You are on page 1of 9

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

1. Identitas Mata pelajaran


Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Payakumbuh
Mata Pelajaran :KIMIA
Kelas / Semester : XI / 2
Alokasi Waktu : 3 x 40’
Pertemuan ke- :1–5
2. Standar Kompetensi
Memahami sifat-sifat larutan asam basa, metode pengukuran dan terapannya.
3. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan teori-teori asam basa dengan menentukan sifat-sifat larutan dan
menghitung pH larutan
4. Indikator
 Menjelaskan pengertian asam basa menurut Arrhenius
 Menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Bronsted dan Lowry
 Menuliskan persamaan reaksi asam dan basa menurut Bronsted dan Lowry dan
menunjukkan pasangan asam dan basa konjugasinya.
 Menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Lewis
 Mengidentifikasi sifat larutan asam dan basa dengan berbagai indikator.
 Memperkirakan pH suatu larutan elektrolit yang tidak dikenal berdasarkan hasil
pengamatan trayek perubahan warna berbagai indikator asam dan basa.
 Menjelaskan pengertian kekuatan asam dan menyimpulkan hasil pengukuran pH dari
beberapa larutan asam dan basa yang konsentrasinya sama.
 Menghubungkan kekuatan asam atau basa dengan derajat pengionan dan tetapan asam
(Ka) atau tetapan basa (Kb)
 Menghitung pH larutan asam atau basa yang diketahui konsentrasinya.
 Menjelskan penggunaan konsep pH dalam lingkungan.

A. Teori Asam Basa Arrhenius


1. Pengertian Asam Basa Arrhenius
Larutan asam dan larutan basa merupakan senyawa elektrolit. Senyawa asam tersebut
banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, nisalnya air jeruk, mangga, nanas,
cuka, sabun, amonia, dan lain-lain. Svante Arrhenius mengemukakan konsep asam
basa sebagai berikut.

“ Asam adalah suatu senyawa yang jika dilarutkan ke dalam air akan memberikan ion
hidrogen (H+) dalam suatu larutan, basa adalah senyaw yang jika dilarutkan ke dalam
air akan memberikan ion hidroksida (OH-) dalam suatu larutan.”

Dalam hal ini, pembawa sifat asam adalah ion H+ dan pembawa sifat basa adalah ion
OH-. Reaksi ionisasi yang terjadi pada asam dan basa secara umum dituliskan sebagai
berikut,
HxZ(aq) → xH+(aq) + Zx-(aq) (asam)
M(OH)x(aq) → Mx+(aq) + xOH-(aq) (basa)
Beberapa contoh asam basa arrhenius dan reaksi ionisasinya ditabelkan sebagai berikut,
Asam Basa
+ -
HCl(aq) → H (aq) + Cl (aq) NaOH(aq) → Na+(aq) + OH-(aq)
H2SO4(aq) → 2H+(aq) + SO42-(aq) KOH(aq) → K+(aq) + OH-(aq)
CH3COOH(aq) → H+(aq) + CH3COO(aq) Ca(OH)2(aq) → Ca2+(aq) + 2OH-(aq)

Sifat-sifat larutan asam, basa, dan netral adalah sebagai berikut.


Larutan Asam Larutan Basa Netral
Rasanya masam Rasanya pahit Rasa bervariasi
Lakmus biru → merah Lakmus merah → biru Tidak mengubah lakmus
Bersifat korosif Bersifat kaustik Tidak bersifat korosif
Terdiri dari ion H dan ion Terdiri dari ion OH- dan ion
+
Terdiri atas ion H+ dan ion
OH- sisa asam positif logam OH-
+ -
[H ] > [OH ] [H+] < [OH-] [H+] = [OH-]

2. Penentuan Asam Basa


Cara yang tepat untuk menentukan sifat asam dan sifat basa dengan menggunakan zat
penunjuk yang disebut indikator. Indikator adalah zat yang dapat digunakan untuk
menunjukkan sifat suatu zat melalui perubahan warnanya yang khas. Indikator dapat
berasal dari bahan alami (indikator bahan alam) dan buatan (indikator sintetis). Indikator
ynag biasa digunakan adalah kertas lakmus dan larutan indikator yang keduanya termasuk
dalam indikator tunggal, indikator universal, dan pH meter.

a. Indikator Tunggal
Indikator tunggal hanya dapat membedakan larutan bersifat asam atau basa tetapi tidak
dapat mengetahui harga pH dan pOH. Yang termasuk indikator tunggal adalah lakmus
merah, lakmus biru, fenolftalein, metil jingga, metil merah dan bromtimol biru.
Perubahan warna yang terjadi sebagai berikut,
Kertas lakmus / Warna dalam Larutan Trayek pH
Larutan Indikator Asam Basa
Lakmus biru Merah Biru 0–7
Lakmus merah Merah Biru 7 – 14
Fenolftalein Tak berwarna Merah muda 8,3 – 10
Metil jingga Merah Kuning 2,9 – 4,0
Metil merah Merah Kuning 4,2 – 6,3
Bromtimol biru Kuning Biru 6,0 – 7,6

b. Indikator Universal
Indikator Universal dapat membedakan larutan asam atau basa dengan mengetahui
harga pH dari larutan tersebut. Indikator universal dapat dalam bentuk kertas dan
cairan. Cara kerja indikator ini dengan mencocokkan perubahan warna kertas indikator
pada tabel warna indikator universal.
Warna indikator universal pada berbagai pH sebagai berikut.
pH Warna
pH Indikator Universal
Warna Indikator Universal
8 Merah
1 Merah
9 mera
2 Merah lebih muda
10 3 Merah muda
11 4 Merah jingga
12 5 Jingga
13 6 Kuning
14 7 Hijau

c. Indikator Bahan Alam


Indikator bahan alam banyak dihasilkan dari ekstrak tumbuhan seperti mahkota bunga
yang berwarna, daun, wortel, kunyit dan bit.

d. pH meter
Merupakan alat yang digunakan untuk mengukur pH larutan dengan mencelupkan
elektrode ke dalam larutan. pH meter akan mengukur adanya ion hidrogen yang
ditunjukkan pada skala pH meter.

Latihan
Tuliskan reaksi ionisasi dari senyawa berikut dan tentukan asam basa senyawa
tersebut!

No Senyawa Reaksi Ionisasi Asam / Basa


1. H2SO4 H2SO4(aq) → 2H+(aq) + SO42-(aq) Asam
2. Al(OH)3
3. HNO2
4. Ca(OH)2
5. HCN
6. Ba(OH)2
7. H2CO3
8. NH4OH
9. H3PO4
10. Fe(OH)3

B. Teori Asam Basa Bronsted Lowry


Pada tahun 1923, Johanes N. Bronsted dan Thomas M. Lowry mengajukan konsep asam
basa berdasarkan pemindahan proton (H+).
Menurut Bronsted-Lowry:

Asam : spesi yang dapat memberikan proton atau donor proton (H +)


+
NH 3 + H2O → NH4 + OH-
Basa : spesi yang dapat menerima proton atau akseptor proton (H +)
NH3 bertindak sebagai basa, setelah menerima proton berubah menjadi ion NH 4+ yang
bertindak sebagai asam dengan menyerahkan proton kepada OH-. H2O bertindak sebagai
asam, setelah menyerahkan proton kepada NH3 berubah menjadi OH-. Ion OH- bertindak
sebagai basa setelah menerima proton dari ion NH 4+. Pasangan asam basa setelah terjadi
serah terima proton dinamakan asam basa berkonjugasi.

Suatu asam, setelah melepas satu proton, akan membentuk spesi yang disebut basa
konjugasi dari asam tersebut. Spesi tersebut merupakan suatu basa karena dapat menyerap
proton dan membentuk kembali asam semula.

Sama halnya seperti asam, basa juga dapat membentuk spesi yang dinamakan asam
konjugasi dari basa tersebut. Spesi tersebut adalah suatu asam karena dapat melepas satu
proton dan membentuk kembali masa semula.
Contoh reaksi : HCl(aq) + H2O(aq) ↔ H3O+(aq) + Cl-(aq)
Maka : HCl(aq) ↔ H+ + Cl-(aq)
Asam protein Basa konjugasi
+
H2O(l) + H ↔ H3O+(aq)
Basa protein Asam konjugasi

Dalam suatu reaksi kimia, asam basa Bronsted-Lowry dapat membentuk dua pasang asam
basa konjugasi. Pasangan yang terdiri dari asam dengan basa konjugasinya ditandai
dengan asam 1 dan basa 1. Pasangan yang terdiri dari basa dengan asam konjugasi hanya
berbeda satu proton (H+). Secara umum dituliskan sebagai berikut:

H+ donor asam H+akseptor basa H+ donor asam H+ akseptor basa


HA + B ↔ BH+ + A-

Contoh :
HCO3-(aq) + H2O(l) ↔ H2CO3(aq) + OH-(aq)
Basa 1 Asam 2 Asam 1 Basa 2

Sehingga didapatkan pasangan asam basa konjugasinya HCO 3- dan H2CO3 serta H2O dan
OH-. Dengan H2CO3 sebagai asam konjugasi dan OH- sebagai basa konjugasi.
Beberapa ketentuan dari asam basa sebagai berikut.
1. Sifat asam basa zat ditentukan oleh pelarutnya
2. Semakin mudah melepaskan proton, keasamannya semakin kuat, semakin mudah
mengikat proton, kebasaannya semakin kuat.
Konsep asam basa Bronsted Lowry lebih luas daripada konsep asam basa arrhenius. Hal
ini disebabkan karena sebagai berikut.
1. Konsep asam basa dari Bronsted Lowry tidak terbatas dalam pelarut air, tetapi juga
menjelaskan reaksi asam basa dalam pelarut lain atau bahkan reaksi tanpa pelarut.
2. Asam dan basa dari Bronsted Lowry tidak hanya berupa molekul tetapi juga dapat
berupa kation dan anion. Konsep asam dan basa dari Bronsted Lowry dapat
menjelaskan, misalnya sifat asam dari NH 4Cl. Dalam NH4Cl yang bersifat asam
adalah ion NH4+, karena NH4Cl dalam air dapat melepaskan proton.

Adanya konsep asam basa Bronsted Lowry dapat menunjukkan kelemahan konsep asam
basa Arrhenius, diantaranya sebagai berikut:
1. Definisi asam basa terlalu sempit karena harus mengandung ion H + dan OH-.
Kenyataannya tidak semua senyawa asam basa memilikinya
2. Pelarut harus air

Berdasarkan konsep asam basa Bronsted Lowry air dapat bersifat sebagai asam (donor
proton) dan sebagai basa (akseptor proton). Zat seperti ini mempunyai sifat ampiprotik
(amfoter), artinya dapat bertindak sebagai basa dan dapat bertindak sebagai asam.
Reaksi 1: HNO2(aq) + H2O(l) ↔ H3O+(aq)+ NO2-(aq)
Asam 1 Basa 2 Asam 2 Basa 1
+ -
Reaksi 2: NH3(aq) + H2O(l) ↔ NH4 (aq)+ OH (aq)
Basa 1 Asam 2 Asam 1 Basa 2

H2O(l) dari reaksi 1 bersifat basa, H 2O(l) dari reaksi 2 bersifat asam, sehingga disebut
senyawa ampiprotik atau amfoter.

Contoh Soal:
Tentukan pasangan asam basa konjugasi dari reaksi berikut ini!
a. H2CO3(aq) + CN-(aq) ↔ HCN(aq) + HCO3-(aq)
b. H2O(l) + CO3-2(aq) ↔ OH-(aq) + HCO3-(aq)

Pemecahan
a. H2CO3(aq) + CN-(aq) ↔ HCN(aq) + HCO3-(aq)
Asam 1 Basa 2 Asam 2 Basa 1
Jadi pasangan asam basa konjugasinya adalah : H2CO3(aq) dan HCO3-(aq)
HCN(aq) dan CN-(aq)

b. H2O(l) + CO3-2(aq) ↔ OH-(aq) + HCO3-(aq)


Asam 1 Basa 2 Basa 1 Asam 2
Jadi pasangan asana basa konjugasinya adalah : H2O(l) dan OH-(aq)
HCO3-(aq) dan CO3-2(aq)

C. Teori Asam Basa Lewis


Perhatikan reaksi berikut!
NH3 + HCl ↔ NH4+ + Cl-

Pada reaksi di atas, ion H+ yang dilepaskan HCl dapat terikat oleh molekul NH3.
Berdasarkan teori asam basa Bronsted Lowry, kemampuan mengikat proton inii tidak lain
karena mempunyai pasangan elektron bebas yang digunakan untuk membentuk ikatan
kovalen koordinat artinya pasangan elektron bebas pada NH3 digunkan bersama sama
dengan ion H+. Ikatan kovalen koordinat tersebut oleh Gilbert N.Lewis digambarkan
sebagai berikut.
H3N + H+ → NH4+
Berdasarkan serah terima pasangan elektron, Lewis mendefinisikan asam basa sebagai
berikut.

Asam : spesi bertindak sebagai penerima pasangan elektron (akseptor elektron)


Basa : spesi yang bertindak sebagai pemberi pasangan elektron (donor elektron)

Pada persamaan tersebut, molekul NH3 adalah suatu basa. Sebab, NH3 dapat memberi
pasangan elektron, sementara ion H+ merupakan suatu asam sebab dapat menerima
pasangan elektron.

Keunggulan teori Lewis ini adalah dapat mengenali zat-zat sebagai asam yang tidak
mengandung hidrogen tetapi mempunyai sifat asam seperti asam berhidrogen biasa.
Contoh : SO3 + OH- → H2SO4-
Asam Basa

Konsep asam basa Lewis dapat menjelaskan reaksi-reaksi yang bernuansa asam basa,
meskipun tidak melibatkan proton (ion H+). Jadi semua asam basa Arrhenius dan asam
basa Bronsted Lowry memenuhi definisi asam basa Lewis.
Contoh : CaO + CO2 → CaCO3

D. Kekuatan Asam dan Basa


Dalam kesetimbangan, air mengalami ionisasi menjadi ion-ion penyusunnya.
Reaksinya: H2O(l) ↔ H+(aq) + OH-(aq)
Sehingga air disebut elektrolit. Tetapan kesetimbangannnya disebut tetapan
kesetimbangan air (Kw). Oleh karena [H +][OH-] = 10-14, maka [H+] = 10-7 dan [OH-] = 10-
7
. pH(potensi hidrogen) menyatakan konsentrasi ion H+ dalam larutan dan pOH
menyatakan konsentrasi ion OH- dalam larutan. Pada suhu kamar besarnya pKw = 14.
Untuk larutan netral, pH = pOH = 7, sehingga larutan yang bersifat asam pH<7 dan
larutan basa pH>7. Semakin kecil pH, konsentrasi ion H+ makin besar dan asam semakin
kuat, begitu pula sebaliknya. Jadi pH paling tinggi untuk asam adalah 7. Basa semakin
kuat, maka knsentrasi ion OH- makin banyak berarti pOH makin kecil dan pH makin
besar. Sebaliknya, makin kecil pH, konsentrasi ion OH- makin kecil dan pOH makin
besar.
Sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut.
Larutan bersifat netral, jika [H+] = [OH-] atau pH = pOH = 7
Larutan bersifat asam, jika [H+] > [OH-] atau pH < 7
Larutan bersifat basa, jika [H+] < [OH-] atau pH > 7

Larutan asam dan basa merupakan elektrolit, artinya dapat menghantarkan arus listrik.
Daya hantar ini tergantung pada konsentrasi ion-ion nya yang diukur dengan derajat
ionisasi (α). Besarnya α dirumuskan dengan:
α = Jumlah mol zat terurai
Jumlah mol zat awal

Harga α antara 0 sampai 1. Jika α = 1,berarti larutan terionisasi sempurna. Jika 1<α<0,
maka larutan terionisasi sebagian. Larutan yang mengalami ionisasi sempurna berasal
dari asam kuat dan basa kuat yang merupakan reaksi berkesudahan.
Contoh : HCl(aq) → H+(aq) + Cl-(aq)
NaOH(aq) → Na+(aq) + OH-(aq)

Sedangkan ionisasi tidak sempurna terjadi pada asam lemah dan basa lemah yang
merupakan reaksi kesetimbangan.
Contoh : CH3COOH(aq) → H+(aq) + CH3COO-(aq)
NH4OH(aq) ↔ NH4+(aq) + OH-(aq)

Kekuatan asam basa menyatakan banyaknya konsentrasi H+ atau OH- di dalam larutan
dan dapat dihitung sebagai berikut:
a. Asam Kuat
Mempunyai derajat ionisasi (α) = 1
Konsentrasi [H+] dicari dengan rumus sebagai berikut.
Keterangan :
[H+] = x . Ca x = banyaknya ion H+ yang diikat
Ca = molaritas asam

b. Basa Kuat
Mempunyai derajat ionisasi (α) = 1
Konsentrasi [OH-] dicari dengan rumus sebagai berikut.

Keterangan :
[OH-] = x . Cb
x = banyaknya ion H+ yang diikat
Ca = molaritas asam

c. Asam lemah
Terionisasi tidak sempurna dengan derajat ionisasi 0<α<1
Contoh : CH3COOH(aq) ↔ H+(aq) + CH3COO-(aq)
Secara umum reaksi ionisasi asam lemah dituliskan :

Tetapan kesetimbangan
HA(aq) ↔ H+(aq) +HA = Ka = ¿ ¿
A-(aq)
Semakin kuat keasaman suatu larutan, harga Ka semakin besar. Hubungan antara
konsentrasi H+, konsentrasi asam (Ca), dan Ka ditulis sebagai berikut.

Ka
[H+] = √ Ka. Ca atau [H+] = α .
Ca
α=
√ Ca
atau α = ¿ ¿

d. Basa Lemah
Pada senyawa basa, kekuatannya tergantung pada kelarutan dalam air. Makin mudah
larut, kekuatan basa makin besar. Reaksi ionisasi basa lemah merupakan reaksi
kkesetimbangan.
Contoh : NaOH(aq) ↔ Na+(aq) + OH-(aq)
Secara umum reaksi ionisasi basa lemah dituliskan :

LOH(aq) ↔ L+(aq) + OH-(aq)

Tetapan kesetimbangannya : = Ka = ¿ ¿
Konsentrasi OH- diperoleh melalui rumus :

Kb
[OH-] = √ Kb. Cb atau [OH-] = α .
Cb
α=
√ Cb
atau α = ¿ ¿

E. Perhitungan pH larutan Asam Basa


a. pH Larutan Asam
Secara umum dituliskan sebagai berikut : pH = -log [H+]
Untuk asam kuat : pH = -log [H+]
pH = -log (x . Ca)
Untuk asam lemah : pH = -log [H+]
pH = -log √ Ka. Ca

b. pH Larutan Basa
Secara umum dituliskan sebagai berikut : pOH = -log [OH-]
Untuk basa kuat : pOH = -log [OH-]
pOH = -log (x . Cb)
Untuk basa lemah : pOH = -log [OH-]
pOH = -log √ K b .C b
Untuk menentukan pH basa berdasarkan reaksi ionisasi air.
H2O(l) ↔ H+(aq) + OH-(aq)
Kw = [H+] [OH-]
-log Kw = -log [H+] [OH-]
-log 10-14 = -log [H+] – log [OH-]
14 log 10 = pH + pOH
14 = pH + pOH
pH = 14 – pOH

Contoh Soal :
1. Tentukan harga pH larutan H2SO4 0,1 M!
Pemecahan :
Reaksi ionisasi : H2SO4(aq) → 2H+(aq) + SO42-(aq)
Jumlah ion H+ = x = 2
[H+] = x . Ca
= 2 . 0,1 = 0,2 = 2 x 10-1 M
pH = -log [H+]
= -log (2 . 10-1) = 1 – log 2

2. Hitunglah pH yang terdapat dalam 3,4 gram NH3 (Mr = 17), bila zat tersebut
dilarutkan dalam 400 mL air!
Pemecahan :
gram 3,4
Mol NH3 = = = 0,2 mol; volume = 400 mL = 0,4 L
Mr 17
Reaksi yang terjadi : NH3 + H2O → NH4OH
mol 0,2
[NH4OH] = = = 0,5 M
V 0,4
[OH-] = √ Kb. Cb
= √ 1,8 x 10−5 .0,5
= √ 9 x 10−6 = 3 x 10-3 M

pOH = -log [OH-] pH = 14 – pOH


= - log 3 x 10-3 = 14 – (3 – log 3)
= 3 – log 3 = 11 + log 3

Latihan!
Hitunglah pH larutan berikut!
a. Larutan 0,3 M HCl
b. 300 mL larutan KOH 0,1 M
c. 9,8 gram H2SO4 dalam 2 liter larutan
d. 2,4 gram CH3COOH dalam 100 mL larutan. Ka CH3COOH = 1,8 . 10-5
e. 0,37 gram Ca(OH)2 dalam 50 mL larutan
f. 10 mL larutan NH4OH 0,001 M. Kb NH4OH(aq) = 1,8 . 10-5
g. Larutan CH3COOH 0,2 M, jika harga α = 0,1

F.

You might also like