Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bangsa. Masa remaja seringkali merupakan masa yang kritis, dimana mereka
dihadapkan pada berbagai masalah. Dari sekitar 1 milyar manusia, hampir satu di
antara 6 manusia di bumi ini adalah remaja dan 85% di antaranya hidup dinegara
penduduk usia remaja cukup besar yang tersebar di seluruh propinsi di Indonesia2
dewasa. Batas umurnya berkisar antara 10-20 tahun. Dalam masa ini, remaja
yang terpisah dari keluarga. Dalam masa ini, perilaku seksual juga ikut mewarnai
pembentukan hubungan baru yang lebih matang dengan lawan jenis. Padahal pada
diberikan, agar remaja tidak mencari informasi dari orang lain atau dari sumber –
sumber yang tidak jelas atau bahkan keliru sama sekali. Pemberian informasi
1
masalah seksual menjadi penting terlebih lagi mengingat remaja berada dalam
potensi seksual yang aktif, karena berkaitan dengan dorongan seksual yang
dipengaruhi hormon dan sering tidak memiliki informasi yang cukup mengenai
remaja kita tidak mengetahui dampak dari perilaku seksual yang mereka lakukan,
dan seringkali remaja sangat tidak matang untuk melakukan hubungan seksual
terlebih lagi jika harus menanggung resiko dari hubungan seksual tersebut 3.
digelar oleh SEKSMARTER yang melibatkan 1051 laki – laki dan perempuan
dimaksud adalah cukup tidaknya pendidikan agama yang diberikan orang tua
terhadap anaknya, cukup tidaknya kasih sayang dan perhatian yang diperoleh sang
anak dari keluarganya, cukup tidaknya keteladanan yang diterima sang anak dari
orangtuanya, dan lain sebagainya yang menjadi hak anak dari orangtuanya. Jika
anak tidak mendapat hal tersebut, maka anak akan mencari tempat pelarian di
dibesarkan di lingkungan yang tidak sehat bagi pertumbuhan jiwanya. Anak akan
tumbuh di lingkungan pergaulan bebas (Kadoet, 2006). Selain itu juga disebabkan
karena tidak adanya keterbukaan dalam keluarga tentang penting pendidikan seks
(sex education) sejak dini. Sulitnya orang tua terbuka dalam memberikan
pendidikan seks ini lebih banyak disebabkan adanya persepsi keluarga yang masih
2
mengganggap tabu untuk membicarakan masalah seks terhadap remaja. Adanya
yang vulgar 4
mengarah kepada hal negatif ketimbang hal yang positif, yaitu istilah " Anak
Gaul". Istilah ini menjadi sebuah ikon bagi dunia remaja masa kini yang ditandai
fun, berpakaian serba sempit dan ketat kemudian memamerkan lekuk tubuh, dan
mengetahui dan tidak tertarik dengan hal yang disebutkan tadi akan dinilai
sebagai remaja yang tidak gaul dan kampungan, akibatnya remaja anak gaul inilah
yang biasanya menjadi korban dari pergaulan bebas, di antaranya terjebak dalam
Berdasarkan penelitian BKKBN tahun 2005 – 2006 dikota – kota besar mulai
3
liberalisme dan pergaulan bebas, kemudian lingkungan dan keluarga, serta
1250 subjek yang berasal dari 10 SMU di Surakarta yang terdiri atas 611 subjek
laki – laki dan 639 subjek perempuan. Kebanyakan subjek pernah menggunakan
media pornografi, pada subjek laki – laki sebanyak 479 orang (81, 34 % ) dan
subjek perempuan 181 orang ( 28, 32 % ). Yang mengaku pernah menonton film
porno pada subjek laki – laki sebanyak 403 orang ( 28, 54 % ) dan subjek
perempuan 111 orang ( 34, 91 % ). Subjek yang melakukan hubungan seksual dari
462 subjek laki – laki yang berpacaran ditemukan 139 orang ( 30, 09 % ) yang
mengaku telah melakukan hubungan seksual dari 469 subjek perempuan yang
seksual adalah karena pengaruh lingkungan, VCD, buku dan film porno, karena
terhadap pembentukan realitas sosial. Media massa tidak hanya memiliki dampak
perangkat citra, gagasan dan evaluasi yang menjadi sumber bagi audiencenya
Pengaruh media dan televisi pun sering kali ditiru oleh remaja dalam
perilakunya sehari – hari, misalnya saja remaja yang menonton film remaja yang
berkebudayaan barat, mereka melihat perilaku seks itu menyenangkan dan dapat
diterima lingkungan. Hal ini pun ditiru oleh mereka, terkadang tanpa memikirkan
4
adanya perbedaan kebudayaan, nilai serta norma – norma dalam lingkungan
masyarakat berbeda 9
Sementara survey dikota Padang menyebutkan bahwa dari 117 remaja usia
berhubungan seks dan 58 % lagi masih aktif melakukan hubungan seks hingga
sekarang10.
sekolah ini yang strategis yakni dekat dengan daerah Pasar Raya Padang sehingga
seksualitas dari media apapun (majalah, VCD, internet, novel dan Film – film
yang beredar di bioskop). Penelitian ini akan dilakukan pada siswa SLTP karena
melihat angka kejadian perilaku seks bebas di kota Padang yang tidak hanya
terjadi pada siswa SMA tetapi juga sudah terjadi pada siswa SMP.
Penelitian ini akan dilakukan pada siswa kelas II karena pada masa ini
merupakan masa siswa - siswi tersebut mulai merasa dewasa dan mereka sudah
mulai tertarik terhadap lawan jenisnya, serta mereka sudah mulai berkhayal
tentang aktifitas seks. Penelitian tidak dilakukan pada siswa - siswi kelas III
karena siswa – siswi tersebut pelajarannya lebih diberatkan pada persiapan ujian
akhir nasional. Pada siswa – siswi kelas I juga tidak diteliti karena pada masa ini
siswa – siswi tersebut hanya sebatas dekat dengan teman, ingin bebas dan baru
hanya sekedar memperhatikan bentuk tubuh tapi belum tertarik dengan lawan
jenis.
Dari berbagai uraian diatas dapat kita lihat bahwa telah terjadi perubahan –
perubahan pandangan remaja pada nilai – nilai sosial, nilai – nilai moral dan telah
5
terjadi pergeseran sikap yang perlu diperhatikan. Melihat dari besarnya dampak
media massa terhadap perilaku seksual remaja maka penulis tertarik untuk
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
tahun 2011.
C. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis
6
2. Bagi institusi