You are on page 1of 34

KEBIJAKAN DEPARTEMEN SOSIAL RI

DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI


RIIL KERAKYATAN DENGAN SISTEM
SYARIAH

Dr. Ir. Harry Hikmat, MSi

Departemen Sosial RI
Dengan Nama Allah
Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur


dan barat itu suatu kebajikan. Akan tetapi sesungguhnya
kebajikan itu adalah beriman kepada Allah, Hari
Kemudian, Malaikat-malaikat, Kitab-kitab, Nabi-nabi,
dan memberikan harta yang dicintainya kepada
kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin,
musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-
orang yang meminta-minta, dan (memerdekakan)
hamba sahaya, menegakkan Shalat, dan menunaikan
Zakat, dan orang-orang yang menepati janjinya apabila
ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam
kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan.
Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya) dan
mereka itulah orang-orang yang bertaqwa.
(Q.S. 2 Al Baqarah: 177)
Paradigma penanggulangan
kemiskinan
 Pembangunan menempatkan
manusia sebagai subyek
pembangunan.

 Pemberdayaan masyarakat dalam


penanggulangan kemiskinan menjadi
komitmen bersama antara
pemerintah pusat dengan pemerintah
daerah.
Visi bersama (Common Vision)
dalam penanggulangan kemiskinan

 Dimensi intelektual : pergeseran dari pendekatan


charity kepada pendekatan produktivitas dan
pendekatan asset building (kerja- untung-nabung)
 Dimensi spritual : responsif terhadap aspirasi
masyarakat miskin, program sesuai dengan
kebutuhan masyarakat miskin dan mendorong
ketahanan sosial masyarakat
 Dimensi emotional : melaksanakan program
penanggulangan kemiskinan dengan sungguh-
sungguh (total action) dan terbebas dari perilaku
korupsi, kolusi dan nepotisme
Peran strategis Depsos
 Untuk menanggulangi masalah kemiskinan, Depsos
telah melaksanakan program prioritas :
 Program Pemberdayaan Sosial : pemberdayaan fakir
miskin, pemberdayaan komunitas adat terpencil,
pemberdayaan keluarga miskin, pengembangan potensi
dan sumber kessos
 Program Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial : perlindungan
anak terlantar, rehabilitasi penyandang cacat, pelayanan
kepada lansia terlantar dan rehabilitasi tuna sosial
 Program Bantuan dan Jaminan Sosial : bantuan korban
bencana alam/ sosial, jaminan kesejahteraan sosial,
korban tidak kekerasan dan pekerja migran
Fakir Miskin
(rumah tangga sangat miskin)
 Masyarakat fakir miskin merupakan sasaran prioritas
pembangunan kesejahteraan sosial yang menjadi tugas
pokok Departemen Sosial.
 Penanganan fakir miskin tidaklah mudah, karena fakir miskin
telah mengalami masalah kemiskinan yang telah
berlangsung lama.
 Fakir Miskin mengalami keterbatasan dalam hal :
 pendidikan
 keterampilan
 sarana usaha ekonomi
 modal usaha
 Persepsi dan pola konvensional pemanfaatan Zakat, Infaq
dan Shadaqah kepada Fakir Miskin memperkuat pola charity
– sulit keluar dari perangkap kemiskinan (poverty trap)
Kondisi
 tawaran kredit UMKM dari pengusaha dan perbankan
sulit diakses oleh fakir miskin, karena keterbatasan
kemampuan dan aset yang dimiliki.
 Depsos bersama PINBUK berusaha menemukan pola
yang efektif agar fakir miskin dapat memperoleh
kemudahan akses modal usaha tanpa anggunan
dengan tetap mendorong tanggung jawab bersama
melalui pola terpadu Kelompok Usaha Bersama
(KUBE) dan Lembaga Keuangan Mikro (LKM).
 Akses terhadap pelayanan sosial dasar untuk
mencapai kualitas hidup dan kesejahteraan sosial
KEBIJAKAN

 Peningkatan akses fakir miskin terhadap


sumberdaya sosial ekonomi.
 Peningkatan peran LKM dan
pengorganisasian KUBE secara profesional
 Peningkatan prakarsa dan peran aktif
warga masyarakat dalam pemberdayaan
fakir miskin.
 Perlindungan hak-hak dasar fakir miskin.
 Peningkatan kualitas manajemen
pemberdayaan fakir miskin.
Kegiatan Prioritas

 Pengembangan Usaha Ekonomi Produktif (UEP)


dan Usaha Kesejahteraan Sosial (UKS) melalui
Kelompok Usaha Bersama (KUBE) bagi fakir
miskin

 Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro


KUBE Sejahtera yang didirikan di setiap desa
miskin/ terpencil untuk memfasilitasi modal
usaha bagi KUBE-KUBE fakir miskin :
bekerjasama dengan PINBUK sejak thn 2003
Capaian Program
Program Pemberdayaan Fakir Miskin melalui Pola Terpadu
KUBE dan LKM melalui beberapa tahapan yaitu:
1. Program Uji Coba pada Tahun 2003, dengan Program Adopsi Desa Miskin
(ADEM)
2. Tahun 2004, dengan Program Adopsi Desa Miskin dan Sub Urban.
3. Tahun 2005, dengan Program KUBE Rintisan Pusat dan Daerah Eks Kerusuhan.

Dari Program tersebut, capaian program diantaranya :


 Terbentuk KUBE : 1.969 KUBE
 Jumlah FM dalam KUBE : 23.798 KK
 Terbentuk LKM : 10 LKM Rintisan dan 87 LKM standar dengan
nama LKM BMT KUBE Sejahtera

0
0
PETA SEBARAN KUBE DAN LKM BMT KUBE SEJAHTARA
Kerjasama PINBUK dengan DEPSOS Program Tahun 2003 s/d 2005
4 LKM BMT KUBE SEJAHTERA 4 LKM BMT KUBE SEJAHTERA
UNIT 001, 002, 003, 004 UNIT : 037, 038, 039, 040
4 LKM BMT KUBE SEJAHTERA 5 LKM BMT KUBE SEJAHTERA Jumlah KUBE : 42
Jumlah KUBE :144
UNIT 029, 030, 031, 032 UNIT : 067, 068, 069, 070, 071 Jumlah KK : 600
5 LKM BMT KUBE SEJAHTERA UNIT Jumlah KK :1293
Lokasi Prog. Kab. Deli serdang Jumlah KUBE : 65 Jumlah KUBE : 120 Lokasi Prog.Kab.Bone Bolango
042, 043, 044, 045, 046
Jumlah KK : 680 Jumlah KK : 1.250
Jumlah KUBE :120 Lokasi Prog. Kab. Pontianak Lokasi Prog.Kab.P. Raya Waringin
Jumlah KK : 1.200 Timur, Kapuas,
Lokasi Prog. Banda Aceh,
4 LKM BMT KUBE SEJAHTERA
Aceh Besar, Bireun
UNIT 009, 010, 011, 012
Jumlah KUBE : 51
Jumlah KK : 500
Lokasi Prog. Kab.Palembang,
Kab.Ogan ilir 5 LKM BMT KUBE SEJAHTERA
UNIT : 062, 063, 064, 065, 066 5 LKM BMT KUBE SEJAHTERA
UNIT : 072, 073, 074, 075, 076
Jumlah KUBE : 120
Jumlah KK : 1.200 Jumlah KUBE : 128
Lokasi Prog.Kab.Barito Jumlah KK : 1.250
Kuala,Kab.Tapin Rantau Lokasi Prog.Kab. Donggala, Poso

6 LKM BMT KUBE SEJAHTERA


UNIT : 082, 83, 84, 85, 86, 087
Jumlah KUBE : 120
Jumlah KK : 1.250
5 LKM BMT KUBE SEJAHTERA
Lokasi Program : .Kab.Ternate, ,
UNIT : 047, 48, 49, 50, 51
KabTidore Kepulauan, Halut, Halbar,
Jumlah KUBE : 120 Halsel
Jumlah KK : 1.200
Lokasi Prog. Kab. Kota
Pariaman,Kab.Padang,
Kab.Agam

4 LKM BMT KUBE SEJAHTERA


UNIT : 005, 006, 007, 008
Jumlah KUBE : 41
Jumlah KK : 617
Lokasi Prog.Kab.Bengkulu Utara

5 LKM BMT KUBE SEJAHTERA


UNIT : 077, 78, 79, 80, 081
Jumlah KUBE : 105
9 LKM BMT KUBE SEJAHTERA Jumlah KK : 1.250
UNIT : 013, 014, 015, 016 Lokasi Program : Kota Ambon,
dan 5 LKM Uji Coba ‘03 Kab.Buru, Maluku Tenggara
5 LKM BMT KUBE SEJAHTERA
Jumlah KUBE : 116 UNIT : 057, 58, 59, 60, 061
Jumlah KK : 1.212 Jumlah KUBE : 120
Lokasi Prog: Kab. Tangerang, Jumlah KK : 1.200
Kab.Pandeglang, Lokasi Program : .Kab.Buleleng,
Kab.Karangasem
4 LKM BMT KUBE SEJAHTERA
UNIT : 033, 034, 035, 036
9 LKM BMT KUBE SEJAHTERA Jumlah KUBE : 91
UNIT : 021 s/d 028 dan 041 Jumlah KK : 2.900
4 LKM BMT KUBE SEJAHTERA
5 LKM BMT KUBE SEJAHTERA UNIT : 017, 018, 019, 020 Jumlah KUBE : 220 Lokasi Program : Kota Makassar
5 LKM BMT KUBE SEJAHTERA Jumlah KK : 1.302
Jumlah KUBE : 50 Jumlah KUBE : 41
UNIT : 052, 053, 054, 055, 056 Lokasi Program : Kab. Sidoarjo,
Jumlah KK : 751
Jumlah KK : 500 Kab.Gresik, Kab. Bondowoso.
Jumlah KUBE : 120 Lokasi Program : Kab.Sleman
Lokasi Program : Kab. Sukabumi Jumlah KK : 1.200
Lokasi Program : Kota Surakarta, Kab.
Karanganyar, Kab. Demak
Perkembangan Program LKM KUBE Sejahtera di
Tiap Propinsi

No. Propinsi Jml. Jml. Jml. Dana Depsos Tabungan IKS Total Aset
LKM KUBE KK Masyarakat
1 Aceh 5 120 1200 2.400.000.000 196.185.000 2.596.185.000
2 Sumatera Utara 4 144 2526 750.000.000 621.722.195 14.468.291 1.396.795.303
3 Sumatera Barat 5 120 1200 2.400.000.000 284.082.000 2.684.082.000
4 Sumatera Selatan 4 51 500 750.000.000 164.686.735 6.729.300 925.310.229
5 Bengkulu 4 41 617 900.000.000 152.223.828 5.452.106 1.071.367.345
6 Jawa Timur 9 220 1.302 1.650.000.000 436.500.472 7.297.859 2.125.627.045
7 Jawa Tengah 5 120 1.200 2.400.000.000 219.900.000   2.619.900.000
8 DI Yogjakarta 4 41 751 750.000.000 359.095.285 6.315.241 1.144.524.046
9 Banten 9 116 1.212 1.575.000.000 186.319.250 5.478.750 1.766.798.000
10 Jawa Barat 5 85 850 675.000.000 295.000.000 11.835.000 992.132.754
11 Bali 5 120 1.200 2.400.000.000 210.205.000   2.610.205.000
12 Kalbar 4 65 1.540 900.000.000 408.896.779 3.130.270 1.313.872.994
Perkembangan Program LKM KUBE Sejahtera di
Tiap Propinsi

No. Propinsi Jml. Jml. Jml. Dana Depsos Tabungan


IKS Total Aset
LKM KUBE KK Masyarakat

13 Kalsel 5 120 1.200 2.400.000.000 275.300.000   2.675.300.000

14 Kalteng 5 120 1.250 2.500.000.000 206.185.000   2.706.185.000

15 Sulawesi Selatan 4 91 2.900 750.000.000 224.405.057 9.420.549 1.002.496.616

16 Sulawesi Tengah 5 128 1.250 2.500.000.000 284.082.000   2.784.082.000

17 Gorontalo 4 42 600 900.000.000 150.560.942 9.873.001 1.095.880.630

18 Maluku 5 105 1.250 2.500.000.000 219.900.000   2.719.900.000

19 Maluku Utara 6 120 1.250 2.500.000.000 321.100.000   2.821.100.000

97 1.969 23.798 31.600.000.000 5.216.349.543 80.000.367 37.051.743.962


Perkembangan Program
terpadu LKM BMT dan KUBE (Des 2005)

1. Penambahan
1. Penambahan Jumlah
Jumlah KUBE
KUBE sebanyak
sebanyak :: 329
329 KUBE
KUBE,, dari
dari semula
semula 1.640 KUBE
KUBE
menjadi 1.969
menjadi 1.969 KUBE
KUBE

2. Penambahan Anggota FM sebanyak 6.298 KK, dari semula 17.500 FM yang


masuk dalam program menjadi 23.789 KK yang merupakan jangkauan sasaran
program

3. Terkumpulnya Dana IKS sebesar Rp. 80.000.367

4. Terkumpulnya
4. Terkumpulnya Dana
Dana Swadaya
Swadaya Masyarakat
Masyarakat maupun
maupun tabungan
tabungan masyarakat
masyarakat
sebesar Rp. 5.216.349.543,-
sebesar 5.216.349.543,- dari
dari Dana
Dana Penyertaan
Penyertaan Depsos
Depsos sebesar
sebesar Rp.
Rp.
31.600.000.000,-
31.600.000.000,-

5. Terserapnya
5. Terserapnya tenaga
tenaga kerja
kerja sebanyak
sebanyak 441
441 orang
orang,, terdiri
terdiri dari
dari 86
86 Pendamping
Pendamping
dan 355
dan 355 orang
orang sebagai
sebagai pengelola
pengelola LKM,
LKM, yang
yang merupakan para pemuda terdidik
yang ada
yang ada di
di daerah
daerah sasaran
sasaran program.
program.
 Alokasi program penanggulangan
kemiskinan melalui Penguatan Modal
Usaha KUBE melalui LKM
 Tahun 2003 senilai Rp. 2 Milyar,
 Tahun 2004 senilai Rp. 8,2 Milyar,
 Tahun 2005 senilai Rp. 22 milyar.
 Walaupun dari tahun ke tahun nilai
nominalnya semakin meningkat, namun
dari dana yang ada baru dapat
menjangkau kebutuhan modal usaha
sekitar 28.000 KK fakir miskin.
Perkembangan KUBE Dan Anggota
 Perkembangan jumlah KUBE Grafik Perkembangan KUBE Program tahun 2003 s/d 2005

sebanyak 329 KUBE, dari 1.640 1,969

KUBE menjadi 1.969 KUBE.


1,640
2,000

1,500

jumlah kube
 Perkembangan jumlah sasaran 1,000

dari 17.500 KK FM menjadi 500

0
23.798 KK. 2003
tahun
2005

 Penambahan ini dengan cara


memperluas jangkauan sasaran Grafik Perkembangan KK Program tahun 2003 s/d 2005

program bagi FM yang belum 25,000 17,500


23,798

dapat bergabung pada awal 20,000

jumlah KK
program. 15,000

10,000

5,000

0
2003 2005
tahun
Perbandingan Dana Program dari DEPSOS
dengan Dana IKS, dan Swadaya Masyarakat
(modal & tabungan)

 Dengan adanya program ini, Grafik Perkembangan Aset KUBE dan LKM Sejahtera
masyarakat dapat Simpanan, dll; 2003-2005
IKS
mengumpulkan : 5.216.349.543
IKS sebanyak Rp. 80.000.367
14.14% 0.25%
80.000.367,- dan Dana
Swadaya Tabungan
Masyarakat sebesar
Rp. 5.216.349.543,- , sekitar 14
% dari Dana Penyertaan
Depsos Sebasar Rp. Dana DEPSOS
31.600.000.000,-
31.600.000.000
85.65%
SERAPAN TENAGA KERJA

Koordinator
Pendamping 19 86 Pendamping

355 Pengelola LKM


KUBE Sejahtera
Pengurus LKM
KUBE Sejahtera

258

Koordinator Pendamping Pendamping Pengurus LKM Pengelola LKM


Contoh Kasus Keberhasilan
FM setelah mengikuti KUBE
& LKM

 LKM KUBE Sejahtera Unit 021, Tropodo Krian Sidoarjo.


Cak Kirman warga setempat, tersisihkan dari masyarakat
karena dia dikenal sebagai pemabuk berat. Dengan
pendekatan dan kebijakan dari pendamping dia bisa
memperoleh pembiayaan dan pendampingan LKM KUBE,
awal kali hanya Rp. 150 ribu yang dia gunakan jualan
ayam. Setelah 10 bulan pembiayaannya meningkat
menjadi Rp. 1 juta dan beralih jualan kambing, kini dia
memiliki 21 ekor kambing, 1 ekor sapi dan berhasil
membeli tanah. Dia juga telah bertaubat tidak lagi mabuk
dan telah bisa diterima warga masyarakat lainnya.
 Cak Kirman bahkan kemudian bisa mengajak mantan temannya
sesama pemabuk, Cak Susat untuk memperoleh pembiayaan
dan pendampingan dari LKM KUBE. Dia sekarang buka warung
kopi dan telah memiliki tabungan yang cukup di LKM

 Satu lagi yang telah disadarkan Cak Kirman adalah Sulasmani,


dengan pembiayaan Rp. 150 ribu dia mulai jualan jamu keliling
jalan kaki. Kini, usahanya cukup berkembang dan tidak lagi
jalan kaki karena telah punya sepeda. Dia bercita cita dalam
waktu yang tidak lama lagi setelah pembiayaannya yang kini
telah menjadi Rp. 1 juta lunas dia akan mengajukan
pembiayaan sepeda motor.

 CAK KIRMAN memperoleh “UMKM Award 2006” mengalahkan


700 UMKM lainnya
Hasil Kualitatif yang dicapai

1.Muncul cara pandang bahwa ”tidak ada


yang dapat merubah nasibnya kecuali
dirinya sendiri”
2.Cara pandang kegiatan ekonomi rumah
tangganya dari (Pendapatan = Konsumsi)
menjadi (Pendapatan = Konsumsi +
Tabungan) dan pada saatnya menjadi
(Pendapatan = Konsumsi + Tabungan +
Investasi)
 Terkumpulnya dana Iuran Kesetiakawanan
Sosial sebesar Rp. 80 Juta dimanfaatkan oleh
KUBE fakir miskin untuk menyantuni anggota
masyarakat yang hidupnya sangat tergantung
pada orang lain (fakir non potensial).
 Artinya telah tercipta suatu kondisi fakir miskin
jika diberikan kepercayaan dan kesempatan
untuk maju dan berusaha, akhirnya fakir miskin
yang tadinya diasumsikan selalu sebagai
”peminta-minta” sekarang dapat menjadi
”pemberi bantuan” bagi orang yang jauh lebih
susah hidupnya.
 Pada masa yang akan datang Program
Pemberdayaan Masyarakat dalam
Penanggulangan Kemiskinan akan bertumpu
pada penerapan pola terpadu KUBE dengan
LKM BMT sebagai upaya untuk memperkuat
infrastruktur sosial ekonomi di tingkat lokal.
Keberadaan LKM BMT yang tumbuh
berkembang dan dimiliki oleh masyarakat akan
terus dikembangkan sebagai pusat pelayanan
kesejahteraan sosial bagi rumah tangga miskin
Refleksi pengalaman
bekerjasama dgn PINBUK
 Departemen Sosial berkeyakinan bahwa
pelaksanaan pola terpadu KUBE dan
LKM BMT pada masa yang akan datang
akan memberikan dampak yang positif
dalam meningkatkan akses modal usaha
bagi warga yang miskin.
 Keterbatasan kemampuan masyarakat miskin dalam
mengelola bantuan, aksesbilitas pemasaran, kualitas
hasil usaha, dan cara berusaha; harus dibantu dengan :
 suatu mekanisme pendampingan oleh lembaga – lembaga
usaha sosial ekonomi yang ada di dalam masyarakat, terutama
yang sudah terorganisir dengan baik (seperti LKM-BMT),
 mempunyai jaringan usaha yang luas dan mampu
meningkatkan kemampuan usaha dan memberikan jaminan
akses pasar kepada KUBE.
 penataan infrastruktur sosial ekonomi di tingkat lokal ,
seperti menghadirkan Lembaga Keuangan Mikro yang fleksibel
ditengah-tengah kehidupan masyarakat, sehingga rumah
tangga miskin dapat memperoleh kemudahan akses modal
usaha.
Rencana pengembangan
2007-2010

 Revitalisasi BMT KUBE Sejahtera 001


s.d 097 dgn membangun aliansi strategis
dengan pihak Perbankan dan Corporate/
BUMN (PK-BL)
 Reintegrasi terhadap program BMT Kube
dengan Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (P2KP &
PPK)
ALUR KERJASAMA PELATIHAN DAN PEMBIAYAAN USAHA
LPSM/ASSOSIASI/
MENTERI SOSIAL PERBANKAN
INDUK LKM

BUSINESS PLAN
PKBL BUMN
PHBL (KM)

PROGRAM KEMITRAAN BINA LINGKUNGAN

BANTUAN MODAL DIKLAT


Chanelling/Eksekusi

Standarisasi SOP + Support IT


PERBARINDO - BPR
LKM
PENDAMPING/PSM ASBISINDO - BPRS
KKMB - PSM IKSP - KSP

Perguliran Pendampingan PINBUK - BMT


GEMAPKM - ALTRABAKU
POKMAS/KUBE/POKTAN

USAHA MANDIRI SEJAHTERA


KERJASAMA PELATIHAN DALAM PELATIHAN KUBE
Perbankan MENTERI SOSIAL

MOT
Pendampingan PUSAT
POKMAS/KUBE - FM

TOT
Pembekalan PSM PUSAT
PK BL DANA DIKLAT PENDAMPING

TOT & TOK


Standarisasi SOP PROVINSI
& Support IT bagi LKM

TOK
Pelatihan MOT, TOT, TOK KABUPATEN
oleh PINBUK

KECAMATAN
LKMB

PSM
BUSINESS PLAN Linkage Program / PHBL DS
& SUP - 005

Kredit Pola Langsung


KUBE/POKMAS

USAHA MANDIRI
SASARAN UMKM YANG HENDAK DIBIAYAI

>Rp 500 jt
Target Market :
F BANK
IN
A Rp 250 jt Target Market :
N MICRO BANKING
C
E
Rp 50 jt Target Market :
S MICRO FINANCE
E
R Rp 5 jt
VI
C Target Market:
E Rp 1 jt
K.S.M.
S
COMDEV
FUND
TYPE
POTENTIAL POTENTIAL
FEASIBLE ELIGIBLE BANKABLE
PASSIVE ACTIVE

Scalability Track Record Lack of Coll.


Competency Capacity Asset
Wilayah layanan LKM (Jakarta Micro Finance) Untuk pengembangan tahap lanjutan
MITRA STRATEGIS OPERASIONAL LKM

Dana Program LKB/LKBB


• Bank MDR BNI 46
• PNM BTN
• BRI PEGADAIAN KONSULTAN
DANA • PERBARINDO dll. KEUANGAN MITRA
MASYARAKAT BANK (KKMB)

LKM
DANA PROGRAM
Dana PKBL INSTANSI
BUMD/N PEMERINTAH
PT. PERMODALAN
BANK MANDIRI NASIONAL MADANI
(PT. PNM) CONTOH POLA PENYALURAN
KREDIT LAYAK UNTUK USAHA MIKRO

KSP,USP,
LKM KOPERASI,
BPR BPR BMT

KKMB

KKMB

USAHA MIKRO

KETERANGAN BAGAN:

1POLA LANGSUNG : BANK MANDIRI – USAHA MIKRO


2POLA LINKAGE BANK MANDIRI : BANK MANDIRI – BPR – USAHA MIKRO
3POLA KKMB : BANK MANDIRI – KKMB – USAHA MIKRO
4POLA LINKAGE MELALUI KKMB : BANK MANDIRI – BPR – KKMB – USAHA MIKRO
5POLA KERJASAMA I : BANK MANDIRI – PT PNM – LKM – KKMB – USAHA MIKRO
6POLA KERJASAMA II : BANK MANDIRI – PT PNM – LKM – USAHA MIKRO
7POLA LINKAGE PT PNM I : PT PNM – LKM – USAHA MIKRO
8POLA LINKAGE PT PNM II : PT PNM – KSP/USP/KOPERASI/BMT – USAHA MIKRO

CATATAN: Dalam Pola 8, KSP/USP, Koperasi dan BMT berfungsi sebagai Lembaga Keuangan sekaligus KKMB
(Pendamping)
Catatan Penutup
 Aktualisasi nilai dan norma keagamaan secara fungsional sehingga
terwujud etika, sikap dan perilaku sehari-hari yang:
 Padu (integratif) dan jujur
 Bertanggung jawab dan transparant
 Taat pada aturan, hukum agama dan masyarakat
 Hormat pada hak orang lain
 Amal saleh tiada putus, cinta kerja dan karya, pekerja keras dan cerdas
 Sikap menabung dan berinvestasi
 Disiplin waktu
BMT
(Pendekatan Syariah)
merupakan program masa depan
bangsa Indonesia jika berniat
berpihak kepada
rakyat miskin
Pemberantasan Kemiskinan Kewajiban Kita Semua

You might also like