Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Oleh
i
SARI
Heri Setiawan, 2005. Hubungan Antara Kekuatan Otot Perut, Daya Ledak Otot
Lengan Bahu dan Kekuatan Otot Peras dengan Hasil Pukulan Smash Pada Pemain
Pemula Putera PB. Prestasi Weleri. Skripsi.
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Telah disetujui untuk diajukan ke panitia penguji Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Semarang
Menyetujui :
Mengetahui :
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Panitia Ujian
Ketua, Sekretaris,
1. Drs. Tohar, M. Pd
NIP. 130340642
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
Sesungguhnya Allah SWT., tidak akan melihat pada tubuh dan rupamu,
PERSEMBAHAN :
4. Almamaterku UNNES
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan
rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyusun
skripsi dalam rangka menyelesaikan studi Strata - 1 di FIK UNNES.
Pada Kesempatan ini, tak lupa penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada
yang terhormat :
1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk melanjutkan studi.
2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan UNNES, yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk melanjutkan studi.
3. Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga yang telah memberikan
dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan studi di Fakultas Ilmu
Keolahragaan UNNES.
4. Drs. M. Nasution, M. Kes. dan Drs. Joko Hartono, M. Pd. selaku pembimbing
yang banyak memberikan bimbingan sehingga penulisan ini berjalan lancar.
5. Ketua PB. Prestasi Weleri, yang telah memberikan ijin dan kemudahan kepada
penulis untuk mengambil data penelitian.
6. Bapak dan Ibu Dosen FIK UNNES jurusan Kepelatihan Olahraga yang telah
banyak memberikan ilmunya kepada penulis selama menempuh studi.
7. Seluruh pemain PB. Prestasi Weleri, dengan segala kesadarannya mau menjadi
sampel penelitian.
8. Teman-teman Jurusan Kepelatihan Olahraga FIK UNNES, dan semua pihak
yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Harapan penulis semoga amal baik Bapak, Ibu dan Saudara berikan kepada
penulis mendapat ridlo dari Allah SWT dengan kebaikan yang berlebih. Amin.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
vii
3.3. Variabel Penelitian ................……………………………..... 32
3.4. Metode dan Desain Penelitian ...…..…………....................... 33
3.5. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 35
3.6. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................ 36
3.7. Teknik Analisis Data .............................................................. 37
BAB IV. KEMAMPUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ….. 40
4.1. Hasil Penelitian …………………………………………….. 40
4.1.1. Diskripsi Data …………………………………..……. 40
4.1.2. Analisis Data…………………………………….……. 41
4.2. Uji Hipotesis ....……………………………………………. 44
4.3. Pembahasan ……..………………………………………..... 47
4.4. Keterbatasan Penelitian ......................................................... 50
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN ………………………………… 52
5.1. Simpulan ……………………………………………….…. 52
5.2. Saran............……………………………………………….. 52
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… 54
LAMPIRAN-LAMPIRAN ……………………………………………… 55
viii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Anava ..................................................................................................... 43
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
x
LAMPIRAN – LAMPIRAN
Lampiran Halaman
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
penunjangnya.
dapat mencairkan dua hubungan negara yang berseteru. Untuk itu, PBSI
telah mendapat tugas dari Ketua Umum KONI Pusat Sri Sultan
ke Kuala Lumpur. Peristiwa itu terjadi tahun 1967 saat konfrontasi sudah
cair, tetapi luka-luka yang tersisa masih terasa.(Eko Djatmiko dkk, 2004:
68).
Penguasaan teknik dasar ataupun teknik pukulan bulu tangkis secara baik
merupakan awal dari pola permainan yang baik pula. Tentu hal itu harus
pemain meliputi (1) cara mememegang raket yang terdiri atas pegangan
kaki atau foot work, (4) pemusatan pikiran atau konsentrasi (Tohar, 1992:
3
34-40). Adapun teknik pukulan menurut Tohar (1992: 40-67) terdiri atas
(1) pukulan service, (2) pukulan lob, (3) pukulan drive, (4) pukulan
kecepatan yang dapat berguna agar bisa menjangkau shuttle cock dari
setiap sudut lapangan dan akan kembali pada sikap yang siap dalam waktu
yang singkat.
prestasi yang optimal, perlu memiliki empat hal yang meliputi (1)
menurut Sajoto meliputi (1) aspek biologis yang terdiri atas potensi atau
kemampuan dasar tubuh, fungsi organ tubuh, struktur dan postur tubuh,
kepribadian, koordinasi kerja otot dan saraf, (3) aspek lingkungan, (4)
otot lengan bahu, dan kekuatan otot perut terhadap hasil pukulan smash
sebagai berikut.
serupa.
1.2. Permasalahan
sebagai berikut.
Apakah ada hubungan antara kekuatan otot peras dan hasil pukulan
smash.
Apakah ada hubungan antara daya ledak otot lengan bahu dan hasil
pukulan smash.
1.2.3. Apakah ada hubungan antara kekuatan otot peras dan hasil pukulan
smash.
1.2.4. Apakah ada hubungan antara kekuatan otot peras, daya ledak otot
lengan bahu, kekuatan otot perut, dan hasil pukulan smash pada
dalam skripsi ini maka dalam penelitian ini perlu diadakan penegasan
1.3.1. Hubungan.
lapangan lawan.
bulu tangkis putra yang pada tahun 2005 berusia 11-14 tahun.
8
1.4.1. Untuk mengetahui hubungan antara kekuatan otot perut dan hasil
pukulan smash.
1.4.2. Untuk mengetahui hubungan antara daya ledak otot lengan bahu
1.4.3. Untuk mengetahui hubungan antara kekuatan otot peras dan hasil
pukulan smash.
1.4.4. Untuk mengetahui hubungan antara kekuatan otot perut, daya ledak
otot lengan bahu serta kekuatan otot peras dan hasil pukulan smash
menempuh studinya.
BAB II
sewaktu bekerja.
b. Daya tahan (endurance) dalam hal ini dikenal dua macam. Pertama
9
10
otot dengan intensitas dalam waktu yang cukup lama. Kedua adalah
sesingkat-singkatnya.
aktifitas dengan penguluran tubuh yang luas. Hal ini akan sangat
tubuh.
area tertentu.
jarak atau mungkin suatu objek langsung yang harus dikenai dengan
peras, daya ledak otot lengan bahu, dan kekuatan otot perut merupakan
prestasi yang maksimal dapat dijadikan hal yang penting, maka perlu
(2) kenaikan beban latihan yang teratur, (3) prinsip individualis atau
perorangan atlet, (4) pinsip interval, (5) prinsip stressing atau penekanan
atlet tidak akan mungkin memukul shuttle cock dengan efisien ataupun
mengontrol lawannya bila tidak dapat dengan mudah berada pada posisi
a. Pukulan Service
Dapat juga dikatakan bahwa servis merupakan modal awal untuk bisa
service yaitu servis pendek, servis tinggi, dan flick servis atau servis
berlangsungnya permainan.
mereka bergerak lebih cepat dari yang mereka inginkan, akan membuat
mereka kekurangan waktu dan membuat lebih cepat lelah (Tony Grice,
1996 :57).
kombinasi pukulan ini dengan clear atau membuat lawan sibuk dan
1996 : 71)
d. Pukulan Drive
e. Pukulan Smash.
saat akan impact. Pada pukulan lob shuttle cock diarahkan ke atas,
cambukan pergelangan tanga (Tohar 1992: 69). Hal yang penting bagi
smash hanya dapat dilakukan dari posisi overhead bola dipukul dengan
antara daun raket dengan datangnya shutle cock sehingga pukulan itu
cock yang jauh dari posisi lawan memang merupakan titik sasaran yang
pemainan.
Gambar 1
men and women. London: The CV. Mosby Company (hal. 39).
dipotong atau diiris dengan kecepatan jalannya shuttle cock agak kurang
cepat tetapi daya lncur shuttle cock tajam (Tohar, 1992: 60). Pendapat
cock semakin berkurang kecepatan shuttle cock itu. Oleh sebab itu,
17
pukulan smash yang biasa akan menghasilkan pukulan yang lebih lambat
Gambar 2.
menjaga agar tetap berdiri tegak serta tidak goyah untuk menerima
Gambar 3.
diharapkan (Tohar, 1992: 63). Pada jenis pukulan smash ini paling
lain. Gerakan pukulan ini tepat sekali untuk gerakan menipu lawan,
jamping, maka hasil pukulan akan lebih curam dan lebih mudah untuk
Gambar 4.
daun raket bagian depan yang disebut dengan pukulan forehand. Pada
Gambar 5
Semarang (hal.62).
21
mekanika gerak yang efektif dan efisien dengan didukung oleh kekuatan
otat bagian kaki kemudian bagian perut diteruskan bagian lengan dan
kecepatan yang ada serta penempatan shuttle cock yang akurat maka
raket, sikap badan harus tetap lentur, perkenaan raket dan shuttle cock
akhiri rangkaian gerakan pukul itu dengan gertak lanjut ayunan raket
mengatur impack perkenaan yang tepat saat shutltle cock berada diatas
22
kepala dan berakhir degan tetap dalam keadaan siap. Seperti yang
d. Pengembalian service-smash-block.
23
g. Smash menyilang.
berperan dalam penempatan shuttle cock pada pukulan smash. Cara otot
grip raket untuk memperkokoh pegangan yang kuat seorang atlet sudah
a. Ketul
- M. Palmaris longus.
- M. Supinator bravis.
e. Punggung tangan.
f. Telapak tangan.
- Tenar.
- Hipotenar.
g. Kedang.
Gambar 6
2.1.6. Hubungan Daya Ledak Otot Lengan Bahu dengan Hasil Pukulan
Smash
otot lengan bahu. Oleh karena itu, perlu koordinasi gerak yang baik dari
gerakan seperti pada pukulan lob secara cepat diubah menjadi pukulan
pula komponen gerakan yang harus dikoordinasikan. Dalam hal ini daya
atlet untuk menolak dengan kaki (harsono, 1988 : 200) oleh karena itu
pukulan-pukulan keras.
a. M. Deltoid (otot segi tiga), otot ini memebentuk lengkung bahu dan
lengan keluar.
e. M. Teres mayor (otot lengan bulat besar) otot ini berpangkal disiku
disiku sebelah luar tulang belikat dan menuju ke taju besar tulang
luar dan yang kedua di sebelah dalam. Otot itu ke bawah menuju
Untuk lebih jelasnya posisi otot-otot lengan bahu adalah sebagai berikut:
Gambar 7
dengan hanya mengandalkan pada kekuatan salah satu otot saja. Namun
tentu saja hal itu harus dilakukan dengan koordinasi gerakan yang tepat.
kandung otot yang terdapat disebelah kiri dan kanan linea itu.
berikut.
Gambar 8
2.2. Hipotesis
sebagai berikut.
31
1. Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot peras dan hasil
pukulan smash.
2. Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan bahu dan
3. Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot perut dan hasil
pukulan smash.
4. Ada hubungan antara kekuatan otot peras, daya ledak otot lengan
bahu, kekuatan otot perut dan hasil pukulan smash pada pemain
Data dari hasil tes dan pengukuran yaitu tes dan pengukuran kekuatan otot
perut, daya ledak otot lengan bahu dan kekuatan otot peras. Karena masing-
masing variabel penelitian memiliki satuan yang berbeda, maka untuk pengolahan
data terlebih dulu diubah menjadi skor T dengan jalan nilai hasil dikurangi rata-
Diskripsi data kekuatan otot perut, daya ledak otot lengan bahu, kekuatan
otot pras dan hasil pukulan smash berdasar hasil tes tersaji pada tabel berikut ini :
Tabel 2
Deskripsi Data Variabel Penelitian
atau data mentah hasil pengukuran variabel kekuatan otot perut dengan satuan
jumlah, memiliki rata-rata sebesar 50.03 centimeter; SD sebesar 9.97; dan varians
data sebesar 99,44. Daya ledak otot lengan bahu dengan satuan
47
48
varians data sebesar 97,38. Kekuatan otot peras memiliki rata-rata sebesar 49,99
centimeter; SD sebesar 9.99; dan varians data sebesar 99,80. Adapun hasil
pukulan smash rata-rata sebesar 50,11; SD sebesar 9.76; dan varians data sebesar
95,23.
data, uji homogenitas varians data, uji linieritas, dan uji keberartian model garis
otot perut, daya ledak otot lengan bahu, kekuatan otot peras dan hasil pukulan
pengukuran atau tes, hasilnya seperti tersaji pada tabel 3 di bawah ini sebagai
berikut :
Tabel 3
Rangkuman Uji Normalitas Distribusi Data dengan Kolmogorof-Smirnof Z
Variabel Kol-Smir Z Sig. Keterangan
Kekuatan otot perut 0,981 0,291 Normal
Daya ledak otot lengan bahu 0,733 0,656 Normal
Kekuatan otot peras 0,623 0,833 Normal
Hasil pukulan smash 0,961 0,314 Normal
Berdasar pada hasil analisis yang tercantum dalam tabel 3 terlihat bahwa
data masing-masing variabel yaitu variabel kekuatan otot perut, daya ledak otot
lengan bahu, kekuatan otot peras dan hasil pukulan smash, subyek penelitian
49
genitas varians data. Uji homogenitas varians data untuk menguji kesamaan
Tabel 4
Rangkuman Uji Homogenitas Varians Data Menggunakan Uji Chi
Kuadrat
Berdasar pada hasil analisis yang menggunakan Chi Kuadrat seperti yang
tercantum pada tabel 4 terlihat bahwa varians data variabel penelitian dalam
Uji kelinieran atau uji linieritas adalah uji untuk mengetahui apakah antara
prediktor (X1, X2 dan X3) memiliki hubungan yang linier atau tidak terhadap
kriterium. Uji dilakukan dengan teknik analisis varians. Kriteria uji dinyatakan
50
Sebaliknya jika hasil F hitung X1 , X2 dan X3 ≤ F tabel dinyatakan tidak linier. Hasil
Tabel 5
Rangkuman Uji Linieritas Variabel Data Penelitian Menggunakan Anava
yaitu kekuatan otot perut, daya ledak otot lengan bahu dan kekuatan otot peras
dinyatakan linier.
persamaan garis regresi yang diperoleh berarti (bermakna) atau tidak untuk
digunakan sebagai prediksi harga kriterium. Uji dilakukan dengan uji t. Kriteria
uji dinyatakan berarti, jika hasil t hitung X1, X2 dan X3 ≥ t tabel pada taraf signifikansi
5 %. Sebaliknya jika hasil t hitung X1 X2 dan X3 ≤ t tabel dinyatakan tidak linier. Hasil
analisis regresi untuk keberartian model garis regresi hasil perhitungan tersaji
Tabel 6
Rangkuman Hasil Uji Keberartian Model Garis Regresi Variabel Penelitian
Menggunakan uji t
Hasil uji keberartian model garis regresi antara X1 dengan Y diperoleh t hitung
prediktor penelitian yaitu variabel kekuatan otot perut, daya ledak otot lengan
bahu, dan kekuatan otot peras dinyatakan berarti dan dapat digunakan untuk
bulutangkis.
perut, daya ledak otot lengan bahu dan kekuatan otot peras terhadap hasil pukulan
program SPSS versi 11. Adapun hasil perhitungan analisis data tersaji pada tabel
7 berikut ini.
52
Tabel 7: Ringkasan Hasil Analisis Regresi antara Daya Ledak Otot Tungkai,
Kekuatan Otot Perut dan Panjang Tungkai dengan Hasil Menendang Bola
4.2.1 Uji hipotesis ke 1 yaitu Ada hubungan antara kekuatan otot perut dengan
0,05), sehingga hipotesis nihil yang mengatakan “Tidak ada hubungan yang
signifikan antara kekuatan otot perut terhadap hasil pukulan smash, ditolak”.
Berdasar pada hasil tersebut maka dapat dinyatakan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara kekuatan otot perut, daya ledak otot lengan bahu dan kekuatan
otot peras terhadap hasil pukulan smash pada pemain pemula PB.Prestasi Weleri
tahun 2004/2005.
4.2.2 Uji hipotesis ke 2 yaitu Ada hubungan antara daya ledak otot lengan bahu
mengatakan “Tidak ada hubungan yang signifikan antara daya ledak otot
lengan bahu dengan hasil pukulan smash, ditolak”. Berdasar pada hasil
antara daya ledak otot lengan bahu dengan hasil pukulan smash pada
4.2.3 Uji hipotesis ke 3 yaitu Ada hubungan antara kekuatan otot peras dengan
“Tidak ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot peras dengan
hasil pukulan smash, ditolak”. Berdasar pada hasil tersebut maka dapat
peras dengan hasil pukulan smash pada pemain pemula PB.Prestasi Weleri
tahun 2004/2005.
4.2.4 Uji hipotesis ke 4 yaitu Ada hubungan antara kekuatan otot perut, daya
ledak otot lengan bahu dan kekuatan otot peras dengan hasil pukulan
smash.
0,05), sehingga hipotesis nihil yang mengatakan “Tidak ada hubungan yang
signifikan antara kekuatan otot perut, daya ledak otot lengan bahu dan kekuatan
otot peras dengan hasil pukulan smash, ditolak”. Berdasar pada hasil tersebut
maka dapat dinyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot
perut, daya ledak otot lengan bahu dan kekuatan otot peras dengan hasil pukulan
4.3 Pembahasan
Merujuk pada hasil perhitungan dan analisis data penelitian, terlihat ada
hubungan yang berarti antara kekuatan otot perut, daya ledak otot lengan bahu dan
54
kekuatan otot peras dengan hasil pukulan smash pada pemain pemula PB. Prestasi
berikut:
hasil pukulan smash memerlukan unjuk kerja kecepatan tinggi disertai lecutan
lengan, untuk mencapai hasil yang optimal. Berdasar uraian tersebut dapat
menggerakkan semua sistem dalam melawan beban, jarak, dan waktu yang
tangkis. Khususnya pada melompat, berlari, dan memukul. Daya ledak sangat
diperlukan karena satuan unjuk kerja harus dapat diselesaikan dengan sebaik
Prinsip lain yang tidak boleh dilupakan dalam pelaksanaan pukulan smash
adalah teknik yang benar dengan penempatan posisi kaki tumpu yang baik.
Teknik yang baik dan benar dalam pelaksanaan pukulan smash ikut menentukan
hasil pukulan samash, sehingga harus dikuasai dengan baik oleh setiap pemain.
pemain, karena hasil tendangan menjadi kurang kuat, kurang keras, dan jarak
Berdasar pada hasil analisis data daya ledak otot lengan memberikan
pemula PB. Prestasi Weleri tahun 2004/2005. Berorientasi pada hasil tersebut,
hasil pukulan smash sebesar 61,6 % ditentukan oleh aspek lain di luar komponen
dan rongga dada, jika dikaji secara seksama otot perut memiliki peran yang sangat
penting dalam pelaksanaan gerak anggota gerak atas. Hal ini dapat dimengerti
karena anggota gerak atas dalam melakukan gerakan terutama sekali dalam
Persendian bahu digerakkan oleh otot perut dan otot punggung. Sebagai
otot penopang tegaknya tubuh, otot perut memberikan manfaat yang sangat besar
dalam ayunan lengan. Ayunan lengan yang cepat dan kuat serta dibantu
fleksibilitas gerakan panggul yang baik akan menyebabkan ayunan lengan dengan
amplitudo yang besar. Amplitudo ayunan lenganm yang besar tersebut akan
menyebabkan gerakan tangan menjadi cepat dan kuat. Ayunan yang cepat dan
cara yang benar dengan menggunakan ayunan yang cepat dan kuat, serta
56
didukung panjang tuas akan memberikan hasil secara optimal. Kekuatan remas
baik.
4.3.4 Daya ledak otot lengan, Kekuatan otot perut, dan kekuatan remas dengan
daya ledak otot lengan, kekuatan otot perut, dan remas dengan hasil pukulan
smash, jika dicermati lebih lanjut secara bersama-sama ketiga prediktor memiliki
hubungan dengan kriterium. Mencermati hal tersebut, daya ledak otot lengan
sebagai suatu komponen kondisi fisik merupakan gabungan dari unsur komponen
kondisi fisik yang lain yaitu kecepatan maksimal dan kekuatan maksimal.
Keuatan yang baik akan berpengaruh pada daya ledak, dan dengan
memiliki daya ledak otot lengan yang baik hasil pukulan smash menjadi lebih
optimal dibandingkan dengan daya ledak yang kurang baik. Berdasar pada hasil
analisis data daya ledak otot tungkai kekuatan otot perut, dan kekuatan remas
terhadap hasil pukulan smash pemain pemula PB. Prestasi Weleri tahun
2004/2005. Berorientasi pada hasil tersebut, hasil pikulan smash sebesar 7,8 %
ditentukan oleh aspek lain di luar komponen kondisi fisik daya ledak otot tungkai,
Meskipun berbagai upaya telah dilakukan agar mendapat data yang akurat,
berikut.
4.4.1 Subyek atau sampel penelitan adalah para murid yang relatif masih belajar
dengan baik dan benar. Pukulan smash merupakan salah satu materi pada
pelatihan bulu tangkis yang diberikan dengan sedikit tatap muka, maka
untuk penguasaan gerakan yang baik dan benar sangat sulit dicapai.
waktu yang relatif lama dan frekuensi latihan yang memadai. Situasi
4.4.2 Pukulan smash merupakan perpaduan gerak yang utuh dan terpadu mulai
5.1 Simpulan
5.1.1. Ada hubungan yang signifikan antara daya ledak otot lengan dengan hasil
pukulan smash pada pemain pemula PB. Prestasi Weleri tahun 2004/2005.
5.1.2. Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot perut dengan hasil
pukulan smash pada pemain pemula PB. Prestasi Weleri tahun 2004/2005.
5.1.3. Ada hubungan yang signifikan antara kekutan remas dengan hasil pukulan
5.1.4. Ada hubungan yang signifikan antara daya ledak otot lengan, kekuatan otot
perut, kekuatan remas dengan hasil pukulan smash pada pemain pemula PB.
5.2 Saran
Berorientasi pada hasil penelitian dan simpulan hasil penelitian yang telah
dilakukan, maka perlu penulis ajukan beberapa saran kepada para pelatih bulu tangkis
dalam melatih cabang olahraga bulu tangkis khususnya pikulan smash, sebagai
berikut.
58
59
5.2.1. Keberhasilan menyemes berkaitan erat dengan unsur kondisi fisik yaitu daya
ledak otot lengan. Daya ledak otot lengan sangat diperlukan dalam me-
bahan pelatihan. Berkaitan dengan daya ledak otot lengan tersebut, para
yang dilakukan dapat berhasil guna dan berdaya guna dalam mewujudkan
5.2.2. Keberhasilan pukulan smash berkaitan erat dengan unsur kondisi fisik yaitu
kekuatan otot perut. Kekuatan otot perut dalam hal ini sangat diperlukan
kembangkan oleh para pelatih agar dalam proses pelatihan yang dilakukan
seorang memukul bola. Oleh sebab itu, faktor pemilihan atlet bulutangkis
berdayaguna.
DAFTAR PUSTAKA
Bambang Priyono . 2002. Hubungan Kekuatan Otot Perut, Daya Ledak Otot
Lengan, dan Daya Ledak Otot Panggul, terhadap Neck Kip. Tesis.
Universitas Negeri Semarang.
Gill Harvey. 2003. Passing and Shooting, (Alih Bahasa : Tim GMS), PT
Gapuramitra Sejati
Hadi Sutrisno. 1980. Dasar Metodologi Riset Field Study Masalah Konsistensi
Experimental Design And Analisis. Universitas Airlangga : Surabaya.
Harsono, 1988. Coaching dan Aspek Psikologi dalam Coaching. Dirjen Dikti :
Jakarta.
Oktia Woro KH, 1981. Praktikum Pendidikan Jasmani. FPOK IKIP Semarang :
Semarang
Peace. C. Evelyn, 1987. Anatomi dan Fisiologi Untuk Para Medis. Gramedia :
Jakarta.
Lampiran 6 (Lanjutan)
Pelaksanaan Tes Kekuatan Otot Perut