Professional Documents
Culture Documents
Pemandangan laut zaman devon. Coccosteus, molluska dan koral. Lukisan Karen
Carr di Indiana State Museum
Ikan tanpa rahang begitu banyak di lautan. Selain itu, ikan air tawar dan ikan dengan
rahang mulai muncul. Mereka hidup tenang bersama para trilobita yang semakin
sedikit, graptolit, conodon, koral, stromatoporoid dan hewan2 lunak (moluska).
Mungkin yang paling mengagumkan di era ini adalah munculnya tanaman
berpembuluh, yang kemudian menjadi basis bagi kehidupan darat semenjak saat itu.
Sebagian besar adalah genus Cooksonia, sekumpulan tanaman dengan cabang banyak
yang menghasilkan sporangia di ujung cabangnya. Tanaman darat pertama mulai
tersebar. Tanaman2 ini tidak memiliki akar ataupun daun seperti tanaman sekarang,
dan banyak yang bahkan tidak memiliki pembuluh. Mereka berkembang biak secara
vegetatif dan tidak lebih tinggi dari beberapa sentimeter saja. Hewan2 yang hidup
di sela2 tanaman ini adalah artropoda2 awal seperti : kutu, trigonotarbida, serangga
tanpa sayap, dan myriapoda (lipan , kelabang, kaki seribu). Dua kelompok hewan
utama mengkoloni daratan. Tetrapoda (hewan berkaki empat) pertama, atau
vertebrata darat, muncul di era ini, bersama2 dengan artropoda darat pertama,
termasuk serangga tanpa sayap dan laba2 purba. Di lautan, brachiopoda melimpah
ruah. Crinoid (bulu babi) dan echinodermata (hewan berkulit duri) lainnya, tabulata
dan koral, serta ammonita muncul. Dan jenis2 ikan semakin banyak.
Ikan2 berkulit tulang dan berahang semakin ramai pula. Ikan dasar laut berperisai
hadir. Ikan ini disebut ostracoderma. Tak lama kemudian, ikan berahang pertama
hadir, Placoderma. Banyak sekali ikan2 ini memiliki ukuran besar dan menjadi
predator yang mengerikan. Lebih lanjut, hadir ikan dengan sirip di kepala, yang
kemudian berevolusi sebagai tetrapoda. Ikan paru mengembangkan kemampuan
bernafas dengan udara di daratan. Sebagian masih dapat di temukan di Afrika saat
ini. Amfibi pertama yang berkembang dari mahluk ini. Amfibi pertama ini berbentuk
mirip salamender. Pada zaman ini, indonesia masih sebagian besar berada di benua
Aequinoctia. Walau begitu, di sebagian selat malaka terus hingga pedalaman
kalimantan, terbentuk palung anambas yang sangat dalam. Dengan kata lain,
Pontianak, kota tempat saya berada sekarang, berada di bawah laut pada 360 juta
tahun lalu. Saat itu saya dapat menyaksikan terumbu karang yang sangat luas,
lengkap dengan kerangnya, ammonit, nautilus, orthocerus (nenek moyangnya cumi2),
trilobita, eurypterid, lilia laut dan tentu saja ikan2 tulang besar dan mengerikan.
Jakarta, 360 juta tahun lalu. Tampak dua ekor Eusthenopteron lagi nyantai, mereka
adalah mahluk darat pertama. Bila anda di Jakarta, saat ini masih berupa daratan.
Tanaman2 pendek di sana-sini. Beberapa serangga berlarian di kaki anda beserta
mahluk mirip kadal yang sedikit lebih besar. Tentu saat ini anda akan sulit bernafas
karena udara masih belum cukup mengandung oksigen dan sebagai gantinya,
karbondioksida.
Di perairan tetrapoda melimpah, dan menjadi dominan. Banyak jenis yang menghuni
sungai, kolam, dan rawa dari rimba karbon adalah buaya, belut, dan salamender.
Pemburu terbesar saat ini adalah ikan rhizodont, yang mencapai ukuran 7 meter.
Sementara itu, reptil pertama muncul, beradaptasi untuk hidup di darat, namun
tidak signifikan hingga akhir era karbon.
Selain itu, yang mulai muncul pada zaman ini pula antara lain adalah yang termasuk
keluarga dinosaurus adalah Anchisaurus, Cynognathus, Thrinacodon, Placerias gigas
dan Ichtyosaurus yang berkembang pada zaman trias dan punah pada akhir zaman
trias.
Yang termasuk kepada golongan invertebrata antara lain adalah Brachiopoda,
beberapa di antaranya telah terkhususkan sehingga dapat dipergunakan sebagai
fosil indek. Di samping itu, didapatkan pula perkembangan yang baik dari kelas
Cephalopoda dan kelas Pelecypoda, beberapa di antaranya juga terkhususkan
sehingga dapat dipergunakan sebagai fosil indek. Rupa2nya iklim pada saat itu
memungkinkan pertumbuhan bagi filum Coelenrata, sehingga dapat membentuk
suatu reef yang cukup luas. Golongan Crustacea yang mewakili filum arthropoda
antara lain adalah Pemphix Sueri yang hingga kini diketahui merupakan jenis udang
tertua. Jenis flora diwakili oleh sigillaria dan lepidodendron sudah mulai berkurang
pada zaman trias, sebaliknya pada zaman ini mulai berkembang dengan baik kelas
Cycadeoideae yang termasuk kepada anggota filum spermatophyta yang diwakili oleh
sanmiguelia lewisi. sigillaria
Pada zaman ini, palung anambas semakin meluas dan menutupi hampir seluruh
malaysia, kalimantan dan sumatera. Jakarta tetap berada di benua Aequinoctia.
Golongan reptilia yang hidup di laut Elasmosaurus memegang peranan pada zaman ini.
Fosil binatang tersebut di daerah Niobrara Kansas, Amerika dengan ukuran panjang
antara 13 sampai 17 meter. Di tempat yang sama didapatkan pula golongan
Mosasaurus (sebangsa lumba2) dari jenis Clidates yang mempunyai sirip dengan jari
sebanyak 5 buah dengan panjang antara 4 sampai 5 meter, sedang yang terpanjang
pernah didapatkan pula dengan ukuran 12 meter. Pada zaman ini muncul pula kura2
dari jenis Archelon yang fosilnya didapatkan pada serpih di Pierre, south Dakota
dan Amerika dengan panjang 4 meter dan lebar 4 meter yang merupakan ukuran
terbesar yang pernah di dapatkan, sedangkan di sungai pada zaman ini mulai muncul
Crocodiles (sebangsa buaya)
Golongan Reptilia terbang (Pterosaurs) muncul pula pada zaman ini. Salah satu di
antaranya yang terkenal adalah Pteranodon yang mempunyai bentangan sayap 8
meter, dan fosilnya didapatkan pada batu gamping di Niobrara, kansas, Amerika
yang berumur Kapur. Seperti halnya jenis yang muncul pada zaman Yura, Pteranodon
inipun tidak mempunyai gigi.
Apabila pada zaman Yura muncul sebangsa Aves dari jenis Archaeopteryx, maka
pada zaman Kapur Hesperornis merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang.
Fosil yang didapatkan merupakan Hesperornis regalis, pada batu gamping Niobrara,
Kansas, Amerika mempunyai panjang tubuh 1,5 meter berumur kapur. Andromeda
Magnolia Salix Ficus Sassafras Palm
Perkembangan jenis fauna diimbangi pula dengan perkembangan jenis flora. Pada
zaman ini mulai terlihat dengan nyata perkembangan yang baik jenis Angiosperm
yang merupakan golongan tumbuhan tingkat tinggi dan telah mempunyai bunga. Jenis
flora yang berkembang pada zaman ini adalah Andromeda, Magnolia, Salix,
Populites, Ficus, Bitula, dan Sassafras serta Palm. Selain jenis2 tersebut ada
golongan Cycadeoidea yang bunganya tumbuh dari tonjolan yang terdapat pada daun.
Perkembangan jenis flora yang baik memungkinkan terbentuknya endapan batu bara.
Pontianak pada zaman Kapur berada pada Daratan Sunda, sementara Jakarta
berada pada Samudera.
Selain itu jenis invertebrata yang lain juga berkembang baik bahkan di beberapa
tempat dapat dipergunakan sebagai fosil indeks antara lain di Indonesia. Jenis
tersebut termasuklah Mollusca, Coelenterata, danlain2. Khusus untuk binatang
Vertebrata mengalami perkembangan pesat, bahkan beberapa di antaranya dapat
dilihat adanya evolusi.
Selama kala Pleistosen keluarga gajah tetap memegang peranan penting dijumpai di
benua Amerika, Eropa dan Asia. Mammuthus arizonae, Mammuthus columbia,
Mammuthus imperator, mammuthus americanus, banyak dijumpai sebagai fosil di
Amerika, sedang beribu2 fosil gajah ditemukan pula di Siberia dan China. Keluarga
kuda dijumpai dalam bentuk kuda poni (kuda kerdil - tidak kurang dari 10 species di
Amerika utara. Keluarga kerbau salah satu yang terkenal adalah Bison latifrons
hidup di benua Amerika dengan bentang tanduk meliputi kurang lebih 2 meter.
Keluarga unta umum didapatkan, sedangkan babi hutan banyak didapatkan di daerah
Texas, Mexico, Amerika tengah. Tidak ketinggalan golongan Carnivora mengambil
peranan pula selama kala Pleistosen. Felis atrox sebangsa kucing raksasa yang
bentuk dan ukurannya sebesar harimau pernah hidup di daerah benua Amerika,
Canis dirus, serigala raksasa, diduga Amerika merupakan daerah asal yang kemudian
mengadakan migrasi ke benua yang lain.
Yang sangat menarik perhatian adalah waktu kelahiran manusia di dunia. Genus
Australophitecus (humanoid-manlike) yang telah punah dijumpai sebagai fosil pada
gua2 batu gamping di Amerika selatan, ditemukan oleh Prof. Dart & Prof. Le Gros
Clark bersama2 dengan tulang binatang yang diduga dipergunakan sebagai senjata
pada saat itu. (Nama Australophitecus berasal dari kata latin australo = selatan,
pithecus = kera).
Jenis lain adalah Pithecanthropus (dari bahasa latin pithecos = kera, anthropos
=manusia ) untuk pertama kalinya ditemukan pada tahun 1891 oleh Eugene Dubois di
daerah Sangiran sebelah utara Solo, yang kemudian lebih dikenal sebagai
Pithecanthropus Erectus. Berita penemuan ini sangat menarik sehingga antara tahun
1935 sampai tahun 1940 Prof DR GHR von Koeningswald melakukan penyelidikan
yang teliti. Salah satu penemuannya ialah didapatkannya tengkorak dan bagian tubuh
yang lain. Untuk mengetahui sejarah kehidupan manusia pada saat itu, hingga saat
ini penelitian terus dilanjutkan.
Penelitian yang dilakukan pada tahun 1928 dan 1929 di dekat Beijing China, telah
didapatkan di dalam gua batu gamping Chou Kou Tien 48 km sebelah selatan Beijing,
yang kemudian dikenal sebagai Pithecanthropus peninensis. Penemuan yang tidak
ternilai pentingnya ialah didapatkannya Homo Neanderthalensis yang sekarang telah
punah yaitu di bagian timur Eropa yang hidup pada zaman es. Tempat penemuan
pertama di daerah lembah Neander dekat Dusseldorf, Jerman.