You are on page 1of 32

BAB I

PENDAHULUAN

Tindakan kriminal seperti pencurian, peampokan hingga pembunuhan kerap terjadi di


masyarakat akhir-akhir ini. Kasus-kasus pembunuhan merupaka kasus yang belakangan sering
terjadi. Departemen GCS Medical College Faridkot melaporkan 100 kasus yang terjadi mulai
dari bulan Juli 2006 hingga bulan September 2007, luka akibat kekerasan senjata tajam lebih
banyak (58%) terdapat pada kelompok usia muda yaitu 21 sampai 40 tahun dan lebih banyak
(92%) terdapat pada laki-laki dibandingkan pada wanita. Senjata tajam yang paling banyak
digunakan adalah senjata tajam yang runcing (80%). Luka paling banyak (47%) pada daerah
perifer yang tidak vital dari bagian tubuh seperti tungkai atas, tungkai bawah dan punggung.1,3
Adalah kewajiban seorang dokter untuk memeriksa dan mengobati luka-luka terhadap
seorang korban, baik untuk tindakan medis maupun untuk pengumpulan bukti-bukti. Dari suatu
pemeriksaan diharapkan dapat dikumpulkan informasi mengenai jenis luka, jenis kekerasan atau
jenis senjata penyebab, umur luka, dan menentukan kualifikasi luka, mulai dari luka yang ringan
sampai berat. Penganiayaan oleh benda tajam merupakan penganiayaan yang paling sering
mengakibatkan kematian. Maka dari itu kadangkala untuk mengetahui penyebab dan waktu
kematian seseorang akibat penganiayaan oleh benda tajam dilakukan otopsi atau pemeriksaan
dalam.1
Pada laporan kasus ini, penulis akan mencoba menjelaskan tentang suatu kasus
penganiayaan oleh benda tajam hingga korban tersebut kehilangan nyawanya. Laporan kasus ini
diharap akan dapat berguna bagi orang yang membacanya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Didefinisikan sebagai kerusakan pada bagian tubuh yang disebabkan oleh kekuatan
mekanis. Beberapa pasal memiliki definisi tersendiri tentang luka, berdasarkan kerusakan yang
terjadi. Hal ini termasuk kerusakan pada organ-organ dalam. Pasal lain juga menyebutkan
tentang derajat luka, tidak berdasarkan bentuknya namun berdasarkan akibatnya yang dapat
membahayakan nyawa korban.1

a
Tubuh biasanya mengabsorbsi kekuatan baik dari elastisitas jaringan atau kekuatan
rangka. Intensitas tekanan mengikuti hukum fisika. Hukum fisika yang terkenal dimana kekuatan
= ½ masa x kecepatan. Sebagai contoh, 1 kg batu bata ditekankan ke kepala tidak akan
menyebabkan luka, namun batu bata yang sama dilemparkan ke kepala dengan kecepatan 10 m/s
menyebabkan perlukaan.2
Faktor lain yang penting adalah daerah yang mendapatkan kekuatan. kekuatan dari masa dan
kecepatan yang sama yang terjadi pada dareah yang lebih kecil menyebabkan pukulan yang lebih
besar pada jaringan. Pada luka tusuk, semua energi kinetik terkonsentrasi pada ujung pisau
sehingga terjadi perlukaaan, sementara dengan energi yang sama pada pukulan oleh karena
tongkat pemukul kriket mungkin bahkan tidak menimbulkan memar. Efek dari kekuatan mekanis
yang berlebih pada jaringan tubuh dan menyebabkan penekanan, penarikan, perputaran, luka iris.
Kerusakan yang terjadi tergantung tidak hanya pada jenis penyebab mekanisnya tetapi juga
target jaringannya. Contohnya, kekerasan penekanan pada ledakan mungkin hanya sedikit
perlukaan pada otot namun dapat menyebabkan ruptur paru atau intestinal, sementara pada torsi
mungkin tidaka memberikan efek pada jaringan adiposa namun menyebabkan fraktur spiral pada
femur.2,3

Anatomi forensik kulit


Bagian paling atas adalah lapisan sel keratinisasi stratum korneum yang ketebalannya
bermacam-macam pada bagian-bagian tubuh tertentu. Pada tumit dan telapak tangan adalah yang
paling tebal sementara pada daerah yang terlindungi seperti skrotum dan kelopak mata hanya
pecahan dari millimeter. Berkaitan dengan forensik pada perkiraan perlukaan penetrasi pada
kulit. Kemudian epidermis yang tidak terdapat pembuluh darah. Lapisan epidermis umumnya
berkerut, permukaan bawahnya terdiri dari papilla yang masuk ke dalam dermis. Demis (korium)
terdiri dari jaringan ikat dengan adneksa kulit sperti folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar
keringat. Terdapat banyak pembuluh darah, saraf pembuluh limfe serta ujung saraf taktil, tekan,
panas.. bagian bawah dari dermis terdapat jaringan adiposa dan (tergantung dari bagian tubuh)
fascia, jaringan lemak, dan otot yang berurutan di bawahnya.2,3

a
Abrasi
Merupakan perlukaan paling superfisial, dengan definisi tidak menebus lapisan
epidermis. Abrasi yang sesungguhnya tidak berdarah karena pembuluh darah terdapat
pada dermis. Kontak gesekan yang mengangkat sel keratinisasi dan sel di bawahnya akan
menyebabkan daerah tersebut pucat dan lembab oleh karena cairan eksudat jaringan.
Ketika kematian terjadi sesudahnya, abrasi menjadi kaku, tebal, perabaan seperti
kertas berwarna kecoklatan. Pada abrasi yang terjadi sesudah kematian berwarna
kekuningan jernih dan tidak ada perubahan warna.
al atau abrasi geser
Abrasi kebanyakan disebabkan gerakan lateral daripada tekanan vertikal. Ketika
tanda abrasi ini ditemui, arah kekuatan dapat ditentukan dari sisa epidermis yang
terbawa sampai ujung abrasi. Pemeriksaan visual, bila perlu menggunakan lensa,
dapat menunjukkan pergerakan dari tubuh.
rushing
Ketika penekanan vertikal pada permukaan kulit, tidak ada goresan yang terjadi
namun epidermis hancur dan obyek yang menghantam tercetak. Jika hantaman
tersebut kuat dan daerah permukaan kontak kecil akan terjadi luka berlubang kecil
dan abrasi hantaman terjadi. Kerusakan yang terjadi berupa penekanan hingga depresi
ringan dari permukaan atau paling tidak memar atau tonjolan oedem lokal. Abrasi ini
salah satu dari abrasi yang menunjukkan cetakan dari obyek yang membuat luka.
uku jari
Sangat penting karena frekuensi pada serangan khususnya pada penyiksaan anak,
penyerangan seksual, dan penjeratan. Sering disertai memar lokal. Abrasi kuku jari
biasanya sering ditemukan pada leher, muka, lengan atas dan lengan depan. Mungkin
berupa goresan linear jika jari-jari tersebut menarik ke bawah, tanda kurva atau garis
lurus jika tangan tersebut menggenggam.
Lengan bagian depan sering merupakan lokasi untuk penggenggaman dan menahan
baik pada penyiksaan anak atau serangan pada orang dewasa. Memar umum
ditemukan, namun tanda kuku jari sdapat menumpang pada memar tersebut. Ahli
patologi harus berhati0hati dengan interpretasi yang salah. Contohnya, memutuskan
tanda kuku jari pada leher yang disebabkan oleh tangan dari depan atau belakang
leher.
erpola
Abrasi yang terjadi mengikuti pola obyek . tidak hanya epidermis yang rusak, kulit
dapat tertekan mengikuti pola obyek, sehingga dapat terjadi memar intradermal.
Contohnya ketika ban motor melewati kulit, meninggalkan pola pada kulit dimana
kulit juga tertekan mengikuti alur ban tersebut.
ost-mortem (sesudah kematian)
Dapat disebabkan berbagai macam, antara lain penyeretan pada saat pemakaman, atau
akibat proses otopsi. Pada saat proses pemakaman, khusunya setelah dibersihkan
dengan air panas. Pada otopsi kedua perlu diperiksa dengan deskripsi sebelumnya
atau dengan foto, jika beberapa luka yang ditemukan diragukan.2,3

Kontusio atau memar


Meskipun sering bersamaan dengan abrasi dan laserasi, memar murni terjadi
karena kebocoran pada pembuluh darah dengan epidermis yang utuh oleh karena proses
mekanis. Ekstravasasi darah dengan diameter lenih dari beberapa millimeter disebut
memar atau kontusio, ukuran yang lenih kecil disebut ekimosis dan yang terkecil
seukuran ujung peniti disebut petekie. Baik ekimosis dan petekie biasanya terjadi bukan
karena sebab trauma mekanis. Kontusio disebabkan oleh kerusakan vena, venule, arteri
kecil. Perdarahan kapiler hanya dapat dilihat melalui mikroskop, bahkan petekie berasal
dari pembuluh darah yang lebih besar dari kapiler. Kata ‘memar’ mengacu pada lesi yang
dapat dilihat pada kulit atau yang terjadi pada subkutanea, sementara ‘kontusio’ dapat
terjadi pada bagian tubuh mana saja seperti limpa, mesenterium atau otot. Penggunaan
kata memar lebih banyak digunakan dokter saat memberikan laporan atau keterangan
pada kalangan non-medik.1,2

Memar Intradermal
Memar yang biasa terjadi akibat penekanan berada pada subkutanea, sering pada
jaringan adiposa. Jika dilihat, memar terjadi pada perbatasan dermis dan epidermis.
Namun kadang samara. Ketika memar terjadi akibat penekanan dengan obyek berpola,
perdarahan yang terjadi lebih dapat dilihat, jika berada di lapisan subepidermal. Jumlah
darahnya sedkiti namun karena posisinya yang superfisial dan lapisan tipis di atasnya
yang jernih sehingga polanya dapat dibedakan. Memar ini terjadi ketika obyek yang
menekan memiliki pinggiran dan alur, sehingga kulit dipaksa mengikuti alur dan
bentuknya.1,2

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Munculnya Memar


1. Kebocoran pembuluh darah. Harus ada ruangan yang cukup untuk darah yang keluar
berakumulasi. Ini menjelaskna kenapa memar lebih mudah terjadi pada skrotum
daripada tumit dimana jaringan jaringan fibrosanya padat. Karena banyaknya jaringan
subkutanea pada orang yang gemuk, mereka lenih mudah terjadi memar daripada
orang yang kurus jika faktor lain seperti fragilitas pembuluh dan umur sama.
2. Jumlah darah yang keluar
3. Ruangan yang cukup
4. Kedalaman memar yang terjadi
5. Fragilitas pembuluh darah
6. Pada orang yang berbaring lama2,3

Pergerakan dari Memar


Pada daerah superfisial memar muncul dengan cepat, sementara pada area yang
dalam membutuhkan waktu untuk muncul ke permukaan. Memar dapat bergerak
mengikuti gaya gravitasi. Contohnya, perdarahn subkutanea dapat turun melewati alis
mata dan muncul di orbita mata yang memberikan gambaran ‘mata hitam’ yang dapat
disalahartikan sebagai trauma langsung. Begitu juga memar pada lengan atas atau betis,
dapat turun sampai pada siku atau tumit.1,2

Perubahan Memar oleh Waktu


Dengan berlalunya waktu, hematom yang terbentuk pecah oleh pengaruh enzim
jaringan dan infiltrasi seluler.sel darah merah menutupi ruptur dan mengandung Hb
membuat degradasi secara kimiawi yang memyebabkan perubahan warna. Hemoglobin
pecah menjadi hemosiderin, biliverdin dan bilirubin yang menyebabkan perubahan wanra
memar dari ungu atau coklat kebiruan menjadi coklat kehijauan, kemudian hijau
kekuningan sebelum akhirnya samar. Memar kecil pada dewasa muda yang sehat akan
menghilang dalam waktu 1 minggu.
Namun pada memar akibat ‘gigitan asmara’ (cupang) akan menghilang dala waktu
beberapa hari, ini dikemukakan oleh Roberts yang mengadakan penelitian.
Beberapa faktor yang berpengaruh antara lain:
Besarnya ekstravasasi
Umur korban
Idosinkrasi seseorang
Beberapa observasi yang ditemukan:
mukan memar yang nampak baru tanpa disertai perubahan warna, diperkirakan terjadi 2 hari sebelum kematian
mar terdapat perubahan warna kehijauan, diperkirakan terjadi tidak lebih dari 18 jam sebelum kematian
beberapa memar dengan beberapa warna yang berbeda, berarti tidak terjadi pada saat yang sama. Penting pada
kasus penyiksaan anak.2,3
Memar pada Tanda Khusus
Kumpulan memar bentuk koin kecil merupakan karakterisitik tekanan jari baik
pada pemegangan atautusukan. Sering nampak pada kasus penyiksaan anak, dimana
orang yang dewasa memegang dengan pegangan yang nyaman. Biasa disebut ‘memar
sixpenny’. Ketika permukaan kulit dilanggar oleh roda atau obyek berpola seperti rotan,
memar yang nampak mengikuti pola obyek tersebut. 1,2

Luka akibat tendangan


Telapak kaki dapat meninggalkan pola memar pada tubuh, sering pada abdomen
dan dada walaupun ini dapat dikenali pada leher dan wajah.Tendangan yang cepat dapat
menyebabkan luka lecet disertai memar, sedangkan menurut arahnya,tendangan vertical
menunjukkan memar intradermal dengan pola telapak kaki.Kasus luka akibat tendangan
menjadi hal biasa dengan meningkatnya kekerasan pada masyarakat.Sebagian besar
tendangan dilakukan pada korban yang telah duduk atau terjatuh ketanah, yang
sebelumnya disebabkan tindakan kekerasan lainnya seperti mendorong atau memukul,
sehingga setelah korban lemas dan kaki pelaku menyerang bagian yang paling mudah
seperti pinggang, paha, leher dan area abdominal.Variasi lain tendangan yaitu pelaku
menyerang dari atas korban dengan cara loncat dan menendang dengan satu atau dua
kaki, sehinga dada paling sering terkena dan dapat menyebabkan patah tulang iga
maupun tulang dada. Bahaya umum yang terjadi pada tendangan ke arah muka adalah
patah tulang mandibulla, maxilla, tulang hidung dan zygoma. Tendangan pada satu sisi
wajah dapat benar-benar melepas bagaian bawah dari maxilla dengan bagian lengkungan
gigi dam palatum.2,3

Memar post mortem dan artefak lainnya


Khususnya pada kematian kongesti seperti tekanan pada leher, sistem vena dapat
tersumbat dan dapat terjadi memar. Salah satu area yang penting yang dapat
mendeskripsikan secara penuh disbanding yang lain adalah leher, dimana kumpulan dari
darah antara esophagus dan tulang belakang servikal dapat menimbulkan memar dari
strangulasi.1,2
Luka gores/Laserasi
Berbeda dengan luka insisi dimana pada luka gores jaringan yang rusak menyobek bukan
mengiris.

Laserasi dapat dibedakan dari luka iris :


pi memar dan kerusakan memiliki area yang sangat kecil sehingga untuk pemeriksaanya kadang dibutuhkan
bantuan kaca penbesar.
aan rangkaian jaringan yang terkena terdapat pada daerah bagian dalam luka, termasuk pembuluh darah dan
saraf .
anya luka lurus yang tajam pada tulang dibawahnya,terutama jika yang terluka daerah tulang tengkorak.
tertutup oleh rambut seperti kulit kepala, maka rambut tersebut akan terdapat pada luka.2,3

Laserasi terpola
Laserasi tidak menciptakan kembali bentuk dari alat yang melukai, tendangan
dapat menyebabkan laserasi khususnya jika menggunakan sepatu boot yang besar dengan
ujung kakinya yang keras. Pukulan yang sangat keras dapat menyebabkan laserasi linier
atau stellate.2

Luka akibat benda tumpul yang berpenetrasi


Luka ini merupakan luka campuran antara luka laserasi dan luka iris. Dapat
terjadi alibat dari pukulan besi atau sebilah kayu. Pada waktu alat tumpul dipukulkan ke
kulit, maka akan ada lekukan dan lecet pada sisinya, walaupun bekas yang lebih dulu
akan hilang jika alatnya telah ditarik kembali. Material seperti karat, kotoran atau
serpihan mungin tertinggal pada luka dan harus sangat hati-hati dilindungi untuk
pemeriksaan forensic, jika alat yang digunakan belum diketahui.2,3
Luka Insisi
Adalah luka yang disebabkan oleh objek yang tajam, biasanya mencakup seluruh
luka akibat benda-benda seperti pisau, pedang, silet, kaca, kampak tajam dll. Ciri yang
paling penting dari luka iris adalah adanya pemisahan yang rapih dari kulit dan jaringan
dibawahnya, maka sudut bagian luar biasanya bisa dikatakan bersih dari kerusakan
apapun.2

Luka potong
Adalah luka iris yang kedalamannya lebih panjang. Luka potong tidak lebih
berbahaya dibandingkan tikaman, sebagaimana ketidakdalaman luka tidak akan terlalu
mempengaruhi organ vital, khususnya target utama nya adalah tangan dan muka.3

Luka tikam dan luka yang berpenetrasi


Menikam biasanya dengan pisau, sering terjadi pada kasus pembunuhan dan
pembantaian.
Karakteristik dari alat tikam:
Panjang, lebar dan ketebalan pisau
Satu atau dua sisi
derajat dari ujung yang lancip
bentuk belakang pada pisau satu sudut (bergerisi/kotak)
Bentuk dari pelindung pangkal yang berdekatan dengan mata
pisau
Adanya alur, bergerigi atau cabang dari mata pisau
Ketajaman dari sudut dan khususnya ujung dari mata pisau
Karakteristik luka tikam, dapat menerangkan tentang:
Dimensi senjata
Tipe senjata
Kelancipan senjata
Gerakan pisau pada luka
Kedalaman luka
Arah luka
Banyaknya tenaga yang digunakan2,3

Petunjuk dari luka tusuk


Petunjuk dari luka tusuk sering dianggap sebagai suatu masalah pembunuhan
terutama sebagai persidangan, yang mengarah pada saat rekontruksi kejadian. Kejadian-
kejadian penusukan sering bergerak dan dinamis sehingga korban jarang dalam keadaan
statis. Penjelasan mengenai petunjuk berdasarkan gambaran luka dan jejak benda. Saat
pisau dengan mata pisau kurang cukup besar, maka luka sering tampak terpotong bagian
bawahnya mengenai jaringan subkutan. Pada otopsi, menjelaskan seperti pada luka tusuk
didada, kadang saat di autopsy luka terletak dibawah puting. Pembedahan dari jaringan
dan otot bisa mengungkapkan bahwa kerusakan dinding dada terletak di ICS berapa .
Informasi ini menjadi petunjuk luka, mengambarkan jejak luka.2,3,6

Perkiraan mengenai derajat kekuatan luka tusuk


Diberikan keterangan mengenai:
ari tulang atau pengerasan tulang rawan
an dari ujung pisau
n dating nya pisau
ng elastis lebih mudah ditembus
etebalan kulit terhadap pisau, kulit telapak kaki lebih tebal dari bagian tubih lain.
mbus yang disebabkan tusukan2,3,4

Luka tangkis
Luka tangkis merupakan luka yang terjadi akibat perlawanan korban dan pada
umumnya ditemukan pada telapak tangan, punggung tangan, jari-jari tangan, punggung
lengan bawah dan tungkai. Bila pada keadaan tangkis dengan cara menangkap mata pisau
dengan telapak tangan, maka luka yang terjadi akan mengiris telapak tangan, melintasi
lekukan jari, mengiris kulit, jaringan tendon atau kadang teririsnya keempat jari tangan2,3
Anatomi Dada
Bagian terluar dada terdiri dari kulit. Kulit manusia terdiri atas epidermis dan dermis.
Kulit berfungsi sebagai alat ekskresi karena adanya kelenjar keringat (kelenjar sudorifera) yang
terletak di lapisan dermis. Epidermis tersusun atas lapisan tanduk (lapisan korneum) dan lapisan
Malpighi. Lapisan korneum merupakan lapisan kulit mati, yang dapat mengelupas dan
digantikan oleh sel-sel baru. Lapisan Malpighi terdiri atas lapisan spinosum dan lapisan
germinativum. Lapisan spinosum berfungsi menahan gesekan dari luar. Lapisan germinativum
mengandung sel-sel yang aktif membelah diri, mengantikan lapisan sel-sel pada lapisan
korneum. Lapisan Malpighi mengandung pigmen melanin yang memberi warna pada kulit.4,5
Bagian kulit paling atas adalah lapisan sel keratinisasi stratum korneum yang
ketebalannya bermacam-macam pada bagian tubuh tertentu. Pada tumit dan telapak tangan
adalah bagian paling tebal, sedangkan skrotum dan kelopak mata adalah bagian paling tipis. Hal
ini berkaitan dengan perkiraan perlukaan penetrasi pada kulit.4
Pada lapisan epidermis tidak terdapat pembuluh darah. Lapisan epidermis umumnya
berkerut, permukaan bawahnya terdiri dari papilla yang masuk ke dalam dermis. Dermis atau
korium terdiri dari jaringan ikat dengan adneksa seperti folikel rambut, kelenjar sebasea dan
kelenjar keringat. Selain itu, terdapat banyak pembuluh darah, saraf pembuluh limfe serta ujung
saraf taktil, tekan, panas. Secara berurutan, pada bagian bawah dermis terdapat jaringan adiposa
dan fascia, jaringan lemak, dan otot.4
Dada tersusun dari tulang dan jaringan lunak. Tulang yang membentuk dinding dada
adalah tulang iga, columna vertebralis torakalis, sternum, tulang clavicula dan scapula. Jarinan
lunak yang membentuk dinding dada adalah otot serta pembuluh darah terutama pembuluh darah
intrerkostalis dan torakalis interna. Dasar torak dibentuk oleh otot diafragma yang dipersyarafi
nervus frenikus. Diafragma mempunyai lubang untuk jalan Aorta, Vana Cava Inferior serta
esofagus. Rongga pleura kiri dan kanan berisi paru-paru. Rongga ini dibatasi oleh pleura
visceralis dan parietalis. Rongga Mediastinum dan isinya terletak di tengah dada. Mediastinum
dibagi menjadi bagian anterior, medius, posterior dan superior.6
Dilihat dari aspek forensik, sebagian dari hati dan usus dibawah perbatasan organ-organ
toraksik rentan terhadap penusukan dan luka tumpul pada dada. Perlukaan yang menembus,
khususnya oleh pisau ke dinding dada lateral bawah mungkin dapat mengenai diafragma
peritoneal.8
Luka Tusuk Pada Paru
Luka tusuk pada dinding dada dan permukaan paru yang mengenai pembuluh darah dan
batas pleura dapat menyebabkan hemothoraks. Hilus paru dapat robek atau terkena tusuk.
Kematian dapat terjadi akibat dari kehilangan banyak darah, meskipun perdarahan
eksternalnya sedikit.6,7
Pisau yang menusuk secara oblik melalui otot interkostalis mungkin dapat menyebabkan
lubang besar pada pembuluh darah atau pada ruang jantung sehingga menyebabkan
hemothoraks.Perdarahan postmortem dapat menambah volume perdarahan yang
ditemukan pada otopsi, sehingga sangat tidak bijaksana untuk memperkirakan jumlah
perdarahan yang menyebabkan kematian.7
Infeksi yang terjadi pada luka di dada tidak umum ditemukan pada pemeriksaan forensik,
dimana kebanyakan kematian terjadi akibat perdarahan dalam waktu yang singkat
sebelum cukup waktu untuk terjadinya infeksi. Bagaimanapun, selulitis, inflamasi pleura,
dan bahkan empiema dapat terjadi, khususnya jika senjata yang digunakan kotor. Ada
banyak penyebab infeksi, Stafilokokus, Proteus, Clostridium Perferingens uumumnya
ditemukan pada kultur.6
Kematian dapat terjadi jika paru-paru mendapatkan tekanan berlebihan sehingga paru-
paru mengalami kolaps. Tekanan yang berlebihan juga bisa menghalangi pemompaan
darah oleh jantung secara efektif sehingga terjadi syok. Pneumothoraks akan
memperlihatkan gejala-gejala dispnoea inspiratorik yang terjadi secara mendadak dan
dapat berakhir dengan kematian dalam waktu singkat.7

Luka Tusuk Pada Jantung


Jantung sangat rentan terhadap luka tembus atau luka memar. Umumnya, pembunuhan
adalah tusukan pada dada yang menembus jantung dan sangat jarang tusukan ke arah atas
dari perut yang menembus diafragma. Ventrikel kanan sering terluka akibat luka tusuk
karena posisinya sebagian besar pada daerah frontal yang mengakibatkan perdarahan
pada kandung jantung. Sebagian kecil mengenai septum intraventrikuler anterior dan
ventrikel kiri. Tusukan yang dangkal dapat melukai miokardium tetapi tidak sampai
mengenai lumen ventrikel. Pada kasus ini mungkin terjadi sedikit gangguan kecuali bila
arteri koronaria terkena yang dapat mengakibatkan kematian akibat insufisiensi miokard
atau tamponade jantung. Pada ventrikel kiri, kontraksi dinding jantung yang tebal
mungkin menutup sebagian atau seluiruh luka sehingga terjadi sedikit perdarahan. Jika
luka yang terjadi pada ventrikel lebih besar daripada luka yang terjadi pada kandung
jantung akan terjadi tamponade jantung. Pada umunya luka pada ventrikel kanan lebih
berbahaya daripada luka pada ventrikel kiri. Banyaknya luka tusuk pada jantung,
terutama pada ventrikel kiri memungkinkan perdarahan yang terjadi tidak deras.Ketika
kerusakan yang terjadi akibat luka tusuk menyebabkan perforasi kandung jantung,
perdarahan dapat masuk ke dalam kavitas pleura, mediastinum, atau bahkan abdomen
jika diafragma ikut tertembus. Kematian dapat terjadi akibat perdarahan, namun
penyebab kematian yang umum adalah tamponade jantung.6,7,8
Tamponade jantung didefinisikan sebagai cairan yang abnormal atau sejumlah cairan
dalam kavum perikardial, diamana menyebabkan kompresi jantung dan menurunkan
curah jantung. Walaupun jarang, tamponade dapat disebabkan oleh luka tusuk yang
menembus jantung. Pisau masuk melalui perikardium dan ke dalam ruang jantung.
Ketika tamponade berkembang, perikardium memperkuat dindingnya, sedangkan
perdarahan dari jantung terus-menerus mengisi kavum perikardial. Peningkatan tekanan
dalam jantung dan pengurangan ukuran ventrikel akan mengurangi volume pengisian
pada akhir diastolik dan menyebabkan penurunan curah jantung. Perdarahan minimal 50
sampai 75 mililiter sudah dapat menyebabkan penurunan curah jantung. Dalam literatur
lain dinyatakan bahwa pada tamponade, darah yang terkumpul pada kandung jantung
lebih cepat daripada yang keluar dari kandung jantung tersebut, baik karena kebocoran
pada kandung jantung terbendung oleh bekuan darah. Pada kasus kontusio, tidak ada
jalan keluar dari kandung jantung. Ketika darah yang terkumpul cukup banyak, tekanan
pada kandung jantung meningkat dan mencegah pengisian pasif pada atrium pada saat
diastol. Curah jantung menurun, begitu juga tekanan darah sistemik dan tekanan vena
meningkat. Jika tidak dibebaskan, akan terjadi kematian dengan waktu yang berbeda dan
hampir tidak mungkin diperkirakan pada waktu pemeriksaan patologis. Menurut Moritz,
kehilangan darah 400 sampai 500 ml sudah dapat menyebabkan kematian, meskipun
nampaknya lebih yang dilihat pada tamponade.7,8
Tusukan yang terlalu tinggi atau terlalu lateral untuk menusuk ruangan jantung dapat
menusuk aorta asendens atau arteri pulmonalis. Jika luka di bawah refleksi perikardium,
hemoperikardium atau tamponade jantung dapat terjadi. Tusukan lain mungkin melukai
katup jantung atau mengenai cabang besar arteri atau vena pulmonalis, menimbulkan
perdarahan yang besar sampai ke kavitas pleura atau mediastinum.6,7

Aspek Medikolegal Luka Tusuk


1. Aspek Medis
Berdasarkan aspek medis, luka dapat ditinjau dari berbagai aspek meliputi:
a. Umur luka
Pada korban hidup, jika terjadi luka tusuk akan tampak lebih menganga, banyak
perdarahan dan disetai bekuan darah. Pemeriksaan histopatologi akan tampak reaksi
radang dan perubahan konsentrasi serotonin, histamin dan enzim-enzim jaringan luka.
Setelah beberapa hari, akan tampak pengeluaran serum yang kemudian akan segera
menutup luka tersebut dengan terbentuknya krusta. Perubahan histologi akibat
terjadinya luka sebagai berikut:
30 menit sampai 4 jam terjadi pengumpulan leukosit polimorfonuklear pada luka dan
terbentuknya benang-benang fibrin.
4 jam sampai 12 jam terjadi udem jaringan dan pembengkakan endotel pembuluh darah.
12 jam sampai 24 jam terjadi peningkatan jumlah makrofag dan dimulainya pembersihan
jaringan mati.
24 jam sampai 72 jam terjadi peningkatan jumlah leukosit sampai maksimal sekitar 48
jam, mulainya perbaikan jaringan, munculnya fibroblast dan pembuluh darah baru
mulai terbentuk untuk membentuk jaringan granulasi.
3 hari sampai 6 hari tampak epidermis mulai tumbuh.
10 hari sampai 15 hari tampak epidermis menipis dan mendatar.
Dalam beberapa minggu sampai bulan, proses penyembuhan jaringan berlanjut sampai
terbentuk jaringan granulasi secara komplit.6,7,8

b. Jenis kekerasan
Gambaran umum luka dapat memperkirakan jenis kekerasan yang dilakukan oleh
pelaku. Pada luka akibat kekerasan tajam seperti luka tusuk, panjang luka lebih kecil
dari dalamnya luka, panjang luka sama lebarnya dengan senjata maksimal yang masuk
sedangkan dalamnya luka sama dengan panjang maksimum senjata yang masuk. Selain
itu, panjang luka biasanya tidak mencerminkan lebar benda tajam penyebabnya,
demikian pula panjang saluran luka biasanya tidak menunjukkan panjang benda tajam
tersebut. Selain itu, panjang luka biasanya tidak mencerminkan lebar benda tajam
penyebabnya, demikian pula panjang saluran luka biasanya tidak menunjukkan
panjang benda tajam tersebut. Hal ini disebabkan oleh faktor elastisitas jaringan dan
gerakan korban.
Gambaran umum luka tusuk adalah tepi yang rata, berbentuk garis, tidak terdapat
jembatan jaringan dan dasar luka berbentuk garis atau titik serta keadaan sekitar luka
yang tenang tidak ada luka lecet atau luka memar. Senjata tajam yang digunakan
runcing atau bermata satu biasanya sudut luka tajam. Senjata tajam yang bermata dua,
sudut luka tumpul dan tajam. Kulit sekitar luka akibat kekerasan benda tajam biasanya
tidak menunjukkan adanya luka lecet atau luka memar, kecuali bila sebagian gagang
turut membentur kulit.6,7

c. Akibat luka
Suatu luka tusuk sebagian besar menyebabkan kerusakan luas pada struktur-struktur
yang ada dibawahnya. Kematian sering terjadi cepat akibat perdarahan atau emboli
udara dimana diakibatkan oleh terbukanya vena yang ada dibawahnya. Hal ini
dikarenakan pelaku kriminalitas jarang mempunyai pengetahuan biologi yang cukup
untuk mengenali secara detail mengenai struktur dasar pada permukaan kulit sehingga
yang bersangkutan tidak menduga bahwa organ vital yang terluka terletak dalam
lapisan yang sangat dekat dengan permukaan kulit. Beberapa luka tusuk mempunyai
potensi untuk menyebabkan perdarahan masif akibat luka pada organ dalam yang luas.
Bahaya itu ditambah dengan kenyataan bahwa kebanyakan dari darah yang keluar dari
organ atau pembuluh darah yang rusak mengisi salah satu rongga tubuh yang utama.
Menurut studi di Glasgow Royal Infirmary, dada (43%) dan abdomen (13%)
merupakan lokasi luka tusuk paling umum yang memerlukan tindakan pembedahan
segera.7,8
Berbagai akibat yang dapat timbul akibat luka tusuk bervariasi dari ringan sampai
berat tergantung dari sifat senjata yang digunakan, kedalaman senjata tersebut masuk,
dan tempat penusukan. Sifat senjata dengan bentuk lebih runcing, lebih tajam pada
bagian ujung dan kedua tepinya tentu akan mengakibatkan luka tusuk yang lebih
serius. Lebih dalam senjata yang masuk juga akan mengakibatkan luka tusuk yang
lebih serius. Tempat penusukan, seperti pada dada yang merupakan tempat organ vital
paru-paru dan jantung akan mengakibatkan luka tusuk yang mengancam nyawa. Bila
penusukan dada sampai mengenai paru-paru maka dapat terjadi pneumotoraks atau
hemotoraks. Bila penusukannya lebih ke arah lateral kiri sampai mengenai jantung
maka dapat terjadi tamponade jantung. 4,7

2. Aspek Legal
Dalam melakukan pemeriksaan terhadap korban hidup atau meninggal yang
menderita luka akibat kekerasan, pada hakikatnya dokter diwajibkan untuk dapat
memberikan kejelasan mengenai jenis luka yang terjadi, jenis kekerasan/senjata atau
benda yang menyebabkan luka, dan derajat luka.6
Seorang korban yang meninggal dapat disebabkan oleh pembunuhan, bunuh diri, dan
kecelakaan. Pembunuhan diasosiasikan dengan pasal 185, 338, 339, 340, 342, dan 343
KUHP tergantung pada ada atau tidaknya rencana dan kepada siapa dilakukan. Bunuh
diri diasosiasikan dengan pasal 345 KUHP dimana barang siapa sengaja mendorong
orang lain untuk bunuh diri, menolongnya dalam perbuatan itu atau memberi sarana
kepadanya untuk itu. 6
Seorang korban penganiayaan dengan luka ringan akan diasosiasikan dengan
penganiayaan ringan sebagaimana tersebut di dalam pasal 352 KUHP, sedangkan bila ia
mengalami luka yang sedang akan diasosiasikan dengan pasal 351 (1) atau 353 (1)
KUHP tergantung pada ada atau tidaknya rencana. Korban dengan luka berat dapat
diasosiasikan dengan pasal 351 (2), 353 (2), 354 (1), 355 (1) KUHP tergantung pada niat
dan ada atau tidaknya rencana. Perlu diingat bahwa luka-luka tersebut dapat juga timbul
akibat kecelakaan atau bunuh diri.6
BAB II
LAPORAN KASUS

Surat permintaan Keterangan Ahli (Surat permintaan Visum et Repertum) berasal dari
Kepolisian Sektor Denpasar tertanggal 7 September 2010 ditujukan kepada instansi RSUP
Sanglah atas jenazah seorang perempuan yang diketemukan di dalam kamar kost di jln Ida Bagus
Oka Gg. Rencong No.10 Panjer Denpasar, pada tanggal 7 September 2010 sekitar pukul 19.50
wita. Lalu dibuatlah visum sebagai berikut.

BAGIAN / SMF / INSTALASI KEDOKTERAN FORENSIK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA / RUMAH SAKIT UMUM
PUSAT SANGLAH DENPASAR
Jl. Diponegoro, Denpasar 80114
Telp. (0361) 227911 – 15, EXT.111. Fax. (0361) 221903

Email : forensik@sanglahbalihospital.com Website : www.sanglahbalihospital.com

PRO JUSTITIA
VISUM ET REPERTUM
No : RSUP/YM.0102/E.19/IX/2010/VER.923

Berhubung dengan surat Saudara I Gusti Putu Wirta, pangkat AIPTU, NRP lima delapan
satu dua nol empat empat lima, Nomor Polisi VER garis miring satu lima dua garis miring
sembilan romawi garis miring dua ribu sepuluh garis miring POLSEK, tertanggal tujuh
September dua ribu sepuluh, maka kami yang bertanda tangan dibawah ini dokter Kunthi
Yulianti, Sp.KF, dokter Spesialis Forensik pada Instalasi Kedokteran Forensik Rumah Sakit
Umum Pusat Sanglah Denpasar, menerangkan bahwa kami pada tanggal tujuh September dua
ribu sepuluh pukul dua puluh dua lewat lima menit Waktu Indonesia Bagian Tengah telah
melakukan pemeriksaan luar dan tanggal delapan September dua ribu sepuluh pukul lima belas
nol nol melakukan pemeriksaan dalam atas jenazah yang menurut surat tersebut diatas bernama :
DEWA AYU AGUNG DIAH CAHYANI, jenis kelamin perempuan, umur delapan belas tahun,
kewarganegaraan Indonesia, tempat ditemukan Jln Ida Bagus Oka Gang Rencong Nomor
sepuluh Panjer Denpasar--------------------------------------------------------------------------------------
Jenazah tersebut diterima di Instalasi Kedokteran Forensik Rumah Sakit Umum Pusat
Sanglah Denpasar pada tanggal tujuh September dua ribu sepuluh pukul sembilan belas lewat
lima puluh menit Waktu Indonesia Bagian Tengah-------------------------------------------------------

PEMERIKSAAN LUAR
1. Label : LABEL MAYAT DARI KEPOLISISAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH BALI KOTA BESAR DENPASAR. Register Mayat BB/ / IX/ 2010/ Reskrim.
Identitas Mayat I DEWA AYU DIAH CAHYANI, Pr, Denpasar 17 Oktober 1992, Hindu,
Mahasiswi STIKES Bali, Jl. Majapahit No. 20 X Br. Griya Kel. Kawan Bangli. Berat dan
Jumlah satu. Laporan Polisi Lp/ 60/ IX/ 2010/ Bali/ Tabes Dps/ Sek Densel, Tgl 7 September
2010. Tersangka Bernama LIDIK. Tertanggal Denpasar, 8 September 2010. Penyidik I
WAYAN NURIATA, SH. AJUN KOMISARIS POLISI. NRP 64090039------------------------
2. Pembungkus jenazah : ---------------------------------------------------------------------------------
Seprai bahan katun dengan motif dasar hijau motif kotak-kotak gambar beruang dan
bebek--------------------------------------------------------------------------------------------------
3. Benda di samping jenazah
----------------------------------
: Tidak ada---------------------
4. Pakaian : -----------------------------------------------------------------------------------------------
Baju kaos lengan pendek, tanpa kerah, bahan katun warna abu-abu, tanpa merek, tanpa
ukuran-------------------------------------------------------------------------------------------------
Bra berwarna krem bahan nilon dengan hiasan pita warna putih bagian depan, tanpa merek, tanpa
ukuran---------------------------------------------------------------------------------
Celana selutut warna krem bahan katun dengan motif jantung-jantung, tanpa merek, tanpa
ukuran, terpasang pada kaki kiri --------------------------------------------------------
Celana dalam warna krem, bahan katun, merek Bona, ukuran XL---------------------------
5. Perhiasan : gelang tridatu berbahan benang berwarna hitam, merah dan putih pada
pergelangan tangan kiri---------------------------------------------------------------------------------
6. Tanda Kematian : ---------------------------------------------------------------------------------------
Lebam mayat pada bagian belakang tubuh sisi kiri dengan warna merah keunguan yang tidak
hilang dengan penekanan--------------------------------------------------------------------
Kaku mayat pada seluruh tubuh yang sukar dilawan------------------------------------------------------
Tanda-tanda pembusukan belum terbentuk------------------------------------------------------
7. Pemeriksaan Rambut : --------------------------------------------------------------------------------
Rambut kepala warna hitam, tumbuh lebat, ikal, panjang rata-rata dua puluh enam
sentimeter---------------------------------------------------------------------------------------------
Alis warna hitam, lebat dengan panjang satu sentimeter---------------------------------------
Bulu mata warna hitam, lebat, lurus---------------------------------------------------------------
8. Pemeriksaan Kepala : Bentuk kepala bulat lonjong-----------------------------------------------
9. Pemeriksaan Mata : ---------------------------------------------------------------------------------
Mata kanan dan kiri tertutup----------------------------------------------------------------------
Selaput bening kedua mata jernih-----------------------------------------------------------------
Teleng mata kanan dan kiri sama besar dengan diameter nol koma empat sentimeter-----
Tirai mata berwarna hitam--------------------------------------------------------------------------
Selaput bola mata berwarna putih, tidak terdapat pelebaran pembuluh darah dan tidak ada bintik
perdarahan di bawah selaput bola mata kanan dan kiri----------------------------
Selaput lendir kedua kelopak mata tampak pucat, tidak terdapat pelebaran pembuluh darah dan
tidak terdapat bintik pendarahan-------------------------------------------------------------------
10. Pemeriksaan Hidung : ---------------------------------------------------------------------------------
Bentuk mancung-------------------------------------------------------------------------------------
Dari kedua lubang hidung keluar darah dan bekuan darah ------------------------------------
11. Pemeriksaan Mulut dan
Rongga Mulut:---------------
Mulut tertutup----------------------------------------------------------------------------------------
Lidah tidak tergigit dan tidak terjulur-------------------------------------------------------------
Dari rongga mulut tidak keluar cairan maupun darah-------------------------------------------
Gigi giligi lengkap-----------------------------------------------------------------------------------
12. Pemeriksaan Telinga : --------------------------------------------------------------------------------
Bentuk oval-------------------------------------------------------------------------------------------
Dari lubang telinga kanan/kiri tidak keluar apa-apa---------------------------------------------
13. Alat Kelamin : Perempuan --------------------------------------------------------------------------
Dari saluran kelamin keluar cairan bening, pada tepi lubang kelamin bagian belakang terdapat
memar dengan ukuran nol koma lima sentimeter kali nol koma lima sentimeter. Selaput
dara terdapat robekan sampai ke dasar sesuai arah jam tiga, lima, enam dan tujuh di
sekitar robekan tidak tampak kemerahan
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
14. Lubang Pelepasan : -------------------------------------------------------------------------------------
Dari lubang pelepasan tidak keluar kotoran-----------------------------------------------------------------
15. Identifikasi Umum : -------------------------------------------------------------------------------------
Jenazah adalah seorang perempuan, Warga Negara Indonesia, warna kulit kuning langsat, gizi
cukup, umur kurang lebih delapan belas tahun, berat badan empat puluh tiga kilogram,
panjang badan seratus lima puluh tujuh sentimeter---------------------------
16. Identifikasi khusus : Tidak ada---------------------------------------------------------------------
17..Luka-luka : ----------------------------------------------------------------------------------------------
Luka memar pada bibir atas melintang terhadap garis pertengahan depan, ukuran empat
sentimeter kali nol koma lima sentimeter----------------------------------------------------------
Luka memar pada bibir atas samping kanan, tiga sentimeter dari garis pertengahan depan, nol
koma lima sentimeter dari atas sudut bibir, ukuran satu sentimeter kali nol koma lima
sentimeter---------------------------------------------------------------------------------
Luka memar pada bibir atas samping kiri, tiga sentimeter dari garis pertengahan depan, nol koma
lima sentimeter diatas sudut bibir, ukuran dua sentimeter kali nol koma lima
sentimeter-----------------------------------------------------------------------------------------------
Luka memar pada bibir bawah samping kanan, satu sentimeter dari garis pertengahan depan,
berbentuk garis sepanjang nol koma lima sentimeter-----------------------------------
Luka lecet pada bibir bawah samping kanan, satu sentimeter dari garis pertengahan depan
membentuk garis sepanjang nol koma lima sentimeter-------------------------------------------
Luka lecet pada bibir bawah samping kiri, satu koma lima sentimeter dari garis pertengahan
depan, membentuk garis sepanjang nol koma lima sentimeter-----------------
Luka terbuka pada leher samping kanan tujuh sentimeter dari garis pertengahan depan, seratus
tiga puluh sembilan sentimeter dari tumit, tepi rata, sudut bagian atas tajam, bagian
bawah tumpul, dapat dirapatkan dan membentuk garis sepanjang satu koma tujuh
sentimeter, dari luka tampak pisau berwarna coklat dengan lingkaran berwarna
kehitaman, mata pisau tampak sepanjang empat sentimeter, pisau merk IDEAL
steinlesstell, dengan panjang gagang sepuluh sentimeter. Setelah pisau dicabut, mata
pisau masuk sepanjang delapan koma lima sentimeter, dasar luka jaringan lemak dan
otot------------------------------------------------------------------------------------------------------
Luka terbuka pada dada samping kanan, enam belas sentimeter dari garis pertengahan depan,
sebelas sentimeter dari puncak bahu, seratus dua puluh dua sentimeter dari tumit, tepi
rata, sudut belakang lancip, sudut depan tumpul, dasar luka lemak, dapat dirapatkan
membentuk garis sepanjang satu sentimeter-------------------------------------------------------
Luka terbuka pada dada samping kanan, lima belas sentimeter dari garis pertengahan depan, satu
koma lima sentimeter dibawah luka nomor delapan, seratus dua puluh satu sentimeter
dari tumit, sudut belakang lancip, sudut depan tumpul, dasar luka jaringan lemak, dapat
dirapatkan dan membentuk garis sepanjang satu koma lima sentimeter-------
Luka terbuka pada lengan atas kiri samping luar, tiga belas sentimeter dari siku, tepi luka rata,
sudut bagian dalam tajam, sudut bagian luar tumpul,dasar luka jaringan lemak dapat
dirapatkan membentuk garis sepanjang dua sentimeter------------------------------------------
Luka terbuka pada dada samping kiri, enam belas sentimeter dari garis pertengahan depan, empat
belas sentimeter dari puncak bahu, seratus tujuh belas sentimeter dari tumit, tepi luka rata,
sudut bagian dalam tumpul, sudut bagian luar tajam, dasar luka jaringan otot dapat
dirapatkan membentuk garis sepanjang empat koma lima sentimeter--
Luka terbuka pada dada samping kiri, enam belas sentimeter dari garis pertengahan depan, tiga
sentimeter dibawah luka nomor sebelas, tepi rata, kedua sudut tajam, dasar luka jaringan
bawah kulit, dapat dirapatkan membentuk garis sepanjang satu sentimeter--
Luka terbuka pada lengan atas kiri bagian depan samping dalam, dua puluh sentimeter dari siku,
tepi rata, kedua sudut tajam, dasar luka jaringan bawah kulit, dapat dirapatkan
membentuk garis sepanjang satu koma lima sentimeter-----------------------------------------
Luka terbuka pada punggung samping kanan tepat pada pangkal lengan, tujuh belas sentimeter
dari garis pertengahan depan, sepuluh sentimeter dari puncak bahu, seratus dua puluh
sembilan sentimeter dari tumit, tepi rata, sudut depan bawah lancip, sudut belakang atas
tumpul, dasar luka jaringan lemak dapat dirapatkan membentuk garis sepanjang satu
koma tujuh sentimeter -------------------------------------------------------------
Luka terbuka pada punggung samping kiri, lima belas sentimeter dari garis pertengahan depan,
tujuh belas sentimeter dari puncak bahu, seratus dua puluh sentimeter dari tumit, tepi rata,
dengan empat sudut luka yaitu tiga sudut luka tajam, satu sudut luka tumpul, dasar luka
jaringan bawah kulit dapat dirapatkan membentuk garis sepanjang dua koma lima
sentimeter-----------------------------------------------------------------------------------------
18. Patah tulang : Tidak teraba dan tidak tampak ada patah tulang-----------------------------------

PEMERIKSAAN DALAM
SEBELUM ALAT-ALAT DIANGKAT
Leher :------------------------------------------------------------------------------------------------------
• Pada jaringan di bawah kulit leher terdapat resapan darah------------------------------------
• Pada otot leher bagian kanan di bawah tulang rahang terdapat resapan darah ukuran satu
koma lima sentimeter kali satu sentimeter--------------------------------------------------
Dada :-------------------------------------------------------------------------------------------------------
• Lemak dinding dada berwarna kuning, tebal nol koma lima sentimeter--------------------
• Sekat rongga badan kiri setinggi sela iga keempat dan sekat rongga badan kanan
setinggi sela iga keempat---------------------------------------------------------------------------
• Kandung jantung terletak diantara kedua tepi paru dan di dalam kandung jantung
terdapat darah kurang lebih lima puluh milimeter----------------------------------------------
• Dalam rongga dada kanan ditemukan darah sebanyak dua ratus lima puluh mililiter-----
• Dalam rongga dada kiri ditemukan darah dan gumpalan darah sebanyak seribu tiga ratus
lima belas mililiter----------------------------------------------------------------------------
• Luka nomor sembilan berturut-turut menembus kulit, lemak, otot dada, otot sela iga
kedua, rongga dada, paru kanan baga tengah samping kanan sepanjang tujuh koma lima
sentimeter dengan arah dari kanan luar ke kiri dalam, tegak lurus dengan permukaan
kulit----------------------------------------------------------------------------------------------------
• Pada otot sela iga ketiga kanan, enam koma lima sentimeter dari garis pertengahan
depan terdapat resapan darah ukuran tiga sentimeter kali satu koma lima sentimeter-----
• Luka nomor dua belas berturut-turut menembus kulit, lemak, otot dada, otot sela iga ke
empat, rongga dada kiri, paru kiri baga atas, kandung jantung samping kiri, dinding
bilik kiri jantung, menembus rongga bilik kiri jantung dengan arah dari kiri atas ke
kanan bawah membentuk sudut kurang dari empat puluh lima derajat dari bidang datar
dengan panjang dua belas sentimeter-------------------------------------------------------------
• Luka nomor lima belas berturut-turut menembus kulit, lemak, otot dada, otot sela iga ke
enam bagian belakang rongga dada kiri, berakhir di paru kiri baga bawah bagian
belakang sepanjang tujuh sentimeter dengan arah dari belakang ke depan------------------
Perut :-------------------------------------------------------------------------------------------------------
• Lemak dinding perut berwarna kuning, tebal satu koma dua sentimeter--------------------
• Tirai usus menutupi dua per tiga permukaan usus bagian atas--------------------------------
• Selaput dinding perut berwarna abu-abu pucat, permukaan licin dan mengkilat-----------
• Dalam rongga perut tidak ditemukan cairan dan darah-----------------------------------------

SETELAH ALAT-ALAT DIANGKAT


ALAT-ALAT DALAM LEHER:
1. Lidah :------------------------------------------------------------------------------------------------------
• Berwarna coklat pucat, permukaan kasar, pada irisan berwarna coklat pucat--------------
2. Kelenjar gondok :-----------------------------------------------------------------------------------------
• Terdiri dari dua baga, warna merah kecoklatan pucat, pada perabaan kenyal, pada irisan
berwarna merah kecoklatan pucat, gambaran kelenjar jelas, berat dua puluh
gram---------------------------------------------------------------------------------------------------
3. Tulang lidah : Utuh--------------------------------------------------------------------------------------
Tulang rawan gondok : Utuh----------------------------------------------------------------------------
Tulang rawan cincin : Utuh------------------------------------------------------------------------------
4. Kerongkongan : ------------------------------------------------------------------------------------------
• Dalam saluran kerongkongan kosong-------------------------------------------------------------
• Selaput lendir berwarna putih abu-abu, licin, tidak terdapat bintik perdarahan dan
pelebaran pembuluh darah-------------------------------------------------------------------------
• Pada dinding belakang kerongkongan terdapat resapan darah ukuran dua koma lima
sentimeter kali satu sentimeter---------------------------------------------------------------------
5. Batang tenggorok :----------------------------------------------------------------------------------------
• Selaput lendir berwarna putih abu-abu, licin, berisi cairan bening, tidak terdapat bintik
perdarahan dan pelebaran pembuluh darah ------------------------------------------------------
6. Luka nomor tujuh berturut-turut menembus kulit, otot leher, jaringan ikat di belakang
pembuluh nadi leher, tulang leher pada ruas ketiga sepanjang delapan koma lima sentimeter
dengan arah dari kanan bawah luar ke kiri atas dalam membentuk sudut empat puluh lima
derajat dari permukaan kulit-----------------------------------------------------------------------------
ALAT-ALAT DALAM RONGGA DADA:
1. Paru-paru :-------------------------------------------------------------------------------------------------
• Paru kanan terdiri dari tiga baga, warna coklat pucat, pada perabaan seperti spons
kenyal, pada irisan berwarna coklat pucat, pada penekanan keluar tidak keluar cairan
maupun buih, berat seratus lima puluh gram. Pada baga tengah samping kanan
terpotong rata sepanjang satu koma lima sentimeter di sekitar potongan tersebut terdapat
resapan darah------------------------------------------------------------------------------
• Paru kiri terdiri dari dua baga, warna coklat pucat, pada perabaan seperti spons kenyal,
pada irisan coklat pucat, pada penekanan tidak keluar cairan maupun buih, berat seratus
dua puluh lima gram. Pada baga atas bagian depan terpotong rata sepanjang dua
sentimeter yang menembus sampai ke bagian belakang di sekitarnya terdapat resapan
darah, yang bagian belakang terpotong nol koma sembilan sentimeter, memotong
bagian atas baga bawah pada septum interlobularis. Pada baga bawah samping kiri
terdapat robekan sepanjang dua sentimeter di sekitar robekan tersebut terdapat resapan
darah --------------------------------------------------------------------------------------------------
2. Jantung :----------------------------------------------------------------------------------------------------
• Besarnya samas dengan genggaman tangan kanan jenazah, warna merah pucat,
mengandung cukup lemak--------------------------------------------------------------------------
• Lingkar katup antara serambi kanan dan bilik kanan sembilan koma lima sentimeter-----
• Otot bilik jantung kanan berwarna merah pucat, tebal otot nol koma dua sentimeter------
• Lingkar katup pembuluh nadi paru-paru lima sentimeter--------------------------------------
• Lingkar katup antara serambi kiri dan bilik kiri sembilan sentimeter------------------------
• Otot bilik jantung kiri berwarna merah pucat, tebal otot satu sentimeter-------------------
• Pada kandung jantung samping kiri tampak terpotong dengan tepi rata, bila dirapatkan
membentuk garis sepanjang satu koma dua sentimeter----------------------------------------
• Lingkar katup pembuluh batang nadi lima sentimeter------------------------------------------
• Sekat jantung berwarna merah merata------------------------------------------------------------
• Pembuluh nadi jantung tidak tersumbat----------------------------------------------------------
• Berat jantung dua ratus gram----------------------------------------------------------------------

ALAT-ALAT DALAM RONGGA PERUT :


1. Hati :-----------------------------------------------------------------------------------------------
---------
• Warna coklat pucat, permukaan licin mengkilap, tepi tajam, pada perabaan kenyal, pada
irisan berwarna coklat pucat, gambaran hati jelas, berat tujuh ratus gram------------------
2. Kandung
empedu :-------------------------------------------------------------------------------- -------
• Saluran empedu tidak tersumbat, kandung empedu berisi cairan berwarna kuning
kehijauan, selaput lendir permukaan seperti beludru-------------------------------------------
3. Limpa :---------------------------------------------------------------------------------------------
--------
• Warna ungu pucat, permukaan keriput, pada perabaan kenyal, pada irisan berwarna
ungu pucat, pada kerokan jaringan limpa terikut, berat tujuh puluh lima gram-------------
4. Lambung :-----------------------------------------------------------------------------------------
---------
• Isi lambung kosong, selaput lendir berwarna coklat muda, licin dan berlipat-lipat--------
5. Kelenjar Liur Perut
:--------------------------------------------------------------------------------------
• Warna kuning, permukaan berbaga-baga, pada perabaan kenyal, pada irisan berwarna
kuning pucat, berat lima puluh gram--------------------------------------------------------------
6. Usus Halus : Berwarna merah muda, pucat, terdapat pelebaran pembuluh darah,
permukaan
licin-------------------------------------------------------------------------------------------------
--------
7. Usus Besar : Berwarna abu-abu kehijauan, tampak pelebaran pembuluh darah,
permukaan
licin-------------------------------------------------------------------------------------------------
--------
8. Kelenjar Anak Ginjal
:-----------------------------------------------------------------------------------
• Kelenjar anak ginjal kanan : bentuk trapezium warna kuning pucat-------------------------
• Kelenjar anak ginjal kiri : bentuk bulan sabit warna kuning pucat---------------------------
9. Ginjal :---------------------------------------------------------------------------------------------
---------
• Ginjal kanan, lemak ginjal tipis, simpai ginjal mudah dilepas, warna coklat pucat,
permukaan licin, pada perabaan kenyal, pada irisan gambaran ginjal jelas, pada piala
ginjal kosong, tidak terdapat bintik perdarahan dan pelebaran pembuluh darah, berat
tujuh puluh lima gram-------------------------------------------------------------------------------
• Ginjal kiri, lemak ginjal tipis, simpai ginjal mudah dilepas, warna coklat pucat,
permukaan licin, pada perabaan kenyal, pada irisan gambaran ginjal jelas, pada piala
ginjal tidak terdapat bintik perdarahan dan pelebaran pembuluh darah, berat tujuh puluh
lima gram--------------------------------------------------------------------------------------
10. Saluran
kemih :--------------------------------------------------------------------------------------------
• Saluran kemih kanan dan kiri tidak tersumbat---------------------------------------------------
11. Kandung kencing
:----------------------------------------------------------------------------------------
• Tidak berisi cairan, selaput lendir berwarna kuning pucat-------------------------------------
12. Rahim :---------------------------------------------------------------------------------------------
--------
• Sebesar telur ayam kampung warna kuning pucat, rongga rahim berisi lendir bening----
13. Indung
telur :----------------------------------------------------------------------------------------------
• Indung telur kanan, warna kemerahan, besar tiga sentimeter kali satu koma lima
sentimeter---------------------------------------------------------------------------------------------
• Indung telur kiri warna kemerahan, besar tiga sentimeter kali satu koma lima
sentimeter---------------------------------------------------------------------------------------------

PEMERIKSAAN KEPALA :
1. Pada kulit kepala bagian dalam, tidak terdapat bintik-bintik perdarahan ataupun memar------
2. Tulang tengkorak : utuh----------------------------------------------------------------------------------
3. Selaput keras otak : utuh---------------------------------------------------------------------------------
4. Selaput lunak otak : utuh---------------------------------------------------------------------------------
5. Otak besar : Berwarna putih abu-abu pucat, pada perabaan lunak, pada irisan berwarna putih
abu-abu pucat, terdapat pelebaran pembuluh darah ------------------------------------------------
6. Otak kecil : Berwarna abu-abu pucat, pada perabaan lunak, pada irisan berwarna putih abu-
abu pucat, terdapat pelebaran pembuluh darah------------------------------------------------------
7. Batang otak tidak tampak adanya kelainan------------------------------------------------------------
8. Bilik otak pada irisan warna abu-abu pucat-----------------------------------------------------------
9. Berat otak seluruhnya seribu empat ratus gram-------------------------------------------------------

KESIMPULAN :
Pada jenazah perempuan ini ditemukan luka memar pada bibir yang disebabkan oleh kekerasan
tumpul dan luka terbuka yang disebabkan oleh kekerasan tajam, ditemukan juga perdarahan di
dalam rongga dada kiri dan kanan serta terpotongnya bilik jantung kiri dan paru-paru. Sebab
mati orang ini adalah kekerasan tajam pada dada samping kiri yang mengenai paru kiri dan
jantung yang menimbulkan perdarahan. Luka-luka terbuka tersebut di atas dari gambaran
lukanya sesuai akibat tusukan senjata tajam dengan lebar maksimal satu koma lima sentimeter--

Demikianlah Visum et Repertum ini dibuat dengan mengingat sumpah pada waktu menerima
jabatan------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Denpasar, empat belas September dua ribu sepuluh


Yang membuat Visum et Repertum
dr. Kunthi Yulianti Sp.KF
NIP. 197307112005012002
BAB III
PEMBAHASAN

Di dunia kriminal, luka akibat kekerasan benda tajam biasanya disebabkan oleh pisau,
golok, dan benda yang memiliki ujung lancip lainnya. Bentuk yang mengenai tubuh korban
dipengaruhi oleh beberapa sifat, kedalaman masuk dan tempat luka. Pada kasus pembunuhan
sering ditemukan adanya luka tusuk dengan jumlah yang banyak, karena dalam membunuh
seseorang tidak hanya dengan satu tusukan saja, kecuali bila korbannya sedang tidur atau dalam
keadaan yang sangat lemah atau bila korban diserang secara mendadak dan yang terkena adalah
organ tubuh yang vital. Luka-luka pada tubuh korban dalam kasus bunuh diri dapat ditemukan
pada daerah yang dapat dijangkau seperti misalnya leher, dada (letak jantung) dan perut (letak
lambung). Selain itu, akan ditemukan pula luka-luka percobaan. Pada kasus pembunuhan juga
dapat dijumpai luka-luka yang menunjukkan adanya tanda-tanda perlawanan. Pada kasus ini
didapatkan jumlah luka tusukan lebih dari satu, dan didapatkan pula luka tusukan yang tidak
dapat dijangkau, dalam hal ini yaitu luka tusukan pada punggung. Namun pada kasus ini tidak
didapatkan luka-luka yang menunjukkan tanda-tanda perlawanan.
Luka tusuk pada rongga dada umum ditemukan, biasanya akibat tusukan benda tajam.
Luka mungkin berakhir pada parenkim paru atau pada pembuluh darah besar, bahkan menembus
sehingga terjadi kerusakan yang lebih jauh pada jantung atau pembuluh-pembuluh darah besar.
Segala perlukaan pada dinding dada dan permukaan paru yang mengenai pembuluh darah dan
batas pleura menyebabkan hemothoraks. Jantung sangat rentan terhadap luka tembus atau luka
memar. Ketika kerusakan yang terjadi akibat luka tusuk menyebabkan perforasi kandung
jantung, perdarahan dapat masuk ke dalam kavitas pleura, mediastinum, atau bahkan abdomen
jika diafragma ikut tertembus. Kematian dapat terjadi akibat perdarahan, namun penyebab
kematian yang umum adalah tamponade jantung. Sama halnya pada kasus ini, didapatkan luka
tusuk pada dada bagian sebelah kiri yang menembus hingga ke jantung yang menyebabkan
terjadinya perforasi hingga tamponade jantung, yang diduga menjadi penyebab kematian.
Dari aspek medis, luka dapat ditinjau dari berbagai aspek meliputi umur luka, jenis
kekerasan, dan akibat luka. Dari aspek legal, seorang korban yang meninggal dapat disebabkan
oleh pembunuhan, bunuh diri, dan kecelakaan. Pembunuhan diasosiasikan dengan pasal 185,
338, 339, 340, 342, dan 343 tergantung pada ada atau tidaknya rencana dan kepada siapa
dilakukan.
Dari aspek legal, seorang korban penganiayaan dengan luka ringan akan diasosiasikan
dengan penganiayaan ringan sebagaimana tersebut di dalam pasal 352 KUHP, sedangkan bila ia
mengalami luka yang sedang akan diasosiasikan dengan pasal 351 (1) atau 353 (1) KUHP
tergantung pada ada atau tidaknya rencana. Korban dengan luka berat dapat diasosiasikan
dengan pasal 351 (2), 353 (2), 354 (1), 355 (1) KUHP tergantung pada niat dan ada atau tidaknya
rencana.
DAFTAR PUSTAKA

Budiyanto, Arif, dkk. (1997), Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta : Bagian Kedokteran Forensik
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Anonim. (2006), Patofisiologi Luka : Available in: http://www.freewebs.com/patofisiologi-luka/.
(Akses : 9 September 2010).
Mun’im AL. (1997), Luka dan Kekerasan, Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Ed 1, Binapura
Aksara, Jakarta, hal. 86-95.
Anonim. (2006), Perlukaan pada jantung dalam : Perlukaan Pada Dada dan Abdomen, Available
in : http://www.freewebs.com/perlukaanpadadadadan abdomen/. (Akses : 9 September 2010).
Lane B. (1992), Knife Wounds, The Encyclopedia of Forensik Science. BCA, pp: 263-265.
Anonim. (2006), Perlukaan pada jantung dalam : Perlukaan Pada Dada dan Abdomen, Available
in : http://www.freewebs.com/perlukaanpadadadadan abdomen/. (Akses : 10 September
2010).
Munakata M, Itaya H, Ono Y, (2006), Cardiac Stab Injury by a Bodkin, Case Report in : Ann
Thorac Cardiovasc Surg, Vol. 12, No. 5, Hal. 365-367, Available in :
http://www.atcs.jp/pdf/2006_12_5/365.pdf. (Akses: 10 September 2010).
Limmer D, Mistovich J.J., Krost W.S., (2008), “Penetrating Chest Trauma”, Available in :
http://www.emsresponder.com/print/Emergency--Medical-Services/Penetrating-Chest-
Trauma/1$2080. (Akses : 10 September 2010).

You might also like