You are on page 1of 12

PENDOKUEMENTASIAN MODEL

PIE

OLEH:

1. Farida Ariany 150109007


2. Julia Dwi Ratnasari 150109009
3. Nazarinda Sri Lestari 150109011

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN NON REGULAR

ANGKATAN TAHUN 2009


PENGKAJIN KEPERAWATAN
ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

NamaMahasiswa :
NIM :
Ruangan : PAV G.1 Rumkitl Dr. Ramelan Surabaya
Tanggal Pengkajian : 4 Febnrari 2010

I. IDEINITITAS KLIEN
 Nama : Tn. Su.
 Umur : 26 tahun
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
 Agama : Islam
 Pekerjaan : TNI AL
 Pendidikan : SLTA
 Alamat : Kedung Tarukan Wetan Surabaya
 Penanggung : Dinas TNI AL
 No.Reg. : 0004332
 Tgl. MRS : 3 Febnrari20l0
 Diagnosa : Appendisitis Akut / Post Appendektomi

II. RIWAYAT KEPERAWATAN (NURSING HISTORY)


a. Riwayat Sebelum Sakit:
 Penyakit berat yang penah diderita : -
 Obat-obat yang biasa dikonsumsi : -
 Kebiasaan berobat : Dokter
 Alergi :-
 Kebiasaan meroko/alkohol :-
b. Riwayat Penyakit Sekarang :
 Keluhan utama MRS :
Nyeri perut kanan bawah sejak 2 hari sebelum MRS (3/2-
2010), demam, mual (+), muntah (+)
 Keruhan utama saat ini : Nyeri pada luka operasi
 Riwayat keluhan utama :
Klien menjalani operasi appendektomi pada tanggal 4/2-
2010 karena appendisitis perforasi, saat pembedahan
didapatkan pus + 25 ml, saat ini luka tertutup kasa steril,
suppurasi (-), handschoen drain sudah diaff (7/02-10 jam
09.00 pagi). Klien mengeluh nyeri pada luka operasi,
demam (+), menggrgil (-)), bising usus meningkat, diare
(+) sejak tadi malam (6/2-2010 jam 21.00) sudah 5 kali,
volume setiap kali diare ± 200 ml, mual (-), muntah (-).
Terpasang infts pada lengan kanan, nyeri lokasi pungsi
infus (+), kemerahan (+)

c. Riwayat Kesehatan Keluarga

: Perempuan
: Laki-laki

d. Riwayat Kesehatan lingkungan :-


e. Riwayat Kesehatan lainnya :
 Alat bantu yang dipakai:
Gigi palsu : tidak
Kacamata : tidak
Pendengaran : tidak
Lainnya (sebutkan) : -

III. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK

a. Keadaan umum : Kesadaran baik, sakit sdm& tmpak lemafu tirah


baring.
b. Tanda-tanda vital, TB dan BB:
S : 38,9 oc (axilla)
N : 108 x/mnt, teratur, lemah.
TD : 120/80 mmH, lengan kanan, terUarlng
RR : 24 xlmnt"normal
TB : 156 cm
BB : 57 kg.
c. Body Systems:
Pernapasan (B1: Breathing)
- Hidung : anosmia (-), deviasi septm (-) rhinorhea (-)
- Trachea : tak ada kelainan.
- Suara tambahan: wheezing (-), ronchi (-), rales (-), crackles (-)
- Bentuk dada : simetris

Cardiovaskuler (B2 : Bleeding)


- Keluhan : pusing (-), sakit kepala (-), palpitasi (-), nyeri
dada (-), kram kaki (-)
- Suarajantung : S1 / S2 normal/murni

Persyarafan (B3: Brain)


- Kesadarah : Composmentis GCS:E=4,Y=5,M=6
- Pupil : isokor, reaksi cahaya (+/notmal
- Refleks tendon : normal
- Persepsi sensori: tak ada kelainan

Perkemihan-Eliminasi Uri (B4: Bladder)


- Produksi urine : ± 1500-2000 mU24 jam
- Frekuensi : > 5/hari
- Warna : kekuningan
- Bau : biasa
- Keluhan : tidak ada masalah

Pencernaan-Eliminasi Alvi (85: Bowel)


- Mulut dan tenggorok : fungsi mengunyah baik, fungsi menelan
baik, kebersihan mulut baik.
- Abdomen : bising usus meningkat, distensi (-),
nyeri tekan (+), luka (+) post operasi
appendektomi.
- Rectum : tdk dikaji
- BAB : diare sejak tadi malam (06/02-2010 jam
2l.00), sudah 5 kali, volume setiap kali
BAB ± 200 ml.
- Diet : bubur saring (vloy barr)

Tulang-Otot-Integumen (B6: Bone)

- Kemampuan pergerakan sendi : normal / bebas


- Extremitas : tak ada kelainan
- Tulangbelakang : tak ada kelainan
- Kulit :
- Warna kulit : pigmentasi normal
- Akral : hangat
- Turgor : cukup

Sistem Endokin
- Terapi hormon : -
- Karakteristik sex sekunder : normal
- Riwayat pertumbuhan dan perkembangan fisik : tidak ada
kelainan

Sistem Reproduksi
- Laki-laki:
Kelamin : bentuk normal, kebersihan baik

IV. PSIKOSOSIAL
Sosial lnteraksi:
- Dukungan keluarga : aktif
- Dukungan kelompok/teman/masyarakat : aktif
- Reaksi saat interaksi : cukup koperatif

Spiritual:
- Konsep tentang penguasa kehidupan : Allah
- Sumber kekuatan/harapan saat sakit : Allah
- Ritual agama yg bermakna /berarti/ diharapkan saat ini
- : shalat
- Sarana / peralatan/ orang yg diperlukan ritual agama yg
diharapkan saat ini: ibadah
- Upaya kesehatan yang bertentangan dengan keyakinan agama:
tidak ada
- Keyakinan/kepercayaan bahwa Tuhan akan menolong dalam
menghadapi situasi sakit saat ini: Ya
- Keyakinan/kepercayaan bahwa penyakit dapat disembuhkan : ya
- Persepsi terhadap penyebab penyakit : cobaan / peringatan

Kebutuhan Pembelajaran:
- Klien menyatakan takut makan untuk menghindari nyeri perut,
porsi yang disediakan tidak dihabiskan.
- Klien menyatakan takut bergerak (tidur miring ke kiri-kanan,
duduk) karena luka di perutnya.
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium : (06/2-2010)
- Leukosit 13.000/ml
- Hb 14 gldl

VI. TERAPI
Tgl 07/2-2010
- Diet lunak
- Infus RL : D5% = 2:2
- Inj Ceftriason = 3x1 g
- Fortagyl = 3x500 mg
- Antrain = 3x1amp
PROBLEM
Nama pasien : Tn. Su
No. Reg : 0004332
Tanggal : 04-02-2010
ANALISA DATA

Data Penyebab Masalah


DS: Appendisitis perforasi Risiko kekurangan
- Klien mengeluh berak volume cairan b/d
encer sejak tadi malam appendictomy kehilangan
(0612-10 jam 21.00), berlebihan melalui
frek 5x volume setiap peradangan lokal usus feses dan intake
kali BAB ±200 ml, ( ileosaekal ) terbatas ( mual )
mual (-), muntah (-).
DO: permeabilitas pembuluh
- Diare (+) darah meningkat
- Bising usus meningkat peningkatan peristaltik
- Diet lunak(Vloy barr) usus
- Pada operasi di dapatkan
appendisitis perforasi peningkatan
dengan pus ± 25 ml, dicuci pengeluaran cairan
dengan NaCl kedalam lumen usus
0,9% sebanyak 2500 ml.
diare

kekurangan volume
cairan

DS:
- Klien mengeluh nyeri pada
luka operasi dan lokasi
pemasangan infus (lengan
kanan bawah)
- Klien menyatakan takut
makan untuk menghindari
nyeri perut, porsi yang
disediakan tidak
dihabiskan.
- Klien menyatakan takut
bergerak (tidur miring
ke kiri-kanan duduk) karena
luka diperutnya.
DO: Appendisitis perforasi Nyeri (akut) b/d luka
- Luka post operasi insisi post
appendektomy (+) hari III, Appendictomy apendictomy
suppurasi (-), peradangan
luka insisi (-) Kontinuitas jaringan
- Terpasang infus pada terputus pelepasan
lengan kanan bawah, neurotransmiter
plebitis (+) penyebab nyeri
- Klien tampak lemah, ( bradikinin, histamin,
raut muka meringis, enzim proteolitik, dll)
tirang baring, miring
kiri / kanan (-), duduk (-) Peningkatan eksabilitas
reseptor nyeri

Respon nyeri periperal


+ viseral
DS: Appendisitis perforasi Hipertemia b/d
- Klien mengeluh demam Tindakan invasif proses inflamasi
DO: appendektomi lokal dan sistemik
- SB 39 0C (per axilla), Tidakan invasif sekunder terhadap
DN 108 x/mnt, RR 24 pemasangan infus appendisitis
x/mnt TD 120/80mmHg.
- Menggigil (+), keringat Peradangan lokal dan
dingin (+) sistemik
- Lekosit 13.000/ml
- Plebitis lokasi pemasangan Pelepasan virogen ke
infus (+) dalam darah
- Akral hangat
rangsangan pada
termoreseptor

Peningkatan suhu tubuh

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Hipertemia b/d proses inflamasi lokal dan sistemik sekunder terhadap


appendisitis perforasi.
2. Nyeri (akuT) b/d luka insisi post appendektomi.
3. Risiko kekurangan volume cairan b/d kehilangan berlebihan melalui feses
dan intake terbatas.
Tanggal Jam Tindakan keperawatan Nama perawat
10-02-2010 Dx.l Hipertermi...
16.00 1. Menunjutkan kepada klien/ keluarga Dwi supriyanti
cara pelaksanaan kompres dingin (air
biasa)
16.15 2. Aff infus ( plebitis )
16.30 3. Mendiskusikan bersama klien &
keluarga faktor-faktor risiko pencetus
hipertermia (dehidrasi, proses peradangan
lokal/ sistemik )
17.00 4. Memberikan antipiretika sesuai
indikasi : injeksi antrain 1 ampul
5. Memantau suhu tubuh & tanda vital
setiap jam selama fase serangan demam:
16.00 - S:38,9 N: 108 TD: l20/8A RR: 24
17.00 - 5:38,5 N: 100 TD: 110/70 RR:22
18.00 - S:38,0 N: 100 TD: 110/70 RR:20
19.00 - 5:37,6 N:92 TD: 110/70 RR:20
20.00 - S:37,5 N:92 TD: 110/70 RR: l8
2.Nyeri (akut) b/d luka insisi post Dwi supriyanti
appendektomi.
16.30 1. membantu klien melakukan perubahan
posisi baring (semi fowler, miring kiri
kanan, supinasi dengan lutut ditekuk)
16.45 2. Menjelaskan pentingnya ambulasi dini
& mendorong klien melakukannya
17.00 3. Mendampingi klien saat serangan
nyeri, melakukan masase ringan pada
permukaan abdomen, mengajarkan
latihan napas dalam
17.00 4. memberikan obat-obatan :
- mylanta untuk mengurangi kembung
- injeksi kalfoxin 1 g
- fortagyl 500 mg
19.30 5. memantau pemasangan keluhan nyeri :
- skala : sedang (5-6)
- lokasi : abdomen kanan bawah
- frekuensi :menetap
- durasi : menetap
- faktor pencetus : luka insisi pasca
Operasi
19.30 6. memantau keadaan luka insisi pasca
bedah :
- tanda-tanda peradangan (-)
- suppurasi (-)
19.30 7. memantau dampak nyeri terhadap
aktivitas dan istirahat klien :
- ambulasi : terbatas, takut bergerak
- istirahat / tidut : tidak terkaji
3.Risiko kekurangan volume cairan b/d Dwi supriyanti
kehilangan berlebihan melalui feses dan
intake terbatas.
07.00 1. membantu klien makan malam, diet
bubur halus, tidak dihabiskan
2. menyusun jadual minim bersama klien
dengan program 200ml/2 jam
14.00 - 200 ml
16.00 - 200 ml
18.00 - 200 ml
20.00 - 200 ml
22.00 - 200 ml
19.45 3. mengkaji tanda-tanda dehidrasi,
frekuensi diare, volume & karakteristik
feses
- mukosa mulut lembab, turgor cukup,
tanda-tanda dehidrasi (-)
- frekuensi diare (16.00-20.00) 1 x
- volume feses ±200 ml
- karakteristik : encer, ampas(+),lendir(-)
Darah (-)
EVALUASI KEPERAWATAN

Tanggal/ Diagnose Evaluasi Nama


No perawat
04-02-2010 1.Hipertemia.... S: Keluhan demam(-) sejak tadi A Kadir A
malan tidak demam lagi.
O: S:37;4 N:88 TD: ll0/70
RR:18
A: Masalah teratasi
P: Pantau timbulnya demam
Berulang

2.Nyeri (akut) S: Keluhan nyeri (+) mendingan A Kadir A


dari kemarin skala 3-4 (ringan)
tidur nyenyak (±6-7 jam)
O: - Ekspresi wajah rileks
- Tanda-tanda peradangan luka
insisi bedah (-)
A; Masalah teratasi sebagian.
P: - Lanjutkan intervensi no.4
dan 5
- Tekankan bahwa nyeri akan
berkurang seiring dengan proses
penyembuhan luka bedah

3.Risiko S: Keluhan diare (-) A Kadir A


kekurangan O: Tanda-tanda dehidrasi (-),
volume cairan mukosa mulut lembab,
turgor kulit baik, tanda vital
(tihat Dx.l), diet bubur kasar,
minum habis 200 ml/ 2 jam.
A: Masalah teratasi
P: Pantau berulangnya diare
Catatan:
- Klien KRS jam 12.00 dengan
persetujuan tim kesehatan.
P 1. Hipertemia b/d proses inflamasi lokal dan sistemik
sekunder terhadap appendisitis perforasi.

I Tunjukkan pada keluarga/ klin kompres dingin, berikan


antipiretik, serta pantau suhu tubuh dan tanda vital
E Keluarga / klien mampu memberikan kompres dingin serta panas
badan klien menurun

P 2. Nyeri (akuT) b/d luka insisi post appendektomi.


I Jelaskan pentingnya ambulasi dini pada keluarga & klien,
memgajari klien melakukan masase ringan serta berikan abat-
obatan sesuai indikasi
E Keluarga & klien mengerti cara melakukan ambulasi & dapat
mempraktekkan masase ringan, klien mengatakan rasa nyeri
berkurang ( ringan )

P 3. Risiko kekurangan volume cairan b/d kehilangan


berlebihan melalui feses dan intake terbatas.
I Berikan cairan peroral tiap 2 jam ±200 ml, kaji tanda dehidrasi dan
tanda-tanda vital
E Klien dapat minum air putih 1 gelas tiap 2 jam sekali, tidak
ditemukan tanda-tanda dehidrasi

You might also like