You are on page 1of 31

REFERAT

INFEKSI OPORTUNISTIK
SUSUNAN SARAF PUSAT
PADA PASIEN AIDS
INDAH SANDY – 030.05.113
PENDAHULUAN
 Infeksi HIV pada manusia  PANDEMI
World Health Organization (WHO)

 0,6% dari populasi dunia


 1981 - 2006, 25 juta korban.
 2005, penderita AIDS >570.000 anak-anak.

 31-60% pasien AIDS  kelainan neurologis


EPIDEMIOLOGI
 Desember 2002, WHO
42 juta penduduk mengidap infeksi HIV (+)

 Indonesia,
Hingga Maret 2010
20.564 kasus AIDS
3.936 orang korban meninggal dunia
Sarana penularan  narkotika jenis suntik
HIV (Human Immunodeficiency Virus)

 Retrovirus
 Virus RNA (Ribonucleic Acid), RNA molekul pembawa
informasi genetik.
 Enzim reverse transcriptase
 Target sel HIV  yang mempunyai reseptor CD4
terutama yaitu sel limfosit T4
sel monosit, sel makrofag, sel folikular dendritik, sel
retina, sel leher rahim, dan sel langerhans.

 HIV meningkatkan apoptosis pada sel yang terinfeksi


Perjalanan Penyakit Infeksi HIV
 Infeksi virus (2-3 minggu)
 Sindrome retroviral akut (2-3 minggu)
 Gejala menghilang + serokonversi
 Infeksi kronis HIV asimptomatik (8 -10 tahun)
 Infeksi HIV/AIDS simptomatik (rata-rata 1,3 tahun)
 Kematian
Fase Infeksi HIV (CD4)
 Fase I - Infeksi HIV primer ( infeksi HIV akut )
 Fase II - Penurunan imunitas dini ( sel CD4 > 500/ µl )
 Fase III - Penurunan imunitas sedang ( sel CD4 500-200 /µl )
 Fase IV - Penurunan imunitas berat ( sel CD4 <200 /µl )
AIDS
Acquired Immune Deficiency Syndrome

Suatu sindrome atau kumpulan gejala penyakit


dengan karakteristik defisiensi imun yang berat,
dan merupakan manifestasi stadium akhir
infeksi HIV.
Infeksi HIV di SSP
Aksis makrofag-monosit.

Makrofag yang terinfeksi  transport


intraseluler melewati blood-brain barrier 
penempatan virus bebas pada leptomeningens,
atau pleksus khoroideus atau epithelium
vaskular.
Kelainan Neurologi Akibat Infeksi HIV
 Infeksi HIV Primer
AIDS Dementia dan neuropati perifer.
Proses neoplastik. Limfoma SSP
Sarkoma Kaposi yang metastase ke otak

 Infeksi Oportunistik SSP (Infeksi Sekunder)


Patogen viral
- Ensefalitis sitomegalovirus
- Leukoensefalopati tmultifokal progresif
Patogen non-viral
- Ensefalitis toksoplasma
- Meningitis kriptokokus
Kelainan Neurologi pada Infeksi HIV
 Infeksi virus herpes (Reaktivasi)
 Neurosifilis, (tampak lebih sering dan lebih cepat berkembang
pada orang terinfeksi HIV)
 Tuberkulosis
Gejala klinisnya bervariasi
Tergantung pada tahap penyakit HIV-nya.
Cell mediated immunity rusak
Gejala non spesifik : demam, turunnya berat badan
dan fatigue (kelelahan), dengan atau tanpa adanya gejala batuk.
Infeksi Oportunistik
JUMLAH SEL CD4 PATOGEN MANIFESTASI
200-500/mcl S.pneumoniae, H.influenzae Community-Aquired Pneumonia(CAP)
M.tuberculosis TB paru
C.albicans Sariawan, candida vagina
HSV 1 dan 2 Herpes orolabial, genital, perirectal
Virus Varicela-Zoster Ruam pada saraf
Virus Epstein-Barr Oral hairy leukoplakia
Human Hervesvirus 8 Sarkoma Kaposi
100-200/mcl Semua di atas, ditambah :  
P.carinii Pneumonia
C.parvum Diare kronik
50-100/mcl Semua di atas, ditambah :  
T.gondii Ensefalitis
C.albocans Ensefalitis
C.neoformans Meningitis
H.capsulatum Penyakit diseminata
Microsporidia Diare kronik
M.tuberculosis TB diseminata/
Ekstrapulmoner
R.equi Pneumonia
HSV 1 dan 2 HSV diseminata
Virus Varicella-Zoster VZV diseminata
Virus Epstein-Barr Limfoma primer SSP

<50/mcl Semua di atas, ditambah :  


M.avium complex MAC diseminata
Cytomegalovirus Retinitis, diare, ensefalitis
Infeksi Oportunistik SSP pd AIDS
 Patogen viral
- Ensefalitis sitomegalovirus
- Leukoensefalopati multifokal progresif

 Patogen non-viral
- Ensefalitis toksoplasma
- Meningitis kriptokokus
ENSEFALITIS SITOMEGALOVIRUS
 Sitomegalovirus
 virus DNA famili herpetoviridae.
 Manusia : satu-satunya inang cytomegalovirus.

 Virus (+) dalam urin, air liur, air susu, dll.

 Penularan kontak langsung dari orang ke orang.


Secara oral dan pernapasan
 Menyebar melalui placenta, melalui transfusi darah,
melalui transplantasi organ, dan melalui kontak seksual.
Tanda dan gejala
 Demam akut
 Gejala SSP
Kejang, kesadaran menurun, atau tanda neurologis
fokal.
 Infeksi CMV pada saraf tulang belakang
Lemahnya tungkai bagian bawah, paralisis
Nyeri bagian bawah
Kehilangan fungsi kandung kemih.
Pem.Penunjang
 Pungsi Lumbal
LCS jernih, tekanan tinggi,
Banyak sel darah putih & protein
Kadar gula normal.
 Elektroensefalografi (EEG)
 CT Scan dan MRI
 Biopsi otak
 Pemeriksaan darah
Pemeriksaan serologis ukur kadar antibodi terhadap virus.
Plain CT Scan - HIV encephalitis.
Bilateral and symmetric diffuse hypodensity in the periventricular
white matter without any mass effect.
Tatalaksana
 Untuk virus CMV
Asiklovir
5mg/kgBB 2 kali sehari parenteral selama 14-21 hari,
selanjutnya 5mg/kgBB sekali sehari dianjurkan sampai
CD4>100 sel/ml
Diazepam 10-20 mg iv untuk mengatasi kejang
Manitol 20% untuk anti udem serebri.

 ART
LEUKOENSEFALITIS MULTIFOKAL PROGRESIF

 Penyakit demielinisasi
 Papovirus JC (70% populasinya ada di tubuh manusia)
 Tidak ada penampakan patognomonik,
Perubahan status mental yang parah
 CT scan  lesi berwarna putih pada parenkim otak
 Tidak ada pengobatan yang menyembuhkan
ART  tidak mengalami perbaikan secara neurologi.
Hanya mengurangi gejala
ENSEFALITIS TOKSOPLASMOSIS
 Parasit Toxoplasma gondii,
 Di tanah yang tercemar oleh tinja kucing dan kadang
pada daging mentah atau kurang matang.
 Kontaminasi makanan
 Kontak langsung dengan feses kucing.
 Transplasental, transfusi darah, dan transplantasi
GEJALA DAN TANDA
Demam, sakit kepala berat, lemah pada satu sisi tubuh, kejang,
kelesuan, kebingungan yang meningkat, masalah penglihatan,
pusing, masalah berbicara dan berjalan, muntah dan perubahan
kepribadian. Tidak semua pasien menunjukkan tanda infeksi.
Gejala berat : penurunan kesadaran.

PEM.PENUNJANG
 Pemeriksaan Serologi
 Pemeriksaan cairan serebrospinal
 Pemeriksaan Polymerase chain reaction (PCR)
 CT scan

Fokal edema dengan bercak-bercak hiperdens multiple disertai


dan biasanya ditemukan lesi berbentuk cincin atau penyengatan
homogen.
 Biopsi otak
tatalaksana
 Kombinasi pirimetamin dan sulfadiazin.
Dosis normal obat ini :
50-75mg pirimetamin
2-4g sulfadiazin per hari.
MENINGITIS KRIPTOKOKUS
 Jamur Cryptococcus neoformans
 Di tanah dan tinja burung

TANDA DAN GEJALA


 Gejala
demam, kelelahan, leher pegal, sakit kepala, mual dan muntah,
kebingungan, penglihatan kabur, kepekaan pada cahaya terang.
 Tanda
Meningismus, kuduk kaku,
Kejang dan defisit neurologik fokal sering timbul
 Pemeriksaan Penunjang
Tes ‘CRAG’
Pewarnaan tinta India (70% positif.
LCS
Kultur darah dan urin (+)

 Penatalaksanaan
Flukonazol
Amfoterisin B dan kapsul flusitosin.
ART sering ditunda hingga terapi awal untuk infeksi sudah
diselesaikan

 Pencegahan
Flukonazol saat jumlah CD4 di bawah 50/mcl
KESIMPULAN
 31-60% pasien AIDS memiliki kelainan neurologis.
 Infeksi yang mengenai SSP pada AIDS ada dua jenis yaitu infeksi opportunis
sekunder atas imunosupresi yang diinduksi oleh hilangnya imunitas sel-T,
dan infeksi HIV langsung (kompleks dementia AIDS)
 Infeksi oportunistik  akibat penurunan kekebalan tubuh pada penderita
HIV/AIDS
 Pengobatan untuk infeksi oportunistik bergantung pada penyakit infeksi
yang ditimbulkan.
 Pengobatan dengan menggunakan immune restoring agents, diharapkan
d memperbaiki fungsi sel limfosit,
 Penatalaksanaan HIV/AIDS bersifat menyeluruh terdiri dari pengobatan,
perawatan/rehabilitasi dan edukasi.
 Pengobatan pada pengidap HIV/penderita AIDS ditujukan terhadap: virus
HIV (obat ART), infeksi opportunistik, kanker sekunder, status kekebalan
tubuh, simptomatis dan suportif.
Referensi
 Aru W. Sudoyo, dkk. HIV/AIDS di Indonesia. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Edisi IV. Jakarta:
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI, 2006
 Sylvia Price dan Lorraine Wilson. Human Immunodeficiency (HIV)/Acquired Immunodeficiency
Sindrome). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Volume 1. Edisi 6. Jakarta: EGC,2006
 Patric Davey. Infeksi HIV dan AIDS. At a Glance Medicine. Jakarta: EMS. 2006
 Profesor.dr.H.Jusf Misbach, dkk. HIV-AIDS Susunan Saraf Pusat. Neurologi. Jakarta: Perhimpunan
Dokter Spesialis Saraf Indonesia 2006.
 Gilroy J. Basic Neurology. Mc Graw-Hill. 3rd edition. New York. 2000 : 482-90.
 Belman Anita L,Maletic-Savatic Mirjana. Human Immunodeficiency Virus  and Acquired
Immunodeficiency Syndrome. In Textbook Clinical Neurology. Goetz. 2003:955-89.
 Harrington Robert. Opportunistic Infection in HIV Disease. Best Practice Medicine. Januari 2003.
 Howard L. Weiner, dkk. AIDS dan system saraf. Buku Saku Neurologi. Jakarta: EGC. 2001
 HIV and Hepatitis. 2008. Di unduh dari http://www.hivandhepatitis.com/recent/2008/09c.html
 HIV insite. 2003. Di unduh dari http://hivinsite.ucsf.edu/InSite?page=kb-04-01-0
 Yayasan Spirita.2009. Neuropati Perifer. Diunduh dari http://spiritia.or.id/hatip/pdf/h01331.pdf
 Yayasan Spirita. 2007. Oleh National institude of Neurological Disorders and Stroke. Diunduh dari
http://www.spirita.or.id
 Yayasan Spirita. Agustus 2010. Meningitis Kriptokokus.
 Di unduh dari http://spiritia.or.id/li/bacali.php?.

You might also like