You are on page 1of 17

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TUMOR OTAK

A. KONSEP DASAR PENYAKIT


1. Definisi Pengertian
Tumor otak adalah tumor jinak pada selaput otak atau salah satu otak (Rosa Mariono, MA,
Standard Asuhan Keperawatan, St. Carolus, 2000)
Tumor otak adalah lesi intra kranial yang menempati ruang dalam tulang tengkorak (buku ajar
patofisiologi)
Tumor otak adalah suatu lesi ekspansif yang bersifat jinak (benigna) ataupun ganas (maligna),
membentuk massa dalam ruang tengkorak kepala (intra cranial) atau di sumsum tulang belakang
(medulla spinalis). Neoplasma pada jaringan otak dan selaputnya dapat berupa tumor primer
maupun metastase. Apabila sel-sel tumor berasal dari jaringan otak itu sendiri, disebut tumor
otak primer dan bila berasal dari organ-organ lain (metastase) seperti ; kanker paru, payudara,
prostate, ginjal dan lain-lain, disebut tumor otak sekunder.

2. Epidemiologi
Penderita tumor otak lebih banyak pada laki-laki (60,74 persen) dibanding perempuan (39,26
persen) dengan kelompok usia terbanyak 51 sampai ≥60 tahun (31,85 persen); selebihnya terdiri
dari berbagai kelompok usia yang bervariasi dari 3 bulan sampai usia 50 tahun. Dari 135
penderita tumor otak, hanya 100 penderita (74,1 persen) yang dioperasi penuli,s dan lainnya
(26,9 persen) tidak dilakukan operasi karena berbagai alasan, seperti; inoperable atau tumor
metastase (sekunder). Lokasi tumor terbanyak berada di lobus parietalis (18,2 persen), sedangkan
tumor-tumor lainnya tersebar di beberapa lobus otak, suprasellar, medulla spinalis, cerebellum,
brainstem, cerebellopontine angle dan multiple. Dari hasil pemeriksaan Patologi Anatomi (PA),
jenis tumor terbanyak yang dijumpai adalah; Meningioma (39,26 persen), sisanya terdiri dari
berbagai jenis tumor dan lain-lain yang tak dapat ditentukan.
3. Penyebab
Penyebab tumor hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti, walaupun telah banyak
penyelidikan yang dilakukan. Adapun faktor-faktor yang perlu ditinjau, yaitu :
Herediter

— Riwayat tumor otak dalam satu anggota keluarga jarang ditemukan kecuali pada meningioma,
astrositoma dan neurofibroma dapat dijumpai pada anggota-anggota sekeluarga. Sklerosis
tuberose atau penyakit Sturge-Weber yang dapat dianggap sebagai manifestasi pertumbuhan
baru, memperlihatkan faktor familial yang jelas. Selain jenis-jenis neoplasma tersebut tidak ada
bukti-buakti yang kuat untuk memikirkan adanya faktor-faktor hereditas yang kuat pada
neoplasma.
Sisa-sisa Sel Embrional (Embryonic Cell Rest)
Bangunan-bangunan embrional berkembang menjadi bangunan-bangunan yang mempunyai
morfologi dan fungsi yang terintegrasi dalam tubuh. Tetapi ada kalanya sebagian dari bangunan
embrional tertinggal dalam tubuh, menjadi ganas dan merusak bangunan di sekitarnya.
Perkembangan abnormal itu dapat terjadi pada kraniofaringioma, teratoma intrakranial dan
kordoma.
Radiasi

Jaringan dalam sistem saraf pusat peka terhadap radiasi dan dapat mengalami perubahan
degenerasi, namun belum ada bukti radiasi dapat memicu terjadinya suatu glioma. Pernah
dilaporkan bahwa meningioma terjadi setelah timbulnya suatu radiasi.
Virus

— - Banyak penelitian tentang inokulasi virus pada binatang kecil dan besar yang dilakukan
dengan maksud untuk mengetahui peran infeksi virus dalam proses terjadinya neoplasma, tetapi
hingga saat ini belum ditemukan hubungan antara infeksi virus dengan perkembangan tumor
pada sistem saraf pusat.


Substansi-substansi Karsinogenik

— - Penyelidikan tentang substansi karsinogen sudah lama dan luas dilakukan. Kini telah diakui
bahwa ada substansi yang karsinogenik seperti methylcholanthrone, nitroso-ethyl-urea. Ini
berdasarkan percobaan yang dilakukan pada hewan.


Trauma
Trauma yang berulang menyebabkan terjadinya meningioma (neoplasma selaput otak). Pengaruh
trauma pada patogenesis neoplasma susunan saraf pusat belum diketahui.

4. Klasifikasi
Berdasarkan jenis tumor
1) Jinak
- Acoustic neuroma
- Meningioma
- Pituitary adenoma
- Astrocytoma (grade I)

2) Malignant
- Astrocytoma (grade 2,3,4)
- Oligodendroglioma
- Apendymoma

b. Berdasarkan lokasi
1) Tumor intradural
a) Ekstramedular
- Cleurofibroma
- Meningioma

b) Intramedular
- Apendymoma
- Astrocytoma
- Oligodendroglioma
- Hemangioblastoma

2) Tumor ekstradural
Merupakan metastase dari lesi primer, biasanya pada payudara, prostal, tiroid, paru–paru, ginjal
dan lambung.
5. Patofisiologi 

Tumor otak menyebabkan gangguan neurologik progresif. Gangguan neurologik pada tumor
otak biasanya dianggap disebabkan oleh dua faktor : gangguan fokal disebebkan oleh tumor dan
kenaikan tekanan intracranial.

Gangguan fokal terjadi apabila terdapat penekanan pada jaringan otak, dan infiltrasi atau invasi
langsung pada parenkim otak dengan kerusakan jaringan neuron.
Perubahan suplai darah akibat tekanan yang ditimbulkan tumor yang bertumbuh menyebabkan
nekrosis jaringan otak. Gangguan suplai darah arteri pada umumnya bermanifestasi sebagai
kehilangan fungsi secara akut dan mungkin dapat dikacaukan dengan gangguan serebrovaskuler
primer.

Serangan kejang sebagai gejala perunahan kepekaan neuron dihubungkan dengan kompesi invasi
dan perubahan suplai darah ke jaringan otak. Bebrapa tumor membentuk kista yang juga
menekan parenkim otak sekitarnya sehingga memperberat ganggguan neurologist fokal.

Peningkatan tekanan intrakranial dapat diakibatkan oleh beberapa faktor : bertambahnya massa
dalam tengkorak, terbentuknya edema sekitar tumor, dan perubahan sirkulasi cairan
serebrospinal.

Beberapa tumor dapat menyebabkan perdarahan. Obstruksi vena dan edema yang disebabkan
oleh kerusakan sawar darah otak, semuanya menimbulkan kenaikan volume intracranial dan
meningkatkan tekanan intracranial. Obstruksi sirkulasi cairan serebrospinal dari ventrikel lateral
ke ruangan subaraknoid menimbulkan hidrosefalus.
Peningkatan tekanan intracranial akan membahayakan jiwa. Mekanisme kompensasi
memerlukan waktu lama untuk menjadi efektif dan oleh karena itu tak berguna apabila tekanan
intrakranial timbul cepat.

Mekanisme kompensasi ini antara lain bekerja menurunkan volume darah intracranial, volume
cairan serebrospinal, kandungan cairan intrasel dan mengurangi sel-sel parenkim, kenaikan
tekanan yang tidak diobati mengakibatkan herniasi unkus atau serebelum yang timbul bilagirus
medialis lobus temporalis bergeser ke inferior melalui insisura tentorial oleh massa dalam
hemisfer otak. Herniasi menekan mesensenfalon, menyebabkan hilangnya kesadaran dan
menekan saraf otak ketiga. Kompresi medula oblogata dan henti

pernafasan terjadi dengan cepat.

Perubahan fisiologi lain terjadi akibat peningkatan intracranial yang cepat adalah bradikardia
progresif, hipertensi sistemik (pelebaran tekanan nadi), dan gangguan pernafasan.

6. Gejala Klinik
Tumor otak merupakan penyakit yang sukar terdoagnosa secara dini, karena pada awalnya
menunjukkan berbagai gejala yang menyesatkan dan eragukan tapi umumnya berjalan progresif.

—-

Manifestasi klinis tumor otak dapat berupa:


Gejala serebral umum 

—- Dapat berupa perubahan mental yang ringan (Psikomotor asthenia), yang dapat dirasakan
oleh keluarga dekat penderita berupa: mudah tersinggung, emosi, labil, pelupa, perlambatan
aktivitas mental dan sosial, kehilangan inisiatif dan spontanitas, mungkin diketemukan ansietas
dan depresi. Gejala ini berjalan progresif dan dapat dijumpai pada 2/3 kasus

1. Nyeri Kepala 

—- Diperkirakan 1% penyebab nyeri kepala adalah tumor otak dan 30% gejala awal tumor otak
adalah nyeri kepala. Sedangkan gejala lanjut diketemukan 70% kasus. Sifat nyeri kepala
bervariasi dari ringan dan episodik sampai berat dan berdenyut, umumnya bertambah berat pada
malam hari dan pada saat bangun tidur pagi serta pada keadaan dimana terjadi peninggian
tekanan tinggi intrakranial. Adanya nyeri kepala dengan psikomotor asthenia perlu dicurigai
tumor otak.

2. Muntah 

—- Terdapat pada 30% kasus dan umumnya meyertai nyeri kepala. Lebih sering dijumpai pada
tumor di fossa posterior, umumnya muntah bersifat proyektif dan tak disertai dengan mual.

3. Kejang 

—- Bangkitan kejang dapat merupakan gejala awal dari tumor otak pada 25% kasus, dan lebih
dari 35% kasus pada stadium lanjut. Diperkirakan 2% penyebab bangkitan kejang adalah tumor
otak. Perlu dicurigai penyebab bangkitan kejang adalah tumor otak bila:
Bagkitan kejang pertama kali pada usia lebih dari 25 tahun
Mengalami post iktal paralisis
Mengalami status epilepsi
Resisten terhadap obat-obat epilepsi
Bangkitan disertai dengan gejala TTIK lain
Bangkitan kejang ditemui pada 70% tumor otak dikorteks, 50% pasen dengan astrositoma, 40%
pada pasen meningioma, dan 25% pada glioblastoma.

4. Gejala Tekanan Tinggi Intrakranial 

—- Berupa keluhan nyeri kepala di daerah frontal dan oksipital yang timbul pada pagi hari dan
malam hari, muntah proyektil dan enurunan kesadaran. Pada pemeriksaan diketemukan papil
udem. Keadaan ini perlu tindakan segera karena setiap saat dapat timbul ancaman herniasi.
Selain itu dapat dijumpai parese N.VI akibat teregangnya N.VI oleh TTIK. Tumor-tumor yang
sering memberikan gejala TTIK tanpa gejala-gejala fokal maupun lateralisasi adalah
meduloblatoma, spendimoma dari ventrikel III, haemangioblastoma serebelum dan
craniopharingioma.

—- Gejala spesifik tumor otak yang berhubungan dengan lokasi:

1. Lobus frontal 
Menimbulkan gejala perubahan kepribadian
Bila tumor menekan jaras motorik menimbulkan hemiparese kontra lateral, kejang fokal
Bila menekan permukaan media dapat menyebabkan inkontinentia
Bila tumor terletak pada basis frontal menimbulkan sindrom foster kennedy
Pada lobus dominan menimbulkan gejala afasia

2. Lobus parietal 
Dapat menimbulkan gejala modalitas sensori kortikal hemianopsi homonym
Bila terletak dekat area motorik dapat timbul kejang fokal dan pada girus angularis menimbulkan
gejala sindrom gerstmann’s

3. Lobus temporal
Akan menimbulkan gejala hemianopsi, bangkitan psikomotor, yang didahului dengan aura atau
halusinasi
Bila letak tumor lebih dalam menimbulkan gejala afasia dan hemiparese
Pada tumor yang terletak sekitar basal ganglia dapat diketemukan gejala choreoathetosis,
parkinsonism.

4. Lobus oksipital 
Menimbulkan bangkitan kejang yang dahului dengan gangguan penglihatan
Gangguan penglihatan yang permulaan bersifat quadranopia berkembang menjadi hemianopsia,
objeckagnosia

5. Tumor di ventrikel ke III 


Tumor biasanya bertangkai sehingga pada pergerakan kepala menimbulkan obstruksi dari cairan
serebrospinal dan terjadi peninggian tekanan intrakranial mendadak, pasen tiba-tiba nyeri kepala,
penglihatan kabur, dan penurunan kesadaran

6. Tumor di cerebello pontin angie 


Tersering berasal dari N VIII yaitu acustic neurinoma
Dapat dibedakan dengan tumor jenis lain karena gejala awalnya berupa gangguan fungsi
pendengaran
Gejala lain timbul bila tumor telah membesar dan keluar dari daerah pontin angel

7. Tumor Hipotalamus 
Menyebabkan gejala TTIK akibat oklusi dari foramen Monroe
Gangguan fungsi hipotalamus menyebabkan gejala: gangguan perkembangan seksuil pada anak-
anak, amenorrhoe,dwarfism, gangguan cairan dan elektrolit, bangkitan

8. Tumor di cerebelum 
Umumnya didapat gangguan berjalan dan gejala TTIK akan cepat erjadi disertai dengan papil
udem
Nyeri kepala khas didaerah oksipital yang menjalar keleher dan spasme dari otot-otot servikal

9. Tumor fosa posterior 


Diketemukan gangguan berjalan, nyeri kepala dan muntah disertai dengan nystacmus, biasanya
merupakan gejala awal dari medulloblastoma.


 
7. Diagnosis
Bagi seorang ahli bedah saraf dalam menegakkan diagnosis tumor otak adalah dengan
mengetahui informasi jenis tumor, karakteristiknya, lokasinya, batasnya, hubungannya dengan
system ventrikel, dan hubungannya dengan struktur vital otak misalnya sirrkulus willisi dan
hipotalamus. Selain itu juga diperlukan periksaan radiologist canggih yang invasive maupun non
invasive. Pemeriksaan non invasive mencakup ct scan dan mri bila perlu diberikan kontras agar
dapat mengetahui batas-batas tumor.Pemeriksaan invasive seperti angiografi serebral yang dapat
memberikan gambaran system pendarahan tumor, dan hungannya dengan system pembuluh
darah sirkulus willisy selain itu dapat mengetahui hubungan massa tumor dengan vena otak dan
sinus duramatrisnya yang fital itu.

Untuk menegakkan diagnosis pada penderita yang dicurigai menderita tumor otak yaitu melalui
anamnesis dan pemeriksaan fisik neurologik yang teliti, adapun pemeriksaan penunjang yang
dapat membantu yaitu CT-Scan dan MRI. () Dari anamnesis kita dapat mengetahui gejala-gejala
yang dirasakan oleh penderita yang mungkin sesuai dengan gejala-gejala yang telah diuraikan di
atas. Misalnya ada tidaknya nyeri kepala, muntah dan kejang. Sedangkan melalui pemeriksaan
fisik neurologik mungkin ditemukan adanya gejala seperti edema papil dan deficit lapangan
pandang.

8. Komplikasi 
Adapun komplikasi yang dapat kita temukan pada pasien yang menderita tumor otak ialah :
a. Gangguan fisik neurologist
b. Gangguan kognitif
c. Gangguan tidur dan mood
d. Disfungsi seksual
9. Pemeriksaan Fisik 
Pemeriksaan yang dilakukuan untuk mengkaji tumor otak adalah :
Pengkajian saraf
Pergerakan mata
Penglihatan : penurunan lapang pandang, penglihatan kabur 
Pendengaran : tinitus, penurunan pendengaran, halusinasi
Pengkajian reflek
Keseimbangan dan koordinasi
Penciuman dan sentuhan
Abstract thinking
Memori 
Motorik : hiperekstensi, kelemahan sendi 
Jantung : bradikardi, hipertensi 
Sistem pernafasan : irama nafas meningkat, dispnea, potensial obstruksi jalan nafas, disfungsi
neuromuskuler 
Sistem hormonal : amenorea, rambut rontok, diabetes melitus 

10. Pemeriksaan Diagnostik 


Arterigrafi atau Ventricolugram ; untuk mendeteksi kondisi patologi pada sistem ventrikel dan
cisterna.
CT – SCAN ; Dasar dalam menentukan diagnosa.
Radiogram ; Memberikan informasi yang sangat berharga mengenai struktur, penebalan dan
klasifikasi; posisi kelenjar pinelal yang mengapur; dan posisi selatursika.
Elektroensefalogram (EEG) ; Memberi informasi mengenai perubahan kepekaan neuron.
Ekoensefalogram ; Memberi informasi mengenai pergeseran kandungan intra serebral.
Sidik otak radioaktif ; Memperlihatkan daerah-daerah akumulasi abnormal dari zat radioaktif.
Tumor otak mengakibatkan kerusakan sawar darah otak yang menyebabkan akumulasi abnormal
zat radioaktif

11. Diagnosis Banding

Gejala yang paling sering dari tumor otak adalah peningkatan tekanan intrakranial, kejang dan
tanda deficit neurologik fokal yang progresif. Setiap proses desak ruang di otak dapat
menimbulkan gejala di atas, sehingga agak sukar membedakan tumor otak dengan beberapa hal
berikut :
Abses intraserebral
Epidural hematom
Hipertensi intrakranial benigna
Meningitis kronik.

12. Prognosis 
Prognosisnya tergantung jenis tumor spesifik. Berdasarkan data di Negara-negara maju, dengan
diagnosis dini dan juga penanganan yang tepat melalui pembedahan dilanjutkan dengan
radioterapi, angka ketahanan hidup 5 tahun (5 years survival) berkisar 50-60% dan angka
ketahanan hidup 10 tahun (10 years survival) berkisar 30-40%. Terapi tumor otak di Indonesia
secara umum prognosisnya masih buruk, berdasarkan tindakan operatif yang dilakukan pada
beberapa rumah sakit di Jakarta. 
13. Therapi/Tindakan 
a. Pembedahan 

Pembedahan dilaksanakan untuk menegakkan diagnosis histologik dan untuk mengurangi efek
akibat massa tumor. Kecuali pada tipe-tipe tumor tertentu yang tidak dapat direseksi. 

Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu pembedahan tumor otak yakni: diagnosis
yang tepat, rinci dan seksama, perencanaan dan persiapan pra bedah yang lengkap, teknik
neuroanastesi yang baik, kecermatan dan keterampilan dalam pengangkatan tumor, serta
perawatan pasca bedah yang baik, Berbagai cara dan teknik operasi dengan menggunakan
kemajuan teknologi seperti mikroskop, sinar laser, ultrasound aspirator, bipolar coagulator,
realtime ultrasound yang membantu ahli bedah saraf mengeluarkan massa tumor otak dengan
aman.
b. Radiotherapi

Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang pula merupakan therapi
tunggal.Adapun efek samping : kerusakan kulit di sekitarnya, kelelahan, nyeri karena inflamasi
pada nervus atau otot pectoralis, radang tenggorkan.
c. Chemotherapy

- Jika tumor tersebut tidak dapat disembuhkan dengan pembedahan, kemoterapi tetap diperlukan
sebagai terapi tambahan dengan metode yang beragam. Pada tumor-tumor tertentu seperti
meduloblastoma dan astrositoma stadium tinggi yang meluas ke batang otak, terapi tambahan
berupa kemoterapi dan regimen radioterapi dapat membantu sebagai terapi paliatif.Pemberian
obat-obatan anti tumor yang sudah menyebar dalam aliran darah.Efek samping : lelah, mual,
muntah, hilang nafsu makan, kerontokan membuat, mudah terserang penyakit.
d. Manipulasi hormonal.

Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk tumor yang sudah bermetastase

e. Terapi Steroid

Steroid secara dramatis mengurangi edema sekeliling tumor intrakranial, namun tidak berefek
langsung terhadap tumor.

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

I. Pengkajian 

Data Subjektif

v Identitas Pasien dan Penanggung Jawab


Nama
Jenis kelamin
Usia
Status
Agama
Alamat
Pekerjaan
Pendidikan
Bahasa
Suku bangsa
Dx Medis
Sumber biaya

v Riwayat keluarga
Genogram
Keterangan genogram

v Status kesehatan
Status kesehatan saat ini

- Keluhan Utama (saat MRS dan saat ini)

- Alasan MRS dan perjalanan penyakit saat ini

- Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya


Status kesehatan masa lalu

- Penyakit yang pernah dialami

- Pernah dirawat

- Alergi

- Kebiasaan (merokok/kopi/alcohol atau lain – lain yang merugikan kesehatan)


Riwayat penyakit keluarga
Diagnosa Medis dan Therapi

v Dikaji berdasarkan 14 kebutuhan dasar menurut Virginia Handerson, yaitu :


Bernafas

Dikaji apakah pasien mengalami gangguan pernafasan, sesak, atau batuk, serta ukur respirasi
rate. 
Makan

Dikaji apakah klien menghabiskan porsi makan yang telah disediakan RS, apakah pasien
mengalami mual atau muntah ataupun kedua-duanya.
Minum

Dikaji kebiasaan minum pasien sebelum dan saat berada di RS, apakah ada perubahan (lebih
banyak minum atau lebih sedikit dari biasanya). 
Eliminasi (BAB / BAK)

Dikaji pola buang air kecil dan buang air besar.


Gerak dan aktifitas

Dikaji apakah pasien mengalami gangguan/keluhan dalam melakukan aktivitasnya saat


menderita suatu penyakit (dalam hal ini adalah setelah didiagnosa mengalami alergi) atau saat
menjalani perawatan di RS. 
Rasa Nyaman

Dikaji kondisi pasien yang berhubungan dengan gejala-gejala penyakitnya, misalnya pasien
merasa nyeri di perut bagian kanan atas (dikaji dengan PQRST : faktor penyebabnya,
kualitas/kuantitasnya, lokasi, lamanya dan skala nyeri) 
Kebersihan Diri

Dikaji kebersihan pasien saat dirawat di RS 


Rasa Aman

Dikaji apakah pasien merasa cemas akan setiap tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya,
dan apakah pasien merasa lebih aman saat ditemani keluarganya selama di RS.
Sosial dan komunikasi

Dikaji bagaimana interaksi pasien terhadap keluarga, petugas RS dan lingkungan sekitar
(termasuk terhadap pasien lainnya). 
Pengetahuan 

Dikaji tingkat pengetahuan pasien tentang penyakitnya yang diderita saat ini dan terapi yang
akan diberikan untuk kesembuhannya. 
Rekreasi 

Dikaji apakah pasien memiliki hobi ataupun kegiatan lain yang ia senangi.
Spiritual 

Dikaji bagaimana pendapat pasien tentang penyakitnya, apakah pasien menerima penyakitnya
adalah karena murni oleh penyakit medis ataupun sebaliknya.

Data Objektif

v Pemeriksaan fisik
¶ Pemeriksaan fisik
Keadaan umum

- Tingkat kesadaran CCS


Tanda-tanda vital
Keadaan fisik 
Kepala dan leher
Dada
Payudara dan ketiak
Abdomen
Genitalia
Integument
Ekstremitas
Pemeriksaan neurologist

Pengkajian saraf cranial 


Olfaktori(penciuman )
Optic (penglihatan )
Okulomotor(gerak ekstraokular mata,dilatasi pupil)
Troklear(gerak bola mata ke atas ke bawah)
Trigeminal(sensori kulit wajah,pergerakan otot rahang)
Abdusens(gerakan bola mata menyamping)
Fasial(ekspresi fasial dan pengecapan)
Auditori(pendengaran)
Glosofaringeal(pengecapan,kemampuan menelan,gerak lidah)

10. Vagus(sensasi faring,gerakan pita suara)

11. Aksesori(gerakan kepala dan bahu)

12. Hipoglosal(posisi lidah)


Pemeriksaan ROM AKTIF & PASIF

v Pemeriksaan Penunjang
Arterigrafi atau Ventricolugram ; untuk mendeteksi kondisi patologi pada sistem ventrikel dan
cisterna.
CT – SCAN ; Dasar dalam menentukan diagnosa.
Radiogram ; Memberikan informasi yang sangat berharga mengenai struktur, penebalan dan
klasifikasi; posisi kelenjar pinelal yang mengapur; dan posisi selatursika.
Elektroensefalogram (EEG) ; Memberi informasi mengenai perubahan kepekaan neuron.
Ekoensefalogram ; Memberi informasi mengenai pergeseran kandungan intra serebral.
Sidik otak radioaktif ; Memperlihatkan daerah-daerah akumulasi abnormal dari zat radioaktif.
Tumor otak mengakibatkan kerusakan sawar darah otak yang menyebabkan akumulasi abnormal
zat radioaktif
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan perfusi cerebral berhungan dengan
Nyeri akut berhubungan dengan
Resiko cidera berhungan dengan
Gangguan mobilitas fisik berhubungan
Ansietas berhubungan dengan
Resiko kekurangan nutrisi

3.Rencana tindakan

Dx1. Nyeri akut berhubungan dengan

Tujuan :Setelah diberikan askep selama …..x24 jam,diharapakan nyeri yang dirasakan pasien
berkurang dengan ,kriteria hasil:
Klien melaporkan nyeri berkurang/terkontrol,
Wajah pasien tidak meringis 

Intervensi :

mandiri
1. Teliti keluhan nyeri: intensitas, karakteristik, lokasi, lamanya, faktor yang memperburuk dan
meredakan.

R/ Nyeri merupakan pengalaman subjektif dan harus dijelaskan oleh pasien. Identifikasi
karakteristik nyeri dan faktor yang berhubungan merupakan suatu hal yang amat penting untuk
memilih intervensi yang cocok dan untuk mengevaluasi keefektifan dari terapi yang diberikan.

2. Observasi adanya tanda-tanda nyeri non verbal seperti ekspresi wajah, gelisah,
menangis/meringis, perubahan tanda vital.

R/ Merupakan indikator/derajat nyeri yang tidak langsung yang dialami.

3. Instruksikan pasien/keluarga untuk melaporkan nyeri dengan segera jika nyeri timbul.

R/ Pengenalan segera meningkatkan intervensi dini dan dapat mengurangi beratnya serangan.

4. Berikan kompres dingin pada kepala.

R/ Meningkatkan rasa nyaman dengan menurunkan vasodilatasi

Kolaborsi 
Berikan analgesik sesuai indikasi atau program medis.

R/ : menurunkan nyeri
Dx 2. Gangguan perfusi cerebral berhungan dengan 

Tujuan :setelah diberikan askep selama ….x24 jam,diharapkan gangguan perfusi jaringan
berkurang/hilang,dengan kriteria hasil:
Pasien dapat mempertahankan tingkat kesadaran biasa/perbaikan.kognisi,dan fungsi
motorik/sensorik
Tanda-tanda vita stabil

Intervensi:

mandiri

1.Tentukan faktor yang berhubungan dengan keadaan tertentu, yang dapat menyebabkan
penurunan perfusi dan potensial peningkatan TIK

R/untuk menentukan pilihan intervensi yang tepat


2. Catat status neurologi secara teratur, badingkan dengan nilai standart

R/mengkaji adanya kecenderungan pada tingkat kesadaran dan potensial adanya peningkatan
TIK 
3.Kaji respon motorik terhadap perintah sederhana

R/ mengukur kesadaran secara keseluruhan 


4. Pantau tekanan darah

R/normalnya,autoregulasi mempertahankan aliran darah otak yang konstan pada saat fluktasi
tekanan darah sistemik 
5.Evaluasi : pupil, keadaan pupil, catat ukuran pupil, ketajaman pnglihatan dan penglihatan
kabur

R/gangguan penglihatan yang dapat diakibatkan oleh kerusakan mikroskopik pada otak
,mempunyai konskuensi terhadap keamanan dan akan mempengaruhi intervensi
5Pantau suhu lingkungan sesuai indikasi

R/demam dapat mencerminkan kerusakan hipotalamus .selanjutnya akan terjadi peningkatan


TIK 
6. Pantau intake, output, dan ukur berat badan sesuai indikasi

R/ bermanfaat sebagai indicator dari total cairan tubuh yang terintegrasi dengan perfusi jaringan 
7.Perhatikan adanya gelisah meningkat, tingkah laku yang tidak sesuai
R/petunjuk nonverbal ini mengindikasikan adanya peningkatan TIK

8.Hindari /batasi penggunaan restein


R/restein mekanik dapat menanbah respons melawan yang akan meningkatkan TIK 

Kolaborasi 

1.tinggikan kepala pasien 15-45 derajat sesuai indikasi yang dapat ditoleransi

R/meningkatkan aliran balik vena dari kepala,sehingga akan mengurangi kongesti dan
edema atau resiko terjadi peningkatan TIK 

Dx 3 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah dan
tidak nafsu makan.
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama ….x24 jam ,diharapkan Kebutuhsn nutrisi
dapat terpenuhi ,dengan criteria hasil:
-Nutrisi klien terpenuhi
- Mual berkurang sampai dengan hilang.
Intervensi 

mandiri

1.Hidangkan makanan dalam porsi kecil tapi sering dan hangat.


R/ Makanan yang hangat menambah nafsu makan.
2. Kaji kebiasaan makan klien.
R/ Jenis makanan yang disukai akan membantu meningkatkan nafsu makan klien.
3. Ajarkan teknik relaksasi yaitu tarik napas dalam.
R/ Tarik nafas dalam membantu untuk merelaksasikan dan mengurangi mual.
4. Timbang berat badan bila memungkinkan.
R/ Untuk mengetahui kehilangan berat badan.

Kolaborasi 
5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian vitamin
R/ Mencegah kekurangan karena penurunan absorsi vitamin larut dalam lemak
4.PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan adalah perwujudan dari rencana keperawatan yang

meliputi tindakan – tindakan yang direncanakan oleh perawat

Dalam melaksanakan proses keperawatan harus kerjasama dengan tim

kesehatan – kesehatan yang lain keluarga klien dan dengan klien sendiri, meliputi

3 hal :

a. Melaksanakan tindakan keperawatan dengan memperhatikan kode etik

dengan standar praktek dan sumber – sumber yang ada.

b. Mengidentifikasi respon klien.

c. Mendokumentasikan/mengevakuasi pelaksanaan tindakan keperawatan

dan respon pasien.

Faktor – faktor yang perlu di perhatikan :

 Kebutuhan klien.

 Dasar dari tindakan.

 Kemampuan perseorangan dan keahlian/keterampilan dari perawat.

 Sumber – sumber dari keluarga dank lien sendiri.

 Sumber – sumber dari instansi.

5.evaluasi

Pada tahap akhir dari proses keperawatan adalah mengevaluasi respon pasien terhadap

perawatan yang diberikan untuk memastikan bahwa hasil ya ng diharapkan telah tercapai.
Evaluasi yang merupakan proses terus menerus, diperlukan untuk menentukan seberapa baik

rencana keperawatan yang dilaksanakan.

Evaluasi merupakan proses interaktif dan kontinu, karena setip tindakan keperawatan
dilakukan, respon pasien dicatat dan dievaluasi dalam berhubungan dengan hasil yang
diharapkan kemudian berdasarkan respon pasien, revisi intervensi/hasil pasien yang mungkin
diperlukan
DAFTAR PUSTAKA

sumber : http://rastirainia.wordpress.com/2010/02/15/laporan-pendahuluan-asuhan-keperawatan-
pada-pasien-tumor-otak/

You might also like