Professional Documents
Culture Documents
Mata kuliah ini membahas alat-alat ukur yang mencakup: (1) Teori ketidak pastian, (2)
alat ukur panjang seperti: meteran, jangka sorong, mikrometer skrup, spherometer,
altimeter; (3) alat ukur masa dan berat seperti: berbagai neraca, dinamometer,
hidrometer; (4) alat ukur waktu seperti: stop watch, ticker timer, scaler counter, (5) alat
ukur cahaya seperti: lux meter, spektrometer; (6) alat ukur panas seperti: termometer,
termocouple, termostat, kalorimeter; (7) alat ukur listrik seperti: voltmeter,
amperemeter, multitester, osiloskop; (8) alat ukur bunyi seperti: soundmeter/dB meter,
alat resonansi, sonometer; dan alat ukur besaran turunan fisika lainnya seperti
higrometer dll.
Standar Kompetensi:
Mahasiswa dapat menjelaskan fungsi dan prinsip kerja berbagai alat ukur besaran dasar
dan besaran turunan fisika, serta memiliki keterampilan melakukan pengukuran sesuai
prosedur, membaca hasil ukur, menuliskan hasil pengukuran sesuai aturan yang berlaku,
dan dapat melakukan kalibrasi alat ukur.
Kompetensi dasar:
1. Memahami dan dapat menggunakan teori ketidak pastian dalam pengukuran
1
2. Menjelaskan fungsi dan prinsip kerja alat ukur panjang seperti: meteran, jangka
sorong, mikrometer skrup, spherometer, altimeter , serta memiliki keterampilan
melakukan pengukuran sesuai prosedur, membaca hasil ukur, menuliskan hasil
pengukuran sesuai aturan yang berlaku, dan dapat melakukan kalibrasi alat ukur.
3. Menjelaskan fungsi dan prinsip kerja alat ukur masa dan berat seperti: berbagai
neraca, dinamometer, hidrometer, serta memiliki keterampilan melakukan
pengukuran sesuai prosedur, membaca hasil ukur, menuliskan hasil pengukuran
sesuai aturan yang berlaku, dan dapat melakukan kalibrasi alat ukur.
4. Menjelaskan fungsi dan prinsip kerja alat ukur waktu seperti: stop watch, ticker
timer, scaler counter, serta memiliki keterampilan melakukan pengukuran sesuai
prosedur, membaca hasil ukur, menuliskan hasil pengukuran sesuai aturan yang
berlaku, dan dapat melakukan kalibrasi alat ukur.
5. Menjelaskan fungsi dan prinsip kerja alat ukur cahaya seperti: lux meter,
spektrometer, serta memiliki keterampilan melakukan pengukuran sesuai
prosedur, membaca hasil ukur, menuliskan hasil pengukuran sesuai aturan yang
berlaku, dan dapat melakukan kalibrasi alat ukur
6. Menjelaskan fungsi dan prinsip kerja alat ukur panas seperti: termometer,
termocouple, termostat, kalorimeter, serta memiliki keterampilan melakukan
pengukuran sesuai prosedur, membaca hasil ukur, menuliskan hasil pengukuran
sesuai aturan yang berlaku, dan dapat melakukan kalibrasi alat ukur
7. Menjelaskan fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik seperti: voltmeter,
amperemeter, multitester, osiloskop, serta memiliki keterampilan melakukan
pengukuran sesuai prosedur, membaca hasil ukur, menuliskan hasil pengukuran
sesuai aturan yang berlaku, dan dapat melakukan kalibrasi alat ukur
8. Menjelaskan fungsi dan prinsip kerja alat ukur bunyi seperti: soundmeter/dB
meter, alat resonansi, sonometer; dan alat ukur besaran turunan fisika lainnya
seperti higrometer, serta memiliki keterampilan melakukan pengukuran sesuai
prosedur, membaca hasil ukur, menuliskan hasil pengukuran sesuai aturan yang
berlaku, dan dapat melakukan kalibrasi alat ukur
2
3
Tabel 1. Silabus mata kuliah Alat-alat ukur
4
Waktu
No. Kompetensi Dasar Indikator Materi dan Rincian Kegiatan Pembelajaran Assesmen
TM P
1 Memahami dan dapat 1. Membedakan ketelitian 1. Definisi pengukuran 1. Mengkaji teori ketidak Tes 100
menggunakan teori ketidak dan ketepatan 2. Ketelitian dan ketepatan pastian dalam pengukuran tertulis
pastian dalam pengukuran 2. Menuliskan enam 3. Angka-angka yang berarti 2. Berlatih menghitung
sumber kesalahan yang 4. Jenis-jenis kesalahan kesalahan pengukuran
umum 5. Analisis statistik
3. Menentukan angka- 6. Kemungkinan kesalahan
angka yang berarti dari 7. Kesalahan batas
suatu pengukuran
4. Menetukan sumber
kesalahan pengukuran
5. Menghitung kesalahan/
penyimpangan
2 Menjelaskan fungsi dan prin- 6. Menjelaskan fungsi dan 8. Fungsi dan prinsip kerja: 3. Mengkaji fungsi dan prin- Tes 100
sip kerja alat ukur panjang prinsip kerja: meteran, meteran, jangka sorong, sip kerja: meteran, jangka tertulis
seperti: meteran, jangka jangka sorong, mikro- mikrometer skrup, spher- sorong, mikrometer skrup, Presentasi
sorong, mikrometer skrup, meter skrup, sphero- ometer, altimeter spherometer, altimeter
spherometer, altimeter, serta meter, altimeter
memiliki keterampilan mela- 7. Terampil melakukan 9. Cara pengukuran, pem- 4. Berlatih melakukan peng- Unjuk 100
kukan pengukuran sesuai pro- pengukuran, membaca bacaan, penulisan hasil, ukuran, pembacaan, penu- kerja
sedur, membaca hasil ukur, dan menuliskan hasil, dan kalibrasi: meteran, lisan hasil, dan kalibrasi:
menuliskan hasil pengukuran serta melakukan kalibrasi jangka sorong, mikro- meteran, jangka sorong, Hasil
sesuai aturan yang berlaku, alat ukur: meteran, jang- meter skrup, spherometer, mikrometer skrup, kerja
dan dapat melakukan kalibrasi ka sorong, mikrometer altimeter spherometer, altimeter
alat ukur. skrup, spherometer,
altimeter
3 Menjelaskan fungsi dan 8. Menjelaskan fungsi dan 10. Fungsi dan prinsip kerja: 5. Mengkaji fungsi dan prin- Tes 100
prinsip kerja alat ukur masa prinsip kerja: berbagai berbagai neraca, sip kerja: berbagai tertulis
dan berat seperti: berbagai neraca, dinamometer, dinamometer, neraca, dinamometer, Presentasi
neraca, dinamometer, hidrometer hidrometer hidrometer
hidrometer, serta memiliki
11. Cara pengukuran, pem- Unjuk 100
keterampilan melakukan 9. Terampil melakukan 6. Berlatih melakukan peng-
bacaan, penulisan hasil, kerja
pengukuran sesuai prosedur, pengukuran, membaca ukuran, pembacaan, penu-
membaca hasil ukur, dan menuliskan hasil, dan kalibrasi: berbagai lisan hasil, dan kalibrasi:
Hasil
menuliskan hasil serta melakukan kalibrasi neraca, dinamometer, berbagai neraca, kerja
pengukuran sesuai aturan alat ukur: berbagai hidrometer dinamometer,
yang berlaku, dan dapat neraca, dinamometer, hidrometer
melakukan kalibrasi alat hidrometer
ukur. 5
4 Menjelaskan fungsi dan 10. Menjelaskan fungsi 12. Fungsi dan prinsip kerja: 7. Mengkaji fungsi dan prin- Tes 100
prinsip kerja alat ukur waktu dan prinsip kerja: stop watch, ticker sip kerja: stop watch, tertulis
Rujukan:
1. Cooper, D. William. Instrumentasi Elektronika dan Teknik Pengukuran (terjemahan Sahat Pakpahan). Prentice-Hall. Washington, D.C.
2. Nishino. Pengukuran dan Alat-alat ukur listrik. Pradnya Paramitha. Jakarta (terjemahan Sudjana Safi’ie).
3. Sumber lain dari internet
6
d. Mikrometer Skrup
e. Spherometer
f. Altimeter
7
b. Luxmeter/fluxmeter
c. Spektrometer
8
f. Clamp
Osiloskop
JANGKA SORONG
JANGKA SORONG
Jangka sorong adalah suatu alat ukur panjang yang dapat dipergunakan untuk mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian hingga
0,1 mm. keuntungan penggunaan jangka sorong adalah dapat dipergunakan untuk mengukur diameter sebuah kelereng, diameter dalam sebuah
tabung atau cincin, maupun kedalam sebuah tabung.
Pada gambar disamping ditunjukkan bagian-bagian dari jangka sorong. (sorot masing-masing bagian dari jangka sorong tersebut untuk
mengetahui nama setiap bagian).
Secara umum, jangka sorong terdiri atas 2 bagian yaitu rahang tetap dan rahang geser. Jangka sorong juga terdiri atas 2 bagian yaitu
skala utama yang terdapat pada rahang tetap dan skala nonius (vernier) yang terdapat pada rahang geser.
Sepuluh skala utama memiliki panjang 1 cm, dengan kata lain jarak 2 skala utama yang saling berdekatan adalah 0,1 cm. Sedangkan
sepuluh skala nonius memiliki panjang 0,9 cm, dengan kata lain jarak 2 skala nonius yang saling berdekatan adalah 0,09 cm. Jadi beda satu
skala utama dengan satu skala nonius adalah 0,1 cm – 0,09 cm = 0,01 cm atau 0,1 mm. Sehingga skala terkecil dari jangka sorong adalah 0,1
mm atau 0,01 cm.
Ketelitian dari jangka sorong adalah setengah dari skala terkecil. Jadi ketelitian jangka sorong adalah : ∆ x = ½ x 0,01 cm = 0,005 cm
9
Dengan ketelitian 0,005 cm, maka jangka sorong dapat dipergunakan untuk mengukur diameter sebuah kelereng atau cincin dengan
lebih teliti (akurat).
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa jangka sorong dapat dipergunakan untuk mengukur diameter luar sebuah kelereng,
diameter dalam sebuah tabung atau cincin maupun untuk mengukur kedalaman sebuah tabung. Berikut akan dijelaskan langkah-langkah
menggunakan jangka sorong untuk keperluan tersebut
Untuk mengukur diameter luar sebuah benda (misalnya kelereng) dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut
• Geserlah rahang geser jangka sorong kekanan sehingga benda yang diukur dapat masuk diantara kedua rahang (antara rahang geser dan
rahang tetap)
• Letakkan benda yang akan diukur diantara kedua rahang.
• Geserlah rahang geser kekiri sedemikian sehingga benda yang diukur terjepit oleh kedua rahang
• Catatlah hasil pengukuran anda
Untuk mengukur diameter dalam sebuah benda (misalnya diameter dalam sebuah cincin) dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
10
3. Mengukur kedalaman
Untuk mengukur kedalaman sebuah benda/tabung dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
Untuk membaca hasil pengukuran menggunakan jangka sorong dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
1. Bacalah skala utama yang berimpit atau skala terdekat tepat didepan titik nol skala nonis.
2. Bacalah skala nonius yang tepat berimpit dengan skala utama.
3. Hasil pengukuran dinyatakan dengan persamaan :
Hasil = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x skala terkecil jangka sorong) = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x 0,01 cm)
Karena ∆ x = 0,005 cm (tiga desimal), maka hasil pembacaan pengukuran (xo) harus juga dinyatakan dalam 3 desimal. Tidak seperti mistar,
pada jangka sorong yang memiliki skala nonius, Anda tidak pernah menaksir angka terakhir (desimal ke-3) sehingga anda cukup berikan nilai 0
untuk desimal ke-3. sehingga hasil pengukuran menggunakan jangka sorong dapat anda laporkan sebagai :
Panjang L = xo + ∆ x
11
Jangka sorong biasanya digunakan untuk:
1. mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit;
2. Mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang (pada pipa, maupun lainnya) dengan cara diulur;
3. Mengukur kedalamanan celah/lubang pada suatu benda dengan cara “menancapkan/menusukkan” bagian pengukur.
4. Jangka sorong memiliki dua macam skala: skala utama dan nonius.
Lihatlah skala nonius yang berhimpit dengan skala utama. Di contoh, yang berhimpit adalah angka 4 (diberi tanda merah). Itu berarti 0.04 mm.
Sekarang lihatlah ke skala utama di sebelah kiri angka nonius 0. Di situ menunjukkan angka 4,7 cm. Berarti hasil pengukurannya adalah 4,7 cm
+ 0.04 cm = 4,74 cm. Ingat lagi kan pelajaran SMA? Hehe. Untuk pembacaan ke inch prinsipnya sama, hanya saja harus pintar menggunakan
skala yang berbeda
12
Sumber : wahyu reza
g.
h.
i. A. Topik Percobaan :
Jangka Sorong
B. Standar Kompetensi :
Menerapkan konsep besaran fisika menuliskan dan menyatakannya dalam system SI dengan besar (meliputi, nilai , dan satuan)
C. Kompetensi Dasar :
Mengukur besaran – besaran fisika dengan alat yang sesuai dan mengolah data hasil dengan menggunakan aturan angka penting.
D. Tujuan Percobaan :
Mempelajari cara menggunakan jangka sorong
E. Landasan Teori
Nonius
Banyak alat ukur dilengkapi dengan nonius. Alat bantu ini membuat alat ukur berkemampuan lebih besar, karena jarak antara dua garis
skala bertetangga seolah-olah menjadi lebih kecil. Biasanya pembagiuan skala utama dan nonius adalah 9 - 10 bagian skala nonius
Selanjutnya marilah kita lihat hasil pengukuran lain dengan alat bantu nonius tersebut seperti yang ditunjukkan pad gambar. Skala 0
pada nonius tidak berimpit dengan salah satu angka pada skala alat ukur, melainkan terletak antara kedudukan 8.4 dan 8.5.
Dalam pengukuran ini kita yakin bahwa harga X yang diukur adalah lebih besar dari 8.4 tetapi lebih kecil dari 8.5. Berapakah harga X
emnurut hasil pembacaan ini ? Cobalah anda perhatikan Gambar 2 lebih teliti lagi. Ternyata salah satu garis skala nonius yang berimpit
dengan skala alat ukur yaitu skala ke-6 dari skala nonius. Dalam keadaan pengukuran semacam ini menunjukkan bahwa harga X yang
diukur adalah 8.46.
13
Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai seperseratus milimeter. Terdiri dari dua bagian, bagian diam dan
bagian bergerak. Pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan ketelitian pengguna maupun alat.
Sebagian keluaran terbaru sudah dilengkapi dengan bacaan digital. Pada versi analog, umumnya tingkat ketelitian adalah 0.05mm untuk
jangka sorang dibawah 30cm dan 0.01 untuk yang diatas 30cm.
Dan jangka sorong merupakan suatu alat pengukuran yang cepat dan relatif teliti untuk mengukur diameter dalam, luar dan dalam suatu
tabung, yang memiliki bentuk seperti gambar 1 di bawah ini.
j.
k. Kegunaan jangka sorong adalah:
- untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit;
- untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang (pada pipa, maupun lainnya) dengan cara diulur;
- untuk mengukur kedalamanan celah/lubang pada suatu benda dengan cara "menancapkan/menusukkan" bagian pengukur. Bagian
pengukur tidak terlihat pada gambar karena berada di sisi pemegang.
14
~ Mengukur Diameter Luar Benda
Cara mengukur diameter, lebar atau ketebalan benda:Putarlah pengunci ke kiri, buka rahang, masukkan benda ke rahang bawah jangka
sorong, geser rahang agar rahang tepat pada benda, putar pengunci ke kanan.
Cara mengukur diameter bagian dalam sebuah pipa atau tabung : Putarlah pengunci ke kiri, masukkan rahang atas ke dalam benda ,
geser agar rahang tepat pada benda, putar pengunci ke kanan.
Cara mengukur kedalaman benda : Putarlah pengunci ke kiri, buka rahang sorong hingga ujung lancip menyentuh dasar tabung, putar
pengunci ke kanan.
l.
m. Mula-mula perhatikan skala nonius yang berimpit dengan salah satu skala utama. Hitunglah berapa skala hingga ke angka nol. Pada
gambar, skala nonius yang berimpit dengan skala utama adalah 4 skala. Artinya angka tersebut 0,4 mm.
Selanjutnya perhatikan skala utama. Pada skala utama, setelah angka nol mundur ke belakang menunjukkan angka 4.7 cm. Sehingga
diameter yang diukur sama dengan 4,7 cm + 0,4 mm = 4,74 cm.
15
Alat dan Bahan :
Spidol 1 buah
B. Langkah kerja :
1. Lihatlah posisi angka nol pada skala nonius terhadap skala utama.
C. Hasil Pengamatan :
16
Kemudian lakukan perhitungan kesalahan dengan rumus :Lebar rata-rata - Lebar
Dasar
Kesimpulan
Hasil pengukuran tidak secara langsung menampilkan angka ketidakpastiannua , ketika didefinisikan dengan benar,
kesalahan/ketidakpastian hanya berkenaan dengan pengukuran yaitu, untuk memperkirakan suatu nilak eksak dalam pengukuran, tidak
17
mungkin pasti, karena akan adanya penyimpangan.
Akan tetapi, pengukuran dapat mendekati nilai, dan hasil tersebut dapat diperoleh dari tingkat ketepatan suatu alat, seperti jangka sorong
yang dipergunakan adalah 0,05 mm.
Terima kasih , telah membaca laporan saya ini. Ada baiknya mencantumkan nama blog saya ini sebagai sumber referensi. Untuk
download materi ini, klik ini Materi Jangka Sorong
LABORATORIUM
METROLOGI INDUSTRI
JURUSAN MESIN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
Metrologi adalah ilmu pengetahuan ukur mengukur secara luas. Sesuai dengan visi dan misi dari jurusan Teknik Mesin, laboratorium
metrologi industri jurusan Teknik Mesin Universitas Brawijaya lebih memfokuskan kepada pengembangan ilmu pengetahuan dan
pemanfaatan Laboratorium sebagai penunjang kegiatan perkuliahan.
Di sini dapat dilakukan berbagai pengukuran yang berhubungan dengan ilmu engineering, seperti penaksiran profil aktual permukaan dari
suatu material, kalibrasi alat ukur yang memenuhi standar, dan lain sebagainya.
DISKRIPSI ALAT
mistar ingsut
mikrometer
gauge block
kaliber induk tinggi
18
dial indicator
profile projector
sound level meter
dudukan
komparator
Mistar Ingsut
- Mistar Ingsut, untuk pembacaan skala linier
- Mistar Ingsut Nonius (Vernier Caliper), untuk mengukur dimensi luar, dimensi dalam dan untuk mengukur kedalaman dimana besarnya
ukuran ditunjukkan dengan skala nonius
- Mistar Ingsut Jam (Dial Caliper), untuk mengukur dimensi luar, dimensi dalam dan untuk mengukur kedalaman dimana besarnya ukuran
ditunjukkan dengan jam ukur.
- Mistar Ingsut Ketinggian (Kaliber Tinggi/Height Gauge), untuk mengukur ketinggian
- Mistar Ingsut Kedalaman, untuk mengukur kedalaman
- Mistar Ingsut Penggores, untuk pembuatan gambar-gambar proses
Mikrometer
Adalah alat ukur linier yang mempunyai kecermatan lebih baik dari pada mistar ingsut
- Mikrometer Luar (Outside Micrometer),untuk mengukur dimensi luar
- Mikrometer Luar dengan Landasan tetap yang dapat diganti
- Mikrometer Bangku (Bench Micrometer), untuk mengukur dimensi luar dengan kecermatan 0,002 mm, untuk
mengukur diameter mayor ulir
- Mikrometer Dalam Silinder (Tubular Inside Micrometer), untuk mengukur diameter dalam dengan kedua
ujung berfungsi sebagai sensor
- Mikrometer Dalam (Inside Micrometer), untuk mengukur diameter dalam
- Mikrometer Dalam Tiga Kaki (Holtest, Triobor), untuk mengukur diameter dalam dengan cermat
- Mikrometer Dalam Jenis Rahang (Inside Micrometer Caliper), untuk mengukur diameter dalam yang
posisinya sulit
- Mikrometer Piringan (Disc Micrometer), untuk mengukur jarak antara beberapa gigi.
19
2. Alat Ukur Linier Tak Langsung
Kegunaan, untuk mengukur dimensi pada benda yang tidak dapat diukur dengan alat ukur linier langsung karena beberapa sebab, antara lain :
karena diperlukan kecermatan yang lebih tinggi atau karena kondisi obyek ukur tidak memungkinkan penggunaan alat ukur langsung.
Jenis :
Dial indicator
Prinsip kerjanya adalah mendikan gerakan putaran jarum jam penunjuk pada piringan berskala
Profile Proyektor
untuk mengukur sudut antara dua permukaan melalui bayangan yang terbentuk pada kaca buram
20
Sound Level Meter
adalah alat yang digunakan untuk mengukur frekwensi suara
Blok Ukur
Merupakan alat ukur setandart
Dudukan, blok V, dudukan bermagnit, batang fleksibel dan dudukan pemindahan (transfer stand)
untuk kelengkapan penggunaan jam ukur
Komparator (Pembanding)
untuk pengukuran yang cermat.
Scribd
Upload a Document
Search Books, Presentations, Business, Academics...
Explore
Documents
• Books - Fiction
• Books - Non-fiction
• Health & Medicine
• Brochures/Catalogs
• Government Docs
21
• How-To Guides/Manuals
• Magazines/Newspapers
• Recipes/Menus
• School Work
• + all categories
•
• Featured
• Recent
People
• Authors
• Students
• Researchers
• Publishers
• Government & Nonprofits
• Businesses
• Musicians
• Artists & Designers
• Teachers
• + all categories
•
• Most Followed
• Popular
• Sign Up
• |
• Log In
22
/ 7
23
Sebetulnya cara pengukurannya sama saja dengan yang menggunakan inci
namun disini bedanya pada tingkat ketelitiannya bisa mencapai 0.02 dan ada juga
yang mencapai 0.05 milimeter
2. Mistar ingsut dengan menggunakan jarum jam
24
25
Cara Menggunakan Mistar
26
ingsut
Gambar 1. Jangka sorong dan bagian-bagiannya
1. Gerakkan rahang ukur gerak (rahang geser)
2. sebaiknya jangan mengukur benda ukur dengan hanya bagian ujung dari kedua
rahang ukur tetapi sedapat mungkin harus masuk agak kedalam
3. Harus dipastikan bahwa pada posisin o l dari skala ukur dan kesejajaran muka
rahang ukur betul-betul tepat.
4. Waktu melakukan penekanan kedua rahang ukur pada benda ukur harus
diperhatikan gaya penekanannya
5. Sebaiknya jangan membaca sekala ukur pada waktu mistar ingsut masih
berada pada benda ukur.
6. setelah selesai jangan lupa mistar tersebut dibersihkan
Cara membaca Skala pada jangka sorong
Pengukuran jangka sorong imperial dengan tingkat ketelitian skala utama 1/16"
\ Mikrometer adalah alat ukur yang dapat melihat dan mengukur benda dengan satuan ukur yang memiliki ketelitian 0.01 mm
27
Satu mikrometer adalah secara luas digunakan alat di dalam teknik mesin electro untuk mengukur ketebalan secara tepat dari blok-blok, luar
dan garis tengah dari kerendahan dan batang-batang slot. Mikrometer ini banyak dipakai dalam metrology, studi dari pengukuran,
Pada bab ini akan membahas tentang : 1 Jenis 2 Membaca satu mikrometer sistem inci 3 Membaca satu mikrometer metrik 4 Membaca satu
mikrometer vernier 5. Acuan
Mikrometer memiliki 3 jenis umum pengelompokan yang didasarkan pada aplikasi berikut :
Mikrometer Luar Mikrometer luar digunakan untuk ukuran memasang kawat, lapisan-lapisan, blok-blok dan batang-batang.
Mikrometer dalam Mikrometer dalam digunakan untuk menguukur garis tengah dari lubang suatu benda
28
Mikrometer kedalaman Mikrometer kedalaman digunakan untuk mengukur kerendahan dari langkah-langkah dan slot-slot.
Satu mikrometer ditetapkan dengan menggunakan satu mekanisme sekrup titik nada.
Satu fitur yang menarik tambahan dari mikrometer-mikrometer adalah pemasukan satu tangkai menjadi bengkok yang terisi. Secara normal,
orang bisa menggunakan keuntungan mekanis sekrup untuk menekan material, memberi satu pengukuran yang tidak akurat. Dengan cara
memasang satu tangkai yang roda bergigi searah keinginan pada satu tenaga putaran tertentu.
Artikel bertopik teknologi ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.
ANGKA SORONG
Jangka sorong adalah suatu alat ukur panjang yang dapat dipergunakan untuk mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian hingga 0,1 mm.
keuntungan penggunaan jangka sorong adalah dapat dipergunakan untuk mengukur diameter sebuah kelereng, diameter dalam sebuah tabung
atau cincin, maupun kedalam sebuah tabung.
Pada gambar disamping ditunjukkan bagian-bagian dari jangka sorong. (sorot masing-masing bagian dari jangka sorong tersebut untuk
mengetahui nama setiap bagian).
Secara umum, jangka sorong terdiri atas 2 bagian yaitu rahang tetap dan rahang geser. Jangka sorong juga terdiri atas 2 bagian yaitu skala
utama yang terdapat pada rahang tetap dan skala nonius (vernier) yang terdapat pada rahang geser.
Sepuluh skala utama memiliki panjang 1 cm, dengan kata lain jarak 2 skala utama yang saling berdekatan adalah 0,1 cm. Sedangkan sepuluh
skala nonius memiliki panjang 0,9 cm, dengan kata lain jarak 2 skala nonius yang saling berdekatan adalah 0,09 cm. Jadi beda satu skala utama
dengan satu skala nonius adalah 0,1 cm – 0,09 cm = 0,01 cm atau 0,1 mm. Sehingga skala terkecil dari jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01
cm.
29
Ketelitian dari jangka sorong adalah setengah dari skala terkecil. Jadi ketelitian jangka sorong adalah : Dx = ½ x 0,01 cm = 0,005 cm
Dengan ketelitian 0,005 cm, maka jangka sorong dapat dipergunakan untuk mengukur diameter sebuah kelereng atau cincin dengan lebih teliti
(akurat).
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa jangka sorong dapat dipergunakan untuk mengukur diameter luar sebuah kelereng, diameter
dalam sebuah tabung atau cincin maupun untuk mengukur kedalaman sebuah tabung. Berikut akan dijelaskan langkah-langkah menggunakan
jangka sorong untuk keperluan tersebut
Untuk mengukur diameter luar sebuah benda (misalnya kelereng) dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut
* Geserlah rahang geser jangka sorong kekanan sehingga benda yang diukur dapat masuk diantara kedua rahang (antara rahang geser dan
rahang tetap)
* Letakkan benda yang akan diukur diantara kedua rahang.
* Geserlah rahang geser kekiri sedemikian sehingga benda yang diukur terjepit oleh kedua rahang
* Catatlah hasil pengukuran anda
Untuk mengukur diameter dalam sebuah benda (misalnya diameter dalam sebuah cincin) dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
3. Mengukur kedalaman
30
Untuk mengukur kedalaman sebuah benda/tabung dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
Untuk membaca hasil pengukuran menggunakan jangka sorong dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
1. Bacalah skala utama yang berimpit atau skala terdekat tepat didepan titik nol skala nonis.
2. Bacalah skala nonius yang tepat berimpit dengan skala utama.
3. Hasil pengukuran dinyatakan dengan persamaan :
Hasil = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x skala terkecil jangka sorong) = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x 0,01 cm)
Karena Dx = 0,005 cm (tiga desimal), maka hasil pembacaan pengukuran (xo) harus juga dinyatakan dalam 3 desimal. Tidak seperti mistar,
pada jangka sorong yang memiliki skala nonius, Anda tidak pernah menaksir angka terakhir (desimal ke-3) sehingga anda cukup berikan nilai 0
untuk desimal ke-3. sehingga hasil pengukuran menggunakan jangka sorong dapat anda laporkan sebagai :
Panjang L = xo + Dx
2. Mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang (pada pipa, maupun lainnya) dengan cara diulur;
3. Mengukur kedalamanan celah/lubang pada suatu benda dengan cara “menancapkan/menusukkan” bagian pengukur.
31
4. Jangka sorong memiliki dua macam skala: skala utama dan nonius.
Lihatlah skala nonius yang berhimpit dengan skala utama. Di contoh, yang berhimpit adalah angka 4 (diberi tanda merah). Itu berarti 0.04 mm.
Sekarang lihatlah ke skala utama di sebelah kiri angka nonius 0. Di situ menunjukkan angka 4,7 cm. Berarti hasil pengukurannya adalah 4,7 cm
+ 0.04 cm = 4,74 cm. Ingat lagi kan pelajaran SMA? Hehe. Untuk pembacaan ke inch prinsipnya sama, hanya saja harus pintar menggunakan
skala yang berbeda
5 comments:
romadhon ashari mengatakan...
32
33