
mereka.
1. Kejenuhan pasar
17
timbulnya persaingan yang kurang sehat, atau beberapa distributor
2. Keorganisasian
banyak orang pada level bawah adalah salah satu bentuk piramida. Hal
ini sangat wajar. Tidak mungkin semua orang ada pada level puncak.
Setiap kapal hanya punya satu nahkoda. Begitu juga bisnis MLM.
3. Penyampaian materialisme
mobil mewah, rumah mewah, jet pribadi, liburan ke Eropa atau kapal
18
lebih baik jika ditonjolkan adalah kualitas produk, pelayanan, atau
4. Hubungan
dari siapapun yang bergabung dalam bisnis ini, sehingga ketika terjadi
(Kuswara, 2005)
menganut sistem ini berusaha memperpendek jalur yang ada pada sistem
dinikmati oleh konsumen dan tentunya dengan harga yang jauh lebih
murah.
barang (produk atau jasa tertentu) yang memberi kesempatan kepada para
19
konsumen untuk turut terlibat secara aktif sebagai penjual dan
Oriflame bisa berbelanja langsung ke kantor cabang terdekat atau bisa via
telepon atau online yang nomer serta alamat web site nya tertera pada COF
4. NILAI PELANGGAN
Kualitas harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada perpepsi
menjadi suatu makna. Meskipun demikian, makna proses persepsi tersebut juga
20
nilai dan pelanggan akan bertindak berdasarkan hal ini. Kenyataan apakah
suatu penawaran memenuhi harapan akan nilai pelanggan mempengaruhi
kepuasan mereka.
Philip Kotler (1997) berpendapat bahwa para pembeli akan membeli
barang atau jasa dari perusahaan yang mereka anggap menawarkan customer
deliver value yang tinggi. Padahal, customer delivered value (nilai yang
diterima pelanggan adalah selisih antara total customer value (jumlah nilai bagi
pelanggan) dan total customer cost (total biaya yang dikeluarkan pelanggan).
Total customer value merupakan kumpulan nilai yang diperoleh pelanggan
dalam kaitannya dengan penggunaan suatu produk atau jasa. Sementara itu,
total merupakan kumpulan pengorbanan yang diperkirakan pelanggan akan
terjadi dalam mengevaluasi, memperoleh dan menggunakan produk atau jasa
tersebut.
Product Value
Service Value
Total customer
value
Personal Value
Customer
Image value
delivered value
Monetary cost
Time cost
Psychic cost
21
Gambar 2.2 Determinants of Customer Delivered Value
merupakan jumlah nilai bagi pelanggan (total customer value). Sementara itu,
moneter, waktu, tenaga, dan pikiran, dimana jumlah biaya / pengorbanan yang
tersebut. Yang dimaksud customer value adalah nilai-nilai yang diterima oleh
pelanggan yang dilihat dari semua aspek nilai-nilai organisasi yang melekat
dalam produk dan atau jasa yang diberikan kepada pelanggan. Pemahaman ini
didasarkan juga pada pengertian yang disebutkan oleh Philip Kotler (1998)
yang menyatakan bahwa total customer value in the bundle of benefit customer
sebagai berikut :
22
a. Product value, pelanggan memperoleh produk yang berkualitas
perbedaan antara nilai total pelanggan (total customer value, TCV) dengan total
biaya pelanggan (total customer cost, TCC). Total nilai pelanggan adalah
sejumlah manfaat yang diharap pelanggan dari barang / jasa yang dibeli.
Sementara itu, total biaya pelanggan adalah sejumlah biaya yang harus
konsumen tidak hanya mengeluarkan biaya berupa uang harga produk / jasa
pikiran, transport, dan lain-lain. Demikian juga pada saat konsumen menerima
cost (TCC) merupakan customer delivered value (CDV). Apabila TVC lebih
besar dari pada TCC, pelanggan merasa diuntungkan atau puas. Sebaliknya
23
apabila TTC lebih besar dari pada TCV, pelanggan merasa dirugikan atau tidak
puas.
disebut CDV. Jika CDV positif, berarti pelanggan diuntungkan / puas dan
sebaliknya bila CDV negatif maka pelanggan merasa dirugikan / kurang puas.
aktivitasnya dan bekerja lebih efisien dari pada pesaing. Melalui analisis rantai
setiap rantai kegiatannya, baik itu kegiatan utama (primary activities) seperti
dan Katleen Giel (1995) yang mendefinisikan nilai pelanggan terdiri atas
mendukung tingkat harga. Akan tetapi, kualitas produk dan pelayanan tidak
hanya dapat dinilai dengan ukuran baik dan buruk. Image perusahaan
24
mempengaruhi nilai pelanggan karena image perusahaan sangat berkaitan erat
Philip Kotler)
Kotler)
D. Value of price
E. Emotional value
F. Social value
25
a) Pembagian interior mendukung kenyamana dan privacy
transportasi
didalamnya
dibidangnya.
ini
4) Value of price
keputusan.
26
5) Emotional value
kepuasan pelanggan
f) Memilih merek ini lebih baik dari yang saya rasakan dari merek
lain
6) Social value
b) Merek yang saya pilih dipakai oleh orang banyak yang saya tahu
c) Membeli di toko ini lebih baik dari yang saya rasakan dari toko
yang lain.
expectation”.
(Kotler, 2000).
27
Menurut Richard F. Gerson (1993), kepuasan pelanggan bahwa
akan merasa puas kalau harapan mereka terpengaruh dan merasa amat
28
cenderung tetap loyal lebih lama, membeli lebih banyak, kurang peka
Pelayananyangdirasakan
kepuasan pelanggan = pelayananyangdiharapkan
suatu tingkat harapan sebagai acuan yang telah mereka ciptakan telah
UjukKerja
Kepuasan Pelanggan = Harapan
pelanggan)
29
7. Outside sales person support (dukungan bagian pemasaran)
8. Recommendation (rekomendasi)
pelanggan dari sector amnufaktur maupun jasa pada intinya sama yaitu
apabila harapan bias terpenuhi atau sesuai dengan kenyataan atau lebih dari
yang seseorang yang harapkan sebelumnya baik itu terkait dengan pelayanan
atau produk yang dirasakan maka orang tersebut bias dikatakan mencapai
tingkat kepuasan.
yang akan saya lakukan berdasarkan jurnal Perceived relationship quality and
sama
Dibandingkan produk lain yng sejenis, saya lebih suka setuju yang swatu
6. Loyalitas Pelanggan
30
Uncles,et.al(2003) menyatakan bahwa loyalitas lebih menyangkut
karakteristik orang dan bukan suatu yang melekat atau intern pada merek.
a. Loyalitas merek
frekuensi pembelian relative suatu merek dalam situasi yang terhgantung pada
Dalah kaitan ini, mak jika seseorang konsumen merasa perusahaan atau
dengan tingkat emosi maka nilai pelanggan yang diberikan perusahaan sesuai
31
pembelian ulang, perekomendasian, serta proporsi pembelanjaan ulang
meningkat.
dilihat
Gambar 2.3
Kuat Lemah
K
U LOYALTY LATEN
S A LOYALTY
I T
K
L
A
E
P
M SPURIOUS NO
A LOYALTY LOYALTY
H
Sumber : Dick dan basu ( 1994) dalam Fandy Tjiptono, Pemasaran jasa, Edisi
pertama , Malang , 2005, hal 393
Keterangan
1) No loyalty
Pelanggan seperti ini jarang berbelanja ke tempat yang sama untuk yang ke
2) Inertia Loyalty
32
Pelanggan jenis ini membeli sesuatu karena factor kebiasaan. Biasanya,
fanatic ini, pelanggan tidak mau pindah membeli di tempat lain. Syarat
3) Latent Loyalty
tidak sama sekali. Sebagai ilustrasi, terdapat pasangan suami istri, dimana
menu Amerika.
4) Premium loyalty
mereferensikan kepada teman dan keluarga. Pelanggan seperti ini merupakan alat
b. Loyalitas Toko
33
attitutude”. Jadi, pelanggan berbelanja di toko tertentu lebih sering daripada
toko-toko lain untuk tipe produk tertentu dan memiliki sikap yang lebih positif
merupakan asset penting bagi perusahaan, hal ini dapat dilihat dari
karakteristik sbb:
b. Membeli di luar lini produk atau jasa ( Purchase across product and
service lines)
34
3. mengajukan rekan dan anggota keluarga yang lain untuk melakukan
tahap. Setiap tahap memerlukan perhatian khusus yang harus dicermati oleh
Tahap 1: Suspect
Setiap orang yang mungkin membeli produk atau jasa yang ditawarkan.
Tahap 2: Prospect
35
Seseorang yang sudah menegetahui perusahaan yang menjual produk,
Seseorang yang kali pertama mnembeli dan juga masih membeli dari
Pelanggan yang sudah mulai berbelanja dua kali atau lebih, baik untuk
produk yang sama maupun lini produk yang lain. Untuk itu bentuk iklan
Tahap 6: Client
karena hubungan antara keduanya sudah sangat erat. Kiat menjual harus
Tahap 7: Advocate
36
Pelanggan yang melakukan pembelian secara teratur semua produk yang
Standard dalam mengukur loyalitas terkait dengan penelitian yang akan saya
2006:
Surabaya lewat media manapun yang disediakan. Dalam hal ini peneliti
pembelian.
37
7. HUBUNGAN POST-PURCHASE PERCEIVED VALUE,
setia pada perusahhan agar dapat bertahan di pasar, karena konsumen tersebut
ditujukan oleh :
Gambar 2.4
Pembelian Ulang
Perekomendasian
LOYALITAS
PeningkatanProporsiPembelian
KETAHANAN
KEPUASAN
NILAI
38
Sumber : Barret ( dikutip dalam Hurriyati, 2005 : 126)
pada teman, rekan kerja atau bahkan anggota keluarga. Sehingga aktivitas
mendatangkan profit.
39
loyalitas merasakan adanya ikatan emosional dengan perusahaan , ikatan
terdapat terdapat pengaruh antara nilai, loyalitas, dan profit, semakin tinggi
nilai yang dirasakan maka semakin tinggi pula loyalitas dan profit yang
diperoleh pelanggan.
Gambar 2.5
Hubungan Nilai,Loyalitas,Profit
value
L
O
Y
A
L
T
Y
Profit
Sumber : Diadaptasi dari Scott Robin et al (2001) oleh ratih Hurriyati, Bauran
40
pendapat beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai yang
( perceived vakue). Dalam Philip kotler( 1997) ada 4 benefit yang dirasahan
menurut Earl Naumann dan Katleen Giel (1995) yang mendefinisikan nilai
Moliner dkk, 2006 terdapat 6 elemen benefit yang dirasakan pelanggan pasca
pembelian yaitu product, service, personel, price, emotional, dan social value
( nilai yang dirasakan pelanggan pasca pembelian ), dalam hal ini peneliti
ingin mengambil pendapat dari Scott Robin et al (2001) oleh ratih Hurriyati,
Bauran pemasaran dan Loyalitas konsumen,, bandung, 2005, hal 126. yaitu
diterima).
41
pelanggan dengan pelayanan kerja provider’s dari hubungan yang
C. PENELITIAN TERDAHULU
42
dan orang pelanggan pernah
lain H3: Kepuasan membeli
dengan pelanggan dan
nilai yang dengan supplier mengko
diterima secara langsung nsumsi
dari dan furniture
membeli berpengaruh ,tiles,sep
positif pada atu dan
kepercayaan travel
konsumen agency
H4: Perceived
value dari
membeli
berpengarih
positif pada
kepuasan
pelanggan
dengan supplier
H5:Perceived
value dari
membeli secara
langsung dan
berpengaruh
positif terhadap
komitmen
konsumen
kepada supplier
H6: Perceived
value dari
membeli secara
langsung dan
berpengaruh
positif terhadap
komitmen
konsumen
kepada supplier
43
nilai dasar kepuasan sample
orientasi pelanggan 8-11
praktek H2: kepuasan toko jasa
pasar, pelanggan yang
pucuk dengan respond
pimpinan pelayanan kerja ennya
dari atas provider’s dari mahasis
sampai hubungan yang wa
bawah berorientasi dengan
pasar untuk menggu
perceived value nakan 7
adalah skala
signifikan dan likert
berpengaruh
positif
H3: Pelayanan
kerja pegawai
dalam praktek
yang
berorientasi
pasar adalah
signifikan dan
berpengaruh
positif terhadap
loyalitas toko
44
layanan kepuasan
dan harga konsumen
terhadap H5: Kualitas
kepuasan pelayanan yang
pelanggan diterima secara
dan langsung
perilaku berpengaruh
loyal positif terhadap
kepuasan dan
loyalitas
H6: kulitas
produk yang
diterima secara
langsung
berpengaruh
positif terhadap
kepuasan dan
loyalitas
H7: Harga yang
diterima secara
langsung
berpengaruh
positif terhadap
kepuasan
onsumen dan
loyalitas
konsumen.
45
D. KERANGKA BERPIKIR
Fenomena : member dalam melakukan transaksi order produk Oriflame baik secara
online maupun offline merasa dikecewakan mulai dari ketidak pastian pesanan,
lamanya menunggu antrian , personel staff yang kurang ramah dan lain-lain
sehingga memunculkan sejumlah pertanyaan tentang value apa yang diberikan
perusahaan kepada member Oriflame sehingga masih setia mengkonsumsi produk
Oriflame dan tetap melakukan transaksi order di kantor cabang PT. Orindo Alam
Ayu cabang Surabaya.
Loyalitas
pelanggan
(secara simultan)
46
E. HIPOTESIS
terhadap loyalitas member Oriflame pada Pt. Orindo Alam Ayu cabang
Surabaya?
47
DAFTAR PUSTAKA
: CV Alvabeta
Lien-Ti Bei and Yu-ching Chao. 2001. An integrated model for the effects of
48
Tandjung, J Widajaja. 2004. Pendekatan pada nilai-nilai pelanggan.
49