Professional Documents
Culture Documents
KEMISKINAN :
BEBERAPA PENGALAMAN PRAKTIK
Tatang A. Taufik
1. PENDAHULUAN
2. KONSEP/PENDEKATAN
3. BEBERAPA TANTANGAN GENERIK YANG UTAMA
4. PERUMUSAN AGENDA KOLABORASI
5. BEBERAPA PRAKARSA YANG TENGAH
DILAKSANAKAN
6. BEBERAPA PELAJARAN YANG DAPAT DIPETIK
7. BEBERAPA REKOMENDASI
8. CATATAN PENUTUP
Aug 8, 2008 2
PENDAHULUAN
• PEL/D : Peningkatan kesejahteraan ~ penurunan
kemiskinan
• Peningkatan daya saing dan kohesi sosial :
pengetahuan, inovasi, difusi dan pembelajaran ~
sistemik (bersistem dan sistematik)
• Pilar : Pengembangan sistem inovasi ~ Platform dan
pendekatan
• Beberapa pokok pemikiran dan pengalaman praktik
Aug 8, 2008 3
PENDEKATAN : SKEMATIK POLA PIKIR ~
PEL/D
UU No. 18/2002 : Kesejahteraan/
• Mengembangkan perekonomian Kemakmuran
negara
• Meningkatkan dan
menyerasikan sosial budaya
bangsa
• Memperkuat pertahanan negara
Daya Saing dan Kohesi Sosial
Klaster Industri
Sistem Inovasi
Isu-isu Kontekstual
Aug 8, 2008 4
BEBERAPA LANDASAN LEGISLASI TERKAIT
1. UU No. 18 tahun 2002 (Sisnas P3Iptek):
• Filosofi yang mendasarinya adalah “sistem inovasi” sebagai
• suatu kesatuan dari sehimpunan aktor, kelembagaan, hubungan, interaksi dan
proses produktif yang mempengaruhi arah perkembangan dan kecepatan inovasi
dan difusinya, termasuk teknologi dan praktik baik/terbaik, serta proses
pembelajaran atau
• sistem yang mengandung dan membentuk keterkaitan yang tidak terpisahkan dan
saling memperkuat antara unsur-unsur kelembagaan, sumber daya, serta jaringan
ilmu pengetahuan dan teknologi dalam satu keseluruhan yang utuh di lingkungan
Negara Republik Indonesia ~ UU No. 18/2002.
• Tujuan Sisnas P3Iptek :
• memperkuat daya dukung ilmu pengetahuan dan teknologi bagi keperluan
mempercepat pencapaian tujuan negara, serta
• meningkatkan daya saing dan kemandirian dalam memperjuangkan kepentingan
negara dalam pergaulan internasional.
Aug 8, 2008 5
PEL/D
• Faktor kunci : perbaikan mindset, melakukan empowering, dan
membangun proses pembelajaran (learning process) semua
pihak (penentu kebijakan, aktor bisnis, akademisi, dan
masyarakat umum)
• Implikasi kebijakan :
• Perlunya fokus strategis dan kerangka kebijakan yang koheren
(strategic focus & coherent policy framework);
• Proses partisipatif dalam merumuskan kebijakan dan menyusun
agenda kolaboratif dan kontekstual;
• Mendorong pola-pola resource & power sharing, dan benefit &
risk sharing dalam mengatasi isu-isu strategis yang menjadi
tanggung jawab bersama;
• Meningkatkan economic and knowledge spillover dan modal
sosial dalam meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap
sumber daya, kapabilitas, dan berabagi kemajuan serta
membangun keberdayaan dan kemandirian masyarakat;
• Melakukan akselerasi perbaikan dan mendorong sustainabilitas
dari prakarsa masyarakat maupun langkah-langkah interventif.
Aug 8, 2008 6
KOHERENSI KEBIJAKAN INOVASI
Koherensi kebijakan pada dasarnya setidaknya menyangkut
tiga dimensi, yaitu:
• Koherensi horisontal yang menentukan bahwa masing-masing
kebijakan yang terkait atau kebijakan-kebijakan sektoral
dikembangkan untuk saling mengisi dan/atau memperkuat
atau meminimumkan ketidakkonsistenan (”inkonsistensi”)
dalam tujuan yang (mungkin) saling bertentangan;
• Koherensi vertikal yang menentukan bahwa keluaran yang
dicapai/diperoleh sesuai atau konsisten dengan yang
dimaksudkan (direncanakan) oleh pembuat kebijakan;
• Koherensi temporal yang berkaitan dengan keadaan bahwa
kebijakan yang diambil/ditetapkan saat ini akan tetap efektif di
masa mendatang dengan membatasi potensi ”inkoherensi”
dan dapat memberikan semacam panduan bagi perubahan
(dan berkaitan dengan manajemen transisi).
Aug 8, 2008 7
KERANGKA UMUM POLA KOORDINASI
N
A D
S Dimensi Nasional Dimensi Daerah A
I E
O R
N A
Kerangka Kebijakan Inovasi
A H
L Kondisi Umum (Framework Conditions)
Aug 8, 2008 8
REFORMASI KEBIJAKAN INOVASI
• Perlunya perubahan peran pemerintah dalam kebijakan inovasi untuk
mencapai/mengembangkan koherensi kebijakan dan ”membuka”
(proses kebijakan) serta melakukan reformasi dan memastikan proses
pembelajaran dalam sistem kebijakan, baik pada tataran
nasional/pusat maupun daerah.
Aug 8, 2008 9
ISU / TANTANGAN GENERIK:
Kegagalan pasar, kegagalan pemerintah & kegagalan
sistemik
• Proses dan produk kebijakan inovasi yang baik pada dasarnya merupakan
proses dan produk pembelajaran. Karena itu “gerakan” perlu memberikan
ruang bagi proses pembelajaran dalam kebijakan, termasuk additionality
dalam agenda tindak kongkrit di lapangan.
Aug 8, 2008 11
BEBERAPA PERTIMBANGAN
• Tema kebijakan inovasi yang dinilai mendasar
(fundamental) dan luas;
• Bersifat universal bagi konteks nasional dan daerah
serta kondisi sektoral/industrial pada umumnya di
Indonesia, namun memberikan ruang fleksibilitas
bagi penyesuaian kekhasan (konteks) lokal/daerah;
• Bidang-bidang yang saling berkaitan dan bersifat
cross-cutting issues;
• Merupakan faktor kunci (sangat penting) bagi
prakarsa-prakarsa berdasarkan situasi saat ini dan
antisipasi ke depan;
• Dapat menjadi agenda kolaboratif pada tataran
nasional dan daerah.
Aug 8, 2008 12
HEKSAGON KEBIJAKAN INOVASI
3 5
2 6
1
Aug 8, 2008 14
BEBERAPA PRAKARSA
• Panduan dan bantuan teknis dalam
pengembangan/penguatan kelembagaan kolaboratif
di daerah: misalnya dalam pengembangan Dewan
Peningkatan Daya Saing/DPDS, Dewan Riset
Daerah/DRD, Tim Klaster Industri daerah. Daerah
yang tengah didampingi: Kabupaten Tegal,
Kabupaten Sumedang, dan Kabupaten Barru.
Daerah yang direncanakan didampingi: Kota
Pekalongan, Badan Koordinasi Antar Daerah/BKAD
Subosukowonosraten).
Aug 8, 2008 15
BEBERAPA PRAKARSA
• Panduan dan/atau bantuan teknis dalam tematik spesifik
daerah, beberapa contoh:
• panduan dan bantuan teknis dalam pengembangan e-Government
(model percontohan: Kabupaten Jembrana).
• panduan dan bantuan teknis dalam pengembangan e-Learning
(termasuk kerjasama yang tengah dikembangkan dengan UNDIKSHA –
Singaraja).
• kemitraan dan bantuan teknis dalam pengembangan pemuda
pewirausaha pemula inovatif (bekerjasama dengan Kementerian
pemuda dan Olah Raga).
• kolaborasi nasional dan daerah dalam pengembangan dan
pemanfaatan, serta difusi open source software/OSS (filosofi using
more is better; Digital Retrieval - Local & Global; Collaborative Work
Group Software; Tele/distance Capabilities. Ini juga sebagai upaya
dalam mengatasi isu digital/knowledge divide).
• bantuan teknis dalam pengembangan stasiun TV lokal di daerah
perbatasan.
• Peningkatan peran swasta dalam PEL (forum nasional
corporate social responsibility/CSR, peningkatan kapasitas
stakeholder dalam PEL)
• Kemitraan litbang dengan swasta, termasuk UKM.
Aug 8, 2008 16
PELAJARAN YANG DAPAT DIPETIK
• Kerangka kebijakan. Kerangka kebijakan yang “sesuai dan disepakati
bersama” perlu dikembangkan sebagai pijakan (platform) para pihak untuk
membangun langkah yang lebih terpadu. Reformasi kebijakan perlu
diletakkan dalam agenda jangka panjang dan dilakukan dengan
kesungguhan, konsisten dan bertahap.
Aug 8, 2008 17
PELAJARAN YANG DAPAT DIPETIK ~
Tantangan
• Proses panjang untuk meningkatkan pemahaman tentang beberapa
konsep dan praktik, termasuk membangun “kemitraan” yang
sinergis.
• Perbaikan paradigma, perubahan mindset, sikap dan cara tindak
semua aktor (penentu kebijakan, swasta, ornop, dan masyarakat). Ini
juga terkait dengan good will, willingness to change, komitmen mitra
dan komitmen bersama.
• Dimensi politik.
• Local champions, pioneering, leadership dan pelembagaan proses.
• Langkah-langkah “kecil” dan momentum perbaikan.
• Komunikasi.
• One size doesn’t fit all. Upaya pengembangan/penguatan sistem
inovasi daerah memang dapat memanfaatkan “pelajaran” dari pihak
lain (daerah/negara lain), termasuk memanfaatkan praktik-praktik
baik/terbaik (good/best practices). Para pihak pun sebenarnya tidak
perlu “terjebak” dalam reinventing the wheel. Akan tetapi segi-segi
positif universal yang diperoleh (dari keberhasilan/kegagalan) tetap
memerlukan “penyesuaian” kontekstual sesuai dengan karakteristik
dan perkembangan masing-masing “kasus” daerah.
Aug 8, 2008 18
REKOMENDASI PERAN DAERAH
• Menyusun dan memperbaiki strategi inovasi daerah
masing-masing secara terus-menerus, menetapkan
tujuan strategis kebijakan dan sasaran-sasarannya
sesuai dengan konteks masing-masing daerah, serta
mengimplementasikannya secara konsisten;
• Mengembangkan kerjasama dengan pihak-pihak
yang berkompeten (misalnya DRN, KRT,
kementerian/departemen terkait, lembaga litbang dan
perguruan tinggi dan/atau lembaga lainnya) dalam
upaya-upaya pengembangan sistem inovasi daerah,
termasuk penataan/ pengembangan basisdata
(indikator) penting di masing-masing daerah (khususnya
yang relevan dengan sistem inovasi dan daya saing)
yang sedapat mungkin kompatibel dengan daerah lain
dan nasional;
• Berpartisipasi aktif dalam prakarsa pembelajaran
inovasi, termasuk kebijakan inovasi.
Aug 8, 2008 19
SETIAP DAERAH PERLU PROAKTIF
Aug 8, 2008 20
PERAN NASIONAL
Aug 8, 2008 21
PERAN NASIONAL
Aug 8, 2008 22
PERAN BERSAMA
Aug 8, 2008 23
DESAIN AKTIVITAS AWAL
WP 3: Perluasan pemahaman,
community of practice, bantuan
teknis
WP leader : . . . .
WP leader : . . . . WP 5: Fora/ Konferensi
nasional dan antologi
WP leader : . . . .
WP 4: Pemetaan, identifikasi
WP 2: Aktor, aktivitas, dan Isu/kebutuhan nasional, kajian
metodologi kebijakan
WP leader : . . . .
WP leader : . . . .
Aug 8, 2008 24
DESAIN AKTIVITAS AWAL
• WP 1. Forum: Sekretariat dan Seri Pertemuan: Diskusi,
pembelajaran, pertukaran pengalaman.
• WP 2. Pemetaan Aktor, Aktivitas Penting, dan Metodologi
terkait dengan Sistem Inovasi dan Kebijakan Inovasi:
Pemutakhiran pemetaan aktor/stakeholders kunci dan
deskripsi aktivitas terkait dengan sistem inovasi di daerah,
wilayah tertentu dan/atau Indonesia.
• WP 3. Perluasan Pemahaman, Pengembangan Community of
Practice, Bantuan Teknis (Technical Assistance): Peningkatan
kapasitas penentu kebijakan, peneliti, dan stakeholders kunci
lain, serta pengembangan jaringan kemitraan; dan Bantuan
teknis.
• WP 4. Pemetaan, Identifikasi Isu/Kebutuhan Nasional, Kajian
Inovasi: Kajian, advokasi, advis kebijakan; dan penghimpunan
dan diseminasi “praktik baik/terbaik.”
• WP 5: Fora/Konferensi nasional dan Antologi: Konferensi
nasional sistem inovasi dan kebijakan inovasi, serta
“penghimpunan” bahan dan hasil (pengembangan knowledge
management).
Aug 8, 2008 25
PENUTUP
• Peningkatan daya saing dan kohesi sosial perlu menjadi strategi
pokok dalam PEL/D dalam rangka peningkatan
kesejahteraan/penurunan kemiskinan di daerah. Pilar dalam hal ini
adalah pengembangan/penguatan sistem inovasi daerah.
Aug 8, 2008 26
PENUTUP
• Heksagon kebijakan inovasi ditawarkan sebagai advis bagi kerangka
kebijakan inovasi (innovation policy framework) nasional dan daerah
diusulkan dan dapat menjadi tititk masuk dan/atau pijakan untuk
memperbaiki koordinasi dan meningkatkan koherensi kebijakan.
• Bagaimana pun, keberhasilan suatu gerakan berpangkal dari SDM
yang memiliki “idealisme” dan menjunjung moral/etika untuk
melakukan perbaikan, semangat perbaikan sikap, perilaku dan
keterampilan, berkembang menjadi budaya. Setiap daerah pun perlu
berupaya mengatasi “kekurang-memadaian SDM berkualitas”
dan/atau “kesenjangan” pengetahuan, serta mendorong secara
agresif upaya-upaya reversed brain drain. Langkah-langkah yang
dikembangkan akan perlu mencapai suatu “masa kritis” (critical
mass), agar menjadi gerakan yang mampu membawa kepada
perbaikan signifikan.
• Inovasi pada umumnya tidak terjadi dalam keterisolasian. Karena itu,
mengembangkan/memperkuat jaringan dan kemitraan perlu dilakukan
dalam berbagai segi dan proses pengembangan/penguatan sistem
inovasi daerah. Pengembangan/penguatan sistem inovasi daerah
merupakan suatu proses pembelajaran bersama, yang
keberhasilannya pada akhirnya akan ditentukan oleh kesungguhan
dan konsistensi para pihak yang terlibat.
Aug 8, 2008 27
WHY CHANGE?
‘If you do
what you always did,
you will get
Albert Einstein
what you always got’
We cannot solve problems
using the same kind of thinking
we used when we created them . .
Aug 8, 2008
.. 28
PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
Terimakasih
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
Gedung BPPT II, Lt 21
Jl. MH. Thamrin 8, Jakarta 10340
Telp. (021)-3169813
Fax. (021)-3169811
E-mail: tik@inn.bppt.go.id
http: //www.inn.bppt.go.id
Aug 8, 2008 29
FAKTOR PENTING : Sisnas P3Iptek
Aug 8, 2008 30
Tujuan Sisnas P3Iptek
Aug 8, 2008 31
Pasal 5 dan 13 UU No. 18 tahun 2002
Aug 8, 2008 32
Pasal 15 UU No. 18 tahun 2002
• Jaringan Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan,
dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
berfungsi membentuk jalinan hubungan interaktif yang
memadukan unsur-unsur kelembagaan ilmu
pengetahuan dan teknologi untuk menghasilkan kinerja
dan manfaat yang lebih besar dari keseluruhan yang
dapat dihasilkan oleh masing-masing unsur
kelembagaan secara sendiri-sendiri. ~ SINERGI
POSITIF
• Untuk mengembangkan jaringan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1), perguruan tinggi, lembaga litbang, badan
usaha, dan lembaga penunjang, wajib mengusahakan
kemitraan dalam hubungan yang saling mengisi,
melengkapi, memperkuat, dan menghindarkan terjadinya
tumpang tindih yang merupakan pemborosan. ~
KEMITRAAN
Aug 8, 2008 33
UU No. 32 tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah
Aug 8, 2008 34
SISTEM INOVASI
Permintaan (Demand)
Konsumen (permintaan akhir)
Produsen (permintaan antara)
Framework Conditions
Kondisi Umum dan Lingkungan Kebijakan pada Tataran Internasional, Pemerintah Nasional, Pemerintah
Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota
Kebijakan Industri/ Budaya
Kebijakan Ekonomi Kebijakan Keuangan • Sikap dan nilai
• Sektoral
Kebijakan ekonomi makro • Keterbukaan terhadap
• Kebijakan moneter Kebijakan Promosi & Infrastruktur Umum/
• pembelajaran dan
Kebijakan fiskal Investasi Dasar
• perubahan
Kebijakan pajak • Kecenderungan terhadap
• Kebijakan perdagangan Alamiah
• SDA (Natural Endowment) Inovasi dan kewirausahaan
Kebijakan persaingan • Mobilitas
Sumber : Taufik (2005) Catatan : RPT = Riset dan Pengembangan Teknologi (Research and Technology Development)
PPBT = Perusahaan Pemula (Baru) Berbasis Teknologi.
Aug 8, 2008 35
SISTEM INOVASI DAN KEBIJAKAN INOVASI
Aug 8, 2008 36
Kerangka Kebijakan Inovasi
Kebijakan Ekonomi Makro
Moneter
Kebijakan Pendidikan Fiskal Kebijakan Industri
Pengetahuan dan Investasi
Perdagangan
Keterampilan Perpajakan - Subsidi
Kreativitas Insentif
Profesionalisme Regulasi - Deregulasi
Kewirausahaan
Perbaikan Bisnis
yang Ada
Perkembangan
Perkembangan
Bisnis Pemula
Investasi
yang Inovatif
Aug 8, 2008 37
MEMBANGUN KEUNGGULAN DAYA
SAING DAERAH
Produk
• SDM
• Kompetensi
• Spesialisasi
Organisasi/Perus. ~ Mikro
Aug 8, 2008 38