You are on page 1of 13

1

PENGARUH PROFESIONALISME GURU DAN GAJI


TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

TUGAS

Disusun untuk memenuhi sebagian Tugas Mata Kuliah


Metodologi Penelitian

Oleh :

Kelompok IV

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2011
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada dasarnya terkait dengan berbagai aspek kehidupan

manusia, baik secara individual maupun sosial. Pendidikan tidak sekedar merubah

menjadi pandai atau menjadikan anak manusia terbebas dari kebodohan.

Pendidikan lebih luas dari itu. Dalam gagasan besar pendidikan di negara kita

misalnya adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mewujudkan

manusia Indonesia seutuhnya. Jadi pendidikan mempunyai visi dan misi dan

melibatkan partisipasi dari berbagai pihak, sehingga mampu mewujudkan fungsi

sosial dan ide pencerahan bagi masyarakat agar terdidik dan berkeadaban, untuk

siap manghadapi tantangan globalisasi.

Berdasarkan tujuan pendidikan nasional yaitu mencerdaskan bangsa, maka

sewajarnyalah pendidikan menjadi alat untuk mencerdaskan bangsa. Fungsi

pendidikan nasional adalah sebagai alat untuk membangun kepribadian warga

negara, pengembangan kebudayaan dan moral bangsa Indonesia. Hal ini sesuai

dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2003 bahwa

”Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa”.

Sebagaimana telah dikemukakan di atas, bahwa dalam upaya

meningkatkan mutu pendidikan, aspek utama yang ditentukan adalah kualitas


1
2

guru. Untuk itu, upaya awal yang dilakukan dalam peningkatan Hasil Belajar

adalah kualitas guru. Kualifikasi pendidikan guru sesuai dengan prasyarat

minimal yang ditentukan oleh syarat-syarat seorang guru yang profesional.

Guru profesional yang dimaksud adalah guru yang berkualitas,

berkompetensi, dan guru yang dikehendaki untuk mendatangkan prestasi belajar

serta mampu mempengaruhi proses belajar mengajar siswa yang nantinya akan

menghasilkan mutu penididikan yang baik.

Tiga pilar utama yang menunjukkan bahwa guru telah bekerja secara

profesional dalam melaksanakan tugas kependidikan adalah :

1. Menguasai materi pembelajaran

2. Profesional dalam meyampaikan materi pembelajaran kepada siswa

3. Berkepribadian matang

Tiga pilar tersebut saling terkait dan mendukung satu sama lain untuk

mendukung kinerja pembelajaran. Seiring dengan berjalannya waktu, kemampuan

guru dalam penguasaan materi pembelajaran, penyampaian materi pembelajaran,

dan kepribadiannya diharapkan semakin meningkat, sehingga mampu

membangun suasana pembelajaran yang produktif, kreatif dan inovatif, yakni

suatu pembelajaran yang mampu meningkatkan prestasi belajar siswa guna

peningkatan mutu pendidikan.

Menurut Danim (2002:23) “Profesionalisme dapat diartikan sebagai


komitmen para anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuan
profesionalnya dan terus menerus mengembangkan strategi-strategi yang
digunakannya dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya
itu”
3

Untuk itu seorang guru profesional perlu sekali untuk selalu mengikuti

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berpengaruh terhadap pendidikan

sehingga apa yang disampaikan kepada siswa mampu diserap dengan baik.

Selain mengedepankan kepentingan anak didiknya, seorang guru juga

memiliki hak yang mesti diperhatikan salah satu diantaranya adalah memperoleh

penghasilan kebutuhan hidup dan kesejahteraan sosial yaitu berupa gaji perbulan

karena sebagian besar kesejahteraan guru itu minimal, semisal gaji yang tidak

cukup atau gaji yang minim.

Tuntutan hidup pada kondisi kini menyebabkan para guru harus bekerja

keras untuk melakukan sesuatu yang bersifat halal, sesuatu yang harus dilakukan

untuk dapat mengatas kebutuhan hidup anak dan keluarganya. Sehingga tidak

aneh rasanya ada guru yang berprofesi ganda, pada pagi menjelang siang hari

berkumpul ditengah-tengah anak didiknya, bersenda gurau dan bercengkerama

bersama rekan guru. Tetapi bila waktu tugas wajib berakhir, maka terlihat sang

guru bercengkerama bersama para tukang ojek, kuli bangunan, pedagang pasar,

dan profesinya lainnya. Hal ini membuktikan bahwa guru masih memerlukan

biaya yang cukup untuk dapat memenuhi kebutuhan keluargnya.

Hal diatas tentu tidak mendukung upaya guru untuk meningkatkan

kemampuannya dalam mendidik siswa. Dimana seharusnya guru dapat

meningkatkan kemampuannya dengan membeli buku dan mengikuti pelatihan-

pelatihan peningkatan kemampuan guru dalam mendidik siswa. Akibat lain dari

pendapatan yang kecil waktu yang seharusnya bisa digunakan untuk

mengembangkan ilmunya banyak di manfaatkan untuk mencari penghasilan


4

tambahan dan karena gaji yang minim maka kondisi materialnya tertinggal dari

yang lain.

Melihat wacana di atas, sangat terlihat bahwa profesionalisme guru dan

gaji guru dapat berpengaruh terhadap mutu pendidkan. Atas dasar wacana yang

ada di lapangan, maka penulis ingin membuktikan apakah persepsi yang ada di

kalangan masyarakat mengenai hubungan gaji dan profesionalisme guru itu

terhadap Hasil Belajar itu benar atau sebaliknya, dengan melakukan suatu

penelitian.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian mengenai “PENGARUH PROFESIONALISME DAN

GAJI GURU TERHADAP MUTU PENDIDIKAN”.

B. Pembatasan Masalah

Permasalahan yang muncul di sekolah-sekolah , maka dilakukan

pembatasan masalah sebagai berikut :

1. Penelitian ini membahas :

a. Profesionalisme guru yang memiliki kompetensi, guru yang berkualitas

yang dapat mempengaruhi mutu pendidikan. Kompetensi guru yang akan

diteliti dalam penelitian ini dibatasi ke dalam empat kategori, yakni;

merencanakan program belajar mengajar, menguasai bahan pelajaran,

melaksanakan dan memimpin atau mengelola proses belajar mengajar,

serta menilai kemajuan proses belajar mengajar.


5

b. Gaji guru yang dimaksud adalah terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan

pokok guru diukur dengan penerimaan penghasilan guru baik dari sekolah

maupun di luar sekolah.

c. Hasil Belajar yang dimaksud adalah kemampuan siswa yang diperoleh

dari penilaian aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang dapat dilihat

dari hasil belajar siswa.

C Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka masalah dalam penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara variabel profesionalisme

terhadap mutu pendidikan

2. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara variabel gaji terhadap Hasil

Belajar

3. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara variabel profesionalisme dan

gaji terhadap mutu pendidikan?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang dicapai dalam penelitian ini meliputi

1. Untuk mengetahui pengaruh variabel profesionalisme terhadap

mutu pendidikan.

2. Untuk mengetahui pengaruh variabel gaji terhadap mutu

pendidikan.
6

3. Untuk mengetahui pengaruh variabel profesionalisme dan gaji

terhadap mutu pendidikan.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

a. Sebagai bahan referensi yang dapat digunakan untuk memperoleh

gambaran mengenai ada tidaknya pengaruh profesionalisme dan gaji

terhadap mutu pendidikan

b. Sebagai gambaran yang jelas dan nyata menyangkut mutu pendidikan,

bagaimana profesionalime dan gaji bisa mempengaruhinya

c. Sebagai bahan acuan bagi pihak lain atau menentukan peneliti lain yang

menyangkut masalah yang sama atau terkait


BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1. Uraian Teori

2.1.1. Pengertian Profesionalisme Guru

Istilah profesionalisme berasal dari profession. Dalam Kamus Inggris

Indonesia, profession berarti pekerjaan. Arifin dalam buku Kapita Selekta

Pendidikan mengemukakan bahwa profession mengandung arti yang sama dengan

kata occupation atau pekerjaan yang memerlukan keahlian yang diperoleh melalui

pendidikan atau latihan khusus.

Profesional adalah orang yang menyandang suatu jabatan atau pekerjaan

yang dilakukan dengan keahlian dan keterampilan yang tinggi dan tanggung

jawab. Hal ini juga pengaruh terhadap penampilan atau performance seseorang

dalam melakukan pekerjaan pada profesinya. Selanjutnya Jarvis dalam Sagala

(2006:198) profesional dapat diartikan bahwa seorang yang melakukan tugas

profesi juga sebagai ahli lexpert) apa bila dia secara spesifik memperolehnya dari

belajar. Profesional berarti melakukan sesuatu sebagai pekeqaan pokok sebagai

profesi dan bukan sebagai pengisi waktu luang atau sebagai hobby belaka, karena

membutuhkan keahlian. Dengan demikian, seorang guru dikatakan profesional

bila guru tersebut memiliki kualitas mengajar, mendidik, melatih yang tinggi, dan

melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab.

Profesional dapat berkembang menjadi jabatan profesionalisme.

Profesionalisme merupakan sikap dari seorang profesional lanwar dan Sagala,

2006;101). Profesionalisme merupakan komitmen para anggota suatu profesi


7
8

untuk meningkatkan kemampuannya secara terus menerus dan memiliki sistem

budaya yang mampu memberikan pelayanan yang memuaskan bagi yang dilayani

Sejalan dengan itu Hasan (1990;13) mengatakan sikap profesional

merupakan bagian dari profesionalisme. Profesionalisme itu sendiri terdiri atas

pengetahuan, pemahaman mengenai sikap terhadap profesi dan unjuk kerja

profesi. Ketiganya diperoleh melalui pendidikan profesi tersebut. Sikap

profesional ini mulai terbentuk selama yang bersangkutan mengikuti pendidikan

profesionalnya. Sikap dinyatakan dalam bentuk rasa senang terhadap pekerjaan

yang dituntut oleh profesi itu.

2.1.1.1. Kriteria Guru Profesional

Menjadi seorang guru bukanlah pekerjaan yang gampang, seperti yang

dibayangkan sebagian orang, dengan bermodal penguasaan materi dan

menyampaikannya kepada siswa sudah cukup, hal ini belumlah dapat dikategori

sebagai guru yang memiliki pekerjaan profesional, karena guru yang profesional,

mereka harus memiliki berbagai keterampilan, kemampuan khusus, mencintai

pekerjaannya, menjaga kode etik guru, dan lain sebagainya.

Profesional mempunyai ciri-ciri yaitu: 1) memiliki suatu keahlian yang

khusus, 2) merupakan suatu panggilan hidup, 3) memiliki teori-teori yang baku, 4)

mengabdikan diri untuk masyarakat bukan untuk diri sendiri, 5) dilengkapi

dengan kecakapan diagnostik dan, 6) memiliki otonomi dalam melaksanakan

pekerjaannya, 7) mempunyai kode etik, 8) mempunyai klien yang jelas, 9)

mempunyai organisasi profesi yang kuat, dan 10) mempunyai hubungan dengan

profesi pada bidang-bidang lain (Tilaar:2000)


9

Guru yang terjamin kualitasnya diyakini mampu melaksanakan tugas dan

fungsinya dengan baik. Penjaminan mutu pertu dilakukan dari waktu ke waktu

demi terselenggaranya pembelajaran yang bermakna. Guru yang bermutu niscaya

mampu melaksanakan pendidikan, pengajaran dan pelatihan yang efektif dan

efisien. Guru yang profesional diyakini mampu memoiivasi siswa untuk

mengoptimalkan potensinya, dalam kerangka pencapaian standar pendidikan yang

ditetapkan.

2.1.1.2. Indikator Guru Profesional

Sebagai seorang profesional, guru harus memiliki kompetensi keguruan

yang memadai. Seorang guru dikatakan kompeten bila mampu menerapkan

sejumlah konsep, azas kerja, dan teknik dalam situasi kerjanya, manipu

mendemonstrasikan keterampilannya yang dapat menghandle lingkungan

kerjanya dan dapat menata seluruh pengalamannya untuk meningkatkan efisiensi

kerjanya, dan dapat menata seluruh pengalamannya untuk meningkatkan efisiensi

kerjanya (PLPG; 2008, 27).

Selanjutnya pendapat Rochman Natawijaya (2002:3) pengembangan

kompetensi profesional guru dibagi pada tiga kemampuan dasar yaitu kemampuan

profesional, kemampuan sosial, dan kemampaan personal.

1) Kemampuan profesional mencakup: a) penguasaan materi

pelajaran yang terdiri atas penguasaan bahan yang haras di ajarkan, konsep-

konsep dasar keilmuan yang diajarkan, b) penguasaan dan penghayatan atas

landasan dan wawasan kependidikan sebagai guru, c) peoguasaan proses-

proses pendidikan, kegucuan dan pembelajaran siswa.


10

2) Kemampuan sosial mencakup kemampuan untuk

menyesuaikan diri kepada tuntutan keaadan lingkungan sekitarnya pada

waktu membawakan tugasnya sebagai guru.

3) Kemampuan personal (pribadi) mencakup: a) penampilan

sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya beserta unsur-unsurnya, b)

pemahaman, penghayatan dan penampilan nilai-nilai yang seyoyanya dianut

oleh seorang guru, c) penampilan upaya sebagai panutan dan teladan bagi

para siswa, suatu usaha atau tindakan untuk mencapai hasil yang menjadi

target

Dalam penelitian ini, setelah penulis mengemukakan teori mengenai


profesionalisme guru, maka selanjutnya untuk lebih memudahkan proses
penelitian, dibawah ini penulis mencantumkan indikator guru profesional yang
akan diteliti dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut:
11
12

You might also like