Professional Documents
Culture Documents
1.1 Definisi
Diare didefinisikan sebagai keluarnya tinja yang lunak atau cair tiga kali atau
lebih dalam satu hari. Di Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM, diare diartikan
sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi
lebih banyak dari biasanya. Neonatus dinyatakan diare bila frekuensi buang air besar
sudah lebih dari 4 kali, sedangkan untuk bayi berumur lebih dari 1 bulan dan anak bila
frekuensinya lebih dari 3 kali. Klasifikasi diare ke dalam jenis akut dan kronis bersifat
mutlak, tetapi diare harus berlangsung paling sedikit 14 hari untuk dapat dikatakan diare
kronis, jadi diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang
dari 14 hari ( bahkan kebanyakan kurang dari 7 hari ) dengan pengeluaran tinja yang
lunak atau cair yang sering tanpa darah.1,2
1.2 Epidemiologi
Di Negara berkembang, termasuk Indonesia, diare akut maupun kronis masih
merupakan masalah kesehatan utama. Di dunia, diare menyebabkan kematian sebanyak 5
juta setahun, 75% diantaranya disebabkan oleh diare akut. Di Indonesia, kematian karena
diare sekitar 200.000-250.000 setahun, 80% diantaranya disebabkan oleh diare akut.1,2
1.3 Klasifikasi
Secara klinis diare dapat dibedakan menjadi 3 yaitu2 :
1. Diare akut yaitu diare yang terjadi mendadak pada anak yang sebelumnya sehat,
berlangsung kurang dari 2 minggu.
2. Disentri yaitu diare yang disertai darah dalam tinja.
3. Diare persisten yaitu diare yang terjadi lebih dari 14 hari yang merupakan
kelanjutan dari diare akut.
1.4 Etiologi
1. Infeksi
1
Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab
utama diare. Infeksi enteral ini disebabkan oleh berbagai mikroba
diantaranya:
1.5 Patogenesis1,4,5,6
1. Virus
Virus masuk ke dalam usus halus dan berkembang biak dalam epitel vili
usus halus, menyebabkan kerusakan sel epitel dan pemendekan vili. Hilangnya
sel-sel vili yang secara normal mempunyai fungsi absorpsi dan penggantian
sementara oleh sel epitel berbentuk kripta yang belum matang, menyebabkan
usus mensekresi air dan elektrolit. Kerusakan vili dapat juga dihubungkan dengan
hilangnya enzim disakaridase, menyebabkan berkurangnya absorpsi disakarida
terutama laktosa. Penyembuhan terjadi bila vili mengalami regenerasi dan epitel
vilinya menjadi matang.
2. Bakteri
Penempelan di mukosa
Bakteri yang berkembang biak dalam usus halus untuk menghindarkan
diri dari penyapuan. Penempelan ini menyebabkan pengurangan kapasitas
penyerapan atau menyebabkan sekresi cairan.
2
Toksin yang menyebabkan sekresi
Beberapa bakteri lain seperti V.cholerae mengeluarkan toksin yang
menghambat fungsi sel epitel. Toksin ini mengurangi absorpsi natrium melalui
vili dan meningkatkan sekresi klorida dari kripta, yang menyebabkan sekresi air
dan elektrolit. Penyembuhan terjadi bila sel yang sakit diganti dengan sel yang
sehat setelah 2-4 hari.
Invasi mukosa
Shigella dapat menyebabkan diare berdarah (disenteri) melalui invasi dan
perusakan sel epitel mukosa di sebagian besar kolon. Invasi ini diikuti dengan
pembentukan mikroabses dan ulkus superfisial yang menyebabkan adanya sel
darah merah dalam tinja. Toksin yang dihasilkan kuman ini menyebabkan
kerusakan jaringan dan juga sekresi air dan elektrolit dari mukosa. Shigellosis
menimbulkan tanda radang akut meliputi nyeri perut, demam, kejang, letargis dan
prolas rektum.
Infeksi virus dan bakteri tidak selamanya akan menyebabkan terjadinya diare
karena tubuh mempunyai mekanisme pertahanan tubuh. Jika bahan-bahan yang
berbahaya dapat menembus barier mekanisme daya tahan tubuh dan dapat masuk ke
dalam sirkulasi sistemik, maka akan terjadi berbagai reaksi.
1. 6 Patofisiologi
3
Awalnya bayi dan anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan mungkin
meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja cair dan
mungkin disertai lendir atau darah. Warna tinja dapat berubah jadi kehijau-hijauan yang
disebabkan bercampurnya tinja dengan empedu. Anus dan sekitarnya lecet karena tinja
menjadi asam. Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare. Bila telah banyak
kehilangan cairan dan elektrolit terjadilah gejala dehidrasi. Tanda-tanda klinis yang
timbul apabila penderita jatuh ke dalam dehidrasi adalah : rasa haus, elastisitas ( turgor
dan tonus ) kulit menurun, bibir dan mukosa kering, mata cekung, air mata tidak keluar,
ubun-ubun besar cekung, oliguri, bahkan dapat anuria, tekanan darah rendah, takikardia,
kesadaran menurun. 1
4
hipovolemik, tekanan darah sistolik rendah atau tidak teraba, lengan dan kaki dingin,
kuku mungkin biru.
1.8 Diagnosis1
Berdasarkan definisi diare akut, diagnosis ditegakkan jika terdapat buang air
besar encer dengan frekuensi lebih dari 3 kali. Jika disertai buang air besar disertai darah
maka didiagnosis dengan disenteri. Pada pasien diare harus ditentukan apakah tanpa
dehidrasi atau dengan dehidrasi serta derajat dehidrasinya.
Penilaian A B C
Lihat :
Keadaan umum Baik, sadar Gelisah, rewel *Lesu, lunglai, atau tidak
sadar *
Mata Normal Cekung Sangat cekung dan kering
Air mata Ada Tidak ada Tidak ada
Mulut dan lidah Basah Kering Sangat kering
Rasa haus Minum biasa, Haus, ingin minum Malas minum atau tidak
tidak haus banyak * bisa minum *
Periksa
turgor kulit Kembali cepat Kembali lambat* Kembali sangat lambat*
Derajat TANPA DEHIDRASI DEHIDRASI BERAT
dehidrasi DEHIDRASI RINGAN/SEDANG Bila ada 1tanda * + 1 atau
Bila ada 1 tanda * + lebih tanda lain
1 atau lebih tanda
lain
Terapi Rencana A Rencana B Rencana C
1. Pemeriksaan tinja
c. PH
2. Pemeriksaan darah
5
a. Darah rutin
b. Elektrolit
1.10 Penatalaksanaan
- Mencegah dehidrasi
- Rehidrasi
- Meneruskan makan dan ASI
Tujuan penatalaksanaan diare adalah untuk mengkoreksi kekurangan
cairan elektrolit secara cepat dan kemudian mengganti cairan tubuh yang hilang
sampai diarenya berhenti. Pengganti cairan dapat secara oral atau intravena untuk
penderita dengan dehidrasi berat.
Pemberian Cairan
6
2. Diare akut dengan dehidrasi ringan- sedang ( rencana terapi B )
- Upaya rehidrasi :
Cairan oralit 75 mg/kg BB dalam 3 jam pertama, setelah 3 – 4 jam nilai
kembali dengan menggunakan bagian penilaian, kemudian pilih rencana
terapi A,B,C untuk melanjutkan pengobatan. Dapat juga diberikan
berdasarkan umur, jika berat badan tidak diketahui, yang sesuai dengan tabel
di bawah ini :
a. Nilai kembali penderita tiap 1-2 jam. Bila rehidrasi belum tercapai, percepat
tetesan intravena.
b. Juga berikan oralit ( 5 ml/kgBB/jam ) bila penderita bisa minum, biasanya
setelah 3 – 4 jam ( bayi ) atau 1 – 2 jam ( anak )
c. Setelah 6 jam ( bayi ) atau 3 jam ( anak ), nilai bagi penderita menggunakan
bagan penilaian kemudian pilih rencana pengobatan selanjutnya.
Dietetik
Pengobatan medikamentosa
7
Pengobatan yang tepat terhadap kasus diare diberikan setelah kita mengetahui
penyebab pasti, dengan ditemukan kista/parasit dalam tinja atau bila ditemukan bakteri
usus patogen dalam kultur tinja.1,3
Sebagian besar kasus diare tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotika oleh
karena pada umumnya sembuh sendiri (self limiting). Antibiotik hanya diperlukan pada
sebagian kecil penderita diare misalnya kholera shigella, karena penyebab terbesar dari
diare pada anak adalah virus (Rotavirus). Kecuali pada bayi berusia di bawah 2 bulan
karena potensi terjadinya sepsis oleh karena bakteri mudah mengadakan translokasi
kedalam sirkulasi, atau pada anak/bayi yang menunjukkan secara klinis gajala yang berat
serta berulang atau menunjukkan gejala diare dengan darah dan lendir yang jelas atau
segala sepsis. Anti motilitis seperti difenosilat dan loperamid dapat menimbulkan
paralisis obstruksi sehingga terjadi bacterial overgrowth, gangguan absorpsi dan
sirkulasi.8
1.11 Komplikasi
Akibat yang dapat ditimbulkan diare akut adalah dehidrasi ,asidosis metabolik,
gangguan elektrolit (hipoglikemia, hipokalemi), gangguan sirkulasi.1,2,4
8
DAFTAR PUSTAKA
9
UNIVERSITAS ANDALAS
FAKULTAS KEDOKTERAN
STATUS PASIEN
1. Identitas Pasien
a. Nama/Kelamin/Umur/MR: Figo/ Laki-Laki/ 8bulan/ KM.1568
b. Pekerjaan/pendidikan : Belum bekerja/Belum Sekolah
c. Alamat : Air Dingin , Padang
2. Latar Belakang sosial-ekonomi-demografi-lingkungan keluarga
a. Status Perkawinan : Belum Menikah
b. Jumlah Anak : 4 orang
c. Status Ekonomi Keluarga : kurang mampu, penghasilan Rp. 900.000,-/bulan
d. KB : Tidak ada
e. Kondisi Rumah :
- Rumah semi permanen, perkarangan cukup luas, luas bangunan 80m2
- Listrik ada
- Sumber air : air sumur
- Jamban ada 1 buah, di dalam rumah
- Sampah di buang ke tempat pembuangan sampah dan dibakar.
- Kesan : higine dan sanitasi baik
10
5. Keluhan Utama
Berak-berak encer sejak 2 hari yang lalu.
7. Pemeriksaan Fisik
Tanda Vital :
Keadaan Umum : tampak sakit sedang, gelisah, rewel
Kesadaran : sadar
Frekuensi denyut nadi : 115x / menit
Frekuensi Nafas : 24 x/menit
Suhu : 37,7 °C
Berat Badan : 9 kg
Pemeriksaan Sistemik
11
- Hidung : tidak ditemukan kelainan
- Tenggorokan : tonsil T1-T1 tidak hiperemis, faring tidak hiperemis
- Leher : tidak teraba pembesaran KGB
- Dada :
Paru : Inspeksi : Normochest, simetris kiri dan kanan, retraksi tidak ada
Palpasi : fremitus kiri = kanan
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Vesikuler, ronkhi tidak ada, wheezing tidak ada
Jantung : Inspeksi : iktus tidak terlihat
Palpasi : iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V
Perkusi : batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : bunyi jantung murni, irama teratur, bising tidak ada
- Abdomen: Inspeksi : distensi tidak ada
Palpasi : supel, hepar dan lien tidak teraba, turgor kembali
lambat.
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus (+) normal
- Punggung : tidak ditemukan kelainan
- Alat Kelamin : tidak ditemukan kelainan
- Ekstremitas: akral hangat, refilling kapiler baik, reflek fisiologis +/+, reflek
patologis -/-
8. Laboratorium Anjuran : laboratorium darah, urin, feses rutin.
9. Diagnosis Kerja
Diare akut dehidrasi sedang suspek disentri
10. Diagnosis Banding :
11. Manajemen
a. Preventif :
- Pastikan cuci tangan anak/ibu saat akan makan dan setelah buang air
besar.
- Perhatikan makanan dan minuman yang masuk ke dalam mulut anak.
- Perhatikan mainan anak/tangan/apapun yang masuk ke dalam mulut anak.
b. Promotif :
12
- Teruskan pemberian ASI.
- Perhatiakn gizi yang seimbang untuk pemberian makanan pendamping
ASI
- Perhatikan kebersihan makanan dan minuman yang akan dimakan.
c. Kuratif :
d. Rehabilitatif :
- Kontrol diare, jika diare semakin sering atau disertai tanda dehidarasi
berat (penurunan kesadaran/letargi, tidak mau minum, turgor kembali
lambat, mata cekung, air mata tidak ada, tidak menagis) segera bawa
ke IGD Puskesmas/RS.
13
Dinas Kesehatan Kodya Padang
R/ Oralit No. X
S prn
S 2 dd tab I
S 3 dd cth I
S 1 dd tab I
Pro : Figo
Umur : 8 bulan
14