Professional Documents
Culture Documents
01 April 2008 : 69 – 77
ABSTRAK
Makalah ini menyajikan hasil pengujian kinerja tiga merk mesin pengkondisi udara tipe terpisah
(split system AC) dengan kapasitas pendinginan sekitar 7200 Btu/h (2 kW) yang dijual di Indonesia.
Kinerja ketiga mesin pengkondisi udara uji ini dievaluasi dan dipergunakan sebagai dasar kriteria
usulan klasifikasi efisiensi energi (lbelisasi). Klasifikasi (labelisasi) ini berguna sebagai pedoman
bagi para pengguna yang berkaitan dengan pemakaian konsumsi energi listrik. Pengujian dilakukan
sesuai standar ASHRAE No 37-1978 dan ARI No 240-94. Berdasarkan hasil pengujian tersebut
peneliti mengusulkan klasifikasi pada masing-masing obyek uji dengan kriteria utama berdasarkan
nilai hasil pengujian Energy Efficiency Ratio (EER) yang diperoleh. Dengan kriteria yang telah
diusulkan ketiga mesin pengkondisi udara uji secara kebetulan mewakili tiga kelas dari lima kelas
usulan klasifikasi.
Keywords : Split Type AC - Energy Efficiency Ratio - star method classification
PENDAHULUAN
Harga bahan bakar semakin mahal akhir-akhir ini. Dilain pihak ketersediaan bahan bakar fosil semakin
menipis pula seiring laju pemakaiannya yang semakin meningkat. Salah satu dampak yang terasa di Indonesia
adalah semakin besar pula subsidi yang harus dikeluarkan oleh negara untuk penyediaan bahan bakar ini. Padahal
bahan bakar ini juga merupakan sumber energi utama penyediaan listrik di negara kita. Sementara pembangunan
pembangkit sedang berjalan seiring dengan meningkatnya laju kebutuhan listrik, yang dapat kita lakukan dalam
jangka pendek adalah penghematan pemakaian listrik di segala lini. Dalam kehidupan modern, peralatan rumah
tangga yang didayai dengan listrik seperti lemari es, pengkondisi udara, kipas angin, pompa air dan lain-lain
merupakan salah satu pemakai listrik yang prosentasenya tidak dapat kita abaikan. Khusus di suatu daerah yang
memiliki kondisi udara luar yang kurang nyaman akibat temperatur dan kelembaban relatif udara rata-rata tinggi
seperti kebanyakan kota tepi pantai Indonesia, pengkondisi udara sangat diperlukan dan merupakan pemakai listrik
dengan prosentase besar. Pada umumnya kantor-kantor pemakai pengkondisi udara, sekitar 60% atau lebih
pemakaian listriknya adalah untuk peralatan ini. Salah satu cara penghematan yang dapat dilakukan adalah
memakai peralatan dengan efisiensi yang tinggi. Pengujian kinerja mesin pengkondisi udara (AC) dari berbagai
jenis selalu dilakukan dalam rangka penghematan energi dan sosialisasi terhadap konsumen (ANSI / ASHRAE
Standard 37-1978). Disamping itu hal ini juga dipakai sebagai motivator bagi produsen peralatan agar selalu
meningkatkan efisiensi peralatan yang dihasilkan dan dipasarkannya. Namun demikian sosialisasi rating effisiensi
setiap jenis peralatan dengan berbagai merk yang tersedia di pasar Indonesia dirasa sangat kurang memadai, selain
peraturannya yang belum dibakukan, belum dibakukan pula standard pengujiannya, sehingga menyulitkan
konsumen dalam memilih peralatan yang paling baik dari sisi pemakaian daya listrik.
Klasifikasi peralatan rumah tangga telah dilakukan di beberapa negara dan telah pula diterapkan untuk berbagai
peralatan dengan memberikan label bintang (*) berdasarkan hasil pengujian kinerjanya. Lima kelas bintang
biasanya dipakai dalam klasifikasi. Bintang satu (*) menunjukkan kelas terburuk dan bintang lima (*****)
menunjukkan kelas terbaik. Bagi lampu listrik barangkali di Indonesia sudah mulai dilakukan yang diprakarsai oleh
Direktorat Jendral Listrik dan Pemanfaatan Energi, Departemen Sumber Daya dan Energi bekerjasama dengan PT
PLN. Akan tetapi belum demikian untuk peralatan rumah tangga lainnya seperti lemari es, pengkondisi udara,
kipas angin, dan pompa air. Barangkali salah satu kendalanya adalah sarana pengujian, yang sebenarnya telah
tersedia di beberapa Perguruan Tinggi dan Lembaga penelitian, namun perlu pendataan dan akreditasi. Sedangkan
69
Prihadi Setyo Darmanto, Windy Hermawan Mitrakusumah, Pengujian Dan Usulan Labelisasi
di negara maju, pengujian kinerja merupakan syarat agar suatu produk dapat dipasarkan dengan aman dan baik
serta menunjang program penghematan energi. Sebagai contoh di Amerika juga telah diterbitkan standard
pengujian ASHRAE 117-2000 untuk pengujian kinerja freezer dan hasil pengujian dengan standard ini juga dipakai
sebagai dasar klasifikasi efisiensi peralatan.
Di dalam penelitian ini, 3 (tiga) merk contoh mesin pengkondisi udara tipe terpisah (split system AC) dengan
kapasitas pendinginan sekitar 7200 Btu/h (0,6 TR) yang dipasarkan di Indonesia dipilih sebagai sample. Ketiga
mesin sample uji ini diuji dan dievaluasi kinerjanya untuk kemudian dikelompokkan dalam kelas klasifikasi
efisiensi energi yang diusulkan berdasarkan nilai rasio efisiensi energi (EER). EER adalah perbandingan antara
kapasitas pendinginan dengan daya listrik yang terpakai yang diperoleh dari hasil pengujian.
70
JURNAL TEKNIK GELAGAR, Vol. 19, No. 01 April 2008 : 69 – 77
1 2 5
4 7
3
Keterangan :
1 = Ruang kondensor (unit outdoor).
2 = Pendingin
8 3 = Pemanas listrik
4 = Unit outdoor
5 = Ruang pengujian (tempat unit indoor)
6 = Unit indoor yang diuji
7 = Pemanas ruangan (sebagai beban panas)
8 = Peralatan pengambilan data pengujian
71
Prihadi Setyo Darmanto, Windy Hermawan Mitrakusumah, Pengujian Dan Usulan Labelisasi
Laju energi yang dilepas oleh udara (Qu) di evaporator dalam satuan watt (W) adalah:
Q u = m u .( h r − h s ) (1)
dengan notasi berikut:
mu = ρ.A.Vu = Laju aliran massa udara melalui koil [kg/detik]
ρ = massa jenis udara [kJ/m3]
A = Luas penampang saluran udara (m2)
Vu = Kecepatan aliran di penampang saluran udara (m/s) diukur dengan hot wire anemometer
hr = Entalpi udara balik (saat memasuki koil evaporator) [J/kg] diukur berdasarkan hasil pengukuran temperatur
bola basah dan bola kering.
hs = Entalpi udara catu (saat keluar dari koil evaporator) [J/kg]
Perhitungan Energy Efficiency Ratio (EER), didasarkan pada persamaan berikut[5] :
Qu
EER = (2)
Winput
Nilai daya kompresor (Winput) diperoleh dari hasil pengukuran memakai watt-meter.
Tabel 1: Data ketiga Mesin Pengkondisi Udara Uji berdasarkan manual alat
Out-Door Unit CU – C7BKN5 LSNB0766CN AU – A7Y
In-door Unit CS – C7BKN LSNB0766CN AH – AP7Y
Kode Pengujian CS-C7BKN/CU-C7BKN5 LSNB0766CN AH – AP7Y /AU – A7Y
Tegangan (V) dan 220-240 220-240 220-240
Frekuensi (Hz) jala- 50 50 50
jala listrik
Arus listrik (A) 2,7 – 2,8 3,4 3,0 – 3,1
Daya kompresor (W) 550 – 610 720 650 - 690
Kapasitas pendinginan 7200 7000 7200
(Btu/h)
Refrigerant R 22 R 22 R 22
EER 3,36 – 3,64 - -
72
JURNAL TEKNIK GELAGAR, Vol. 19, No. 01 April 2008 : 69 – 77
73
Prihadi Setyo Darmanto, Windy Hermawan Mitrakusumah, Pengujian Dan Usulan Labelisasi
15,3
13,6
EER
11,9
10,2
8,50
6,80
5,10
3,40 CS – C7BKN / CU – C7BKN5
LSNB0766CN
1,70 AH – AP7Y / AU – A7Y
0,00
0 50 100 150 200
Waktu Pengamatan (menit ke)
Gambar 4. Perbandingan EER pada temperatur ruangan kondensor 30oC.
15,3
13,6
R
11,9
EE
10,2
8,50
6,80
5,10
CS – C7BKN / CU – C7BKN5
3,40
LSNB0766CN
1,70 AH – AP7Y / AU – A7Y
0,00
0 50 100 150 200
Waktu Pengamatan (menit ke)
Gambar 5. Perbandingan EER pada temperatur ruangan kondensor 35oC
74
JURNAL TEKNIK GELAGAR, Vol. 19, No. 01 April 2008 : 69 – 77
Usulan Labelisasi
Dalam rangka menunjang kelanjutan program klasifikasi oleh pemerintah Indonesia, penulis mengusulkan
sebagai kriteria pemberian bintang (labelisasi) adalah nilai EER pada kondisi tunak saja. Hal ini didasarkan pada
kriteria yang umum dipakai di masyarakat international (misalnya program ENERGY STAR ® di Amerika dan di
Thailand) dengan catatan nilai EER diberi satuan [(Btu/h)/W]. Pada umumnya EER suatu mesin pengkondisian
udara tipe terpisah lebih tinggi dari 5,5 [(Btu/h)/W].
Berdasarkan kriteria klasifikasi efisiensi pemakaian listrik diusulkan nilai EER seperti yang dipergunakan oleh
Thailand yaitu :
a. Mesin AC tipe terpisah dikategorikan memiliki efisiensi rendah sekali (lowest) bila nilai EER berada pada
kisaran sama dengan 7 hingga 8 [(Btu/h)/W] dan diberi label bintang satu atau (*).
b. Kategori efisiensi rendah (low) bila nilai EER berada pada kisaran sama dengan 8 hingga 9 [(Btu/h)/W] dan
diberi bintang dua atau (**).
c. Mesin AC tipe terpisah dikategorikan memiliki efisiensi cukup (moderate) bila nilai EER berada pada kisaran
sama dengan 9 hingga 10 [(Btu/h)/W] dan diberi bintang tiga atau (***).
d. Kategori efisiensi tinggi (high) bila nilai EER berada pada kisaran sama dengan 10 hingga 11 [{Btu/h)/W] dan
diberi bintang empat atau (****)
e. Golongan efisiensi tinggi sekali (highest) bila nilai EER lebih tinggi dari 11 [(Btu/h)/W] dan diberi bintang lima
atau (*****).
f. Sedangkan AC tipe terpisah dengan nilai EER kurang dari 7 sebaiknya tidak diberi klasifikasi dan tidak diberi
label bintang.
Berdasarkan kriteria tersebut di atas, dengan asumsi usulan klasifikasi didasarkan pada hasil pengujian dengan
temperatur ruang kondensor 30oC dimana diperoleh nilai EER yang lebih tinggi dibanding pada pengujian pada
ruang kondensor 35oC serta dengan alasan untuk tidak mendeskreditkan satu produkpun, ketiga mesin
pengkondisian udara tipe terpisah yang telah diuji termasuk dalam kategori sebagai berikut:
a. Mesin uji dengan kode LSNB0766CN dengan EER 11,678 [(Btu/h)/W] termasuk kategori efisiensi tinggi
sekali (highest efficiency) atau kalau diberi bintang memperoleh bintang lima atau (*****).
b. Mesin uji dengan kode C7BKN/CU-C7BKN5 yang memiliki nilai EER 10,582 [(Btu/h)/W] termasuk kategori
efisiensi tinggi (high efficiency) atau kalau diberi label bintang memperoleh bintang empat atau (****).
c. Mesin uji dengan kode AH – AP7Y / AU – A7Y yang memiliki EER 7,603 [(Btu/h)/W] termasuk kategori
efisiensi rendah sekali (lowest efficiency) atau kalau diberi bintang memperoleh bintang satu (*).
Usulan yang didasarkan hasil pengujian dalam penelitian ini hanyalah sekedar contoh dengan catatan kriteria
yang diusulkan disepakati dan ada kesepakatan pula antara pemerintah dengan para produser mesin pengkondisian
udara tipe terpisah yang dipasarkan di Indonesia.
Dengan adanya labelisasi tersebut diharapkan masyarakat mendapat pencerahan sekaligus perlindungan sebagai
konsumen dari peralatan pengkondisi udara (AC) tipe terpisah.
DAFTAR PUSTAKA
75
Prihadi Setyo Darmanto, Windy Hermawan Mitrakusumah, Pengujian Dan Usulan Labelisasi
ANSI / ASHRAE Standard 37-1978, “Methods of Testing for Rating UNITARY AIR CONDITIONING AND
HEAT PUMPEQUIPMENT”, The American Society of Heating, Refrigeration, and Air-Conditioning Engineer,
Inc., New York, 1978.
ANSI / ASHRAE Standard 41.2-1987, “STANDARD METHODS FOR LABORATORY AIR-FLOW
MEASUREMENT”, The American Society of Heating, Refrigeration, and Air-Conditioning Engineer, Inc.,
New York, 1987.
ANSI/ARI 210/240-94, “Unitary Air-Conditioning and Air-Source Heat Pump Equipment”, Air-Conditioning and
Refrigeration Institute, 1994.
ASHRAE HANDBOOK, CD Version. 1996-1999.
Roy J. Dossat, Principles of Refrigeration, 2nd Edition - SI Version, John Willey & Sons, New York, 1981.
76