You are on page 1of 19

MAKALAH AGAMA ISLAM

MENUJU PERNIKAHAN ISLAMI

DWI VERAWATI WIJAYA


IKP REGULER IA
2010 SURYA MITRA HUSADA
KEDIRI
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha

Esa Atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah

ini dapat kami selesaikan dengan baik. Kami juga mengucapkan

terima kasih kepada:

Bapak/ibu Guru Dosen pembimbing Mata Kuliah Agama

Islam. Makalah ini kami susun dengan berpedoman pada buku-

buku yang sesuai dengan tujuan,yaitu dapat memberikan

manfaat bagi para pembaca serta kami sendiri dalam

mempelajari Munahakat.Kami menyadari bahwa makalah ini

belumlah mencapai sempurna.

Maka dari itu saran dan kritik dari Bapak/ ibu Guru Dosen

pembimbing Mata Kuliah Agama Islam,serta teman-teman

sangatlah kami harapkan sebagai

bahan penyempurnaan dalam pembuatan makalah ini.

ii
iii
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR……………………………….
ii

DAFTAR ISI……………………………..
iii
PENDAHULUAN……………………………
1
A. PENGERTIAN…………………………………………….
B. DASAR-DASAR PERNIKAHAN
2
DAN HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
DALAM PERNIKAHAN……………………………….
3
C. FAKTOR YANG PENTING DALAM
MEMILIH PASANGAN……………………………….
3
D.HUKUM PERNIKAHAN………………………………
4
E. TUJUAN NIKAH………………………………………..
5
F. RUKUN NIKAH………………………………………….
6

iv
G.ORANG-ORANG YANG TIDAK BOLEH UNTUK
DINIKAHI………………………………………………….
7
H. HAK DAN KEWAJIBAN SUAMI ISTRI…………..
9
I. HIKMAH NIKAH…………………………………………
10
PENUTUP………………………................
12
Kesimpulan………………………………………………
12
DAFTAR PUSTAKA………………………….
13

v
PENDAHULUAN

Kehidupan berkeluarga yang diawali dengan pernikahan

mengandung makna spiritual yang suci dan agung,mengapa

demikian karena dengan terlaksananya ijab Kabul antara

pasangan pengantin itu berarti apa yang diharamkan oleh Allah

SWT yaitu hubungan biologis menjadi halal bagi keduanya

sekaligus berfungsi sebagai ibadah yang merupakan bagian dari

amal sholeh. Nilai spiritual yang terungkap dengan dihalalkannya

hubungan biologis itu dimaksudkan oleh Allah SWT agar kelahiran

umat manusia di bumi ini benar-benar lewat cara yang sesuai

dengan sunatulloh agar kelak mereka mampu melakukan tugas

sebagai khalifah Alloh SWT.Karena pada dasarnya manusia itu

adalah khalifah Allah SWT di bumi ini yang akan melaksanakan

ketentuan-ketentuannya bagi kemaslahatan alam semesta.Dalam

hubungan inilah pernikahan mempunyai kedudukan yang begitu

suci dan agung dalam kehidupan umat manusia.

Kediri, 18 Oktober 2010

1
Penyusun

A. PENGERTIAN

Pernikahan adalah sunnah dan kehendak kemanusiaan,

kbutuhan rokhni dan jasmani. Ataupun bisa juga diartikan

dengan aqad yang menghalalkan pergaulan antara laki-laki

dengan perempuan yang bukan muhrimnya yang menimbulkan

hak dan kewajiban masing-masing.

Yang saya ketahui Ada beberapa pengertian yang di pakai Al

Qur’an berhubungan dengan pernikahan yaitu:

1. “Uqdatun nikah” yang berarti bentuk perjanjian yang kuat

dalam ikatan pernikahan (QS Al Baqarah (2):235,237).

2. “Mistaqan Gholidha” yang berarti ikatan yang kokoh (QS An

Nisa (4):21.

3. “Wawaddah Wa Rahmah” yang berarti bentuk kasih saying

yang dirahmati (QS Ar Rum (30):21.

Untuk membentuk suatu keluarga yang

sakinah,mawadah,warahmah perlu adanya pernikahan karena

pernikahan itu merupakan asal-usul terjadinya keluarga.

Pernikahan amat sangat penting artinya untuk mengatur

kehidupan rumah tangga dan keturunan sebab pernikahan adalah

2
salah satu asas pokok hidup yang utama dalam pergaulan

masyarakat yang sempurna.Pernikahan juga sebagai salah satu

cara untuk menyalurkan hawa nafsu atau dorongan dasar atau

fitrah yang terdapat dalam diri setiap manusia.Selain itu perlu

diketahui juga bahwa untuk membina rumah tangg

bahagia,kedua pihak harus menjunjung tinggi hak dan kewajiban

masing-masing,saling hormat-menghormati,sopan santun,saling

bantu-membantu,saling menasehati,saling memberi dan saling

menerima apa adanya.

B. DASAR-DASAR PERNIKAHAN

1. Persetujuan keluarga kedua belah pihak

2. Kebulatan tekad kedua calon mempelai untuk hidup

bersama, membina rumah tangga bahagia , hidup

rukun damai, harmonis dan ideal.

3. Kepala rumah tangga harus dapat memikul

tanggung jawab, baik untuk mereka berdua maupun

untuk keturunan mereka sebagai tunas-tunas muda

amanat Allah yang harus dipelihara.

3
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

DALAM PERNIKAHAN

1. Adanya kesiapan fisik dan jasmani.Usia ideal menurut

Kesehatan dan program KB adalah usia antara 20-25

tahun bagi wanita dan usia 25-30 bagi pria.

2. Kematangan mental dan kepribadian dan

pendidikan,serta kesetaraan (kufu) terutama dalam hak

akhlak dan tingkat pendidikan. Sabda Rasulullah SAW:

Artinya:”Hai para pemuda,barang siapa yang sudah

mampu nikah,hendaklah ia nikah karena sesungguhnya

pernikahan itu akan mampu mengendalikan mata dan

menjaga kemaluan (syahwat),namun bila ada yang belum

mampu menikah,maka berpuasalah,karena puasa dapat

dijadikan benteng terhadap godaan nafsu.”(HR. Bukhari).

C. FAKTOR-FAKTOR PENTING DALAM MEMILIH

PASANGAN

4
1. Satu Agama/Seagama

2. Hindari pasangan yang buruk kepribadiannya.

3. Tetap memelihara kesucian diri dalam pergaulan.

4. Memohon pertimbangan Alloh SWT melalui shalat

Istikharah.

D. HUKUM PERNIKAHAN
Hukum pernikahan bersifat kondisional,artinya berubah

menurut situasi dan kondisi seseorang dan lingkungannya.

Ada 5 macam hukum pernikahan:

1. Jaiz/ Mubah, Hukum ini adalah hukum asli

pernikahan,artinya bagi yang sudah memenuhi syarat ia

berhak menikah.

2. Sunnah, Hukum ini berdasarkan pemahaman bahwa

siapa saja yang mampu memenuhi syarat nikah, namun

tidak khawatir berbuat zina maka ia di sunahkan

melakukan pernikahan.

3. Wajib,Hukum ini dikenakan bagi yang sudah memenuhi

syarat dan dikhawatirkan terjadi perzinaan, maka wajib

melakukan pernikahan.

5
4. Makruh,Mempunyai keinginan menikah, tapi belum

mampu memberi nafkah (sandang, pangan, papan).

5. Haram,Hukum ini dikenakan bagi siapa saja yang

menikah namun mempunyai maksud yang buruk/jahat,

baik untuk pasangannya maupun diri sendiri.

E. TUJUAN NIKAH

Seseorang yang akan menikah harus memiliki tujuan positif

dan mulia untuk membina keluarga sakinah dalam rumah

tangga,diantara tujuan itu adalah:

1. Tercapainya ketentraman hati dan ketenangan pikiran

karena hidup diliputi dengan Cinta.

2. Terhindar dari zina besar ataupun zina kecil

3. Untuk memperoleh keturunan yang syah.

4. Sebagai alat kendali bagi manusia agar tidak terjerumus

ke dalam jurang kemaksiatan.

5. Untuk mewujudkan keluarga yang bahagia dan

sejahtera(sakinah).

6
F. RUKUN NIKAH

Menurut hukum islam pernikahan dipandang sah apabila

terpenuhi rukun-rukunnya. Adapun rukun-rukunnya adalah:

1. Aqad atau Siqhat atau “Ijab Qabul”.

Aqad adalah perkataan dari pihak wali perempuan dan di

terima oleh pihak mempelai laki-laki .Perkataan dari pihak

wali perempuan disebut”ijab”. Contohnya: ”Aku nikahkan

engkau dengan ”Arumi binti Dahlan” yang telah mewakilkan

kepada saya dengan mas kawin seperangkat alat shalat

tunai.” Dan perkataan dari pihak mempelai laki-laki disebut

“Qabul” contohnya: ”Saya terima nikahnya “Arumi binti

Dahlan dengan mas kawin seperangkat alat shalat tunai.

2. Adanya calon suami.

3. Adanya calon istri.

4. Wali mempelai perempuan, yaitu seorang yang

mengijinkan dan menikahkan mempelai perempuan.

Wali ada 2 yaitu:

1) Wali Nasab,yaitu wali yang berdasarkan nasab

(pertalian darah)

a. Bapak kandung

7
b. Kakek dari bapak

c. Saudara laki-laki sekandung

d. Saudara laki-laki sebapak

e. Anak laki-laki dari saudara laki-laki sekandung

f. Anak laki-laki dari saudara laki-laki sebapak

g. Saudara bapak yang laki-laki

h. Anak laki-laki paman dari pihak bapak

2) Wali Hakim, yaitu wali yang berdasarkan wewenang.

5. Dua orang saksi.

G. ORANG-ORANG YANG TIDAK BOLEH

DINIKAHI

Al Qur’an telah menjelaskan tentang siapa-siapa yang tidak

boleh (haram) dinikahi (QS An Nisa (4):23-24). Berdasarkan

ayat tersebut mahram dapat dibagi menjadi 4 macam

kelompok:

1. Mahram karena keturunan

a. Ibu dan seterusnya ke atas

b. Anak perempuan dan seterusnya ke bawah

c. Bibi baik dari bapak atau ibu

8
d. Anak perempuan dari saudara perempuan atau saudara

laki-laki

2. Mahram karena hubungan pernikahan

a. Ibu dari istri (mertua)

b. Anak tiri (bila ibunya sudah dicampuri)

c. Istri bapak (ibu tiri)

d. Istri anak (menantu)

3. Mahram karena susuhan

a. Ibu yang menyusui

b. Saudara perempuan sesusuan

4. Mahram karena dengan maksud dikumpul (dimadu)

a. Saudara perempuan dari istri

b. Bibi dari istri

c. Keponakan perempuan dari istri

H. HAK DAN KEWAJIBAN SUAMI ISTRI

Ikatan pernikahan yang terjadi antara seorang laki-laki dan

perempuan menimbulkan hak bagi satu pihak dan kewajiban

9
pada pihak lain. Kewajiban suami merupakan hak bagi istri

begitu juga kewajiban istri hak bagi suami,disamping itu ada

kewajiban bersama (QS Al-Baqarah (2):228. Setiap keluarga

memerlukan pimpinan dan dalam pandangan islam yang wajar

menjadi pemimpin adalah bapak atau suami. Firman Allah SWT

dalam QS An Nisa’ (4):34.

Artinya:”Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita.”

Berdasarkan ayat tersebut kewajaran bapak atau suami

sebagai pemimpin keluarga atas pertimbangan:

1. Allah memberikan kelebihan kepada kaum pria dalam hal

fisik dan psikis.

2. Para suami berkewajiban memberikan nafkah untuk

keluarganya.

a. Kewajiban Suami

1) Menjadi pemimpin,memelihara dan membimbing

keluarga lahir dan batin serta menjaga dan

bertanggung jawab atas kesejahteraan keluerganya.

(QS At-Tahrim (66):6)

10
2) Memberi nafkah,pakaian dan tempat tinggal kepada

istri dan anak-anaknya sesusai dengan kemampuan

yang diusahakan secara maksimal. (QS Al Baqarah

(2):168,172)

3) Bergaul dengan istri secara ma’ruf dan memperlakukan

keluarganya dengan cara yang terbaik.

4) Membimbing anggota keluarganya terutama istri agar

bertanggung jawab sesuai dengan fungsi dan perannya.

5) Memberi kebebasan berpikir dan bertindak kepada istri

sesuai sepanjang norma islam.

b. Kewajiban Istri

1) Taat dan patuh kepada perintah suami sesuai dengan

ajaran islam.

2) Selalu menjaga kehormatan diri dan rumah tangga.

3) Membantu suami dan mengatur rumah tangga sebaik

mungkin.

I. HIKMAH NIKAH

Pernikahan mengandung hikmah yang banyak antara lain:

11
1. Menentramkan hati,menenangkan pikiran,melegakan

perasaan. Dengan nikah orang melakukan tuntutan nafsu

seknya dengan aman,tentram penuh suasana cinta dan

kasih saying.

2. Menyalurkan hajat fitrah biologis yang sah dan

mendapatkan keturunan guna melanjutkan hidup yang

berkualitas.

3. Membina silaturrahmi kedua keluarga,bertanggung jawab

sesuai dengan fungsi ibu dan bapak dalam rumah tangga

yang sakinah.

4. Menjaga diri dari penyakit-penyakit kelamin yang merusak

fisik,mental serta terhindar dari krisis moral dalam

masyarakat.

12
PENUTUP

KESIMPULAN

Keluarga yang diikat perkawinan menjadi idaman

setiap orang untuk hidup rukun,bahagia,dan sejahtera.

Ajaran Islam melarang orang untuk hidup bebas tanpa

nikah,dengan nikah orang melakukan tuntutan nafsu seknya

dengan aman,tentram penuh suasana cinta dan kasih

sayang.

Dengan ini perkawinan dapat disimpulkan yaitu

untuk membentuk keluarga yang baik,sehat,dan sejahtera.

13
DAFTAR PUSTAKA

Al-Math,Muhammad Faiz, 1994. 1110 hadist

terpilih.Sinar Ajaran Muhammad.Jakarta:Gema Insani.

Nasution.Harun. 1985.Islam Ditinjau dari berbagai

aspeknya Jilid 1. Jakarta:UT Press.

Wahyudi.Nafiri Imam 1997. Sistematika ajaran Islam.

Surabaya:Kanwil Depag Jatim

14

You might also like