You are on page 1of 6

Chapter 1 :KEAJAIBAN

Everyday is a miracle

Dear Listiana,

Saya adalah seorang konsultan di bidang human development dan telah banyak
memberikan konsultasi gratis bagi orang-orang yang tak mampu membayar.
Saya menolong orang-orang untuk memecahkan masalah mereka yang ingin
berkembang lebih maju, baik dalam hal karir, keluarga ataupun sekolah.
Awalnya saya melakukan pekerjaan ini karena saya sendiri memiliki masalah
dengan diri saya yang belum seorangpun mampu menjawab. Saya memiliki
kebiasaan-kebiasaan buruk yang tak mampu saya hindari walaupun saya sudah
coba. Saya terjangkiti penyakit minum-minuman keras. Kebiasaan ini sudah
hamper membunuh saya dan sering mengantarkan saya masuk ke rumah sakit.
Sebagai orang yang telah banyak membantu orang lain saya menjadi heran
dengan diri saya, lalu saya bertanya pada Tuhan, ‘Tuhan, saya banyak
membantu orang lain, tetapi siapa yang dapat membantu saya?
Bertahun-tahun saya tekuni pekerjaan ini dengan harapan saya dapat memahami
diri saya dan menyelesaikan permasalahan saya. Banyak sekali klien yang
merasa puas dengan hasil kerja saya dan saya selalu memberi harga yang sangat
murah bahkan terkadang gratis. Sejalan dengan waktu semakin banyak orang
yang saya bantu tetapi permasalahan saya tak kunjung terpecahkan. Saya
menyalahkan diri saya, menyalahkan pasangan saya, dan yang lebih parah saya
mempertanyakan kasih sayang Tuhan pada saya. Rasa bersalah dan
menyalahkan ini mencapai puncaknya dan membuat saya tak percaya lagi bahwa
hidup ini penuh keajaiban. Tidak ada yang ajaib, karena kebaikan yang saya
lakukan malah menjadi boomerang bagi saya. Saya telah menolong banyak
orang tetapi lalu siapa yang menolong diri saya sendiri? Sekalipun saya sudah
berusaha mencari pertolongan itu ke banyak ahli dan bahkan membayarnya
sangat mahal. Saya butuh keajaiban untuk membantu saya keluar dari masalah
saya. Saya butuh orang ajaib dengan keahlian ajaib yang mampu menolong saya.
Seorang ahli biasa takkan mampu, bukankah saya juga ahli dalam Human
Developmnet? Bila perlu saya ingin Tuhan turun ke bumi dan menolong saya.
Suatu hari saya memutuskan untuk berhenti menolong orang lain akibat
kebiasaan saya yang semakin buruk dan kesehatan saya semakin terganggu, dan
saya bertemu Anda. Anda member saya keyakinan dengan kalimat-kalimat ajaib
Anda dan disitulah saya mengerti bahwa kesabaran untuk tetap berfikir positif
dan berperasaan bahagia sangat saya perlukan untuk keajaiban yang saya
inginkan.
Setelah bertemu Anda, saya tak langsung begitu saja sembuh dari kebiasaan
buruk saya, tetapi saya sudah mulai menjaga hati dan pikiran saya untuk tetap
positif. Saya mulai dengan meyakininya dan menjaga pikiran dan hati saya
seperti anjuran Anda. Dan ajaib, beberapa minggu kemudian saya berkenalan
dengan seseorang ahli pengobatan yang cukup ternama dan bersedia membuat
sesi terapi dengan saya dan bahkan bersedia dating ke rumah saya, dan itu
semua dia berikan gratis untuk saya. Saya teringat, ini adalah keajaiban yang
saya butuhkan dan Tuhan telah mengantarkannya di depan pintu rumah saya
tanpa saya harus membayar apapun. Lalu saya menjalani terapi professional
bagaimana mengolah energy saya untuk membuang energy buruk dan ini berefek
saya tak lagi menginginkan kebiasaan buruk saya. Saya benar-benar dibantu
oleh seorang ahli yang harusnya saya bayar sangat mahal.
Kini saya telah sembuh dan yakin bahwa keajaiban itu sudah tergantung di
langit. Saya hanya tinggal memanggilnya dengan cara yang benar maka dia pasti
datang.
Anda mungkin tidak secara langsung menyembuhkan saya tetapi Andalah
penunjuk jalan menuju keajaiban kesembuhan saya.

Keajaiban berarti kesabaran dalam menggenggam kebaikan hati dan pikiran di


tangan kanan sementara tangan kiri yang tetap terjulur untuk
menyebarkannya pada orang lain.

Keajaiban Tergantung Di Langit

Bila bumi diibaratkan sebagai akar sebuah pohon dengan batang menjulang menuju
ke langit maka di langitlah terletak dan bergelantungan tak terhingga keajaiban
sebagai buahnya. Anda bisa memetiknya, bisa memanggilnya, maka keajaiban akan
dating di depan pintu rumah Anda. Buah itu bias berbentuk dan berwarna beraneka
ragam, buah mana yang akan kita petik sangat tergantung dari kita.

Setiap saat kejaiban itu jatuh ke bumi menuju ke hati manusia yang menginginkannya
dengan doa sepenuh hati. Jatuhnya buah keajaiban ini tentu menempuh jarak dan
waktu yang tak bias dibayangkan manusia, dan Anda tak perlu repot-repot
memperkirakan jarak dan waktunya. Tugas Anda adalah menanam dalam hati,
merawat dengan aktivitas dan menjaganya dari serangga pikiran dan perasaan buruk
yang menganggu dan membuat tanaman keajaiban Anda gagal berbuah.

Masing-masing orang menanam pohon keinginan yang berbeda-beda dan tak ada
yang sama. Pepatah mengatakan menanam padi tumbuh padi adalah sangat benar,
bila Anda menanam hati dan pikiran buruk maka Anda akan menuai kebiasaan dan
perkataan buruk ujung-ujungnya Anda akan menuai buah pahit.

Menanam pikiran dan hati buruk juga berarti mengumpulkan energy negative
menyatu dalam diri Anda. Energi ini berkumpul tiap hari seperti bola salju,
menggelinding dari bola kecil lalu membesar, bola ini pasti akan pecah bila Anda tak
kuat menahannya. Bila energinya positif maka pecahannya akan member manfaat
pada Anda dan orang lain dan bila energinya negative maka pecahannya akan –
terutama- menyakiti Anda dan juga orang lain yang memiliki energy yang sama.

Kejadian ajaib umumnya dapat diartikan sebagai pecahan energy positif yang Anda
tanam. Bila Anda telah menanamnya dan mengumpulkan energy positive ini Anda
telah memiliki bola saljunya, tanpa Anda cari pun bila saatnya tepat maka bola salju
Anda akan menemukan waktu –saat berat massanya tepat- dan tempat yang tepat
untuk pecah, saat dimana Anda tahu bahwa kesuksesan mimpi Anda tercapai.

Mengapa Keajaiban seolah hanya datang pada segelintir orang?

Tidak banyak orang yang meyakini keajaiban.

Coba Anda amati diri Anda dan juga orang-orang terdekat Anda. Tanyakan atau
hanya amati, siapa-siapa yang punya mimpi ajaib –mimpi yang butuh lompatan tidak
biasa- dan bila mereka punya mimpi tanyakan kembali apakah mereka yakin
mimpinya akan tercapai? Amati kesungguhannya lewat getaran suara saat
mengucapkan atau otot wajahnya, apakah mereka sungguh-sungguh yakin? Lalu lihat
apakah yang mereka kerjakan sudah sejalan dengan yang mereka impikan? Apakah
energy mereka sudah terdistribusi dengan baik, mencurahkan energy terbesarnya
untuk meraih buah ajaib? Apakah mereka mengisi hari-harinya untuk menemui orang
yang dapat membantunya mewujudkan keajaiban? Apakah Anda atau orang-orang itu
menyisihkan waktu dan sumber dayanya untuk mewujudkan mimpinya? Apakah
mereka bersedia merubah kebiasaan buruknya dengan kebiasaan yang lebih baik demi
kejaiban itu?

Bila kebanyakan jawaban adalah tidak, maka Anda mulai mengerti bahwa tidak
banyak orang yang percaya keajaiban maka itulah sebabnya keajaiban hanya milik
sedikit orang.

Dear Listiana,
Semula saya sungguh heran ketika Anda mengatakan bahwa saya mampu
mendapatkan pekerjaan di perusahaan yang saya inginkan. Saya ragu
dengan kemampuan saya, dan secara keseluruhan saya meragukan diri
saya untuk bersaing atau bahkan melamar di kantor tersebut. Lalu saya
berkata pada Anda, ‘Saya punya keinginan, tetapi biarlah keinginan
Tuhanlah yang akan terjadi’, karena saya adalah pemeluk agama yang
taat dan orang tua mengajarkan pada saya untuk berfikir demikian. Lalu
Anda berkata pada saya, ‘Bila Anda merubah pikiran pesimis dan rasa
rendah diri menjadi pikiran positif dan rasa bahagia maka Anda akan
tahu memandang Tuhan dari sisi yang lebih positif’. Tidak saat itu pula
saya percaya dengan kata-kata Anda. Tetapi saya mulai
mempertimbangkan untuk berfikir lebih positif dan menjaga hati saya
senantiasa tersenyum. Dan saya mulai mengerti tentang ‘cara
memandang Tuhan dengan lebh positif’, saya mulai sadar bahwa doa-doa
saya telah saya terjemahkan secara negative selama ini, bentuk dari saya
ingin mempertahankan pikiran dan perasaan buruk saya. Setelah saya
ikuti sesi Anda dalam menghilangkan energy negative dalam diri, saya
mampu memandang Tuhan dari sisi yang lebih positif. Lalu saya mencoba
lagi melamar di perusahaan yang semula saya tak yakin, kali ini dengan
energy positif yang Anda tularkan. Dan Tuhan memberi saya keajaiban.
Saya diterima.

Keajaiban bukan berarti hanya pada buahnya, tetapi lebih indah pada
prosesnya karena begitu banyak energy positif dan perasaan indah
dalam menjalaninya.

Bila tak banyak yang percaya pada keajaiban, maka keajaiban menjadi peristiwa tak
terjamah di kehidupan sehari-hari Anda. Lalu beredarlah pandangan umum, keajaiban
hanya berlaku untuk orang-orang tertentu, para Nabi, para Sunan, orang-orang yang
ditakdirkan hebat tanpa Anda mampu medaftar dalam daftar pilihannya.

Bila Anda melihat Hee Ah Lee, Four Fingered Pianist, dengan keterbatasan tangan
capit udangnya mampu bermain piano sangat indah maka Anda akan berfikir, Hee Ah
Lee bias begitu karena sudah takdir Tuhan member kelebihan pada orang yang
terbatas fisiknya. Sejuta alas an akan Anda cari untuk tidak menginspirasi Anda agar
meniru jalan yang ditempuh Hee Ah Lee.

Bahkan ada yang lebih senang menganggap keajaiban tak ubahnya seperti judi,
kadang ada kadang tak ada, bila sedang dapat berarti menang, bila sedang sial berarti
kalah. Demi mempertahankan kemalasannya, penundaannya, kenyamanannya maka
Anda mencari sejuta alasan negative dengan kalimat-kalimat yang terdengar positif
seperti ‘ sudah takdir’; ‘kehendak Tuhan’; ‘jangan melawan nasib’; ‘Tuhan tidak
berkehendak’.

Mengharap keberuntungan seperti menunggu cicak, ‘Ck..ck.. ada..’, ‘tidak..’, ‘ada..’,


‘tidak..’ ck..ck.., ‘tergantung hoki’ dan hoki itu menjadi sesuatu yang tak bisa
direncanakan. Kehidupan Anda tetap biasa-biasa saja mengalir, ‘like just another
ordinary day’, dengan masalah datang dan pergi.

Mulai bermunculan keluhan-keluhan, rasa tak berdaya, menyalahkan keadaan,


menyalahkan atasan dan menyalahkan diri sendiri.

Wajah-wajah masam telah menjadi pemandangan yang biasa, boro-boro senyum


pada orang lain, sudah bagus aku ga makan orang, tho?

Muncul pertanyaan, ‘apakah hidup ini adil?’ ‘Ada dimanakah Tuhan saat aku
butuhkan?’.‘Mengapa hidup tetap begini-begini saja?’ ‘Mengapa hanya sedikit orang
yang berhasil mencapai mimpi?’

Pasti karena mereka memang dilahirkan untuk menjadi hebat. Pasti karena mereka
memang berbakat sukses.

Mengapa aku tak pernah berhasil?


Pasti gara-gara masa kecilku yang membuat aku tidak pede. Pasti gara-gara bossku
yang tak mendukungku karirku jadi menthok. Pasti gara-gara istriku sehingga
hutangku jadi menumpuk.

Pasti gara-gara ini gara-gara itu.

Otak Anda menjadi ahli dan kreatif mencari kambing hitam. Sejuta mengapa dan
sejuta kambing telah menciptakan pikiran buruk. Kasus-kasus selingkuh, korupsi,
menyuap demi karir, sikut teman, perasaan bersalah pada diri sendiri, kecewa pada
hasil kerja anak buah, marah pada atasan, gelisah karena hutang dan paranoid
menjadi hal yang biasa.

Perasaan-perasaan tak menyenangkan mulai menjadi sarapan, makan siang dan


makan malam Anda. Lalu Anda memutuskan ‘lebih baik hidup jangan pakai
perasaan toh yang muncul ya perasaan yang itu-itu juga’.

Hidup tanpa perasaan sama buruknya dengan mayat hidup alias zombie. Zombie-
zombie tanpa perasaan pun bermunculan di kantor, di rumah, dalam busway, di
perjalanan.

Seorang suami yang tak melindungi perasaan istrinya adalah zombie rumah tangga,
atasan yang hanya menjalankan tugas adalah zombie di perkantoran., teman yang tak
lagi menyayangi dan melindungi temannya yang lain adalah zombie persahabatan.

Zombie tak mungkin mengundang keajaiban, mereka hanya butuh menjalankan


rutinitas dan tahan dengan kebosanan.

Waks, alangkah mengerikan hidup sebagai zombie …

Sudah menjadi pendapat umum bila bangun di pagi hari dengan tubuh dan perasaan
malas. Mulai terbayang kemacetan jalan menuju kantor. Anda enggan bertemu
tumpukan pekerjaan, debt collector yang setia menelpon Anda ditengah-tengah
meeting yang melelahkan, daftar kebutuhan yang sudah siap menelan seluruh gaji
Anda bulan depan.

Oh My Godness!

Dear Listiana,

Saya baru keluar dari kantor saya bukan karena dipecat tetapi saya
menghadapi konspirasi atasan saya dengan kroni-kroninya yang menurut saya
melakukan kecurangan yang merugikan Negara. Saya menolak untuk ikut serta
berbuat curang, lalu mereka menteror saya dan akhirnya saya kehilangan
pekerjaan 2 bulan lalu dan saat ini tabungan saya semakin menipis karena
saya belum bekerja lagi. Saya tak mungkin mencari pekerjaan lain karena saya
berniat menuntut secara hukum mantan atasan saya itu yang telah
mencemarkan nama baik saya dan pernah menteror saya dengan kekerasan.
Alangkah ribetnya hidup saya ya. Untuk melakukan proses hukum saya butuh
biaya yang tak sedikit sementara saya tak mungkin bekerja dengan situasi
seperti ini.
Lalu saya bertemu Anda dalam sesi priview Anda, dan saya mulai mengikuti
saran Anda untuk mengurangi pikiran buruk saya. Dan ajaib, keinginan saya
untuk membalas mantan atasan saya menghilang dan saya lebih berfokus pada
mendapatkan pekerjaan yang baik. Sekarang saya telah memaafkan kesalahan
orang-orang itu dan telah kembali bekerja dan hidup mejadi lebih tenang. Ini
adalah hal ajaib yang dulu tak pernah saya temui.

Keajaiban dan keruwetan masalah adalah dua sahabat yang tak pernah muncul
bersamaan melainkan dua sahabat yang memiliki nama panggilan berbeda dan
peran yang berbeda.

Imagine …

Seandainya Anda temukan tongkat ajaib yang mampu mengundang keajaiban dan
keindahan hidup. Hanya dengan mengayunkan tongkat sambil tersenyum lalu impian
kita tertcapai.

Seandainya Anda tutup mata penuh keheningan, lalu mengucapkan kalimat-kalimat


ajaib dan ayunkan tongkat.

Cling …!

Keajaiban letaknya ada di pikiran dan perasaan Anda. Anda bahkan sudah memiliki
keajaiban sebelum Anda sempat memintanya. Tubuh Anda, Pikiran Anda, Perasaan
Anda, dan segalah yang Anda nikmati semua adalah bentuk keajaiban yang telah
Anda lupakan.

Keajaiban datang pada siapa saja yang menginginkannya dengan


sepenuh hati, karena keajaiban terletak di pikiran dan di hati Anda
yang baik. Buatlah baik pikiran dan hati Anda maka disitulah letak
keajaiban.

You might also like