Professional Documents
Culture Documents
1. Schizophrenia katatonik
2. Agresif Destruktif
3. Terapi farmakologi
4. Terapi Modalitas
5. ECT
6. Diagnosa Medis
7. Halusinasi
SCHIZOPHRENIA KATATONIK
DEFINISI SCHIZOPHRENIA
KATATONIK
SCHIZOPHRENIA KATATONIK adalah
suatudeskripsi sindrom dengan variasi
penyebab ( banyak belum diketahui) dan
perjalanan penyakit ( tak selalu bersifat
kronis) yang luas, serta sejumlah akibat
yang tergantun pada pertimbangan
pengaruh genetik, fisik, dan sosial budaya.
ETILOGI SCHIZOPHRENIA
KATATONIK
1. Keturunan
2. Sistem endokrin
3. Sistem metabolisme
4. Susunan saraf pusat
5. Teori Adolf Meyer
6. Teori Sigmund Freud
7. Eugen Bleuler
8. Shizofrenia sebagai satu sindroma
9. Shizofrenia suatu gangguan
psikosomatik
TANDA DAN GEJALA
1. Fase Pertama
Klien mengalami kecemasan, stress, perasaan terpisah
dan kesepian, klien mungkin melamun, memfokuskan
pikirannnya kedalam hal-hal menyenangkan untuk
menghilangkan stress dan kecemasannya. Tapi hal ini
bersifat sementara, jika kecemasan datang klien dapat
mengontrol kesadaran dan mengenal pikirannya namun
intesitas persepsi meningkat.
2. Fase Kedua
Kecemasan meningkat dan berhubungan dengan
pengalaman internal dan eksternal, individu berada pada
tingkat listening pada halusinasinya. Pikiran internal
menjadi menonjol, gambarn suara dan sensori dan
halusinasinya dapat berupa bisikan yang jelas. Klien
membuat jarak antara dirinya dan halusinasinya dengan
memproyeksikan seolah-olah halusinasi datang dari
orang lain atau tempat lain.
Lanjutan………..
3. Fase Ketiga
Halusinasi lebih menonjol, menguasai dan mengontrol.
Klien menjadi lebih terbiasa dan tidak berdaya dengan
halusinasinya. Kadang halusinasinya tersebut memberi
kesenangan dan rasa aman sementara.
4. Fase Keempat
Klien merasa terpaku dan tidak berdaya melepaskan diri
dari kontrol halusinasinya. Halusinasi sebelumnya
menyenangkan berubah menjadi mengancam,
memerintah, memarahi. Klien tidak dapat berhubungan
dengan orang lain karena terlalu sibuk dengan
halusinasinya. Klien hidup dalam dunia yang menakutkan
yang berlangsung secara singkat atau bahkan
selamanya.
AKIBAT HALUSINASI
Pasien yang mengalami perubahan persepsi sensori:
halusinasi dapat beresiko mencederai diri sendiri,
orang lain dan lingkungannya. Resiko mencederai
merupakan suatu tindakan yang kemungkinan
dapat melukai/ membahayakan diri, orang lain dan
lingkungan.
Tanda dan Gejala :
Memperlihatkan permusuhan
Mendekati orang lain dengan ancaman
Memberikan kata-kata ancaman dengan
rencana melukai
Menyentuh orang lain dengan cara yang
menakutkan
Mempunyai rencana untuk melukai
MASALAH KEPERAWATAN DAN
DATA YANG PERLU DI KAJI
Masalah keperawatan
Risiko mencederai diri, orang lain dan
lingkungan
Perubahan sensori perseptual : halusinasi
Isolasi sosial : menarik diri
Data yang perlu dikaji
Risiko mencederai diri, orang lain dan
lingkungan
Data subjektif
Klien mengatakan marah dan jengkel kepada orang
lain, ingin membunuh, ingin membakar atau
mengacak-acak lingkungannya.
Data objektif
Klien mengamuk, merusak dan melempar barang-
barang, melakukan tindakan kekerasan pada orang-
orang disekitarnya.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Risiko mencederai diri, orang lain dan
lingkungan berhubungan dengan
perubahan sensori perseptual :
halusinasi.
Perubahan sensori perseptual :
halusinasi berhubungan dengan menarik
diri.
RENCANA TINDAKAN
KEPERAWATAN
Diagnosa 1: Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
berhubungan dengan perubahan sensori perseptual :
halusinasi.
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
2. Klien dapat mengenal halusinasinya.
3. Klien dapat dukungan dari keluarga
4. Klien dapat menggunakan obat dengan benar