Professional Documents
Culture Documents
1. Rasio Likuiditas
TAHUN
JENIS RASIO FORMULA
2007 2006
Aktiva Lancar Rp 11.056.457,00 Rp 9.432.332,00
Current Ratio = = =
Hutang Lancar Rp 6.212.685,00 Rp 5.612.677,00
= 1,78 = 1,68
Rasio lancar perusahaan normal berkisar pada 1,5 sampai dengan 2. Pada PT HM
Sampoerna Tbk memiliki rasio lancar yang tinggi pada tahun 2007 dari pada 2006
menunjukkan adanya kelebihan aktiva lancar. Dari Laporan Keuangan yang
menunjukkan adanya jumlah persediaan yang cukup besar.
Pada Rasio quick (Acid Test Ratio) tidak memasukkan persediaan karena
persediaan adalah aktiva lancar yang paling tidak liquid dan nilai realisasinya menjadi
kas belum bisa dipastikan. Hal ini disebabkan karena menunggu persediaan dijual, baru
bisa mendapatkan kas.
Dari analisa dua rasio di atas menunjukkan bahwa persediaan yang dimiliki oleh
PT HM Sampoerna Tbk sangat besar sekali. Tentunya hal ini akan mengakibatkan
minimnya aktiva lancar yang likuid.
Untuk itu, sebaiknya perusahaan melakukan peningkatan pemasaran produk
rokok tersebut guna mendapatkan kas yang memang lebih mudah untuk digunakan dalam
melakukan pembayaran atas kewajiban jangka pendeknya. Akan tetapi kinerja
perusahaan cukup baik dengan indikasi meningkatnya rasio likuiditas perusahaan seperti
yang tertera pada perhitungan rasio di atas.
1
2. Rasio Struktur Modal dan Solvabilitas
TAHUN
JENIS RASIO FORMULA
2007 2006
Total Debt to Total Kewajiban Rp 7.614.388,00 Rp 6.873.099,00
= = =
Equity Modal Saham Rp 438.300,00 Rp 438.300,00
= 17,37 = 15,68
Dengan rasio struktur modal dan solvabilitas yang terlihat pada tabel di atas
adanya kemampuan yang cukup baik dalam melakukan kewajibannya untuk melunasi
kewajiban jangka panjangnya sebelum jatuh tempo.
Dari dua rasio yang telah tersaji, menunjukkan risiko perusahaan yang tinggi
karena dominannya sumber dana dari unsur utang yang akan mengakibatkan keengganan
investor untuk masuk menanamkan modalnya. Untuk menurunkan risiko perusahaan,
hendaknya melakukan pembayaran hutang yang akan jatuh tempo. Namun mengingat
pada tahun 2007 kas yang tersedia sangat sedikit karena banyak sekali menumpuk pada
persediaan yang belum bisa terjual.
Terobosan terbaik yakni perusahaan seharusnya menggaet investor baru baik
melalui pasar modal maupun dari sumber lain untuk meningkatkan kapitalisasi
perusahaannya.
2
TAHUN
JENIS RASIO FORMULA
2007 2006
Laba Bersih Rp 3.624.018,00 Rp 3.530.490,00
ROA = = =
Total Asset Rp 15.680.542,00 Rp 12.659.804,00
= 0,23 = 0,28
ROA 2007 mengalami penurunan dibandingkan dengan ROA 2006 hal ini
menunjukkan bahwa efisiensi manajemen asset tidak tercapai. Dengan total asset yang
dimiliki yakni sebesar Rp 15.680.542 meningkat dari Rp 12.659.804 pada tahun 2006.
Dari Rp 1 asset perusahaan hanya mampu menghasilkan laba sekitar Rp 0,23 pada 2007.
Sedangkan ROE mengalami kenaikan 0,22 dari 8,05 pada tahun lalu. Kenaikan ini
menunjukkan adanya peningkatan jemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
berdasarkan modal saham yang dimiliki. Sehingga dari Rp 1 modal modal saham yang
dimiliki mampu menghasilkan laba Rp 8,27.
Seharusnya asset perusahaan tidak semestinya sebesar itu, dari data yang ada
terbukti bahwa asset yang dimiliki perusahaan mengalami peningkatan cukup drastis.
Hanya saja seperti yang telah di bahas pada rasio likuiditas, perusahaan terlalu banyak
memiliki persediaan di akhir tahun yang menjadikan perusahaan masih menyimpan
persediaan yang tidak terjual pada tahun 2007 sehingga kemampuan untuk memperoleh
laba yang maksimal pada tahun 2007 mengalami hambatan karena tidak adanya efisiensi
manajemen asset yang tepat.
TAHUN
JENIS RASIO FORMULA
2007 2006
Margin Laba Laba Operasi Rp 5.577.278,00 Rp 5.175.282,00
= = =
Operasi Penjualan Rp 29.787.725,00 Rp 29.545.083,00
= 0,19 = 0,18
3
Margin Laba Bersih (Nett Profit Margin) yang tinggi menandakan perusahaan
mampu menghasilkan profit yang tinggi dan begitu pula sebaliknya. Setiap Rp 1
penjualan yang dilakukan oleh perusahaan hanya mampu menghasilkan Rp 0,19 laba dari
penjualan yang terjadi.
TAHUN
JENIS RASIO FORMULA
2007 2006
Perputaran Penjualan Rp 29.787.725,00 Rp 29.545.083,00
= = =
Piutang Rata-rata Piutang Rp 756.657,00 Rp 324.360,00
Usaha = 39,37 = 91,09
4
5
ANALISIS RASIO
1. Rasio Likuiditas
TAHUN
JENIS RASIO FORMULA
2007 2006
Aktiva Lancar Rp 11.056.457,00 Rp 9.432.332,00
Current Ratio = = =
Hutang Lancar Rp 6.212.685,00 Rp 5.612.677,00
= 1,78 = 1,68
TAHUN
JENIS RASIO FORMULA
2007 2006
Total Debt to Total Kewajiban Rp 7.614.388,00 Rp 6.873.099,00
= = =
Equity Modal Saham Rp 438.300,00 Rp 438.300,00
= 17,37 = 15,68
6
TAHUN
JENIS RASIO FORMULA
2007 2006
Laba Bersih Rp 3.624.018,00 Rp 3.530.490,00
ROA = = =
Total Asset Rp 15.680.542,00 Rp 12.659.804,00
= 0,23 = 0,28
TAHUN
JENIS RASIO FORMULA
2007 2006
Margin Laba Laba Operasi Rp 5.577.278,00 Rp 5.175.282,00
= = =
Operasi Penjualan Rp 29.787.725,00 Rp 29.545.083,00
= 0,19 = 0,18
TAHUN
JENIS RASIO FORMULA
2007 2006
Margin Laba Penjualan Rp 29.787.725,00 Rp 29.545.083,00
= = =
Operasi Rata-rata Piutang Rp 417.351,00 Rp 376.918,50
Usaha = 71,37 = 78,39
6. Rasio Pasar
7
TAHUN
JENIS RASIO FORMULA
2007 2006
Dividen Rp 1.292.985,00 Rp 2.410.650,00
Dividend Yield = = =
Harga pasar per Rp 417.351,00 Rp 376.918,50
lembar saham = 3,10 = 6,40