STIKES Widyagama Husada Malang Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa mampu : 1. Menjelaskan pengertian epidemiologi kesehatan reproduksi 2. Menjelaskan pengaruh demografi dalam epidemiologi 3. Menjelaskan konsep penyakit dan masalah kesehatan reproduksi 4. Menjelaskan faktor risiko kesehatan reproduksi Epidemiologi Kesehatan Reproduksi • Proses kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian hidupnya disebut Reproduksi • Organ Reproduksi adalah alat tubuh yang berfungsi untuk reproduksi manusia • Kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi, dan proses reproduksi yang dimiliki oleh seseorang disebut Kesehatan Reproduksi • Sehat disini tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan, namun juga sehat secara mental dan sosio-kultural Epidemiologi Kesehatan Reproduksi • Ilmu yang mempelajari tentang distribusi, frekuensi, dan determinan penyakit atau masalah kesehatan reproduksi pada populasi atau kelompok. • Distribusi digambarkan denga kejadian menurut karakter orang, tempat dan waktu. • Frekuensi dlm Kespro adalah upaya menguantifikasi kejadian atau mengukur besarnya masalah. Misalnya, persalinan dg dukun 63%, K1 mencapai 87%, & K4 70%. • Determinan dlm Kespro adalah mencari faktor penyebab atau yang mempengaruhi suatu kejadian atau faktor yang memberi risiko. Misalnya, salah satu penyebab terjadinya hemoragi post-partum (HPP) adalah anemia pada ibu. Manfaat Epidemiologi dalam Kespro
1. Sebagai tool (alat), selalu menanyakan siapa
yang terkena, di mana, dan bagaimana 2. Sebagai metode/ pendekatan dalam menyelesaikan masalah kesehatan khususnya kesehatan reproduksi 3. Diagnosis komunitas untuk menentukan penyebab mortalitas dan morbiditas 4. Melihat risiko individu dan pengaruhnya pada populasi atau kelompok kejadian (mis., flu burung, SARS) TUJUAN EPIDEMIOLOGI Tujuan digunakannya metode epidemiologi dalam kesehatan reproduksi : 1. Menentukan besarnya masalah kesehatan reproduksi 2. Mengenal faktor penyebab dan transmisi 3. Menjadi dasar untuk perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. 4. Uji Intervensi Menentukan besarnya masalah Kesehatan Reproduksi Langkah yang diambil dalam menentukan besarnya masalah dengan menggunakan pertanyaan sebagai berikut : 1. Pada populasi spesifik mana masalah tersebut terjadi? 2. Apa penyebabnya? 3. Faktor risiko yang menyebabkan masalah tersebut? 4. Bagaimana peran surveilens? 5. Reduksi faktor risiko berdasarkan intervensi yang aman dan efektif? Mengenal Faktor Penyebab dan Transmisi Untuk mengenal terjadinya penyebab nasalah perlu dipikirkan bahwa: 1. Penyakit merupakan salah satu gangguan dalam kehidupan manusia dan kejadian sakit tidak terjadi secara acak 2. Penelusuran sistematik dan cermat kelompok penduduk yang berbeda dapat mengenal faktor- faktor penyebab dan pencegahan terjadinya penyakit Dasar untuk perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian Contoh: Untuk menurunkan insidens preeklampsia/ eklampsia dan kematian perinatal dilakukan intervensi penyuluhan kesehatan tentang nutrisi, tanda-tanda preeklampsia/ eklampsia dan perlunya antenatal care (ANC) bagi ibu hamil. Evaluasi Program: Pada tahun 2003-2006 dilakukan surveilens, untuk menilai efek intervensi. Hasilnya: Preeklampsia menurun dari 18% menjadi 4%, kematian perinatal 10,8/1000, kelahiran menjadi 2/1000. Kesimpulan: Intervensi berhasil menurunkan komplikasi kehamilan yang disebabkan preeklampsia/eklampsia UJI INTERVENSI Contoh: Pada identifikasi masalah ditemukan 1 dari 3 wanita di DKI Jakarta merokok, 1 di antara 4 wanita tetap merokok pada masa hamil dan prevalensinya terus meningkat. Pada tahun 2009 dilakukan surveilens di 4 kecamatan Jakarta dengan menggunakan prenancy risk assesment monitoring system. Intervensi: Uji efek penghentian kebiasaan merokok melalui konseling pada wanita yg ingin berhenti merokok, dibandingkan wanita yg masih tetap merokok. Hasil: Wanita yang berhenti merokok sejak 5 bulan kehamilannya akan melahirkan bayi dengan berat badan lahir normal yang sama dengan ibu yang tidak merokok, tetapi ibu yang tidak berhenti merokok pada saat hamil akan melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Evaluasi: Setiap 1 Juta Rupiah yang digunakan untuk program intervensi berhenti merokok akan menyelamatkan 5 Juta Rupiah untuk perawatan BBLR Pendidikan Kespro vs Pendidikan Seks
• Pendidikan kesehatan reproduksi berbeda dari
pendidikan seks. Pendidikan seks merupakan bagian dari pendidikan kespro sehingga lingkup pendidikan kespro lebih luas. • Pendidikan kespro mencakup seluruh proses yang berkaitan dengan sistem reproduksi dan aspek- aspek yang mempengaruhi, mulai dari aspek tumbuh-kembang hingga hak-hak reproduksi. • Pendidikan seks (Seks Education) lebih difokuskan pada hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan seks. Ruang Lingkup Penelitian Kespro Lingkup yang ada dalam kesehatan reproduksi adalah: 1. Kajian mengenai perkembangan seksual 2. Kajian mengenai kegiatan seksual 3. Kajian mengenai kontrasepsi 4. Kajian mengenai fertilitas 5. Kajian mengenai kehamilan yang tidak dikehendaki 6. Kajian mengenai abortus 7. Kajian mengenai mortalitas/ morbiditas yang disebabkan dampak negatif kesehatan reproduksi 8. Kajian mengenai alat reproduksi pria dan wanita 9. Kajian mengenai layanan Kesehatan Ibu & Anak (KIA) dan Keluarga Berencana (KB) APLIKASI EPIDEMIOLOGI Aplikasi epidemiologi dalam kesehatan reproduksi adalah mempelajari hal-hal berikut, di antaranya: 1. Epidemiologi pertumbuhan & perkembangan seksual (mis., tentang pubertas) 2. Through life for men 3. End at menopause for women 4. Fertilitas, aktivitas seksual, kehamilan, dan kontrasepsi TAHAP TRANSISI DEMOGRAFI
Dibawah ini dijelaskan betapa hebatnya pengaruh dari
kependudukan terhadap kesehatan reproduksi sehingga dibagi beberapa tahap dlm transisi demografi, yaitu sbb: 1. Potensi pertumbuhan tinggi: kelahiran dan kematian tinggi atau mortalitas tinggi tanpa diiringi menurunnya fertilitas 2. Transisi: mortalitas mulai turun, fertilitas tetap tinggi, sehingga dicapai tingkatan yang sama 3. Pertumbuhan rendah: mortalitas dan fertilitas relatif stabil, kadang fertilitas lebih rendah dari mortalitas sehingga pertumbuhan negatif Pengaruh Demografi dalam Epidemiologi Kesehatan Reproduksi
1. Masa wabah dan kelaparan:
Nutrisi buruk, Penyakit endemik meningkat, Penyakit infeksi dan kelaparan 2. Masa menurunnya penyakit menular: Penyakit infeksi dan kelaparan menurun, Kelahiran meningkat, Extended family dominan, Nuclear family mulai di perkotaan 3. Masa penyakit degeneratif dan buatan manusia: Sosial ekonomi dan lingkungan membaik, Penyakit infeksi menurun, Kelahiran dan kematian rendah, Penyakit kronik penyebab utama kematian, Keluarga kecil mulai menjadi norma, Emansipasi wanita meningkat Penyakit & Masalah Kesehatan Reproduksi
• Dalam epidemiologi, kejadian penyakit/ masalah
kesehatan merupakan gangguan dalam kehidupan manusia (mis., Kesehatan Reproduksi). • Terjadinya masalah ini bukan secara kebetulan dan pada umumnya tidak hanya diakibatkan oleh lebih dari satu faktor (multikausal) bahkan kadang tidak jelas penyebabnya sehingga untuk faktor penyebab digunakan faktor risiko Faktor Risiko • Adalah kumpulan karakter, tanda, gejala, insiden masalah kesehatan pada individu yang dapat dilihat dari kumpulan hubungan bukan hanya secara statistik namun juga secara substansinya. • Alasan dikembangkannya faktor risiko karena bila tidak jelasnya kausa dan ketidakjelasan dalam hal non-mikro organisma, menonjolnya konsep multikausal, kemungkinan ada perubahan atau interaksi antar-faktor risiko • Perkembangan metodologik memberi kemampuan dalam mengukur besarnya faktor risiko. Kriteria Faktor Resiko Untuk memastikan bahwa status sebab layak disebut sebagai faktor resiko, maka harus memenuhi 8 kriteria (menurut Austin Bradford Hill), yaitu: 1. Kekuatan hubungan Yaitu adanya resiko relatif yang tinggi. 2. Temporal Kausa mendahului akibat. 3. Respon terhadap dosis Makin besar paparan, makin tinggi kejadian penyakit. 4. Reversibilitas Penurunan paparan akan diikuti penurunan kejadian penyakit. 5. Konsistensi Kejadian yang sama akan berulang pada waktu, tempat dan penelitian yang lain. 6. Kelayakan biologis Sesuai dengan konsep biologi. 7. Specifitas Satu penyebab menimbulkan Satu Akibat. 8. Analogi Ada kesamaan untuk penyebab dan akibat yang serupa. Jenis – Jenis Faktor Resiko 1. Menurut Dapat – Tidaknya Resiko itu diubah : a) Unchangeable Risk Factors Faktor resiko yang tidak dapat diubah. Misalnya : Umur, Genetik b) Changeable Risk Factors (Faktor resiko yg dpt berubah) Misalnya : kebiasaan merokok, olah raga.
2. Menurut Kestabilan Peranan Faktor Resiko :
a) Suspected Risk Factors (Faktor resiko yg dicurigai) Yaitu faktor resiko yang belum mendapat dukungan ilmiah/ penelitian, dlm peranannya sebagai faktor yg berperan dlm kejadian suatu penyakit. Misalnya : Merokok menyebabkan terjadinya kanker leher rahim. b) Established Risk Factors (Faktor resiko yang telah ditegakkan) Yaitu faktor resiko yang telah mendapat dukungan ilmiah/ penelitian, dalam peranannya sebagai faktor yang berperan dalam kejadian suatu penyakit. Misalnya : Rokok sebagai faktor resiko terjadinya kanker paru.