Professional Documents
Culture Documents
Globalisasi, Achmad Suparman menyatakan Globalisasi adalah suatu proses
menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia
ini tanpa dibatasi oleh wilayah. Sebenarnya, globalisasi belum memiliki definisi yang
pasti karena mencakup banyak aspek dan kekompleksan sifatnya, sehingga
bergantung dari sisi mana orang melihatnya. Sebagai bukti, ada yang menyebut
globalisasi di bidang budaya atau di bidang ekonomi, atau di bidang informasi dan
sebagainya. Dampak dari adanya globalisasi ini amat banyak dan beragam. MNC
atau multinational corporation atau di dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai
perusahaan multinasional adalah salah satunya. Dalam perkembangannya,
disamping memberikan manfaat bagi perekonomian suatu negara ternyata
perusahaan multinasional juga turut berperan sebagai penghambat karena dampak
negatif yang ditimbulkannya. Terlepas dari perdebatan mana yang lebih dominan,
manfaat atau kerugiannya, yang pasti harus dipikirkan bersama cara -cara untuk
menanggulangi dampak negative dari adanya perusahaan multinasional.
1. Pendekatan hukum. Dilema perusahaan akan profit oriented dapat dicegah
melalui legislasi, dimana peraturan perundang-undangan yang mengikat semua
pihak akan menempatkan perusahaan pada standar yang sama. Perusahaan yang
berbisnis dengan standar tinggi pasti akan menyambut baik hal ini. Perusahaan
yang berbisnis dengan standar tinggi, dalam menjalankan praktiknya akan
memperhatikan etika berbisnis (code of conduct). Peraturan dan legislasi akan
melindungi perusahaan tersebut terhadap kompetisi yang tidak fair dari
perusahaan yang tidak memenuhi standar yang sama. Pentingnya peraturan dan
hukum ini, seperti dikatakan oleh stiglitz, ³tanpa tekanan peraturan pemerintah
dan masyarakat, korporasi enggan melindungi dampak lingkungan secar a
memadai. Sejatinya mereka memiliki motivasi untuk merusak lingkungan
hidup jika hal tersebut dapat menyelamatkan uang mereka´
2. Pendekatan sosial dan etika. Pendekatan lainnya untuk menjamin
pertanggungjawaban publik perusahaan multinasional ialah melalui berbagai
macam tekanan sosial dan etik masyarakat. Paling tidak ada 4 kelompok yang
dapat mengadakan presure antara lain, konsumen, investor, pekerja dan LSM.
Menurut Wegner-Tsukamoto, kelompok ini dapat menciptakan apa yang disebut
³ethical capital´ yang artinya nilai yang merasuki empat kelompok tadi untuk
melakukan gerakan moral secara aktif. Contoh nyatanya adalah boikot yang
dilakukan Gandhi, tentu saja diikuti pengikutnya, atas perusahaan kapas
kolonialis Inggris di India, kemudian boikot partai soli daritas buruh di Glasgow
atas perusahaan galangan kapal. Kemudian, contoh dari LSM yang memberikan
tekanan adalah yang sering didengar tentang kampanye ³blood diamond´ di
Sierra atau ³Dirty Oil´ di Nigeria yang cukup efektif menarik perhatian dunia
sehingga perusahaan multinasional yang bersangkutan tidak bisa seenaknya
sendiri. Kasus di Indonesia yang terkenal adalah kasus Freeport di mana LSM
bentukan masyarakat/ suku lokal bernama LEMASA (Lembaga Masyaraka Adat
Komoro) mengajukan gugatannya di pengadila n New Orleans, kota dimana
kantor pusat Freeport berada.
3. Rahmad Paul, master pada Conflict Transformation di Center for Justice and
Peacebuilding Eastern Mennonite University, US menyarankan pendekatan
melalui transformasi konflik. Konflik itu seperti pedang bermata dua, di satu sisi
bisa menghambat tetapi jika dikelola dengan baik dapat menjadikannya sesuatu
yang konstruktif. Kalau dinamika konflik dikelola secara tepat akan berdampak
pada perubahan sosial yang transformative dan significant bagi kepen tingan
rakyat banyak. Negosiasi dan mediasi konflik merupakan cara pendekatan yang
berprinsip pada nonkekerasan dan dialog untuk mengakomodasi kepentingan
semua pihak yang bertikai. Para pihak yang berkonflikperlu duduk bersama dan
setara di meja perundingan negosiasi guna mencari titik temu dan menjembatani
perbedaan persepsi dan kepentingan dan secara bersama-sama membangun
consensus yang membangun dan mengakomodasi semua pihak.
Adapun Nopirin, Ph.D dalam bukunya ekonomi internasional jilid 3
mengungkapkan setidaknya ada 5 cara dalam hal pengaturan perusahaan
multinasional demi penghindaran efek buruk yang mungkin terjadi:
ð
Perusahaan multinasional sebagai pengaruh globalisasi di abad ini tidak akan penah
bisa dihindari sebab selain banyak dikecam juga tidak salah kiranya disebutkan
memberikan manfaat yang berguna bagi kesejahteraan bangsa. Yang menjadi fokus
pengaturan adalah bagaimana penanggulangan terhadap efek -efek negatif yang
mungkin muncul sehingga semakin memaksimalkan kesejahteraan rakyat.
Penanggulangan ini bisa dilakukan dengan berbagai macam cara. Akhirnya
penanggulangan ini akan memberikan pelajaran pada perusahaan multinasional,
sebagaimana yang dikatakan Brata T. Hardjosubroto ( 4ead of Public
Relation Nestle Indonesia ), ³Reputasi buruk memberi dampak negatif bagi suatu
perusahaan multinasional. Reputasi buruk yang diterima oleh suatu perusahaan
tidak bisa mendapatkan sangsi pelanggaran hukum, tetapi mencoreng nama baik
perusahaan tersebut´. Sehingga diharapkan dengan adanya penanggulangan ini,
dengan sendirinya akan tercapai titik temu tentang apa yang diinginkan masyarakat
dengan tujuan perusahaan