Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dampak dari krisis Ekonomi sejak tahun 1997 telah memberi implikasi
saja mencakup dimensi ekonomi tetapi juga dimensi sosial budaya dan dimensi
struktural atau politik, yang menyebebkan masalah kemiskinan itu menjadi kompleks
dan rumit. Karena itu kajian untuk mengatasi kemiskinan harus dengan menyusuri
ditunda dengan dalih apapun dan harus jadi prioritas utama dalam pembangunan
1
Secara moral dan etika, kemiskinan bertentangan dengan prinsip
sejahtera rakyat secara kualitas terus menurun, akibatnya rentan dengan konflik
massa’….. .Dengan demikian, kemiskinan harus diatasi oleh umat manusia, guna
menghargai kodrat kemanusiaan dan ini telah dijalani oleh semua pemerintahan
negara-negara di dunia.
kompetisi sehat.
2
Selanjutnya Robert Chambers mengatakan (1987) pembangunan desa
dan wanita miskin di desa memperoleh sesuatu yang mereka ingginkan dan keperluan
program dan strategi yang dilakukan untuk segera mengurangi kesenjangan dan
tidak produktif dan tidak efektif, sebagaimana yang dialami bangsa Indonesia.
cenderung dari atas dan kurang memperhatikan partisipasi masyarakat. Hal tersebut
sejalan dengan pemikiran Korten (dalam Prijono dan Pranarka, 1996) Bahwa model
perencanaan dan pelaksanaan program pembangunan. Hal ini sesuai dengan Soetrisno
3
Berkembangnya fenomena kemiskinan yang berkepanjangan
hanya berfikir bahwa yang diperoleh hari ini untuk dimakan hari ini tanpa ada yang
disishkan atau ditabugn. Hal disebabkan sumber pendapatan masyarakat miskin juga
sangat terbatas, sementara beban tanggungan yang harus diberi makan relatif banyak.
Pembangunan Rakyat terpadu (PKD – PWT SAADP) Jaring Pengaman Sosial (JPS)
dimulai pada tahun 2007. Namun sebelum adanya PNPM ada dikatakan Program
Pengembangan Kecamatan (PPK) yang dimulai pada tahun 1997 pengganti dari
kemiskinan lainnya. Namun program tersebut lebih bersifat suatu program yang
kemiskinan yang bersifat lebih membangun sikap mental masyarakat yaitu melalui
4
Program Pemberdayaan Masyarakat Keluarga Miskin (PPMKM) pada
program dan strategi yang dilakukan untuk segera mengurangi kesenjangan dan
tidak produktif dan tidak efektif, sebagaimana yang dialami bangsa Indonesia.
cenderung dari atas dan kurang memperhatikan partisipasi masyarakat. Hal tersebut
sejalan dengan pemikiran Korten (dalam Prijono dan Pranarka, 1996) Bahwa model
perencanaan dan pelaksanaan program pembangunan. Hal ini sesuai dengan Soetrisno
5
distributif dengan mengunakan instrumen perkreditan dan instrumen kebijaksanaan
kemiskinan harus dengan pendekatan melalui tiga dimensi tersebut. Karena begitu
luas cakupan dimensi kemiskinan, maka sulit untuk membuat suatu program anti
kemiskinan sering mengambil dimensi tertentu agar lebih valid dan akurat.
kegiatan sosial ekonomi serta peningkatan fungsi dan peran kelembagaan yang ada di
desa. Berhasil atau tidak kemampuan pemberdayaan yang ditawarkan oleh program
melalui berbagai Program Inpres yakni : Inpres Kabupaten, Inpres Sekolah Dasar,
Inpres Kesehatan Masyarakat, Inpres Provinsi , Inpres Pasar, Inpres Penghijauan dan
6
Nampak disini bahwa kebijakan untuk menanggulangi kemiskinan telah
mulai direncanakan sejak + tahun 1970-an, namun realitas dampak yang diharapkan
berjumlah 63.082 keluarga terdiri dari Keluarga Pra Sejahtera sebanyak 26.103 dan
Kabupaten Donggala berjumlah 119.857, maka berarti ada sekitar 39, 76 % dari
seluruh keluarga berada di bawah garis kemiskinan. (sumber data Badan KB).
bersifat makro, yakni pembangunan nasional yang bertumpu pada usaha upaya
memacu pertumbuhan ekonomi setinggi tingginya. Asumsi dari kebijakan ini adalah
Setelah hal itu tercapai, maka melalui mekanisme tetesan kebawah ( trickle down
7
yang disahkan dalam DIP – DPO ditetapkan dengan Surat Keputusan Bupati Nomor.
dengan Surat Keputusan Bupati Nomor 188.45/ III. 1038 / Bag. Umum/2003 .
Sehingga dalam tahun anggaran 2003 dialokasikan dana melalui Dinas Keluarga
Pemerintahan Daerah menjadi Undang – undang No. 32 tahun 2004 , maka Visi dan
Misi serta Prioritas Program di Kabupaten Donggala 2004- 2009, menetapkan suatu
untuk mencapai tujuan umum yang hendak dicapai adalah meningkatnya kualitas
B. Rumusan Masalah
8
Berdasarkan latar belakang diatas dan fenomena lapangan maka ada
C. Tujuan Penelitian
tujuan penelitian :
D. Manfaat Penelitian
9
Hasil penelitian ini dapat berfanmaat, baik dari segi teoritis maupun secara
Damsol
Donggala
4. Bagi Perguruan Tinggi dan Peneliti lain yang akan melakukan penelitian
BAB II
10
TINJAUAN PUSTAKA
mereka yang kurang beruntung (empowerment airmato nerease the power dis
Pemberdayaan berasal dari kata dasar ”daya ” yang berarti kekuatan atau
sebagai suatu rangkaian tindakan atau tingkah laku yang dilakukan secara kronologis
(enabling) logika ini didasarkan pada asumsi bahwa tidak ada masyarakat yang sama
mampu menguasai atau berkuasa atas kehidupan untuk semua aspek kehidupan
2006 )
11
Pemberdayaan masyarakat pedesaan masih terus diupayakan karena masih
masih cukup banyak. Ciri – ciri penduduk termiskin adalah kondisi ”malnutrision”,
tingkat pendidikan rendah bahkan memiliki rasa curiga terhadap sesuatu yang baru.
Sedangkan penduduk miskin mempunyai ciri pendapatan pas – pasan, tidak memiliki
jaminan sosial yang cukup untuk menghadapi resiko kegagalan ( Sunyoto Usman,
2003 ).
hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional ( Susenans ) tahun 1976 adalah tingkat
pengeluaran perkapita untuk bahan makanan dan kebutuhan pokok lainnya dari
berbagai tingkat golongan pendapatan dan minimum kebutuhan gizi yang diperlukan
tertinggal yang mengakibatkan terjadinya kemiskinan dan kelaparan. Oleh sebab itu
lebih baik. Perencanaan dan implikasi pembangunan seharusnya berisi usaha untuk
12
memberdayakan masyarakat sehingga mereka mempunyai akses pada sumber sumber
ekonomi pedesaan
positif, misalnya kekuatan dalam arti semua pihak memiliki komitmen dalam
mengindahkan segala hal yang telah menjadi harapan dan kesepakatan bersama.
kemkuatan). Kekuatan yang dimaksud dapat dilihat dari aspek fisik dan mental
distribusi uang dan lepas dari belenggu struktural yang membuat hidup sengsara.
13
partisipasi masyarakat yang nantinya dapat bermanfaat bagi masyarakat serta
paradigma baru. Tidak mengherankan para pejabat birokrat begitu getolnya latah
mengucapkan istilah ini dalam berbagai kesempatan tanpa memahami dengan jelas
emansipasi dan liberalisasi serta penataan terhadap segala kekuasaan dan penguasaan
meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang
tidak mampu untuk melepaskan diri dari perangkap kemisknan dan keterbelakangan.
14
bersangkutan. Suatu masyarakat yang sebahagian besar anggotanya sehat fisik dan
pendekatan pemberdayaan dapat diterapkan dalam tiga (3) level, meliputi tingkat
Negara). Dan yang menjadi sasaran pokok dari pemberdayaan adalah self
determination, self regulation dalam arti bagaimana seseorang dapat mengatur dan
menentukan masa depanya sendiri baik dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial,
politik, sosial budaya maupun dengan alam dan sumber daya yang ada.
sebagai insan dan sumber daya pembangunan seperti itu akan membawa
Indonesia tumbuh dan berkembang menjadi bangsa yang besar yang sejajar
15
Pelaksanaan pembangunan ekonomi adalah usaha yang bertujuan
2001)
telah meningkat. Dalam hal kesempatan belajar, dan di sisi lain kemampuan
yang menunjang kegiatan riset dan teknologi. Ditinjau dari derajat kesehatan,
angka harapan hidup penduduk Indonesia terus meningkata dari rata – rata
45,7 pada tahun 1967 menjadi rata – rata 63,5 pada tahun 1995.
tingkat kesejahteraan yaitu : (1) angka harapan hidup saat lahir (lefe
16
Pemihakan kepada ekonomi kerakyatan berarti memberikn perhatian
b. Gender Stratification
Secara normatif , keadaan pria dan wanita adalah sejajar, akan tetapi
dalam kehidupan nyata sering terendap apa yang lazim disebut dengan istilah
hierarkhis pada posisi sub ordinan atau tidak persis sejajar dengan kaum pria
antara lain ditandai oleh kesenjangan ekonomi (perbedaan akses pada sumber
politik).
17
Kegiatan ekonomi masyarakat yang satu dengan yang lainnya berbeda.
Hal ini tidak hanya ditandai oleh perbedaan jenis atau hasil produksi,
lingkungan sekitar.
bahwa perlunya kaum perempuan untuk bersatu dalam suatu wadah untuk
18
perempuan; (4) menurunkan angka kematian balita; (5) meningkatkan
kesehatan ibu; (6) memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lain;
19
nilai budaya modern seperti kerja keras, hemat ,keterbuakaan, bertanggung jawab dan
C. Konsep Kemiskinan
manusia. Masalah kemiskinan itu sama tuanya dengan usia kemanusiaan itu sendia
walaupun seringkali tidak disadari kehadirannya sebagai masalah oleh manusia yang
bersangkutan.
Kemiskinan disadari sebagai fenomena soaial yang telah lama ada, dan
lemahnya nilai tukar hasil produksi orang miskin, rendahnya kualitas sumber daya
20
Apabila kondisi – kondisi tersebut dilihat dari pola hubungan sebab
akibat, maka orang miskin adalah mereka serba kurang mampu dan terbelit ke dalam
menghasilkan siklus kemiskinan yang mencekram amat kuat dan kukuh pada
uluran tangan orang lain/ organisasi birokrasi pemerintah terkait. Dari fenomena
kemiskinan ini dapat dipahami bahwa kemiskinan yang dialami oleh masyarakat
1. Kemiskinan ( poverty )
Untuk keluarga miskin dapat ditandai dengan (a) rumah mereka yang
reot dan dibuat dari bahan bangunan yang bermutu rendah, perlengkapan yang
sangat minim dan tidakmemiliki MCK sendiri., (b) ekonomi keluarga ditandai
dengan ekonomi gali lubang tutup lubang, (c) rumah tangga miskin ditandai
dengan pendapatan mereka yang tidak menntu dan dalam jumlah yang sangat
tidak memadai, (d) cenderung menghabiskan apa yang mereka peroleh pada
21
dalam mencari nafkah, (b) akibat ketergantungan itu menyebabkan anggota
keluarga miskin secara fisik lemah karena bekerja terlalu lama dan cenderung
3. Kerentanan ( vulnerability )
biasanya tidak ada cadangan, baik berupa uang atau makanan untuk
memimjam uang dari tetangga atau rentenir atau mengurangi makanan, (c)
4. Keterisolasian ( isolation )
tidak mempunyai sarana untuk itu, seperti radio, TV dll. (c) kurang bergaul
karena malu.
atau orang lain yang sering mengeksploitasi mereka, (b) tidak berdaya
( Chambers, 1983:109 ).
22
Kelima model diatas yang diajukan Chambers dipandang sebagai
seharusnya dialami oleh sebuah keluarga miskin dalam arti tidak semua
1. Kemiskinan alami
kecemburuan sosial.
2. Kemiskinan buatan
Kemiskinan yang terjadi karena adanya struktur sosial yang ada membuat
secara merata.
23
memadukan berbagai kebijaksanaan dan program pembangunan yang bersifat
pengembangan potensi dan kemampuan SDM (sumber daya manusia) dan prasarana
dasar yang ada didaerah, khususnya daerah pedesaan sehingga swadaya dan
struktural adalah kemiskinan yang diderita oleh suatu golongan masyarakat karena
yang sebenar –besarnya tersedia bagi mereka. Kemiskinan structural ini dapat
diartikan sebagai suasana kemiskinan yang dialami oleh suatu masyarakat dengan
penyebab utamanya bersumber dari struktur sosial yang berlaku dalam masyarakat itu
terdapat perbedaan yang tajam antara mereka yang hidup melarat dengan mereka
24
1. Kemiskinan sub-sistensi, penghasilan rendah, jam kerja panjang,
mengupayakan perubahan.
terfragmentasi.
Bila ditinjau dari konsep kebutuhan, maka 6 macam kemiskinan ini bisa
diatasi dengan pemenuhan dua macam kebutuhan diatas. Kemiskinan ekonomi diatasi
dengan memenuhi kebutuhan praktis sedang kemiskinan yang lain diatasi dengan
25
kemiskinan dengan menggunakan pendekatan kebutuhan dasar, dibedakan atas empat
1. Miskin sekali, jika pendapatan lebih kecail 75 persen dari kebutuhan pokok
minimum
2. Miskin, juka pendapatan 75 persen sampai 125 persen dari kebutuhan pokok
minimum
3. Hampir miskin, jika pendapatan lebih besar 200 persen dari kebutuhan pokok
minimum
D. Kesjahteraan
didunia ini. Oleh sesbab itu orang akan selalu berusaha untuk dapat menjalani hidup
dalam keadaan makmur. Tetapi kemakmuran tidak akan tercapai apabila kemiskinan
Indonesia diharapkan pada masa akan datang tingkat kehidupan akan lebih baik dan
menuju tahun 2000, indikator kesejahteraan adalah usia harapan hidup (life
expectancy), angka kematian bayi ( Infant Mortalityrate ), melek huuf (literacy) dan
26
Salah satu konsep indikator dalam mengukur tingkat kesejahteraan
atau taraf hidup masyarakat adalah konsep yang diperkenalkan oleh Overseas
Development Council yang dikenal dengan PQLI ( Physical Quality Of Life Indeks )
atau indeks mutu hidup.PQLI mencakup 3 (tiga) komponen yaitu : (1) rata-rata
angka kematian bayi (infant mortality rate), (2) rata-rata harapan hidup pada bayi
berumur satu tahun (life expectancy at age one), dan (3) tingkat kemampuan
membaca dan menulis rata-rata presentase huruf atau melek huruf ( Morris dan
Budiman, 1996 ).
berkapita, maka secara sadar atau tidak sebenarnya kita menganggap bahwa tingkat
itu sendiri.
dilakukan dengan cara menempatkan sumber daya manusia, yang didukung dengan
kecukupan ekonomi. Karenanya keluarga perlu mengambil peran sebagai salah satu
27
Berdasarkan uraian-uraian diatas maka dapat dikemukakan bahwa
kesejahteraan atau taraf hidup dapat dilihat atau diukur dari beberapa komponen
utama yaitu : (1) Kemampuan ekonomi masyarakat yang tercermin dari tingkat
pendapatan (income) atau kemampuan daya beli, (2) kemampuan untuk memenuhi
kebutuhan dasar seperti kesehatan, pendidikan, sandang, papan atau perumahan serta
kebutuhan-kebutuhan lainnya seperti air bersih, sanitasi dan sebagainya dan (3)
3. Keluarga Sejahtera Tahap II, yaitu keluarga yang disamping dapat memenuhi
28
4. Keluarga Sejahtera Tahap III, yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi
terhadap masyarakat baik dalam bentuk material, keuangan, peran serta aktif
5. Keluarga Sejahtera Tahap III Plus, yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi
Faktor efektif atau tidaknya suatu implementasi kebijakan dilihat dari tiga
sudut pandang yaitu : pertama, dari prakarsa kebijakan/ pembuat kebijakan
yaitu usaha–usaha yang dilakukan oleh pejabat atasan untuk mendapatkan
kepatuhan dari pejabat ditingkat lebih rendah dalam merubah perilaku
masyarakat/kelompok sasaran. Kedua, pejabat-pejabat dilapangan dalam
upaya menanggulangi gangguan yang terjadi diwilayah kerjanya yang
29
disebabkan oleh usaha-usaha dari pejabat diluar instansinya. Dan yang ketiga,
kelompok sasaran (target group), yatiu pihak yang akan menikmati hasil dari
suatu program (benefeciaries), sejauhmana pelayanan jasa yang telah
diberikan dapat mengubah pola hidupnya, dapat memberikan dampak positif
dalam jangka panjang bagi peningkatan mutu hidup termasuk pendapatan
mereka.
Untuk lebih efektifnya program ini maka kebijakan yang ditempuh meliputi :
sektor
• Lantainisasi
kategori keluarga pra sejahtera alasan ekonomi agar dapat hidup dalam
30
• Rehabilitasi Rumah Panggung ( atap dan dinding )
dalam kategori pra sejahtera alasan ekonomi, agar dapat hidup dalam lingkungan
produktif dan penyaluran pinjaman modal usaha (dana bergulir) sesuai jenis usaha
yang diminati oleh keluarga miskin sasaran yang sedapat mungkin lokasi maupun
keluarga sasaran tidak tumpang tindih dengan sasaran program lain utamanya
kegiatan pemberdayaan.
31
Realisasi Lantainisasi
Tahun 2003 – 2007
1 2006 15 15 15
2 2007 17 20 20
Total 32 35 35
Realisasi
Pemberdayaan Ekonomi Produktif
Tahun 2003 – 2007
Jumlah Jumlah Modal Yang di
No. Tahun Kelompok Keluarga Salurkan
32
1 2003 271 2.357 1.530.000.000
2 2004 114 990 575.480.000
3 2005 73 667 375.187.500
4 2006 104 970 700.000.000
5 2007 50 500 350.000.000
Total 612 5.484 3.530.667.500
F. Kerangka Pikir
Sehubungan dengan uraian sebelumnya dan didukung oleh teori yang ada,
maka masyarakat miskin yang ada di Kecamatan Damsol sangat penting dan menarik
untuk dikaji, terutama yang menjadi agenda rutin dalam program pelaksanaan
pembangunan.
Secara sederhana, kerangka pikir dari penelitian inik dapat disajikan dalam
KERANGKA PIKIR
PPMKM
33
PENDIDIKAN KESEHATAN
KESEJAHTERAAN GENDER
BAB III
METODE PENELITIAN
34
subyek atau obyek penelitian, seperti lembaga atau suatu masyarakat pada saat
sekarang berdasarkan fakta – fakta yang ada. Artinya, penelitian ini terbatas pada
bersifat untuk mengungkapkan fakta (fact finding). Hasil penelitian ditekankan pada
memberikan gambaran secara obyektif tentang keadaan sebenarnya dari obyek yang
diselidiki.
melakukan pengumpulan data dari sampel atau populasi untuk mewakili seluruh
terdiri atas 4 (empat) Desa. Penentuan lokasi penelitian ini didasarkan atas
Donggala.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek dan subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
Masyarakat Keluarga Miskin, baik yang mendapat bantuan maupun yang belum
35
mendapatkan bantuan pemberdayaan. Sampel merupakan bagian dari populasi.
Selanjutnya, dari jumlah populasi tersebut ditentukan jumlah yang akan dijadikan
sampel. Penentuan jumlah sampel didasarkan atas jumlah populasi yang ada, dengan
n= __ N____
N ( d2 ) + 1
P = adala h nilai
242
n=
242x 0,1 2 +1
242
n= =70,7=71Sampel
3,42
Dengan demikian besarnya sampel yang akan digunakan dalam studi ini adalah 71
Kepala Keluarga ( KK ).
36
ni = Ni X n ..................
N
Dimana :
N = jumlah sampel
37
1. Pengumpulan Data
jenis data yaitu data skunder dan data primer menggunakan metode pengumpulan
data dari hasil wawancara yang dibantu dengan daftar pertanyaan (kuesioner).
kepada responden untuk diisi dan dikembalikan lagi kepada peneliti untuk dianalisis
Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari lembaga atau instansi
yang terkait dengan penelitian ini. Data ini dapat bersumber dari Kantor Badan
Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini dianalisa dengan metode
uji t (paired t test). Sugiono (2003 : 119) memformulasikan t – test sebagai berikut :
X
-X
1 2
t=
2 2
S
1
+
S2
-2
r S
1 S2
n1 n2 n1 n2
Dimana :
X1 : Rata-rata sampel 1
38
X2 : Rata-rata sampel 2
n 1 : Jumlah sampel 1
N2 : Jumlah sampel 2
S1 : Simpangan baku 1
S2 : Simpangan baku 2
suautu variabel dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan untuk
39
1. Pemberdayaan masyarakat adalah upaya-upaya yang dilakukan dalam
rumah tangga tidak dapat memenuhi kebutuhan pokoknya, antara lain pangan,
segala kebutuhannya baik yang bersifat dasar (Sandang, pangan dan papan)
40
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Wahab, Solichin, 1990, Pengantar Analisis Kebijakan Negara, Edisi Pertama ,
Reneca Cipta, Jakarta
Mac Iver dan Page (1996) Sosiologi Kemasyarakatan, CV, Rajawali Press Jakarta
41
Marut, D.K, 2000, Sosial Kapital dan Pemberdayaan Ekonomi Rakyat, Buletin Bina
Swadaya No.16/ Tahun VI/ Pebruari 2000
Muhammadi, Eman Aminullah, Budhi Soesilo, 2001, Analisa Sistem Dinamis, UMJ
Press Jakarta
Sondang P. Siagian, MPA , Manajemen Sumber Daya Manusia, PT. Bumi Aksara,
cetakan ke 13.
42
Soedarsono, 2000, Pembangunan berbasis rakyat, Melati Bakti Pertiwi, Jakarta
PROPOSAL
NIRMAWATI
H 102 06 091
43
MAGISTER PEMBANGUNAN WILAYAH PEDESAAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2008
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUDL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 8
C. Tujuan Penelitian 9
44
D. Manfaat Penelitian 9
DAFTAR PUSTAKA iv
45