Professional Documents
Culture Documents
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nyeri Pinggang Bawah (NPB) merupakan salah satu keluhan yang dapat
menurunkan produktivitas manusia; 50-80% penduduk di negara industri pernah
mengalami nyeri pinggang bawah (Mink, 1986, RKZ Ziekenhuis, 1988),
prosentasenya meningkat seiring dengan bertambahnya usia.
Sendi thoracolumbal adalah sendi yang dibentuk oleh vertebra Th 12 dan L1.
Secara umum keduanya berfungsi statis, kinetis, keseimbangan dan
perlindungan. Pada fungsi statis tulang belakang mempertahankan posisi tegak
melawan gravitasi dengan energi sekecil mungkin sehingga membentuk sikap
tubuh tertentu. Fungsi kinetis merupakan rangkaian alat gerak yang
memungkinkan terjadinya gerakan. Fungsi keseimbangan turut aktif
mempertahankan titik berat tubuh pada posisi tetap pada tulang Sacrum saat
berdiri. Fungsi proteksi ialah melindungi organ dan jaringan penting seperti
sumsum tulang belakang, akar saraf, pembuluh darah.
Pada tulang belakang terdapat segmen gerak yang disebut segmen junghans
terdiri dari diskus intervertebralis, korpora, sendi faset, ligamenta, foramen
intervertebralis beserta isinya, kanalis vertebralis dan otot paravertebralis.Di
antara kedua korpus tulang belakang terdapat jaringan fibrocartilago yang
merupakan bantalan sendi, berfungsi sebagai peredam kejut.
Gerakan tulang belakang persegmen tidak pernah terjadi secara aktif; gerak
pasif dalam posisi tertentu, fiksasi tertentu dan komponen gerak tertentu dapat
diperoleh dengan dominasi segmen tertentu. Teknik ini yang digunakan untuk
mobilisasi hipomobilitas segmental dan joint block. Stabilisator aktif tulang
belakang terdiri dari beberapa otot, yaitu otot trunkus posterior, lateral, anterior.
1. Otot-otot trunkus posterior
a. Lapisan dalam terdiri dari : otot transpinalis, otot interspinalis, otot longissimus
dan otot iliocostalis
b. Lapisan tengah terdiri dari : otot serratus posterior inferior di bagian tengah
posterior otot paravertebra dan anterior latissimus.
c. Lapisan superfisial : dibentuk oleh otot latissimus dorsi yang menutupi semua
otot paravertebra dan berlanjut ke arah inferolateral.
2. Otot-otot trunkus lateralis.
Terdiri dari otot quadratus lumborum dan otot psoas.
3. Otot -otot trunkus anterior.
Terdiri dari otot rectus abdominis, otot transversus abdominis, otot obliqus
internus abdominis dan otot obliqus externus abdominis.
NPB aspesifik adalah nyeri pinggang bawah reversibel yang salah satu
penyebabnya adalah penguncian sendi faset antara torakal dan lumbal. Hal ini
dapat terjadi karena faktor trauma atau proses biomekanis tulang belakang yang
salah seperti pada saat mengangkat beban berat. Mengangkat beban berat pada
posisi membungkuk menyamping menyebabkan otot tidak mampu
mempertahankan posisi tulang belakang thoracal dan lumbal, sehingga pada
saat facet joint lepas dan disertai tarikan dari samping, terjadi gesekan pada
kedua permukaan facet sendi menyebabkan ketegangan otot di daerah tersebut
yang akhirnya menimbulkan keterbatasan gesekan pada tulang belakang.
Otot-otot yang berpengaruh langsung maupun tidak langsung pada keluhan nyeri
pinggang bawah sangatlah kompleks. Janda (1983) membagi dua fungsi otot
rangka, tipe I atau jenis tonik adalah otot yang memiliki fungsi utama
mempertahankan sikap, tipe II atau jenis fasik adalah otot yang berfungsi gerak
cepat kuat. Kelainan otot tipe I cenderung tegang dan memendek sedang otot
tipe II cenderung lemah dan lembek.
Gejala yang terjadi pada penderita nyeri pinggang bawah akibat joint block
adalah
- Nyeri
- Spasme otot tulang belakang thoracolumbal
- Keterbatasan gerakan punggung
F. Anamnesis Nyeri Pinggang
Anamnesis yang cermat dan terperinci tentang sifat nyeri, saat timbulnya,
lokalisasi serta radiasinya sangat diperlukan dalam menetapkan diagnosa. Perlu
ditanyakan tentang peristiwa sebelumnya yang mungkin menjadi pencetus
keluhan, seperti adanya trauma, sikap tubuh yang salah, misalnya waktu
mengangkat beban, kegiatan fisik atau olahraga yang tidak biasa dan penyakit
yang dapat berhubungan dengan keluhan nyeri pinggang tersebut.
Adanya keluhan neurologis perlu diperhatikan dan perlu pemeriksaan neurologis
yang lebih teliti, dan bahkan perlu pemeriksaan kemungkinan adanya tanda
keganasan. Pemeriksaan rontgen terutama untuk kelainan tulang dan
persendian sangat diperlukan, bahkan perlu teknik khusus dan alat lebih canggih
seperti MRI, CT Scan, EMG, dan lain-lain. Pemeriksaaan laboratorium sangat
membantu untuk menentukan penyakit sistemik yang mungkin sebagai
penyebab nyeri pinggang.
Penyebab nyeri pinggang ini sangat bervariasi dari yang ringan seperti sikap
tubuh yang salah sampai yang berat dan sangat serius, misalnya oleh
keganasan. Kondisi psikologis seperti neurosis, histeria dan reaksi konversi
mungkin pula berkaitan dengan nyeri pinggang. Depresi lebih jarang sebagai
penyebab nyeri pinggang, sebaliknya depresi sering timbul sebagai komplikasi
nyeri pinggang kronik.
Penderita nyeri pinggang terbagi menjadi dua kelompok berdasarkan cara yang
ditempuh untuk menanggulangi nyeri pinggang yaitu kelompok pertama yang
pergi ke dokter untuk memperoleh pertolongan medis dan kelompok yang
berusaha menanggulangi sendiri nyerinya dengan cara istirahat, minum jamu,
mengoleskan parem, mengoleskan minyak gosok, dan pijat tradisional.
Penanggulangan nyeri pinggang bertujuan untuk mengatasi rasa nyeri,
mengembalikan fungsi pergerakan dan mobilitas, mengurangi residual
impairment, pencegahan kekambuhan, serta pencegahan timbulnya nyeri kronik.
Perlu diperhatikan walaupun yang terbaik adalah memberikan pengobatan
sesuai dengan penyebab nyeri, tetapi sangat sulit menentukannya pada fase
akut nyeri atau bahkan pada nyeri kronik sekalipun.
Nyeri pinggang dapat diatasi dengan pemberian obat-obatan, istirahat, dan
modalitas. Penjelasan singkat penatalaksanaan perlu diberikan dan hindari
penggunaan istilah yang tidak banyak dimengerti oleh awam atau dapat
menimbulkan rasa takut seperti kata nyeri psikiatrik, artritis, spasme, penyakit
diskogenik dan sebagainya.
Pemberian obat anti inflamasi non steroid (OAINS) diperlukan untuk jangka
waktu pendek disertai dengan penjelasan kemungkinan efek samping dan
interaksi obat. Tidak dianjurkan penggunaan muscle relaxan karena memiliki
efek depresan. Pada tahap awal, apabila didapati pasien dengan depresi
premorbid atau timbul depresi akibat rasa nyeri, pemberian anti depresan
dianjurkan. Untuk pengobatan simptomatis lainnya, kadang-kadang memerlukan
campuran antara obat analgesik, antiinflamasi, OAINS, dan penenang.
Istirahat secara umum atau lokal banyak memberikan manfaat. Tirah baring
pada alas yang keras dimaksudkan untuk mencegah melengkungnya tulang
punggung Modalitas itu bisa berupa kompres es, semprotan etil klorida dan
fluorimetan.
Nyeri tidak selalu dapat diatasi dengan cara-cara di atas. Terkadang diperlukan
tindakan injeksi anestetik atau anti inflamasi steroid pada tempat-tempat tertentu
seperti pada faset, radiks saraf, epidural dan intradural. Setelah fase akut
teratasi dilakukan beberapa pencegahan kekambuhan diantaranya pelatihan
peregangan dan pemakaian korset atau bracing.
I. Intervensi Fisioterapi
Sebelum tindakan fisioterapi pada kondisi nyeri pinggang bawah maka langkah-
langkah yang harus dilakukan adalah
1. Pengumpulan data penderita secara objektif (anamnesis) :
a. Identitas penderita
b. Hal-hal lain yang berkaitan dengan keluhan
c. Riwayat perjalanan penyakit
2. Pemeriksaan :
Inspeksi statis dan dinamis
3. Pemeriksaan fungsi dasar :
a. Gerakan aktif tulang belakang
b. Gerakan pasif tulang belakang
c. Gerakan isometrik tulang belakang melawan tahanan
4. Pemeriksaan spesifik :
a. Palpasi
b. Tes Kibler
c. Tes Kompresi
d. Tes Naffziger
e. Tes Laseque
f. Tes Patrick
g. Tes anti Patrick
h. Tes refleks
i. Tes sensorik
5. Problematik Fisioterapi
a. Nyeri daerah pinggang dan bokong
b. Keterbatasan gerak punggung
c. Gangguan aktivitas sehari-hari
6. Program Fisioterapi
a. Tujuan Umum :
Memelihara dan meningkatkan kemampuan fungsional penderita seoptimal
mungkin.
b. Tujuan Khusus :
1. Mengurangi/menghilangkan nyeri
2. Menormalkan gerakan tulang belakang
3. Memperbaiki sikap tubuh
4. Memulihkan aktivitas kegiatan sehari-hari
7. Pengobatan Fisioterapi
a. High frequency current ( HFC CFM)
Arus kontinu elektromagnetik (CEM) berfrekuensi 27MHz dan panjang
gelombang 11,06 m, dapat memberikan efek lokal antara lain :
1) Mempercepat resolusi inflamasi kronik
2) Mengurangi nyeri
3) Mengurangi spasme
4) Meningkatkan ekstensibilitas jaringan fibrous
b. Traksi Mekanik
Traksi merupakan proses mekanik menarik tulang sehingga sendi saling
menjauh. Efek mekanis traksi pada tulang belakang adalah :
1) Mengulur otot-otot paravertebralis, ligamen dan kapsul sendi
2) Peregangan terhadap diskus intervertebralis
3) Peregangan dan penambahan gerakan sendi apofisial pada prosesus
artikularis.
4) Mengurangi nyeri sehingga efek relaksasi akan lebih mudah diperoleh
c. Bugnet Exercises
Bugnet exercises (terapi tahanan sikap) adalah metode pengobatan berdasarkan
kesanggupan dan kecenderungan manusia untuk mempertahankan sikap badan
melawan kekuatan dari luar. Kemampuan mempertahankan sikap tubuh
melibatkan aktivitas sensomotorik dan mekanisme refleks sikap. Aktivitas motorik
terapi ini bersifat umum yang diikuti oleh fungsi sensorik untuk bereaksi
mempertahankan sikap tubuh.
Tujuan terapi ini:
1) Memelihara dan meningkatkan kualitas postur tubuh dan gerakan tubuh
2) Mengoreksi sikap tubuh yang mengalami kelainan
3) Memelihara dan meningkatkan kekuatan dan kemampuan fisik dan psikis
sehingga tidak mudah lelah melalui perbaikan sirkulasi darah dan pernafasan.
4) Mengurangi nyeri
J. Pencegahan
1. Agar kita tetap sehat, khususnya agar tidak terkena LBP walaupun usia sudah
lanjut, perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut :
2. Olah raga yang teratur dimana frekuensi / jumlah dan intensitasnya harus
cukup, jangan berlebihan. Bagi yang berbakat LBP, dianjurkan untuk berenang,
dan sebaiknya jangan meloncat-loncat.
3. Mengatur makanan dengan menghindari makanan-makanan yang
mengandung banyak lemak, asam urat, dll, agar memperlambat terjadinya
pengapuran tulang belakang. Disamping itu usahakan jangan sampai terjadi
kelebihan berat badan.
4. Hidup dalam lingkungan yang sehat dengan udara yang bersih dan
menghindari polusi yang berlebihan.
5. Hidup yang teratur, mengatasi stress, serta menjalani hidup dan beragama
dengan sungguh-sungguh.
J. Saran
IV. PENUTUP
Nyeri pinggang bawah merupakan salah satu penyakit yang dapat menurunkan
produktivitas manusia karena dapat menghilangkan jam kerja seseorang.
Diperlukan penanganan oleh dokter dan fisioterapis, agar keluhan nyeri
pinggang bawah ini dapat diatasi dengan baik