You are on page 1of 8

BRIKET BATUBARA

Briket batubara adalah bahan bakar padat yang terbuat dari batubara dengan sedikit
campuran seperti jerami, ampas tebu, dan molases. Briket Batubara mampu menggantikan
sebagian dari kegunaan Minyak tanah (BBM) seperti untuk pengolahan makanan,
pengeringan, pembakaran, dan pemanasan. Bahan baku utama briket batubara adalah
batubara yang sumbernya berlimpah di Indonesia dan mempunyai cadangan untuk selama
lebih kurang 150 tahun. Teknologi pembuatan briket tidaklah terlalu rumit dan dapat
dikembangkan oleh masyarakat maupun pihak swasta dalam waktu singkat. Briket batubara
dipilih oleh masyarakat sebagai bahan bakar alternatif karena dilihat dari segi keunggulannya.
Adapun keunggulan briket batubara adalah:
a. Lebih murah;
b. Nilai kalor yang tinggi dan kontinyu sehingga sangat baik untuk pembakaran yang lama;
c. Tidak beresiko meledak/terbakar;
d. Tidak mengeluarkan suara bising serta tidak berjelaga;
e. Sumber batubara melimpah.
Briket batubara memiliki keterbatasan yaitu waktu penyalaan awal memakan waktu
5 –10 menit dan diperlukan sedikit penyiraman minyak tanah sebagai penyalaan awal.
Briket batubara hanya efisien jika digunakan untuk jangka waktu di atas 2 jam.
Tabel 1 Perbandingan antara Minyak Tanah dan Briket
No Parameter Minyak Tanah Briket
1 Nilai kalor 9000 kkal/ltr 5.400 kkal/kg
2 Ekivalen 1 ltr 1,60 kg
3 Biaya Rp 2.800 Rp 1.300
(sumber ; pt. ba, bppt)

Proses Pembuatan Briket Batubara


Jenis proses pembuatan briket batubara dapat dibagi menjadi 2, yaitu: jenis
berkarbonisasi dan jenis non karbonisasi.
1. Karbonisasi (super)
Jenis ini mengalami terlebih dahulu proses dikarbonisasi sebelum menjadi Briket.
Dengan proses karbonisasi zat-zat terbang yang terkandung dalam briket batubara tersebut
diturunkan serendah mungkin sehingga produk akhirnya tidak berbau dan berasap,
namun biaya produksi menjadi meningkat karena pada batubara tersebut terjadi rendemen
sebesar 50%. Briket ini cocok untuk digunakan untuk keperluan rumah tangga serta lebih
aman dalam penggunaannya. Pembuatan briket batubara berkarbonisasi dapat dilihat pada
gambar 1 berikut ini :

Gambar 1 Flow chart pembuatan briket batubara berkarbonisasi (super)


B. Non Karbonisasi (biasa)
Jenis yang ini tidak mengalamai dikarbonisasi sebelum diproses menjadi briket dan
harganya pun lebih murah. Karena zat terbangnya masih terkandung dalam briket
batubara maka pada penggunaannya lebih baik menggunakan tungku (bukan kompor)
sehingga akan menghasilkan pembakaran yang sempurna dimana seluruh zat terbang
yang muncul dari briket akan habis terbakar oleh lidah api dipermukaan tungku. Briket ini
umumnya digunakan untuk industri kecil. Pembuatan briket batubara berkarbonisasi dapat
dilihat pada gambar 2 berikut ini.
Tabel 2 Standart Bahan Baku Briket Batubara
No Jenis Bahan Baku Kadar Abu Nilai kalor Total Sulfur Keterangan
(% Berat) (Kkl/kg) (% Berat)
1 Terkarbonisasi <5 > 3500 < 1 Karbonisasi
akan
menaikkan
nilai kalor
dan abu
2 Tanpa Karbonisasi < 10 > 5100 < 1 Penambahan
binder akan
menaikkan
abu dan
menurunkan
nilai kalor
(sumber: Badan Standarisasi Nasional, 2006)
Tabel 3 Standart Kualitas Briket Batubara
No Jenis Briket Air Zat Nilai Total Beban
Batubara Lembab Terbang Kalor Sulfur Pecah
2
1 Briket batubara (%)20
Maks (%)15
Maks (Kkal/kg)
Min 4000 (%) 1
Maks (kg/cm
Min 60)
terkarbonisasi Jenis
batubara muda
2 Briket batubara Maks 7,5 Maks 15 Min 5500 Maks 1 Min 60
terkarbonisasi Jenis
batubara bukan
batubara muda
3 Maks 12 Sesuai Min 4400 Maks 1 Min 65
Briket batubara tanpa
batubara
karbonisasi Tipe telur
asal
4 Briket batubara tanpa Maks 12 Sesuai Min 4400 Maks 1 Min 10
karbonisasi Tipe batubara
sarang tawon asal
5 Briket bio- batubara Maks 15 Sesuai Min 4400 Maks 1 Min 65

dengan
bahan baku
(sumber: Badan Standarisasi Nasional, 1998)

Keunggulan Briket Batubara


1. Lebih murah
2. Panas yang tinggi dan kontinyu sehingga sangat baik untk pembakaran yang lama
3. Tidak beresiko meledak/terbakar
4. Tidak mengeluarkan sauara bising serta tidak berjelaga
5. Sumber Batubara berlimpah

Perbandingan Pemakaian Minyak Tanah dengan Briket


Rumah tangga untuk 3 ltr/hari Minyak tanah Rp. 9000/hari; Briket Rp. 5400/hari;
Penghematan Rp. 3600/hari. Warung makan untuk 10 ltr/hari Minyak Tanah Rp. 30.000/hari;
Briket Rp. 18.000/hari; Penghematan Rp. 12.000/hari. Industri kecil untuk 25 ltr/hari Minyak
Tanah Rp. 75.000/hari; Briket 45.000/hari; Penghematan Rp. 30.000/hari
Industri kecil untuk 100 ltr/hari Minyak Tanah Rp. 2.000.000/hari; Briket Rp. 1.502.450/hari;
Penghematan Rp. 497.550/hari.

Sifat briket yang baik


1. Tidak berasap dan tidak berbau pada saat pembakaran
2. Mempunyai kekuatan tertentu sehingga tidak mudah pecah waktu diangkat dan dipindah
pindah
3. Mempunyai suhu pembakaran yang tetap (± 3500C) dalam jangka waktu yang cukup
panjang (8-10 jam)
4. Setelah pembakaran masih mempunyai kekuatan tertentu sehingga mudah untuk
dikeluarkan dari dalam tungku masak
5. gas hasil pembakaran tidak mengandung gas karbon monoksida yang tinggi

Jenis briket
Dikenal 2 jenis briket yaitu :
1. Type yontan (silinder) untuk keperluan rumah tangga
Type ini lebih dikenal dan popular, disebut dengan yontan, suatu nama local berbentuk
silinder dengan garis tengah 150 mm, tinggi 142 mm, berat 3,5 kg dan mempunyai lubang-
lubang sebanyak 22 lubang
2. Type egg (telor) untuk keperluan industry dan rumah tangga
Type ini juga dipergunakan untuk bahan bakar industry kecil seperti untuk
pembakaran kapur, bata, genteng, gerabah, pandai besi dan sebagainya, tetapi juga untuk
keperluan rumah tangga. Jenis ini mempunyai lebar 32-39 mm panjang 46-58 mm dan
tebal 20-24 mm

Bahan Campuran dan Fungsi


A. Batubara, sebagai bahan utama pembuatan briket batubara.
 Semakin tinggi nilai kalorinya, panas yang dihasilkan akan semakin tinggi
 Semakin tinggi nilai kalorinya, pembakaran akan semakin lama karena unsur zat yang
mudah terbakar (volatile matter) yang dikandungnya akan semakin sedikit
 Semakin banyak komposisi batubaranya, pembakaran yang dihasilkan akan semakin
panas dan semakin lama
 Semakin tinggi nilai kalorinya semakin sulit menyala, karena kadar volatile matternya
akan semakin sedikit
 Semakin rendah nilai kalorinya, panas yang dihasilkan akan semakin berkurang dan
lama pembakaran akan semakin cepat. Batubara dengan nilai kalori rendah juga
mengandung banyak air sehingga menyulitkan dalam penyalaan, berasap dan panas
yang berkurang. Solusinya dengan cara pengeringan (mengurangi kadar air) dan
dengan cara karbonisasi (menaikkan kadar kalori batubara)
B. Biomassa (serbuk kayu keras), sebagai bahan untuk mempercepat dan memudahkan
proses pembakaran
 Semakin banyak komposisi biomassa maka briket akan semakin mudah terbakar dan
pencapaian suhu maksimalnya akan semakin cepat
 Kelemahannya semakin banyak komposisi biomassanya, lama pembakaran menjadi
semakin berkurang
 Biomassa dapat diubah / diolah menjadi bio arang, yang merupakan bahan bakar
dengan tingkat nilai kalor yang cukup tinggi dan dapat digunakan dalam kehidupan
sehari-hari
 Semakin besar komposisi biomassa, maka kandungan emisi polutan CO dan polusi
HC akan semakin berkurang
C. Tanah liat, sebagai bahan pengeras sekaligus perekat
 Jenis tanah liat yang dipilih, harus mengandung unsur Kaulinik yaitu unsur yang
mempengaruhi kerekatan, kekerasan dan kekeringan
 Semakin banyak komposisinya, briket yang dihasilkan akan semakin keras
 Semakin banyak komposisinya, gas CO yang dihasilkan akan semakin sedikit
 Dari hasil uji coba untuk ketahanan dan lama pembakaran, komposisi yang terbaik
untuk tanah liat adalah 10%
D. Tepung tapioka, sebagai bahan perekat utama
 Pemilihan tepung tapioka yang baik juga diperlukan untuk mendapatkan daya rekat
yang kuat dan tidak mudah hancur
 Pembuatan "adonan perekat" dari tepung tapioka dengan air juga harus diperhatikan
sehingga benar-benar matang dan kental. Setelah adonan jadi sebaiknya didinginkan
terlebih dahulu sehingga adonan tersebut benar-benar kental dan rekat
E. Kapur (lime), sebagai bahan imbuhan yang digunakan untuk mengikat racun dan
mengurangi bau belerang
 Dari hasil uji coba, komposisi yang terbaik untuk kapur adalah 1%
 Komposisi kapur juga perlu diperhatikan, karena apabila terlalu banyak akan
membuat panas pembakaran briket menjadi berkurang
Kelemahan Briket Batubara dan Solusinya
1. Sulit dalam penyalaan, solusinya :
 Bahan baku batubara dan tanah liat dalam keadaan kering (dijemur terlebih dahulu),
sehingga kadar airnya rendah.
 Bahan baku batubara dan tanah liat "di-crusher" dan "di-screen" terlebih dahulu
dengan menggunakan lubang saringan yang kecil dari 3 mm2
 Memperbesar komposisi biomassa (serbuk kayu keras), karena biomassa dapat
membantu mempercepat proses penyalaan
 Briket batubara yang sudah dicetak harus dikeringkan terlebih dahulu dengan cara
dijemur atau dipanaskan dengan "oven" sebelum dikemas dalam karung. Hal ini untuk
menghindari briket lembab saat digunakan nantinya
2. Berasap dan berbau, solusinya :
 Semua bahan diusahakan dalam keadaan kering, karena kelembaban dan kadar air
yang banyak menyebabkan asap yang banyak dan berbau
 Pemberian angin atau menggunakan cerobong pada saat penyalaan awal akan
membantu briket cepat menjadi bara sehingga asap dan bau yang dihasilkan dari
pembakaran briket tersebut juga akan berkurang
 Penambahan unsur kapur dalam komposisi briket. komposisi terbaik untuk kapur 1%.
Hal ini juga akan mengurangi kadar asap dan bau
 Pemberian biomassa juga akan membantu mempercepat batubara menjadi bara
sehingga asap dan bau akan cepat berkurang
 Dengan cara batubara dikarbonisasi terlebih dahulu, karena dengan proses
karbonisasi, telah membuang sebagian zat terbang dan gas-gas sisa pembakaran
3. Panas dan lama pembakaran, solusinya :
 Pemilihan batubara dengan kalori tinggi atau dengan cara dikarbonisasi
 Dengan memperbesar komposisi batubara. Karena semakin banyak komposisi
batubaranya maka akan semakin lama dan semakin panas hasil pembakarannya
 Penentuan komposisi tanah liat dan jenis tanah liat juga berpengaruh terhadap lama
pembakaran. Pemilihan tanah liat yang baik akan membuat briket lebih rekat, padat dan
keras yang akhirnya juga memperlama proses pembakaran
 Pengeringan hasil briket. Karena briket yang lembab dan basah akan berpengaruh
besar terhadap panas yang dihasilkan
4. Kepadatan dan kekerasan, solusinya :
 Pemilihan tanah liat yang baik yang mengandung unsur kaulinik sehingga mempunyai
daya rekat dan kekerasan yang tinggi serta cepat kering
 Penghancuran (crusher) dan penyaringan (screen) bahan baku juga berpengaruh
terhadap kekerasan hasil cetak. Semakin kecil partikel bahan baku akan membuat
partikel tercampur (mixer) lebih merata dan padat serta tidak mudah hancur
 Pemilihan tepung tapioka dan pembuatan "adonan tapioka" yang baik sehingga
didapatkan campuran adonan tapioka yang kental dan mempunyai daya rekat yang baik
 Penjemuran atau peng-oven-an hasil briket sampai benar-benar kering sebelum
dikemas dalam karung. Untuk mengurangi briket yang hancur dan mutu yang buruk
saat pengiriman dan pemakaian
5. Harga jual produk, solusinya :
 Pemilihan lokasi pabrik yang dekat dengan sumber bahan baku dan konsumen. Hal ini
akan mempengaruhi harga jual sehingga lebih mudah bersaing di pasar
 Proses produksi yang baik dan benar, untuk mengurangi kegagalan produksi atau
"complain" dari konsumen
 "Quantity" produksi yang besar akan menurunkan biaya produksi

You might also like