You are on page 1of 44

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH


Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan

kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakan. Oleh sebab itu, guru

harus memikirkan dan membuat perencanaan secaraa seksama dalam

meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan memperbaiki kualitas

mengajarnya.

Hal ini menuntut perubahan-perubahan dalam mengorganisasikan

kelas, penggunaan metode mengajar, strategi belajar mengajar, maupun sikap

dan karakteristik guru dalam mengelola proses belajar mengajar. Guru

berperan sebagai pengelola proses belajar-mengajar, bertindak sebagai

fasilitor yang berusaha mencipatakan kondisi belajar mengajar yang efektif,

sehingga memungkinkan proses belajar mengajar, mengembangkan bahan

pelajaran dengan baik, dan meningkatkan kemampuan siswa untuk

menyimak pelajaran dan menguasai tujuan-tujuan pendidikan yang harus

mereka capai. Untuk memenuhi hal tersebut di atas, guru dituntut mampu

mengelola proses belajar mengajar yang memberikan rangsangan kepada

siswa, sehingga ia mau belajar karena siswalah subyek utama dalam belajar.

Mengajar adalah membimbing belajar siswa sehingga ia mampu

belajar. Dengan demikian aktifitas siswa sangat diperlukan dalam kegiatan

belajar-mengajar sehingga siswalah yang seharusnya banyak aktif, sebab

siswa sebagai subyek didik adalah yang merencanakan, dan ia sendiri yang

1
melaksanakan belajar. Pada kenyataan, di sekolah-sekolah seringkali guru

yang aktif, sehingga siswa tidak diberi kesempatan untuk aktif.

Kegiatan belajar bersama dapat membantu memacu belajar aktif.

Kegiatan belajar dan mengajar di kelas memang dapat menstimulasi belajar

aktif. Namun kemampuan untuk mengajar melalui kegiatan kerjasana

kelompok kecil akan memungkinkan untuk menggalakkan kegiatan belajar

aktif dengan cara khusus. Apa yang didiskusikan siswa dengan teman-

temannya dan apa yang diajarkan siswa kepada teman-temannya

memungkinkan mereka untuk memperoleh pemahaman dan penguasaan

materi pelajaran.

Pembelajaran PKn tidak lagi mengutamakan pada penyerapan

melalui pencapaian informasi, tetapi lebih mengutamakan pada

pengembangan kemampuan dan pemrosesan informasi. Untuk itu aktifitas

peserta didik perlu ditingkatkan melalui latihan-latihan atau tugas dengan

bekerja dalam kelompok kecil dan menjelaskan ide-ide kepada orang lain.

(Hartoyo, 2000:24).

Pembelajaran kooperatif lebih menekankan interaksi antar siswa.

Dari sini siswa akan melakukan komunikasi aktif dengan sesama temannya.

Dengan komunikasi tersebut diharapkan siswa dapat menguasai materi

pelajaran dengan mudah karena “siswa lebih mudah memahami penjelasan

dari kawannya dibanding penjelasan dari guru, karena taraf pengetahuan serta

pemikiran mereka lebih sejalan dan sepadan”. (Sulaiman dalam Wahyuni

2001: 2).

2
Pete Tschumi dari Universitas Arkansas Little Rock

memperkenalkan suatu ilmu pengetahuan pengantar pelajaran komputer

selama tiga kali, yang pertama siswa bekerja secaraa individu, dan dua kali

secaraa kelompok. Dalam kelas pertama hanya 36% siswa yang mendapat

nilai C atau lebih baik, dan dalam kelas yang bekerja secaraa kooperatif

ada 58% dan 65% siswa yang mendapat nilai C atau lebih baik (Felder,

199: 14).

Berdasarkan paparan tersebut di atas, maka peneliti ingin mencoba

melakukan penelitian dengan judul “PENERAPAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DI

SEKOLAH DASAR NEGERI BALASKLUMPRIK II KECAMATAN

WIYUNG SURABAYA”.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut di atas, maka
rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
“Apakah model pembelajaran kooperatif pada mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan pada materi “Contoh-contoh prilaku dalam
menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia” dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Balas
Klumprik II ?”

3
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model
pembelajaran kooperatif pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn) pada materi memelihara kesehatan rangka terhadap hasil belajar siswa
kelas V Sekolah Dasar Negeri Balas Klumprik II.

1.4 MANFAAT PENELITIAN


Adapun manfaat yang dapat diharapkan dapat diperoleh dari penelitian
ini adalah :
1. Memperbaiki proses belajar mengajar dalam pelajaran PKn di Sekolah
Dasar.
2. Meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada bidang studi
PKn.
3. Mengembangkan kualitas guru dalam mengajarkan pendidikan
PKn di Sekolah Dasar.
4. Memberikan alternatif kegiatan pembelajaran pendidikan PKn di
Sekolah Dasar.

1.5 BATASAN MASALAH


Pada penelitian ini, peneliti akan membatasi masalah yang akan dibahas
yaitu :
a. Penelitian ditujukan untuk siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri
Balas Klumprik II.
b. Model pembelajaran yang digunakan yaitu model pembelajaran
kooperatif
c. Penerapan model pembelajaran kooperatif pada materi Contoh-
contoh prilaku dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia bidang studi Pendidikan Kewarganegaraan(PKn)

1.6 METODE PENELITIAN


Metode merupakan cara berfikir dan berbuat yang dipersiapkan
dengan baik untuk mencapai tujuan dalam penelitian. Penelitian ini

4
dimaksudkan untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas dengan peneliti
sebagai pengajar langsung yang melaksanakan pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif.

1. Lokasi dan Subjek Penelitian


Tempat, Waktu, dan Sasaran Penelitian
Penelitian pelaksanaan model pembelajaran koopertaif ini
dilaksanakan pada :
1) Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Balas
Klumprik II Kecamatan Wiyung Surabaya, pada mata pelajaran
PKn pada materi “Contoh-Contoh Prilaku Dalam Menjaga
Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia”. Penelitian
dilaksanakan di SD ini karena di SD Balas Klumprik II ini,
system mengajarnya masih banyak menggunakan pembelajaran
yang konvensional atau masih sering menggunakan metode
ceramah. Selain itu juga untuk memudahkan jalannya penelitian
karena peneliti sedang melaksanakan penelitian di SD Balas
Klumprik II.
2) Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli – September
2010. Pengambilan data yang menggunakan model Pembelajaran
Kooperatif dilaksanakan pada 16 Agustus 2010.
3) Sasaran
Sasaran dalam penelitian ini adalah siswa- siswi kelas V
SDN II Balas Klumprik Kecamatan Wiyung Surabaya, dengan
jumlah 29 siswa yang terdiri 15 siswa perempuan dan 14 siswa
laki- laki.

2. Teknik Pengumpulan Data

5
Sesuai dengan tujuan dan jenis penelitian yang dirumuskan,
maka metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah :
1. Observasi
Observasi adalah proses pengamatan atau pengindraan
langsung terhadap kondisi, situasi, proses dan perilaku disaat
proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan ini dilakukan untuk
mengetahui proses pembelajaran pada saat pelaksanaan model
pembelajaran Kooperatif yang dilaksanakan oleh peneliti sebagai
Guru kelas. Guru mengamati aktivitas siswa pada kegiatan
kelompok berlangsung dan selama kegiatan belajar mengajar
berlangsung.
Kegiatan observasi ini akan dilaksanakan oleh peneliti
sebelum, pada saat dan setelah pelaksanaan proses pembelajaran
menggunakan pendekatan kooperatif dalam mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) pada materi ” Contoh-contoh
prilaku dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia” siswa kelas V SDN. Balas Klumprik II Kecamatan
Wiyung Surabaya.
Adapun hal-hal yang diamati oleh peneliti antara lain :
• Aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
• Sikap siswa dalam kelompok belajar
2. Tes
Tes prestasi hasil belajar merupakan salah satu cara untuk
menelusuri kemampuan-kemampuan yang telah dimiliki siswa
setelah mengikuti proses belajar mengajar selama waktu tertentu.
Pada penelitian ini tes digunakan untuk memperoleh data
kuantitatif siswa tentang hasil belajar siswa setelah mengikuti proses
pembelajaran yang menerapkan pembelajaran Kooperatif. Bentuk tes
yang digunakan adalah tes pilihan ganda, isian , dan uraian.

3. Instrumen Pengumpulan Data

6
Instrumen pengumpulan data adalah alat yang dapat
digunakan oleh peneliti untuk mengunpulkan data-data yang diperlukan
dalam penelitiannya. Sesuai dengan metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,
maka instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai
berikut :
1. Lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran
Aspek yang diamati dari aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran meliputi :
a. Duduk berkelompok sesuai dengan kelompok yang ditentukan
oleh guru.
b. Memperhatikan penjelasan guru.
c. Mengerjakan tugas/LKS sesuai instruksi guru.
d. Memperhatikan bimbingan guru dlam kelompok.
e. Bekerja sama dalam kelompok belajar.
f. Mendemonstrasikan kegiatan yang ada daam LKS.
g. Berdiskusi dan tanya jawab dengan guru.
h. Mengerjakan evaluasi individu.
2. Lembar observasi sikap siswa dalam kelompok belajar
Pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam kelompok
dapat dilihat dari afektifitas siswa dalam bekerja kelompok.
Pengamatan ini dilaksanakan pada saat kegiatan kelompok belajar
dalam mengerjakan LKS.
Aspek- aspek yang diamati dalam aktivitas siswa dalam
kelompok meliputi :
a. Kerja sama
b. Bertanya
c. Berpendapat
d. Memberi Tanggapan
3. Lembar evaluasi hasil belajar
Tes yang diberikan oleh Peneliti untuk mengetahui
kemampuan akademik siswa dalam mengetahui hasil belajar dapat

7
dilakukan dengan tes kelompok yang berupa LKS dan tes individu
yang berupa soal pilihan ganda, isain, dan uraian.. Tes kelompok
dilakukan pada saat kegiatan kelompok dan tes individu
dilaksanakan pada akhir pelajaran dengan memberikan soal
evaluasi. Peneliti menggunakan dua bentuk tes ini untuk
mengetahui hasil belajar siswa.

4. Teknik Analisis Data


1) Analisis Data Kualitatif
Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun
secara sistematis data yang diperoleh dari wawancara atau bahan-
bahan yang lain dengan cara mengorganisasikan data, melakukan
sintesa dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh
diri sendiri dan orang lain.
Analisis data kualitatif pada penelitian ini diperoleh dari
hasil observasi yang dilakukan oleh Guru dan pengamat. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa yang
dapat mempengarui prestasi belajar siswa dan dapat digunakan
untuk perbaikan pada penerapan model pembelajaran kooperatif
selanjutnya.

2) Analisis data kuantitatif


a) Analisis observasi
Hasil observasi diperoleh dari pengamat yaitu Guru
kelas yang telah mengisi lembar observasi saat mengamati
proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti. Analisis ini
dilakukan pada hasil observasi aktivitas Guru dan aktivitas
siswa pada saat proses pembelajaran. Peneliti juga melakukan
penelitian terhadap aktivitas siswa pada saat mengikuti proses
pembelajaran. Analisis hasil observasi ini dihitung
menggunakan rumus :
P = F X 100 %

8
N
Keterangan :
P = angka presentase
F = frekuensi yang sedang dicari prosentasenya
N = jumlah frekuensi
(Sudjana, 1989: 133)

b) Analisis Tes
Analisis data kuantitatif diperoleh dari hasil tes siswa
yang bertujuan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap
materi yang telah dipelajari. Jika keberhasilan belajar siswa
yang memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 60
mencapai 80%. Sedangkan rata- rata hasil belajar klasikal
seluruh siswa mencapai 75 maka dapat dikatakan siswa belajar
tuntas atau proses pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif berhasil.
Penentuan keberhasilan belajar siswa ditentukan dengan
rumus :
X = ∑ X X 100 %
N
Keterangan :
X = Rata- rata
N = Jumlah siswa
∑X = Jumlah nilai keseluruhan
Rata- rata hasil belajar siswa secara klasikal yang
diperoleh dibandingkan dengan kriteria rentangan sebagai
berikut :
81% - 100% = Baik sekali
61% - 80% = Baik
41% - 60% = Cukup
21% - 40% = Kurang
< 21% = Sangat Kurang

9
(Arikunto, 2004: 18)

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)


2.1.1 Hakikat PKn
Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan
peserta didik menjadi warga negara yang memiliki komitmen kuat dan
konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Hakikat negara kesatuan Republik Indonesia adalah
negara kebangsaan modern. Negara kebangsaan modern adalah
negara yang pembentukannya didasarkan pada semangat kebangsaan
--atau nasionalisme—yaitu pada tekad suatu masyarakat untuk
membangun masa depan bersama di bawah satu negara yang sama
walaupun warga masyarakat tersebut berbeda-beda agama, ras, etnik,
atau golongannya. [Risalah Sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI), Jakarta: Sekretariat Negara Republik
Indonesia, 1998].
Komitmen yang kuat dan konsisten terhadap prinsip dan
semangat kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945, perlu ditingkatkan secara terus menerus untuk memberikan
pemahaman yang mendalam tentang

Negara Kesatuan Republik Indonesia. Secara historis, negara


Indonesia telah diciptakan sebagai Negara Kesatuan dengan bentuk
Republik. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang
Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia

10
dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. [Pembukaan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945]
Dalam perkembangannya sejak Proklamasi 17 Agustus 1945
sampai dengan penghujung abad ke-20, rakyat Indonesia telah
mengalami berbagai peristiwa yang mengancam keutuhan negara.
Untuk itu diperlukan pemahaman yang mendalam dan komitmen yang
kuat serta konsisten terhadap prinsip dan semangat kebangsaan dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang berdasarkan
pada Pancasila
Dan Undang-Undang Dasar 1945. Konstitusi Negara Republik
Indonesia perlu ditanamkan kepada seluruh komponen bangsa
Indonesia, khususnya generasi muda sebagai generasi penerus.
Indonesia harus menghindari sistem pemerintahan otoriter yang
memasung hak-hak warga negara untuk menjalankan prinsip-prinsip
demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Kehidupan yang demokratis di dalam kehidupan sehari-hari di
lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, pemerintahan, dan
organisasi-organisasi non-pemerintahan perlu dikenal, dipahami,
diinternalisasi, dan diterapkan demi terwujudnya pelaksanaan prinsip-
prinsip demokrasi. Selain itu, perlu pula ditanamkan kesadaran bela
negara, penghargaan terhadap hak azasi manusia, kemajemukan
bangsa, pelestarian lingkungan hidup, tanggung jawab sosial, ketaatan
pada hukum, ketaatan membayar pajak, serta sikap dan perilaku anti
korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata
pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang
memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya
untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan
berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

11
1.1.2. Tujuan
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan
agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam
menanggapi isu kewarganegaraan
2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab,
dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi
3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk
membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat
Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsabangsa
lainnya
4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam
percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

2.1.2 Ruang Lingkup


Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan meliputi aspek-aspek sebagai berikut.
1. Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun
dalam perbedaan, Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai
bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan
negara, Sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik
Indonesia, Keterbukaan dan jaminan keadilan
2. Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam
kehidupan keluarga, Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku
di masyarakat, Peraturan-peraturan daerah, Norma-norma
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Sistim hukum dan
peradilan nasional, Hukum dan peradilan internasional Hak

12
asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan
kewajiban anggota masyarakat, Instrumen nasional dan
internasional HAM, Pemajuan, penghormatan dan
perlindungan HAM
3. Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak
dan kewajibananggota masyarakat, Instrumen nasional dan
internasional HAM, Pemajuan, penghormatan dan
perlindungan HAM
4. Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong,
Harga diri sebagai warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi,
Kemerdekaan mengeluarkan pendapat, Menghargai keputusan
bersama, Prestasi diri , Persamaan kedudukan warga Negara
5. Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan
konstitusi yang pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah
digunakan di Indonesia, Hubungan dasar negara dengan
konstitusi
6. Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan
kecamatan, Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah
pusat, Demokrasi dan sistem politik, Budaya politik, Budaya
demokrasi menuju masyarakat madani, Sistem pemerintahan,
Pers dalam masyarakat demokrasi
7. Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar
negara dan ideology negara, Proses perumusan Pancasila
sebagai dasar negara, Pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka
8. Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik
luar negeri Indonesia di era globalisasi, Dampak globalisasi,
Hubungan internasional dan organisasi internasional, dan
Mengevaluasi globalisasi.

13
2.2 MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Ada beberapa difisini tentang pembelajaran kooperatif dari beberapa


para ahli

Slavin (1995) dalam Nur Asma. (2006: 11) mendefinisikan belajar


kooperatif sebagai berikut “cooperative learning methods share the idea that
students work together to learn and are responsible for their teammates
learning as well as their own”. Definisi ini mengandung pengertian bahwa
dalam belajar kooperatif siswa belajar bersama saling menyumbang pemikiran
dan bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar secara individu
maupun kelompok.

Davidson dan Kroll (1991) dalam Nur Asma. (2006: 11)


mendefinisikan belajar kooperatif adalah kegiatan yang berlangsung di
lingkungan belajar siswa dalam kelompok kecil yang saling berbagi ide-ide
dan bekerja secara kolaboratif untuk memecahkan masalah-masalah yang ada
dalam tugas mereka.

Roestiyah N.K. (2001: 15) mengemukakan bahwa tehnik ini ialah


suatu cara mengajar dimana siswa di dalam kelas dipandang sebagai suatu
kelompok atau dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok teridiri
dari lima atau tujuh siswa, mereka bekerja sama dalam memecahkan masalah,
atau melaksanankan tugas tertentu, dan berusaha mencapai tujuan pengajaran
yang telah ditentukan oleh guru.

Berdasarkan definisi di atas dapat dikatakan bahwa pembelajaran


kooperatif ialah siswa belajar dengan cara bekerja sama dalam kelompok
untuk memecahkan masalah yang dihadapi dengan penuh tanggung jawab
pada aktifitas belajar kelompoknya, sehingga materi yang diajarkan guru
mudah dipahami oleh seluruh anggota kelompok.

14
Pembelajaran kooperatif menekankan kerja sama antar siswa dalam
kelompok. Hal ini dilandasi oleh pemikiran bahwa siswa lebih mudah
menemukan dan memahami suatu konsep jika mereka saling mendiskusikan
masalah tersebut dengan temannya. Banyak anggota suatu kelompok dalam
belajar kooperatif, biasanya terdiri dari empat sampai enam orang dimana
anggota kelompok yang terbentuk diusahakan heterogen berdasarkan
perbedaan kemampuan akademik, jenis kelamin, dan etnis.

2.2.1 Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Pengembangan pembelajaran kooperatif bertujuan untuk mencapai


hasil belajar, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan
keterampilan sosial. Masing-masing tujuan tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:

a. Pencapaian Hasil Belajar

Slavin dan para ahli lain percaya bahwa memusatkan perhatian


pada kelompok pembelajaran kooperatif dapat mengubah norma budaya
anak muda dan membuat budaya lebih dapat menerima prestasi
menonjol dalam berbagai tugas pembelajaraan akademik.

Disamping merubah norma yang berhubungan dengan hasil


belajar, pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan pada siswa
yang bekerja sama menyelesaikan tugas-tugas akademik, baik kelompok
bawah maupun kelompok atas. Siswa kelompok atas akan menjadi tutor
bagi siswa kelompok bawah. Dalam proses tutorial ini, siswa kelompok
atas akan meningkat kemampuan akademiknya karena memberi
pelayanan sebagai tutor kepada teman sebaya yang membutuhkan
pemikiran lebih mendalam tentang hubungan ide-ide yang terdapat di
dalam materi tertentu.

b. Penerimaan Terhadap Keragaman

15
Efek penting yang kedua dari model pembelajaran kooperatif ialah
penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras, budaya,
tingkat social, kemampuan, maupun ketidakmampuan. Goldon Allport
(1954) mengemukakan telah diketahui bahwa banyak kontak fisik saja
diantara orang-orang yang berbeda ras tau kelompok etnik tidak cukup
untuk mengurangi kecurigaan dan perbedaan ide. Pembelajaran
kooperatif memberi peluang kepada siswa yang latar belakang dan
kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas
bersama, dan melalui penggunaan struktur penghargaan kooperatif, serta
belajar untuk menghargai satu sama lain.

c. Pengembangan Keterampilan Sosial

Tujuan penting ketiga ialah untuk mengajarkan kepada siswa


keterampilan kerja sama dan kolaborasi. Ketarampilan ini amat penting
untuk dimiliki di dalam masyarakat, banyak kerja orang dewasa
dilakukan dalam organisasi yang bergantung satu sama lain dalam
masyarakat meskipun bergam budayanya.

Sementara itu banyak anak muda dan orang dewasa masih


kurang dalam keterampilan sosial. Situasi ini dibuktikan dengan begitu
sering terjadi suatu pertikaian kecil antar individu dapat mengakibatkan
tidakan kekerasan, atau betapa sering orang menyatakan ketidakpuasan
ketika diminta untuk bekerja dalam situasi kooperatif.

Selain unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit,


model ini sangat berguna untuk membantu siswa menumbuhkan
kemampuan kerja sama.

2.2.2 Ciri-ciri Metode Pembelajaran Kooperatif

Ciri-ciri model pembelajaran kooperatif adalah; (1) belajar


bersama dengan teman, (2) selama proses belajar terjadi tatap muka antar
teman, (3) saling mendengarkan pendapat di antara anggota kelompok,

16
(4) belajar dari teman sendiri dalam kelompok, (5) belajar dalam
kelompok kecil, (6) produktif berbicara atau saling mengemukakan
pendapat, (7) keputusan tergantung pada siswa sendiri, (8) siswa aktif
(Stahl, 1994).

2.2.3 Perbedaan Antara Kelompok Belajar Kooperatif dan Traditioanal

Tidak semua kelompok belajar dapat dikatakan sebagai kelompok


belajar Kooperatif. Ada beberapa yang membedakan antara kelompok
belajar tradisional dengan kelompok. Berikut ini adalah perbedaan antara
kelompok belajar kooperatif dan traditioal ( Abdurrahman dan Bintoro
dalam Nurhadi, 2004 : 62-63)

2.3 HASIL BELAJAR


Hamalik (1986:21) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah
tingkah yang timbul, misalnya dari tidak tahu, timbul pengertian-pengertian
baru perubahan dalam sikap, kebiasaan, keterampilan kesanggupan,
menghargai, perkembangan sifat-sifat sosial emosional, dan pertumbuhan
jasmani.
Sudjana (1989:51) berpendapat bahwa hasil belajar adalah perubahan
tingkah laku yang mencakup bidang psikolog manusia yaitu: aspek kognitif,
berkembangnya kemampuan berfikir karena telah menerima berbagai macam
ilmu pengetahuan; aspek afektif, berkembangnya sikap dan kepribadian dan
lebih memperhatikan motorik yang dikendalikan oleh kemampuan psikologis
dengan bertambahnya keterampilan-keterampilan dan kecakapan-kecakapan
baru. Dengan demikian dapat dipahami bahwa terjadinya perubahan tingkah
laku dalam diri seseorang merupakan hasil belajar yang diperoleh dari proses
belajar.
Hasil belajar akan diketahui dengan jalan melakukan evaluasi
terhadap proses interaksi belajar mengajar. Hasil evaluasi inilah yang
merupakan umpan balik yang berperan sebagai indikator terhadap proses dan
hasil interaksi belajar mengajar.

17
Berdasarkan teori Taksonomi Bloom dalam Sardiman (1991: 49),
hasil belajar dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain :

a. Ranah Kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6
aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan
penilaian.
b. Ranah Afektif
Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima
jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai,
organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.
c. Ranah Psikomotor
Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda,
koordinasi neuromuscular (menghubungkan, mengamati).
Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan
psikomotor karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan
afektif juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses
pembelajaran di sekolah.
Adapun kesimpulan yang dapat penulis kemukakan tentang hasil
belajar yaitu semua bentuk perubahan individu baik dari segi kognitif, afektif,
dan psikomotorik setelah melakukan proses belajar.

18
BAB III
PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

3.1 PENYAJIAN DATA


3.1.1 Data Hasil Observasi
a. Aktivitas Siswa
Data ini digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang
pelaksanaan penerapan model pembelajaran kooperatif. Data hasil
pengamatan terhadap aktivitas siswa ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 1. Aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran sebelum
menggunakan model pembelajaran kooperatif
No. Aspek yang Diamati Penilaian
1 2 3 4
1. Duduk berkelompok sesuai dengan √
kelompok yang ditentukan oleh Guru
2. Memperhatikan penjelasan Guru √
3. Mempelajari materi pelajaran √
4. Mengerjakan tugas/ LKS √
5. Memperhatikan bimbingan Guru dalam √
belajar kelompok
6. Bekerja dalam kelompok kooperatif √
7. Mempresentasikan kegiatan yang ada di √
LKS
8. Berdiskusi atau Tanya jawab dengan √
Guru
9. Mengerjakan evaluasi individu √
Jumlah 20
Rata- Rata 2,2
(Sumber: Data Lapangan, 2010)

Tabel 2. Aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran ketika


menggunakan model pembelajaran kooperatif

19
No. Aspek yang Diamati Penilaian
1 2 3 4
1. Duduk berkelompok sesuai dengan √
kelompok yang ditentukan oleh Guru
2. Memperhatikan penjelasan Guru √
3. Mempelajari materi pelajaran √
4. Mengerjakan tugas/ LKS √
5. Memperhatikan bimbingan Guru dalam √
belajar kelompok
6. Bekerja dalam kelompok kooperatif √
7. Mempresentasikan kegiatan yang ada di √
LKS
8. Berdiskusi atau Tanya jawab dengan √
Guru
9. Mengerjakan evaluasi individu √
Jumlah 29
Rata- Rata 3,22
(Sumber: Data Lapangan, 2010)
Kriteria :
4 = Baik sekali
3 = Baik
2 = Kurang
1 = Sangat kurang

Keterangan :
Jumlah = Jumlah skor yang diperoleh dalam tiap aspek
Rata- rata = Jumlah : 9

b. Aktivitas Siswa dalam Kelompok Belajar


Data ini digunakan untuk memperoleh gambaran aktivitas
siswa dalam kelompok belajar sebagai bagian dari model
pembelajaran kooperatif. Data hasil pengamatan terhadap aktivitas
siswa dalam kelompok belajar ditunjukkan pada tabel berikut :
Tabel 3. Perolehan skor aktivitas siswa dalam kelompok belajar
dengan model pembelajaran kontekstual

20
Kel Nama Siswa (a) (b) (c) (d) Jumla Nilai Nilai
h Afektif Rerata
Skor Kel.
1 Nalla 3 2 3 2 10 62,55 66,26
Della 3 4 2 2 11 68,75
Azwin 3 3 3 2 11 68,75
Ivanka 3 3 2 1 9 56,25
Alim 3 3 3 3 12 75,00
2 Yoga 3 3 2 2 10 62,55 70,02
Hayyu 3 3 2 3 11 68,75
Fika 3 2 3 2 10 62,55
Edo 4 3 4 3 14 87,50
Ananda 3 3 3 2 11 68,75
3 Kevin 2 3 2 2 9 56,25 66,25
Alifian 3 3 2 3 11 68,75
Dandi 3 3 3 2 11 68,75
Mayang 3 3 3 2 11 68,75
Nilai 4 2 3 2 11 68,75
4 Ajeng 3 2 3 3 11 68,75 70,01
Fita 3 3 3 2 11 68,75
Anita 3 4 3 3 13 81,25
Bagus 3 3 3 2 11 68,75
Michael 3 2 3 2 10 62,55

5 Kevin. K 3 3 3 2 11 68,75 67,52


Yudha 3 3 2 2 10 62,55
Hakki 3 3 2 3 11 68,75
Aldi 3 2 3 2 10 62,55
Dita 3 3 3 3 12 75,00
Firly 3 2 3 3 11 68,75
Jumlah 79 71 71 65 283 1769,075 2338,07
Rata-Rata 3,03 2,7 2,7 2,5 10,88 68,04 89.85

(Sumber: Data Lapangan, 2010)

21
Keterangan :
(a) Kerja sama
(b) Bertanya
(c) Berpendapat
(d) Memberi Tanggapan

Kriteria :
A = Baik Sekali (skor 4)
B = Baik (skor 3)
C = Cukup (skor 2)
D = Kurang (skor 1)
Nilai Afektif = jumlah skor X 100
16
3.1.2 Data Hasil Tes
a. Nilai Hasil Belajar Kelompok
Dari hasil kelompok siswa yang diambil dari jawaban
yang dikerjakan oleh siswa dalam kelompok adalah sebagai
berikut:

Tabel 4. Data nilai hasil belajar kelompok siswa dalam model


pembelajaran kooperatif
No. Kelompok Nilai Kelompok
1. Kelompok 1 65
2. Kelompok 2 84
3. Kelompok 3 76
4. Kelompok 4 84
5. Kelompok 5 76
Jumlah 385
Rata- Rata 77
(Sumber : Data Lapangan, 2010)

b. Nilai Evaluasi

22
Berikut ini akan disajikan data berupa daftar nilai siswa
dalam mengerjakan soal evaluasi sesuai materi yang dibahas
dengan kriteria penilaian sebagai berikut :
• A. Jawaban benar : 1
• B. Jawaban benar : 2
• C.Jawaban benar : 3
• Skor maksimal : 30
• Nilai akhir : Skor perolehan X 100
Skor maksimal

Tabel 5. Perolehan nilai evaluasi sebelum mengikuti pembelajaran


dengan model pembelajaran kooperatif
No. Nomor Induk Nama Nilai
1. 1213 Desi Mayang Sari 70
2. 1215 Kevin Albi Senjaya 70
3. 1223 Sukma Pradita Ningrum 60
4. 1273 Adinda Ayu Nurfajria 75
5. 1274 Aldo Kurnai Hanafi 68
6. 1275 Alim Wirawan 70
7. 1276 Anita Rahmawati 67
8. 1277 Azwin Nur Hamdi 70
9. 1278 Aldi Puji Prasetyo 50
10. 1279 Bagus Arma Apriliyanto 57
11. 1280 Devi Tri Kartikasari 60
12. 1281 Tika Rachmadtul Maula 68
13. 1282 Fitah Ramadhani 70
14. 1283 Firly Agustin Wijayanti 60
15. 1285 Haki Ai Zanuanda 50
16. 1286 Hayyu Aliefiawati 75
17. 1287 Ivanka Silvia Yoventa 60
18. 1288 Kevin Kusuma Wardhana 68
19. 1291 Michael Joagustinus I 50
20. 1292 Muhammad Sudandi 50
21. 1293 M. Alfian Dwi W 60
22. 1296 Nila Lingga Lusita 70
23. 1299 Syndi Nalla A 65
24. 1300 Yoga Dwi Ramadhan 70
25. 1301 Yudha Novy S 60
26. 1302 Zainul Mustaqim 60
27. 1311 Dela Renta S 60

23
28 1410 Edo Riyan A 67
29. 1411 Nana Ajeng s 78
Novita Purwanti 68
Jumlah nilai 1926

Rata- Rata 64,2

Presentase Keberhasilan 60,8%

(Sumber: Data Lapangan, 2010)

Tabel 6. Perolehan nilai evaluasi setelah mengikuti pembelajaran


dengan model pembelajaran kooperatif
No. Nomor Induk Nama Nilai
1. 1213 Desi Mayang Sari 83
2. 1215 Kevin Albi Senjaya 100
3. 1223 Sukma Pradita Ningrum 83
4. 1273 Adinda Ayu Nurfajria 73
5. 1274 Aldo Kurnai Hanafi 73
6. 1275 Alim Wirawan 100
7. 1276 Anita Rahmawati 73
8. 1277 Azwin Nur Hamdi 83
9. 1278 Aldi Puji Prasetyo 80
10. 1279 Bagus Arma Apriliyanto 68
11. 1280 Devi Tri Kartikasari 73
12. 1281 Tika Rachmadtul Maula 73
13. 1282 Fitah Ramadhani 83
14. 1283 Firly Agustin Wijayanti 78
15. 1285 Haki Ai Zanuanda 68
16. 1286 Hayyu Aliefiawati 93
17. 1287 Ivanka Silvia Yoventa 86
18. 1288 Kevin Kusuma Wardhana 73
19. 1291 Michael Joagustinus I 68
20. 1292 Muhammad Sudandi 68
21. 1293 M. Alfian Dwi W 86
22. 1296 Nila Lingga Lusita 80
23. 1299 Syndi Nalla A 86
24. 1300 Yoga Dwi Ramadhan 86
25. 1301 Yudha Novy S 68
26. 1302 Zainul Mustaqim 73
27. 1311 Dela Renta S 86
28 1410 Edo Riyan A 76
29. 1411 Nana Ajeng s 83
Novita Purwanti 73

24
Jumlah nilai 2376

Rata- Rata 79,2

Presentase Keberhasilan 84,6%

(Sumber: Data Lapangan, 2010)


3.2 ANALISIS DATA
3.2.1 Analisis Data Observasi
Analisis data hasil observasi ini dilakukan untuk mengetahui
hasil pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif pada mata pelajaran PKn kelas V di SDN
Balas Klumprik II/435 Wiyung Surabaya. Analisis hasil observasi ini
dihitung menggunakan rumus :
F
P =N x 100 %
Keterangan :
P = angka presentase
F = frekuensi yang sedang dicari prosentasenya
N = jumlah frekuensi
(Sudjana, 1989: 133)
Rata-rata aktivitas siswa secara klasikal yang diperoleh
dibandingkan dengan kriteria rentangan sebagai berikut :

81% - 100%= Baik sekali


61% - 80% = Baik
41% - 60% = Cukup
21% - 40% = Kurang
< 21% = Sangat Kurang
(Arikunto, 2004: 18)
Berdasarkan data hasil penelitian dapat dianalisis sebagai
berikut :
a. Aktivitas siswa
Sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif :
P = 2,2x 100%

25
4
P = 55% (cukup)
Setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif :
P = 3,22 x 100%
4
P = 80,5% (baik)
Dari hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa sebelum
menggunakan model pembelajaran kooperatif persentasenya adalah
55% sedangkan setelah menggunakan model pembelajaran
kooperatif diperoleh persentase sebesar 80,5%. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa hasil observasi terhadap penerapan penggunaan
model pembelajaran kooperatif telah bisa dikatakan berhasil karena
terletak pada rentangan 76%-100%. Hal ini berarti model
pembelajaran kooperatif dapat digunakan sebagai salah satu model
pembelajaran PKn untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas
V SDN Balas Klumprik II/435 Wiyung Surabaya.
b. Aktivitas siswa dalam kelompok belajar
Persentase aktivitas siswa dalam kelompok belajar dapat
ditentukan menggunakan rumus sebagai berikut :
Nilai afektif rata-rata
P = x 100 %
Nilai afektif maksimal

F
P = x 100%
N

68,04
P = 100 x 100%

P = 68,04%
Persentase aktivitas siswa dalam kelompok belajar adalah
68,04% . Hasil tersebut menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam
kelompok belajar baik.
3.2.2 Analisis Data Tes
Analisis data tes diperoleh dengan menggunakan rumus :

X= ∑X

26
N
Keterangan :
X = Rata- rata
N = Jumlah siswa
∑X = Jumlah nilai keseluruhan
Rata- rata hasil belajar siswa secara klasikal yang diperoleh
dibandingkan dengan kriteria rentangan sebagai berikut :

81 - 100 = Baik sekali


61 - 80 = Baik
41 - 60 = Cukup
21 - 40 = Kurang
< 21 = Sangat Kurang
(Arikunto, 2004: 18)

Berdasarkan data hasil penelitian dapat dianalisis sebagai berikut :


a. Nilai hasil kerja kelompok
Berdasarkan nilai hasil kerja siswa dalam kelompok belajar
diperoleh rata-rata sebagai berikut :

X= ∑X
N

X= 385
5
X= 77
Rata-rata nilai hasil kerja siswa dalam kelompok belajar adalah
77. Hasil tersebut menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam
kelompok belajar baik.

b. Nilai evaluasi siswa


Sedangkan nilai evaluasi siswa diperoleh rata-rata sebagai
berikut:

27
• Nilai evaluasi sebelum mengikuti pembelajaran dengan model
pembelajaran kooperatif :

X= ∑X
N

X= 1926
30
X=
87, 64,2

• Nilai evaluasi setelah mengikuti pembelajaran dengan model


pembelajaran kooperatif:

X= ∑X
N

X= 2376
30
X=
87, 79,2

Dari hasil analisis di atas menunjukkan adanya perbedaan nilai


evaluasi antara sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif
dengan setelah menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif,
yaitu lebih besar nilai evaluasi setelah menggunakan model pembelajaran
kooperatif dengan rata-rata 79,2. Hal ini menunjukkan terdapat kenaikan
nilai rata-rata hasil evaluasi antara sebelum dan sesudah menggunakan
model pembelajaran kooperatif, yaitu sebesar 15 %.Berarti model
pembelajaran kooperatif dapat diterapkan dalam pembelajaran PKn
untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Balas Klumprik
II/435 Wiyung Surabaya.

BAB IV
PENUTUP
4.1 SIMPULAN

28
Berdasarkan hasil analisis dapat diperoleh beberapa kesimpulan
sebagai berikut :
1. Model pembelajaran kooperatif dapat digunakan sebagai salah satu model
pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Karena
pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan siswa.
2. Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran,
siswa menjadi lebih aktif dan antusias dalam belajar sehingga suasana
pembelajaran menjadi lebih hidup.
3. Melalui kelompok belajar dalam model pembelajaran kooperatif, siswa
dapat mengembangkan kemampuan sosialnya, misalnya kerja sama,
menghargai pendapat orang lain dan berani mengungkapkan pendapat.
4. Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran,
pengetahuan yang diperoleh siswa menjadi lebih bermakna karena Apa
yang didiskusikan siswa dengan teman-temannya dan apa yang diajarkan
siswa kepada teman-temannya memungkinkan mereka untuk memperoleh
pemahaman dan penguasaan materi pelajaran.

4.2 SARAN
Adapun beberapa saran yang dapat diberikan penulis berkaitan dengan
hasil penelitian adalah :
1. Penerapan metode atau model pembelajaran yang variatif sangat
diperlukan dalam pembelajaran dikelas agar suasana pembelajaran lebih
bermakna dan menghindari kebosanan pada diri siswa.
2. Keterampilan sosial siswa perlu dikembangkan secara optimal karena
merupakan salah satu keterampilan hidup bagi siswa yang amat penting
untuk dimiliki di dalam masyarakat
3. Dalam menggunakan metode maupun model pembelajaran yang baru perlu
disesuaikan dengan karakteristik anak, agar tujuan pembelajaran tercapai
dan siswa belajar dengan kondusif.

DAFTAR PUSTAKA
Bandono.web.id/menyusun-model-pembelajaran-kooperati/ diakses pada tanggal
29 Agustus pukul 8.12WIB

29
Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Ipankreview.wordpress.com/materi-pembelajaran-kooperatifl-/diakses pada
tanggal 29 Agustus 2010 pukul 8:35 WIB

www.scribd.com/.../Pendekatan Kooperatifl Dalam Pembelajaran diakses pada


tanggal 29 Agustus 2010 pukul 8:45 WIB

LAMPIRAN
• Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
• Lampiran 2 : Materi Ajar
• Lampiran 3 : Lembar Kerja Siswa (LKS), Kunci Jawaban, dan Pedoman
Penskoran
• Lampiran 4 : Lembar Evaluasi, Kunci Jawaban, dan Pedoman Penskoran
• Lampiran 5 : Lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran
• Lampiran 6 : Lembar observasi kegiatan siswa dalam kelompok belajar

Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

30
Satuan Pendidikan : SDN Balas Klumprik II
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
Kelas / Semester : V/1
Alokasi Waktu : 2 × 35 menit (1 x pertemuan)

I. STANDAR KOMPETENSI
1. Memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI).

II. KOMPETENSI DASAR


1.3 Menunjukkan contoh-contoh prilaku dalam menjaga keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia

III. INDIKATOR
1.1.1 Menyebutkan upaya-upaya untuk menjaga keutuhan Negara Republik
Indonesia dalam usaha bela negara secara fisik

1.1.2 Menyebutkan upaya-upaya untuk menjaga Keutuhan Negara Republik


Indonesia dalam usaha bela negara secara non fisik

1.1.3 Memberi contoh-contoh perilaku yang mencerminkan upaya menjaga


keutuhan Negara kesatuan republik indonesia di lingkungan keluarga

1.1.4 Memberi contoh-contoh perilaku yang mencerminkan upaya menjaga


keutuhan Negara kesatuan republik indonesia di lingkungan sekolah

1.1.5 Memberi contoh-contoh perilaku yang mencerminkan upaya menjaga


keutuhan Negara kesatuan republik indonesia di lingkungan
masyarakat

IV. TUJUAN PEMBELAJARAN

31
1. Melalui penggunaan media peta konsep tentang upaya untuk menjaga
keutuhan Negara republik indonesia siswa dapat menyebutkan upaya-
upaya untuk menjaga keutuhan Negara Republik Indonesia melalui bela
negara secara fisik dengan tepat

2. Melalui penggunaan media peta konsep tentang upaya untuk menjaga


keutuhan Negara republik indonesia siswa dapat menyebutkan upaya-
upaya untuk menjaga keutuhan Negara Republik Indonesia melalui bela
negara secara non fisik dengan tepat

3. Melalui kegiatan diskusi kelompok, siswa dapat memberi contoh-


contoh perilaku yang mencerminkan upaya menjaga keutuhan Negara
kesatuan republik indonesia di lingkungan keluarga dengan tepat
minimal 2

4. Melalui kegiatan diskusi kelompok, siswa dapat memberi contoh-


contoh perilaku yang mencerminkan upaya menjaga keutuhan Negara
kesatuan republik indonesia di lingkungan sekolah dengan tepat minimal
2

5. Melalui kegiatan diskusi kelompok, siswa dapat memberi contoh-


contoh perilaku yang mencerminkan upaya menjaga keutuhan Negara
kesatuan republik indonesia di lingkungan masyarakat dengan tepat
minimal 2

V. MATERI AJAR
Upaya - Upaya Dalam Menjaga Keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (terlampir).

VI. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN


Model Pembelajaran : Pembelajaran Kooperatif
Metode Pembelajaran : ceramah, tanya jawab, dan diskusi

32
VII. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
1. Kegiatan Awal (± 10 menit)
o Apersepsi untuk
mengungkapkan pengetahuan awal siswa dengan bertanya tentang
pelajaran yang lalu yaitu tentang pentingnya menjaga keutuhan
Negara Republik Indonesia
2. Guru menyampaikan tujuan
pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi
siswa belajar dengan mengajak menyanyikan lagu ”17 agustus”
bersama-sama (fase 1)
2. Kegiatan Inti (± 45 menit)
1. Guru menunjukkan
peta konsep (ke-1) tentang upaya menjaga keutuhan NKRI dan
memberikan penjelasan kepada siswa tentang bentuk-bentuk upaya
yang dapat dilakukan oleh warga indonesia untuk menjaga keutuhan
NKRI (fase 2)
2. Siswa memperhatikan
peta konsep (ke-2), kemudian siswa dan guru bertanya jawab
tentang bentuk partisipasi warga negara dalam menjaga keutuhan
NKRI mulai dari lingkungan keluarga, sekolah sampai dengan
lingkungan masyarakat.
3. Guru membimbing
siswa membentuk kelompok belajar. Setiap kelompok terdiri dari 5–
6 siswa. (fase 3 )
4. Guru membagikan
LKS untuk dikerjakan secara berkelompok dan memberi petunjuk
cara mengerjakannya.
5. Siswa bersama
dengan guru membahas LKS / presentasi kelompok (fase 4)

33
6. Siswa bersama
dengan guru menyimpulkan seluruh materi pembelajaran pada
pertemuan kali ini.
7. Siswa mengerjakan lembar evaluasi tentang upaya-upaya
dalam menjaga keutuhan NKRI. (fase 5 )

3. Kegiatan Akhir (±15 menit)


1. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan
memberikan pesan moral kepada siswa untuk selalu menjaga
kerukunan antar teman sebagai salah satu bentuk upaya menjaga
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) .
II. Sumber / Media / Alat Belajar :
1. Sumber:
• Buku PKn SD/MI Kelas V, hal. 1-24, karangan :
Ikhwan Sapto. penerbit : pusat Perbukuan Depdiknas.
2. Media :
• Peta konsep yang berisi upaya dalam menjaga keutuhan
NKRI
3. Alat :
• LKS
III. Penilaian :
1. Teknik Penilaian :
• Proses : Penilaian sikap (aktivitas belajar siswa)
• Hasil : Tes tertulis
2. Bentuk penilaian :
• Pengamatan
• Pilihan ganda, isian, dan uraian / esai
3. Alat Penilaian :
• Lembar pengamatan : terlampir
• Butir soal : terlampir
KRITIK DAN SARAN :

34
Surabaya, 16 agustus 2010
Guru Pemula

NURIKA
NIM. 071644024

LAMPIRAN :
1. Materi Ajar
2. Lembar Kerja Siswa (LKS)
3. Kunci Jawaban dan Pedoman Penilaian Lembar Kerja Siswa (LKS)
4. Rubrik Penilaian Sikap
5. Lembar Evaluasi
6. Kunci Jawaban dan Pedoman Penilaian Lembar Evaluasi

35
Lampiran 3: Lembar Kerja Siswa (LKS), Kunci Jawaban, dan Pedoman
Penskoran

LEMBAR KERJA SISWA


LKS
Tempelkan contoh-contoh perilaku dalam menjaga keutuhan negara
kesatuan republik Indonesia sesuai dengan lingkungannya, yaitu; di
lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat
dengan benar!

1. Di Lingkungan Keluarga
a. ……………………………………
b. ……………………………………
c. ……………………………………
d. ……………………………………

2. Di lingkungan Sekolah
a. ………………………………….
b. …………………………………..
c. …………………………………..
d. …………………………………..

3. Di Lingkungan Masyarakat
a. …………………………………..
b. …………………………………..
c. …………………………………..
d. ………………………………….
e. …………………………………..

36
JAWABAN LEMBAR KERJA SISWA
( LKS )
Contoh-contoh perilaku dalam menjaga keutuhan negara kesatuan republik
Indonesia sesuai dengan lingkungannya, yaitu; di lingkungan sekolah, lingkungan
keluarga, dan lingkungan masyarakat dengan benar!

1. Di Lingkungan Keluarga
a. beribadah bersama,
b. saling mencintai, menghargai, dan tolong menolong antaranggota keluarga.
c. mengakui keberadaan dan fungsi atau kedudukan masing-masing anggota
keluarga,
d. menghargai pendapat satu sama lain, dan sebagainya.
2. Di lingkungan Sekolah
e. Melaksanakan 6K (keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan,
kekeluargaan, dan kerindangan) di lingkungan sekolah masing-masing
f. Berperan aktif dalam kegiatan UKS, PMR, pramuka, OSIS, olahraga,
dan kesenian.
g. Aktif belajar, mematuhi tata tertib, hormat kepada bapak/ibu guru,
kepala sekolah, dan semua karyawan di sekolah.
h. Mempunyai kepedulian sosial, misalnya memberi sumbangan bila ada
bencana alam, membantu kegiatan donor darah PMI, dan sebagainya.
3. Di Lingkungan Masyarakat
f. Kerja bakti dan gotong royong membersihkan lingkungan dan sarana
prasarana hidup milik umum.
g. Saling menghormati dan bekerja sama.
h. Toleransi antarumat beragama dan penganut kepercayaan.
i. Ikut ronda malam bagi yang sudah dewasa sesuai dengan jadwal yang
telah ditentukan.
j. Rela berkorban untuk kepentingan bersama bagi bangsa dan negara.

37
SKOR PENILAIAN :
Jawaban tepat dan benar : 1
Jawaban tidak tepat : 2
Skor maksimal : 13

Nilai Akhir = Jumlah Perolehan x 100


skormaksim al

Lampiran 4 : Lembar Evaluasi, Kunci Jawaban, dan Pedoman Penskoran


LEMBAR EVALUASI
A. Pilihlah jawaban yang paling tepat !
1. Tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara. Hal ini sesuai dengan UUD 1945 Pasal …
a. 32 Ayat (1)
b. 30 Ayat (2)
c. 31 Ayat (1)
d. 31 Ayat (2)
2. Salah satu cara untuk membina kerukunan antarsiswa di sekolah adalah …
a. menjaga kerapian di dalam kelas
b. mengikuti pelajaran dengan saksama
c. bergaul tanpa membeda-bedakan teman
d. bekerja sama dalam mengerjakan ulangan
Di dalam keluarga yang harus menaati peraturan adalah ….
a. anak dan ibu
b. ayah dan ibu
c. anak-anak dan pembantu
d. semua anggota keluarga

38
4. Salah satu cara untuk membina
kerukunan antarsiswa di sekolah adalah ….
a. menjaga kerapian di dalam kelas
b. mengikuti pelajaran dengan saksama
c. bergaul tanpa membeda-bedakan teman
d. bekerja sama dalam mengerjakan ulangan

5. Agar masyarakat aman dan tenteram, maka semua warga


masyarakat harus taat ….
a. kepada pemuka agama
b. kepada pejabat setempat
c. kepada aturan yang berlaku
d. kepada pemuka masyarakat

B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar !


1. Peran serta warga negara dalam ketahan negara indonesia
tercantum dalam UUD 45 pasal ............ ayat................
2. Kegiatan belajar mengajar di sekolah akan lancar apabila
ketahanan sekolah ………………………………
3. Apabila setiap anggota keluarga telah memiliki kepatuhan dan
ketaatan terhadap tata krama dan aturan keluarga maka akan tercipta
....................................... antar anggota keluarga
4. Gotong royong merupakan contoh prilaku dalam menjaga
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam lingkungan
……………………………
5. Usaha pertahanan dan keamanan negara dilakukan oleh Tentara
Nasional Indonesia sebagai kekuatan …………………dan rakyat sebagai
kekuatan………….

C. Jawablah pertanyaan berikut dengan jelas dan benar !

39
1. Sebutkan upaya yang dapat
dilakukan warga negara untuk menjaga keutuhan NKRI dalam usaha bela
negara secara fisik! Minimal 2
2. Sebutkan upaya yang dapat
dilakukan warga negara untuk menjaga keutuhan NKRI dalam usaha bela
negara secara non fisik! Minimal 2
3. Sebutkan contoh-contoh
perilaku dalam keluarga yang mencerminkan upaya dalam menjaga
keutuhan dan keharmonisan keluarga! Minimal 2
4. Sebutkan contoh-contoh
perilaku untuk menjaga persatuan dan kesatuan di lingkungan sekolah!
Minimal 2
5. Sebutkan contoh - contoh
kegiatan dalam masyrakat yang mencerminkan upaya manjaga keutuhan
Negara Kesatuan republik Indonesia! Minimal 2

KUNCI JAWABAN LEMBAR EVALUASI

A. Pilihlah jawaban yang paling tepat !


1. b. pasal 30 ayat 1
2. c. bergaul tanpa membeda-bedakan teman
3. d. semua anggota keluarga
4. c. bergaul tanpa membeda-bedakan teman
5. c. taat kepada aturan yang berlaku

B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar !


1. pasal 30 ayat 1 dan 2
2. Masih bersifat kedaerahan
3. kerukunan, kedamaian, dan keharmonisan
4. masyarakat
5. kekuatan utama dan kekuatan pendukung

C. Jawablah pertanyaan berikut dengan jelas dan benar


1. upaya yang dapat dilakukan adalah

40
a. Anggota TNI
b. Jajaran Kepolisian RI (Polri)
c. Pelatihan dasar kemiliteran, seperti Rakyat Terlatih (Ratih), pertahanan
rakyat semesta (Permesta), dan lain-lain.
2. Upaya yang dapat dilakukan adalah :

3. Contoh prilaku yang mencerminkan upaya menjaga keutuhan dan


keharmonisan keluarga adalah:

4. Contoh prilaku yang mencerminkan upaya menjaga persatuan dan


kesatuan di adalah:

5. Contoh prilaku yang mencerminkan upaya menjaga keutuhan Negara


Kesatuan Republik Indonesia di lingkungan masyarakat adalah:
a. Kerja bakti dan gotong royong membersihkan lingkungan dan
sarana prasarana hidup milik umum.
b. Saling menghormati dan bekerja sama.
c. Toleransi antarumat beragama dan penganut kepercayaan.
d. Ikut ronda malam bagi yang sudah dewasa sesuai dengan jadwal
yang telah ditentukan.
e. Rela berkorban untuk kepentingan bersama bagi bangsa dan
negara.

SKOR PENILAIAN :
• Bagian A
Jawaban benar : 1
Jawaban salah : 0
• Bagian B
Jawaban benar : 2
Jawaban salah : 0

41
• Bagian C
Jawaban benar semua :3
Jawaban benar satu :1
Jawaban slah kedua-duanya :0
• Skor maksimal : 30

Nilai Akhir = Jumlah Perolehan x 100


skormaksim al

Lampiran 5 : Lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN


Nama Siswa :
No. Absen :

42
No. Aspek yang Diamati Penilaian Ket.
1 2 3 4
1. Duduk berkelompok sesuai dengan
kelompok yang ditentukan oleh Guru
2. Memperhatikan penjelasan Guru
3. Mempelajari materi pelajaran
4. Mengerjakan tugas/ LKS
5. Memperhatikan bimbingan Guru dalam
belajar kelompok
6. Bekerja dalam kelompok kooperatif
7. Mempresentasikan kegiatan yang ada di
LKS
8. Berdiskusi atau Tanya jawab dengan Guru
9. Mengerjakan evaluasi individu

Kriteria Pengamatan Kegiatan Siswa dalam Kelompok Belajar :


4 = Baik sekali
3 = Baik
2 = Kurang
1 = Sangat kurang

Nilai Akhir :
Skor Perolehan x 100 =
Skor maksimal

Lampiran 6 : Lembar observasi sikap siswa dalam kelompok belajar


LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN SISWA DALAM
KELOMPOK BELAJAR
Kel. Nama Siswa (a) (b) (c) (d) Jumlah Nilai Nilai Rata-
Skor Afektif Rata
Kelompok

43
Kriteria Pengamatan Kegiatan Siswa dalam Kelompok Belajar :
Keterangan :
(a)= Kerja sama
(b)= Bertanya
(c)= Berpendapat
(d)= Memberi tanggapan
Kriteria :
4 = Baik sekali
3 = Baik
2 = Kurang
1 = Sangat kurang
Nilai Akhir :
Skor Perolehan x 100 =
Skor maksimal

44

You might also like