You are on page 1of 44

SCIENCE EDUCATION RESEARCH

Tanya Jawab Seputar


Penelitian Pendidikan Sains
(Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
yang sering muncul dalam penelitian pendidikan)

Oleh
Yanti Herlanti, M.Pd

JURUSAN FAKULTAS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI


PENDIDIKAN TARBIYAH SYARIF HIDAYATULLAH
IPA DAN ILMU JAKARTA
KEGURUAN 2006
SCIENCE EDUCATION RESEARCH 2 SCIENCE EDUCATION RESEARCH 87
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobilalamin, dengan bantuan dan


kemudahan yang diberikan Alloh SWT, buku kecil ini dapat
terselesaikan. Buku ini berisikan pertanyaan-pertanyaan yang
sering menjadi permasalahan dalam penelitian pendidikan
khususnya sains. Buku ini disajikan dengan membahas
penelitian pendidikan sains dari sisi ontologi, epistimologi,
maupun aksiologinya. Pada bab awal dikemukan kajian
ontologi dan epistimologi dari pendidikan sains dan penelitian
pendidikan sains. Bab kedua merupakan bab yang berkaitan
dengan metodologi penelitian yang sering menjadi pertanyaan
para mahasiswa. Bab tiga berkaitan dengan analisis data yang
terkait dengan berbagai uji-uji statistik yang biasanya digunakan
dalam penelitian pendidikan. Bab empat berisi tips dan lebih
dari 50 contoh judul penelitian pendidikan sains, yang
diharapkan menjadi sumber inspirasi bagi mereka yang
membutuhkan judul penelitian.
Akhir kata, mudah-mudahan karya kecil ini dapat
bermanfaat bagi mahasiswa dan bagi kemajuan pendidikan
sains.

Bogor, 2 Juni 2006


Penulis,
Yanti Herlanti, M.Pd.

©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved ©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved
SCIENCE EDUCATION RESEARCH 86 SCIENCE EDUCATION RESEARCH 3
Teguh, W. (2004). Cara Mudah Melakukan Analisa Statistika DAFTAR ISI
dengan SPSS. Yogyakarta: Penerbit Gaya Media.
No Isi Halaman
UPI. (2002). Buku Wisudawan 21 Oktober 2002. Bandung: 1. Pengantar 2
UPI
2. Apa bedanya penelitian sains dan penelitian 6
UPI. (2006). Buku Wisudawan 19 April 2006. Bandung: UPI. pendidikan sains
Yin, R.K. (1984). Case Study Research: Design and Methods. 3. Hal apa saja yang bisa diteliti dalam 10
Bevery Hills: Sage Publications. pendidikan sains?
Zaenul, A & Nasution, N. (2001). Penilaian Hasil Belajar. 4. Apa perbedaan penelitian kualitatif dan 13
Jakarta: PAU, Dikti, Depdiknas. kuantitatif?
5. Apa saja jenis-jenis penelitian pendidikan? 14
6. Bagaimana cara menentukan jenis penelitian 19
yang akan kita pilih?
7. Apa yang dimaksud dengan penelitian tindak 21
kelas (PTK)?
8. Apakah desain penelitian harus selalu 22
dicantumkan dalam proposal atau laporan
penelitian?
9. Jika kita mengambil dua kelas dari 10 kelas 24
dua yang ada di sebuah SMP, maka nama
teknik pengambilan sampelnya apa?
10. Berapa jumlah sampel yang harus diambil 27
untuk mendapatkan data yang representatif?
11. Apa guna instrumen dalam penelitian? 28
12. Jika kita ingin melihat hasil belajar siswa, 29

©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved ©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved
SCIENCE EDUCATION RESEARCH 4 SCIENCE EDUCATION RESEARCH 85
instrumen apa yang tepat? Meltzer. (2002). The relationship Between Mathematics
Preparation and Conceptual Learning Gain in Physics: A
13. Apakah nilai rapor merupakan instrumen 38
Posible “Hidden Variable in Diagnostic Pretest Scores”.
penelitian? American Journal Physics. 70(12), 1259-1268.
14. Apakah instrumen harus senantiasa diuji 39
Mettetal, G. (2003). Improving Teaching through Classroom
validitas dan reliabilitasnya? Action Research. Essays on Teaching Excellence
Toward the Best in the Academy. 7(14). Tersedia on line:
15. Saya ingin melakukan penelitian terhadap 48
http://academic.udayton.edu/FacDev/Newsletters/Essaysf
seorang guru yang menjadi favorit siswa orTeachingExcellence/PODvol14/tevol14n7.html. [tanggal
akses 30 April 2006].
dalam mengajarkan sains, instrumen apa saja
yang harus disiapkan? Poedjiadi, A. (1999). Pengantar Filsafat Ilmu Bagi Pendidik.
16. Instrumen apa yang dapat digunakan untuk 56 Bandung: Yayasan Cendrawasih.

penelitian yang bersifat kualitatif? Ruseffendi, E.T. (1998). Statistika Dasar untuk Penelitian
17. Bagaimana bentuk penelitian kualitatif dalam 60 Pendidikan. Bandung: IKIP Bandung Press.

pendidikan sains? Siegel, S. (1992). Statistik Non Parametrik untuk Ilmu-ilmu


18. Dalam analisis data sering disebutkan 61 Sosial (terjemahan). Jakarta: Gramedia.

variabel bebas dan variabel terikat. Apa Siregar, N. (1998). Penelitian Kelas: Teori, Metodologis,
maksudnya? Analisis. Bandung: IKIP Bandung Press.

19. Bagaimana cara menentukan uji statistik yang 62 ________. (1999). Pedagogi Materi-Subyek: Dasar-dasar
tepat? Pengembangan PBM (Bahan Kuliah Pedagogi Materi
Subyek). Materi kuliah PPS UPI Bandung: tidak
20. Apa bedanya antara uji beda T, Wilcoxon, 65 diterbitkan.
dan U Mann Whitney?
Sudjana, N. & Ibrahim. (1989). Penelitian dan Penilaian
21. Apa yang disebut dengan normal gain? 70 Pendidikan. Bandung: Penerbit Sinar Baru
22. Jika kita ingin melihat ada atau tidak 71
Sumini. (2001). Analisis Interaksi dalam Proses Belajar
perbedaan rata-rata dari 3 kelompok uji apa Mengajar pada Pokok Bahasan Struktur Atom di Kelas III
yang digunakan?Contohnya kita ingin IPA SMU. Skripsi pada Jurdik Kimia FPMIPA, UPI
Bandung: tidak dipublikasikan.
mengetahui adakah perbedaan sikap siswa

©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved ©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved
SCIENCE EDUCATION RESEARCH 84 SCIENCE EDUCATION RESEARCH 5
Daftar Pustaka MI, MTS, dan MA terhadap Sains?
23. Apa bedanya uji Momen Pearson dengan 71
Arifin, B, & Rani, A. (2000). Prinsip-prinsip Analisis Wacana.
Jakarta: Depdiknas, Direktorat Pembinaan Penelitian dan Spearman?
Pengabdian pada Masyarakat. 24. Untuk mengukur apakah uji regresi? 73
Arikunto, S. (1999). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan 25. Contoh judul-judul 75
Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Penelitian pendidikan sains
Best, J.W. (1978). Research in Education. New Dehli: Prentice 26. Daftar Pustaka 82
Hall of India.

Boehm, A.E. & Weinberg, R.A. (1979). The Clasroom


Observer. New York: Teacher College Colombia
University.

Dahar, R.W. (1996). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Gall, M.C, Gall, J.P, & Borg, W.H. (2003). Educational


Research. Boston: A&B.

Hagul, P, Manning, C, & Singarimbun, M. (1989). Penentuan


variabel penelitian dan hubungan antar variabel dalam
Metode Penelitian Survey karya Singarimbun, M &
Effendi. Jakarta: LP3S.

Kochis, B. (2006). Classroom Research: An Introduction.


Tersedia on line:
http://www.evergreen.edu/washcenter/resources/acl/c1.ht
ml. [akses tanggal 30 April 2006]

Matra, I.B. & Kasto, 1989. Penentuan Sampel dalam Metode


Penelitian Survey karya Singarimbun, M & Effendi.
Jakarta: LP3S.

©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved ©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved
SCIENCE EDUCATION RESEARCH 6 SCIENCE EDUCATION RESEARCH 83
BAB I 44. Interpretasi Penilaian Kinerja Siswa Kelas I SMUN 3
Bandung Pada Pembelajaran Konsep Invertebrata
PERTANYAAN SEPUTAR PENELITIAN
45. Penerapan Penilaian Kinerja Kegiatan Praktikum pada
DI PENDIDIKAN SAINS
Konsep Struktur Tumbuhan di SMA

Apa bedanya penelitian sains dan penelitian


E. Miskonsepsi dalam pembelajaran sains
pendidikan sains?
46. Identifikasi Miskonsepsi pada Konsep Gelombang dan
Bunyi dengan Menggunakan CRI (Certainty of Response)
Untuk menjawab ini semua, maka terlebih dahulu kita
47. Identifikasi Miskonsepsi dan Kesalahan Buku Teks Biologi
memahami arti sains dan pendidikan.
SMA Kelas 3 pada Konsep Biogeografi
Sains diartikan sebagai semua pengetahuan yang
48. Pembelajaran Analogi Rumah Elektron untuk
diperoleh dengan metode ilmiah. Metode ilmiah merupakan
Menanggulangi Miskonsepsi Siswa Kelas III SMU pada Sub
siklus induksi, deduksi, verifikasi, dan pencarian terus menerus
Pokok Bahasan Konfigurasi Elektron
untuk memperbaiki teori yang pada dasarnya dikemukan
secara tentatif (Kemeny [Poedjiadi, 1999:25). Jadi sains
F. Penelitian Korelasi
merupakan hasil observasi/penelitian yang terkoordinasi,
49. Hubungan antara Keterampilan Berpikir Rasional dengan
terstruktur dan sistematis terhadap peristiwa alam yang
Kemampuan Berhipotesis Siswa Kela X pada Pokok
dilakukan oleh seorang saintis (ilmuwan). Hasil penelitian para
Bahasan Kimia Karbon
ilmuwan biasanya dikomunikasikan dan didiskusikan di antara
50. Hubungan Sikap Ilmiah dengan Hasil Belajar Siswa pada
para ilmuwan yang menekuni bidang yang sama. Ekplanasi
Konsep Sistem Respirasi dengan Menggunakan Metode
para ilmuwan ini disebut eksplanasi ilmiah.
Eksperimen
Pendidikan adalah ilmu terapan yang melibatkan
51. Hubungan Penguasaan Konsep dengan Kemampuan Siswa
psikologi, pedagogi, dan sosiologi. Istilah pedagogue muncul
dalam Menyelesaikan Soal
pada zaman Yunani dan Romawi kuno, istilah ini diberikan
52. Hubungan Pemahaman Siswa Terhadap Pemeliharaan
pada seorang wanita yang bertugas mengasuh dan mendidik
Kesehatan Organ Reproduksi

©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved ©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved
SCIENCE EDUCATION RESEARCH 82 SCIENCE EDUCATION RESEARCH 7
35. Analisis Pelaksanaan Mengajar Guru dengan Pengetahuan anak. Istilah ini kemudian diperluas untuk seseorang yang
PMS tertentu pada Bahan Kajian Struktur Atom memiliki keahlian mengajar. Pedagogi sejak abad ke 19
36. Analisis Ekplanasi Guru pada Pokok Bahasan Rumus Kimia diartikan sebagai ilmu dan seni mengajar. (Poedjiadi, 1999:28-
dan Persamaan Reaksi yang Sireduksi secara Didaktik 29).
37. Analisis Pertanyaan Guru dalam Mengembangkan Pendidikan sains adalah upaya para pendidik
Keterampilan Intelektual Siswa pada Pokok Bahasan menggunakan hasil penelitian ilmiah dari para ilmuwan, untuk
Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit disesuaikan dengan perkembangan intelektual peserta didik.
38. Analisis Keterampilan Berkomunikasi Siswa SMA Kelas X Sains yang dipelajari di sekolah ini diistilahkan dengan sains
pada Praktikum Penentuan Kepolaran Senyawa dalam sekolah (school science). Sains sekolah harus mempunyai
Pembelajaran Senyawa Polar dan Non Polar kedalaman yang berbeda antara jenjang masing-masing
39. Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMU pada Pokok sekolah, dan diolah secara pedagogik oleh guru. Sehingga
Bahasan Penggunaan Radiosotop sains sekolah merupakan hasil ekplanasi pedagogik.
40. Analisis Kemampuan Siswa SMP Kelas 2 dalam Pemetaan hubungan antara ekplanasi pedagogik dan ekplanasi
Merencanakan Percobaan pada Praktikum Konsep ilmiah ilmuwan dijelaskan oleh Siregar (1999:20) pada Gambar
Fotosintesis 1.1.
41. Profil Kemampuan Berpikir Kritis Siswa melalui Pada Gambar 1.1 tampak bahwa ilmuwan dengan
Pembelajaran Berbasis Masalah pada Konsep Sistem ekplanasi ilmiahnya mengkomunikasikan hasil temuannya pada
Peredaran Darah rekan sejawat sesama ilmuwan, kemudia ia pun membuat
42. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Berdasarkan Gender sebuah subject matter (bisa berupa buku atau publikasi ilmiah
pada Konsep Fotosintesis di Kelas 8 dalam bentuk jurnal, makalah, dll). Subject matter inilah yang
akan diajarkan kepada siswa di sekolah, agar subject matter ini
D. Evalusi pembelajaran mudah dipahami oleh siswa (accessible) dan mudah diajarkan
43. Penggunaan Tes Obyektif Pilihan Ganda tanpa Koreksi oleh guru (teacheable), subject matter dengan ekplanasi ilmiah
dalam Menggungkapkan tingkat Pemahaman Hasil Belajar harus ditranfer terlebih dahulu menjadi ekplanasi pedagogi.
Siswa pada Pelajaran Fisika Ekplanasi pedagogi menggabungkan ilmu pedagogi dan ilmu

©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved ©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved
SCIENCE EDUCATION RESEARCH 8 SCIENCE EDUCATION RESEARCH 81
psikologi, sehingga subject matter sesuai dengan tingkat B. Media pengajaran
keterampilan berpikir siswa. Prasyarat utama yang harus 25. Pengaruh Penggunaan Multimedia pada Motivasi Belajar
diperhatikan oleh guru adalah ”ekplanasi pedagogi tidak dan Prestasi Fisika Siswa
bertentangan dengan ekplanasi ilmiah”. Jadi seorang guru 26. Pengembangan Software Multimedia Interaktif
harus menguasai materi yang diajarkan dengan baik melalui Pembelajaran Kimia pada Bahan Kajian Sifat-sifat Koloid
penyerapan terhadap materi yang dikemukakan oleh ilmuwan. 27. Penggunaan Video Demonstrasi dalam Meningkatkan
Kemampuan Kognitif Siswa SMA Kelas X pada Konsep
Ilmuwan
Persamaan Gas (Hukum Charles)

komunikasi

representasi C. Penelitian deskriptif


Eksplanasi Rekan
ilmiah sejawat 28. Tingkat Prestasi Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Bunyi
Berdasarkan Ranah Kognitif Bloom
Subject Khalayak 29. Profil Penguasaan Konsep Formal Fisika ditinjau dari Tahap
matter Perkembangan Intelektual
30. Kemampuan Berpikir Hipotetik Deduktif Siswa dalam
Eksplanasi
Pedagogi Kaitannya dengan Penguasaan Konsep Sistem Pernapasan
Pedadogikal Psikologikal
TEACHABLE ACCESSIBLE 31. Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa Kelas 2 SMU pada Pokok
Bahasan Sistem Ekskresi
Gambar 1.1. Hubungan antara ekplanasi ilmiah dan
32. Identifikasi Kemampuan Keterampilan Proses Siswa SMU
ekplanasi pedagogi
Kelas II pada Konsep Struktur Tumbuhan
33. Keterampilan Menarik Kesimpulan Siswa SLTP pada
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa
Konsep Gizi dan Kesehatan
pendidikan sains adalah upaya mengajarkan/ membelajarkan
34. Rancangan Pembelajaran yang Dapat Mengembangkan
sains di sekolah. Pendidikan sains ini secara epistimologi
Kemampuan Bertanya Siswa dalam Pembelajaran Konsep
berada dalam wilayah pendidikan. Ilmu pendidikan berada
Makhluk Hidup

©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved ©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved
SCIENCE EDUCATION RESEARCH 80 SCIENCE EDUCATION RESEARCH 9
16. Strategi Pembelajaran dengan Pemetaan Konsep untuk dalam lingkup ilmu sosial, sehingga penelitian pendidikan
Siswa Kelas II pada Bahan Kajian Pupuk termasuk pendidikan IPA berada dalam lingkup penelitian sosial
17. Pengaruh Penerapan Metode Discovery Inquiry terhadap bukan penelitian sains. Adapun perbedaan penelitian sains dan
Pemahaman Konsep Siswa Kelas X pada Pokok Bahasan sosial dapat dilihat dari Tabel 1.1.
Kimia Karbon
18. Pengembangan Model Pembelajaran melalui Pendekatan Tabel 1.1. Perbedaan penelitian sains dan sosial
Multidimensional untuk Meningkatkan Kompentensi Siswa No Hal Penelitian sains Penelitian sosial

SMP dalam Penggunaan Grafik 1. Paradigma Paradigma positivistik. Paradigma naturalistik.


yang digunakan Paradigma ini Paradigma ini
19. Pengembangan Pembelajaran Konseptual Secara Interaktif
memandang bahwa memandang bahwa
untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Kemampuan kebenaran diperoleh kebenaran diperoleh
Berkomunikasi Siswa setelah hipotesis melalui observasi atau
20. Pengembangan Model Pembelajaran Children Learning in diverifikasi melalui penelitian terhadap
eksperimen fenomena di lapangan
Science (CLIS) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
(studi lapangan)
21. Pengembangan Model Pembelajaran Heuristik untuk
2. Objek yang Fenomena alam yang Persoalan manusia di
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa diteliti dipandang sebagai masyarakat (termasuk
22. Motivasi Belajar Siswa pada Konsep Sistem Peredaran fragmen-fragmen yang komunitas
Darah Manusia Menggunakan Model Pembelajaran Analogi dapat diisolasi dari pembelajaran di
lingkungannya. Yang sekolah) yang bersifat
23. Perbandingan Hasil Belajar Siswa yang Menggunakan
diteliti disebut objek mutltikausal dan
Metode Eksperimen dan Metode Demostrasi dalam Aplikasi
penelitian dan tidak ada kompleks. Yang diteliti
Konsep Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan saling ketergantungan disebut subyek
24. Analisis Keterampilan Menafsirkan Data Pengamatan Siswa penelitian bukan obyek

dalam Model Pembelajaran Inquiry Pokok Bahasan Kimia penelitian.


3. Metode Kuantitatif dengan Kuantitatif tidak selalu
Karbon
penelitian eksperimen di harus eksperimen atau
laboratorium kualitatif

©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved ©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved
SCIENCE EDUCATION RESEARCH 10 SCIENCE EDUCATION RESEARCH 79
Hal apa saja yang bisa diteliti dalam 7. Efektifitas Penggunaan Model Pembelajaran Kooferatif Tipe
pendidikan sains? Jigsaw terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa pada
Untuk menjawab pertanyaan ini, maka kita harus Konsep Medan Magnetik
memahami dulu komponen-komponen yang terlibat dalam 8. Pengaruh pemberian Tugas Membuat Peta Konsep dan
proses belajar mengajar (PBM) secara umum. Menurut Siregar Rangkuman dalam Pengajaran Fisika terhadap Prestasi
(1999:17), PBM senantiasa melibatkan tiga komponen, yaitu Belajar Siswa SMU
materi subyek/bahan ajar, pembelajar/siswa, dan 9. Perbandingan Efektifitas Pengajaran Remidial yang
pengajar/guru. Hubungan antara ketiga komponen tersebut Menggunakan Tutor Sebaya dengan Pengajaran Remedial
digambarkan pada Gambar 1.2. yang Menggunakan Metode Kerja Kelompok Dalam
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa
Pembelajar Pengajar
10. Hubungan antara Keterampilan Proses Sains yang dimilki
Siswa dengan Pemahaman Konsep Fisika
11. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajar Generatif
Materi
subyek Terhadap Prestasi Belajar Fisika
12. Penerapan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM)
Gambar 1.2. Tiga Komponen dalam Proses
Belajar Mengajar pada Pembelajaran Pencemaran Air untuk Meningkatkan
Keterampilan Berpikir Rasional Siswa SMU
Penelitian pendidikan secara umum dapat meneliti 13. Pengaruh Pembelajaran dengan Menggunakan Pendekatan
komponen pengajar seperti minat, kesiapan mengajar, motivasi Konstruktivisme terhadap Hasil Belajar Siswa SMU dalm
mengajar, dan faktor intern pangajar (misalnya: IQ, EQ, SQ) Konsep Ekologi
maupun ekstern pengajar (misalnya: keaktifan dalam mengikuti 14. Penggunaan Pendekatan Analogi terhadap Hasil Belajar
training kependidikan, Musyawarah Guru Mata Pelajaran Siswa SMU Kelas II pada Konsep Konsentrasi Larutan
/Kelompok Kerja Madrasah, dll). Komponen pembelajar 15. Implementasi Model Pembelajaran Pemecahan Masalah
misalnya minat, kesiapan belajar, motivasi belajar, dan faktor Berbasis Konsep pada Sub Bagian Bahan Kajian Elektrolisis
intern pembelajar (misalnya: IQ, EQ, SQ, dll) maupun ekstern

©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved ©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved
SCIENCE EDUCATION RESEARCH 78 SCIENCE EDUCATION RESEARCH 11
model pembelajaran yang sudah ditemukan oleh orang lain pembelajar (misalnya: musik, les privat, peer group, dll).
(ahli). Komponen materi subyek misalnya jenis-jenis materi subyek
Berikut ini disajikan beberapa contoh judul penelitian (buku teks, LKS, VCD/DVD, komputer interaktif, Chart atau
pendidikan sains, diharapkan menjadi sumber inspirasi untuk gambar, dll). Hal lain yang dapat diteliti adalah hubungan antar
membuat sebuah proposal penelitian komponen dalam PBM. Hubungan antara pengajar dan
pembelajar, yang diejawantahkan dalam model-model
A. Model/Strategi/Pendekatan/Metode Pembelajaran sains: pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran,
1. Implementasi Model Pembelajaran Pemecahan Masalah dan pendekatan-pendekatan dalam pembelajaran. Hubungan
Berbasis Konsep untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep antara materi subyek dengan pengajar atau materi subyek
Gaya dan Tekanan dengan pembelajar dapat diteliti dari segi keterbacaan materi
2. Pengaruh Pemberian Tugas terhadap Prestasi Belajar subyek tersebut.
Siswa dalam Pengajaran Fisika Ada keistimewaan dalam penelitian pendidikan sains,
3. Perbandingan Hasil Belajar Siswa SLTP yang keistimewaan ini dikarenakan pendidikan sains merupakan
Menggunakan Metode Eksperimen dengan Menggunakan suatu ekplanasi pedagogi yang diberikan pengajar/penulis buku
Metode Pemecahan Masalah pada Pokok Bahasan Bunyi pelajaran kepada pembelajar berdasarkan kepada ekplanasi
4. Pengaruh Metode Demonstrasi terhadap Struktur Kognitif ilmiah para ilmuwan. Persoalan dalam pendidikan sains dan
Siswa SMU pada Konsep Fluida tak Bergerak juga tugas dari guru/pembuat buku sains adalah bagaimana
5. Pengaruh Penataan Lingkungan Belajar Berdasarkan ekplanasi ilmiah para ilmuwan dapat dipahami dengan mudah
Quantum Learning Terhadap Minat Belajar Fisika Siswa oleh para siswa. Inilah yang acapkali jadi masalah, “konsep-
SMU konsep yang dikemukan ilmuwan terlalu abstrak sehingga
6. Pengaruh Metode Belajar Kelompok terhadap Peningkatan siswa pun sulit memahaminya”. Oleh karena itu, agar
Hasil Belajar Fisika Siswa SMU Kelas II pada Mata penelitian di bidang pendidikan sains bermanfaat bagi guru-
Pelajaran Medan Magnet guru sains, maka sebaiknya penelitian dalam pendidikan sains
dimulai dari pertanyaan, “konsep apa yang dianggap sukar oleh
guru dalam mengajarkannya dan oleh siswa dalam

©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved ©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved
SCIENCE EDUCATION RESEARCH 12 SCIENCE EDUCATION RESEARCH 77
memahaminya?”. Selanjutnya menentukan komponen apa BAB IV
yang akan diteliti, “apakah materi subyek, pembelajar,
CONTOH JUDUL-JUDUL
pengajarnya atau hubungan antar kompnen tersebut?” .
PENELITIAN PENDIDIKAN SAINS
Contoh penelitian yang beranjak dari kesukaran terhadap suatu
konsep sains adalah sebagai berikut:
Kesulitan terbesar dalam memulai penelitian adalah
Berdasarkan kuisioner dan wawancara kepada guru
menemukan apa yang akan diteliti. Di bawah ini disajikan
biologi di SMP dan SMA dikemukan bahwa genetika
beberapa tips yang dapat menjadi bahan pertimbangan bagi
merupakan konsep yang sulit diajarkan oleh guru kepada
mereka yang sulit menemukan “apa yang akan diteliti?”:
siswa. Contoh hal-hal yang bisa diteliti terlihat pada Tabel 1.2.
1. Pada bab awal telah dikemukan tugas pendidikan sains, yaitu
memempermudah siswa dalam mempelajari ekplanasi ilmiah
Tabel 1.2. Contoh penelitian berdasarkan kesulitan guru
mengajarkan materi genetika sainstis dan mempermudah guru dalam mengajarkan
Komponen Contoh penelitian Contoh judul penelitian
yang diteliti ekplanasi sainstis. Implikasi pada penelitian pendidikan sains
Materi Pembuatan Pengaruh penggunaan adalah penelitian sebaiknya dimulai dengan pertanyaan,
Subyek hypermedia multimedia interaktif terhadap
hasil belajar siswa pada topik “Materi atau topik apa yang sulit diajarkan oleh guru atau
Hereditas di SMP X
Pembuatan buku Pengaruh penggunaan buku yang sulit dipahami oleh siswa?”.
komik komik Genetika terhadap hasil
2. Selanjutnya dengan studi literatur temukanlah model,
belajar siswa SMA
Analisis wacana terhadap buku metode, strategi, teknik dll yang dapat mempermudah guru
komik Genetika karya Gonick
dan Wheelis mengajarkan dan murid memahami materi tersebut.
Pembelajar Minat dan kesukaan Hubungan antara minat dan
terhadap materi kesukaan terhadap hasil
3. Sebelum memutuskan untuk melakukan penelitian, maka
belajar siswa pada topik sebaiknya mengukur kemampuan baik dari sisi waktu
Genetika di SMA X
Hubungan Penggunaan Model Pengaruh ..... terhadap hasil maupun biaya penelitian. Pertimbangan ini semua akan
pengajar- /strategi/pendekatan belajar siswa SMA X pada
Pembelajar /metode/teknik topik Genetika menentukan metode penelitian apa yang akan kita gunakan.
pembelajaran *) Misalnya membuat sebuah model pembelajaran
*) Mengenai strategi belajar mengajar sains ditulis dalam buku tersendiri
membutuhkan waktu yang lebih lama dari pada menerapkan

©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved ©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved
SCIENCE EDUCATION RESEARCH 76 SCIENCE EDUCATION RESEARCH 13
Pada dasarnya semua uji statisktik dapat digunakan dalam BAB II
PTK, tergantung pada instrumen apa yang dikumpulkan, dan
METODOLOGI PENELITIAN
apa tujuan dari penelitian tersebut. Misalnya jika kita ingin
mengetahui apakah metode kooperatif learning mengurangi
Apa perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif?
miskonsepsi siswa pada pelajaran sel, maka kita bisa membuat
soal (instrumen) pre dan pos tes yang memuat hal-hal dari teori
Perbedaan antara penelitian kuantitatif dan kualitatif bisa
sel yang biasanya terjadi miskonsepsi di siswa. Dari sini kita
dilihat dari Tabel 2.1 (Gall et al, 2003:278-513 & Sudjana &
akan memperoleh data dua data mis konseps, yaitui sebelum
Ibrahim, 1989:195)) .
pembelajaraan kooperatif dan sesudah pembelajaran, lalu
kemudian bisa digunakan uji t yang saling berhubungan,
Tabel 2.1. Perbedaan Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
sehingga kita bisa mengetahui apakah terjadi perbedaan atau
Aspek Penelitian kuantitatif Penelitian kualitatif
tidak antara sebelum dan sesudah pembelajaraan kooperatif. Tujuan Untuk menguji hipotesa dari Untuk menghasilkan
Jika hasilnya tidak berbeda nyata, artinya pembelajaran data-data yang dikumpulkan grounded theory, yaitu teori

kooperatif tidak membuat miskonsepsi siswa bertambah atau sesuai teori atau konsep yang timbul dari data bukan
sebelumnya (verifikasi) dari hipotesa
berkurang secara nyata. Sebaliknya jika hasilnya berbeda
Sifat Hypothesis testing Generating theory
nyata, maka kita harus melihat rata-rata mana yang paling
Analisis isi Menggunakan ukuran Berkaitan dengan ada atau
tinggi. Jika kesalahan lebih banyak lagi terjadi pada setelah frekuensi simbol atau atribut tidak adanya atribut, dan
pembelajaran jigsaw, maka dapat disimpulkan bahwa metode atau bilangan numerik, dan menggunakan induksi
tersebut tidak cocok digunakan untuk mengurangi miskonsepsi. menggunakan statistik untuk analitik untuk menganalisis
menganalisis data. data
Uji korelasi juga bisa digunakan untuk PTK, misalnya jika ingin
Jenis penelitian Ekperimen dan non Studi kasus, Etnografik,
mengetahui kesukaan siswa terhadap biologi dengan nilai
ekperimen (deskriptif, fenomologis, penelitian
biologi. kausal komperatif, sejarah
korelasional)

©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved ©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved
SCIENCE EDUCATION RESEARCH 14 SCIENCE EDUCATION RESEARCH 75
Yang harus menjadi catatan adalah metode kualitatif tidak anti Penelitian ini ingin mengetahui pengaruh teknik
verifikasi dan tidak bertentangan dengan metode kuantitatif, mengajar, IQ, dan logical thinking siswa terhadap retensi
tetapi penelitian kualitatif lebih memilih menggunakan data (daya ingat terhadap materi). Pada saat memasukkan data
sebagai sumber teori dari pada hanya untuk menguji kebenaran variael teknik mengajar=treatment, IQ=IQ, logical thinking=
teori terdahulu. TOLT
ANOVAb

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
Apa saja jenis-jenis penelitian pendidikan? 1 Regression 9498.827 3 3166.276 12.191 .000a
Residual 16622.173 64 259.721
Total 26121.000 67
a. Predictors: (Constant), TOLT, TREATMNT, IQ
Menurut Best (1977:14-15), jenis penelitian dalam b. Dependent Variable: RANK of RETENSI
pendidikan dibagi menjadi tiga, yaitu penelitian sejarah,
penelitian deskriptif, dan penelitian ekperimental. Sudjana & Pada tabel di atas terlihat nilai Sig 0.00 yang menandakan bahwa

Ibrahim (1989:18) menyatakan ada empat jenis penelitian ketiga variabel bebas (teknik mengajar, IQ siswa, dan logical

pendidikan, yaitu penelitian historis, penelitian eksploratif atau thinking siswa) berpengaruh nyata terhadap retensi.

penjajagan, penelitian deskriptif, penelitian ex post facto, dan Coefficientsa

Unstandardized Standardized
penelitian eksperimen. Penelitian deskriptif meliputi studi Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
kasus, studi pembangunan, studi tindak lanjut, studi 1 (Constant) -1.942 7.087 -.274 .785
TREATMNT 14.627 2.604 .576 5.617 .000
kecenderungan, survey pendidikan, dan studi korelasi. Gall et IQ 3.879 3.269 .139 1.187 .240
TOLT -1.096 4.278 -.030 -.256 .799
al (2003:278-540) menyatakan jenis penelitian untuk pendidikan
a. Dependent Variable: RANK of RETENSI
dibagi menjadi tiga. Pertama penelitian kuantitatif, yang terdiri
Pada tabel di atas terlihat bahwa variabel teknik mengajar
dari penelitian eksperimen dan non eksperimen. Penelitian non mempunyai nilai sig 0.00 yang berarti teknik mengajarlah yang
eksperimen terdiri dari penelitian deskriptif, kausal komperatif secara nyata berpengaruh terhadap retensi.
dan korelasional. Kedua adalah penelitian kualitatif yang terdiri
dari studi kasus, penelitian etnografi, fenomologi, dan sejarah. Uji statistik apa yang cocok untuk PTK?

©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved ©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved
SCIENCE EDUCATION RESEARCH 74 SCIENCE EDUCATION RESEARCH 15
• Korelasi biseri titik digunakan jika satu variabel sudah Ketiga adalah penelitian terapan yang terdiri dari penelitian
bersifat dikhotomi alamiah misalnya laki-laki perempuan, evaluasi dan penelitian tindakan.
sedangkan variabel yang lain bersifat kontinu.
• Koefisien Phi digunakan jika kedua variabel berbentuk Penelitian historikal menggambarkan “what was?” atau apa
dikhotomi. yang telah terjadi?. Penelitian historikal bertujuan untuk
• Koefisien korelasi tetrakhonik digunakan jika kedua mempelajari dan menggali fakta-fakta dan menyusun
variabel berdistribusi normal dan telah didikhotomikan. kesimpulan mengenai perisitiwa-peristiwa masa lampau.
• Korelasi parsial digunakan jika hasil yang didapatkan tidak Proses penelitian ini melibatkan penyelidikan, pencatatan,
menunjukkan tingginya hubungan sebab akibat. Contohnya analisis, dan interpretasi bukti-bukti masa lalu untuk
koefisien korelasi antar prestasi belajar dengan metode menemukan generalisasi. Generalisasi dari temuan masa
mengajar guru sangat tinggi 0,75. Mungkinkah ada sebab lampau tersebut dijadikan bahan untuk memahami masa kini
lain selain karena metode mengajar guru? Misalnya IQ siswa. dan melakukan antisipasi pada masa mendatang. Penelitian ini
Untuk itulah digunakan korelasi parsial variabel 1. prestasi biasanya digunakan dalam penelitian sejarah dan purbakala.
belajar siswa, variabel 2. metode mengajar guru, variabel 3. Dalam bidang pendidikan penelitian ini dapat dilakukan untuk
IQ siswa., dengan begitu korelasi murni variabel 1 dan 2 meneliti perkembangan sistem pendidikan, kurikulum, dan
yang pengaruh variabel 3 sudah dihilangkan. penilaian dari masa ke masa.

Untuk mengukur apakah uji regresi? Penelitian deskriptif menggambarkan, “what is” apa yang
sedang terjadi. Penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan
Uji regresi digunakan untuk mengukur pengaruh satu suatu gejala, peristiwa, dan kejadian yang terjadi pada saat
atau beberapa variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji sekarang. Penelitian ini melibatkan deskripsi, pencatatan,
regresi pada kasus lebih dari tiga variabel bebas, dapat analisis, dan interpretasi yang terjadi pada saat ini. Karena
mengetahui variabel bebas mana yang pengaruhnya paling memotret kejadian yang terjadi pada saat penelitian ini berlaku,
dominan (nyata) terhadap variabel terikat. Contoh hasil regresi maka di waktu yang akan datang penelitian ini belum tentu
adalah di bawah ini: berlaku. Penelitian deskriptif tidak selalu menuntut adanya

©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved ©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved
SCIENCE EDUCATION RESEARCH 16 SCIENCE EDUCATION RESEARCH 73
hipotesa, demikian pula manipulasi variabel tidak diperlukan, Uji Momen Pearson dan Spearman merupaka uji
sebab gejala dan peristiwa telah ada, tinggal dideskripsikan. korelasi atau hubungan atau kaitan antara dua variabel.
Dalam penelitian pendidikan pertanyaan-pertanyaan di bawah Hubungan antara dua variabel ini dapat bersifat negatif, positif,
ini layak untuk dijawab melalui penelitian deskripsi. Faktor- dan nol atau hampir mendekati nol. Hubungan antara dua
faktor apa saja yang menyebabkan rendahnya prestasi siswa? variabel disebut positif apabila makin besar satu variabel makin
Strategi belajar apa saja yang digunakan oleh guru sains di besar pula variabel yang lainnya. Contohnya hubungan fitnes
kelas? Bagaimana respon guru terhadap penerapan kurikulum dan membesarnya otot, makin sering melakukan fitnes, makin
2004? besar otot-otot tubuhnya. Hubungan antara dua variabel
disebut negatif apabila makin besar variabel yang satu, makin
Penelitian eksperimen menggambarkan, “what will be” atau kecil variabel yang lain. Misalnya hubungan jauh perjalanan
apa yang akan dilakukan. Pada penelitian eksperimen variabel- dengan bensin dalam tangki, makin jauh sebuah mobil berjalan,
variabel tertentu dimanipulasi atau diberi perlakuan. Dalam makin sedikit bensin yang ada di dalam tangkinya. Adapun
peneltian pendidikan, ekperimen bisa dilakukan untuk menguji korelasi nol atau mendekati nol menunjukkan hubungan antara
coba suatu model, strategi, atau metode pembelajaran atau kedua variabel tersebut tidak ada atau tidak menentu.
suatu media pembelajaran atau keefektifan suatu alat evaluasi Jika data populasi bersifat normal atau data kedua
pendidikan. variabel ditulis dengan skala interval atau rasio, maka
Penelitian ex post facto dilakukan apabila perlakuan atau digunakan Uji momen pearson. Sedangkan jika data populasi
manipulasi variabel tertentu telah terjadi sebelumnya, sehingga bersifat tidak normal atau data kedua variabel ditulis dalam
tidak perlu diberikan perlakuan lagi. Pada penelitian pendidikan skala ordinal, maka digunakan uji statistik non parametrik untuk
variabel bebas seperti sosial ekonomi, intelegensia, sikap, korelasi, yaitu Spearman atau peringkat kendall. Uji korelasi
motivasi, lingkungan keluarga, dan lain-lain merupakan ciri atau yang lainnya adalah:
karakteristik yang telah ada dalam diri subyek, pada variabel ini • korelsi biseri digunakan jika kedua variabel kontinue, tetapi
tidak mungkin diberi perlakuan. Jika peneliti ingin melakukan salah satunya sudah didikhotomikan. Misalnya variabel nilai
penelitian “pengaruh sikap belajar terhadap prestasi belajar” siswa didikhotomikan menjadi 1=lulus jika nilai > 5, dan 0 =
maka peneliti tinggal mengukur efek variabel bebas tersebut tidak lulus jika nilainya < 5.

©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved ©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved
SCIENCE EDUCATION RESEARCH 72 SCIENCE EDUCATION RESEARCH 17
(sikap belajar) pada variabel terikatnya (prestasi belajar).
Persentase (%) Tafsiran
Penelitian ex post facto dapat mengkaji hubungan dua variabel
< 40 Tidak efektif
bebas atau lebih dalam waktu yang bersamaan untuk
40 – 55 Kurang efektif menentukan efek variabel bebas tersebut pada variabel terikat.

56 – 75 Cukup efektif
Penelitian eksplorasi berkaitan dengan upaya untuk
> 76 Efektif
menentukan apakah suatu fenomena ada atau tidak. Penelitian
yang mempunyai tujuan seperti ini dipakai
Jika kita ingin melihat ada atau tidak perbedaan rata-rata dari 3
untuk menjawab bentuk pertanyaan “Apakah X ada/terjadi?”.
kelompok uji apa yang digunakan? Contohnya kita ingin
Contoh penelitian sederhana dalam pendidikan adalah Apakah
mengetahui adakan perbedaan sikap siswa MI, MTS, dan MA
laki-laki atau wanita mempunyai kcenderungan duduk di bagian
terhadap Sains?
depan kelas atau tidak? Bila salah satu pihak atau keduanya
mempunyai kecenderungan itu, maka kita mendapati suatu
Untuk pengujian tiga buah rerata seperti itu dapat
fenomena (yang mendorong penelitian lebih lanjut). Penelitian
digunakan analisis sidik ragam satu jalur (one way Analysis of
eksplorasi dapat juga sangat kompleks. Umumnya, peneliti
Variance=ANOVA) jika distribusi populasinya normal atau data
memilih tujuan eksplorasi karena beberapa hal, misalnya:
ditulis dalam bentuk interval atau rasio. Jika distribusi populasi
a. Memuaskan keingintahuan awal dan nantinya ingin lebih
tidak normal atau data ditulis dalam bentuk ordinal, maka
memahami
digunakan Kruskal Wallis. Menurut Kruskal & Wallis
b. Menguji kelayakan dalam melakukan penelitian/ studi yang
(Ruseffendi, 1998:337) uji Kruskal Wallis adalah alternatif uji
lebih mendalam
one way ANOVA jika datanya ditulis dalam bentuk skala
c. Mengembangkan metode yang akan dipakai dalam penelitian
ordinal.
yang lebih mendalam.

Apa bedanya uji Momen Pearson dengan Spearman?


Penelitian terapan atau application research dilakukan untuk
menggambarkan atau memprediksi atau menguji pengaruh dari

©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved ©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved
SCIENCE EDUCATION RESEARCH 18 SCIENCE EDUCATION RESEARCH 71
sebuah intervensi. Tujuan dari penelitian terapan adalah untuk
mengembangkan teori yang berkaitan dengan penomena Apa yang disebut dengan normal gain?
pendidikan. Penelitian evaluasi (evaluation research) dan
penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian
Gain adalah selisih antara nilai pos tes dan pre tes, gain
terapan. Evaluation research sangat penting bagi pembuat
menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan
kebijaksanaan, manajer program, dan pengembang kurikulum.
konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan guru. Sering
Action research sangat bermanfaat bagi perbaikan praktek
sekali terjadi permasalahan pada suatu kelompok (misalnya
pengajaran yang dilakukan guru.
kelompok A) nilai gain tinggi, yang berarti nilai pos tes siswa
sangat tinggi, dan nilai pre tes siswa sangat rendah, sedangkan
Studi kasus atau case study. Yin (1984:23) menyebutkan a
pada kelompok yang lain (misalnya kelompok B) nilai gain
case study is an empirical inquiry that investigates a
rendah, karena kebanyakan siswa di kelompok tersebut
contemporary phenomenom within its real life context; when the
memang pandai-pandai. Jika gain kelompok A dan B akan
boundaries between phenomenom and context are not clearly
dibandingkan, maka didapatkan kesimpulan kelompok A lebih
evident; and in which multiple sources of evidence are used.
baik dari kelompok B. Kesimpulan ini akan menimbulkan bias
Fenomena menurut (Gall, 2003:436) dapat berupa kejadian,
penelitian, karena pada pre tes kedua kelompok ini sudah
proses, personal, atau hal-hal lainnya yang menarik bagi si
berbeda. Untuk menghindari bias penelitian seperti ini
peneliti. Contoh fenomena yang ada dalam penelitian
digunakan normal gain. Rumus normal gain menurut Meltzer
pendidikan adalah program, kurikulum, peranan guru dan
(2002:1260) adalah:
murid, dan kejadian-kejadian yang terjadi di sekolah atau kelas.
skor pos tes − skor pre tes
Adapun perbedaan studi kasus dengan penelitian lainnya dapat Ngain =
skor ideal − skor pre tes
dilihat pada Tabel 2.2.
Tafsiran efektivitas dari Ngain dapat menggunakan Arikunto
(1999), yaitu:

©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved ©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved
SCIENCE EDUCATION RESEARCH 70 SCIENCE EDUCATION RESEARCH 19
Adapun X 2 tabel diketahui pada tabel dengan terlebih Tabel 2.2. Perbedaan Penelitian Studi Kasus dengan
Penelitian Eksperimen dan Sejarah
dahulu menentukan derajat bebas (dk), dk diperoleh dengan Jenis penelitian Bentuk Kebutuhan Fokus pada
pertanyaan adakan kejadian-
rumus dk= j -3. j adalah jumlah kelas. Pada data di atas dk = 5
penelitian kelompok kejadian
-2 = 2. Bila α = 0,01, maka X 2 tabel = X 2 ( 0 , 99:2 ) = 9,21 kontrol konterporer
Eksperimen How, why Ya Ya
2
Hasil perhitungan terlihat bahwa X hitung < X 2 tabel , yaitu 3,25 < Sejarah How, why Tidak Tidak
Studi kasus How, why Tidak Ya
9,21 berarti populasi berdistribusi normal.

Bagaimana cara menentukan jenis


Secara ringkas cara memilih uji rata-rata dua kelompok
penelitian yang akan kita pilih?
digambarkan dalam flowchart berikut ini:

Paired Penentuan jenis penelitian sangat tergantung pada


sample T U Mann
test Whitney masalah atau yang menjadi pertanyaan penelitian kita. Gambar
2.1 mudah-mudahan dapat membantu dalam memilih jenis
ya

ya
penelitian yang akan kita lakukan.
Distribusi Studi Studi
Berhu- Ya populsi ke Tidak Berhu- Sampel Korelasional
bungan dua klpk bungan
normal

YA

NO
Berkaitan
tidak

tidak

Apakah mengukur NO dengan YA Apakah salah


frekuensi atau nilai hubungan satu variabel di
rerata suatu variabel dua variabel manipulasi?
Independent Wilcoxon

NO

YA
sample T test

Apakah
kejadian Kualitatif: Ekperimen
Studi NO diamati YA etnografi,
kasus sebagai apa fenomologi,
adanya? histori

Gambar 2.1. Bagan Alir Pilihan Jenis Penelitian


©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved ©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved
SCIENCE EDUCATION RESEARCH 20 SCIENCE EDUCATION RESEARCH 69
Contoh pilihan jenis penelitian yang berkaitan dengan masalah Kolom (6) diperoleh dengan melakukan pengurangan antar
atau pertanyaan penelitian dapat dilihat pada Tabel 2.3. baris pada kolom 5. Misalnya luas daerah untuk yang nilainya
4-6 adalah 0.0594-0.0113=0.0481
Tabel 2.3. Contoh Aplikasi Pemilihan Jenis Penelitian Kolom (7) yaitu fe diperoleh dengan cara mengalikan jumlah fo
pada Pendidikan Sains
dengan luas daerah ke-i. Misalnya untuk yang nilainya 4-6
No Masalah atau pertanyaan Jenis penelitian adalah 0.0481 X 16 = 0,77.
penelitian Jumlah yang ada pada kolom 8 merupakan nilai dari kay
2
1. Mengamati cara guru sains senior Kualitatif kuadrat, yaitu 3,25 atau disebut juga X hitung .
mengajarkan sains (fenomologi)
2. Mengapa nilai sains siswa Studi kasus
Tabel 3.2. Hasil Uji Normalitas
rendah? Batas (fo − fh )2
Batas Luas fh
3. Berapa persen siswa yang Studi sampel Nilai fo ZScore Luas fh
Nyata Daerah
Daerah
mengalami kesulitan memahami
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
materi sains?
3.5 -2.28 0.0113
4. Apakah terdapat hubungan antara Studi korelasional 4-6 1 0.0481 0.77 0.07
kemampuan nalar siswa dengan 6.5 -1.56 0.0594
7-9 2 0.1411 2.26 0.03
prestasi belajar siswa dalam
9.5 -0.84 0.2005
sains? 10 - 12 2 0.2517 4.03 1.02
5. Apakah hasil belajar siswa akan Ekperimen 12.5 -0.12 0.4522

meningkat jika menggunakan 13 - 15 6 0.2735 4.38 0.599


15.5 0.60 0.7257
metode contextual learning (CTL)?
16 - 18 5 0.1809 2.89 1.53
18.5 1.32 0.9066
Jumlah 16 3,25

©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved ©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved
SCIENCE EDUCATION RESEARCH 68 SCIENCE EDUCATION RESEARCH 21
3. Menentukan panjang kelas (P), dengan rumus: Apa yang dimaksud dengan penelitian tindak kelas (PTK)?
sebaran
P= Penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom action
banyak kelas
research (CAR) merupakan penelitian tindakan (action
14
Berdasarkan rumus ini maka P = = 2,8 . Panjang kelas research), yang bertujuan untuk memperbaiki dan
5
adalah 2 atau 3, untuk kepentingan ini diambil 3. meningkatkan proses belajar mengajar di kelas. Beberapa

4. Mengisikan frekuensi pada setiap kelas seperti yang istilah lain yang digunakan untuk penelitian action research

terdapat pada Tabel 3.2. kolom (1) dan 3). dalam pendidikan adalah classroom research, practitioner
research, teacher reasearch, insider research, dan selfstudy

Contoh hasil uji normalitas terlihat pada Tabel 3.2. research.

Kolom (4), yaitu Zscore diperoleh dengan rumus:


PTK biasanya dilakukan oleh guru di kelas atau sekolah tempat
_
(Xi − X ) ia mengajar, dengan penekanan pada penyempurnaan atau
z=
S peningkatan proses dan praktek pembelajaran. Makna PTK
_
menurut Bruce Kochis Classroom research is more than just
Xi=batas nyata ke i ; X =rerata ; S = standar deviasi
teaching techniques and tricks, though; its basic idea might be

Contohnya, untuk Zscore pada baris pertama adalah: best described as "the systematic investigation of the effects of

3,5 − 13 our teaching on student learning for the purpose of improving


= −2.283
4,161 instruction." It consists of two aspects: a repertoire of
techniques for getting information from students about their

Kolom (5), yaitu batas luas daerah diketahui dengan melihat learning and an effort to organize that information into a larger

tabel Z. Misalnya untuk baris pertama -2.28 pada tabel Z picture of practical learning theory.

menunjukkan angka 0,0113.


Perbedaan antara PTK dengan penelitian lainnya adalah dari
sisi beranjaknya suatu permasalahan penelitian. PTK beranjak
dari permasalah yang dihadapi di kelas. Kemudian melakukan

©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved ©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved
SCIENCE EDUCATION RESEARCH 22 SCIENCE EDUCATION RESEARCH 67
tindakan-tindakan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Apakah uji normalitas ini juga dilakukan dalam penelitian
Contoh sederhana penelitian tindakan kelas di kemukakan oleh pendidikan? Menurut Galton (Ruseffendi, 1998:291) data-data
Bruce Kochis, pendidikan atau psikologi dapat diasumsikan berdistribusi
normal, sehingga tidak perlu melakukan uji normalitas. Adapun
You stop your class with a couple of minutes to go and
uji normalitas yang biasa digunakan adalah uji kay kuadrat.
pass out half-sheets of paper. You ask your students to
answer anonymously the following: What is the most Contohnya, dari hasil penelitian didapatkan hasil tes belajar
important thing you learned today? enam belas siswa adalah sebagai berikut:

Back in your office you read the answers and realize


14 14 11 4
that about one-third of the class didn't see a critical link 8 15 17 18
between two aspects of that day's work. The next day 14 10 13 15
you talk to the class about your findings and spend a 18 8 18 17
few minutes discussing for the one-third (and reviewing Data ini mempunyai rerata 13
for the two-thirds) that important link. dan standar deviasi 4,161

Pada saat ini penelitian tindakan kelas sangat penting dilakukan Sebelum melakukan uji normalitas dengan kay kuadrat terlebih
oleh para pengajar, karena dengan penelitian ini pengajar bisa dahulu harus membuat distribusi frekuensi, dengan cara:
memperbaiki dan meningkatkan kualitas belajar mengajarnya. 1. Mencari sebaran, yaitu selisih antara data terbesar oleh
data terkecil, yaitu (18-4=14)
Apakah penelitaian PTK masih memerlukan hipotesis 2. Menentukan banyak kelas dengan aturan Strurges, yaitu
penelitian? k = 1 + 3,3 log n
k = banyak kelas, dan n = banyak data

Sebelum menjawab itu semua, maka kita harus mendudukan Banyak kelas untuk data di atas adalah
dahulu hipotesis. Hipotesis adalah rangkaian dari sebuah kerja k = 1 + 3,3 log 16 = 4,97.
ilmiah, yang dimulai dengan pengumpulan data, pengujian Jadi banyaknya kelas adalah 4 atau 5, untuk kepentingan
hipotesis, eksperimen/penelitian, analisis data, pengambilan ini diambil 5.

©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved ©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved
SCIENCE EDUCATION RESEARCH 66 SCIENCE EDUCATION RESEARCH 23
Apa bedanya antara uji beda T, Wilcoxon, dan U Mann kesimpulan. Jadi selama yang dilakukan merunut pada kerja
Whitney? ilmiah, maka hipotesis tetap diperlukan. Misalnya ketika kita
ingin melihat apakah pembelajaran metode kooperatif tipe
Uji T, Wilcoxon, dan U Mann Whitney adalah uji statisitik Jigsaw meningkatkan prestasi siswa atau tidak, maka kita dapat
untuk melihat perbedaan rata-rata dua kelompok. Uji T berhipotesis, ”metode kooperatif tipe jigsaw dapat
digunakan untuk menguji data-data yang mempunyai skala meningkatkan prestasi siswa”. Ketika kita berhipotesis ini, kita
interval atau rasio, sedangkan uji wilcocon dan U Mann Whitney punya asumsi bahwa pembelajaran yang menyenangkan dan
digunakan untuk menguji data yang mempunyai skala ordinal. melibatkan anak secara aktif lebih kuat retensi (ingat terhadap
Menurut Ruseffendi (1998:278) uji T adalah uji dua sampel materi), jika dibandingkan dengan pembelajaran konvensional
bebas dan uji dua sampel berhubungan. Uji dua sampel bebas yang teacher center.
(independent sampel T test) digunakan untuk menguji dua rata-
rata dari dua sampel yang saling bebas. Contohnya untuk Apakah desain penelitian harus selalu dicantumkan dalam
menguji dua rata-rata dari kelompok kontrol dan kelompok proposal atau laporan penelitian?
eksperimen. Uji dua sampel berhubungan (paired sample T
test) digunakan untuk membandingkan rata-rata dua variabel Desain penelitian kita cantumkan apabila sifat penelitian
dalam satu kelompok atau terhadap dua sampel yang saling kita ekperimen. Beberapa contoh desain penelitian ekperimen
berhubungan, Contohnya untuk mengguji pre test dan post yang sering kita lakukan menurut Gall et al (2003:385 & 403)
test. Uji T digunakan apabila distribusi populasinya normal. adalah sebagai berikut:
Sedangkan bila distribusi tidak normal digunakan uji statistik 1. Desain penelitian eksperimen biasa terdiri dari desain
non parametrik, yaitu Wilcoxon dan U Mann Whitney. Uji kelompok tunggal dan desain dengan kelompok kontrol.
wilcoxon digunakan untuk menggantikan uji T sampel bebas Contoh desainya adalah sebagai berikut:
(independent sampel T test), sedangkan uji U Mann Whitney a. Desain kelompok tunggal (single group design)

digunakan untuk menggantikan uji T sampel berhubungan • Studi kasus satu kali perlakuan (one shot case study)
XO
(paired sample T test). Oleh karena itu sebelum memilih uji T
atau bukan, terlebih dahulu harus melakukan uji normalitas.

©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved ©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved
SCIENCE EDUCATION RESEARCH 24 SCIENCE EDUCATION RESEARCH 65
• Desain satu kelompok pre dan pos tes (one group pretest- pada skala interval jarak antar dua peringkat yang berdekatan
posttest design) adalah sama. Contoh skala interval adalah waktu dan suhu.
OXO
Skala rasio mempunyai semua ciri skala interval dan berlaku

• Desain time series


perbandingan dan angka nol (0). Contoh skala ini adalah isi,
OOOOXOOOO luas, panjang, dan temperatur derajat kelvin. Apakah nilai IQ
b. Desain dengan kelompok kontrol termasuk skala rasio? Maka kita bisa uji dengan
• Desain kelompok kontrol dengan pre dan pos tes membandingkanya, contoh: Apakah pada IQ
A O X O
IQ120 IQ 40
A O O berlaku = ? Tidak bukan? Maka IQ bukan skala
IQ 90 IQ 30
• Desain kelompok kontrol rasional. Siegel (1992:37) merumuskan uji statistik yang sesuai
A X O dengan jenis datanya, seperti tampak pada Tabel 3.1.
A O

Tabel 3.1. Jenis Skala dan Uji Statistik yang Digunakan


• Desain kelompok empat Solomon
Jenis skala Contoh statistik yang Sifat uji statistik
A O X O
cocok
A O O
Nominal Modus Non parametrik
A X O
Frekuensi
A O
Koefisien Kontingensi
Ordinal Median Non parametrik
2. Desain penelitian kuasi ekperimen. Desain kuasi
Presentil
eksperimen dilakukan apabila tidak memungkinkan
Rho Spearman
mengambil sampel penelitian secara acak. Desain Kendall
penelitian kuasi eksperimen adalah sebagai berikut: Interval Mean Parametrik dan non
Deviasi standar parametrik
Korelasi momen Pearson
a. Desain static group comparison
Rasio Mean geometrik Parametrik dan non
X O
koefesien variasi parametrik
O

©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved ©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved
SCIENCE EDUCATION RESEARCH 64 SCIENCE EDUCATION RESEARCH 25
orang atau sifat. Misalnya jenis kelamin wanita diberi angka b. Desain non equivalent control group
satu (1) dan pria diberi angka (2). Angka nominal juga dapat
digunakan untuk membedakan metode pembelajaran yang O X O
O O
digunakan pada siswa. Contoh kelompok siswa yang
menggunakan model pembelajaran sains teknologi masyarakat
Keterangan: A = Acak
(STM) diberi angka satu (1), kelompok siswa yang X = Perlakuan,
menggunakan model pembelajaran Contextual Learning (CTL) O = Observasi pretes atau postes

diberi angka dua (2), dan kelompok siswa yang menggunakan


model pembelajar Keterampilan Proses Sains (KPS) diberi
angka tiga (3). Jika kita mengambil dua kelas dari sepuluh kelas dua yang ada
di sebuah SMP, maka nama teknik pengambilan sampelnya
Skala ordinal atau urutan adalah pengelompokan obyek-obyek apa?
dilakukan berdasarkan sebuah urutan dari yang lebih
rendah/buruk/tidak disukai sampai yang lebih tinggi/baik/lebih Sebelum menjawab pertanyaan ini, harus dipahami dulu
disukai, yang ditandai dengan tanda > atau lebih besar dari dari sisi pengambilan sampel penelitian dibagi menjadi tiga
pada. Contoh skala ordinal adalah peringkat siswa di kelas bagian, yaitu penelitian populasi, penelitian sampel, dan
berdasarkan prestasi, jika seorang anak berperingkat 2 di kelas penelitian kasus (Arikunto, 1999:131-132). Penelitian
tersebut berarti ada yang lebih pandai dari dia. Contoh lain data pendidikan dengan menentukan sekolah tertentu (misalnya
yang bersifat ordinal adalah pangkat dalam kemiliteran, letnan SMP X) sebagai tempat penelitian disebut penelitian kasus.
> sersan > kopral > prajurit. Kebanyakan penelitian mahasiswa pendidikan baik S1 atau S2
menggunakan jenis penelitian ini. Pada penelitian seperti ini
Skala interval mempunyai sifat seperti skala ordinal tetapi lebih populasi sampling adalah semua siswa di sekolah yang di pilih,
lebih lengkap. Pada skala ordinal jarak antara dua adapun populasi sasaran adalah siswa yang duduk di kelas
peingkat/nomor yang berdekatan belum tentu sama, sedangkan tertentu sesuai dengan materi yang akan diteliti. Adapun teknik

©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved ©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved
SCIENCE EDUCATION RESEARCH 26 SCIENCE EDUCATION RESEARCH 63
pengambilan sampel yang dapat digunakan dalam penelitian lain (bebas). Contohnya IQ siswa, EQ siswa, dan metoda
pendidikan adalah: pengajaran guru akan mempengaruhi prestasi belajar siswa.
Pada contoh ini IQ siswa, EQ siswa, dan metode mengajar
a. Sampel acak sederhana atau simple ramdom sampling, siswa sebagai variabel bebas, adapun prestasi belajar siswa
yaitu mengambil subyek penelitian sedemikian rupa sehingga adalah variabel terikat. Hubungan antar variabel tidak selalu
setiap siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk bersifat asimetris, yaitu satu variabel mempengaruhi variabel
dipilih sebagai subyek penelitian. Penelitian pendidikan yang yang lainnya, seperti pada contoh di atas. Hubungan antar
bersifat eksperimen akan mengalami kesulitan jika variabel kadang kala bersifat pula hubungan timbal balik,
menggunakan teknik pengambilan sampel ini, karena contohnya kenaikan spp akan meningkatkan fasilitas belajar,
biasanya pihak sekolah berkeberatan untuk membentuk sebaliknya peningkatan fasilitas belajar menyebabkan kenaikan
kelas baru hasil pengacakan kita, apalagi jika penelitian kita spp.
dilakukan di pertengahan semester. Walaupun begitu
pengambilan sampel seperti ini tetap bisa dilakukan bagi Bagaimana cara menentukan uji statistik yang tepat?
penelitian yang bersifat survey atau deskripsi atau penelitian Ketepatan uji statistik ditentukan oleh ketepatan dalam
yang bersifat evaluasi (evaluation research) dengan melihat jenis skala apa yang digunakan dalam data kita. Untuk
penyebaran kuisioner/angket. melihat skala apa yang digunakan dalam data kita maka kita
b. Sampel kelompok atau cluster sampling. Pada cluster lihat terlebih dahulu jenis variabel bebas dan variabel terikat
sampling siswa telah terkumpul dalam sebuah kelas. yang kita gunakan, apakah termasuk diskrit atau kontinus? Jika
Pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil seluruh variabel kita bersifat diskrit maka kemungkinan besar tipe data
siswa di kelas tertentu sebagai sampel penelitian. yang kita kumpulkan adalah nominal atau ordinal. Sedangkan
Contohnya berkaitan dengan pertanyaan di atas, jika di jika variabel bersifat kontinus, maka kemungkinan besar tipe
sebuah sekolah ada sepuluh kelas dua, dan kita hanya data bersifat interval atau rasional.
membutuhkan dua kelas, maka kita mengambil dua kelas
secara acak dari sepuluh kelas yang ada. Skala nominal atau skala klasifikasi adalah menggunakan
angka atau lambang untuk mengkasifikasikan suatu obyek,

©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved ©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved
SCIENCE EDUCATION RESEARCH 62 SCIENCE EDUCATION RESEARCH 27
BAB III c. Sampel strata atau stratified sampel. Pada beberapa
sekolah tertentu, pembagian kelas ditentukan oleh
ANALISIS DATA
kemampuan intelektual siswa. Sehingga pada sekolah
tersebut terdapat kelas akselerasi untuk quick learner dengan
Dalam analisis data sering disebutkan variabel bebas dan
IQ di atas 120, kelas pertengahan untuk siswa yang
variabel terikat. Apa maksudnya?
kemampuannya rata-rata, dan kelas lambat untuk slow
learner. Pada kasus seperti ini pengambilan sampel dengan
Menurut Hagul et al variabel adalah konsep yang diberi
strata lebih tepat dilakukan daripada dengan random. Cara
lebih dari satu nilai atau dengan kata lain pengelompokan yang
pengambilan sampel strata adalah kita mengambil
logis dari dua atau lebih atribut. Contohnya atribut laki-laki
perwakilan dari setiap kelas secara acak untuk dijadikan
perempuan di kelompokkan dalam variabel jenis kelamin,
sampel penelitian.
atribut tua dan muda dikelompokkan dalam variabel usia.
d. Sampel bertujuan atau purposive sampel. Pengambilan
Variabel dapat berbentuk diskrit atau kontinus. Contoh
sampel bertujuan didasarkan pada tujuan penelitian kita.
variabel diskrit adalah jumlah anak dalam keluarga, karena
Misalnya kita ingin mengetahui sikap belajar siswa ber IQ
tidak pernah ada jumlah anak dalam keluarga 2,5 atau 3,3.
tinggi di sebuah sekolah, maka kita mengambil sampel para
sedangkan variabel kontinus dapat dinyatakan dalam angka
siswa yang berIQ di atas 120.
pecahan, contohnya nilai hasil belajar, berat badan, tinggi
badan, dan lain-lain.
Berapa jumlah sampel yang harus diambil untuk mendapatkan
Inti dari penelitian adalah mencari hubungan antar
data yang representatif?
variabel. Hubungan yang paling mendasar adalah hubungan
antara dua variabel, yaitu variabel bebas (independent variable)
Dalam menentukan besarnya jumlah sampel, Arikunto
dan terikat (dependent variable) atau sering juga digunakan
(1999:120) menyatakan jika jumlah populasi kurang dari 100,
istilah variabel pengaruh dan terpengaruh.
lebih baik semua diambil sebagai sampel penelitian. Jika lebih
Istilah variabel bebas digunakan untuk variabel-variabel
dari 100 maka jumlah subyek penelitian bisa diambil 10-15%
yang mempengaruhi suatu variabel lain (terikat). Sebaliknya
atau 20-25% atau lebih berdasarkan pertimbangan tertentu.
variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel
©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved ©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved
SCIENCE EDUCATION RESEARCH 28 SCIENCE EDUCATION RESEARCH 61
Mantra dan Kasto (1989:150-153) menyarankan beberapa hal C. Dokumentasi
yang harus dipertimbangkan dalam pengambilan sampel, yaitu: Dokumentasi berupa foto, rekaman video, riwayat hidup,
a. Derajat keseragaman (degree of homogenity), makin materi subyek (bahan ajar) yang digunakan guru, soal-soal
homogen suatu populasi, makin kecil sampel yang dapat evaluasi, dan lain sebagainya adalah dokumentasi yang
diambil. dapat digunakan sebagai sumber data.
b. Presisi yang dikehendaki dalam penelitian, terdapat
hubungan yang negatif antara besar sampel dan besarnya Bagaimana bentuk penelitian kualitatif
kesalahan (error) penyimpangan terhadap nilai populasi, dalam pendidikan sains?
yaitu semakin besar sampel, semakin kecil kesalahan
penyimpangan. Contoh-contoh judul penelitian di bawah ini dapat memberikan
c. Rencana analisis, ketika kita ingin membagi lagi siswa gambaran tentang penelitian kualitatif dalam sains:
berdasarkan IQ, maka sampel yang hanya 30 orang akan 1. Analisis Gambar pada Topik Sel dalam Buku Biologi
menyebabkan adanya sel-sel yang kosong. Kelas 3 SMA
d. Tenaga, biaya dan waktu. Makin besar sampel yang 2. Analisis Pertanyaan yang Dikembangkan dalam Buku
diambil, maka makin membutuhkan banyak tenaga, biaya, Pelajaran Biologi SMU Kelas Satu Pada Konsep Virus
dan waktu. dan Monera
3. Analisis Keterpaduan, Kesinampbungan, dan
Pengembangan Keterampilan Intelektual Konsep
Apa guna instrumen dalam penelitian? Anabolisme pada Buku Teks Biologi SMU Kelas III
4. Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa Kelas 2 SMU pada
Instrumen adalah alat untuk menggumpulkan data, Pokok Bahasan Sistem Ekskresi
dengan instrumen inilah data-data penelitian akan terkumpul, 5. Identifikasi Miskonsepsi pada Konsep Gelombang dan
kemudian data-data tersebut diolah dan dianalisis, untuk Bunyi
kemudian disimpulkan. Instrumen yang tepat akan menjaring 6. Identifikasi Miskonsepsi dan Kesalahan Buku Teks
data-data yang tepat dibutuhkan sesuai dengan tujuan Biologi SMA Kelas 3 pada Konsep Biogeografi

©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved ©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved
SCIENCE EDUCATION RESEARCH 60 SCIENCE EDUCATION RESEARCH 29
tentramkan hati mereka manakala mengungkapkan hal-hal penelitian. Instrumen penelitian disesuaikan dengan metode
yang bersifat personal, memalukan, atau mendeskriditkan, pengumpulan data. Gambaran antara metode dan instrumen
dan berikanlah empati dan pengertian. yang digunakan dalam penelitian pendidikan dapat dilihat pada
b. Biarkan mereka bicara Tabel 2.4.
Wawancara mendalam butuh kesabaran tinggi. Sekalipun Tabel 2.4. Metode dan Instrumen yang digunakan untuk
Pengumpulan Data
subyek bicara panjang lebar tentang hal yang tak ada
sangkut pautnya dengan topik penelitian, peneliti harus Metode pengumpulan data Instrumen
berusaha untuk tidak memotongnya, apalagi jika itu Tes Soal tes
Angket Kuisioner/angket
wawancara pendahuluan. Subyek seperti ini dapat Observasi • Check list
diarahkan dan disadarkan dengan cara berhenti mangut- • Tabel observasi
• Verbal Interaction
mangut atau mengalihkan topik pembicaraan pada waktu Catagory System
jeda bicara. Jika subyek mulai bicara tentang hal penting, (VICS)
Wawancara • Pedoman wawancara
biarkan pembicaraan mengalir dan berikan respon positif
Dokumentasi/portofolio • Pedoman
lewat gerakan tubuh atau pernyataan yang relevan. dokumentasi/
Portofolio
c. Berikan perhatian
• Check list
Pewawancara harus menunjukkan perhatian sungguh-
sungguh pada apa yang dikatakan subyek dan tahu kapan
dan bagaimana menggali dan mengemukakan pertanyaan
yang mengena.
Kelemahan dari wawancara adalah subyek dapat
memberikan pernyataan-pernyataan bohong, oleh karena itu
sangat penting melakukan cek silang dengan mewawancarai
pihak ketiga. Cek silang yang banyak digunakan adalah teknik
triangulasi (serba tiga). Pada penelitian pendidikan pertanyaan
bisa diajukan pada guru, murid, dan kepala sekolah.

©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved ©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved
SCIENCE EDUCATION RESEARCH 30 SCIENCE EDUCATION RESEARCH 59
Jika kita ingin melihat hasil belajar siswa, instrumen apa yang • Peneliti larut dalam kebudayaan subyek (over rapport):
tepat? peneliti terlalu larut/dekat secara simbolis atau emosional
ketika menyesuaikan diri dengan suatu kelompok budaya
Hasil belajar siswa dapat diukur dengan menggunakan tes tertentu. Di sini ada bahaya going native.
dan non tes. Pada proses belajar mengajar tes adalah b. Partisipasi Terbatas. Bentuk ini sering dipakai, peneliti tidak
serentetan pertanyaan yang digunakan untuk mengukur merahasiakan identitas dan berusaha membina hubungan
kemampuan kognitif, afektif, atau skill siswa, yang setiap butir yang baik dengan subyek penelitian.
pertanyaannya sudah mempunyai jawaban yang dianggap c. Pengamatan terbatas. Pengamatan terbatas didasarkan
benar. Menurut Zainul & Nasoetion (2001:3) tes adalah suatu pada beberapa kali kunjungan, interaksi antara peneliti dan
pertanyaan atau tugas atau seperangkat tugas yang subyek penelitian pun terbatas.
direncanakan untuk memperoleh informasi tentang trait atau d. Pengamatan saja atau pengamatan penuh atau
atribut pendidikan atau psikologik yang setiap butir pertanyaan pengamatan terkendali. Di sini tak terjadi interaksi antara
atau tugas tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang peneliti dengan subyek.
dianggap benar. Menurut bentuknya tes dibagi menjadi dua
yaitu: B. Wawancara mendalam
a. Tes bentuk uraian/essay, yang terdiri dari uraian terbuka, Wawancara mendalam bersifat luwes, tidak terstruktur,
jawaban singkat, dan isian tidak baku, dan terbuka. Intinya adalah pertemuan intensif
b. Tes bentuk obyektif yang terdiri dari benar salah, secara langsung untuk memahami pandangan subyek tentang
perjodohan, dan pilahan ganda. kehidupan, pengalaman, pandangan, yang diungkapkan dalam
bahasa mereka sendiri. Hal-hal yang harus diperhatikan agar
Penyusunan soal-soal tes dibahas tersendiri dalam buku situasi wawancara terbangun dengan baik, adalah sebagai
“Evaluasi dan Penilaian Hasil Belajar”. Adapun alat ukur hasil berikut:
belajar non tes yang umum digunakan adalah participation a. Tidak menghakimi.
charts, check list, rating scale, dan attitude scales. Pewawancara harus menahan diri dari penilaian negatif
a. Participation charts atau bagan partisipasi yang merendahkan subyek. Terimalah subyek apa adanya,

©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved ©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved
SCIENCE EDUCATION RESEARCH 58 SCIENCE EDUCATION RESEARCH 31
pertanyaan penelitian. Hanya saja untuk penelitian yang Bagan partisipasi digunakan untuk melihat keikutsertaan
bersifat kualitatif umumnya metode yang digunakan untuk siswa secara sukarela dalam proses belajar mengajar. Pola
mengumpulkan data adalah pengamatan/observasi, wawancara keikutsertaan siswa dalam kelompok dapat
yang mendalam, dan dokumentasi. menggambarkan menjelaskan hasil belajar siswa bersifat
A. Pengamatan afektif, yaitu kehendak untuk ikut serta. Bagan partisipasi
Dalam penelitian pendidikan, pengamatan dilakukan digunakan untuk mengamati kegiatan diskusi kelas. Contoh
untuk menangkap gejala (fenomena) dan kehidupan budaya bagan partisipasi adalah sebagai berikut:
yang dianut oleh subyek penelitian pada waktu itu.
Pengamatan dapat dikatagorikan menjadi: Participation Charts
a. Pengamatan berpartisipasi atau pengamatan terlibat atau
Kelas : _____________________
partisipasi penuh atau pengamatan informal. Di sini peneliti Mata pelajaran : _____________________
Topik : _____________________
memainkan peranan sebagai peserta dalam suatu
Tanggal : _____________________
kebudayaan. Identitas sesungguhnya dirahasiakan Waktu : _____________________
Tujuan : _____________________
(tertutup). Dasar teknik ini adalah “peran pura-pura/role
pretense”. Ada tiga kemungkinan yang terjadi dengan No Nama Kualitas Kontribusi *)
Sangat Penting Meragukan Tidak
pengamatan seperti ini, yaitu: berarti Relevan
1. Ani III II - -
• Peneliti tidak berhasil melakukan hubungan dengan 2. Budi II II
3. Cahyo I I
subyek penelitian (under rapport): hubungan peneliti
4. Dedi I
dengan subyek berjarak terlalu jauh sehingga peneliti 5. Eep III III
...
tidak mampu berkomunikasi dengan subyek. Ini
*) Sangat berarti = mengemukakan gagasan baru yang penting dalam
membawa dampak negatif terhadap data yang dihasilkan. diskusi
Penting = mengemukakan alasan-alasan penting dalam
• Peneliti menghasilkan hubungan yang optimal (optimal pendapatnya
rapport): peneliti tidak menutup diri terhadap lingkungan Meragukan = pendapat yang tak didukung oleh data atau informasi
lebih lanjut
interaksi tetapi juga tidak larut dalam suatu interaksi. Tidak relevan = gagasan yang diajukan tidak relevan dengan masalah
yang didiskusikan
Bentuk hubungan ini yang harus diusahakan.

©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved ©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved
SCIENCE EDUCATION RESEARCH 32 SCIENCE EDUCATION RESEARCH 57
b. Check list atau daftar cek Proses belajar mengajar dengan menginformasikan
Daftar cek digunakan untuk melihat ada atau tidak adanya (informing), sejalan dengan upaya memudahkan pembelajar
suatu unsur, komponen, trait, karakteristik, atau kejadian untuk mengakses materi subyek agar dipahami sebagai
dalam suatu peristiwa, tugas, atau suatu kesatuan yang pengetahuan deklaratif (intelligible), materi subyek diakses
komplek. Contoh check list pendidikan sains adalah daftar sebagai konten yang berfungsi sebagai unit dasar
cek Ralp W. Tyler untuk menguji keterampilan pengetahuan.
menggunakan mikroskop, yang terdiri dari 83 pertanyaan. Proses belajar mengajar mengembangkan (elicting),
Contoh daftar cek untuk menentukan kualitas kegiatan sejalan dengan upaya pembelajar memahami materi subyek
kelompok dalam percobaan kimia adalah sebagai berikut: sebagai pengetahuan prosedural (plausible), materi subyek
diakses sebagai substansial yang berfungsi sebagai bangunan
Untuk meneliti pengaruh arus listrik terhadap suatu larutan satu set dari pengetahuan.
alat praktikum disusun seperti dalam diagram di bawah ini:
Proses belajar mengajar mengarahkan (directing),
sejalan dengan upaya pembelajar memahami materi subyek
Kertas saring
keterampilan intelektual (fruitfull), materi subyek diakses
Cawan petri sebagai sintaktikal, yang berfungsi sebagai keterampilan
elektroda
intelektual, yang berperan dalam membangun pengetahuan
menggunakan hukum, aturan, teori, dan lain-lain untuk
menjamin agar bangunan yang dihasilkan mempunyai dasar
dan menjamin bangunan tersebut tidak terbantahkan.

Baterai
Instrumen apa yang dapat digunakan untuk penelitian yang
bersifat kualitatif?
Larutan yang akan diuji arus listriknya adalah campuran dari 10 ml
larutan garam, 0,5 ml larutan kanji, dan tiga tetes larutan fenolftalein. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian
Campuran ini dimasukan dalam cawan petri sehingga kertas saring yang tergantung pada apa yang menjadi permasalah atau

©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved ©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved
SCIENCE EDUCATION RESEARCH 56 SCIENCE EDUCATION RESEARCH 33
ada di atasnya basah seluruhnya. Alirkan arus listrik dan amati apa yang
Deskripsi atom terjadi!
a. Uraikan dengan teliti dan tepat pengamatanya, dan mengapa
Definisi struktur atom demikian?
b. Kemungkinan larutan garam apakah itu dan bagaimana rumusnya?
c. Anda lakukan untuk menentukan ion-ion dalam larutan itu!
Susunan p, n, e dalam atom
FORMAT OBSERVASI

Kualitas pengajaran yang dilakukan oleh guru dalam kelas 1. Apakah mereka membaca petunjuk dengan baik sebelum
melakukan paraktikum
dapat diketahui dari hasil representasi teksnya (materi subyek), 2. Apakah mereka melakukan:
a. Pemeriksaan terhadap semua alat yang tersedia?
tindakan pedagogi guru (pengajar), dan respon siswa
b. Pemeriksaan terhadap larutan yang disediakan?
(pembelajar), yang kualitasnya tergambar pada Gambar 2.3.
c. Pemeriksaan terhadap sambungan baterai/arus listrik
3. Apakah semua anggota ikut serta dalam diskusi
4. Apakah hal-hal berikut menjadi bahan diskusi:
1. Intelligible 1. Informing
2. Plausible 2. Eliciting a. Di dalam larutan garam terdapat ion positif dan ion
3. Fruitfull 3. Directing negatif
b. Ion positif dapat dipisahkan dari ion negatif lewat
pembelajar peristiwa elektrolisa
pengajar c. Ion positif akan dinetralisir menjadi logam/direduksikan
pada kutub negatif/katoda
d. Ion negatif akan dinetralisir menjadi sisa
Materi subyek asam/dioksidasikan pada kutub positif/anoda
e. Bahan baru akan terbentuk dari larutan garam
1. Konten
2. Substansial f. Fenolftalein adalah indikator yang dapat membedakan
larutan yang bersifat asam atau basa
3. Sintaktikal
5. Apakah kelompok melakukan kegiatan berikut:
Gambar 2.3 Hubungan antara Materi Subyek, a. Menyusun alat percobaan sesuai dengan petunjuk
Pembelajar, dan Pengajar (Siregar, 1999:13) b. Mengukur volume larutan garam yang diperlukan
dengan menggunakan gelas ukur
c. Mengukur volume larutan menggunakan cara-cara yang
tepat
d. Mengukur volume larutan kanji menggunakan gelas ukur
e. Mencampur larutan garam fenolftalein dan larutan kanji
dicampur dalam gelas piala

©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved ©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved
SCIENCE EDUCATION RESEARCH 34 SCIENCE EDUCATION RESEARCH 55
f. Mengaduk larutan menggunakan gelas pengaduk suatu hubungan dan sekumpulan argumen. Hubungan dari
g. Pada saat melakukan elektrolisa, mula-mula suatu proposisi dapat berupa kata sifat, kata kerja, dan kata
menggunakan tegangan rendah kemudian tegangan
ditinggikan. keterangan. Argumen merupakan topik dari proposisi yang
h. Menggunakan gelas pengaduk pada waktu menuangkan
larutan dari gelas piala ke cawan petri dapat berupa kata benda, kata ganti (kadang-kadang juga
5. Apakah kelompok dapat menjelaskan:
berupa kata kerja dan sifat). Contoh sebuah proposisi, “Ruli
a. Pada katoda
(i) Perubahan larutan tak berwarna menjadi berwarna mengukur suhu dengan termometer”. Mengukur adalah
merah
(ii)Timbulnya gas yang tidak berwarna dan tidak berbau
hubungan, adapun Ruli, suhu, termometer adalah argumen. Ciri
b. Pada anoda: terpenting proposisi adalah suatu unit informasi yang satu akan
Perubhanan larutan tak berwarna menjadi berwarna terkait dengan unit informasi yang lain, dari contoh kalimat di
biru/ungu
c. Timbulnya gas yang tidak berwarna pada katoda atas memberikan informasi hubungan antara ketiga argumen
d. Perubahan larutan tak berwarna pada anoda menjadi (Ruli, suhu, termometer) ialah tentang mengukur. Adapun
biru/ungu
e. Perubahan kecepatan reaksi jika tegangan dinaikan contoh hasil analisis wacana pengajaran yang dilakukan oleh
f. Larutan garam yang terbentuk guru adalah sebagai berikut:
g. Reaksi nyala pada ion natrium dan pada ion kalium (ion
natrium berwarna kuning, ion kalium berwarna ungu)
h. Reaksi garam dengan ion perak atau ion timbal Tindakan Teks dasar Proposisi Proposisi Proposi
Pedagogi mikro mikro-1 makro
membentuk endapan berwarna kuning
(guru)
Membuka Langsung saja kita membahas Struktur Definisi Deskripsi
pelajaran tentang struktur atom. Di kelas atom struktur atom
c. Rating scale atau skala lajuan dengan satu sudah dipelajari dan di kelas adalah atom
menanyakan tiga hanya dijelaskan struktur susunan
Rating scale hampir mirip dengan check list, hanya saja definisi atom-atom modern. Coba p, n, e
struktur sebutkan struktur atom itu apa? dalam
pada ranting skala digunakan derajat atau peringkat. atom Susunan. Kalau atom? Bagian atom
dari zat yang tidak dapat dibelah
Beberapa tipe rating scale adalah numerical, descriptive atau bagian terkecil dari suatu
benda. Jadi struktur atom itu
apa? Struktur atom adalah
graphic, ranking methods, dan paired comparisons. sususnan p, n, e dalam atom
Sumber: Sumini, 2001
Hasil analisis wacana tersebut kemudian dibuat sebuah model
Numerical rating scale menggambarkan suatu karakteristik
representasi teksnya yang mirip dengan outline, yaitu sebagai
atau kualitas tertentu yang akan diukur keberadaannya
berikut:

©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved ©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved
SCIENCE EDUCATION RESEARCH 54 SCIENCE EDUCATION RESEARCH 35
Dari skema observasi Flanders tersebut dapat diketahui dengan menggunakan angka. Contoh numerical rating
bagaimana peta guru mengajar di kelas. Hanya saja scale untuk menilai penggunaan termometer oleh siswa:
ketertarikan siswa terhadap guru mungkin bukan hanya NO Aspek yang diukur 1 2 3 4 5
ditentukan oleh cara mengajar guru. Boleh jadi karena guru 1. Kalibasi terhadap alat
menyampaikan materi tersebut dengan jelas dan gamblang. 2. Menemukan bagian tubuh
yang tepat untuk mengukur
Untuk mengetahui bagaimana isi materi yang guru ajarkan di suhu tubuh
kelas, dapat digunakan analisis wacana. 3. Cara membaca termometer
Keterangan:
Analisis wacana didefinisikan sebagai kajian yang 1 = tidak memuaskan
2 = di bawah rata-rata
meneliti atau menganalisis bahasa yang digunakan secara 3 = rata-rata
4 = di atas rata-rata
alamiah, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan (Arifin & Rani,
5 = sempurna
2000:3). Analisis wacana digunakan untuk mengetahui
Descriptive graphic rating scale menggambarkan suatu
kedalaman dan keluasan materi subyek. Hasil analisis wacana
karakteristik atau kualitas tertentu yang akan diukur
ini adalah tampilan berupa model representasi suatu teks.
keberadaannya, yang disajikan melalui tanda tertentu pada
Model representasi teks menampilkan struktur makro teks.
suatu kontinum baris. Contoh descriptive graphic untuk
Struktur makro sebenarnya mirip dengan outline, tetapi
mendeskripsikan partisipasi siswa dalam kegiatan diskusi di
bentuknya lebih rinci karena melibatkan proposisi. Hal-hal
kelas adalah sebagai berikut:
penting yang harus diperhatikan dalam membuat struktur makro
1. Bagaimanakah aktifitas Sangat Tidak aktif
aktif
tersebut adalah proposisi sebagai dasar unit informasi dan siswa dalam diskusi
2. Bagaimakah kemampuan
penerapan argumen (Siregar, 2000:13). Sangat Tidak Lancar
siswa mengemukakan lancar
pendapat
Van Dijk dan Kintsch (Siregar, 2000:13) menyebutkan 3. Bagaimanakah urutan
Renton Kacau
pikiran siswa
proposisi sebagai unit wacana yang bertugas untuk 4. Bagaimanakah
mengkonstruksi ilmu. Dahar (1996:36) mendefinisikan proposisi kemampuan siswa Tepat Klise
membantah pendapat
sebagai unit dasar informasi dalam sistem pemrosesan orang lain?
5. Bagaimana kemampuan
Logis Tak Jelas
informasi manusia. Proposisi dapat disamakan dengan mendukung pendapat
orang lain?
gagasan. Suatu proposisi selalu terdiri atas dua unsur, yaitu

©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved ©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved
SCIENCE EDUCATION RESEARCH 36 SCIENCE EDUCATION RESEARCH 53
Jika frekuensi interaksi pada wilayah A, B, D, E, F, H, I
6. Bagaimana kemampuan
menarik kesimpulan? Akurat Kabur sangat tinggi dibandingkan dengan daerah lainnya, ini
7. Bagaimana sikap
terhadap pendapat orang Meng- Meng- menunjukan bahwa guru sangat mendominasi selama proses
hargai anggap
lain? enteng belajar mengajar berlangsung. Adapun wilayah C, G, J, K, L,
M, P, R menunjukan wilayah dimana terjadi proses dialog yang
Raking methods rating scale
bersifat umpan balik terjadi antara guru dan siswa, sedangkan
Kegunaan metode menyusun ranking, yaitu:
wilayah N, O, S, T menunjukan wilayah aktifitas antar siswa,
(1) Untuk menyusun ranking kedudukan siswa dalam suatu
wilayah ini memiliki frekuensi yang tinggi jika pembelajaran
kelas, dalam aspek tertentu, atau keseluruhan aspek
yang dilakukan oleh guru berupa diskusi kelompok dengan
hasil belajar.
siswa sebagai presentatornya.
(2) Untuk memeriksa kemampuan peserta didik
Pengajar Pembelajar
menentukan kedudukan relatif dari suatu komponen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
dalam suatu prosedur tertentu 1 A C

Pengajar
(3) untuk menentukan ranking relatif dari produk hasil 2 1
3 1 1 B 2
belajar yang didemonstrasikan siswa
4
5 E F 1 G 1
Cara menentukan ranking adalah sebagai berikut: 6 D H I J
7 K 4 1 U
(1) tentukan kedua nilai ekstrim (tertinggi dan terendah) 8 L M N O

Pembelajar
(2) bergerak ke titik tengah 9
10 P Q R S T
11
12
Dengan cara ini akan lebih membedakan ranking seseorang
atau suatu komponen dengan komponen lainnya. Gambar 2.2. Urutan dan Hubungan antar Katagori
Kesukaran membedakan hanya akan dialami pada orang
Keterangan:
atau komponen yang terletak paling dekat ke titik tengah • Nomor pada Gambar 2.1 sama dengan nomor interaksi pada Tabel
VICS
saja. • Huruf A-U menunjukkan wilayah yang sesuai dengan kolom dimensi
pada VICS

©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved ©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved
SCIENCE EDUCATION RESEARCH 52 SCIENCE EDUCATION RESEARCH 37
Bagaimana bentuknya? (3) Contoh ranking method rating scale adalah menilai model
Siswa : Keriting! (7a)
Guru : Kita gambarkan, anak pertama ya? keriting (5a) sel yang dibuat oleh siswa. Maka buat tabel, kemudian
Adik Mu ada berapa ? (3)
Siswa : lima bu! (7a) diberi penilaian. Angka satu (1) menunjukkan hasil karya
Guru : Yang pertama? (3)
Siswa : Perempuan dan Lurus! (7a) siswa yang menduduki peringkat pertama atau peringkat
Guru : Yang kedua? (3)
terbaik.
Siswa : Laki-laki keriting! (7a)
Nama kelompok Peringkat
Setiap interaksi antara pengajar dan pembelajar I ...
dikodekan sesuai angka yang ada pada tabel katagori interaksi II ...
verbal. Lihatlah contohnya III ...
Siswa : Bu eksperimen atuh bu! (9) IV ...
Diberi angka 9 sesuai dengan tabel, yaitu dst ....
pembelajar membuka pembicaraan kepada
guru
Guru : Ok, kita bereksperimen dengan kamu! (5a)
Diberi angka 5a karena pengajar menerima Paired comparisons rating scale dilakukan dengan cara
pendapat pembelajar
membandingkan hasil kerja atau tugas seorang siswa
Selanjutnya angka disusun menjadi 9, 5a, 7a, 5a, 2, 3, 7a, 5a, dengan siswa lainnya. Dalam perbandingan itu
3, 7a, 3, 7a, 3, 7a. Selanjutnya data diambil secara dibandingkan hasil kerja yang lebih baik, dengan demikian
berpasangan. Data pada bagian awal diambil sepasang pada akhir perbandingan akan diperoleh informasi tentang
kemudian bagian kedua dipasangkan pada data berikutnya, kedudukan anak tersebut di antara teman sejawatnya. Hasil
demikian seterusnya, dari angka di atas disusun berpasangan perbandingan tersebut dimasukan ke dalam matriks sebagai
menajdi 9-5a, 5a-7a, 7a-5a, 5a-2, 2-3, 3-7a, 7a-5a, 5a-3, 3-7a, berikut:
7a-3, 3-7a, 7a-3, 3-7a. Setiap pasangan kemudian dipetakan Nama Ani Iin Ira Nani Iis Aep Edi Jmlh
Ani 1 0 1 1 0 1 4
dengan mencacah pada kotak yang sesuai, yang sudah Iin 0
Ira 1
dilabeli A hingga U seperti tampak dalam Gambar 2.1. Nani 0
Penempatan interaksi di atas pada diagram VICS terlihat pada Iis 0
Aep 1
Gambar 2.2. Edi 0

©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved ©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved
SCIENCE EDUCATION RESEARCH 38 SCIENCE EDUCATION RESEARCH 51
Cara penilaiannya adalah sebagai berikut: DIMENSI NO KATAGORI DAN DESKRIPSI
6a. Menolak ide, digunakan apabila pengajar menolak,
Hasil karya Ani dibandingkan dengan Iin, jika hasil karya Ani mengeritik, mengabaikan, atau kurang
menggiatkan ide pembelajar. Contoh: itu tidak
lebih baik dari Iin, maka kolom Ani-Iin diberi angka 1, benar!

6. Menolak
sedangkan Iin-Ani 0. Kemudian dibandingkan dengan Ira, 6b. Menolak prilaku, digunakan apabila pengajar
mengomentari atau mengeritik untuk menekan
jika Ira lebih baik dari Ani-Ira, maka Ani diberi 0 dan Ira-Ani prilaku pembelajar yang kurang diterima. Contoh:
duduk. Apa yang kamu kerjakan?
1, demikian seterusnya. 6c. Menolak perasaan, digunakan untuk mengabaikan
pertanyaan atau perasaan pembelajar. Contoh:
Apa kamu tidak malu, jangan libatkan perasaanmu!
7. Jawaban kepada pengajar
Hasil peneilaian dengan paired comparisons rating scale ini 7a. Dapat diprediksi, biasanya mengikuti katagori
3 dan bersifat pendek, apakah simbol atom
sangat baik digunakan untuk menilai hasil kerja (dalam carbon? Jawaban C
A. 7b. Tidak dapat memprediksi, biasanya mengikuti
sains biasanya disebut proyek sains) siswa dan hasilnya Menja katagori 4, atau juga 3: Apa yang

PEMBELAJAR
wab menyebabkan bengkok tersebut? Dijawab:
lebih objektif dibandingkan dengan ranking method rating
sebabnya tidak satu. Atau mungkin banyak
scale. sebab.
8 Jawaban kepada pembelajar lain, digunakan apabila
seorang pembelajar menjawab pembelajar lain.
B. 9 Bicara/bertanya kepada pengajar, pembelajar membuka
d. Attitude scales atau skala sikap. Sikap didefinisikan oleh Berbi pembicaraan kepada pengajar.
cara/ 10 Bicara (bertanya atau berkomentar) kepada pembelajar
Turstone (Asmawi, 2001:127), attitude is affect for or berta lain, pembelajar membuka pembicaraan (pertanyaan
nya/ atau komentar) kepada pembelajar lain.
against, evaluation of like or dislike of, or positiveness or berko
ment
negativeness toward a psychological object. Sikap ini harus ar
11 Senyap, karena adanya kegiatan membaca, atau latihan.
memenuhi dua kriteria agar memenuhi penelitian ilmiah, Jika berlangsung lama, dibuat catatan dipinggir tabel.
LAINNYA
yaitu dapat diamati dan dapat diukur. Skala sikap yang 12 Kebingungan, terjadi keributan yang mencolok, dan
kegaduhan, tidak seperti direncanakan.
biasa digunakan dalam penelitian pendidikan adalah skala
Likert, contohnya: Misalkan pembicaraan yang terjadi di dalam kelas
Sikap terhadap penggunaan hukuman di sekolah adalah sebagai berikut:
Petunjuk: jawablah semua butir soal di bawah ini, dengan katagori Siswa : Bu eksperimen atuh bu! (9)
Guru : Ok, kita bereksperimen dengan kamu! (5a)
jawaban berikut:
Siswa : Masak, sih bu! (7a)
A = Sangat setuju Guru : Ya, (5a)
Ayo kita lihat bentuk rambut Dia! (2)
B = Setuju

©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved ©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved
SCIENCE EDUCATION RESEARCH 50 SCIENCE EDUCATION RESEARCH 39
dapat menyiapkan lembar observasi Verbal Interaction C = Tidak punya pendapat
D = Tidak setuju
Catagorycal System (VICS) Flander (1970) untuk merekam
E = Sangat tidak setuju
pengajaran yang dilakukan oleh guru selama proses belajar
mengajar. Menurut Simon & Boyer (Boehm & Weinberg, 1979), 1. Guru yang baik tidak pernah
sistem katagorikal Flander adalah skema observasi yang dapat memukul murid

digunakan untuk melihat dan memahami pola interaksi yang 2. Murid yang dipukul guru di
sekolah akan bersikap negatif
terjadi selama proses belajar mengajar. Contoh skema VICS
terhadap sekolah
Flanders adalah sebagai berikut:
3. Murid akan menghormati guru
DIMENSI NO KATAGORI DAN DESKRIPSI
bila guru boleh memukul murid
1 Menyajikan informasi atau pendapat, digunakan apabila
pengajar menyajikan konten, fakta atau opini, ekplanasi, yang bersalah
diskusi, dan pertanyaan retorika juga termasuk.
2 Memberikan arahan, digunakan apabila pengajar 4. Hukuman badan dibutuhkan
memberikan perintah, arahan, atau petunjuk agar untuk menertibkan murid dalam
pembelajar melakukan mematuhinya. Contoh: coba lihat
PENGAJAR

halaman 14. kelas


3 Mengajukan pertanyaan sempit, digunakan apabila 5. Dst...
A.
jawaban pertanyaan diperkirakan mudah dijawab oleh
Mulai
pembelajar. Ini mencakup drill tanya jawab yang
menghendaki jawaban satu atau dua kata. Contoh:
Apakah ini benar? Jawaban untuk pertanyaan, “Instrumen apa yang tepat untuk
4 Mengajukan pertanyaan luas, digunakan bilamana suatu
pertanyaan agak terbuka menghendaki pemikiran, atau
mengukur hasil belajar?” maka pertama sekali kita harus
mengesankan sebagai suatu pendapat atau perasaan. bertanya aspek apa yang akan dilihat dari hasil belajar?
Contoh: Mengapa kamu pikir model gelombang dapat
menjelaskan dengan memuaskan. Kemudian baru menentukan instrumen tes atau non tes.
5a. Menerima pendapat, digunakan apabila pengajar
menerima, memantulkan, menjelaskan, atau Umumnya penelitian pendidikan mengunakan gabungan tes
memuji pendapat pembelajar. Juga jika pengajar
mengulangi, menyimpulkan, atau mengomentari dan non tes.
5. Menerima

pendapat pembelajar. Contoh: bagus, itu jawaban


B. yang cukup baik.
Menja 5b. Menerima prilaku, digunakan apabila pengajar
wab menerima dan menggiatkan prilaku. Contoh: Hasil Apakah nilai rapor merupakan instrumen penelitian?
percobaanmu bagus!
5c. Menerima perasaan, digunakan bilamana pengajar
merefleksikan perasaan pembelajar, atau
menjawab perasaan dengan menyenangkan. Instrumen adalah alat ukur, sedang rapor adalah catatan hasil
Contoh: tidak heran kamu kecewa
penilaian terhadap siswa biasanya selama satu semester.

©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved ©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved
SCIENCE EDUCATION RESEARCH 40 SCIENCE EDUCATION RESEARCH 49
Penilaian ini biasanya didasarkan pada tes formatif, tes sumatif, • Perhatikanlah hasilnya:
dan nilai ko kurikuler. Soal pada tes formatif dan tes sumatif Correlations

dikatakan sebagai instrumen. Alat-alat non tes seperti TOTGJL TOTGNP


TOTGJL Pearson Correlation 1 .727**
pedoman fortofolio, lembar observasi atau angket yang berupa Sig. (2-tailed) . .000
N 50 50
check list, attittude scale, atau rating scale yang digunakan TOTGNP Pearson Correlation .727** 1
Sig. (2-tailed) .000 .
untuk menilai ko kurikuler siswa adalah instrumen. Jadi nilai
N 50 50
rapor tidak tepat jika dikatakan sebagai instrumen penelitian. **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Hasil korelasi adalah 0,727 dan tampak tanda bintang dua,


Apakah instrumen harus senantiasa diuji validitas dan
yang berarti menunjukkan tingkat korelasi yang tinggi. Adapun
reliabilitasnya?
katagori reliabilitas menurut Gilford (Ruseffendi, 1998:144)
adalah:
Instrumen adalah alat untuk mengumpulkan data.
0,00 – 0,20 reliabilitas kecil
Instrumen yang baik akan menghasilkan data yang benar,
0,20 – 0,40 reliabilitas rendah
sehingga kesimpulan yang ditarik sesuai dengan fakta.
0,40 – 0,70 reliabilitas sedang
Sebaliknya intrumen yang tidak baik akan menghasilkan data
0,70 - 0,90 reliabilitas tinggi
yang tidak benar, sehingga kesimpulan yang ditarik tidak sesuai
0,90 – 1,00 reliabilitas sangat tinggi
dengan fakta. Instrumen yang baik harus memenuhi dua
syarat, yaitu valid dan reliabel. Oleh karena itu pengujian
Saya ingin melakukan penelitian terhadap seorang guru yang
kevalidan dan kereliabelan instrumen penelitian sangat
menjadi favorit siswa dalam mengajarkan sains, instrumen apa
diperlukan dalam penelitian. Adapun instrumen yang perlu diuji
saja yang harus disiapkan?
reliabilitas dan kevalidannya adalah soal tes, kusioner, dan
angket yang berupa skala sikap atau numerik rating scale.
Jika kita ingin mengetahui faktor apa yang menyebabkan
Validitas diartikan sebagai ukuran yang menunjukkan
guru sains tersebut menjadi favorit para siswa, maka kita dapat
tingkat kevalidan atau keshahihan suatu instrumen. Instrumen
menyiapkan angket dan pedoman wawancara. Jika kita ingin
mengetahui bagaimana cara guru mengajar di kelas, maka kita

©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved ©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved
SCIENCE EDUCATION RESEARCH 48 SCIENCE EDUCATION RESEARCH 41
• Jumlahkan skor pertanyaan bernomor genap dan skor yang valid atau shahih mempunyai validitas yang tinggi. Cara
pertanyaan bernomor ganjil. pengujian validitas suatu instrumen adalah sebagai berikut:
1. Validitas isi dan keterukuran tujuan
Soal tes, kuisioner, atau pun angket sebelumnya perlu
dilakukan validasi isi dan keterukuran tujuan. Validitas ini
berkaitan dengan butir-butir pertanyaan yang akan diajukan
pada siswa. Validitas isi dan keterukuran tujuan dilakukan
oleh ahli bidang studi. Bagi mahasiswa pendidikan sains
ahli bidang studi bisa melibatkan guru mata pelajaran,
dosen pembimbing, dan dosen mata kuliah sains (sesuai
topik yang diteliti)
2. Validitas empiris
• Klik analyze, kemudian corelate, kemudian bivariate, lalu Validitas empiris dilakukan dengan mengujicobakan
masukan variabel genap dan ganjil ke kotak kanan, seperti di instrumen pada para siswa yang memiliki karakteristik sama
bawah ini: dengan siswa yang akan dijadikan subyek penelitian. Hasil
uji coba tersebut kemudian diolah secara manual dengan
menggunakan rumus korelasi prodact moment atau pun
menggunakan program komputer SPSS misalnya. Berikut
ini adalah langkah-langkah untuk mengguji validitas
menggunakan program SPSS:
a. Hasil uji coba soal hereditas pada siswa kelas 3 MTS
Padalarang, yang berbentuk pilihan ganda dan diberi
nilai 1 jika betul dan 0 jika salah, adalah sebagai berikut:

©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved ©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved
SCIENCE EDUCATION RESEARCH 42 SCIENCE EDUCATION RESEARCH 47
tampaklah nomor soal yang valid adalah satu, tiga, dan lima.
Skor Setiap Item
Nama Sedangkan soal yang tidak valid adalah nomor dua. Soal
1 2 3 4 5 dst
Suaidah 1 1 1 1 1 nomor dua yang tidak valid ini harus dibuang dan tidak
Latifah 1 1 1 1 1
Yola A. 1 1 1 1 1
digunakan dalam penelitian.
Yogi 1 1 1 1 1
Asep S 1 1 1 1 1
Susanti 1 0 1 0 1
Reliabilitas menggambar keajegan suatu alat ukur,
Siti Jariah 1 0 0 1 1 artinya beberapa kali pun datanya diambil, hasilnya akan sama.
Yesse L 1 0 1 1 1
Reliabilitas dapat diukur dengan menggunakan rumus
Rini 1 1 1 1 1
Robby K 1 1 1 1 1 spearman Brown, rumus Flanagan, KR 20, KR 21, rumus Hoyt,
dst
rumus alpha (lihar Arikunto, 1999:170-196). Adapun
pengukuran reliabilitas menggunakan komputer dengan
b. Masukan data-data tersebut ke dalam komputer
program SPSS adalah sebagai berikut:
menggunakan program SPSS dengan cara:
• Buatlah variabel ganjil dan genap pada data editor SPSS,
• Klik START kemudian PROGRAMS kemudian SPSS,
seperti di bawah ini:
maka akan muncul tampilan seperti di bawah ini:

©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved ©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved
SCIENCE EDUCATION RESEARCH 46 SCIENCE EDUCATION RESEARCH 43
Lalu perhatikanlah korelasi antar nomor soal dengan skor • Klik CANCEL, sehingga tampilannya seperti di bawah ini:
total, jika didapatkan hasil seperti di bawah ini:

Correlations

TOTAL

Pearson Correlation .283(*)

SATU Sig. (2-tailed) .046

N 50

Pearson Correlation .192

DUA Sig. (2-tailed) .181

N 50

Pearson Correlation .470(**) • Klik Variable View di bagian kiri bawah untuk mengubah
TIGA Sig. (2-tailed) .001 nama Var, seperti contoh di bawah ini:
N 50

Pearson Correlation .593(**)

EMPAT Sig. (2-tailed) .000

N 50

Pearson Correlation .728(**)


LIMA
Sig. (2-tailed) .000

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Angka-angka yang berbintang satu menunjukkan kevalidan


dengan taraf signifikansi 95%. Maka dari tabel di atas

©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved ©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved
SCIENCE EDUCATION RESEARCH 44 SCIENCE EDUCATION RESEARCH 45
• Klik kembali Data View dan isikan hasil uji coba soal seperti • Pilihlah seluruh tampilan yang ada di sebalah kiri kemudian
pada point a di atas. Dan jangan lupa menuliskan total masukan ke dalam kotak yang di sebelah kanan, atur
nilainya. Contoh hasilnya adalah sebagai berikut: tampilannya seperti di bawah ini:

• Untuk melakukan uji korelasi klik Analyze kemudian corelate, • Klik Ok dan perhatikanlah hasilnya.
kemudian Bivariate.

©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved ©Yanti Herlanti, 2006 all rights reserved

You might also like