You are on page 1of 4

VITAMIN A

Agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal dibutuhkan antara lain
vitamin. Vitamin-vitamin ini selain dapat diperoleh dari makanan dapat juga diperoleh
melalui suplemen-suplemen yang mengandung vitamin. Salah satu jenis vitamin yang
dibutuhkan adalah vitamin A atau yang disebut juga retinol. Vitamin A berfungsi antara
lain menjaga kelembaban dan kejernihan selaput lendir, memungkinkan mata dapat melihat
dengan baik dalam keadaan kurang cahaya (sore atau senja hari), untuk kesehatan tubuh
( meningkatkan daya tahan tubuh untuk melawan penyakit ) serta pada ibu nifas akan
meningkatkan mutu vitamin A dalam ASI, sehingga bayi akan mendapatkan vitamin A
yang cukup dari ASI.

Selain fungsi utama untuk kesehatan mata, vitamin A juga bisa berguna untuk
kesehatan jaringan tubuh, karena vitamin ini mempercepat proses penyembuhan luka.
Dalam kegiatan pertumbuhan dan perkembangan jariangan epitelial, vitamin A
mempertahankan kesehatan dan struktur kulit, rambut dan gigi. Beberapa penyakit kulit
seperti jerawat bisa diakibatkan oleh kekurangan vitamin ini.

Peranan vitamin A lainnya adalah sebagai antioksidan yang membantu merangsang


dan memperkuat daya tahan tubuh dalam meningkatkan aktivitas sel pembunuh kuman,
memproduksi antibodi. Bahkan kegunaan vitamin A termasuk memperkuat kekebalan
selular yang menghancurkan sel kanker.

Fungsi tubuh lain yang dibantu oleh vitamin A antara lain adalah reproduksi,
pembuatan dan aktivitas hormon adrenalin, pembuatan dan aktivitas hormon thyroid,
mempertahankan struktur dari fungsi sel-sel syaraf, menjaga kekebalan tubuh pada
umumnya, serta memperbaharui sel jaringan tubuh.

Mengingat bahwa tubuh kita tidak bisa memproduksi vitamin A, maka satu-satunya
cara adalah mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin A. Vitamin ini bisa didapat
dari makanan yang berasal dari hewan maupun dari tumbuhan. Dalam makanan sumber
hewani biasanya terdapat dalam bentuk retinol, yaitu bentuk aktif vitamin A, sedangkan
pada sayuran bukan vitamin A yang dikandung sayuran tersebut, tapi beta karoten. Beta
karoten inilah yang kemudian diubah tubuh menjadi vitamin A.

Makanan yang mengandung vitamin A antara lain telur, daging, susu, keju, hati,
ginjal serta minyak ikan Cod. Semua makanan ini mengandung lemak jenuh dan kolesterol
yang tinggi. Karena itu waspadai asupan makanan Anda.
Bila ingin mengkonsumsi makanan yang kaya vitamin A dan bebas lemak,
segeralah memakan sayur-sayuran. Sayuran berwarna hijau terutama bayam amat banyak
mengandung beta karoten dan juga buah-buahan yang berwarna merah atau kuning seperti
wortel, labu, brokoli, pepaya, mangga, aprikot, paprika merah, dan lain sebagainya.
Semakin tua warna sayuran tersebut, semakin banyak kandungan beta karotennya.

Vitamin A tahan terhadap panas cahaya dan alkali tetapi tidak tahan terhadap asam
dan oksidasi. Pada cara memasak biasa tidak banyak vitamin A yang hilang. Suhu tinggi
untuk menggoreng dapat merusak vitamin A, begitu juga oksidasi yang terjadi pada minyak
yang tengik.

Kelompok umur yang terutama mudah mengalami kekurangan vitamin A adalah


kelompok bayi usia 6-11 bulan dan kelompok anak balita usia 12-59 bulan (1-5 tahun).
Sedangkan yang lebih beresiko menderita kekurangan vitamin A adalah bayi berat lahir
rendah kurang dari 2,5 kg, anak yang tidak mendapat ASI eksklusif dan tidak diberi ASI
sampai usia 2 tahun, anak yang tidak mendapat makanan pendamping ASI yang cukup,
baik mutu maupun jumlahnya, anak kurang gizi atau di bawah garis merah pada KMS, anak
yang menderita penyakit infeksi (campak, diare, TBC, pneumonia) dan kecacingan, anak
dari keluarga miskin, anak yang tinggal di dareah dengan sumber vitamin A yang kurang,
anak yang tidak pernah mendapat kapsul vitamin A dan imunisasi di Posyandu maupun
Puskesmas, serta anak yang kurang/jarang makan makanan sumber vitamin A

Untuk mencegah terjadinya kekurangan vitamin A di Posyandu atau Puskesmas


pada setiap bulan Februari dan Agustus seluruh bayi usia 6-11 bulan, harus mendapat 1
kapsul vitamin A biru dan seluruh anak balita usia 12-59 bulan mendapat kapsul vitamin A
warna merah. Sedangkan untuk ibu nifas mendapatkan 2 kapsul vitamin A berwarna merah
yang idealnya diberikan 1 kapsul segera setelah melahirkan dan 1 kapsul berikutnya 24 jam
sesudah pemberian kapsul pertama, kapsul ini diberikan tidak lebih dari 42 hari setelah
melahirkan

Gejala-gejala kekurangan vitamin A

Kekurangan vitamin A sering terjadi pada anak balita. Gejala yang sering mendapat
perhatian adalah gangguan pada penglihatan anak, selanjutnya gangguan kesehatan lainnya
dapat juga diidentifikasi sebagai akibat kekurangan Vitamin A.
Kekurangan vitamin A dapat mengakibatkan konsekuensi yang serius. Hal ini
biasanya disertai kekurangan protein dan mineral seng. Vitamin A dapat disimpan didalam
tubuh selama setahun. Hal ini berarti bahwa gejala kekurangan tidak tampak segera setelah
berhentinya konsumsi dari vitamin ini.

Berikut adalah gejala dan tanda kekurangan vitamin A:

• Gejala pertama dari kekurangan vitamin A biasanya adalah rabun senja. Kemudian
akan timbul pengendapan berbusa (bintik Bitot) dalam bagian putih mata (sklera) dan
kornea bisa mengeras dan membentuk jaringan parut (xeroftalmia), yang bisa
menyebabkan kebutaan yang permanen.
• Malnutrisi pada masa anak-anak (marasmus dan kwashiorkor), sering disertai
dengan xeroftalmia; bukan karena kurangnya vitamin A dalam makanan, tetapi juga
karena kekurangan kalori dan protein menghambat pengangkutan vitamin A.
• Kulit dan lapisan paru-paru, usus dan saluran kemih bisa mengeras.
• Kekurangan vitamin A juga menyebabkan peradangan kulit (dermatitis)
• Bila terserang diare, campak, atau penyakit infeksi lainnya, maka penyakit akan
lebih parah dan dapat menyebabkan kematian. Infeksi akan menghambat kemampuan
tubuh untuk menyerap zat-zat gizi dan pada saat yang sama akan mengikis habis
simpanan vitamin A dalam tubuh.
• Beberapa penderita mengalami anemia.
• Kulit menjadi kering, gatal dan kasar.
• Rambut dapat terjadi kekeringan dan gangguan pertumbuhan rambut dan kuku.
• Gangguan pertumbuhan pada anak-anak.

Kelebihan Vitamin A

Kelebihan vitamin A dapat menyebabkan keracunan, baik itu terjadi pada satu kali
pemberian (keracunan akut) ataupun dalam jangka waktu lama (keracunan kronis).

Keracunan akut terjadi jika kita mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung
vitamin A (misalnya hati beruang kutub atau hati anjing laut) secara berlebihan atau
mengkonsumsi suplemen vitamin A secara berlebihan, gejalanya antara lain mudah
ngantuk, mudah tersinggung, sakit kepala dan muntah dalam beberapa jam setelah
memakannya.
Keracunan kronis pada anak-anak yang lebih besar dan dewasa biasanya merupakan
akibat mengkonsumsi vitamin A dosis besar (10 kali dosis harian yang dianjurkan) selama
berbulan-bulan. Keracunan vitamin A dapat terjadi pada bayi dalam beberapa minggu.

Gejala awal dari keracunan kronis adalah:

• rambut yang jarang dan kasar,


• kerontokan pada sebagian bulu mata,
• bibir yang pecah-pecah,
• kulit yang kering dan kasar.

Tanda-tanda jika kelebihan vitamin A terus berlanjut:

• Sakit kepala hebat, peningkatan tekanan dalam otak dan kelemahan umum terjadi
kemudian.
• Pertumbuhan tulang dan nyeri sendi sering terjadi, terutama pada anak-anak.
• Hati dan limfa dapat membesar.
• Bayi yang lahir dari ibu yang mengkonsumsi isotretinoin (vitamin A buatan yang
digunakan untuk mengobati kelainan kulit) selama kehamilan bisa memiliki cacat lahir.

You might also like