You are on page 1of 11

METODE PENELITIAN

Disain dan Tempat Penelitian

Penelitian ini bagian dari penelitian yang dilaksanakan Khomsan et al


(2006) bekerjasama dengan Neysvan Hoogstraten Foundation (NHF) The
Netherlands yang dilaksanakan di Kecamatan Ciranjang dan Kecamatan Karang
Tengah Kabupaten Cianjur Propinsi Jawa Barat. Penulis terlibat dalam
pengambilan data yang dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2006. Disain
penelitian yang digunakan adalah potong lintang atau cross sectional study.
Disain potong lintang merupakan disain penelitian untuk mempelajari dinamika
korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan model pendekatan atau
observasi sekaligus pada satu saat atau point time approach (Pratiknya 2001).
Penelitian ini dilakukan di 2 (dua) kecamatan yaitu Kecamatan Ciranjang dan
Kecamatan Karang Tengah Kabupaten Cianjur. Berdasarkan informasi dari Dinas
Kesehatan Kabupaten Cianjur bahwa Kecamatan Ciranjang dan Karang Tengah
merupakan 2 (dua) Kecamatan yang paling banyak program gizi dibandingkan
dengan Kecamatan lain yang berada di wilayah Kabupaten Cianjur Propinsi Jawa
Barat.

Teknik Penarikan Contoh

Populasi dalam penelitian ini adalah Ibu menyusui dan bayinya di seluruh
posyandu yang termasuk wilayah kerja Puskesmas Ciranjang dan Puskesmas
Karang Tengah yang telah berkunjung ke posyandu 1 sampai 6 kali. Ukuran
contoh diambil secara acak pada setiap Posyandu wilayah kerja Puskesmas
Ciranjang dan Karang Tengah dengan rumus sebagai berikut :

di = di/D x 100

Dimana;
di = Ukuran contoh ibu menyusui dan bayinya pada setiap posyandu
i = Posyandu ke-i pada setiap Desa di Kecamatan Ciranjang dan Karang
Tengah
D = Total jumlah ibu menyusui dan bayinya

Pengambilan contoh dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan


penarikan contoh acak sederhana tanpa pemulihan. Teknik ini dilakukan karena
populasi bersifat homogen (Gulo 2005). Jumlah populasi ibu menyusui sebanyak
508, jumlah sampel yang diambil sebanyak 100 orang ibu menyusui dan 100
bayinya. Sebaran populasi dan sampel pada masing-masing posyandu yang
terpilih bisa dilihat pada tabel 1 dan 2.

Tabel 1 Sebaran Populasi dan Sampel di Kecamatan Ciranjang

Desa Posyandu ke-i N n

Flamboyan 10 2
Melati 2 1
Anggrek 2 1
Ciranjang
Dahlia I 18 1
Bougenville 5 3
Dahlia II 3 1

Hegarmanah 10 2
Sukamaju 18 3
Cibiuk
Sengkong 3 1
Pasir Jeruk 10 2

Pasir Kihiang 1 1
Mekargalih Cibogo 3 11 2
Bedahan 7 1

Melati III 12 2
Sindang Sari Melati IV 1 1
Melati VI 21 4

Bungbulang 8 2
Pasir 19 4
Nanggala Mekar
Pasir Peusing 21 4
Pasir Luhur 2 1

Total 184 39
Tabel 2 Sebaran Populasi dan Sampel di Kecamatan Karang Tengah

Desa Posyandu ke-i N n

Melati 7 1
Sukamanah
Cempaka 19 4

Melati 12 2
Sedap Malam 16 3
Bougenville 20 4
Dahlia 17 3
Bojong 8 2
Seroja
13 2
Mawar 2
Aster 5 1
15 3
Kenanga

Harapan Ibu II 2 1
Sindanglaka
Anggrek 6 1

Cempaka 20 4
Melati 13 2
Maleber
Mawar 15 3
Wijaya Kusuma 18 3

Gurame I 14 3
Sindang Asih
Mujair 17 3

Dahlia 23 4
Sukataris Anggrek 5 1
Aster 5 1

Mawar I 6 1
Mawar II 12 2
Sabandar
Melati 5 1
Aster II 12 2

Cempaka
Sukamulya 11 2
Dahlia 2
8 2
Total 324 61
Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder.
Pengumpulan data dengan cara survei. Data primer diperoleh melalui wawancara
langsung dengan ibu menyusui menggunakan instrumen kuesioner. Data sekunder
diperoleh dari kantor kelurahan, kecamatan dan puskesmas. Data primer yang
dikumpulkan meliputi karakteristik keluarga, data karakteristik ibu dan bayinya,
persepsi ibu tentang program gizi, akses pelayanan program gizi, pelayanan
program gizi, pengeluaran pangan, pengetahuan gizi ibu, konsumsi pangan ibu
dan bayinya.
Data karakteristik bayi meliputi umur dan jenis kelamin. Data status gizi
bayi 0-11 bulan diperoleh dengan cara pengukuran antropometri yang meliputi
berat badan dan panjang badan. Berat badan bayi diukur dengan menggunakan
timbangan injak digital merek ”easttech” dengan ketelitian 0.1 kg. Teknik
pengukuran berat badan bayi yaitu bayi digendong oleh ibunya sehingga diketahui
berat badan bayi dan ibunya kemudian dikurangi berat badan ibu yang
sebelumnya sudah diketahui untuk memperoleh berat badan bayi. Pengukuran
panjang badan bayi menggunakan microtoise dengan cara anak dibaringkan pada
tempat yang rata kemudian diberi tanda dan diukur. Data konsumsi pangan bayi
menggunakan metode recall 2 x 24 jam melalui wawancara langsung dengan
ibunya secara berturut-turut yang meliputi jenis dan jumlah pangan yang
dikonsumsi dan frekuensi pangan. Data frekuensi dan lama pemebrian ASI
diperoleh dengan metode recall 2x24 jam berturut-turut dengan menanyakan
berapa kali dalam sehari anak menyusu dan berapa menit setiap kali menyusu.
Data karakteristik ibu meliputi umur, pendidikan ibu dan pekerjaan. Data
status gizi ibu diperoleh dengan cara pengukuran antropometri berdasarkan berat
badan dengan cara penimbangan menggunakan timbangan injak digital merek
”easttech” dengan ketelitian 0.1 kg. Pengukuran tinggi badan dengan
menggunakan microtoise dengan ketelitian 0.1 cm. Data konsumsi pangan ibu
menyusui dikumpulkan melalui metode recall 2 x 24 jam.
Data pengetahuan gizi ibu diperoleh dengan mengajukan 10 pertanyaan
tentang zat gizi dan fungsinya, persepsi ibu tentang program gizi diperoleh dengan
mengajukan 10 pertanyaan yang meliputi proses pelaksanaan program posyandu,
dan pelayanan program gizi diperoleh dengan mengajukan 9 pertanyaan meliputi
cakupan pelaksanaan program posyandu yang diperoleh oleh ibu menyusui dan
bayinya. Data akses pelayanan program gizi diperoleh dengan mengajukan
pertanyaan mengenai jarak rumah dengan tempat pelayanan program gizi,
keterjangkauan transportasi.

Pengolahan dan Analisis Data

Dalam tahap pengolahan data dilakukan kegiatan-kegiatan seperti


pengkodean, penghitungan manual, entri data dan editing serta analisis. Program
komputer yang digunakan untuk membuat database dan penyimpanannya adalah
Microsoft Office Excel 2003. Sedangkan untuk menganalisis hubungan dan
pengaruh dari tiap variabel menggunakan program SPSS 13.0 for windows dan
SAS 6.12, sedangkan untuk menganalisis data status gizi ibu menyusui dan
bayinya menggunakan program penilaian status gizi WHO 2005.
Data karakteristik keluarga seperti tingkat pendidikan ayah dan tingkat
pendidikan ibu dilihat dari jumlah tahun mengikuti pendidikan formal, kemudian
dikategorikan menurut jenjang pendidikan SD, SLTP, SLTA dan PT. Data
pendapatan keluarga merupakan penjumlahan dari pendapatan seluruh anggota
keluarga baik dari hasil pekerjaan utama maupun pekerjaan tambahan atau sumber
lainnya selama satu bulan.
Dalam penentuan tingkat pengetahuan diberi kode 1 jika jawabannya
benar dan jika salah diberi kode 0. Nilai pengetahuan gizi ibu dilihat dari jumlah
skor atas pertanyaan yang diberikan. Skor minimal pengetahuan gizi ibu adalah 0
dan skor maksimal adalah 10. Kemudian dikategorikan rendah apabila skor yang
diperoleh kurang dari 60% dari total skor; kategori sedang apabila skor yang
diperoleh antara 60% sampai 80% dari total skor dan kategori baik apabila lebih
dari 80% dari total skor (Khomsan 2000). Dalam penentuan persepsi dengan
menggunakan kategori baik, sedang dan kurang.
Data antropometri bayi usia 0-11 bulan diolah dengan cara
membandingkan dengan standar NCHS/WHO 1995 sehingga dapat diperoleh Z-
skor berat badan menurut umur (BB/U); Z-skor panjang badan menurut umur
(PB/U) dan Z-skor berat badan menurut panjang badan. Titik batas (cutt-off point)
Z-skor -2 digunakan untuk mendeteksi status underweight, stunting dan wasting
pada bayi.
Data antropometri ibu diolah dengan menggunakan indeks massa tubuh
(IMT), dengan rumus :

IMT = Berat Badan (kg)


Tinggi Badan (m)2

Berdasarkan nilai IMT dibuat klasifikasi status gizi sesuai dengan kriteria
Departemen Kesehatan RI tahun 1994 sebagai berikut :
KATEGORI IMT
Kekurangan berat badan tingkat berat < 17.0
Kurus
Kekurangan berat badan tingkat ringan 17.0 - 18.5
Normal 18.5 - 25.0
Kelebihan berat badan tingkat ringan 25.0 - 27.0
Gemuk
Kelebihan berat badan tingkat berat > 27.0

Sumber : Nyoman et al. (2001)

Metode recall 2x24 jam digunakan untuk memperoleh data konsumsi


pangan bayi usia 0-11 bulan dan ibu menyusui. Pada metode recall ini ditanyakan
jenis pangan yang dikonsumsi dan banyaknya pangan tersebut dalam ukuran
rumah tangga. Pangan yang dikonsumsi kemudian dikonversi beratnya dalam
gram, kemudian dihitung kandungan zat gizi yaitu energi (kkal, protein (g),
vitamin A (µgRE), vitamin C (mg), vitamin B1 (mg), kalsium (mg), fosfor (mg),
zat besi (mg) dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Pangan tahun 2004.
Konversi dihitung dengan rumus sebagai berikut (Hardinsyah&Briawan 1994):

Kgij = (Bj/100) x Gij x (BDD/100)

dimana;
Kgij = Kandungan zat gizi-i dalam bahan makanan-j
Bj = Berat makanan-j yang dikonsumsi (gr)
Gij = Kandungan zat gizi dalam 100 gram BDD bahan makanan-j
BDDj = bagian bahan makanan-j yang dapat dimakan
Data konsumsi ASI yang dikonsumsi dihitung berdasarkan data frekuensi
dan lama pemebrian ASI menurut Worthington-Robert (1993) dalam Riyadi
(2002). Volume ASI yang dikonsumsi bayi dihitung dengan cara mengalikan lama
pemeberian ASI dengan volume ASI yang diperoleh. Apabila lama pemberian
ASI lebih dari 15 menit untuk setiap kali penyusuan maka volume ASI yang
diperoleh diasumsikan 60ml, sedangkan lama pemberian ASI kurang dari 15
menit maka volume ASI yang diperoleh diasumsikan hanya 20ml. Nilai-nilai ini
kemudian dikalikan dengan frekuensi pemeberian ASI per hari, sehingga
diperoleh volume ASI per hari. Volume ASI yang dikonsumsi anak tersebut
kemudian diterjemahkan ke dalam bentuk zat gizi menggunakan data zat gizi ASI.
Klasifikasi tingkat kecukupan zat gizi berdasarkan Depkes 1995 dengan klsifikasi
sebagai berikut :
Kategori Titik batas
Baik ≥ 100 % AKG
Sedang 80 - 99 % AKG
Kurang 70 - 80 % AKG
Defisit < 70 % AKG

Sumber : Nyoman et al. (2001)

Analisis untuk mengetahui pengaruh dari setiap variabel bebas dan terikat
menggunakan uji person korelasi, sedangkan untuk mengetahui seberapa besar
faktor langsung dan tidak langsung mempengaruhi status gizi bayi usia 0-11 bulan
dan ibu menyusui, dipergunakan analisis regresi linier berganda dengan rumus
sebagai berikut :

Model I :
Y1 = βo + β1 X1+ β2 X2+ β3 X3+ β4 X4+ β5 X5+ β6 X6+ β7 X7+ β8 X8+ ε

dimana;

Y1 = Satus Gizi Bayi menurut BB/PB atau PB/U atau Bb/U


βo = Intercept (konstanta)
β1,...., β8 = Parameter Koefisien regresi
X1 = Tingkat Kecukupan Energi
X2 = Tingkat Kecukupan Protein
X3 = Tingkat Kecukupan Vitamin A
X4 = Tingkat Kecukupan Vitamin C
X5 = Tingkat Kecukupan Vitamin B/Tiamin
X6 = Tingkat Kecukupan Kalsium
X7 = Tingkat Kecukupan Fosfor
X8 = Tingkat Kecukupan Zat Besi
ε = Error

Model II :
Y2 = βo + β1 X1+ β2 X2+ β3 X3+ β4 X4+ β5 X5+ β6 X6+ ε

dimana;

Y2 = Satus Gizi Bayi menurut BB/PB atau PB/U atau BB/U


βo = Intercept (konstanta)
β1,...., β6 = Parameter Koefisien regresi
X1 = Status Gizi Ibu
X2 = Pengetahuan Gizi Ibu
X3 = Pengeluaran Pangan
X4 = Pendidikan Orang Tua
X5 = Pendapatan
X6 = Pemanfaatan program gizi di posyandu
ε = Error

Model III :
Y3 = βo + β1 X1+ β2 X2+ β3 X3+ β4 X4+ β5 X5+ β6 X6+ β7 X7+ β8 X8+ ε

dimana;

Y3 = Satus Gizi Ibu


βo = Intercept (konstanta)
β1,...., β8 = Parameter Koefisien regresi
X1 = Tingkat Kecukupan Energi
X2 = Tingkat Kecukupan Protein
X3 = Tingkat Kecukupan Vitamin A
X4 = Tingkat Kecukupan Vitamin C
X5 = Tingkat Kecukupan Vitamin B/Thiamin
X6 = Tingkat Kecukupan Kalsium
X7 = Tingkat Kecukupan Fosfor
X8 = Tingkat Kecukupan Zat Besi
ε = Error

Model IV :
Y4 = βo + β1 X1+ β2 X2+ β3 X3+ β4 X4+ β5 X5+ β6 X6 + ε

dimana;

Y4 = Satus Gizi Ibu


βo = Intercept (konstanta)
β1,...., β7 = Parameter Koefisien regresi
X1 = Pengeluaran Pangan
X2 = Pengetahuan Gizi Ibu
X3 = Pendidikan Ibu
X4 = Pemanfaatan program gizi di posyandu Posyandu
X5 = Persepsi Ibu Terhadap Program Gizi di Posyandu
X6 = Pendapatan
ε = Error
Batasan Operasional

Bayi adalah bayi yang berusia 0 - 11 bulan yang merupakan anak dari ibu menyusui.
Ibu menyusui adalah ibu kandung dari bayi yang memberikan ASI untuk anaknya.
Status gizi bayi adalah status gizi bayi yang diukur dengan metode antropometri
menggunakan indeks berat badan menurut umur (BB/U), panjang badan
menurut umur (PB/U) dan berat badan menurut panjang badan (PB/BB).
Status gizi ibu adalah status gizi ibu yang diukur dengan metode antropometri,
menggunakan IMT (Indeks Massa Tubuh).
Tingkat pendidikan ibu adalah jumlah tahun lamanya menempuh pendidikan formal
yang pernah dicapai ibu menyusui kemudian dikategorikan berdasarkan tingkat
pendidikan SD, SLTP, SLTA dan PT.
Pengetahuan gizi ibu adalah penguasaan ibu terhadap pengetahuan yang berhubungan
dengan ASI, zat gizi, sumber dan fungsi zat gizi yang diukur dengan memberikan
skor 1 untuk jawaban benar dan 0 untuk jawaban salah. Nilai skor pengetahuan
adalah hasil penjumlahan dari semua skor. Pengetahuan ibu dikategorikan rendah
apabila skor yang diperoleh kurang dari 60% dari total skor; kategori sedang apabila
skor yang diperoleh antara 60% sampai 80% dari total skor dan kategori baik apabila
lebih dari 80% dari total skor (Khomsan 2000).
Pendapatan keluarga adalah banyaknya uang atau senilai uang yang diperoleh seluruh
anggota keluarga yang diukur dengan cara menjumlahkan pendapatan seluruh anggota
keluarga baik dari hasil pekerjaan utama maupun pekerjaan tambahan atau lainnya
(pemberian,hadiah) selama satu bulan, dinyatakan dalam Rp/ kapita/bulan.
Konsumsi Pangan adalah jenis dan jumlah pangan yang dikonsumsi baik oleh bayi
berupa ASI dan pangan yang dikonsumsi oleh ibu menyusui dengan
menggunakan metode recall 2x24 jam.
Pengeluaran pangan adalah sejumlah uang yang dikeluarkan untuk kebutuhan
pangan.
Persepsi ibu tentang program gizi adalah penilaian ibu yang bersifat subjektif
terhadap penyelenggara program gizi di posyandu.
Pemanfaatan pelayanan gizi adalah jumlah kunjungan dan keikutsertaan ibu dan
bayinya dalam program gizi seperti penyuluhan gizi, mendapatkan vitamin A,
imunisasi, penimbangan, pelayanan KB, pemberian PMT.
Pelayanan program gizi adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh posyandu
program gizi berupa program penyuluhan gizi dan kesehatan, imunisasi,
menimbang, pelayanan KB, pemeriksaan kehamilan, pemberian PMT
pemberian kapsul vitamin A , Fe, iodium.
Akses pelayanan program gizi adalah jarak rumah dengan tempat pelayanan
program gizi serta keterjangkauan transportasi.

You might also like