Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
II.2. Gangguan Kepribadian
II.2.1. Pengertian Gangguan Kepribadian
Gangguan kepribadian adalah kondisi patologik dari ciri kepribadian seseorang yang
menjadi tidak fleksibel dan sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan hidup, sehingga
menimbulkan hendaya di dalam fungsi sosial atau pekerjaan atau penderitaan subjektif bagi
dirinya.
Orang yang menderita gangguan kepribadian mempunyai sifat-sifat kepribadian
yang sangat kaku dan sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. akibatnya, dia
akan mengalami “kerusakan” berat dalam hubungan sosialnya atau dalam bidang pekerjaanya
atau dirinya terasa sangat menderita.
Gejala-gejala dari orang dengan gangguan kepribadian biasanya alloplastik. Artinya,
orang dengan gangguan kepribadian akan berusaha merubah lingkungan untuk disesuaikan
dengan keinginannya. Selain itu, gejala-gejalanya juga egosintonik. Artinya, orang dengan
gangguan kepribadian dapat menerima dengan baik gejala-gejalanya. Umumnya orang
dengan gangguan kepribadian menolak bantuan secara psikiatrik.
Sampai saat ini penyebab gangguan kepribadian belum diketahui dengan pasti.
Tetapi, terdapat beberapa faktor diduga mempunyai hubungan yang erat dengan gangguan
kepribadian. Faktor-faktor tersebut adalah :
• Faktor Genetik
Ternyata saudara kembar satu telur dari penderita gangguan kepribadian juah lebih banyak
yang menderita gangguan kepribadian dibandingkan dengan saudara kembar dua telur.
• Faktor biologik
Faktor hormonal diduga mempunyai hubungan yang erat dengan gangguan kepribadian.
Orang yang menderita gangguan kepribadian dibandingkan dengan saudara kembar dua
telur.
• Faktor Psikologik
Sigmund Freud menduga ciri kepribadian berhubungan erat dengan fiksasi pada salah satu
fase perkembangan sebelumnya. Misalnya, orang yang pasif dan dependen mempunyai
fiksasi pada fase oral. Selanjutnya, Wilhem Reich mengemukakan bahwa gejala gangguan
kepribadian sangat ditentukan oleh jenis defen mekanisme yang dipergunakannya.
Misalnya, orang dengan gangguan kepribadian paranoid menggunakan defen mekanisme
proyeksi, orang dengan gangguan kepribadian kompulsif menggunakan defen mekanisme
isolasi, dan orang dengan gangguan kepribadian histrionik menggunakan defen
mekanisme dissosiasi.
3
Dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa 5 sampai 10% penduduk dewasa
menderita gangguan kepribadian. Jadi prevalensi gangguan kepribadian ternyata 5 sampai 10
kali lebih tinggi dari prevalensi skizofrenia dan gangguan afektif berat, serta hampir sama
dengan prevalensi gangguan neurotik.
Prevalensi gangguan kepribadian lebih tinggi pada kelompok masyarakat yang
dipenjarakan dan penduduk dengan sosial ekonomi rendah.
4
Eugen Kahn (1928) membagi gangguan kepribadian menjadi tiga kelompok, yaitu
gangguan dorongan, temperamen dan watak.
Pembagian gangguan kepribadian menurut DSM-IV dikelompokkan dalam tiga
cluster:
Cluster A: - gangguan kepribadian paranoid
- gangguan kepribadian skizoid
- gangguan kepribadian skizotipal
Cluster B: - gangguan kepribadian antisosial
- gangguan kepribadian ambang
- gangguan kepribadian histrionik
- gangguan kepribadian narsistik
Cluster C: - gangguan kepribadian menghindar
- gangguan kepribadian tergantung
- gangguan kepribadian anankastik
- gangguan kepribadian yang tidak ditentukan
5
Kriteria diagnostik gangguan paranoid :
A. Ketidakpercayaan dan kecurigaan yang pervasif kepada orang lain sehingga motif
mereka dianggap sebagai berhati dengki, dimulai pada masa dewasa awal dan tampak
dalam berbagai konteks, seperti yang ditunjukkan oleh empat (atau lebih) berikut :
1. Menduga, tanpa dasar yang cukup, bahwa orang lain memanfaatkan,
membahayakan, atau mengkhianati dirinya.
2. Preokupasi dengan keraguan yang tidak pada tempatnya tentang loyalitas atau
kejujuran teman atau rekan kerja
3. Enggan untuk menceritakan rahasia orang lain karena rasa takut yang tidak perlu
bahwa informasi akan digunakan secara jahat melawan dirinya
4. Membaca arti merendahkan atau mengancam yang tersembunyi dari ucapan atau
kejadian yang biasa
5. Secara persisten menanggung dendam, yaitu tidak memaafkan kerugian, cedera, atau
kelalaian
6. Merasakan serangan terhadap karakter atau reputasinya yang tidak tampak bagi
orang lain dan dengan cepat bereaksi secara marah atau balas menyerang
7. Memiliki kecurigaan yang berlulang, tanpa pertimbangan, tentang kesetiaan
pasangan atau mitra seksual.
B. Tidak terjadi semata-mata selama perjalanan skizofrenia, suatu gangguan mood dengan
ciri psikotik, atau gangguan psikotik lain dan bukan karena efek fisiologis langsung dari
kondisi medis umum.
Diagnosa Banding
- Gangguan delusional : karena waham yang terpaku tidak ditemukan pada
gangguan kepribadian paranoid
- Skizofrenia paranoid : karena halusinasi dan pikiran formal tidak ditemukan
pada gangguan kepribadian paranoid
- Gangguan kepribadian ambang : karena pasien paranoid jarang mampu
terlibat secara berlebihan dan rusuh dalam persahabatan dengan orang lain seperti pasien
ambang. Pasien paranoid tidak memiliki karakter antisosial sepanjang riwayat perilaku
antisosial.
- Gangguan skizoid : adalah menarik dan menjauhkan diri tetapi tidak memiliki
gagasan paranoid.
6
Terapi :
- Psikoterapi : bila diminta bantuan, maka dalam bimbingan dititik-beratkan
pada pengalaman subjektif dalam pribadinya dan pada interaksi dengan dokter.
- Farmakoterapi :berguna dalam menghadapi agitasi dan kecemasan. Pada
sebagian besar kasus suatu obat antiansietas seperti diazepam (Valium) adalah memadai.
Tetapi mungkin perlu untuk menggunakan suatu antipsikotik, seperti thioridazine
(Mellaril) atau haloperidol (Haldol),d alam dosis kecil dan dalam periode singkat untuk
menangani agitasi parah atau pikiran yang sangat delusional.
7
Diagnosis Banding
- Berbeda dengan pasien skizofrenia dan gangguan kepribadian skizotipal,
pasien dengan gangguan skizoid tidak memiliki sanak saudara skizofrenik, dan mereka
mungkin memiliki riwayat pekerjaan yang berhasil, jika terisolasi.
- Secara teoritis, perbedaan utama antara pasien gangguan kepribadian
skizotipal dan pasien gangguan kepribadian skizoid adalah bahwa pasien skizotipal
menunjukkan kemiripan yang lebih banyak dengan pasien skizofrenik dalam hal
keanehan persepsi, pikiran, perilaku dan komunikasi
- Pasien gangguan kepribadian menghindar adalah terisolasi tetapi memiliki
keinginan kuat untuk berperan serta dalam aktivitas, suatu karakteristik yang tidak
ditemukan pada pasien dengan gangguan kepribadian skizoid.
Terapi:
- Psikoterapi : psikoterapi suportif, bimbingan dalam cara hidup, anjuran untuk
mengambil bagian dalam kegiatan sosial dan hubungan antar manusia
- Farmakologi terapi : farmakoterapi dengan antipsikotik dosis kecil,
antidepresan dan psikostimulan telah efektif pada beberapa pasien.
8
4. Pikiran dan bicara yang aneh (misalnya, samar samar, sirkumstansialitas, metaforik,
terlalu berbelit-belit, atau stereotipik)
5. Kecurigaan atau ide paranoid
6. Afek yang tidak sesuai atau terbatas
7. Perilaku atau penampilan yang aneh, eksentrik atau janggal
8. Tidak memiliki teman akrab atau orang yang dipercaya selain sanak saudara derajat
pertama
9. Kecemasan sosial yang berlebihan yang tidak menghilang dengan keakraban dan
cenderung disertai dengan ketakutan paranoid ketimbang pertimbangan negatif
tentang diri sendiri.
B. Tidak terjadi semata-mata selama perjalanan skizofrenia, suatu gangguan mood dengan
ciri psikotik lain, atau suatu gangguan perkembangan pervasif.
Diagnosa Banding
- Secara teoritis, pasien dengan gangguan kepribadian skizotipal dapat
dibedakan dari pasien gangguan kepribadian skizoid dan menghindar oleh adanya
keanehan dalam perilaku, pikiran, persepsi, dan komunikasi mereka dan kemungkinan
oleh riwayat keluarga yang jelas adanya skizofrenia.
- Pasien gangguan kepribadian skizotipal dapat dibedakan dari pasien
skizofrenik oleh tidak adanya psikosis. Jika psikosis memang ditemukan, gejala tersebut
adalah singkat dan terpecah.
- Pasien gangguan kepribadian paranoid ditandai oleh kecurigaan, tetapi tidak
memiliki perilaku yang aneh seperti pada pasien gangguan kepribadian skizotipal.
Terapi :
- Psikoterapi : pikiran yang aneh dan ganjil dari pasien gangguan kepribadian
skizotipal harus ditangani dengan berhati-hati. Beberapa pasien terlibat dalam pemujaan,
praktek religius yang aneh, dan okulitis. Ahli terapi tidak boleh menertawakan aktivitas
tersebut atau mengadili kepercayaan atau aktivitas mereka.
- Farmakoterapi : Medikasi antipsikotik berguna untuk mengatasi gagasan
mengenai diri sendiri, waham, dan gejala lain dari gangguan dan dapat digunakan
bersama-sama dengan psikoterapi. Hasil yang positif telah dilaporkan dengan
haloperidol. Anti depresan digunakan jika ditemukan suatu komponen depresif dari
kepribadian.
9
GANGGUAN KEPRIBADIAN ANTI SOSIAL
Di sini pola tingkah laku berkali-kali berlawanan dengan peraturan masyarakat.
Penderita sangat egois, tidak dapat setia kawan, tidak memperdulikan nilai sosial dan tidak
bertanggung jawab, kasar, impulsif, idak bisa merasa bersalah atau belajar dari pengalaman
atau hukuman. Bila mengalami frustasi selalu selalu menyalahkan orang lain dan
membenarkan diri sendiri.
10
Diagnosa Banding
- Gangguan kepribadian antisosial dapat dibedakan dari perilaku ilegal dimana
gangguan kepribadian antisosial melibatkan banyak bidang dalam kehidupan seseorang.
- Dalam mendiagnosis gangguan kepribadian antisosial, klinisi harus
mempertimbangkan efek yang mengganggu dari status sosioekonomi, latar belakang
kultural, dan jenis kelamin pada manifestasinya, selain itu diagnosis gangguan
kepribadian antisosial tidak diperlukan jika retardasi mental, skizofrenia, atau mania
dapat menjelaskan gejala.
Terapi:
- Psikoterapi : belum diketahui pengobatan yang optimal tetapi dokter dapat membantu
penderita dan keluarganya mengambil keputusan tentang penanganan. Bila perlu dapat
diadakan institusionalisasi untuk sementara waktu. Pada umumnya dapat dianjurkan
kedua-duanya baik terapi individual maupun terapi kelompok. Kadang-kadang terjadi
perbaikan terutama pada umur 30 dan 40 tahun. Perbaikan ini tidak harus disertai dengan
penyesuaian diri yang baik. Banyak penderita yang masih terus memperlihatkan
kesukaran hubungan antar manusia, iritabilitas, rasa permusuhan terhadap suami atau
istri, tetangga dan agama. Alasan yang sering diberikan oleh penderita tentang perbaikan
ini adalah kematangan, perkawinan, takut dipenjarakan dan tanggung jawab yang
bertambah.
- Farmakoterapi : digunakan untuk menghadapi gejala yang diperkirakan akan timbul –
seperti kecemasan, penyerangan, dan depresi – tetapi, karena pasien seringkali
merupakan penyalahgunaan zat, obat harus digunakan secara bijaksana. Jika pasien
menunjukkan bukti-bukti adaya gangguan defisit-atensi hiperaktivitas, psikostimulan,
seperti methylphenidate (Ritalin), mungkin digunakan. Harus dilakukan usaha untuk
mengubah metabolisme katekolamin dengan obat-obatan dan untuk mengendalikan
perilaku impulsif dengan obat antiepileptik, khususnya jika bentuk gelombang abnormal
ditemukan pada EEG.
11
Kriteria Diagnostik Gangguan Kepribadian Ambang (3,5)
Pola pervasif ketidakstabilan hubungan interpersonal, citra diri, dan afek, dan impulsivitas
yang jelas pada dewasa awal dan ditemukan dalam berbagai konteks, seperti yang
ditunjukkan oleh lima (atau lebih) berikut :
1. Usha mati-matian untuk menghindari ketinggalan yang nyata atau khayalan. Catatan
tidak termasuk perilaku bunuh diri atau mutilasi dari yang ditemukan dalam kriteria
5.
2. Pola hubungan interpersonal yang tidak stabil dan kuat yang ditandai oleh perubahan
antara ekstrim-ekstrim idealisasi dan devaluasi
3. Gangguan identitas : citra diri atau perasaan diri sendiri yang tidak stabil secara jelas
dan persisten.
4. Impulsivitas pada sekurangnya dua bidang yang potensial membahayakan diri
sendiri (misalnya, berbelanja, seks, penyalahgunaan zat, ngebut gila-gilaan, pesta
makan). Catatan : tidak termasuk perilaku bunuh diri atau mutilasi diri yang
ditemukan dalam kriteria 5.
5. Perilaku, isyarat, atau ancaman bunuh diri yang berulang kali, atau perilaku mutilasi
diri.
6. Ketidakstabilan afektif karena reaktivitas mood yang jelas (misalnya, disforia
episodik kuat, iritabilitas atau kecemasan biasanya berlangsung beberapa jam dan
jarang lebih dari beberapa hari)
7. Perasaan kosong yang kronis
8. Kemarahan yang kuat dan tidak pada tempatnya atau kesulitan dalam
mengendalikan kemarahan (misalnya, sering menunjukkan temper, marah terus
menerus, perkelahian fisik berulang kali).
9. Ide paranoid yang transien dan berhubungan dengan stres, atau gejala disosiatif yang
parah
Diagnosis Banding
- Pembedaan dari skizofrenia dilakukan berdasarkan tidak adanya episode
psikotik, gangguan pikiran, atau tanda skizofrenia klasik lainnya yang berkepanjangan
yang dimiliki pasien ambang.
- Pasien gangguan kepribadian skizotipal menunjukkan pikiran yang sangat
aneh, gagasan yanga neh, dan gagasan menyangkut diri sendiri yang rekuren
12
- Pasien gangguan kepribadian paranoid ditandai oleh kecurigaan yang ekstrim.
Pada umumnya, pasien gangguan kepribadian ambang menunjukkan perasaan kekosongan
yang kronis, impulsivitas, mutilasi diri, episode psikotik singkat, usaha bunuh diri
manipulatif, dan biasanya keterlibatan yang menuntut dalam hubungan erat.
Terapi
- Psikoterapi : interaksi dengan anggota staf yang terlatih dari berbagai disiplin
dan dibekali dengan terapi kerja, rekreasional, dan kejuruan.
- Farmakoterapi : antidepresan memperbaiki mood yang terdepresi yang sering
ditemukan pada pasien. MAOI adalah efektif dalam memodulasi perilaku impulsif pada
beberapa pasien. Benzodiazepin, khususnya alprazolam, membantu kecemasan dan
depresi, tetapi beberapa pasien menunjukkan disinhibisi dengan kelas obat tersebut.
Antikonvulsan seperti karbamazepin, padat meningkatkan fungsi global pada beberapa
pasien. Obat serotonergik, seperti fluoxetine, adalah membantu pada beberapa kasus.
13
Diagnosis Banding
- Perbedaan antara gangguan kepribadian histrionik dan gangguan kepribadian
ambang adalah sukar. Pad agangguan kepribadian ambang, usaha bunuh diri, difusi
identitas dan episode psikotik singkat adalah lebih sering. Walaupun kedua kondisi dapat
didiagnosis pada pasien yang sama, klinisi harus memisahkan keduanya.
- Gangguan somatisasi sindroma Briquet) dapat terjadi bersama-sama dengan
gangguan kepribadian histrionik.
- Pasien dengan gangguan psikotik singkat dan gangguan disosiatif mungkin
perlu mendapatkan diagnosis penyerta gangguan kepribadian histrionik.
Terapi
- Psikoterapi : dokter harus waspada bila pada permulaan pengobatan sudah
kelihatan ada perbaikan, karena ini mungkin hanya untuk menyenangkannya. Karena
kemampuan komunikasinya kurang, maka yang dibimbing adalah perilaku yang nyata
saja.
- Farmakoterapi : dapat ditambahkan jika gejala adalah menjadi sasarannya
(seperti penggunaan antidepresan untuk depresi dan keluhan somatik, obat antiansietas
untuk kecemasan dan antipsikotik untuk derealisasi dan ilusi).
14
1. Memiliki rasa kepentingan diri yang besar ( misalnya melebih-lebihkan bakat
dan kemampuannya, mengharap untuk dikenal sebagai seorang yang hebat tapi tidak
sepadan)
2. Preokupasi dengan khayalan akan keberhasilan, kekuatan, kecerdasan,
kecantikan, atau cinta ideal yang tidak terbatas.
3. Yakin bahwa ia adalah khusus dan unik dan dapat dimengerti hanya oleh
atau harus berhubungan dengan orang lain (atau institusi) yang khusus atau memiliki
status tinggi.
4. Membutuhkan kebanggaan yang berlebihan
5. Memiliki perasaan bernama besar, yaitu, harapan yang tidak beralasan akan
perlakuan khusus atau kepatuhan ototmatis sesuai harapannya
6. Eksploitatif secara interpersonal, yaitu mengambil keuntungan dari orang
lain untuk mencapai tujuannya sendiri.
7. Tidak memiliki empat ; tidak mau mengenali atau mengetahui perasaan dan
kebutuhan orang lain
8. Sering cemburu terhadap orang lain dan merasa orang lain juga cemburu
kepada dirinya
9. Memperlihatkan kesombongan, sikap congkak dan sombong.
Diagnosis banding
- Gangguan kepribadian ambang, histrionik dan antisosial sering ditemukan
bersama-sama dengan gangguan kepribadian narsistik, yang berarti bahwa diagnosis
banding adalah sukar. Pasien dengan gangguan kepribadian narsistik memiliki
kecemasan yang lebih kecil daripada pasien dengan gangguan kepribadian ambang dan
kehidupan mereka cenderung kurang kacau.
- Usaha bunuh diri juga lebih mungkin berhubungan dengan pasien gangguan
kepribadian ambang dibandingkan pasien gangguan kepribadian narsistik.
- Pasien gangguan kepribadian antisosial memberikan riwayat perilaku
impulsif, seringkali disertai dengan penyalahgunaan alkohol atau zat lain, hal tersebut
seringkali menyebabkan mereka mendapatkan masalah dengan hukum
- Dan pasien gangguan kepribadian histrionik menunjukkan ciri-ciri
eksibisionisme dan manipulativitas interpersonal yang mirip dengan pasien gangguan
kepribadian narsistik.
15
Terapi:
- Psikoterapi : dokter psikiatrik seperti Otto Kernberg dan Heinz Kohut
menganjurkan pamakaian pendekatan psikoanalitik untuk mendapatkan perubahan; tetapi
banyak penelitian yang diperlukan untuk mengabsahkan diagnosis dan untuk menentukan
terapi yang terbaik.
- Farmakoterapi : lithium telah digunakan pada pasien yang memiliki
pergeseran mood sebagai bagian dari gambaran klinis. Karena pasien gangguan
kepribadian narsistik mentoleransi penolakan secara burukdan adalah rentan terhadap
depresi, suatu anti depresan mungkin juga digunakan.
Diagnosis Banding
- Pasien gangguan kepribadian menghindar menginginkan interaksi sosial,
dibandingkan dengan pasien gangguan kepribadian skizoid, yang ingin sendirian.
16
- Pasien gangguan kepribadian menghindar adalah tidak menuntut, tidak
mudah marah, atau tidak dapat diramalkan seperti pasien gangguan kepribadian ambang
dan histrionik.
- Gangguan kepribadian menghindar dan gangguan kepribadian dependen
adalah serupa. Pasien gangguan kepribadian dependen dianggap memiliki ketakutan yang
lebih tinggi akan penelantaran atau tidak dicintai dibandingkan pasien gangguan
kepribadian menghindar; tetapi gambaran klinisnya mungkin tidak dapat dibedakan.
Terapi:
- Psikoterapi : latihan ketegasan adalah bentuk terapi perilaku yang dapat
mengajarkan pasien untuk mengekspresikan kebutuhan mereka secara terbuka dan untuk
meningkatkan harga diri mereka.
- Farmakoterapi : telah digunakan untuk menangani kecemasan dan depresi
jika ditemukan sebagai gambaran beta, seperti atenolol (Tenormin), untuk mengatasi
hiperaktivitas sistem saraf otonomik, yang cenderung tinggi pada pasien dengan
gangguan kepribadian menghindari, khususnya jika mereka menghadapi situasi yang
menakutkan.
17
4. Memiliki kesulitan dalam memulai proyek atau melakukan hal dengan dirinya sendiri
(karena tidak memiliki keyakinan diri dalam pertimbangan atau kemampuan ketimbang
tidak memiliki motivas atau energi)
5. Berusaha berlebihan untuk mendapatkan asuhan dan dukungan dari orang lain, sampai
pada titik secara sukarela melakukan hal yang tidak menyenangkan
6. Merasa tidak nyaman atau tidak berdaya jika sendirian karena timbulnya rasa takut tidak
mampu merawat diri sendiri
7. Segera mencari hubungan dengan orang lain sebagai sumber pengasuhan dan dukungan
jika hubungan dekatnya berakhir
8. Secara tidak realistik terpreokupasi dengan rasa takut ditinggal untuk merawat dirinya
sendiri.
18
Terlalu menitikberatkan konformitas dan kepatuhan terhadap standar moralitas.
Orang-orang dalam kelompok ini bersifat kaku, tidak fleksibel, selalu menekankan kewajiban
dan disiplin, sukar bersantai. Perfeksionisme, kaku, pemalu, dan pengawasan diri yang tinggi.
19
Terapi:
- Psikoterapi : individu ini sama sekali tidak mersa sakit, abnormal atau
menyimpang. Ia tidak dapat dibawa berobat ke dokter oleh orang-orang di lingkungan
yang menderita karenanya, juga karena perilakunya sering berguna dalam masyarakat
atau pekerjaan. Bila penderita mengalami gangguan badaniah atau ganguan psikiatrik
yang lain sehingga ia mengunjungi seorang dokter, maka hubungan penderita-dokter ini
dapat dijadikan hubungan yang dependen pada dokter dalam jangka panjang. Dan dengan
nasehat serta efek obat apa saja maka paling sedikit keadaannya dan akibat pada
lingkunganya dapat dicegah jangan sampai bertambah buruk.
- Farmakoterapi : Clonazepam (Klonopin) adalah suatu benzodiazepine dengan
antikonvulsan; pemakaian obat ini telah menurunkan gejala pada pasien dengan
gangguan kepribadian obsesif-kompulsif parah. aPakah obat ini digunaka pada gangguan
kepribadian adalah tidak diketahui. Clomipramine (Anafranil) dan obat serotonergik
tertentu seperti fluoxetine mungkin berguna jika tanda dan gejala obsesif-kompulsif
timbul.
20
A. Pola perpasif sikap negatifistik dan resistensi pasif terhadap tuntutan akan kinerja yang
adekuat, dimulai pada masa dewasa awal dan tampak dalam berbagai konteks, seperti
yang ditunjukkan oleh empat (atau lebih) berikut :
1. Secara pasif menolak memenuhi tugas sosial dan pekerjaan rutin
2. Mengeluh tidak dimengerti dan tidak dihargai oleh orang lain
3. Cemberut dan argumentatif
4. Tanpa alasan mengkritik dan mencemooh atasan
5. Menunjukkan rasa cemburu dan kebencian terhadap mereka yang tampaknya lebih
beruntung
6. Suara yang diperkeras dan keluhan terus menerus atas ketidak beruntungan dirinya
7. Berganti-ganti antara tantangan permusuhan dan perasaan dosa
B. Tidak terjadi semata-mata selama episode depresif berat dan tidak diterangkan lebih baik
oleh gangguan distimik.
Diagnosis Banding
Gangguan kepribadian pasif-agresif perlu dibedakan dari gangguan kepribadian
histrionik dan ambang; tetapi, pasien gangguan kepribadian pasif-agresif adalah dramatik,
afektif dan agresif secara terbuka dibandingkan dengan pasien gangguan kepribadian
histrionik dan ambang.
Terapi
- Psikoterapi : pasien gangguan kepribadian pasif-agresif yang mendapatkan psikoterapi
suportif memiliki hasil yang baik. Tetapi psikoterapi untuk pasien dengan gangguan
kepribadian pasif-agresif memiliki banyak kekurangan : dalam memenuhi kebutuhan
pasien seringkali mendukung patologi mereka, tetapi menolak permintaan mereka adalah
menolak mereka. Klinisi harus mengobati kecenderungan bunuh diri terhadap tiap
ekspresi kemarahan yang tersembunyi dan bukan sebagai orang yang akan mengobati
kehilangan obyek pada gangguan depresif berat.
- Farmakoterapi : antidepresan harus diresepkan hanya jika ada indikasi klinis depresi dan
kemungkinan bunuh diri. Beberapa pasien berespon terhadap benzodiazepine dan
psikostimulan, tergantung pada keadaan klinis.
21
kewajiban, meragukan diri sendiri, dan tidak gembira secara kronis. Gangguan ini baru
diklasifikasikan dalam DSM-IV, tetapi kepribadian melankolik telah digambarkan pada awal
abad ke 20 oleh dokter psikiatrik Eropa, seperti Ernst Kretschmer.
Diagnosis Banding
Gangguan distimik adalah gangguan mood yang ditandai oleh fluktuasi besar dalam
mood dbandingkan yang ditemukan pada gangguan kepribadian depresif. Gangguan
kepribadian adalah kronis dan seumur hidup, sedangkan gangguan distimik adalah episodik,
dapat terjadi pada setiap waktu, dan biasanya memiliki stresor pencetus. Kepribadian depresif
dapat dianggap sebagai spektrum kondisi afektif dimana gangguan distimik dan gangguan
depresif memiliki varian yang lebih parah.
Pasien gangguan kepribadian menghindar adalah introvert dan tergantung tetapi
cenderung lebih merasa cemas daripada depresi, dibandingkan orang dengan kepribadian
depresif.
Terapi
- Psikoterapi : merupakan pengobatan terpilih untuk gangguan kepribadian depresif. Pasien
berespon terhadap psikoterapi berorientasi tilikan, dan, karena tes realitas pasien adalah
baik, mereka mampu menggali tilikan ke dalam psikodinamika penyakitnya dan
memahami efeknya pada hubungan interpersonal meraka. Terapi kognitif membantu
pasien mengerti manifestasi kognitif dari perasaan rendah diri dan pesimisme mereka.
Jenis psikoterapi lain yang berguna adalah psikoterapi kelompok dan terapi interpersonal.
- Psikofarmakologi :
Pemakaian medikasi anti depresan, khususnya obat serotonerik tertentu seperti setraline
(Zoloft), 50 mg sehari. Beberapa pasien berespon terhadap dosis kecil psikostimulan,
seperti amfetamin, 5-10 mg sehari. Pada semua kasus, obat psikofarmakologis harus
dikombinasikan dengan psikoterapi untuk mencapai efek yang maksimal.
22
BAB III
PENUTUP
23
DAFTAR PUSTAKA
24
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ....................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................... 1
BAB II. PEMBAHASAN ........................................................................... 2
II.1. Pengertian Kepribadian ....................................................... 2
II.2. Gangguan Kepribadian ........................................................
............................................................................2
II.2.1. Pengertian Gangguan Kepribadian .......................
............................................................................3
II.2.2. Meramalkan akibat Gangguan Kepribadian .........
............................................................................3
II.2.3. Berbagai Jenis Gangguan Kepribadian ................
............................................................................4
BAB III. PENUTUP ..............................................................................
..........................................................................23
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................
..........................................................................24
25
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat-
Nya, sehingga referat ujian dengan judul “GANGGUAN KEPRIBADIAN” dapat penyusun
selesaikan tepat pada waktunya. Adapun referat ujian ini disusun dalam rangka menjalankan
kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta periode 27
Nopember – 30 Desember 2006.
Dengan selesainya referat ini, penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. dr. Agnes Tineke W.R, Sp.KJ selaku penguji pertama
2. dr. Tony Setiabudhi, Sp.KJ (K), PhD selaku penguji kedua
3. Dokter-dokter yang telah turut memberikan bimbingan pengetahuan dan saran.
Demikian referat ujian ini disusun dengan segala keterbatasan kemampuan penyusun
yang masih banyak kekurangannya. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun untuk perbaikan di masa mendatang.
Akhir kata semoga referat ujian ini dapat bermanfaat bagi pembaca semuanya.
Penyusun
26
ii
27
Referat Ujian Psikiatri
GANGGUAN KEPRIBADIAN
Penguji I :
Penguji II :
Disusun oleh :
Julia Ike H
030.00.292
28
29