You are on page 1of 5

Diabetes bisa mempengaruhi kehamilan dan kehamilan dapat memperberat diabetes.

Penyakit
diabetes (kencing manis) yang datang saat hamil, bisa membuat kehamilan berjalan tidak sesuai
harapan. Bahkan bisa menyebabkan bayi lahir cacat. Selain itu, diabetes bisa menjadi penyebab
stillbirth (bayi lahir meninggal), intra fetal death (meninggal dalam kandungan), macrosomia (lahir
besar, misalnya sampai 4 kg), atau abortus terus-menerus.

penyebab utama diabetes. Yang paling menonjol, adl akibat intake (masukan) zat-zat karbohidrat.
Bisa juga akibat peningkatan asam amino, protein, dan lemak. Dengan adanya peningkatan, maka
diperlukan insulin yang banyak. Sementara insulin kurang karena tak kuat memproduksinya,
sehingga terjadilah diabetes tersebut.

Sedangkan gejala dan keluhan diabetes yang paling khas dan harus diwaspadai adalah 3P;
polyphogie (banyak makan), polyurie (banyak kencing), dan polydipsie (banyak minum). Jika ada
keluhan seperti itu, saran Chairulsjah, perlu dilakukan pemeriksaan gula darah.

JENIS-JENIS DIABETES

Diabetes pada kehamilan terjadi karena ada suatu peningkatan metabolisme tubuh. Peningkatan ini
menyebabkan peningkatan reaksi tubuh untuk mengimbanginya. Salah satunya perubahan
karbohidrat yang meningkat. "Saat hamil kebutuhan karbohidrat menjadi meningkat karena ada
janin yang tumbuh dalam rahim, sehingga ibu hamil membutuhkan banyak energi."

Sementara itu, tubuh mengantisipasi peningkatan karbohidrat dengan peningkatan hormon insulin
yang ada dalam tubuh. Sebetulnya hormon insulinnya sendiri tetap. Tapi karena intake karbohidrat
meningkat sehinnga hormon insulin tak mencukupi untuk mengubah karbohidrat tersebut menjadi
gula. Akibatnya terjadilah penimbunan kadar gula yang tinggi dalam darah.

PENGARUH PADA KEHAMILAN

Komplikasi semasa kehamilan pun bisa bermacam-macam. Bisa terjadi hidramnion, cairan ketuban
yang banyak atau kelainan ginjal, seperti glicoseria; nilai ambang ginjal terhadap gula lebih rendah
atau ada glukosa dalam urin.

Hidramnion bisa dideteksi dari penampilan rahim yang kelihatannya lebih besar dari ukuran normal.
Misalnya, pada usia kehamilan 6 bulan, yang biasanya setinggi pusar, tapi jadi lebih tinggi 3 jari di
atas pusar atau setengah pusat dengan tulang dada. "Pemeriksaannya dilakukan dengan USG
komposisi janin dan cairannya, apakah seimbang atau tidak."
Penyakit diabetes, bisa menyebabkan bayi meninggal di dalam kandungan. Terutama kerap terjadi
pada usia kehamilan 34-36 minggu.

Sedangkan bayi besar bisa disebabkan kadar gula dari ibunya tinggi akibat bertambahnya
karbohidrat. Itulah mengapa, berat badan si ibu harus dijaga.

Diabetes juga dapat menimbulkan cacat multipel organ pada bayi, seperti anensefali (tak ada
tempurung kepala), spina bifida (kelainan saraf), tidak tertutupnya sumsum tulang belakang,
kelainan jantung; ventricular septal defect (kelainan sekat antara bilik jantung) dan atrial septal
defect (kelainan sekat antara serambi jantung), kelainan ginjal, atresia ani (tak ada lubang dubur).
Cacat organ ini, terang Chairulsjah, sebenarnya disebabkan gangguan pembuluh darah akibat
diabetes pada saat pembentukan janin sebelum usia kehamilan 8 minggu. Sayangnya, kelainan yang
terjadi pada janin itu sulit diobati atau dideteksi.

PENGARUH DALAM PERSALINAN

Diabetes bukan cuma bermasalah pada kehamilan, tapi juga menjadi penyulit persalinan. Misalnya,
distosia (persalinan macet). "Bila rasa mulasnya bagus tapi pembukaannya tetap tak maju dan
kepala bayinya tak turun, maka akan terjadi distosia. Namun semua itu mengarah pada gangguan
pembuluh darah."

Selain itu, tak jarang pada saat persalinan, ibu juga muntah. Akibatnya, terjadi hypoglicemia
(penurunan kadar gula) yang membuat si ibu tak punya energi untuk mengedan.

Kesulitan lainnya, pada saat persalinan terjadi inersia urteri (rahim tak berkontraksi dengan baik)
atau setelah plasentanya keluar terjadi atonia uteri (rahim tak bisa mengecil lagi). Jadi, pada saat
persalinan, rahim berkontraksi penuh. Nah, saat itulah plasenta harus memberikan darah pada bayi.
Namun, karena pengaruh diabetes, pembuluh darah besar-besar yang terdapat pada plasenta
mengalami gangguan peredaran darah ke bayi. Sehingga pada saat rahim berkontraksi, cadangan
darah bagi bayi tak cukup. "Akibatnya, proses persalinan memakan waktu lama dan akhirnya bayi
pun lahir mati," jelas Chairulsjah.
Hal ini terutama terjadi pada kehamilan matur. "Tak jarang pada kehamilan matur terjadi kelainan
pembuluh darah di plasenta, sehingga transportasi oksigen ke bayi berkurang." Setelah usia
kehamilan 32-34 minggu, biasanya dilakukan tindakan sesar pada saat kadar gulanya baik.

Memang, diakui Chairulsjah, tak mutlak dilakukan tindakan sesar, terutama bila bayinya tidak besar
dan persalinan bisa diatasi. "Walaupun harus tetap dideteksi betul karena urusan diabetes
merupakan kelainan pembuluh darah."

Pada masa setelah persalinan atau masa nifas, kemungkinan terjadi infeksi lebih besar. "Hal ini
karena luka pada dinding rahim yang timbul akibat lepasnya plasenta. pada wanita diabetes
pertukaran oksigen dan sisa metabolismenya tak bagus sehingga bekas luka tersebut lama
sembuh, sehingga mudah terjadi infeksi nifas."

PEMERIKSAAN DIABETES

Jelaslah, kita tak bisa menganggap enteng diabates saat hamil. Chairulsjah menyarankan sebaiknya
ibu hamil selalu melakukan kontrol sebulan sekali sampai kehamilan berusia 7 bulan. Pada usia
kehamilan 36 minggu dilakukan dua minggu sekali sampai usia kehamilan 40 minggu.

Setiap kontrol harus dilihat peningkatan berat badannya. Jika keadaan normal, maka kenaikannya
akan seimbang. Misalnya setelah 5 bulan, kenaikannya paling 1-1,5 kilogram. Setelah 7 bulan sampai
36 minggu, kenaikannya kira-kira 0,5-1 kilogram. Setelah 36 minggu, maka kenaikan tiap minggunya
sebanyak 0,5 kilogram atau tetap. Sehingga saat melahirkan tiba, kenaikan total hanya berkisar 10-
15 kilogram. "Kenaikan berat yang agak berlebih tidak akan terlalu masalah bila diimbangi intake
karbohidrat dengan insulinnya."

Yang perlu dicurigai bila dalam sebulan kenaikan berat badan sebesar 4-5 kilogram. "Jika begitu,
maka harus diperiksa di laboratorium. Bisa jadi memang karena kelebihan makanan. Dengan
demikian kadar gula dalam darah harus dideteksi pada setiap kehamilan." Pemeriksaan laboratorium
terhadap gula darah sudah merupakan pemeriksaan rutin pada ibu hamil. Hal ini demi pencegahan
terhadap hal-hal yang tak diinginkan.

Pencegahan terbaik tentu dengan cara mempersiapkan diri sebelum kehamilan. "Deteksi dini
sebelum usia kehamilan 8 minggu karena sebelum usia itu sudah terjadi pembentukan janin. Dengan
demikian, jika terjadi kelainan dapat terdeteksi dan dicegah."
Idealnya, sebaiknya menunda dulu kehamilan dan lebih mengutamakan pengobatan diabetes.
"Sayangnya, para pasangan jarang sekali melakukan pemeriksaan premarital. Padahal sebetulnya
kehamilan itu harus dipersiapkan, kan," ungkap Chairulsjah.

Nah, jika sudah terlanjur hamil, berarti harus diterapi. "Perlu dilakukan pengaturan kalori." Misalnya
dengan diet 1200-1800 kalori, tergantung kadar gulanya. "Jika dengan diet, tak ada pengaruhnya,
artinya kadar gula tetap tinggi, maka dilakukan suntikan insulin."
Diabetes  bayi lk besar

Kesulitan persalinan  bahu nyangkut di simfisis pubis

Dr. Memutar bahu

Bayi tdk bs menggerakkan lengan kanan

Paralisis plexus brachialis

You might also like