Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
SKENARIO I
A. Skenario 1
Sita adalah anak dari keluarga berada, hidup di kota besar dengan lingkungan materi
yang sangat mendukung. Masa kecil dilaluinya dengan penuh kegembiraan. Semua yang
diinginkan diperolehnya dengan mudah . fast food, ice cream, dan makanan yang berlemak
lain adalah kesukaannya hingga tanpa sadar berat badannya makin lama makin bertambah.
Sita mulai merasa bahwa tubuhnya makin lama makin gemuk ketika masa remaja
akhir, dan pada kenyataannya ketika remaja dan dewasa muda Sita berada pada status gizi
lebih. Semua itu membuat dirinya tidak percaya diri.
Terpikir oleh Sita untuk memulai menjalankan diet penurunan berat badan. Diet yang
dijalaninya sangat ketat, tanpa kontrol dari ahli gizi maupun dokter. Makanan dengan
potongan kecil-kecil yang dimakan dalam porsi yang sangat kecil merupakan cara Sita
menjalani dietnya. Disamping itu Sita selalu ketat berolah raga.
B. Kata Sulit
- Remaja akhir: akhir 18 tahun
- Dewasa muda: awal 19 tahun
C. Kata Kunci
- Status gizi lebih ketika remaja dan dewasa muda
- Diet sangat ketat tanpa kontrol dokter dan ahli gizi
- Makanan dengan potongan kecil dan porsi kecil
- Ketat berolahraga
- Berat badan turun drastis
- Umur 20 tahun, berat badan 39 kg, tinggi badan 155 cm
- Merasa terlalu gemuk tetapi sehat, padahal tampak sangat kurus, pucat, dan tidak sehat
2
D. Tesis
Sita memiliki gizi lebih ketika remaja dan dewasa muda, melakukan diet sangat ketat
tanpa kontrol ahli gizi dan dokter sehingga berat badan turun drastis menjadi 39 kg pada usia
20 tahun dan tinggi badan 155 cm, namun masih merasa terlalu gemuk tetapi sehat padahal
tampak sangat kurus, pucat, dan tidak sehat.
E. Pohon Masalah
Underweight
Eating Disorder
Menurut hasil penelitian Consensus Action Salt and Health (CASH) Inggris, kandungan
garam pada fastfood 4x lebih banyak dari batas konsumsi normal untuk anak 6 tahun yang
3
maksimal hanya boleh 3 gram per hari. Tingginya konsumsi garam sedari dini dapat
menyebabkan tekanan darah meningkat dan berisiko PJK. Selain itu fast food kaya akan
lemak jenuh, lemak trans, rendah serat dan kaya bahan sintesis penguat rasa. Sangat tidak
baik jika dikonsumsi terus menerus. Bahan yang terutama disoroti dalam kasus ini adalah
kandungan lemak dari makanan-makanan tersebut. Berdasarkan teori, status gizi pada fase
kehidupan tertentu dapat berpengaruh ke fase kehidupan selanjutnya. Jika sedari dini gemar
mengkonsumsi makanan berlemak, maka tidak mengherankan pada masa remaja Sita
memiliki berat badan berlebih.
2. Hitung IMT Sita! Analisis status gizi dari IMT! Berat ideal sesuai dengan IMT normal!
BB = 39 kg
TB = 155 cm
39
IMT = = 16,23 kurus sedang
2,4025
Anak sekolah adalah kelompok usia 5-10 tahun. Pada masa ini pertumbuhan stabil tetapi
percepatan pertumbuhan tidaklah secepat masa balita maupun remaja. Rata-rata
pertumbuhannya 3-3,5 kg per tahun (Berat Badan) dan 6 cm per tahun (Tinggi Badan). Saat
laju pertumbuhan melambat, appetite dan intake makanan juga akan berkurang.
Pada kelompok usia ini, kekuatan otot, kooordinasi saraf motorik, stamina meningkat, dan
mampu melakukan gerakan kompleks (menari, olahraga, senam, dll.). Persen lemak tubuh
mencapai minimal 16 % pada perempuan dan 13 % pada laki-laki saat usia 5 tahun. Pada
umur 6 tahun, persen lemak tubuh meningkat sebagai persiapan memasuki masa growth
spurt, yang disebut adiposity rebound atau BMI rebound. Perempuan cenderung lebih awal
dan lebih banyak menumpuk lemak tubuh daripada laki-laki (hingga mencapai 19 %). Laki-
laki hanya memiliki 14 % lemak tubuh dan lebih banyak lean body mass.
4
Pada masa remaja, seseorang akan mengalami pubertas. Pubertas adalah perubahan fisik dari
anak-anak menuju dewasa. Selama pubertas banyak terjadi perubahan biologis pada tubuh
remaja seperti kematangan seksual, penambahan berat dan tinggi badan, akumulasi masa
tulang, dan perubahan komposisi tubuh.
Komposisi tubuh berubah secara drastis pada remaja perempuan selama pubertas. Rata-rata
masa tubuh bebas lemak (lean body mass) turun dari 80% menjadi 74% berat badan.
Sedangkan rata-rata lemak tubuh meningkat dari 16% menjadi 27% pada akhir maturitas.
Remaja perempuan bertambah masa lemak tubuh sebanyak 2.5 pounds (1.14 kg) setiap tahun
selama pubertas. Tingkat puncak lemak tubuh pada remaja perempuan terjadi sekitar usia 15-
16 tahun. Menurut penelitian 17% dari lemak tubuh dipergunakan untuk menstruasi dan 25%
dari lemak tubuh digunakan untuk mengembangkan dan mengatur siklus ovulasi.
Pada remaja pria, puncak pertambahan berat badan bertepatan dengan waktu puncak
pertumbuhan linear dan puncak akumulasi masa otot. Selama puncak pertambahan berat
badan, remaja pria bertambah berat badan rata-rata 20 pounds (9 kg) per tahun. Lemak tubuh
menurun pada pria selama masa remaja, sekitar 12% pada akhir masa pubertas.
Setengah dari puncak masa tulang orang dewasa bertambah pada masa remaja. Pada umur 18
tahun, lebih dari 90% dari masa tulang dewasa sudah terbentuk.
Selama masa remaja seseorang juga mengalami perubahan fisiologi tubuh, antara lain:
Sistem pencernaan : Perut menjadi lebih panjang dan tidak lagi berbentuk pipa, usus
bertambah panjang dan besar, otot-otot di perut dan dinding usus menjadi lebih tebal dan
kuat, kerongkongan bertambah panjang.
Sistem pernapasan : Kapasitas paru-paru hampir matang.
Sistem endokrin : Kegiatan kelenjar kelamin yang meningkat pada masa remaja
menyebabkan ketidakseimbangan sementara.
Sistem peredaran darah : Jantung tumbuh dengan pesat selama remaja. Pada usia 17-18
tahun, berat jantung mencapai 12 kali lebih berat daripada waktu lahir. Panjang dan tebal
dinding pembuluh darah meningkat.
Jaringan tubuh : Pertumbuhan rangka berhenti rata-rata pada usia 18 tahun,
perkembangan otot terus berkembang.
5
Selain perubahan fisiologi dari dalam tubuh juga terjadi perubahan fisik seperti pertambahan
berat dan tinggi badan, serta munculnya ciri-ciri seks sekunder.
5. Faktor internal dan eksternal yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak
sekolah ?
6
tiroid, mempengaruhi pertumbuhan, kurangnya hormon ini apat menyebabkan
kreatinisme; hormon gonadotropin, merangsang testosteron dan merangsang
perkembangan seks laki-laki dan memproduksi spermatozoa. Sedangkan estrogen
merangsang perkembangan seks sekunder wanitadan produksi sel
telur.kekurangan hormon gonadotropin ini dapat menyebabkan terhambatnya
perkembangan seks.
- Emosi
Hubungan yang hangat dengan orang lain seperti ayah, ibu, saudara, teman sebaya
serta guru akan memberi pengaruh pada perkembangan emosi, sosial dan
intelektual anak. Pada saat anak berinteraksi dengan keluarga maka akan
mempengaruhi interaksi anak di luar rumah.
b. Faktor Eksternal
- Kebudayaan
Kebudayaan suatu daerah akan mempengaruhi kepercayaan adat kebiasaan dan
tingkah laku dalam merawat dan mendidik anak. Yang termasuk faktor budaya
selain budaya masyarakat juga di dalamnya termasuk pendidikan, agama, dsb.
- Status sosial ekonomi keluarga
Keadaan sosial ekonomi keluarga dapat mempengaruhi pola asuhan terhadap
anak. Misalnya orang tua yang mempunyai pendidikan cukup mudah menerima
dan menerapkan ide-ide utuk pemberian asuhan terhadap anak.
- Nutrisi
Untuk tumbuh kembang, anak memerlukan nutrisi yang adekuat yang didapat dari
makan yang bergizi. Kekurangan nutrisi dapat diakibatkan karena pemasukan
nutrisi yang kurang baik kualitas maupun kuantitas, aktivitas fisik yang terlalu
aktif, penyakit-penyakit fisik yang menyebabkan nafsu makan berkurang,
gangguan absorpsi usus serata keadaan emosi yang menyebabkan berkurangnya
nafsu makan.
- Penyimpangan dari keadaan normal
Penyimpangan dari keadaan normal disebabkan karena adanya penyakit atau
kecelakaan yang dapat mengganggu proses pertumbuhan dan perkembangan anak.
7
- Olahraga
Olahraga dapat meningkatkan sirkulasi, aktivitas fisiologi, dan menstimulasi
terhadap perkembangan otot-otot.
- Posisi dalam keluarga
Anak pertama menjadi pusat perhatian keluarga, sehingga semua kebutuhan
terpenuhi baik fisik, ekonomi, maupun sosial. Kedudukan anak dalam keluarga
merupakan keadaan yang dapat mempengaruhi perkembangan. Anak kedua,
ketiga, dan sebagainya pada umumnya perkembangannya lebih cepat dari anak
yang pertama. Anak bungsu biasanya karena dimanja perkembangannya lebih
lambat. Dalam hal ini anak tunggal biasanya perkembangan mentalitasnya cepat,
karena pengaruh pergaulan dengan orang-orang dewasa lebih besar.
6. Faktor internal dan eksternal apa sajakah yang mempengaruhi tumbuh kembang remaja?
Faktor internal :
Faktor eksternal :
Faktor kebudayaan dan sosial ekonomi. Faktor kebudayaan dan sosial ekonomi saling
berkaitan. Kedua faktor tersebut dimaksudkan dalam hal gaya hidup dan pola asuh. Pada
scenario, dengan gaya hidup yang berlebihan dan tidak diimbangi dengan konsep gizi
seimbang akan mempengaruhi tumbuh kembang remaja ditambah lagi pola asuh yang
sama mengenai pola makan yang sama secara turun temurun, seperti misalnya terbiasa
makan junk food, es krim, dan sebagainya.
8
7. Bagaimana fisiologi dan komposisi tubuh dewasa?
Komposisi:
Fisiologi:
Pada awal dewasa pertumbuhan umumnya telah berhenti, namunbeberapa pria masih tubuh
sedikit hingga awal 20. Saat ini dimulai perkembangan kepadatan tulang dan otot tetap
berkembang. Pertumbuhan dan pematangan telah selesai pada dewasa muda sehingga energi
lebih banyak digunakan untuk maintance status fisik dan membangun kekuatan tubuh.
Wanita biasanya lebih concern pada perubahan fisiologi seperti tidak menambah berat dan
terlihat lebih cantik secara fisik. Sedangkan laki-laki lebih concern pada kekuatan, energi,
dan weight management.
Pada laki-laki mulai terjadi penurunan produksi sperma. Laki-laki mengonsumsi lebih
sedikit kalori saat bertambah tua, tetapi berat badan naik secara berlahan. Hal ini lebih
9
dikarenakan penurunan aktivitas. Pada wanita produksi estrogen mulai menurun sehingga
lemak perut bertambah dan sangat beresiko untuk osteoporosis.
10
9. Macam- macam eating disorders dan dari ciri- cirinya Sta termasuk eating disorder yang
mana?
BINGE
ANOREXIA BOLEMIA
EATING
NERVOSA NERVOSA
DISORDERS
karakteristik karakterisitik karakteristik
penurunan BB yang episode yang berulang dilakukan berkala
ekstrim dari cara makan yang umumnya tidak diikuti
body image yang buruk cepat, uncontrolled, porsi muntah atau pemakaian
ketakutan yang irasional besar dan dalam waktu laxative
terhadap kenaikan BB yang singkat BED lebih banyak
dan obesitas episode ini sering diikuti terdapat pada orang
oleh pengeluaran kembali overweight
makanan itu
11
ANOREXIA BOLEMIA BINGE EATING
NERVOSA NERVOSA DISORDERS
tipe tipe kriteria (harus dipenuhi
restricting (tidak pernah/ purging type (self induced 3 dari 5 kriteria berikut)
sangat jarang melakukan vomiting atau laxative, makan cepat
binge eating/ purging diuretic atau enema makan ketika tidak
behaviour) non purging type (puasa, merasa lapar
non restricting (ada exercise yang berat) makan ketika sendirian
episode yang regular diagnosa makan sangat kenyang
untuk binge eating/ episode binge eating yang hingga timbul rasa tidak
purging behaviour) berulang menyenangkan
diagnosa perilaku kompensasi yang merasa muak sendiri
menolak mempertahankan tidak benar yang terjadi terhadap binge eating ini
berat tubuh padaatau di berulang untuk mencegah diagnosa
atas BB normal minimal kenaikan BB makan dalam waktu
kekhawatiran yang rata- rata terjadi paling dengan ciri- ciri tersendiri
mendalam terhadap tidak 2 kali seminggu (mis: setiap 2 jam sekali),
gemuknya badan selama 3 bulan porsi makanan yang lebih
meskipun BB dibawah evaluasi diri dipengaruhi dari pada umumnya
normal oleh bentuk tubuh dan BB sense of lack control over
tidak mengakui keadaan eating selama episode itu
berat badannya yang
rendah/ sangat rendah
amenorrhea
Sita termasuk dalam ANOREXIA NERVOUSA. Hal ini terlihat dari ketakutannya yang
berlebihan akan body image dan BB padahal kenyataannya Sita sudah sangat kurus dan
terlihat tidak sehat. Sita juga melakukan olahraga sangat ketat supaya BB nya tetap stabil
dibawah normal. Hal ini juga merupakan diagnose bagi penderita anorexia nervousa.
Eating disorder adalah korban masalah gangguan makan akibat ganggun pada sebagian
fungsi otak yang berkaitan dengan body image. Sedangkan, anoreksia nervosa adalah
gangguan makan yang ditandai dengan penolakan untuk mempertahankan berat badan pada
atau di atas berat badan minimal yang seharusnya untuk usia dan tinggi badannya. Selain itu,
penderita anoreksia mempunyai berat badan kurang dari 85% yang diharapkan atau batas
minimal yang normal.
12
Patologis dari anoreksia adalah:
ketidakpuasan
pola diet yang eating anoreksia
terhadap
buruk/ketat disordered nervosa
tubuh
Pola diet yang buruk termasuk dengan diet yang tidak sehat dengan men-skip waktu makan
ataupun dengan asupan makanan yang tidak adekuat sehingga asupan energi sangat sendikit
dan kurangnya zat gizi sesuai yang dibutuhkan. Sedangkan eating disorder atau gangguan
makan mengakibatkan terjadinya perubahan biokimia dan fisiologi dalam tubuhnya. Efek
dari eating disorder ini sebelum menjadi anoreksia nervoda adalah underweight dan
kerusakan fisiologis klinis.
11. Bagaimana dampak lebih lanjut dari eating disorder yang dialami Sita?
Sita mengalami eating disorder jenis anoreksia nervosa. Dampak anoreksia nervosa dapat
mempengaruhi semua system dalam tubuh, lebih jelasnya digambarkan dalam bagan berikut
di bawah:
13
12. Diet seperti apa yang baik untuk Sita saat dia gemuk?
The Healthy People 2010 goals merekomendasikan beberapa cara untuk menjaga agar berat
badan tetap seimbang :
a. Membatasi asupan lemak total sebanyak 30% atau kurang dari total kalori;
membatasi asupan lemak jenuh sebanyak 10% atau kurang dari total kalori;
kolesterol tidak lebih dari 300 mg/hari
b. Makanlah 5 porsi atau lebih sayuran dan buah-buahan setiap hari, terutama yang
berwarna hijau dan kuning
c. Memperhatikan asupan protein yang cukup
d. Menjaga agar asupan makanan tetap seimbang dengan aktivitas fisik yang
dilakukan
e. Tidak mengonsumsi alcohol
f. Membatasi asupan garam tidak lebih dari 6 gr/hari
g. Menjaga asupan kalsium yang adekuat
h. Menghindari pengkonsumsian suplemen diet
i. Menjaga asupan fluoride yang optimal
14
13. Bagaimana aktivitas fisik (olahraga ketat) mempengaruhi eating disorder?
Sebenarnya olahraga berat merupakan salah satu aktivitas fisik yang dilakukan oleh
penderita eating disorder, terutama anoreksia nervosa. Mereka sengaja melakukan apa pun
yang dapat menurunkan berat badan mereka secara drastis. Olahraga ketat yang dilakukan
biasanya bersifat rutin, yang mana olahraga rutin ini dapan menekan napsu makan.
Menurut para ahli, ada dua hal yang terjadi pada saat berolahraga, yaitu peningkatan
napsu makan yang kemudian justru memicu sinyal kenyang pada tubuh. Ketika olahraga
tersebut dilakukan secara rutin, napsu makan pun lebih sering tertekan karena dikalahkan
oleh rasa kenyang. Selain itu, saat aktivitas fisik meningkat, tubuh memproduksi dopamine
dan opioid yang menyebabkan napsu makan menurun. Karena itulah, pada penderita
anoreksia nervosa, napsu makan mereka perlahan-lahan menurun akibat olahraga ketat.
14. Bagaimana solusi dan cara memperbaiki kondisi Sita agar normal kembali ?
Solusi untuk mengembalikan kondisi Sita agar normal kembali adalah dengan
multidiciplinary treatment yang mencakup :
Bantuan Mental Health Care Provider untuk mengembalikan cara pandang yang
benar dan kemauan untuk memperbaiki kondisi saat ini.
Medical care provider untuk mengimbangi terapi psikis dengan pemberian obat-
obatan.
Nutritionist / pakar gizi untuk mengembalikan berat badan ke kondisi normal dengan
perencanaan makan yang baik. Sita membutuhkan berbagai asupan seperti lemak,
protein, karbohidrat, vitamin dan mineral untuk mengembalikan tubuhnya ke kondisi
ideal dengan pengawasan ahli gizi.
15. Bagaimana pola tumbuh kembang anak sekolah, remaja, dan dewasa?
Pertumbuhan dan perkembangan anak pada usia sekolah berjalan lamban dan teratur
sampai masa remaja. Pertumbuhan fisik pada masa ini lambat dan relatif seimbang.
Peningkatan berat badan anak lebih banyak dari pada panjang badannya. Peningkatan berat
badan anak terjadi terutama karena bertambahnya ukuran sistem rangka, otot dan ukuran
beberapa organ tubuh lainnya. Pertumbuhan dan perkembangan yang cepat terjadi pada
masa remaja (12-16 tahun). Pada masa ini anak akan mengalami pertumbuhan fisik (tinggi
15
dan berat badan) yang sangat pesat yang dikenal dengan istilah growth spurt. Growth spurt
pada remaja putri terjadi sekitar usia 11 – 12 tahun, sementara pada remaja putra, dua tahun
lebih lambat. Pada masa pertumbuhan maksimum ini, remaja putri bertambah tinggi
badannya sekitar 3 inci, sementara remaja putra bertambah lebih dari 4 inci per tahunnya.
Seperti halnya tinggi badan, pertumbuhan berat badan juga meningkat pada usia remaja.
Pertumbuhan berat badan ini lebih sulit diprediksi daripada tinggi badan, dan lebih mudah
dipengaruhi oleh diet, latihan fisik, dan pola hidup. Pada usia remaja, tubuh remaja putri
lebih berlemak daripada remaja putra. Selama masa pubertas, lemak tubuh remaja putra
menurun dari sekitar 18 – 19 % menjadi 11 % dari bobot tubuh. Sementara pada remaja
putri, justru meningkat dari sekitar 21 % menjadi sekitar 26 – 27 %. Pertumbuhan dan
16
perkembangan kecepatannya mengurang berangsur-angsur sampai kira-kira umur 18 tahun
kemudian berhenti ketika memasuki masa dewasa muda.
17
masa tulang. Magnesium untuk menguatkan tulang dan jantung. Kebutuhan zat besi turun
saat menopause dari 18 menjadi 8 mg/hari.
Perlu diingat bahwa kebutuhan gizi tidak hanya dipengaruhi oleh usia kronologis, tetapi juga
perkembangan fisiologis, yang berbeda pada setiap orang. Sebagai contoh, perempuan yang
menarchenya lebih cepat dari usia rata-rata, membutuhkan lebih banyak zat besi daripada
perempuan seusianya yang belum menarche.
18
BAB II
SKENARIO II
A. Skenario 2
Nina, umur 13 tahun, adalah anak ke 1 dari 5 bersaudara dari satu keluarga miskin di
desa. Nina bertubuh kurus dan pucat karena makanan yang tidak bergizi, dari hari ke hari
mengonsumsi makanan yang tidak bervariasi yaitu nasi, kerupuk, dan kecap atau ubu
jalar/singkong dengan kelapa parut, sedangkan aktivitas fisik yang dikerjakannya cukup berat
yaitu membantu orang tuanya di sawah. Selain itu juga menstruasi yang dialaminya setiap
bulan menambah buruk status gizinya.
Nina menikah pada usia 14 tahun dan mulai hamil ketika umurnya hampir 15 tahun.
Selama kehamilan Nina selalu mengeluh pusing dan lemah, tetapi tidak pernah
memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan. Persalinan Nina ditolong oleh seorang
dukun.
B. Kata Sulit
- Aktivitas cukup berat: berat
C. Kata Kunci
- Bertubuh kurus dan pucat
- Keluarga miskin
- Makanan tidak bergizi dan tidak bervariasi
- Aktivitas cukup berat
- Hamil pada usia remaja
- Pusing dan lemah selama kehamilan
- Tidak pernah memeriksakan kehamilan ke tenaga kesehatan
D. Tesis
19
Nina yang bertubuh kurus dan pucat berasal dari keluarga miskin setiap hari
mengonsumsi makanan yang tidak bergizi dan tidak bervariasi dengan aktivitas cukup berat,
hamil pada usia remaja dan selama kehamilan mengeluh pusing dan lemah, juga tidak pernah
memeriksakan kehamilan ke tenaga kesehatan
E. Pohon Masalah
Sosial ekonomi
1. Berapa batas minimal kehamilan yang baik ? (cut off umur, BB, TB, LILA)
20
TB : ≥ 145 cm
LILA : 23.5 cm
2. Bagaimana dampak dari kehamilan remaja bagi sang ibu?
Bila Gestasional Age (GA) kurang dari 2 tahun, saat remaja hamil, ia masih akan terus
tumbuh dan berkembang. Bila hal ini terjadi, energi dan nutrisi akan dipakai berdua dan
terjadi kompetisi antara ibu dan janin. Ibu memerlukan energi untuk pertumbuhan dan
perkembangan ibu dan janin membutuhkan energi untuk tumbuh kembangnya. Remaja hamil
memiliki risiko untuk melahirkan secara Cesar karena sempitnya jalan lahir akibat belum
sempurnanya pertumbuhan pelvis. Preeklamsia, anemia zat gizi besi, cenderung terjadi pada
remaja hamil. Selain itu, risiko terkena kanker serviks akan meningkat. Pendarahan juga
cenderung terjadi, akibat ukuran kepala bayi terlalu besar untuk jalan lahir. Pada remaja
hamil, ASI yang keluar juga cenderung kurang baik kuantitas dan kualitasnya. Aspek
sosialnya, pendidikan ibu remaja menjadi tertunda atau berhenti.
21
Ketika mengalami menstruasi atau terjadi pendarahan akan menyebabkan kehilangan zat
besi yang banyak. Nina yang berada dalam kondisi kekurangan gizi (termasuk zat besi),
ketika menstruasi maka kekurangan zat besi yang dialaminya akan bertambah parah. Orang
yang mengalami kekurangan zat besi akan pucat, lesu, pusing, dan cepat lelah sewaktu
menstruasi. Karena secara normal seseorang yang sedang haid mengeluarkan darah sekitar 50
cc artinya, akan menjadi persoalan jika seorang wanita harus mengeluarkan darah sebanyak
itu dalam kondisi kekurangan zat besi.
22
8. Apa saja perubahan fisiologis yang terjadi pada remaja yang hamil?
Pada dasarnya perubahan fisiologis selama kehamilan yang terjadi pada remaja sama
dengan yang terjadi pada dewasa. Perubahan itu meliputi :
Ekspansi volume darah : Volume darah meningkat 20%; Volume plasma meningkat
50%; Edema (terjadi di 60-75% wanita hamil)
Hemodilusi : Konsentrasi sebagian besar vitamin dan mineral di darah menurun
Level lemak darah : Konsentrasi kolesterol, LDL, HDL, trigliserida meningkat
Level glukosa darah : Resistensi insulin meningkat (level glukosa dan insulin plasma
meningkat)
Perubahan pada organ dan jaringan ibu : Jantung, tiroid, hati, ginjal, uterus, payudara,
jaringan adipose.
Sistem sirkulasi : kardiak output meningkat 30-50%; denyut jantung meningkat 16% (6
denyut/menit)
Sistem respirasi : Volume tidal meningkat 30-40%; kebutuhan oksigen meningkat 10%
Intake makanan : Appetite meningkat; rasa haus meningkat; menjadi selektif pada
makanan tertentu
Gastrointestinal : Waktu transit di lambung dan usus menjadi lebih cepat; heartburn;
konstipasi
Sistem urinaria : Laju filtrasi glomerulus meningkat 50-60%
Metabolisme basal : BMR meningkat pada trimester kedua kehamilan; suhu tubuh
meningkat
Hormon : Plasenta menyekresikan berbagai hormon yang berguna untuk perubahan
fisiologis selama kehamilan
Remaja membutuhkan nutrisi yang adekuat ketika mengalami masa kehamilan, sebab
remaja masih mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Jika zat gizi tidak terpenuhi, akan
23
terjadi perebutan nutrisi antara remaja tersebut dengan janin yang dikandungnya. Intake
nutrisi yang harus adekuat antara lain:
Protein : 55 g/hari
Cairan (air, susu, jus buah-buahan) : 8-10 gelas/hari. Saat hamil, asupan cairan sangat
penting bagi remaja dalam menyalurkan nutrisi ke janin dan membantu persiapan
untuk perubahan fisiologis tubuh.
Vitamin: A, D, E, K, B-kompleks, C
Keterangan:
24
a
kolekalsiferol: 1 mg kolekalsiferol = 40 IU vitamin D
b
jika tidak cukup kuat terpapar sinar matahari
c
Niacin Equivalents (NE), 1 mg niasin = 60 mg triptofan
Selain itu, remaja hamil membutuhkan penambahan energi sebanyak 300 kkal/hari,
sedangkan untuk remaja hamil ,14 tahun membutuhkan kenaikan 500 kkal/hari.
Kehamilan berisiko tinggi merupakan suatu kondisi kehamilan yang dapat berdampak /
menyebabkan gangguan pada ibu, janin, maupun keduanya di kemudian hari. Risiko yang
dimaksud adalah kelahiran prematur, BBLR, keguguran, persalinan tidak lancar, perdarahan
sebelum dan sesudah persalinan, dsb. Faktor-faktor berikut dapat menyebabkan kehamilan
berisiko tinggi :
Faktor menetap :
Umur sang ibu
Yang berisiko adalah yang kurang dari 20 tahun, atau di atas 35 tahun
Berat badan dan tinggi sang ibu.
Yang berisiko adalah yang TB nya kurang dari 145 cm dan BB tidak proporsional
dengan TB. Hal ini dapat menjadi faktor risiko karena ibu dengan kriteria tersebut
cenderung memiliki pinggul kecil yang dapat mempersulit kelahiran. Selain itu
riwayat polio dapat menyebabbkan kesulitan melahirkan karena kondisi pinggul yang
tidak simetris.
Faktor penyakit yang diderita sang ibu.
Ibu pernah atau sedang menderita penyakit kronis seperti TBC, radang paru-paru, atau
penyakit-penyakit lain akibat infeksi jamur, virus, atau bakteri.
Faktor keadaan kehamilan
Keadaan tertentu pada kehamilan dapat membuat kehamilan menjadi berisiko. Hal
tersebut bisa berkembang di awal, tengah, maupun pada akhir kehamilan. Keadaan-
keadan yang dimaksud misalnya pre-aclampsia.
25
11. Bagaimana cara menghitung status gizi remaja hamil ?
Pada umumnya, pengukuran status gizi pada remaja hamil sama dengan pengukuran pada
kehamilan di umur normal, tetapi karena kehamilan pada remaja memiliki risiko yang lebih
besar dibandingkan kehamilan normal, sebaiknya pengukuran status gizinya dilakukan
secara teratur guna mengetahui kelainan yang mungkin ditemui sehingga dapat langsung
ditangani dan meminimalkan risiko buruk yang akan terjadi. Cara pengukuran status gizi ada
2 yaitu:
Mengukur BB ideal
Keterangan:
Anamnesis
Dengan anamnesis dapat diketahui keluhan-keluhan yang dirasakan ibu hamil, misalnya
cepat lelah, sering pusing, mata berkunag-kunang, mual-mual yang lebih hebat, dsb.
Kebanyakan ibu hamil mengalami anemia, sehingga hal in harus menjadi perhatian, salah
satu caranya dengan melakukan pemeriksaan darah munima dua kali selama kehamilan,
yaitu pada trisemester I dan III.
12. Bagaiman pengaruh intake dan aktivitas fisik terhadap tumbuh kembang Nina?
Masa remaja merupakan masa yang terjadi perubahan cepat dalam proses
pertumbuhan fisik, kognitif, dan psikososial. Pada saat ini juga terjadi kematngan seksual
dan tercapainya bentuk dewasa karena pematangan fungsi endokrin. Oleh karena itu,
26
kebutuhan zat gizi meningkat pada masa ini untuk pertumbuhan serta mengimabangi
aktivitas fisik yang semakin meningkat. Kebutuhan energi dan zat gzizi dipengaruhi usia
reproduksi, tingkat aktivitas, dan satatus gizi. Selain itu, keterlambatan tumbuh pada usia
sebelumnya akan dikejar pada periode ini.
27
metabolisme energi seiring dengan peningkatan kebutuhan energi untuk pertumbuhan
maupun aktivitas fisik.
13. Apakah kehamilan remaja dan menarche dapat mempercepat masa menopause?
Menopause merupakan suatu gejala dalam kehidupan wanita yang ditandai dengan
berhentinya siklus menstruasi. Hal ini terjadi karena ovarium hamper tidak menghasilkan
atau tidak memproduksi hormon estrogen hingga selanjutnya benar- benar berhenti.
Penurunan kadar estrogen, menyebabkan periode menstruasi yang tidak teratur dan ini
dapat dijadikan petunjuk terjadinya menopause. Ada tiga periode menopause, yaitu:
Klimakterium, yaitu merupakan masa peralihan antara masa reproduksi dan masa senium.
Biasanya periode ini disebut juga dengan premenopause.
Menopause, adalah saat haid terakhir, dan bila sesudah menopause disebut pasca
menopause.
Senium adalah periode sesudah pasca menopause, yaitu ketika individu telah mampu
menyesuaikan dengan kondisinya, sehingga tidak mengalami gangguan fisik.
Pada dasarnya,setiap bayi wanita yang baru lahir dilengkapi dengan berjuta-juta telur
yang belum matang di dalam rahim, dan telur ini akan masak beberapa saat setelah haid
pertama, demikian seterusnya sampai satu atau dua tahub sebelum menopause. Menjelang
menopause, persediaan telur akan habis dan ini merupakan salah satu faktor pencetus
menopause. Ini berarti jika masa menarche dating lebih cepat maka secara otomatis telur-
telur dalam rahim akan cepat habis pula dan ini mempercepat masa menopause. Sedangkan
untuk kehamilan remaja, hal ini tidak ada pengaruhnya karena tidak ada hubungan antara
persediaan telur dengan kehamilan.
28
14. Bandingkan remaja hamil dengan status gizi baik dan yang status gizi buruk !
Pada remaja hamil dengan status gizi buruk, resiko untuk terkena dampak akibat
kehamilan remaja, seperti BBLR, bayi lahir prematur, dan bayi cacat akan lebih besar
dibandingkan dengan remaja hamil dengan status gizi baik.
15. Bagaimana solusi untuk remaja hamil dengan status gizi buruk agar status kesehatan ibu
dan bayi menjadi baik?
menambah berat badan ibu selama hamil. Batas minimal pertambahan BB remaja
hamil adalah batas atas penambahan BB dewasa hamil pada kategori status gizi yang
sama.
meningkatkan asupan gizi agar dapat mencukupi kebutuhan ibu untuk
pertumbuhannya dan untuk pertumbuhan janin.
mencari dukungan dan pengetahuan dari berbagai sumber (keluarga, teman, suami,
tenaga medis, dll.).
tetap tenang dan menjaga kondisi psikis selama kehamilan.
29
BAB III
LANDASAN TEORI
Selama usia anak sekolah, kekuatan otot, koordinasi saraf motorik, dan stamina
meningkat dengan drastis. Pertumbuhannya tetap stabil tetapi tidak secepat saat
balita/remaja. Rata-rata pertambahan BB 3-3,5 kg/tahun, pertambahan TB 6cm/tahun. Saat
laju pertumbuhan melambat, appetite dan intake akan menurun. Persen lemak tubuh
mencapai setidaknya 16% pada perempuan dan 13% pada laki-laki dan akan terus meningkat
sebagai persiapan untuk masa growth spurt. Laki-laki akan mempunyai lebih banyak lean
body mass daripada perempuan.
30
- Secara lahiriah tidak rapi, tidak suka berdandan
- Mudah terserang penyakit campak, cacar air, atau batuk.
Kepandaiannya
- Ketrampilan
Anak menjadi terampil bagi dirinya sendiri, ia dapat berpakaian dan
berdandan sendiri.
- Perkembangan komunikasi
Dengan bertambahnya luasnya pergaulan mereka, maka komunikasi
merupakan salah satu teknik yang sangat penting.
Secara emosi
- Takut
Anak takut pada kegelapan, takut pada ke dokter.
- Marah
Ini terjadi apabila pekerjaannya terganggu, dibandingkan dengan teman, sadar
dengan kelemahannya, sadar telah ditipu,disalahpahami,atau melihat
ketidakadilan.
- Rasa ingin tahu
Pemuasan rasa ingin tahunya dilakukan dengan menyelidiki dan bertanya.
- Kasih.
Pengertian ini agak sedikit kabur. Anak laki-laki merasa kurang enak bila
dicium atau dipeluk. Sedangkan anak perempuan tidak suka berterus terang dan
lebih suka menyatakan diri secara tidak langsung.
Secara sosial
- Masih berkelompok
Anak mulai menyukai kehidupan berkelompok.
- Bekerja sama
Anak-anak pada masa ini sudah dapat mangatasi egonya, kurang bertengkar
dan mampu bekerja sama. Mereka perlu dilatih untuk dapat masuk dalam
masyarakat. Perantara yang baik adalah bergaul dengan teman-teman yang lain.
- Penerimaan masyarakat
31
Anak yang tidak dapat diterima oleh teman-temannya kebanyakan pendiam
atau agresif. Anak yang bermasalah, sering tidak bisa hidup bersama dengan
teman yang lain; ia merasa terasing, tidak memiliki suka cita, dan selalu gusar.
Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan normal yang
merupakan hasil interaksi banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak. Adapun faktor-faktor tersebut antara lain:
32
2. Faktor luar (eksternal).
Faktor Prenatal
- Gizi: nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan
mempengaruhi pertumbuhan janin.
- Mekanis: posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan kongenital
seperti club foot.
- Toksin/zat kimia: beberapa obat-obatan seperti Aminopterin, Thalidomid
dapat menyebabkan kelainan kongenital seperti palatoskisis.
- Endokrin: diabetes melitus dapat menyebabkan makrosomia, kardiomegali,
hiperplasia adrenal.
- Radiasi: paparan radium dan sinar Rontgen dapat mengakibatkan kelainan
pada janin seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi mental dan deformitas
anggota gerak, kelainan kongential mata, kelainan jantung.
- Infeksi: infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH
(Toksoplasma, Rubella, Sitomegalo virus, Herpes simpleks) dapat
menyebabkan kelainan pada janin: katarak, bisu tuli, mikrosefali, retardasi
mental dan kelainan jantung kongenital.
- Kelainan imunologi: eritobaltosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan
darah antara janin dan ibu sehingga ibu membentuk antibodi terhadap sel
darah merah janin, kemudian melalui plasenta masuk dalam peredaran darah
janin dan akan menyebabkan hemolisis yang selanjutnya mengakibatkan
hiperbilirubinemia dan Kern icterus yang akan menyebabkan kerusakan
jaringan otak.
- Anoksia embrio: anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi
plasenta menyebabkan pertumbuhan terganggu.
- Psikologi ibu: kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salah/kekerasan
mental pada ibu hamil dan lain-lain.
Faktor Persalinan
- Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapat
menyebabkan kerusakan jaringan otak.
33
Faktor Pascasalin
- Gizi : untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat.
- Penyakit kronis/ kelainan kongenital : tuberkulosis, anemia, kelainan jantung
bawaan mengakibatkan retardasi pertumbuhan jasmani.
- Lingkungan fisis dan kimia: lingkungan sering disebut melieu adalah tempat
anak tersebut hidup yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak
(provider). Sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar matahari,
paparan sinar radioaktif, zat kimia tertentu (Pb, Mercuri, rokok, dll)
mempunyai dampak yang negatif terhadap pertumbuhan anak.
- Psikologis : hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang tidak
dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan, akan
mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
- Endokrin: gangguan hormon, misalnya pada penyakit hipotiroid akan
menyebabkan anak mengalami hambatan pertumbuhan.
- Sosio-ekonomi: kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan,
kesehatan lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan, akan menghambat
pertumbuhan anak.
- Lingkungan pengasuhan: pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu-anak
sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak.
- Stimulasi: perkembangan memerlukan rangsangan/stimulasi khususnya dalam
keluarga, misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibu
dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak.
- Obat-obatan: pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat
pertumbuhan, demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang terhadap
susunan saraf yang menyebabkan terhambatnya produksi hormon
pertumbuhan.
34
Remaja mengalami masa pubertas di mana terjadi perubahan fisik dari anak-anak
menjadi orang dewasa. Perubahan biologis yang terjadi selama masa pubertas antara lain
maturasi seksual, pertambahan tinggi dan berat badan, akumulasi lemak dan otot tubuh, daan
perubahan komposisi tubuh. Sexual Maturation Rating (SMR) adalah skala karakteristik
seksual sekunder yang menjadi standar pengukuran maturasi pubertas pada remaja. SMR
berdasar pada perkembangan payudara dan kemunculan rambut-rambut organ seksual pada
wanita, dan perkembangan testikular serta penis dan rambut-rambut organ seksual pada pria.
SMR skala 1 menunjukkan pertumbuhan dan perkembangan pra-pubertas, sedangkan skala
2-5 melambangkan terjadinya pubertas. Maturasi seksual sangat dipengaruhi oleh
pertumbuhan linear, perubahan berat dan komposisi tubuh, perubahan hormonal, dan telah
sempurna pada SMR skala 5.
Pada wanita, terjadi menstruasi. Menstruasi pertama disebut menarche yang rata-rata
terjadi di usia 12,4 tahun. Menarche dapat datang lebih awal (9 atau 10 tahun) atau lebih
lambat (17 tahun). Pada atlit dan remaja wanita yang membatasi intake kalori secara
berlebihan, biasanya menarche datang lebih lambat.
Wanita mulai mengalami pertumbuhan linear pada usia 9,5-14,5. Puncaknya pada
akhir SMR skala 2 dan selama SMR skala 3 dan meningkat pada 6-12 bulan sebelum
menarche. Selama pubertas, tinggi badan akan bertambah sebasar 25 cm, dengan
pertambahan 8-9 cm setiap tahun. Pada usia 19 tahun, pertumbuhan linear mulai menurun.
Pada pria, rata-rata puncak kecepatan pertumbuhan linear terjadi selama SMR skala 4 pada
usia 14,4 tahun. Pada puncaknya, tinggi badan akan meningkat 7-12 cm setiap tahun,
berlanjut terus sampai usia 21 tahun mulai menurun.
Pertambahan berat badan pada wanita terjadi di usia 12,5 tahun dan mencapai 8,3 kg
per tahun. Komposisi tubuh berubah drastis; lean body mass turun dari 80% menjadi 74%
dengan peningkatan massa lemak tubuh dari 16% menjadi 27%. Berat badan naik 1,14 kg
(yang merupakan massa lemak) setiap tahun selama masa pubertas. Sedangkan puncak
akumulasi massa otot terjadi selama atau sesudah menstruasi dimulai.
35
Pada pria, pertambahan berat badan bersamaan dengan puncak pertumbuhan linear dan
akumulasi otot. Berat badan meningkat 9 kg per tahun selama pubertas dan lemak tubuh
menurun. Pada usia 18 tahun, lebih dari 90% rangka telah terbentuk.
36
jaringan tubuh: pertumbuhan kerangka terhenti sekitar usia 18 tahun tetapi
perkembangan otot terus berlanjut, pertumbuhan tinggi badan, pertumbuhan tulang,
bertambahnya berat badan, kekutana tulang meningkat, dan pertmabahn unsur-unsur
mineral paling cepat
37
seksual yang ditandai oleh mulainya menstruasi, mimpi basah, dan berbagai karakteristik
seksual sekunder seperti beratnya suara pada laki-laki, melembutnya suara perempuan,
membesarnya payudara pada perempuan, munculnya jakun pada laki-laki, dll.
H. Faktor Internal dan Eksternal yang Berpengaruh Terhadap Status Gizi Remaja
Status gizi merupakan ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk seseorang
yang diindikasikan oleh tinggi badan dan berat badan. Status gizi juga dapat didefinisikan
sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan
pemasukan nutrien. Penelitian status gizi merupakan pengukuran yang didasarkan pada data
antopometri serta biokimia dan riwayat diit. ( Beck, 2000: 1)
Faktor Internal
- Usia
- Kondisi Fisik
- Infeksi
Faktor Eksternal
- Pendapatan
Masalah gizi karena kemiskinan indikatornya adalah taraf ekonomi keluarga, yang
hubungannya dengan daya beli yang dimiliki keluarga tersebut ( santoso, 1999)
- Pendidikan
Pendidikan gizi merupakan suatu proses merubah pengetahuan , sikap, dan perilaku
orang tua atau masyarakat untuk mewujudkan status gizi yang baik ( Suliha, 2001)
- Pekerjaan
- Budaya dan Lingkungan
38
untuk menjaga body image. Remaja dalam kategori ini sangat menjaga perilaku makan atau
memang remaja enggan untuk mengonsumsi makanan meski bukan karena body image.
39
Keracunan Kehamilan (Gestosis).
Kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum siap hamil dan anemia makin meningkatkan
terjadinya keracunan hamil dalam bentuk pre-eklampsia atau eklampsia. Pre-eklampsia dan
eklampsia memerlukan perhatian serius karena dapat menyebabkan kematian.
Kematian ibu yang tinggi.
Kematian ibu pada saat melahirkan banyak disebabkan karena perdarahan dan infeksi. Selain
itu angka kematian ibu karena gugur kandung juga cukup tinggi.yang kebanyakan dilakukan
oleh tenaga non profesional (dukun).
40
Selama 40 tahun, perempuan memiliki sekitar 13 siklus haid per tahun, dengan
total lebih dari 500 siklus haid. Setelah berhenti kehilangan darah menstruasi, kebutuhan
untuk penurunan besi dari 18 menjadi 8 miligram per hari. Kehilangan estrogen
menyebabkan atrofi jaringan dalam saluran kemih dan vagina, peningkatan lemak perut,
dan risiko lebih besar untuk kondisi kronis seperti osteoporosis dan penyakit jantung.
Menopause dikaitkan dengan hal tersebut tetapi bukan penyebab utama.
L. Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Terhadap Status Gizi Orang Dewasa
Faktor internal
- Intake makanan
Makanan yang dikonsumsi mempengaruhi status gizi seseorang. Hal ini terlihat dari
kandungan gizi dalam makanan tersebut (mis:kabohidrat, protein, lemak, vitamin dan
mineral) yang dapat berpengaruh pada body image seseorang.
- Aktivitas fisik
Aktivitas yang dilakukan seseorang juga mempengaruhi status gizi seseorang. Hal ini
berkaitan dengan sejumlah kalori yang dikeluarkan untuk melakukan aktivitas fisik
tertentu hingga akhirnya mempengaruhi body image orang tersebut.
Faktor eksternal
- Sosial ekonomi
Faktor sosial ekonomi mempunyai peranan sangat besar terhadap status gizi seseorang.
Hal ini dikarenakan dengan status ekonomi rendah, maka pemenuhan kebutuhan gizi
seseorang akan terhambat akibat tidak mencukupinya materi untuk pemenuhan tersbut
sehingga jelas akan berdampak buruk bagi status gizi orang tersebut. Begitu juga dari
lingkungan sosial tempat tinggal yang memberikan pandangan terhadap apa yang biasa
dikonsumsi tanpa memperhatikan kandungan gizi makanan tersebut (mis: orang di
dataran tinggi kekurangan yodium).
- Ilmu pengetahuan
Ilmu pengetahuan juga mempunyai peranan dalam menentukan status gizi seseorang.
Karena dengan adanya pengetahuan akan kandungan gizi dalam makanan maka
seseorang dapat menentukan apa yang sebaiknya dimakan dan tidak boleh dimakan.
41
Kelompo Energ Vit.A Vit.D Vit.E Vit.K Vit.B1 Vit.B6 Vit.12 Vit.C Ca Fe
k Umur i (RE) (mcg) (mg) (mcg) (mg) (mg) (mcg) (mg) (mg) (mg)
(kkal)
Pria
19-29 thn 2550 600 5 15 65 1,2 1,3 2,4 90 800 13
30-49 thn 2350 600 5 15 65 1,2 1,3 2,4 90 800 13
50-64 thn 2250 600 10 15 65 1,2 1,3 2,4 90 1000 13
65+ thn 2050 600 15 15 65 1,0 1,3 2,4 90 1000 13
Wanita
19-29 thn 1900 500 5 15 55 1,0 1,3 2,4 75 800 26
30-49 thn 1800 500 5 15 55 1,0 1,3 2,4 75 800 26
50-64 thn 1750 500 10 15 55 1,0 1,7 2,4 75 1000 12
65+ thn 1600 500 15 15 55 1,0 1,7 2,4 75 1000 12
Kebutuhan karbohidrat 50-65% dari energi yang dibutuhkan
42
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. 2009. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta
Arisman, MB. Gizi dalam Daur Kehidupan. 2010. EGC: Jakarta
Brown, Judith E. Nutrition Through the Life Cycle 2nd edition. 2005. Wadsworth Group: USA
Barasi, Mary E. At A Glance Ilmu Gizi. 2007. Erlangga: Jakarta
www.bayisehat.com
www.g-excess.com
www.tumbuhkembanganak.edublogs.com
www.hanyawanita.com
www.tbiomed.com
www.digilib.unimus.ac.id diakses
43