You are on page 1of 9

Solusi mencari KTI Kebidanan tercepat di internet hanya di

http://kti-skripsi.com/

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di dunia Internasional menghadapi masalah pertumbuhan penduduk pada

akhir dekade 60-an, selain mempengaruhi strategi dan praktek pembangunan

ekonomi kiranya ikut mempengaruhi kebijaksanaan terhadap masalah

kependudukan. Problem pertumbuhan penduduk dengan demikian telah menjadi

focus persoalan, bahkan mengurangi angka pertumbuhan penduduk dilihat

sebagai salah satu kunci dalam menyelesaikan persoalan yang lebih luas,yaitu

kemiskinan dan keterbelakangan ialah karena meledaknya penduduk di seluruh

dunia telah bertambah lebih dua kali lipat dalam masa satu abad (Juliantoro,

1984 :9)

Sebagai salah satu Negara berkembang, Indonesia tidak luput dari masalah

kependudukan , Indonesia menghadapi masalah dengan jumlah kualitas

sumberdaya manusia dengan kelahiran 5.000.000 pertahun.Untuk dapat

mengangkat derajat kehidupan bangsa telah di laksanankan secara bersamaan

pembangunan ekonomi yang merupakan sisi masing-masing mata uang.Bila

Gerakan Keluarga Berencana (KB) tidak di lakukan bersamaan dengan

pembangunan ekonomi,di khawatirkan hasil pembangunan tidak akan berati

(Manuaba,1996 : 437 ). Sejak Pelita V program KB Nasional berubah menjadi

Gerakan KB Nasional.Gerakan KB Nasional adalah gerakan masyarakat yang

menghimpun dan mengajak segenap potensi masyarakat untuk berpartisipasi aktif


Solusi mencari KTI Kebidanan tercepat di internet hanya di
http://kti-skripsi.com/

dalam melembagakan dan membudayakan NKKBS dalam rangka meningkatkan

mutu sumber daya Indonesi (Wiknjosastro, 1999 : 902)

Adapun tujuan gerakan KB Nasional menurut Wiknjosastro (1999:902)

adalah mewujudkan keluaga kecil bahagia sejahtera yang menjadi dasar bagi

terwujudnya masyarakat yang sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan

pertumbuhan penduduk Indonesia. Sasaran Gerakan KB Nasional ialah (1)

Pasangan Usia Subur, dengan proritas PUS muda dengan prioritas rendah (2)

Generasi muda dan purna PUS (3) Pelaksana dan pengelola KB dan (4) Sasaran

wilayah adalah wilayah dengan laju prtumbuhan penduduk tinggi dan wilayah

khusus seperti sentra industri, pemukiman padat, daerah kumuh dan daerah pantai

serta terpencil.

Pada umumnya pemerintah di Negara-negara sedang berkembang paling

banyak menggunakan metode kontrasepsi yang pemakainya

perempuan.Distribusinya adalah pemakai pil 17,1 %,injeksi 15,2 %,IUD 10,3

%,nonplant 4,6 %, tubektomi 3,1 %,vasektomi 0,7 %,dan kondom 0,9 %

( Juliantoro ,1999 : 29 ). Dari begitu beragamnya alat-alat kontrasepsi bagi

perempuan menyebabkan banyak anggota masyarakat menganggap bahwa

pembatasan kelahiran memang menjadi urusan kaum perempuan,padahal semua

kita tahu meskipun kehamilan hanya di alami oleh perempuan akan tetapi

kehmilan tidak akn terjadi tanpa adanya sperma laki-laki

(www.yakita.or.id/alat kontrasepsi2.htm). Untuk itulah, pada masa kini,kondom

yang merupakan metode kontrasepsi pria yang telah lam di kenal, kembali

mendapatkan perhatian baru, baik dalam bidang keluarga berencana maupun


Solusi mencari KTI Kebidanan tercepat di internet hanya di
http://kti-skripsi.com/

dalam bidang lain (Hartanto, 2002 :60).Perkembangan partisipasi pria dalam KB,

khususnya kondom, selama kurun waktu 12 tahun terakhir belum memperlihatkan

kenaikan bahkan tidak mengalami kenaikan sama sekali.Hal ini dapat dilihat

dalam angka-angka pencapaian kondom tahun 1991 sebesar 0,8 % (SDKI

1991).tahun 1994 sebesar 0,9 % tahun 1997 sebesar 0,7 % (SDKI 1997) dan tahun

2003 sebesar 0,9 % (SDKI 2002-2003).

Metode kontrasepsi kondom merupakan metode sederhana yang salah

satunya menjadi pilihan untuk menjarangkan kehamilan dengan periode usia

akseptor 20-30/35 tahun, dengan jumlah anak 2 orang dan jarak antara kelahiran

adalah 2-4 tahun (Wiknjosastro, 1999: 903), dengan memilki kelebihan mudah di

pakai, dapat mencegah penularan penyakit kelamin,efek samping hampir tidak

ada, relative, murah, kontrasepsi yang tidak mengandung

hormon,sederhana,ringan,mudah di dapat, disposable, tidak memerlukan

pemeriksaan medis,dan saat ini kondom telah di buat modern, sehingga tidak

mengurangi kenikmatan seks (Hartanto, 2002:60). Keuntungan-keuntungan

kondom tersebut akan di peroleh kalau kondom di pakai secara benar dan

konsisten pada setiap senggama, karena umumnya angka kegagalan yang timbul

akibat di sebabkan pemakaian yang tidak benar, tidak konsisten, tidak teratur atau

tidak hati-hati ( Hartanto , 2002 : 60 ). Sedangkan pembuatan kondom sendiri

padea masa sekarang sudah sangat baik karena harus memenuhi standar tertentu

sehingga kualitasnya tidak perlu di ragukan lagi (Llewellyn, 2005 : 110).

Dalam hal memanfaatkan kontrasepsi modern pada masyarakat luas,

Jepang merupakan kasus yang menarik, sudah sejak lama cara kontrasepsi yang
Solusi mencari KTI Kebidanan tercepat di internet hanya di
http://kti-skripsi.com/

paling banyak di gunakan di Jepang adalah kondom sebanyak 75,8 % PUS, salah

satu alasan dari pemerintah Jepang karena akibat samping terhadap kesehatan

akseptor memakai alat kontrasepsi lainnya (Juliantoro, 2000 : 26), sedangkan di

Indonesia pemakai alat kontrasepsi adalah perempuan, sedangkan laki-laki

jarang.Kini presentase konsumen yang menggunakan kondon tidak sampai 5 %.

Penggeseran ini menjadi semakin mendesak terutama bila mengingat pandemic

AIDS (Juliantoro, 2000 : 150)

Pada tahun 2003, di Indonesia akseptor KB kondom mencapai 0,46 %

(BPS,Statistik Kesejahteraan Rakyat,2003), sedangkan pada tahun 2005 di

propinsi Lampung, akseptor KB kondom mencapai 3.260 PUS (0,34 %) dari

jumlah PUS 1.380.636.Pada Kota Metro sendiri tahun 2006 jumlah akseptor KB

kondom mencapai 106 PUS dari jumlah PUS 24.331. Di Kecamatan Metro Utara

terdapat 4 akseptor KB kondom dari jumlah PUS 4.756.( BKKBN Propinsi

Lampung : 2005/2006). Berdasarkan prasurvey yang di lakukan oleh penulis pada

tanggal 20-22 Maret 2007 di Puskesmas Banjar Sari Kelurahan Banjar Sari di

peroleh data dari januari sampai desember 2006 berjumlah 1.877 PUS, peserta KB

aktif 1.467 orang dan akseptor KB kondom 2 orang.


Solusi mencari KTI Kebidanan tercepat di internet hanya di
http://kti-skripsi.com/

Tabel.1. Perkiraan permintaan masyarakat menjadi peserta KB aktif Kota


Metro Tahun 2006.

M KECAMATA PUS % IUD MOP MO IMP STK PIL KD Total


N proyeksi PA/PU W M
etr S
o

Pu

sat

7.9

75

73,

06

88

64

12

45

43

72.

59

11.

54

78

05.

82

o
21 Metro Utara 4.868 74,61 395 18 146 548 1.174 1.341 10 3.632
3 Metro Barat 3.845 69,99 332 12 109 372 1.211 639 16 2.691
4 Metro Timur 5.666 73,51 815 27 216 398 1.522 1.132 55 4.165
5 Metro Selatan 2.623 74,80 248 12 44 495 793 351 19 1.962
Total 24.977 73,18 2.676 110 760 2.250 7.291 5.010 180 18.277
Sumber : RAKERDA BKKBN 2006
Solusi mencari KTI Kebidanan tercepat di internet hanya di
http://kti-skripsi.com/

Tabel 1 merupakan target pencapaian peserta KB aktif Kota Metro bulan

desember 2006

Dari Tabel.2 Merupakan target standar RAKERDA BKKBN untuk


Tahun 2006

PPM TOTL
No KECAMATAN PUS MIX KONTRASEPSI PA/PPM PA/PUS
PA PA
IUD MOW MOP KDM IMP STK PIL
1 Metro Pusat 5.827 7.958 866 189 19 45 510 2.755 1.292 5.676 97,41 71,32
2 Metro Utara 3.632 4.756 418 127 19 4 576 1.151 1.348 3.643 100,30 76,60
3 Metro Barat 2.691 3.815 327 95 15 25 439 1.248 622 2.771 102,97 72,63
4 Metro Timur 4.165 5.355 803 194 27 21 448 1.159 1.128 3.780 90,76 70,59
5 Metro Selatan 1.962 2.447 243 30 6 11 534 721 326 1.871 95,36 76,46
KOTA METRO 18.277 24.331 2.657 635 86 106 2.507 7.034 4.716 17.741 97,36 72,92
Sumber : BKKBN Kota Metro 2006

Dari dua tabel diatas dapat di simpulkan bahwa perkiraan permintaan

masyarakat menjadi peserta KB aktif Kota Metro Kecamatan Metro Utara tahun

2006 untuk akseptor KB kondom sebanyak 10 orang, ternyata tidak tercapai pada

pencapaian peserta KB aktif Kota Metro Kecamatan Metro Utara tahun 2006,

yang hanya berjumlah 4 akseptor KB kondom. Maka di sinilah peneliti

mengambil suatu masalah ”Kurangnya akseptor KB kondom di Kecamatan Metro

Utara”.

Tabel.3. Jumlah akseptor KB berdasarkan pemakaian metode kontrasepsi di


Puskesmas Banjar Sari Kelurahan Banjar Sari Kecamatan Metro Utara
periode Januari sampai dengan desember 2007.

Metode Kontrasepsi Jumlah Presentase ( % )


Kondom 2 0,13
Pil 654 44,5
Suntik 320 21,8
IUD 222 15,13
Implant 216 14,72
MOW 45 3,06
MOP 8 0,54
Jumlah 1.467 100
Solusi mencari KTI Kebidanan tercepat di internet hanya di
http://kti-skripsi.com/

Sumber data : Bagian BKCS Kecamatan Metro Utara 2006

Dari table 3, penulis memperoleh gambaran tentang angka akseptor KB

kondom yang masih sangat rendah (0,13 %) di puskesmas Banjar Sari Kelurahan

Banjar Sari.Data ini belum menunjukkan partisipasi akseptor KB terhadap

pemilihan alat kontrasepsi kondom.Hal inilah yang menarik peneliti untuk

melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang menyebabkan kurangnya

akseptor KB kondom di Puskesmas Banjar Sari Kelurahan Banjar Sari Kecamatan

Metro Utara.
Solusi mencari KTI Kebidanan tercepat di internet hanya di
http://kti-skripsi.com/

B. Rumusan Masalah

Dari uraian di atas, maka penulis membuat rumusan masalah sebagai

berikut “Faktor-Faktor apakah yang menjadi penyebab kurangnya akseptor KB

kondom di Puskesmas Banjar Sari Kelurahan Banjar Sari Kecamatan Metro

Utara?”

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian sebagai berikut :

1 Jenis Penelitian : Deskriptif

2 Objek Penelitia : Faktor-faktor yang menyebabkan kurangnya akseptor

KB kondom

3 Subjek Penelitian : Semua PUS yang menjadi akseptor KB di Kelurahan

Banjar Sari Kecamatan Metro Utara

4 Lokasi Penelitian : Puskesmas Banjar Sari Kelurahan Banjar Sari

Kecamatan Metro Utara

5 Waktu Penelitian : Setelah proposal di setujui

D. Tujuan

1. Tujuan Umum

Diketahuinya gambaran tentang faktor-faktor yang menyebabkan kurangnya

akseptor KB kondom.
Solusi mencari KTI Kebidanan tercepat di internet hanya di
http://kti-skripsi.com/

2. Tujuan Khusus

a. Di perolehnya gambaran faktor pendidikan sebagai penyebab kurangnya

akseptor KB kondom

b. Di perolehnya gambaran faktor pengetahuan sebagai penyebab kurangnya

akseptor KB kondom

c. Di perolehnya gambaran faktor sosial budaya sebagai penyebab kurangnya

akseptor KB kondom

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi Puskesmas Banjar Sari

Hasil penelitian ini juga di harapkan dapat memberikan masukan guna

peningkatan mutu pelayanan kontrasepsi kondom, demi terwujudnya

kelangsungan pemakaian kontrasepsi kondom yang panjang dan lama.

2. Manfaat bagi masyarakat Kelurahan Banjar Sari

Diharapkan masyarakat Kelurahan Banjar Sari akan lebih tau akan alat

kontrasepsi kondom.

3. Bagi institusi, program Studi Kebidanan Metro

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, khususnya

memperluas cakrawala di bidang kependudukan, KB dan kesehatan serta

acuan bagi penelitian selanjutnya.

4. Manfaat bagi peneliti

Penelitian ini sangat berguna untuk menambah pengalaman dalam penelitian

serta sebagai bahan untuk menerapakan ilmu yang telah didapat selama kuliah

khusunya matei kedalam metodologi penelitian.

You might also like