You are on page 1of 16

PENGARUH PENDAPATAN PEGADAIAN, JUMLAH NASABAH, DAN

TINGKAT INFLASI TERHADAP PENYALURAN KREDIT PADA PERUM


PEGADAIAN SYARIAH CABANG DEWI SARTIKA PERIODE 2004-2008.

Ade Purnomo
Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma

Perum pegadaian sebagai lembaga perkreditan yang memiliki tujuan khusus


yaitu penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum gadai yang ditujukan untuk
mencegah praktek ijon, pegadaian gelap, riba, serta pinjaman tidak wajar lainnya.
Perum Pegadaian meningkatkan peranannya dalam penyaluran pinjaman bagi
masyarakat. Nasabah Perum Pegadaian terdiri dari masyarakat golongan ekonomi
lemah yang kurang mendapat pelayanan dari lembaga keuangan atau perbankan,
sehingga masyarakat menengah kebawah memerlukan pinjaman secara mudah dan
cepat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendapatan Perum
Pegadaian Syariah cabang Dewi Sartika, jumlah nasabah dan tingkat inflasi terhadap
penyaluran kredit Perum Pegadaian Syariah Cabang Dewi Sartika
Penelitian ini menggunakan data sekunder dari Badan Pusat Statistik dan buku
kerja Perum Pegadaian Syariah cabang Dewi Sartika tahun 2004-2008 dan alat
analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda.
Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa pendapatan Perum Pegadaian
Syariah cabang Dewi Sartika dan jumlah nasabah mempunyai pengaruh positif dan
signifikan terhadap penyaluran kredit pada Perum Pegadaian Syariah cabang Dewi
Sartika, sedangkan tingkat inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap penyaluran
kredit Perum Pegadaian Syariah Cabang Dewi Sartika.

Kata kunci : Penyaluran Kredit, Pegadaian Syariah

Pendahuluan
Perkembangan produk-produk berbasis syariah kian marak di Indonesia, tidak
terkecuali pegadaian. Perum Pegadaian merupakan lembaga perkreditan yang
dikelola oleh pemerintah yang kegiatan utamanya melaksanakan penyaluran uang
pinjaman atau kredit atas dasar hukum gadai. Penyaluran uang pinjaman tersebut
dilakukan dengan cara yang mudah, cepat, aman dan hemat sehingga tidak
memberatkan bagi masyarakat yang melakukan pinjaman dan tidak menimbulkan
masalah yang baru bagi peminjam setelah melakukan pinjaman di pegadaian. Perum
pegadaian mengeluarkan produk berbasis syariah yang disebut dengan pegadaian
syariah. Pada dasarnya, produk-produk berbasis syariah memiliki karakteristik
seperti, tidak memungut bunga dalam berbagai bentuk karena riba, menetapkan uang
sebagai alat tukar bukan sebagai komoditas yang diperdagangkan, dan melakukan
bisnis untuk memperoleh imbalan atas jasa dan atau bagI hasil. Pegadaian syariah
atau dikenal dengan istilah rahn, dalam pengoperasiannya Mudharobah (bagi hasil).
Terbitnya PP/10 tanggal 1 April 1990 dapat dikatakan menjadi tonggak awal
kebangkitan Pegadaian, satu hal yang perlu dicermati bahwa PP10 menegaskan misi
yang harus diemban oleh Pegadaian untuk mencegah praktik riba, misi ini tidak
berubah hingga terbitnya PP103/2000 yang dijadikan sebagai landasan kegiatan
usaha Perum Pegadaian sampai sekarang. Banyak pihak berpendapat bahwa
operasionalisasi Pegadaian pra Fatwa MUI tanggal 16 Desember 2003 tentang
Bunga Bank, telah sesuai dengan konsep syariah meskipun harus diakui belakangan
bahwa terdapat beberapa aspek yang menepis anggapan itu. Berkat Rahmat Allah
SWT dan setelah melalui kajian panjang, akhirnya disusunlah suatu konsep pendirian
unit Layanan Gadai Syariah sebagai langkah awal pembentukan divisi khusus yang
menangani kegiatan usaha syariah.
Konsep operasi Pegadaian syariah mengacu pada sistem administrasi modern
yaitu azas rasionalitas, efisiensi dan efektifitas yang diselaraskan dengan nilai Islam.
Fungsi operasi Pegadaian Syariah itu sendiri dijalankan oleh kantor-kantor Cabang
Pegadaian Syariah/ Unit Layanan Gadai Syariah (ULGS) sebagai satu unit organisasi
di bawah binaan Divisi Usaha Lain Perum Pegadaian. ULGS ini merupakan unit
bisnis mandiri yang secara struktural terpisah pengelolaannya dari usaha gadai
konvensional. Pegadaian Syariah pertama kali berdiri di Jakarta dengan nama Unit
Layanan Gadai Syariah ( ULGS) Cabang Dewi Sartika di bulan Januari tahun 2003.
Menyusul kemudian pendirian ULGS di Surabaya, Makasar, Semarang, Surakarta,
dan Yogyakarta di tahun yang sama hingga September 2003. Masih di tahun yang
sama pula, 4 Kantor Cabang Pegadaian di Aceh dikonversi menjadi Pegadaian
Syariah.

Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, penulis
membatasi penelitian ini pada masalah-masalah penyaluran kredit Perum Pegadaian
Syariah cabang Dewi Sartika. Untuk itu permasalahan yang akan dibahas dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Seberapa besar pengaruh pendapatan Perum Pegadaian Syariah cabang Dewi
Sartika terhadap penyaluran kredit tahun 2004-2008?
2. Seberapa besar pengaruh jumlah nasabah tehadap penyaluran kredit Perum
Pegadaian Syariah cabang Dewi Sartika tahun 2004-2008?
3. Seberapa besar pengaruh tingkat inflasi terhadap penyaluran kredit di Perum
Pegadaian Syariah cabang Dewi Sartika tahun 2004-2008?
Tujuan Penelitian
Mengingat pentingnya penyaluran kredit terhadap perekonomian di Indonesia
dan prospek Perum Pegadaian dimasa depan, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis seberapa besar pengaruh pendapatan


Perum Pegadaian terhadap penyaluran kredit Perum Pegadaian Syariah
cabang Dewi Sartika tahun 2004-2008.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis seberapa besar pengaruh jumlah nasabah
terhadap penyaluran kredit Perum Pegadaian Syariah cabang Dewi Sartika
tahun 2004-2008.
3. Untuk mengetahui dan menganalisis seberapa besar pengaruh tingkat inflasi
terhadap penyaluran kredit Perum Pegadaian Syariah cabang Dewi Sartika
tahun 2004-2008.

Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :
1. Bagi pihak Perum Pagadaian, dari hasil penelitian berupa kesimpulan dan
saran yang diajukan, dapat membantu meningkatkan strategi yang lebih baik
dan terarah untuk mengelola kredit yang disalurkan pada masa yang akan
datang.
2. Dapat menjadi refrensi tambahan bagi peneliti-peneliti yang akan datang dan
dapat memberikan manfaat serta menambah wawasan bagi yang
membacanya.
3. Penelitian ini diharapkan membawa manfaat sebagai bahan pertimbangan
dalam perumusan perencanaan pembangunan bangsa dan negara.

.
Kerangka Pemikiran
Menurut studi yang dilakukan oleh Dwi Suryanti (2006) bertujuan untuk
mengetahui tingkat perkembangan besarnya nilai kredit Perum Pegadaian cabang
Bantul Yogyakarta. Dalam penelitian ini menggunakan variabel dependen yaitu
besarnya nilai kredit yang diberikan kepada masyarakat, terhadap faktor-faktor modal
pegadaian, pendapatan operasional, dan jumlah agunan atau taksiran kepada
masyarakat Perum Pegadaian sebagai variabel independen. Penelitian ini
menggunakan alat analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
faktor-faktor modal, pendapatan operasional, dan jumlah agunan atau taksiran Perum
Pegadaian secara bersama- sama berpengaruh signifikan terhadap besarnya nilai
kredit yang diberikan kepada masyarakat
Skripsi yang diteliti oleh Suharyanti (2001) bertujuan untuk mengetahui
tingkat perkembangan besarnya pendapatan Perum Pegadaian cabang Godean
Yogyakarta. Dalam penelitian ini menggunakan variabel dependen yaitu besarnya
pendapatan Perum Pegadaian menurut kredit yang disalurkan kepada masyarakat, dan
Besarnya tingkat bunga pinjaman, besarnya tingkat bunga lelang, besarnya uang
kelebihan kadaluwarsa sebagai variabel independen. Penelitian ini menggunakan alat
analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Besarnya tingkat
bunga pinjaman, besarnya tingkat bunga lelang, besarnya uang kelebihan
kadaluwarsa secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap besarnya
pendapatan Perum Pegadaian menurut kredit yang disalurkan kepada masyarakat.
Dari uji individu didapatkan hasil besarnya tingkat bunga pinjaman, besarnya tingkat
bunga lelang, besarnya uang kelebihan kadaluwarsa .berpengaruh secara positif
signikan terhadap besarnya pendapatan Perum Pegadaian menurut kredit yang
disalurkan kepada masyarakat

Telaah Pustaka
Kredit dalam arti ekonomi adalah penundaan pembayaran dari prestasi yang
diberikan sekarang baik dalam bentuk uang, barang atau jasa. Dengan demikian
kredit dapat pula berarti bahwa pihak pertama memberikan sesuatu baik itu barang
uang atau jasa kepada pihak lain, sedangkan pengembaliaannya akan diterima
kemudian dalam jangka waktu tertentu. Pengertian kredit menurut Undang-undang
Perbankan No. 10 Tahun 1998 Bab I Pasal 17 ayat 11, adalah penyediaan uang atau
tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam meminjam antara bank maupun lembaga keuangan bukan bank
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya
setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga, imbalan atau pembagian hasil
keuntungan. Kredit yang diberikan oleh suatu lembaga kredit didasarkan atas
kepercayaan dan barang jaminan bergerak (gadai) dari nasabah. Dengan ini suatu
lembaga kredit baru dapat memberikan kredit kalau si penerima kredit akan
menyerahkan barang jaminan dan bersedia mengembalikan pinjaman yang
diterimanya sesuai dengan jangka waktu dan syarat-syarat yang telah disetujui oleh
kedua belah pihak. Tanpa keyakinan dan syarat perjanjian barang bergerak, suatu
lembaga kredit (Pegadaian) tidak akan meneruskan penyaluran kredit dan jasa gadai
kepada masyarakat yang diterimanya.

Syarat-syarat gadai syariah adalah :


1. Rahinda Murtahin harus memenuhi syarat-syarat yang berakal, sehat dan
kemampuan yang berarti kelayakan seseorang untuk melakukan transaksi
gadai.
2. Sighat, yang harus memenuhi dua unsur :
a. Sighat tidak boleh terikat dengan syarat tertentu dan juga dengan
suatu waktu di masa depan.
b. Rahn, mempunyai sisi pelepasan barang dan pemberian utang seperti
halnya akad jual beli. Maka tidak boleh diikat dengan syarat tertentu
atau dengan suatu waktu di masa depan.
3. Marhun bih (utang), harus memenuhi syarat-syarat :
a. Harus merupakn hak yang wajib diberikan/diserahkan kepada
pemiliknya.
b. Memungkinkan pemanfaatan. Bila sesuatu menjadi utang tidak bisa
dimanfaatkan, maka tidak sah.
c. Harus dapat dihitung jumlahnya. Bila tidak bisa diukur maka rahn
itu tidak sah.
4. Marhun (barang)
Secara umum barang gadai harus memenuhi beberapa syarat ,yaitu :
a. Harus berupa harta yang bernilai dan dapat diperjual belikan.
b. Harus bisa dimanfaatkan.
c. Harus diketahu keadaan fisikya, sehingga barang harus diterima
secara langsung.
d. Harus dimiliki oleh rahn (pemberi gadai) setidaknya harus seijin
pemiliknya.
¾ Persamaan Gadai dengan Rahn:
1. Hak gadai berlaku atas pinjaman uang,
2. Adanya agunan sebagai jaminan utang,
3. Tidak boleh mengambil mamfaat barang yang digadaikan,
4. Biaya barang yang digadaikan ditanggung oleh pemberi gadai,
5. Apabila batas waktu pinjaman uang telah habis, barang yang
digadaikan boleh dijual atau dilelang.

¾ Perbedaan Rahn dengan Gadai:


1. Rahn dalam hukum Islam dilakukan secara sukarela atas dasar
tolong-menolong tanpa mencari keuntungan; sedangkan gadai
menurut hukum perdata disamping berprinsip tolong-menolong
juga menarik keuntungan dengan cara menarik bunga atau sewa
modal yang ditetapkan.
2. Dalam hukum perdata, hak gadai hanya berlaku pada benda yang
bergerak; sedangkan dalam hukum Islam, hak Rahn berlaku pada
seluruh harta, baik harta yang bergerak maupun yang tidak
bergerak.
3. Dalam Rahn, menurut hukum Islam tidak ada istilah bunga uang.
Gadai menurut hukum perdata, dilaksanakan melalui suatu lembaga, yang di
Indonesia disebut Perum Pegadaian; Rahn menurut hukum Islam dapat dilaksanakan
tanpa melalui suatu lembaga
Mekanisme Operasional Pegadaian Syariah
Adapun untuk lebih jelasnya mengenai mekanisme operasional pegadaian
syariah, dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Marhin bin 3. Pemberian utang


(utang)

2. Akad Rahn
Murtahin Rahin (pihak
(pihak yang yang
menerima menggadaikan)

1. Penyerahan marhun Marhun (objek


di d ik
Akad baru

Keterangan :
1. Rahin mendatangi murtahin untuk meminta fasilitas pembiaaan dengan
membawa marhun yang akan diserahkan kepada murtahin, lalu murtahin
melakukan pemeriksaan termasuk menaksir nilai barang jaminan tersebut.
2. Setelah semua persyaratan terpenuhi, maka murtahin dan rahin melakukan
akad rahn.
3. setelah itu, murtahin memberikan sejumlah pimjaman uang yang jumlahnya
dibawah nilai barang jaminan yang tekah ditaksir.
4. lalu antara rahin dan murtahin melakukan akad yang baru apabila pada saat

jatuh tempo rahin ingin memperpanjang pinjamannya dengan syarat yangtelah

ditentukan.
Metode Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
dikumpulkan dari Badan Pusat Statistik Kota Jakarta dan Pegadaian Syariah Cabang
Dewi Sartika. Data-data sekunder ini terdiri dari data tingkat inflasi, jumlah
pendapatan Perum Pegadaian Syariah Cabang Dewi Sartika, jumlah kredit yang
disalurkan, dan jumlah nasabah antara tahun 2004-2008. Dalam penelitian ini
digunakan alat analisis regresi linier berganda dengan variabel bebas
pendapatan Perum Pegadaian, jumlah nasabah, dan tingkat inflasi.

Uji Asumsi Klasik


Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas merupakan suatu keadaan dimana satu fungsi atau lebih
variabel independen merupakan fungsi linier dari variabel independen lain. Menurut
L.R. Klein, masalah multikolinieritas baru menjadi masalah apabila derajatnya lebih
tinggi dibandingkan dengan koreksi diantara seluruh variabel secara serentak
(Gujarati, 1995:168). Metode Klien membandingkan nilai r2 dengan nilai R2. Apabila
R2< r2 berarti ada gejala multikolinieritas dan apabila R2 > r2 berarti tidak ada gejala
multikolinieritas. R2adalah koefisien determinasi antara seluruh variabel bebas
terhadap variabel tidak bebas. r2adalah koefisien determinasi antara satu variabel
bebas dengan sisa variabel bebas lainnya.

Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas merupakan suatu fenomena dimana estimator regresi tidak
bias, namun varian tidak efisien ( semakin besar sampel, semakin besar varian).

Uji Autokorelasi
Autokorelasi yaitu suatu fenomena bahwa faktor pengganggu yang satu
dengan yang lain saling berhubungan. Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi
dapat dilakukan dengan metode uji lagrange multiplier ( LM Test).

Uji Statistik
Koefisien Determinasi (R2)
R2 menjelaskan seberapa besar persentasi total variasi variabel dependen yang
dijelaskan oleh model, semakin besar R2 semakin besar pengaruh model dalam
menjelaskan variabel dependen. Nilai R2 berkisar antara 0 sampai 1 , suatu R2
sebesar 1 berarti ada kecocokan sempurna, sedangkan yang bernilai 0 berarti tidak
ada hubungan antara variabel tak bebas dengan variabel yang menjelaskan.
Uji t-Statistik
Uji t-statistik digunakan untuk melihat hubungan atau pengaruh antara variabel
independen secara individual terhadap variabel dependen.Jika T tabel ≥ t hitung, Ho
diterima berarti variabel independen secara individual tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel dependen. Jika T tabel < t hitung, Ho ditolak berarti
variabel independen secara individual berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel dependen.

Uji f-Statistik
Pengujian ini akan memperlihatkan hubungan atau pengaruh antara variabel
independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen, yaitu dengan cara
sebagai berikut :
Ho : βi = 0, maka variabel independen secara bersama-sama tidak
mempengaruhi variabel dependen.
Ha : βi ≠ 0, maka variabel independen secara bersama-sama
mempengaruhi variabel dependen.
Hasil pengujian adalah :
Ho diterima ( tidak signifikan ) jika F hitung < F tabel (df = n–k)
Ho ditolak ( signifikan ) jika F hitung > F tabel (df = n – k)

Keterangan :
k : Jumlah variabel
n : Jumlah pengamatan

PEMBAHASAN
Uji Asumsi Klasik
1. uji multikolinieritas

Adjusted R-
Variabel R2 squared (r2) keterangan
Pendapatan
Pegadaian Dengan 0,584791 0,534508 Tidak ada
Jumlah Nasabah multikolinieritas
dan Tingkat Inflasi
Jumlah Nasabah
Dengan Pendapatan 0,571800 0,534508 Tidak ada
Pegadaian dan multikolinieritas
Tingkat Inflasi
Tingkat Inflasi
Dengan Pendapatan 0,563335 0,534508 Tidak ada
Pegadaian dan multikolinieritas
Jumlah Nasabah
Sumber : data diolah dengan Eviwes 5.0
Hasil Uji diatas menunjukkan bahwa tidak terdapat multikolinieritas
karena nilai r2lebih kecil dari R2.

2. uji heteroskedastisitas

Hasil Uji White Test

White Heteroskedasticity Test:

F-statistic 2.671676 Probability 0.024377


Obs*R-squared 13.93311 Probability 0.030392

Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 07/27/09 Time: 05:27
Sample: 2004M01 2008M12
Included observations: 60

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -3.48E+18 3.52E+18 -0.988636 0.3273


PENDAPATAN_PEGADAIAN 5.92E+09 2.13E+09 2.773589 0.0076
PENDAPATAN_PEGADAIAN^2 -5.952036 2.685295 -2.216529 0.0310
JUMLAH_NASABAH 5.81E+16 4.82E+16 1.203370 0.2342
JUMLAH_NASABAH^2 -2.31E+14 1.60E+14 -1.444886 0.1544
TINGKAT_INFLASI -1.11E+17 8.38E+16 -1.324355 0.1911
TINGKAT_INFLASI^2 5.14E+15 4.93E+15 1.043231 0.3016

R-squared 0.232218 Mean dependent var 4.50E+17


Adjusted R-squared 0.145300 S.D. dependent var 6.28E+17
S.E. of regression 5.81E+17 Akaike info criterion 84.75291
Sum squared resid 1.79E+37 Schwarz criterion 84.99725
Log likelihood -2535.587 F-statistic 2.671676
Durbin-Watson stat 1.347859 Prob(F-statistic) 0.024377
Sumber : data diolah dengan Eviwes 5.0

Hasil perhitungan yang didapat adalah Obs*R square ( χ2 -hitung ) =


sedangkan χ2 -tabel = ( df = 7 ,α = 0,05 ), sehingga χ2 -hitung < χ2 –tabel
(13,9331 < 14,0671). Perbandingan antara χ2 -hitung dengan χ2 –tabel, yang
menunjukkan bahwa χ2 -hitung < χ2 –tabel, berarti Ho tidak dapat ditolak. Dari
hasil uji White Test tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada
heterokedastisitas.

3. uji autokorelasi
Hasil Uji LM (Langrage Multiplier)
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 6.105904 Probability 0.000157


Obs*R-squared 56.31104 Probability 0.045106

Sumber : data diolah oleh Eviews 5.0

Hasil perhitungan yang didapat adalah Obs*R square ( χ2 – hitung ) =


sedangkan χ2 -tabel = ( df = 40 ,α = 0,05 ), sehingga χ2 -hitung < χ2 –tabel (
56,31104 < 63,1671). Perbandingan antara χ2 -hitung dengan χ2 –tabel, yang
menunjukkan bahwa χ2 -hitung < χ2 –tabel, berarti Ho tidak dapat ditolak. Dari hasil
uji LM tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi.

Analisis uji statistik


1. uji t-statistik
Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Dependent Variable: PENYALURAN_KREDIT


Method: Least Squares
Date: 07/19/09 Time: 23:24
Sample: 2004M01 2008M12
Included observations: 60

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

PENDAPATAN_PEGADAIAN 1.641184 0.673329 2.437416 0.0180


JUMLAH_NASABAH 2.6448467 4.918346. 5.377512 0.0000
TINGKAT_INFLASI -5.5405025 2.4229889 -2.286640 0.0260
C -1.95E+09 6.84E+08 -2.849496 0.0061
R-squared 0.558177 Mean dependent var 2.23E+09
Adjusted R-squared 0.534508 S.D. dependent var 1.02E+09
S.E. of regression 6.94E+08 Akaike info criterion 43.61865
Sum squared resid 2.70E+19 Schwarz criterion 43.75827
Log likelihood -1304.559 F-statistic 23.58257
Durbin-Watson stat 0.572607 Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber : data diolah dengan Eviwes 5.0

Keterangan hasil tabel regresi linier berganda

¾ Uji t-Statistik Pendapatan Perum Pegadaian Syariah Cabang Dewi Sartika.


Hipotesis pengaruh variabel pendapatan Perum Pegadaian Syariah
Cabang Dewi Sartika terhadap variabel yang digunakan adalah uji satu sisi
negatif.
- Ho : ß1 ≥ 0, variabel pendapatan Perum Pegadaian Syariah
Cabang Dewi Sartika tidak berpengaruh
terhadap variabel penyaluran kredit Perum
Pegadaian Syariah Cabang Dewi Sartika.
- Ha : ß1 < 0, variabel Pendapatan Perum Pegadaian Syariah
Cabang Dewi Sartika berpengaruh negatif
terhadap variabel variabel Penyaluran Kredit
Perum Pegadaian Syariah Cabang Dewi Sartika.
Hasil perhitungan yang didapat adalah t-hitung pendapatan
pegadaian = 2,437416 sedangkan t-tabel = 1,672 (df (n-k) = 56,α =
0,05) sehingga t-hitung > t-tabel (2,437416 > 1,672). Dari hasil
perbandingan ini dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak yang
menyatakan bahwa variabel pendapatan Perum Pegadaian Syariah
Cabang Dewi Sartika berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Penyaluran Kredit Perum Pegadaian Syariah Cabang Dewi Sartika.

¾ Uji t-Statistik Variabel Jumlah Nasabah


Hipotesis pengaruh variabel Jumlah nasabah terhadap variabel
Penyaluran kredit Perum Pegadaian Syariah Cabang Dewi Sartika yang
digunakan adalah : ( Uji satu sisi negatif )
▪ Ho : β2 > 0 , berarti variabel Jumlah nasabah tidak
berpengaruh terhadap variabel Penyaluran
kredit Perum Pegadaian Syariah Cabang
Dewi Sartika
▪ Ha : β2 <0 , berarti variabel Jumlah nasabah berpengaruh
negatif terhadap variabel Penyaluran kredit
Perum Pegadaian Syariah Cabang Dewi
Sartika
Hasil perhitungan yang didapat adalah t-hitung Jumlah nasabah =
5,377512 sedangkan t-tabel = 1,672 (df ( n-k ) = 56 ,α = 0,05),
sehingga t-hitung < t-tabel ( 5,377512 > 1,671 ). Perbandingan
antara t-hitung dengan t-tabel, yang menunjukkan bahwa t-hitung
> t-tabel, Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
Jumlah nasabah berpengaruh secara statistik positif dan
signifikan terhadap Penyaluran kredit Perum Pegadaian Syariah
Cabang Dewi Sartika.

¾ Uji t-Statistik Variabel Inflasi


Hipotesis pengaruh variabel Inflasi terhadap variabel
Penyaluran kredit Perum Pegadaian Syariah Cabang Dewi Sartika
yang digunakan adalah : ( Uji satu sisi negatif )
▪ Ho : β3 > 0, berarti variabel Inflasi tidak berpengaruh
terhadap variabel Penyaluran kredit Perum
Pegadaian Syariah Cabang Dewi Sartika
▪ Ha : β3 < 0, berarti variabel Inflasi berpengaruh negatif
terhadap variabel Penyaluran kredit Perum
Pegadaian Syariah Cabang Dewi Sartika
Hasil perhitungan yang didapat adalah t-hitung X3 = -
2,286640, sedangkan t-tabel = 1,672 ( df ( n-k ) = 56 ,α = 0,05),
sehingga t-hitung < t-tabel (-2,286640 < 1,672 ). Perbandingan antara
t-hitung dengan t-tabel, yang menunjukkan bahwa t-hitung < t-tabel,
Ho diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Inflasi secara
statistik positif dan tidak signifikan terhadap variabel Penyaluran
kredit Perum Pegadaian Syariah Cabang Dewi Sartika.

2. uji f-statistik
Hasil perhitungan yang didapat adalah F-hitung = 23,58257, sedangkan F-
tabel = 2,76 (α = 0,05 ; 2,76 ), sehingga F-hitung > F-tabel (23,58257 > 2,76).
Perbandingan antara F-hitung dengan F-tabel yang menunjukkan bahwa F-hitung >
F-tabel, menandakan bahwa variabel independen secara bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen, sehingga menunjukkan bahwa variabel
Pendapatan Perum Pegadaian , Jumlah nasabah, dan Inflasi secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap variabel Penyaluran Kredit Perum Pegadaian
Syariah Cabang Dewi Sartika.
Interprestasi Hasil Regresi
1. Pendapatan Perum Pegadaian Syariah Cabang Dewi Sartika
Berdasarkan hasil uji statistik, Variabel Pendapatan Perum Pegadaian
secara statistik positif dan signifikan terhadap Penyaluran kredit Perum
Pegadaian Syariah Cabang Dewi Sartika dengan koefisien regresi sebesar
1,641184 dan standar error 0,673329 sedangkan t- statistik 2,437416 dengan α =
5% dan df = 56 diperoleh nilai t-tabel sebesar 1,672 dengan probabilitas 0,0180.
Artinya setiap kenaikan Pendapatan Perum Pegadaian sebesar 1 persen
mengakibatkan peningkatan Penyaluran kredit Perum Pegadaian Syaiah Cabang
Dewi Sartika sebesar 1,641184 persen. Pendapatan Perum Pegadaian memiliki
hubungan positif dan signifikan terhadap Penyaluran kredit. Artinya semakin
tinggi laju Pendapatan Perum Pegadaian yang mencerminkan semakin maraknya
kegiatan penyaluran kredit melalui bidang-bidang usaha Perum Pegadaian yang
secara bekelanjutan mencerminkan pergerakan usaha perekonomian bagi
masyarakat.

2. Jumlah Nasabah Perum Pegadaian Syariah Cabang Dewi Sartika


Berdasarkan hasil uji statistik, variabel jumlah nasabah secara statistik
positif dan signifikan terhadap Penyaluran kredit Perum Pegadaian Syariah Cabang
Dewi Sartika dengan koefisien regresi sebesar sebesar 2,64484867 dan standar error
4,918346 sedangka t-statistik 5,377512 dengan α = 5% dan df =56 diperoleh nilai t-
tabel sebesar 1,672 dengan probabilitas 0,0000. Hal tersebut menunjukkan bahwa
kenaikan jumlah nasabah Perum Pegadaian Syariah mempengaruhi jumlah
penyaluran kredit di Perum Pegadaian di wilayah Jakarta khususnya Jakarta Timur.
Indikasi tersebut mencerminkan bahwa dengan peningkatan jumlah nasabah,
ternyata menunjukkan bahwa konteks kerja Perum Pegadaian dalam penyaluran
kredit tidak hanya terfokus pada peningkatan jumlah nasabah, melainkan
peningkatan jumlah penyaluran kredit Perum Pegadaian. Indikasi ini juga
menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap Perum Pegadaian sebagai lembaga
pemberi kredit.

3. Tingkat Inflasi
Variabel tingkat inflasi secara statistik positif dan tidak signifikan terhadap
penyaluran kredit Perum Pegadaian Syariah Cabang Dewi Sartika karena koefisien
regresi yang dihasilkan sebesar -5,5405025 dan standar error 2,4229889 sedangkan
t-statistik -2,286640 dengan α = 5% dan df = 56 diperoleh nilai t-tabel sebesar
1,672 dengan probabilitas 0,0260. Hal ini lebih menunjukkan bahwa Tingkat Inflasi
yang terjadi di propinsi D.K.I Jakarta tidak memberikan pengaruh terhadap
pergerakan usaha Penyaluran kredit Perum Pegadaian Syariah Cabang Dewi
Sartika. Beberapa penyebab terjadi hal ini, lebih didominasi oleh faktor
kepercayaan nasabah yang tumbuh akan potensi profit/ keuntungan yang
terkandung dalam usaha penyaluran kredit Perum Pegadaian. Inflasi tidak
memberikan pengaruh akan pandangan kepercayaan masyarakat yang telah
terbentuk untuk menggunakan jasa kredit dari unit usaha Perum Pegadaian yang
lebih dikenal dengan berbagai kemudahan dan proses yang praktis dan singkat,
karena sesuai dengan motto Perum Pegadaian yaitu ”mengatasi masalah tanpa
masalah”, sehingga kecenderungan akan pengaruh inflasi yang terjadi terhadap
jumlah penyaluran kredit Perum Pegadaian dikatakan sangat kecil atau tidak ada
sama sekali.

PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
penyaluran kredit Perum Pegadaian Syariah Cabang Dewi Sartika yang parameternya
menggunakan metode OLS telah mengungkapkan pengaruh dari Pendapatan Perum
Pegadaian, Jumlah nasabah, dan Inflasi, maka dibuat kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil pengujian secara individual menunjukkan bahwa variabel Pendapatan
Perum Pegadaian berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
penyaluran kredit Perum Pegadaian Syariah Cabang Dewi Sartika dengan
tingkat signifikasi sebesar 0,0180
2. Hasil pengujian secara individual menunjukkan bahwa variabel Jumlah
nasabah berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit
Perum Pegadaian Syariah Cabang Dewi Sartika dengan tingkat signifikasi
sebesar 0,0000
3. Hasil pengujian secara individual menunjukkan bahwa variabel inflasi tidak
berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit Perum Pegadaian Syariah
Cabang Dewi Sartika dengan tingkat signifikasi sebesar 0,0061

DAFTAR PUSTAKA

Agus Wiarjono, Ekonometrika, Teori, dan Aplikasi Untuk Ekonomi dan Bisnis edisi

pertama, Yogyakarta : Ekonisia UII, 2005.

Bambang Setiaji, Panduan Riset dengan Pendekatan Kuantitatif, Surakarta : UMS,

2004.

Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan edisi keempat, Jakarta : Fakultas

Ekonomi UI, 2004.


Dwi Suryanti, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Besarnya Nilai Kredit

yang diberikan Kepada Masyarakat Oleh Pegadaian Cabang Bantul

2003-2004, Skripsi Sarjana (tidak dipublikasikan), Yogyakarta :

Universitas Wangsa Manggala, 2006.

Dwi Priyatno, Mandiri Belajar SPSS, Yogyakarta : Mediakom, 2009.

Gujarati Damodar, Econometric, Jakarta : Erlangga,2003.

Muhammad Sholiku, Pegadaian Syariah, Jakarta : Salemba Diniyah, 2008.

Muhammad, Pegadaian Syariah, Jakarta: Salemba,2008.

Nachrowi Djalal, Penggunaan teknik Ekonometri, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada,

2002.

Nachrowi dan Hardius Usman, Praktis Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan

Keuangan, Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI, 2006.

Perum Pegadaian, Buku Kerja Pegadaian Syariah Cabang Dewi Sartika 2004-2006,

Jakarta.

Suharyanti, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Perum

Pegadaian Menurut Kredit yang Disalurkan, Skripsi Sarjana (tidak

dipublikasikan), Yogyakarta : Universitas Wangsa Manggala, 2001

Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, Bandung : CV Alfabeta, 2007.

Thomas Suyatno dkk, Kelembagaan Perbankan, Jakarta : Gramedia, 2005.

www.pegadaian.co.id

www.google.co.id

You might also like