Professional Documents
Culture Documents
kakiku terluka
Kelompok 13
Anggota
• TUTOR : dr. Fia Fia
• Anggota :
• Raymond Rheza 405090094
• R A Risa Noviana K 405090096
• Maggie Limputri 405100011
• Rizky Futari Renggana 405100012
• Jessica Philbertha 405100065 (Sekretaris)
• Williem Angga 405100094
• Asri Syafilla Nur Lestari 405100096
• Raymond Tanjung 405100106
• Yowendru 405100111 (Penulis)
• Angelina Massaya Kusnadi 405100117
• Fri Ekawati 405100136
• Kevin 405100191 (Ketua)
Kakiku terluka
• Bapak K berusia 40tahun,seorang melayan
mengalami gatal-gatal pda kaki kanannya.
Karena sering digaruk, timbul luka. Setelah
dua hari, luka pada kaki kannya membengkak,
terasa sakit, dan terdapat nanah berwarna
kekuningan disertai cairan bening. Bapak K
berobat ke puskesmas,luka dibersihkan dan
diberiobat antibiotika dan antiradang.
Kata-kata sulit
• Antibiotika : zat yang dihasilkan oleh suatu
mikroba, terutama fungi, yang dapat
menghambat atau dapat membasmi mikroba
jenis lain
• Nanah : cairan berbau busuk yang keluar dari
luka, kudis, bisul, dsb berwarna putih kehijauan
• Antiradang : zat yang dapat mengatasi gejala
tumor, dolor, color, rubor, functio laesa.
Menetapkan Masalah
1. Apa yg menyebabkan bpk. K gatal-gatal pd
kaki?
2. Mengapa luka dpt menjd bengkak &
bernanah?
3. Knp hrs diberikan antibiotika & antiradang?
4. Jenis antibiotika & antiradang apa yg
diberikan?
5. Apakah perlu pemeriksaan laboratorium?
Curah Pendapat
1. Jamur, dermatitis
2. Gatal → digaruk → luka →
bakteri/jamur/parasit → infeksi → radang
3. u/ membunuh bakteri yg masuk (antibiotika)
u/ mengurangi pembengkakan (antiradang)
4. Tergantung dari mikrobakterinya
5. Perlu, u/ mendiagnosa
Mind Mapping
• Bpk. K → gatal pd kaki → digaruk → luka →
bakteri/jamur/parasit → infeksi → radang →
abses → pemeriksaan → pengobatan
Learning Objective
A. Definisi Radang
• Respon protektif lokalisata yang ditimbulkan
oleh cedera atau kerusakan jaringan, yang
berfungsi menghancurkan, mengurangi atau
mengurung (sekuester) baik agen yang
menimbulkan cedera maupun jaringan yang
cedera tersebut.
• Tujuannya :
-memusnahkan agen yang membahayakan
jaringan
-mencagah agen ini menyebar lebih luas
-menyebabkan jaringan yang cedera diperbaiki
atau diganti dgn jaringan baru
• Sel-sel Radang
o Polimorfonukleus/Granular :
Leukosit :
- Eosinofil
- Basofil
- Netrofil (Batang dan Segmen)
o Mononukleus/agranular :
Limfosit
o Berperan untuk proses fagositosis (dari yang gesit
sampai yang lamban)
a) Mikrofag : Leukosit netrofil
b) Makrofag :
a) Histiosit
b) Sel Kupffer (di sinusoid hati))
c) Sel Datia : - Benda asing
- Langhans
- Neoplastik
d) Sel-sel radang lain
C. Limfosit :
a) Limfosit T
b) Limfosit B
D. Fibrosit + Fibrinogen
B. Jenis Radang
• Kalor
Kalor terjadi bersamaan dengan kemerahan dari reaksi peradangan akut.
Kalor disebabkan pula oleh sirkulasi darah yang meningkat. Sebab darah yang
memiliki suhu 37oC disalurkan ke permukaan tubuh yang mengalami radang lebih
banyakdaripada ke daerah normal (Abrams, 1995; Rukmono, 1973)
• Dolor
Perubahan pH lokal atau konsentrasi lokal ion-ion tertentu dapat
merangsangujung-ujung saraf. Pengeluaran zat seperti histamin atau zat bioaktif
lainnya dapatmerangsang saraf. Rasa sakit disebabkan pula oleh tekanan yang
meninggi akibatpembengkakan jaringan yang meradang
(Abrams, 1995; Rukmono, 1973).
• Tumor
Pembengkakan sebagian disebabkan hiperemi dan sebagian besar ditimbulkan
olehpengiriman cairan dan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan-jaringan
interstitial.Campuran dari cairan dan sel yang tertimbun di daerah peradangan
disebut eksudatmeradang .(Abrams, 1995; Rukmono, 1973)
• Rubor
rubor atau kemerahan merupakan hal pertama yang terlihat di daerah yang
mengalami peradangan. Saat reaksi peradangan timbul, terjadi pelebaran
arteriola yang mensuplai darah ke daerah peradangan. Sehingga lebih banyak
darah mengalir ke mikrosirkulasi lokal dan kapiler meregang dengan cepat terisi
penuh dengan darah.
Keadaan ini disebut hiperemia atau kongesti, menyebabkan warna merahlokal
karena peradangan akut (Abrams, 1995; Rukmono, 1973).
• Functio Laesa
Berdasarkan asal katanya, functio laesa adalah fungsi yang hilang
(Dorland, 2002).
Functio laesa merupakan reaksi peradangan yang telah dikenal. Akan tetapi
belum diketahui secara mendalam mekanisme terganggunya fungsi jaringan
yang meradang (Abrams, 1995).
Tanda – Tanda Radang
• Mikroskopik
– Vasodilatasi
– Degenerasi / Nekrosis
– Fagositosis
– Imunologik
– Eksudasi
Rubor
LO 3
Patofisiologi radang &
komplikasinya
Patofisiologi radang dan komplikasinya
• Karena agen-agen yang menyebabkan cedera pada jaringan, maka
radang terjadi
Flegmon : radang jaringan yang disertai banyak lekosit. Radang jaringan luas dan
batasnya tdk jelas. streptokok
Erysipelas : jumlah lekositnya tdk sebanyak flegmon. Radang saluran limfe kulit shgga
kulit jd merah
NANAH : cairan berwarna kuning yang terdiri dari cairan plasma, cairan hasil
pencairan jaringan nekrotik, dan kuman-kuman.
2. Eksudat Seluler
1. Eksudat Netrofilik
terdiri dari neutrofilpolimorfonuklear dalam jumlah yang begitu
banyak sehingga bagian cairan dan protein kurangmendapat
perhatian. Eksudat neutrofil semacam ini disebut purulen. Eksudat
purulen sangat seringterbentuk akibat infeksi bakteri.
3. Eksudat Campuran
Sering terjadi campuran eksudat seluler dan nonseluler dan
campuran ini dinamakan sesuai dengancampurannya.Jika
terdapat eksudat fibrinopurulen yang terdiri dari fibrin dan
neutrofilpolimorfonuklear,eksudat mukopurulen, yang
terdiri dari musin dan neutrofil, eksudat serofibrinosa dan
sebagainya.
• Serosa : radang yg menimbulkan eksudasi serum
• Purulenta : radang yg ditandai dg pembentukan nanah
• Kataralis : radang yg mempengaruhi permukaan mukosa
& ditandai dg keluarnya mukus & debris epitel
yg berlimpah
• Fibrinosa : radang yg ditandai dg eksudasi fibrin
terkoagulasi
• Pseudomembranosa : respon peradangan akut pada selaput
mukosa thdp toksin nekrotisasi yg kuat(toksin) yg ditandai
oleh pembentukan membran palsu/lap. Nekrotik putih kelabu
yg terdiri dari fibrin presipitasi, epitel nekrotik & peradangan
lekosit
• Hemoragik : Radang yg berwarna kemerah-merahan karena
banyak mengandung eritrosit
Eksudat Serosa
Pseudomembranosa
LO 5
Cara-cara pemeriksaan
(pengambilan, penyimpanan,
pengiriman, baca hasil)
Pengiriman bahan PA
b. Golongan Beta-Laktam
Diantaranya golongan karbapenem (ertapenem, imipenem, meropenem), golongan sefalosporin
(sefaleksin, sefazolin, sefuroksim, sefadroksil, seftazidim), golongan beta-laktam monosiklik, dan
golongan penisilin (penisilin, amoksisilin).
c. Golongan Glikopeptida
Diantaranya vankomisin, teikoplanin, ramoplanin dan dekaplanin.
d. Golongan Polipeptida
Diantaranya golongan makrolida (eritromisin, azitromisin, klaritromisin, roksitromisin), golongan
ketolida (telitromisin), golongan tetrasiklin (doksisiklin, oksitetrasiklin, klortetrasiklin).
e. Golongan Polimiksin
Diantaranya polimiksin dan kolistin.
g. Golongan Streptogramin
Diantaranya pristinamycin, virginiamycin, mikamycin, dan kinupristin-dalfopristin.
h. Golongan Oksazolidinion
Diantaranya linezolid dan AZD2563.
i. Golongan Sulfonamida
Diantaranya kotrimoksazol dan trimetoprim.
j. Antibiotika lain yang penting, seperti kloramfenikol, klindamisin dan asam fusidat.
LO 7
Flora normal di kulit
FLORA NORMAL
• Berbagai jenis kuman yang dijumpai pada suatu bagian
badan tertentu
• Flora dalam tubuh manusia dapat :
– Flora tetap (resident flora)
• Mikroorganisme jenis tertentu
• Pada bagian tubuh tertentu
• Pada usia tertentu
– Flora sementara ( transient flora )
• Mikroorganisme nonpatogen / potensial menjadi
patogen
• Asal : bisa dari lingkungan
Flora normal pada kulit : Staphylocococus, Streptococcus coli,
Enterococcus, Diptheroid, Proteus, Pseudomonas, Bacillus sp
Peranan flora normal
• Sebagai pertahanan terhadap infeksi bakteri, dgn jalan
interferensi bakteri. (mencegah kolonisasi oleh bakteri
patogen)
• Mencegah penyakit akibat gangguan bakteri
• Secara tetap terdapat pada permukaan tubuh
• Beberapa mensintesis vitamin K di saluran pencernaan dan
membantu penyerapan berbagai zat makanan
• Memproduksi asam lemak bebas. Terdapat byk bukti
Corynebacterium acnes dan kokus Gram negatif mampu
menghidrolisiskan lemak dari sebum dan menghasilkan asam
lemak bebas
Faktor-faktor yg perlu diketahui ttg flora
normal
• Flora normal di kulit dpt menimbulkan
penyakit pd manusia yaitu pd kondisi tertentu
ketika kekebalan tubuh menurun
• Faktor-faktor yg berperan menghilangkan flora
sementara pada kulit:
– pH rendah, asam lemak pd sekresi sebasea
– Dengan jalan menggosok-gosoknya dgn sabun yg
mengandung heksaklorofen / desinfektan.
• Flora transien (sementara)
– Nonpatogen atau potensial menjadi patogen
– Bukan organisme yang secara teratur terdapat di permukaan kulit
– Tidak dapat memperbanyak diri sehingga tidak dapat
mempertahankan diri untuk tetap ada di kulit
– Mudah dihilangkan dari kulit normal (mis. dengan dihapus atau
dengan menggunakan desinfektan), tapi sulit di kulit yang terluka
– Jenis-jenis :
• Organisme aerobik yang membentuk spora (Bacillus spp.)
• Streptococcus
• Neisseria
• Basil negatif-Gram (yang berasal dari daerah intertriginosa dapat menjadi flora
transien di tempat lain)
• Flora residen
– Non patogen
– Stabil di permukaan kulit (hampir secara teratur
ditemukan di individu normal)
– Dapat memperbanyak diri secara teratur
– Tidak mudah dihilangkan dengan hapusan
– Ukuran organisme sangat kecil, kabanyakan berasal
dari famili Micrococcaceae (sifat : kokus positiff-
Gram dan katalase positif) atau Corynebacteriaceae
• Faktor-faktor penting dlm mengeliminasi mikroorganisme nonresiden
kulit:
pH rndh, asam lemak dalam sekresi sebasea, dan adanya lisozim