Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
Ikhwanul Muslimin
لِل َواِْلْكَراِم
َجَ ك ُذو اْل
َ جُه َرّب
ْ َويَْبَقى َو
“Dan tetap kekal wajah Rabbmu.” (Ar-Rahman : 27).
Hasan al-Banna termasuk golongan Asy’ari dimana ia menetapkan sifat yang tujuh, sifat-
sifat negatif yang lima dan sifat nafsiyah. Setelah itu dia memilih jalan yang berbeda dari
jalan asy’ari, yaitu jalan membiarkan (tafwidh), serta menggabungkan prinsipnya dengan
manhaj salaf.
Mencukur jenggot, menjulurkan pakaian di bawah mata kaki dan mendengarkan musik
adalah tidak apa-apa menurut Ikhwanul Muslimin. Bahkan boleh saja hal itu dilakukan
terang-terangan. Mereka mempunyai persediaan dana yang banyak untuk membeli alat
musik yang baru sebagaimana disebutkan dalam kitab “Dzikriyat la Muzdakarat”. Jadi
para pengikutnya boleh melakukan apa saja, asal tetap patuh pada perintah jama’ah.
Jama’ah ini mirip negara, mereka tidak menyerukan Islam, mereka menyeru untuk
membentuk negara. Orang-orang yang menyerukan Islam haruslah menyeru kepada satu
akidah yang benar, kepada satu peribadatan, dan kepada satu muamalah yang sesuai
dengan dalil. Adapun mereka tidak demikian.
Hasan Al-Banna telah memilih sebutan ini untuk dirinya, demikian pula
para penggantinya menggunkan gelar yang sama.
Bai’at mereka dibagi menjadi dua macam:
Akan tetapi lelaki itu tidak mengerti maksud Hasan Al Banna, kaena
ucapan Hasan Al Banna tidak seperti yang difahaminya. Ucapannya itu
dimaksudkan Al Banna sebagai ucapan dalam kondisi perang,
sedangkan perang adalah tipu daya, kata Mahmud Ash Shabagh.
Dari sini diketahui bahwa baiat Ikhwanul Muslimin adalah baiat sufiyah
di satu sisi dan baiat militer di sisi yang lain. Seolah terbentuk sebuah
negara dimana yang bertindak sebagai hakim adalah Hasan Al-Banna.
Dialah yang berhak menfatwakan pembunuhan, memberikan instruksi-
instruksi, teror, jihad dan lain sebagainya. Bukti paling nyata adalah
usaha kudeta pemerintah pada tahun 1953 M.
Marhalah kedua adalah marhalah khusus yang lepas dari marhalah petama.
Ketika seorang masuk ke dalam Ikhwanul Muslimin, dia tetap dalam keadaan buta
tentang Ikhwanul Muslimin, kecuali bahwa organisasi ini berusaha menolong Islam dan
kaum muslimin, hajat-hajat, kemiskinan, kelaparan kaum muslimin dan seterusnya.
Kemudian Al-Banna berkata, kita melihat orang yang kita pilih dari marhalah kedua ini
dan ketika itu kita akan menggembleng orang-orang tertentu lalu kita masukkan mereka
ke marhalah ini. Dan marhalah kedua adalah marhalah khusus yang membina pribadi
untuk taat, mendengar, jihad, membunuh, membuat teror, semua urusan yang diinginkan
pemimpin dan mengkafirkan pemerintah.
Pada zaman salaf ada pemimpin-pemimpin yang baik dan jelek. Kemudian ulama salaf
menerangkan sunnah bagaimana bermuamalah dengan pemimpin. Mereka menyebarkan
ilmu agama di masjid-masjid. Itulah jalan salaf. Adapun Ikhwanul Muslimin menempuh
jalan bid’ah yang telah dicipta oleh Hasan Al-Banna yaitu jalan batiniyah. Bagi mereka
yang membaca kitab-kitab batiniyah niscaya akan menemukan mereka punya wakil-
wakil yang diberi nama nuqaba’ (naqib-naqib) seperti penamaan organisasinya.
َ صاِبِري
ن ّ جاَهُدوْا ِمنُكْم َوَيْعَلَم ال
َ ن
َ ل اّلِذي
ّ جّنَة َوَلّما َيْعَلِم ا
َ خُلوْا اْل
ُ سْبُتْم َأن َتْد
ِ ح
َ َأْم
“Apakah kamu mungira bahwa kamu akan masuk surga , padahal
belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantaramu dan
belum nyata orang-orang yang sabar” ( Ali Imran : 142).