You are on page 1of 80

STUDI DESKRIPTIF

TENTANG PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH


SEBAGAI SUMBER BELAJAR DAN HUBUNGANNYA
DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA
SEKOLAH DASAR PANGUDI LUHUR BERNARDUS
SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2004/2005

SKRIPSI

Diajukan dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata-1

Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
Nama : SUSANA HERMININGSIH
NIM : 1401901088
Jurusan : PSD

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2005
PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan

Pendidikan Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri

Semarang

Pada hari : Sabtu

Tanggal : 27 Agustus 2005

Panitia Ujian Skripsi

Ketua Sekretaris

Drs. Siswanto, MM Drs. Zoendindharto BDH.


NIP: 130515769 NIP. 130345749

Penguji I Penguji II Penguji III

Drs. Sukardi, M.Pd. Drs. Haryanto Drs. Kustiono, M.Pd


NIP. 131672923 NIP. 131469642 NIP. 132050301

ii
PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-

benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain,

baik sebagian atau seluruhnya.

Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini

dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, Agustus 2005

Yang Membuat Pernyataan

Susana Herminingsih
NIM 1401901088

iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Buku adalah jendela dunia.

Dengan membaca dunia bisa kita kuasai.

Kupersembahkan kepada :

Suamiku Yusup Seno Tavip SM

Anakku Odilia Larasati H.

Orang Tua & Adik-adikku

Rekan-rekan Sejawat

iv
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Mahaesa, atas segala

limpahan kasih, karunia dan penyertaanNya selama penulis

menyusun dan menyelesaikan skripsi yang berjudul Pemanfaatan

Perpustakaan Sebagai Sumber Belajar Siswa Sekolah Dasar Pangudi

Luhur Bernardus Semarang tahun 2004/2005

Pada kesempatan ini menghaturkan terima


kasih yang tak terhingga kepada semua pihak
yang telah membantu penulis dalam menyusun
dan menyelesaikan skripsi ini, baik secara
langsung maupun tidak secara langsung. Ucapan
terima kasih secara khusus penulis haturkan
kepada yang terhormat :
1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberi ijin dan sarana dalam menyusun

skripsi ini.

2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Univeristas Negeri Semarang

yang telah memberi pengarahan dan dorongan kepada penulis.

3. Bapak Drs. Zoedindarto Boedihartono selaku Ketua Jurusan

Pendidikan Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan dukungan

dan dorongan dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Haryanto selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak

Drs. Kustiono, M.Pd. yang telah membimbing dengan penuh

v
kesabaran, ketelitian dan ketekunan dalam memberikan

bimbingan.

5. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan pengetahuan

sebagai bekal dalam menyusun skripsi ini hingga selesai.

6. Koordinator TK-SD PL Bernardus Semarang yang telah

menerima dan meberikan ijin serta petunjuk dalam

melaksanakan penelitian.

7. Kepala Sekolah dan rekan-rekan guru TK-SD PL Bernardus

yang telah memberi dukungan, dorongan serta membantu

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Semua pihak yang telah membantu secara langsung maupun

tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga Allah yang Mahamurah dan Mahabaik senantiasa memberikan rahmat dan karuniaNya

yang berlimpah kepada kita semua. Dalam hal ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih

kepada semua pihak yang telah memberikan tegur sapa, kritik dan saran yang membangun

sehingga skripsi ini dapat lebih sempurna.

Penulis

vi
ABSTRAK

Herminingsih, Susana, 2005, Studi Deskriptif Tentang Pemanfaatan


Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar dan Hubungannya
dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas V Sekolah Dasar Pangudi Luhur
Bernardus Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005. Skripsi Jurusan
Pendidikan Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Semarang. Pembimbing I: Drs. Haryanto, Pembimbing II: Drs. Kustiono,
M.Pd.
Kata kunci : pemanfaatan, perpustakaan, sumber belajar

Penelitian ini diadakan dengan latar belakang bahwa perpustakaan


sekolah mempunyai peranan yang penting dalam penyelenggaraan kegiatan
belajar mengajar dan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui tingkat pemanfaatan
perpustakaan sebagai sumber belajar oleh siswa Sekolah Dasar Pangudi Luhur
Bernardus, ingin mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam pemanfaatan
perpustakaan sebagai sumber belajar dan ingin mengetahui hubungan
pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar dengan prestasi belajar siswa.
Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian digunakan
metode observasi, angket, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisa data yang
digunakan dalam penelitian ini dapat dibedakan dalam dua jenis menurut data
yang diperoleh yaitu secara kualitatif dan kuantitatif. Secara kualitatif meliputi
kegiatan reduksi data, klasifikasi data, penyajian data dan penarikan simpulan.
Analisa secara kuantitatif menggunakan deskripsi persentase dan korelasi
Product Moment dengan metode Pearson.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa Sekolah Dasar Pangudi Luhur
Bernardus Semarang telah memanfaatkan perpustakaan dengan baik. Hal ini
dibuktikan dengan hasil penelitian yaitu pemanfaatan perpustakaan oleh siswa
sebagai sumber belajar sebesar 69,4% termasuk dalam katagori baik. Kendala
yang dihadapi dalam pemanfaatan perpustakaan yaitu: belum tersedianya tenaga
khusus perpustakaan, belum tersedianya ruangan yang memadai untuk
perpustakaan, kurangnya koleksi buku pelajaran, dan penataan koleksi kurang
sistematis sehingga menyulitkan dalam pencarian buku.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa siswa Sekolah
Dasar Pangudi Luhur Bernardus Semarang telah memanfaatkan perpustakaan
dengan baik, pemanfaatan perpustakaan masih mengalami kendala-kendala dan
pemanfaatan perpustakaan mempunyaaai hubungan yang signifikan dengan
prestasi belajar siswa.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka diperlukan kesadaran dan
perhatian lembaga dan pengelola perpustakaan untuk meningkatkan fasilitas,
koleksi dan pelayanan. Diperlukan kesadaran dan perhatian pula oleh siswa
untuk meningkatkan pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar.

vii
DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Judul ..……………………………………………………. i
Abstrak ………………………………………………………………… ii
Halaman Pengesahan ...……………………………………………. iv
Halaman Pernyataan ………………………………………….…… v
Halaman Motto dan Persembahan ……………………………… vi
Kata Pengantar ……………………………………………………… vii
Daftar Isi ……………………………………………………………… ix
Daftar Tabel ……….…………………………………………………. xii
Daftar Lampiran …..……………………………………………….. xiii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ………………………………. 1
B. Rumusan asalah ……………………………………….. 4
C. Tujuan Penelitian ………………………………………. 4
D. Manfaat Penelitian ………………………………………. 5
E. Penegasan Istilah ……………………………………….. 6
F. Sistematika Skripsi ..…………………………………… 8

BAB II STUDI PUSTAKA DAN HIPOTESIS


A. Studi Pustaka ………………………………………..….. 10
1. Pengertian Perpustakaan ……………………..….. 10
2. Jenis-jenis Perpustakaan …..……………………… 16
a. Perpustakaan Umum ……………………..…… 16
b. Perpustakaan Khusus …………………………. 17
c. Perpustakaan Sekolah ………………………… 17
d. Perpustakaan Perguruan Tinggi ………..…… 19

viii
e. Perpustakaan Nasional ……………………….. 20

3. Karakteristik Perpustakaan Ideal ……………….. 20


4. Pengertian Sumber Belajar ………………………. 23
a. Sumber ……………………………………….…… 24
b. Pusat Sumber Belajar ……………………….… 24
c. Belajar Berdasarkan Sumber Belajar ……… 25
5. Fungsi dan Penggunaan Pusat Sumber Belajar .. 25
a. Pengembangan Kurikulum …………………… 25
b. Pengembangan Sistem Instruksional ….…. 26
c. Pelayanan Teknologi Pendidikan …………..… 27
d. Produksi Perangkat Keras/Media Pendidikan
27
e. Pembinaan Administrasi Media Pendidikan
28
6. Keterkaitan Belajar dengan Sumber Belajar
Perpustakaan …………………………………….…. 32
7. Hipotesis ……………………….…………………………. 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Populasi dan Sampel Penelitian …………………….. 39
B. Variabel Penelitian ……………………………………… 41
C. Alat Pengumpul Data ………………………………….. 42
a. Observasi …………………………………………….. 43
b. Angket ……………………………………………….... 45
c. Wawancara …………………………………………… 46
d. Dokumentasi …………………………………..……. 48
D. Pemeriksaan Keabsahan Data ……………….……… 49

ix
E. Teknik Analisa Data ……………………………………. 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Penyajian Data ……………………..…………………… 54
1. Kedatangan Siswa di Perpustakaan ……………. 54
2. Peminjaman Buku …………………………………. 56
3. Fasilitas Perpustakaan ……………………………. 57
4. Koleksi Perpustakaan …………………………….. 58
5. Pemanfaatan Perpustakaan ……………………… 59
6. Prestasi Belajar Siswa …………………………….. 63
Interpretasi …………...…………………………………. 64

1. Kedatangan Siswa di Perpustakaan ………….… 64

2. Peminjaman Buku …………………………………. 66


Pembahasan ……………………………………………… 67
Pemanfaatan Perpustakaan ……………………... 67
Kendala-Kendala Yang Mempengaruhi

Pemanfaatan Perpustakaan ……………………… 67


Hubungan Antara Pemanfaatan Perpustakaan

dengan Prestasi Belajar …………………………… 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Simpulan … ………………………………………………. 72
B. Saran ……………………………………………………… 72

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran
1. Kisi-kisi Angket Pemanfaatan Perpustakaan Sebagai

Sumber Belajar

2. Angket Pemanfaatan Perpustakaan Sebagai Sumber

Belajar

3. Panduan Wawancara Petugas Perpustakaan

4. Panduan Wawancara Guru Kelas

5. Panduan Wawancara Siswa

6. Lembar Observasi Koleksi Perpustakaan

7. Lembar Observasi Fasilitas Perpustakaan

8. Lembar Observasi Siswa Yang Berkunjung

9. Lembar Observasi Administrasi Perpustakaan

10. Daftar Nilai Kelas V A

11. Daftar Nilai Kelas V B

12. Daftar Nilai Kelas V C

13. Daftar Nilai Kelas V D

DAFTAR TABEL

xi
Tabel Halaman
4.1 Jumlah Kunjungan ke Perpustakaan ….………..… 55

4.2 Jumlah Pinjaman Buku …………………….……..…. 56

4.3 Fasilitas Perpustakaan ……………………….……….. 57


4.4 Koleksi Perpustakaan …………………………………. 58

4.5 Skor Angket …………………………………………...… 59

4.6 Persiapan Uji Validitas ………………………………... 60

4.7 Persiapan Uji Reliabilitas …………………………….. 61

4.8 Nilai Rata-rata Siswa Semester 2 Tahun 2004/2005 64

4.9 Persentase Kunjungan Siswa …………………….….. 65


4.10 Persentase Pinjaman Buku ……………………….... 66
4.11 Tabel Persiapan Analisis Data …………………….... 70

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pembangunan Indonesia di bidang pendidikan dewasa ini dapat dilihat

dari peningkatan sistem pelaksanaan pendidikan yang diusahakan dari waktu

ke waktu. Seperti tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menggariskan

bahwa pembangunan di bidang pendidikan adalah upaya mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan

untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab (Depdiknas, UU No. 20 Th. 2003:pasal

3).

Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28c ayat 1 dan 2

disebutkan bahwa: setiap orang berhak mengembangkan diri melalui

pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan

memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya,

demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia

(Gayo,2003:14).

Peningkatan mutu pendidikan menjadi kewajiban semua pihak yang

terlibat dalam bidang pendidikan. Salah satu usaha dalam peningkatan mutu

pendidikan adalah penyediaan perpustakaan sebagai sumber belajar yang

dapat memberikan fasilitas belajar.

xiii
Pengajaran merupakan suatu sistem yang mempunyai komponen yang saling terkait untuk mencapai suatu tujuan. Salah
satu komponen dari sistem pengajaran adalah sumber belajar yang dapat dipergunakan dalam proses kegiatan belajar
mengajar (Syah, 2000:249). Kegiatan belajar mengajar memerlukan interaksi dengan sumber belajar. Agar diperoleh
hasil yang maksimal dengan tingkat interaksi yang tinggi, maka proses interaksi perlu dikembangkan secara sistematik.
Pengembangan proses interaksi dengan sumber belajar adalah merupakan suatu aktivitas dalam memanfaatkan sumber
belajar. Aktivitas yang tinggi hendaknya memanfaatkan sumber belajar yang tersedia secara optimal terutama sumber
belajar perpustakaan.

Perpustakaan diharapkan dapat

menunjang kelancaran proses belajar

mengajar sehingga tujuan yang ditetapkan

dapat tercapai. Pencapaian tujuan ini untuk

pengembangan pribadi siswa baik dalam

mendidik diri sendiri secara

berkesinambungan dalam memecahkan

segala masalah, mempertinggi sikap sosial

dan menciptakan masyarakat yang

demokratis.
Keberadaan perpustakaan di Sekolah Dasar sangat penting artinya

karena kegiatan mengajar di kelas pada umumnya bersifat terbatas dan

kurang tuntas bahkan seringkali baru merupakan penggerak bagi

perkembangan pelajaran siswa.

xiv
Salah satu usaha untuk mengatasi keterbatasan kegiatan belajar

mengajar adalah dengan menyediakan informasi yang mudah diperoleh siswa.

Penyediaan informasi ini berupa buku-buku yang menunjang pencapaian

hasil belajar. Hal ini karena buku yang dimiliki oleh siswa sebagai sumber

pengembangan ilmu pengetahuan yang dibutuhkan dalam studinya masih

tergolong minim sekali. Berdasarkan hasil pengamatan secara sekilas, banyak

siswa yang kurang membaca buku-buku pendukung sehingga jika siswa

mendapatkan kosa kata di luar kegiatan belajar mengajar di kelas, mereka

kurang memiliki kemampuan seperti yang diharapkan. Untuk mengatasi hal

tersebut diperlukan usaha peningkatan aktivitas siswa yakni memanfaatkan

perpustakaan sebagai sumber belajar. Berdasarkan kenyataan yang ada

menunjukkan bahwa tidak semua siswa telah memanfaatkan perpustakaan

dengan baik sebagai sumber belajar.

Berdasarkan alasan tersebut maka penulis mengangkat judul skripsi: Studi Deskriptif

Tentang Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar dan Hubungannya

dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas V Sekolah Dasar Pangudi Luhur Bernardus Semarang

Tahun Pelajaran 2004/2005.

B. RUMUSAN MASALAH

Bertitik tolak dari hal-hal tersebut di

atas, maka rumusan permasalahan yang

perlu dikaji adalah:


1. Seberapa besar tingkat pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar siswa

kelas V Sekolah Dasar Pangudi Luhur Bernardus Semarang tahun pelajaran 2004/2005?

xv
2. Kendala apakah yang mempengaruhi pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai

sumber belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Pangudi Luhur Bernardus Semarang tahun

pelajaran 2004/2005?

3. Adakah hubungan antara pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar dengan

prestasi belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Pangudi Luhur Bernardus Semarang tahun

pelajaran 2004/2005?

C. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan:


1. Ingin mengetahui tingkat pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar siswa

kelas V Sekolah Dasar Pangudi Luhur Bernardus Semarang tahun pelajaran 2004/2005.

2. Ingin mengetahui kendala yang mempengaruhi pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber

belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Pangudi Luhur Bernardus Semarang tahun pelajaran

2004/2005.

3. Ingin mengetahui hubungan pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar dengan

prestasi belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Pangudi Luhur Bernardus Semarang tahun

pelajaran 2004/2005.

D. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah agar dapat

memberikan informasi kepada siswa tentang pemanfaatan perpustakaan dan

hubungannya dengan prestasi belajar sehingga memahami dan mengerti

pentingnya perpustakaan dan pada akhirnya tumbuh kesadaran pada diri

siswa untuk memanfaatkan perpustakaan dengan baik.

xvi
Secara teoritik, penelitian ini dapat meningkatkan motivasi siswa

untuk mengembangkan ilmu pengetahuan sesuai dengan kemampuannya.

Secara praktis, dapat memupuk dan membawa rasa percaya diri siswa

dan berjiwa mandiri bagi siswa untuk memanfaatkan perpustakaan sebagai

sumber belajar. Secara operasional, hasil penelitian ini dapat memberikan

informasi kepada pengelola perpustakaan dengan data-data yang

mempengaruhi pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar. Dengan

demikian, perpustakaan menjadi penunjang pengembangan akademik siswa

apabila dikelola dan dimanfaatkan secara optimal.

E. PENEGASAN ISTILAH
Untuk memperjelas permasalahan dan pencapaian hasil sesuai yang

diinginkan dalam penulisan ini, maka penulis perlu memberikan penjelasan

tentang arti atau makna dari beberapa kata atau istilah yang tercantum dalam

judul skripsi ini yang bertujuan untuk menghindari adanya perbedaan

penafsiran atas istilah-istilah yang dipakai dalam skripsi ini.

Beberapa istilah yang perlu mendapatkan penjelasan antara lain:

1. Studi deskriptif terdiri dari dua kata, yaitu studi dan deskriptif. Studi

berasal dari kata study (Inggris) yang berarti “belajar, mempelajari,

memikirkan, penyelidikan” (Echols dan Shadily, 1996:563), sedangkan

menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, studi berarti “kajian, telaah,

penelitian, penyelidikan ilmiah” (2002:860). Deskriptif berarti “bersifat

deskripsi, bersifat menggambarkan apa adanya” (Kamus Besar Bahasa

Indonesia, 2002:258). Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan

bahwa studi deskriptif adalah suatu kegiatan atau aktivitas penyelidikan

ilmiah yang dilakukan untuk menggambarkan suatu keadaan sesuai

adanya.

xvii
2. Pemanfaatan berasal dari kata manfaat yang berarti guna atau faedah.

Sedangkan pemanfaatan sendiri memiliki makna yakni adalah proses atau

cara untuk mendapatkan hasil (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1988).

Pemanfaatan dalam penelitian ini lebih ditekankan pada hasil yang dicapai

dengan mempergunakan secara optimal sarana yang ada.

3. Perpustakaan berasal dari kata pustaka yang berarti buku atau kitab atau

naskah kemudian mendapat awalan per dan akhiran an, sehingga

mempunyai arti tempat kumpulan bahan pustaka (Soeatminah, 1992:32).

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan perpustakaan, selain sebagai

tempat kumpulan buku-buku juga ruang yang digunakan sebagai

penunjang penggunaan perpustakaan tersebut.

4. Sumber Belajar adalah asal suatu proses yang ditandai dengan adanya

perubahan pada diri seseorang (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1988).

Dalam penelitian ini sumber belajar harus diusahakan untuk didekati dan

ditemukan.

5. Prestasi Belajar menunjukkan pada suatu hasil belajar yang dicapai pada

akhir proses belajar (Dimyati dan Mudjiono, 1993:3). Hasil belajar yang

dicapai siswa merupakan hasil interaksi antara tindak belajar dan tindak

mengajar. Kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui hasil belajar sering

disebut kegiatan evaluasi. Melalui kegiatan evaluasi inilah hasil belajar

yang dicapai diwujudkan dalam bentuk angka dengan menggunakan

kaidah-kaidah yang berlaku. Jadi prestasi belajar yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah penguasaan pengetahuan dan ketrampilan yang

dicapai pada akhir kegiatan belajar dan mengajar yang diwujudkan dalam

bentuk angka.

6. Siswa Sekolah Dasar Pangudi Luhur Bernardus Semarang tahun

2004/2005 adalah populasi yang dijadikan subyek dalam penelitian ini.

xviii
F. SISTIMATIKA SKRIPSI

Sistematika skripsi disusun dengan tujuan agar masalah dapat

dibahas dengan runtut dan terarah. Secara garis besar sistematika dalam

skripsi adalah:

1. Bagian Pendahuluan

Terdiri dari halaman judul, halaman logo, halaman pengesahan

pembimbing, halaman pengesahan kelulusan, halaman motto dan

persembahan, prakata, abstraksi, daftar isi, daftar tabel, dan daftar

lampiran.

2. Bagian Isi, terdiri dari 5 (lima) bab yaitu:

Bab I: Pendahuluan

Berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan,

manfaat, penegasan istilah, dan sistematika skripsi.

Bab II: Studi Pustaka dan Hipotesis

Studi Pustaka berisi tinjauan teori-teori tentang pengertian

perpustakaan, jenis-jenis perpustakaan, karakteristik

perpustakaan ideal, pengertian tentang sumber belajar, fungsi

dan penggunaan pusat sumber belajar bagi pembelajaran,

keterkaitan belajar dengan sumber belajar perpustakaan dan

hipotesis.

Bab III: Metodologi Penelitian

Terdiri dari populasi & sampel, variable penelitian, alat

pengumpul data, pemeriksaan keabsahan data serta teknik

analisa data.

Bab IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan

xix
Hasil penelitian merupakan temuan dari kegiatan penelitian,

sedang pembahasan merupakan analisa terhadap penelitian.

Bab V: Kesimpulan dan Saran

Merupakan bagian penutup yang berisi kesimpulan hasil

penelitian dan saran-saran.

3. Bagian Penutup

Adalah merupakan bagian-bagian akhir dari sistematika skripsi berisi

daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

xx
BAB II

STUDI PUSTAKA DAN HIPOTESIS

STUDI PUSTAKA

Pengertian Perpustakaan

Wiranto (2004:1) menyatakan: “Perpustakaan merupakan satu-

satunya pranata ciptaan manusia tempat manusia dapat menemukan

kembali informasi yang permanen secara luas ruang lingkupnya”

Setiap perpustakaan memiliki sejarah masing-masing, sejak jaman dulu sampai sekarang tujuan perpustakaan selalu
identik dengan tujuan masyarakat. Hal ini terjadi karena perpustakaan merupakan hasil ciptaan masyarakat, bukan
sebaliknya. Karena perpustakaan diciptakan oleh masyarakat, maka masyarakat selalu berusaha untuk memeliharanya.
Gangguan terhadap perpustakaan lebih banyak berasal dari luar perpustakaan, misalnya dari revolusi, gejolak politik
maupun pertentangan agama. Sepanjang sejarah selalu ada usaha untuk menghancurkan buku dan koleksi yang disimpan
di perpustakaan, sebaliknya pula ada masyarakat yang berusahan mengamankan perpustakaan. Berdasarkan sejarah,
pengamanan perpustakaan secara fisik dilakukan dengan menempatkan perpustakaan di bagian yang aman pada kuil
atau istana, karena kuil dan istana merupakan bangunan fisik yang kokoh.
Meskipun tidak semua anggota masyarakat meng-gunakan perpustakaan, masyarakat menyadari bahwa perpustakaan
mempunyai efek sosial, ekonomi, politik dan edukatif. Sebagai sebuah institusi yang berfungsi sebagai lembaga edukatif,
perpustakaan merupakan salah satu perangkat penyelenggaraan pendidikan yang berdaya upaya ikut serta mencerdaskan
kehidupan bangsa. Perpustakaan menyediakan bahanbahan pustaka sebagai sumber belajar dan sumber informasi, baik
tercetak maupun terekam (Wiranto, 2004:1).
Dalam sistem pembelajaran, perpustakaan merupakan salah satu komponen yang saling terkait dengan komponen lainnya
untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. Bahan-bahan yang terdapat dalam perpustakaan tersebut perlu diting-katkan
pendayagunaannya agar kegiatan belajar dapat berjalan lancar dan menghasilkan mutu yang diharapkan. Dengan
demikian, mengenal dan mempergunakan perpus-takaan secara efektif dan efisien merupakan syarat mutlak yang harus
dilakukan oleh siswa. Hal ini perlu karena tidak semua buku referensi yang diperlukan dan dianjurkan dalam menghadapi
proses belajar yang berbasis kompetensi dimiliki oleh siswa, terlebih bagi mereka yang mengalami kesulitan keuangan di
keluarganya.

Pada era globalisasi sekarang ini, hidup itu penuh dengan berbagai

tantangan yang datang silih berganti dan terjadi dalam berbagai segi

kehidupan, baik di bidang sosial, politik, ekonomi, kebudayaan maupun

pendidikan. Semuanya sangat berpengaruh terhadap aspek kehidupan,

sehingga siswa tidak dapat bersikap masa bodoh dalam menghadapinya,

apabila tidak mau tertinggal oleh derap kemajuan terutama di bidang ilmu

pengetahuan, sains dan teknologi.

Soeatminah (2002:32) menegaskan:

“Perpustakaan merupakan lembaga yang menghimpun


pustaka dan menyediakan sarana bagi orang untuk
memanfaatkan koleksi pustaka tersebut. Dalam hal ini

xxi
perpustakaan terdiri dari empat unsur yakni: koleksi pustaka,
pengguna perpustakaan, sarana dan pustakawan”.

Jadi perpustakaan adalah tempat di mana terdapat koleksi pustaka

yang diatur sedemikian rupa untuk keperluan tertentu sesuai dengan

maksud diselenggarakannya pengum-pulan koleksi pustaka tersebut.

Dalam pengertian tersebut di atas menunjukkan bahwa harus ada lima

unsur untuk terpenuhinya syarat sebuah perpustakaan, yakni:

(1) merupakan sebuah lembaga; (2) memiliki koleksi bahan pustaka, baik
yang tercetak maupun yang terekam; (3) ada yang menggunakan koleksi
bahan pustaka; (4) memiliki sarana perpustakaan diantaranya koleksi
bahan pustaka, tempat mengatur bahan pustaka,
pencatatan/administrasi perpustakaan; dan (5) adanya pengelola
perpustakaan yang menguasai di bidang perpustakaan atau pustakawan.

Perpustakaan sebagai lembaga, mengandung pengertian bahwa

suatu perpustakaan harus mempunyai status jelas sebagai lembaga.

Perpustakaan harus mempunyai komponen utama yang mendukung

pelaksanaannya, yaitu koleksi bahan pustaka yang tercetak maupun

terekam. Perpustakaan diadakan untuk melayani para penggunanya, yang

memiliki sarana ruangan/bangunan/gedung, rak tempat koleksi bahan

pustaka, meja, kursi serta perlengkapan administrasinya. Perpustakaan

dikelola oleh petugas perpustakaan yang melaksanakan kegiatan

perpustakaan dengan jalan memberikan pelayanan kepada masyarakat

sesuai dengan tugas lembaga induknya berdasarkan ilmu perpustakaan,

dokumentasi dan informasi yang dimilikinya melalui pendidikan

(Soeatminah, 2002:161).

Sependapat dengan Soeatminah, Mulyani (1983:4)

menyatakan:

xxii
“Perpustakaan merupakan suatu unit kerja yang berupa
tempat untuk mengumpulkan, menyimpan dan memelihara
koleksi bahan pustaka yang dikelola secara sistematis dengan
cara tertentu, untuk digunakan secara terus menerus oleh
penggunanya sebagai sumber informasi”

Memahami pengertian di atas menunjukkan bahwa harus ada lima

unsur dalam suatu perpustakaan, yaitu: (1) merupakan suatu unit kerja;

(2) tempat mengumpulkan, menyimpan dan memelihara koleksi bahan

pustaka; (3) koleksi bahan pustaka tersebut dikelola dan diatur secara

sistematik dengan cara tertentu; (4) dipergunakan secara terus menerus

oleh para penggunanya; dan (5) sebagai sumber informasi.

Perpustakaan merupakan suatu unit kerja, me-ngandung

pengertian bahwa suatu perpustakaan harus mempunyai status yang jelas

sebagai unit kerja. Perpustakaan harus mempunyai komponen utama

yang mendukung pelaksanaannya, yaitu petugas, sarana dan dana.

Petugas perpustakaan merupakan unsur manusiawi yang mengelola

perpustakaan agar dapat berjalan secara dinamis. Unsur sarana

diperlukan untuk menyediakan koleksi bahan pustaka bagi penggunanya,

seperti gedung, ruangan, meja, kursi, rak, almari dan perlengkapan

administrasi perpustakaan. Sedang-kan dana diperlukan untuk

mencukupi seluruh komponen lain dalam perpustakaan.

Tempat mengumpulkan, menyimpan dan memelihara koleksi

bahan pustaka mengandung arti, bahwa ada upaya dari perpustakaan

untuk mengadakan koleksi bahan pustaka dan menyimpan serta

memeliharanya.

Koleksi bahan pustaka tersebut dikelola dan diatur secara

sistematik cengan cara tertentu, mengandung pengertian bahwa harus ada

suatu sistem atau cara tertentu yang digunakan sebagai pedoman untuk

xxiii
mengelola koleksi bahan pustaka tersebut. Sistem yang digunakan untuk

mengatur koleksi bahan pustaka di Indonesia saat ini antara lain

menggunakan sistem DDC (Dewey Decimal Classification) , UDC (Universal

Decimal Clasification) dan LC (library of Congress Classification)

(Soeatminah 2002:68).

Digunakan secara terus menerus oleh penggunanya, mengandung

arti bahwa koleksi bahan pustaka yang telah dikumpulkan dan diatur

secara sistematis dengan menggunakan sistem tertentu tersebut

dimaksudkan agar dapat digunakan secara terus menerus oleh pengguna

perpustakaan.

Sebagai sumber informasi, mengandung pengertian bahwa

penggunaan perpustakaan tersebut jelas, yaitu bahwa untuk

mendapatkan informasi. Koleksi bahan pustaka mengandung informasi

yang sangat berguna bagi peng-gunanya sesuai dengan kebutuhan.

Informasi tersebut dapat diperoleh dengan cara membaca, melihat atau

mendengar sesuai dengan karakteristik bahan pustaka yang diper-

gunakan.

Tugas pokok perpustakaan adalah menghimpun bahan pustaka,

mengolahnya dan merawat serta menyajikannya untuk dapat

dimanfaatkan oleh para penggunanya. Bahan pustaka dapat berupa buku

maupun non buku yang berisi informasi: teori ilmu pengetahuan, gagasan,

pengalaman seseorang atau penemuan baru (Soeatminah 2002:17).

Jenis-Jenis Perpustakaan

Dalam pengertian mengenai perpustakaan di atas telah disebutkan

bahwa perpustakaan terdiri dari empat unsur: koleksi, pemakai, sarana

xxiv
dan pustakawan. Dari keempat unsur tersebut, unsur koleksi dan

pemakai mempunyai hubungan yang sangat erat.

Perpustakaan menurut para ahli diklasifikasikan ke dalam 5 kelompok sebagaimana dikemukakan oleh Soeatminah
(2002:34), sebagai berikut:
Agar perpustakaan dapat dimanfaatkan secara baik oleh para penggunanya, maka perpustakaan dikelompokkan menjadi
lima jenis, yaitu: (1) perpustakaan umum; (2) perpustakaan khusus; (3) perpustakaan sekolah; (4) perpustakaan wilayah;
dan (5) perpustakaan nasional.

Berikut penulis paparkan uraian kelima jenis perpustakaan tersebut:

a. Perpustakaan Umum

Adalah merupakan perpustakaan yang mempunyai fungsi melayani seluruh lapisan masyarakat. Karena setiap
kelompok masyarakat mempunyai kebutuhan dan minat yang berbeda terhadap bahan pustaka, maka
perpusta-kaan umum wajib menghimpun koleksi yang dapat diminati oleh semua kelompok masyarakat
pemakainya.

Salah satu contoh perpustakaan umum adalah Perpustakaan

Wilayah yang berada di setiap propinsi yang berada di bawah naungan

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, mulai tanggal 1 April 1991

Perpustakaan Wilayah berubah menjadi Perpustakaan Daerah yang

bernaung di bawah Perpustakaan Nasional yang statusnya di bawah

Gubernur Kepala Daerah.

b. Perpustakaan Khusus

Mempunyai tugas melayani suatu kelompok masya-rakat

khusus yang memiliki kesamaan dalam kebutuhan dan minat

terhadap bahan pustaka dan informasi. Perpustakaan khusus

dibedakan menjadi tiga macam berdasarkan tiga macam kelompok

masyarakat khusus, yakni: perpustakaan khusus bidang ilmu/profesi,

perpustakaan khusus perkantoran dan perpustakaan khusus

perusahaan.

c. Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah merupakan perpustakaan yang ada di

sekolah sebagai sarana pendidikan untuk menunjang pencapaian

xxv
tujuan pendidikan prasekolah, pendidikan dasar dan pendidikan

menengah.

Pendidikan Dasar merupakan pendidikan sembilan tahun,

terdiri dari program pendidikan enam tahun di Sekolah Dasar dan

program pendidikan tiga tahun di Sekolah Menengah Tingkat Pertama

(Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990). Pendidikan Dasar

bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta

didik untuk mengembangkan kehidupannya.

Pendidikan Menengah adalah pendidikan yang diselenggarakan

bagi lulusan program pendidikan dasar yang terdiri atas Pendidikan

Menengah Umum, Kejuruan, Keagamaan, Kedinasan dan Pendidikan

Menengah Luar Biasa. Pendidikan Menengah bertujuan untuk mening-

katkan pengetahuan siswa guna melanjutkan pendidikan pada jenjang

yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan diri sejalan dengan

perkembangan ilmu pengetahuan, tehnologi dan kesenian. Selain itu

pendidikan menengah juga bertujuan untuk meningkatkan

kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan

hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam

sekitarnya.

Dalam penelitian ini penulis lebih menekankan dan lebih

memusatkan serta mengupas lebih jauh pada jenis Perpustakaan

Sekolah Dasar.

Perpustakaan Sekolah Dasar sebagai sarana pendi-dikan

berfungsi untuk menunjang pencapaian tujuan pendidikan Sekolah

Dasar, memberi pelayanan kepada murid dan guru dalam proses

belajar dan mengajar di Sekolah Dasar dalam hal ini Sekolah Dasar

Pangudi Luhur Bernardus Semarang.

xxvi
Koleksi perpustakaan Sekolah Dasar sebaiknya berupa buku-buku selain buku teks/pelajaran, sedangkan buku
pelajaran harus dimiliki atau dipegang oleh setiap siswa selama buku tersebut digunakan untuk pelajaran.
Perpustakaan sekolah wajib membantu mengurus pemin-jaman buku teks yang jangka waktu peminjamannya
tidak sama dengan peminjaman buku perpustakaan.

d. Perpustakaan Perguruan Tinggi

Adalah suatu unsur penunjang yang merupakan perangkat

kelengkapan di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada

masyarakat. Tujuan Pendidikan Tinggi adalah menyiapkan peserta

didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan

akademik dan/ atau professional yang dapat menerapkan,

mengembang-kan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan teknologi

dan/atau kesenian. Selain tugas pendidikan tinggi juga bertugas

untuk mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan,

teknologi dan/atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya

untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya

kebudayaan nasional.

e. Perpustakaan Nasional

Pada umumnya diselenggarakan oleh negara yang mempunyai

tugas melestarikan semua terbitan dan rekaman yang dilakukan di

negara yang bersangkutan, melestarikan semua tulisan mengenai

negara dan warga negaranya dan semua tulisan warga negaranya.

Perpus-takaan Nasional mempunyai tugas pokok membantu presiden

dalam menyelenggarakan perkembangan dan pembinaan perpustakaan

dalam rangka pelestarian bahan pustaka sebagai hasil budaya dan

pelayanan informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan.

3. Karakteristik Perpustakaan Ideal

Perpustakaan sebagai salah satu sumber belajar dapat berfungsi

dengan baik dan menjalankan perannya apabila memenuhi beberapa

xxvii
kriteria yang harus dipenuhi. Menurut Soeatminah (2002:17)

perpustakaan dapat memberikan layanan dengan baik apabila dilakukan

dengan:

1) cepat, artinya untuk memperoleh layanan, orang tidak perlu

menunggu terlalu lama;

2) tepat waktu, artinya orang dapat memperoleh kebutuhannya tepat

pada waktunya;

3) benar, artinya pelayanan membantu perolehan sesuatu sesuai dengan

yang dibutuhkan.

Perpustakaan sebagai pusat dan penyalur informasi yang harus

siap memberi pelayanan yang baik memerlukan sarana berupa

gedung/ruang, peralatan, perabotan, tenaga, dan biaya.

a. Gedung/ruang perpustakaan

Ruangan perpustakaan yang ideal menurut Noerhayati (1989:3)

adalah 9 x 15 M2 dengan kapasitas pengunjung 40 orang, sedangkan

menurut Soeatminah (2002:18) perpustakaan minimal mempunyai tiga

komponen yang membutuhkan ruangan yaitu: koleksi, pembaca dan

petugas perpustakaan.

Penempatan koleksi pada perpustakaan dengan sistem terbuka

berbeda dari sistem tertutup. Luas ruangan yang dibutuhkan juga

berbeda: satu meter persegi dapat menampung 180-220 pustaka pada

sistem tertutup, dan hanya 130-170 pustaka pada sistem terbuka.

Pembaca dan petugas perpustakaan memerlukan ruangan

tersendiri karena butuh ketenangan untuk berkonsentrasi. Oleh

karena itu ruang seyogyanya bersih, terang, tenang, longgar, sejuk,

ventilasi cukup dan seluas tiga meter persegi (Soeatminah, 2002:19)

b. Peralatan

xxviii
Peralatan yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan

dengan baik antara lain: mesin ketik, komputer, alat baca mikro, dan

lain-lain. Alat-alat tersebut disamping digunakan untuk memberikan

pelayanandengan baik juga dapat digunakan untuk memecahkan

beberapa masalah yang timbul dengan adanya ledakan informasi

misalnya: persoalan pengolahan dan penyebarluasan informasi

dipecahkan dengan memanfaatkan jasa komputer; persoalan ruang

tempat menyimpan informasi dapat dihemat dengan membuat

rekaman mikro.

c. Perabotan

Perabotan perpustakaan meliputi: rak buku untuk

menempatkan koleksi; meja dan kursi baca untuk pembaca; meja dan

kursi kerja untuk petugas perpustakaan; almari katalog; kerta buku

untuk mengangkut buku; meja peminjaman untuk melayani

peminjaman; dan lain-lain (Soeatminah, 2002:19).

d. Tenaga perpustakaan

Perpustakaan tanpa pustakawan atau tenaga yang mampu dan

terampil melakukan tugas kepustakawanan, akan merupakan koleksi

kertas bekas (Soeatminah, 2002:20). Hal ini karena petugas

perpustakaan mempunyai tugas yang penting dan tidak setiap orang

mampu melaksanakannya. Tugas pustakawan antara lain:

mengembangkan koleksi bahan pustaka yang meliputi kegiatan

menyurvei, menyeleksi bahan pustaka dan menyiangi koleksi

perpustakaan; mengolah bahan pustaka yang meliputi kegiatan

katalogisasi deskriptif, klasifikasi, dan perawatan bahan pustaka;

melayani pengunjung perpustakaan dalam pemanfaatan bahan

pustaka atau informasi tertentu.

xxix
e. Biaya

Kegiatan mengoperasikan suatu perpustakan diperlukan biaya,

baik untuk pengelolaan maupun untuk pembayaran tenaga

pengelolanya. Oleh karena itu perlu direncanakan dengan baik dan

secara rinci biaya yang dibutuhkan oleh perpustakaan agar dapat

memberikan pelayanan dengan baik.

4. Pengertian Sumber Belajar


Berkenaan dengan Sumber Belajar, Hamalik (1994:195) menegaskan:
“Sumber belajar adalah semua sumber yang dapat dipakai oleh siswa (baik yang sendiri-sendiri atau bersama-sama
dengan para siswa lainnya) untuk memudahkan belajar”.

Sumber belajar dapat ditinjau dari beberapa segi, yakni Sumber, Pusat Sumber Belajar dan Belajar berdasarkan Sumber
Belajar. Untuk membahas sumber belajar perlu kita telaah satu persatu dari tiga segi tersebut di atas.

a. Sumber

Sumber adalah suatu sistem atau perangkat materi yang sengaja diciptakan atau disiapkan dengan maksud
memungkinkan (memberi kesempatan) siswa untuk bela-jar (Hamalik, 1994:195).

b. Pusat Sumber Belajar

Pusat sumber adalah suatu tempat sebagai bagian dari suatu ruangan kamar sampai pada suatu komplek
bangunan yang disiapkan secara khusus dengan maksud penyimpanan dan penggunaan suatu kumpulan
sumber-sumber, dalam bentuk tercetak dan tak tercetak. Pusat sumber belajar adalah suatu nama alternatif
bagi suatu pusat sumber. Dalam konteks pendidikan nasional Pusat Sumber Belajar pada hakikatnya adalah
suatu institusi dalam lingkungan lembaga pendidikan yang berfungsi menyediakan dan melayani berbagai
media untuk kepen-tingan proses belajar mengajar (Hamalik, 1994:195).

c. Belajar berdasarkan Sumber Belajar

Belajar berdasarkan sumber belajar merupakan suatu sistem belajar yang berpusat pada siswa, diindi-
vidualisasikan dan sangat terstruktur yang menggunakan sepenuhnya sumber-sumber yang bermakna. Belajar
individual adalah tipe belajar yang berpusat pada siswa. Dalam hal ini dituntut peran dan aktivitas siswa
secara utuh dan mandiri agar prestasi belajarnya tinggi (Sudjarwo, 1989:47).

5. Fungsi & Penggunaan Pusat Sumber Belajar


Ada lima fungsi pokok yang biasanya dibebankan kepada Pusat Sumber Belajar sebagaimana ditegaskan oleh Hamalik
(1994:195) berikut:

a. Pengembangan Kurikulum

xxx
Pusat Sumber Belajar membantu lembaga pendi-dikan untuk

mengembangkan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan sekolah,

siswa, masyarakat, perkem-bangan ilmu dan teknologi serta

perkembangan sosio kultural. Perubahan-perubahan yang terjadi perlu

diikuti dengan upaya perbaikan kurikulum, baik nasional maupun

lokal. Untuk melaksanakan fungsi ini, pusat sumber belajar

melakukan kegiatan sebagai berikut:

(1) perencanaan kurikulum;

(2) penilaian dan perbaikan kurikulum;

(3) penyusunan program pendidikan;

(4) penilaian dan penyesuaian program pendidikan;

(5) penataran tenaga guru dalam bidang kurikulum.

b. Pengembangan Sistem Instruksional

Pusat Sumber Belajar membantu guru/tenaga pengajar dan tenaga kependidikan lainnya dalam mende-sain
sistem instruksional dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas belajar mengajar. Untuk melak-
sanakan fungsi ini pusat sumber belajar melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
(1) penyusunan desain instruksional;

(2) pemilihan dan penggunaan strategi belajar mengajar;

(3) pemilihan dan analisis bahan pengajaran;

(4) pemilihan dan penggunaan media pendidikan;

(5) penyusunan instrumen penilaian;

(6) penataran tenaga guru dalam bidang sisitem instruksional.

c. Pelayanan Teknologi Pendidikan

Pusat Sumber Belajar memberikan pelayanan bagi guru-guru dan tenaga kependidikan lainnya yang
membutuhkan perangkat keras dan perangkat lunak untuk kepentingan proses belajar mengajar. Untuk
melaksanakan fungsi ini, pusat sumber belajar melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
(1) pelayanan media pembelajaran (kelompok besar, kelas dan perorangan);

(2) pelayanan perpustakaan media pendidikan;

(3) pelayanan kebutuhan perangkat lunak;


(4) pelayanan pemeliharaan dan peminjaman perangkat keras;
(5) pelayanan penyediaan bahan-bahan dan peralatan.

xxxi
d. Produksi Perangkat Keras/Media Pendidikan

Pusat Sumber Belajar membatu mengadakan/mem-produksi media (alat bantu mengajar) yang dibutuhkan
dalam rangka proses belajar mengajar. Untuk melak-sanakan fungsi ini, pusat sumber belajar melakukan
kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
(1) penyimpanan karya seni yang bermanfaat bagi tujuan pengajaran;

(2) pembuatan alat bantu, misalnya: transparan, slide, filmstrip, gambar tercetak, fotografi, bagan, grafik,

papan flanel, rekaman dan sebagainya;

(3) penataran/latihan bagi guru-guru dalam produksi media.

e. Pembinaan Administrasi Media Pendidikan

Pusat Sumber Belajar melaksanakan kegiatan admi-nistrasi, baik di dalam lingkungan pusat sumber belajar
sendiri maupun diluar pusat sumber belajar. Untuk melaksanakan fungsi tersebut, pusat sumber belajar
melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
(1) pencatatan, inventarisasi dan pelaporan media yang ada;

(2) pemebelajaan alat-alat baru yang tidak diproduksi sendiri untuk melengkapi koleksi media;

(3) pembinaan personal media;

(4) kerja sama dengan sekolah, lembaga terkait;

(5) pemeliharaan, penyimpanan dan perbaikan alat yang telah ada;

(6) penilaian media yang akan dan telah digunakan oleh guru dan tenaga kependidikan lainnya.

Sesuai dengan fungsinya, sebagaimana ditegaskan oleh

Hamalik (1994:199) pendayagunaan pusat sumber belajar

dilakukan dalam berbagai bentuk pelayanan:

1. Pelaksanaan Pelayanan Kurikuler

Pelayanan dalam bidang kurikuler dilakukan dengan cara:

a. Menyediakan dan memberikan data dan informasi yang diperlukan

sekolah atau kelompok guru bidang studi yang bermaksud

mengembangkan kurikulum yang lebih bervariasi atau yang sesuai

dengan kebutuhan masyarakat setempat (muatan lokal);

b. Atas permintaan sekolah, pusat sumber belajar bertindak langsung

melakukan berbagai upaya pengembangan kurikulum seperti yang

dipesan;

xxxii
c. Melakukan penilaian dan atau pengujian kurikulum yang telah

dilaksanakan oleh sekolah. Berdasarkan informasi yang akurat,

pusat sumber belajar melakukan perbaikan kurikulum sekolah

bersangkutan;

d. Dalam rangka pengembangan staf, pusat sumber belajar dapat

memberikan penataran dan latihan bagi para administrator dan

guru serta tenaga kependidikan lainnya tentang masalah

pengembangan kurikulum, agar pelaksanaan kurikulum sesuai

dengan pedoman yang telah ditetapkan.

2. Pelaksanaan Pelayanan Pengembangan Sistem Instruksional

Pelayanan bidang pengembangan sistem instruksional, dilakukan

dalam bentuk kegiatan sebagai berikut:

a. Memberikan bimbingan kepada guru-guru dan tenaga

kependidikan lainnya yang sengaja datang ke pusat sumber belajar

untuk meminta bantuan dalam hal teknik desain sistem

instruksional, pemilihan dan pengumpulan materi instruksional,

penyusunan instrumen evaluasi;

b. Memberikan latihan/penataran kepada guru-guru dan tenaga

kependidikan lainnya tentang ketrampilan belajar mengajar melalui

program latihan micro teaching;

c. Berkunjung ke sekolah untuk melakukan supervisi. Melalui

kegiatan ini pusat sumber belajar berke-sempatan membantu

guru-guru mengatasi masalah instruksional yang dirasakan oleh

yang berangkutan.

3. Pelaksanaan Pelayanan Media Pendidikan

xxxiii
Ada empat bentuk pelayanan yang dapat dilaksanakan oleh pusat

sumber belajar dalam rangka membantu sekolah, luar sekolah, guru

dan tenaga kependidikan lainnya dalam bidang media pendidikan.

a. Melayani kebutuhan untuk pemakaian alat bantu/ media yang

telah ada guna menunjang guru-guru bidang studi, sehingga

mereka tidak mengalami kesulitan dalam pengadaan media yang

relevan;

b. Memberikan pelayanan dalam bentuk bantuan menyusun program

media (perangkat lunak) sesuai dengan kebutuhan sekolah dan

guru-guru bersang-kutan;

c. Memproduksi alat bantu/media sesuai dengan pesanan sekolah

atau guru-guru dan tenaga kependidikan lainnya yang hasilnya

siap pakai bagi pihak pemesan;

d. Menyelenggarakan penetaran dalam bidang media pendidikan bagi

guru-guru dan tenaga kependidikan lainnya yang berminat agar

memiliki kemampuan yang memadai dalam bidang ini.

4. Penyediaan Paket-Paket Khusus

Pusat sumber belajar untuk suatu daerah atau sekolah tidak ada

jeleknya mengambil inisiatif dalam bentuk penyediaan paket-paket

khusus bagi guru dan siswa sejauh hal tersebut berkaitan dengan

fungsi pusat sumber belajar itu sendiri. Beberapa paket yang mungkin

dapat disediakan, misalnya:

a. Pendidikan ketrampilan dalam bidang industri kerajinan, pertanian

dan perternakan yang bermanfaat baik bagi peserta sendiri

maupun dalam rangka pelaksanaan program studi ketrampilan

efektif;

xxxiv
b. Pendidikan seni dan olah raga, yang dapat menyelurkan ekspresi

guru-guru yang berbakat dan berminat daloam bidang tersebut;

c. Kursus bahasa asing, misalnya bahasa Inggris, tentunya

bagi yang berminat memperdalam dan menguasai bahasa

tersebut untuk kepentingan studi lebih lanjut atau untuk

pergaulan sehari-hari.

6. Keterkaitan Belajar dengan Sumber Belajar Perpustakaan

Pendidikan di sekolah diselenggarakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sesuai dengan jenjang dan jenis
pendidikan. Tujuan pendidikan tersebut diharapkan dapat dicapai oleh siswa melalui kegiatan belajar dan mengajar.

Menurut Winkel dalam Sutadi (1996:2) belajar adalah suatu

aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan

lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam

pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan itu

bersifat relatif konstan dan berbekas. Menurut Biggs dan Syah (2000:114)

belajar didefinisikan dalam tiga rumusan, yaitu: rumusan kuantitatif;

rumusan institusional; rumusan kualitatif. Secara kuantitatif (ditinjau dari

sudut jumlah) belajar berarti kegiatan pengisian atau pengembangan

kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya. Jadi belajar

dalam hal ini dipandang dari sudut berapa banyak materi dikuasai siswa.

Secara institusional (tinjauan kelem-bagaan), belajar dipandang sebagai

proses validasi atau pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas materi

yang telah dipelajari. Bukti institusional yang menunjukkan siswa telah

belajar dapat diketahu sesuai dengan proses mengajar. Ukurannya

semakin baik mutu guru mengajar, semakin baik pula mutu perolehan

siswa yang kemudian dinyatakan dalam bentuk skor. Pengertian belajar

xxxv
secara kualitatif (tinjauan mutu) adalah proses memperoleh arti-arti dan

pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia di sekeliling

siswa. Belajar dalam pengertian ini difokuskan pada tercapainya daya pikir

dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah yang

kini dan nanti dihadapi siswa.

Memahani dua pengertian belajar tersebut dapat diperoleh unsur-

unsur atau hal mendasar yang terdapat dalam kegiatan belajar. Yaitu

belajar adalah aktifitas fisik maupun psikis, belajar sebagai suatu proses

dan mengha-silkan perubahan.

Sebagai suatu proses, perubahan-perubahan yang terjadi pada siswa diperoleh secara bertahap sesuai dengan tahapan dan
cara-cara yang dilakukan siswa dalam belajar. Menurut Gagne seperti diuraikan oleh Tim Pengembangan MKDK IKIP
Semarang (1989:63), proses belajar dibagi dalam 8 tipe belajar yang dapat diurutkan dari yang elementer ke yang sangat
kompleks, yaitu: belajar tanda, belajar menjawab stimulus, belajar berangkai, belajar asosiasi verbal, belajar diskriminasi,
belajar konsep, belajar ugeran dan belajar pemecahan masalah. Melengkapi pendapat Gagne, menurut Wittig seperti
diuraikan Syah (2000:114), setiap proses belajar selalu berlangsung dalam tiga tahapan, yaitu:

a. Acquisition (tahap perolehan/penerimaan informasi).

Pada tingkatan ini siswa mulai menerima informasi sebagai stimulus

dan melakukan respon terhadapnya, sehingga menimbulkan

pemahaman dan perilaku baru. Kegagalan dalam tahap ini akan

mengakibatkan kegagalan pada tahap-tahap berikutnya;

b. Storage (tahap penyimpanan informasi)

Pada tingkatan ini siswa secara otomatis mengalami proses

penyimpanan pemahaman dan perilaku baru yang siswa peroleh ketika

menjalani proses acqusition;

c. Retrieval (tahap mendapatkan kembali informasi)

Pada tingkatan ini siswa mengaktifkan kembali fungsi-fungsi sistem

memorinya. Pada proses ini pemahaman dan perilaku yang disimpan

diungkapkan dan direproduksi kembali untuk merespon atas stimulus

yang sedang dihadapi;

Siswa yang sudah melakukan cara maupun tahapan dalam belajar, tidak secara otomatis memiliki tingkat keberhasilan
yang tinggi dalam belajarnya. Keberhasilan proses belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yang secara garis besar oleh

xxxvi
Suryabrata (1987:146), dikelompokkan dalam dua faktor yaitu: faktor dalam (faktor internal) dan faktor luar (faktor
eksternal).

a. Faktor dalam (faktor internal); yaitu faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi keberhasilan belajar yang berasal dari siswa yang

sedang belajar. Faktor dalam ini meliputi: kondisi fisiolgis dan kondisi

psikologis. Kondisi fisiologis misalnya; kesehatan, kelengkapan alat

indera, gizi dan keutuhan keutuhan anggota badan. Kondisi psikologis

misalnya: kecerdasan, bakat, minat, perhatian, motivasi, emosi dan

kemampuan kognitif.

b. Faktor luar (faktor eksternal); yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar

diri siswa yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar. Faktor-

faktor tersebut meliputi: lingkungan alami, lingkungan sosial dan

lingkungan instrumental. Faktor lingkungan alami, misalnya: suhu

udara, kelembaban udara, musim dan cuaca. Faktor lingkungan sosial,

misalnya: hubungan antara siswa dan guru, keramaian lingkungan

dan keramaian pasar. Faktor instrumental, misalnya: kurikulum,

program, sarana dan fasilitas serta guru/tenaga pengajar.

Faktor-faktor tersebut saling berkaitan dan mempengaruhi keberhasilan siswa dalam proses belajar. Salah satu faktor
penting yang mewarnai proses belajar siswa adalah guru/tenaga pengajar yang melakukan kegiatan mengajar, sehingga
proses belajar dilakukan siswa dan proses mengajar yang dilakukan guru merupakan dua proses yang tidak dapat
dipisahkan dan cenderung digabung menjadi proses belajar mengajar (PBM). Kedudukan siswa dalam PBM bukanlah
sebagai obyek melainkan sebagai subyek sehingga guru tidak boleh mendominasi PBM tetapi justru siswalah yang lebih
aktif menjalani kegiatan. Guru mempunyai peranan dan fungsi tertentu dalam PBM, salah satu fungsi guru adalah sebagai
manager of instruction (Syah, 2002:250). Guru sebagai manager of instruction artinya sebagai pengelola pengajaran.
Fungsi ini menghendaki kemampuan guru dalam mengelola seluruh tahapan proses belajar mengajar. Di antara kegiatan
pengelolaan PBM yang penting ialah menciptakan kondisi atau situasi sebaik-baiknya sehingga memungkinkan siswa
dapat belajar secara berdayaguna dan berhasilguna. Hal ini sesuai dengan petunjuk Rogers bagi guru agar PBM dapat
berlangsung dengan baik yaitu guru harus dapat menciptakan suasana menyenangkan dan menantang, menyediakan serta
mengatur sumber belajar sehingga siswa bebas memilih dan mudah memperolehnya (Sutadi dkk., 1996:58).
Salah satu sumber belajar yang ada maupun dapat diadakan di sekolah adalah perpustakaan. Perpustakaan yang mampu
menjalankan fungsinya dengan baik akan mampu menyediakan informasi yang dibutuhkan siswa. Siswa akan senang
berhubungan dengan perpustakaan karena perpus-takaan mampu memenuhi kebutuhannya. Kegiatan siswa dalam
memperoleh informasi merupakan tahapan awal dalam proses belajar yaitu tahapan memperoleh/penerimaan informasi
(acquisition), tahapan ini akan mempengaruhi tahap-tahap berikutnya. Pengaruh perpustakaan dalam proses belajar
mengajar tergantung pada kemampuan perpustakaan dalam menjalankan fungsinya serta adanya kebutuhan dan usaha
siswa untuk memperoleh informasi dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Disinilah terjadinya hubungan timbal balik
antara siswa dengan perpustakaan. Siswa mempunyai kebutuhan untuk memperoleh informasi dan kebutuhan tersebut
dipenuhi oleh perpustakaan. Perpustakaan membutuhkan siswa untuk dapat menjalankan fungsinya dengan baik agar tetap
eksis.

xxxvii
HIPOTESIS

Hipotesis menurut Arikunto (1996:62) merupakan suatu jawaban yang

bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui

data yang terkumpul kebenaran dari hipotesis harus diuji secara empiris.

Berdasarkan pengertian tersebut, hipotesis merupakan suatu jawaban

sementara yang masih lemah dan harus diuji secara empiris. Hal ini sesuai

dengan pendapat Hadi (1987:257), yaitu hipotesis merupakan suatu

pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih perlu dibuktikan

kenyataannya.

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: “Perpustakaan

sebagai sumber belajar telah dimanfaatkan dengan baik”.

xxxviii
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

Menurut Rahman (1988:48), populasi adalah kese-luruhan obyek

penelitian yang dapat berupa manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-

tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber

data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian,

sedangkan Hadi (1994:220) mengemukakan bahwa populasi adalah sejumlah

penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama.

Populasi yang ditetapkan oleh peneliti adalah seluruh siswa kelas V SD

PL Bernardus Semarang tahun pelajaran 2004/2005 yang berjumlah 200

siswa.

Menurut Arikunto (1996:117) sampel adalah sebagian atau wakil

populasi yang diteliti. Hal ini sesuai dengan pengertian yang dikemukakan

oleh Hadi (2000:221), bahwa sampel adalah sejumlah penduduk yang

jumlahnya kurang dari jumlah populasi.

Untuk dapat mengambil sampel yang mampu menggambarkan

keadaan populasi yang sebenarnya diperlukan metode pengumpulan sampel

yang tepat. Teknik untuk pengambilan sampel itu disebut teknik sampling.

Menurut Rachman (1988:54), teknik sampling adalah cara untuk menentukan

sampel yang akan dijadikan sumber data yang sebenarnya, dengan

memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel

yang representatif.

Ada dua teknik yang dapat digunakan untuk pengambilan sampel

yaitu: teknik random sampling dan teknik non random sampling (Hadi:

xxxix
2000:222). Teknik random sampling adalah pengambilan sampel secara

random atau tanpa pandang bulu, semua individu mendapat kesempatan

yang sama untuk menjadi sampel. Dalam teknik non random sampling tiap

individu tidak memperoleh kesempatan yang sama untuk menjadi anggota

sampel tetapi dipilih menurut kebutuhan peneliti.

Penentuan sampel perlu memperhatikan sifat dan penyebaran

populasi. Berkenaan dengan itu, dikenal beberapa kemungkinan dalam

menetapkan sampel dari suatu populasi yaitu:

- Proporsional sampel
Pengambilan sampel ini berdasarkan pada perbandingan dari
beberapa sub populasi yang tidak sama jumlahnya. Dengan kata
lain sampel diambil secara proporsional.
- Area sampel
Sampel ini memiliki kesamaan dengan proporsional sampel.
Perbedaannya terletak pada sub populasi yang ditetapkan
berdasarkan daerah penyebaran populasi yang hendak diteliti.
(Rahman, 1988:57).

Untuk pengambilan sampel, peneliti menggunakan teknik Quota

Proportional Random Sampling yang maksudnya jumlah sampel ditetapkan

terlebih dahulu yang diambil dari beberapa sub populasi dan untuk masing-

masing sub populasi diambil secara acak dengan menggunakan cara undian.

Sampel diambil dari 4 kelas V SD PL Bernardus Semarang yang masing-

masing kelas diambil secara acak 5 siswa sehingga jumlah sampel adalah 20

siswa.

B. VARIABEL PENELITIAN

Variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian

suatu penelitian (Arikunto, 1996:91), sedangkan pendapat yang dikemukakan

Hadi (1989:224) variabel adalah gejala-gejala yang bervariasi baik jenis

maupun tingkatannya.

xl
Variabel penelitian dibedakan menjadi variabel bebas (independent

variable) dan variabel terikat (dependent variable). Dalam mengklasifikasi

variabel menurut peranannya dalam penelitian, biasanya dimulai dengan

mengidentifikasi variabel penyebabnya.

1. Variabel bebas (independent variable) disebut juga variabel penyebab.

Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah pemanfatan perpustakaan

sebagai sumber belajar.

2. Variabel terikat (dependent variable) disebut juga variabel akibat. Dalam

penelitian ini variabel terikatnya adalah prestasi belajar.

C. ALAT PENGUMPUL DATA

Data adalah segala keterangan mengenai variabel yang akan diteliti

(Purwanto, 1997:89). Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah :

1. Data mengenai jumlah siswa kelas V SD PL Bernardus Semarang tahun

pelajaran 2004/2005.

2. Data mengenai pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar oleh

siswa kelas V SD PL Bernardus Semarang tahun pelajaran 2004/2005.

3. Data mengenai kendala-kendala yang mempengaruhi pemanfaatan

perpustakaan sebagai sumber belajar.

4. Data mengenai prestasi belajar siswa kelas V SD PL Bernardus tahun

pelajaran 2004/2005.

Untuk mengumpulkan data tersebut maka peneliti menggunakan

beberapa teknik utama dan teknik pendukung. Teknik utama yang digunakan

adalah angket dan observasi yang menempatkan peneliti sebagai observasi

partisipan. Teknik pendukung yang digunakan adalah study dokumentasi.

xli
1. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengamati dengan membuat catatan

selektif terhadap pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumber

belajar siswa SD PL Bernardus Semarang. Hal ini sesuai dengan

pengertian yang dikemukakan Arikunto (1996:135) bahwa observasi

adalah pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan terhadap

obyek atau gejala yang diselidiki di lapangan. Dalam melaksanakan

observasi hendaknya observer mencatat apa adanya dan tidak boleh

mempengaruhi hal-hal yang diobservasi sesuai dengan kehendak observer.

Secara garis besar teknik observasi oleh Purwanto (1997:149)

dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Structured or controlled observation (observasi yang direncanakan,

terkontrol) yaitu observasi dengan menggunakan blangko-blangko

daftar isian yang tersusun, dan di dalamnya telah tercantum aspek-

aspek apa saja yang perlu diperhatikan pada waktu pengamaatan itu

dilakukan.

2. Unstructured or informal observation (observasi informal atau tidak

direncanakan terlebih dahulu) yaitu observasi tanpa disertai blangko-

blangko yang berisi aspek-aspek atau peristiwa yang akan diamati.

Yersild dan Meigs seperti diuraikan dalam Purwanto (1997:150)

menjelaskan bahwa situasi yang dapat diselidiki melalui observasi dibagi

menjadi tiga macam yaitu:

1. Free situation (situasi bebas): klien yang diamati dalam keadaan bebas,

tidak terganggu, dan tidak mengetahui bahwa ia ataumereka sedang

diamati

2. Manipulated situation (situasi yang dibuat): pengamat telah sengaja

membuat atau menambahkan kondisi-kondisi atau situasi-situasi

xlii
tertentu, kemudian mengamati bagaimaana reaksi yang timbul dengan

adanya kondisi atau situasi yang sengaja dibuat itu, dan

3. Partially controlled (situasi campuran) adalah situasi dalam observasi

yang merupakan gabungan dari kedua macam situasi tersebut di atas.

Teknik yang digunakan oleh peneliti adalah observasi yang

direncanakan (structured or controlled observation). Penggunaan teknik

observasi ini didasarkan pada beberapa alasan yaitu: (1) teknik

pengamatan didasarkan atas pengalaman langsung, (2) memungkinkan

melihat dan mengamati sendiri, (3) memungkinkan observer mencatat

peristiwa dalam situasi yang berkaitan, (4) dapat membuktikan adanya

keraguan terhadap data, (5) memungkinkan peneliti mampu memahami

situasi-situasi yang rumit dan (6) dapat dipakai dalam situasi yang tidak

memungkinkan terjadinya komunikasi lain (Guba dan Lincoln dalam

Moleong, 2000:125).

Dalam penelitian ini observasi digunakan untuk memperoleh data

yang berkaitan dengan pemanfaatan perpustakaan yaitu: kunjungan siswa

ke perpustakaan, fasilitas perpustakaan, dan administrasi perpustakaan.

2. Angket

Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan, peneliti akan

mengalami kesulitan apabila setiap anggota populasi diberi pertanyaan

satu persatu secara langsung. Hal ini akan membutuhkan waktu yang

lama dan biaya yang besar. Agar hal tersebut tidak menjadi suatu

hambatan yang besar maka dipilihlah suatu metode pengumpulan data

yang secara bersamaan dapat mengumpulkan sejumlah data. Metode

tersebut adalah angket (kuesioner). Menurut Rahman (1988:70), angket

atau kuesioner adalah suatu alat pengumpul data/informasi dengan cara

xliii
menyampaikan sejumlah pertanyaan secara tertulis untuk dijawab secara

tertulis pula.

Bentuk angket yang peneliti gunakan adalah bentuk angket

berstruktur. Dengan menggunakan angket berstruktur ini maka

responden tinggal memilih alternatif jawaban yang telah disediakan.

Dengan adanya alternatif jawaban maka akan memberikan jaminan bahwa

jawaban responden tetap berada di dalam kerangka yang relevan dengan

tujuan penelitian ini.

Langkah-langkah penyusunan angket seperti dikemukakan oleh

Arikunto (1996:227) yaitu:

a. Merumuskan tujuan.

b. Mengidentifikasi variabel yang akan dijadikan sasaran angket.

c. Menjabarkan setiap variabel menjadi sub variabel yang lebih spesifik

dan tunggal.

d. Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus untuk

menentukan teknik analisisnya.

Angket yang peneliti gunakan adalah untuk memperoleh data

tentang pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar oleh siswa

kelas V SD PL Bernardus tahun pelajaran 2004/2005.

3. Wawancara

Untuk melengkapi data yang diperoleh melalui observasi dan

angket maka digunakan teknik wawancara. Wawancara merupakan

percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh pewawancara

(intervieer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai

(interviewee) yang memberikan jawaban. Wawancara menurut Arikunto

(1996:135) adalah pengumpulan data yang diperoleh dengan melakukan

xliv
wawancara dengan responden. Wawancara yang dilakukan dalam

penelitian ini dimaksudkan untuk mengorek kedalaman peristiwa maupun

setting sosial yang menjadi latar belakang terjadinya peristiwa tersebut.

Dalam penelitian ini digunakan teknik wawancara berencana (standar

interview) dan wawancara tanpa rencana (under standarized interview).

Wawancara secara berencana adalah suatu bentuk wawancara

dengan merumuskan terlebih dahulu semua aspek-aspek yang akan

dipertanyakan dalam daftar, sehingga saat pelaksanaannya berfungsi

sebagai pedoman wawancara, sedangkan wawancara tak berencana hanya

sebagai teknik pelengkap apabila pewawancara merasa bahwa data yang

diperoleh dari teknik lain belum memadai.

Proses wawancara menurut Moleong (2004:138) dapat dibedakan

menjadi dua yaitu: wawancara terstruktur dan wawancara tidak

terstruktur. Wawancara terstruktur adalah wawancara yang

pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan yang akan

daijukan, sedangkan wawancara tak terstruktur adalah wawancara yang

tidak menetapkan dahulu pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan

tetapi disesuaikan dengan keadaan dan ciri yang unik dari responden.

Dalam penelitian ini yang menjadi sasaran wawancara adalah

siswa yang berkaitan langsung terhadap pemanfaatan perpustakaan,

petugas perpustakaan, guru selaku pembimbing siswa dalam pemanfaatan

perpustakaan. Proses wawancara dapat dilakukan secara terstruktur

maupun tidak terstruktur yang disesuaikan dengan kebutuhan penelitian.

4. Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang berarti barang-

barang tertulis (Depdikbud, 1994:102). Menurut Arikunto (1996:148)

xlv
dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-

benda tertulis yang ada dalam lokasi penelitian. Diantaranya adalah buku-

buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen, catatan harian

dan lain-lain.

Metode dokumentasi dalam penelitian digunakan dengan alasan :

(1) selalu tersedia di kantor/lembaga, (2) dokumen merupakan sumber

data yang stabil, (3) informasi pada dokumen bersifat realita, (4) sumber

data yang kaya berkaitan dengan keadaan subyek penelitian.

Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang:

koleksi perpustakaan, administrasi perpustakaan, daftar murid dan nilai

rapor kelas V SD PL Bernardus Semarang tahun pelajaran 2004/2005.

D. PEMERIKSAAN KEABSAHAN DATA

Data yang berhasil dikumpulkan harus diperiksa keabsahannya agar

data tesebut benar-benar dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Dalam

penelitian ini digunakan beberapa teknik untuk memeriksa keabsahan data

sesui dengan jenis data dan teknik pengumpulan data yang digunakan. Data

yang diperoleh dalam penelitian ini dapat dikelompokkan dalam dua jenis

yaitu data yang bersifat kualitatif dan data yang bersifat kuantitatif.

Data yang bersifat kualitatif diperoleh melalui teknik pengumpulan

data observasi, wawancara dan dokumentasi. Untuk memeriksa keabsahan

data ini digunakan teknik triangulasi (triangulation), pengecekan dengan

teman sejawat (peer debriefing), analisis terhadap kasus-kasus negatif

(negative case analysis), penggunaan referensi yang akurat (referention

adequancy), pengecekan anggota (member checking), dan keikutsertaan di

lapangan dalam rentang waktu tertentu (prolonged engagement).

xlvi
Data yang bersifat kuantitatif diperoleh melalui teknik pengumpulan

data angket, karena hasil pengumpulan data tersebut dikuantitatifkan. Teknik

yang dgunakan untuk memeriksa keabsahan data yang bersifat kuantitatif

menggunakan uji validitas dan reliabilitas.

Menurut Arikunto (1996:158), validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan tingkat validitas atau kesahihan suatu instrumen atau alat

ukur. Jadi suatu alat ukur dapat dikatakan valid apabila mampu mengukur

apa yang sebenarnya akan diukur serta dapat mengungkap data variabel yang

diteliti secara tepat sehingga data yang diperoleh tidak menyimpang dari

variabel yang akan diungkap. Untuk mengukur validitas peneliti

menggunakan metode Pearson dengan menggunakan rumus korelasi product

moment dengan rumus :

∑ x’y’
r = ─────────
(∑x’2) (∑y’2)

Keterangan :
r = koefisien korelasi antara X dan Y
x’ = deviasi kelompok A
y’ = deviasi kelompok B ( Purwanto, 1997:142 )

Alat Ukur yang baik disamping harus valid juga harus reliabel.

Menurut Purwanto (1997:139), keandalan (reliability) adalah ketetapan atau

ketelitian alat ukur. Suatu alat ukur dikatakan andal jika alat ukur tersebut

dapat dipercaya, konsisten, atau stabil dan produktif. Jadi yang dipentingkan

adalah ketelitiannya, sejauh mana alat ukur tersebut dapat dipercaya

kebenarannya. Dalam penelitian ini untuk menentukan reliabilitas alat ukur

menggunakan teknik belah dua. Dengan teknik ini sejumlah item dalam

xlvii
angket dibagi menjadi dua bagian, yaitu yang bernomor ganjil dan genap.

Masing-masing dikelompokkan kemudian diberi skor secara terpisah. Hasilnya

dikorelasikan dengan menggunakan rumus korelasi product moment dengan

angka kasar. Selanjutnya untuk memperoleh indeks reliabilitas menggunakan

rumus Spearman Brown sebagai berikut :

2 x r½½
r11 = ──────
1 + r½½

Keterangan :
r11 = reliabilitas instrumen
r½½ = indeks korelasi antara dua belahan instrumen
( Purwanto, 1997:152 )

E. TEKNIK ANALISA DATA

Data-data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisa dengan dua

sistem analisa yaitu secara kualitatif dan secara kuantitatif. Analisa secara

kualitatif digunakan untuk mencari dan menata secara sistematis hasil darri

observasi, wawancara dan dokumentasi dalam rangka meningkatkan

pemahaman penelitian terhadap kasus yang diteliti dan menyajikan sebagai

temuan bagi orang lain. Sedangkan untuk meningkatkan pemahaman

tersebut, analisa perlu dilanjutkan dengan upaya mencari makna atau

meaning (Muhajir, 1989:177).

Kaitannya dengan analisa data tersebut, maka Patton dan Moleong

(2000:190) menyatakan bahwa analisa data merupakan proses mengatur

urutan data, mengorganisasikan dalam suatu pola, katagori, dan satuan

uraian dasar. Proses analisa data dalam penelitian ini meliputi kegiatan:

reduksi data, klasifikasi data, penyajian data, interpretasi data, dan penarikan

simpulan atau verivikasi.

xlviii
Reduksi dimaksudkan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian

untuk penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang

muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan

bentuk analisis yang menajam, mengarahkan, membuang hal yang tidak perlu

sehingga data yang digunakan adalah yang mendukung pembuktian hipotesis.

Kegiatan klasifikasi data dimaksudkan untuk mengelompokkan data

berdasarkan sifat dan kegunaan data tersebut sesuai dengan kebutuhan

penelitian. Data yang telah diklasifikasi tersebut kemudian ditampilkan untuk

diberikan interpretasi sesuai dengan tujuan penelitian dan untuk mendukung

pembuktian hipotesis.

Analisa secara kuantitatif digunakan untuk menganalisa data yang

berbentuk angka-angka bilangan yaitu dengan persentase dan korelasi

product moment. Persentase dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Nk
Np = x 100%
R

Keterangan:
Np : Nilai Persentase
Nk : Nilai Komulatif
R : Jumlah responden (Sudjono, 2004:43)

Korelasi product moment digunakan untuk menentukan hubungan antara

dua variabel yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Rumus yang

digunakan untuk menentukan hubungan dua variabel tersebut, peneliti

menggunakan rumus product moment yaitu:

N∑XY – (∑X) (∑Y)


rxy =

{ N∑X2-(∑X)2 }{ N∑Y2-(∑Y)2 }

xlix
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara X dan Y
X = variabel bebas
Y = variabel terikat
N = jumlah sampel (Hadi, 2000:300)

l
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. PENYAJIAN DATA

Data yang berhasil dikumpulkan dalam penelitian yang dilakukan

melalui kegiatan observasi, penyebaran angket, wawancara dan studi

dokumentasi meliputi: kedatangan siswa di perpustakaan, peminjaman buku,

fasilitas perpustakaan, koleksi perpustakaan, pemanfaatan perpustakaan dan

prestasi belajar siswa.

1. Kedatangan Siswa di Perpustakaan

Kunjungan siswa ke perpustakaan merupakan salah satu indikator

tercapainya tujuan didirikannya perpustakaan. Sebagai perpustakaan

sekolah, kunjungan siswa ke perpustakaan menjadi tolak ukur

pemanfaatan perpustakaan oleh peserta didik. Hal ini sesuai dengan

pendapat Hastuti (1997:39) yang menyatakan bahwa salah satu pemakai

jasa perpustakaan sekolah adalah peserta didik.

Dari hasil pengamatan peneliti, kedatangan siswa ke perpustakaan

sesuai dengan jadwal yang diberikan untuk masing-masing kelas. Karena

jumlah siswa yang begitu besar maka tidak setiap hari siswa mempunyai

kesempatan untuk mengunjungi perpustakaan. Pengaturan jadwal

kunjungan siswa ke perpustakaan disesuaikan dengan kemampuan

petugas perpustakaan dalam melayani pengguna perpustakaan, sehingga

ditetapkan untuk setiap kelas mempunyai kesempatan dua hari dalam

seminggu untuk mengunjungi perpustakaan. Hal ini sesuai dengan

pendapat Sudibyo (1989:101) yang menyatakan bahwa untuk menentukan

li
hari-hari kunjungan atau peminjaman diserahkan kepada pengelola,

sebaiknya paling sedikit dua kali seminggu.

Berdasarkan hasil observasi dan studi dokumentasi selama

penelitian, kedatangan 20 siswa sebagai sampel penelitian ke

perpustakaan sekolah dapat dilihat dalam tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4.1 Jumlah Kunjungan ke Perpustakaan

No, Bulan rata-


Jumlah
Subyek Januari Pebruari Maret April Mei Juni rata
1 8 6 8 6 8 4 40 6,67
2 11 10 9 7 9 5 51 8,50
3 6 7 6 7 6 3 35 5,83
4 10 10 8 6 6 5 45 7,50
5 7 8 5 8 8 5 41 6,83
6 3 4 9 4 6 3 29 4,83
7 5 5 7 9 7 5 38 6,33
8 7 6 6 6 3 4 32 5,33
9 4 5 4 6 5 3 27 4,50
10 7 9 9 9 6 4 44 7,33
11 8 5 6 8 5 3 35 5,83
12 9 3 4 6 7 5 34 5,67
13 10 7 10 4 8 4 43 7,17
14 11 8 9 8 9 4 49 8,17
15 4 5 5 6 6 4 30 5,00
16 4 5 6 3 6 4 28 4,67
17 5 6 7 5 5 4 32 5,33
18 10 4 6 6 6 3 35 5,83
19 4 8 5 2 7 2 28 4,67
20 6 9 4 8 6 2 35 5,83

2. Peminjaman Buku

Perpustakaan sekolah tidak dapat dilepaskan dari buku. Adanya

buku tidak akan memberikan manfaat apabila tidak dibaca oleh siswa.

Oleh karena itu salah satu sasaran pengguna buku perpustakaan adalah

siswa. Tanpa adanya pemanfaatan bahan pustaka oleh siswa maka

perpustakaan sekolah tidak dapat memberi arti sebagai sumber belajar.

lii
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa buku-buku yang

dipinjam oleh siswa lebih banyak bukan buku mata pelajaran. Hal ini

disebabkan karena semua siswa sudah mempunyai buku pelajaran.

Banyaknya buku yang dipinjam oleh siswa dapat dilihat pada tabel 4.2

berikut:

Tabel 4.2 Jumlah Pinjaman Buku

No. Bulan rata-


Jumlah
Subyek Januari Pebruari Maret April Mei Juni rata
1 12 11 15 12 14 8 72 12,00
2 15 13 14 12 15 10 79 13,17
3 8 14 12 14 12 6 66 11,00
4 14 12 15 12 12 9 74 12,33
5 10 10 10 14 14 9 67 11,17
6 8 8 14 8 12 6 56 9,33
7 9 10 12 16 14 10 71 11,83
8 12 10 12 12 6 8 60 10,00
9 8 10 8 12 10 6 54 9,00
10 12 14 16 15 11 8 76 12,67
11 14 10 12 14 9 6 65 10,83
12 12 6 8 12 12 8 58 9,67
13 14 10 16 8 15 8 71 11,83
14 16 13 12 14 16 7 78 13,00
15 6 10 10 12 12 7 57 9,50
16 6 10 10 6 12 8 52 8,67
17 10 12 12 10 10 8 62 10,33
18 12 8 12 10 12 6 60 10,00
19 6 14 10 4 14 4 52 8,67
20 7 11 8 14 12 4 56 9,33
Jumlah 211 216 238 231 244 146 1286 214,33

3. Fasilitas Perpustakaan

Pemanfaatan perpustakaan tidak dapat berlangsung dengan baik

apabila tidak didukung adanya fasilitas yang memadai. Fasilitas ini akan

berpengaruh besar terhadap kegiatan pelayanan perpustakaan sebagai

sumber belajar. Semakin baik fasilitas yang dimiliki perpustakaan akan

semakin mudah pengelola memberikan layanan kepada pengguna

perpustakaan.

liii
Berdasarkan hasil penelitian, fasilitas perpustakaan SD PL

Bernardus Semarang dapat dilihat dalam tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3 Fasilitas Perpustakaan

No Nama Barang Jumlah Keterangan


1 Ruang perpustakaan 1
2 Rak buku 6
3 Rak majalah 1
4 Rak surat kabar 1
5 Rak peta 1
6 Almari Katalog 1
7 Meja pengunjung 2
8 Meja sirkulasi 1
9 Kursi pengunjung -
10 Papan display 1
11 Komputer 1
12 Denah peminjaman -
13 Daftar katalog 1
14 Meja pustakawan 2
15 Papan pengumuman 1
16 Mesin ketik 1
17 Alat tulis 6
18 Gambar 8
19 Struktur Organisasi 1
20 AC/kipas angin 2
Jumlah 36

4. Koleksi Perpustakaan

Menurut standar koleksi buku yang ditetapkan pemerintah, koleksi

buku perpustakaan yang dimiliki perpustakaan hendaknya sebanding

dengan jumlah siswa (Sudibyo, 1999:128). Hal itu dimaksudkan agar

perpustakaan sekolah dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam

memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber belajar sehingga siswa dapat

dengan leluasa memanfaatkan koleksi tanpa harus menunggu

pengembalian dari siswa lain.

liv
Koleksi perpustakaan yang dimiliki SD PL Bernardus dapat dilihat

dalam tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4 Koleksi Perpustakaan

No Jenis Buku Jumlah Keadaan Letak

1 Buku Pelajaran Kelas V


a. Buku Agama 40 Baik Rak I
b. Buku PPKn 45 Baik Rak I
c. Buku IPA 24 Baik Rak II
d. Buku IPS 30 Baik Rak II
e. Buku Matematika 40 Baik Rak II
f. Buku Bahasa Daerah 20 Baik Rak III
g. Buku Bahasa Inggris 50 Baik Rak III
h. Buku KTK 6 Baik Rak III
i. Buku Penjaskes 7 Baik Rak IV
j. Buku KPDL 5 Baik Rak IV
2 Atlas 4 Baik Almari
3 LKS 8 Baik Rak V
4 Majalah 35 Baik Rak Majalah
5 Koran 15 Baik Rak Koran
6 Brosur - - -
7 Buku fiksi 215 Baik Rak VI
8 Koleksi lain 72 Baik Rak VI
9 Penunjang pelajaran 40 Baik Rak VI

5. Pemanfaatan Perpustakaan

Untuk lebih memahami tentang pemanfaatan perpustakaan oleh

siswa maka peneliti menyebarkan angket tentang pemanfaatan

perpustakaan oleh siswa sebanyak 20 siswa sebagai sampel penelitian.

Hasil penyebaran angket tersebut dapat dilihat dalam tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5 Skor Angket

Nomor Subyek Perolehan Skor


1 96
2 119
3 64

lv
4 115
5 79
6 50
7 86
8 107
9 45
10 86
11 97
12 104
13 116
14 122
15 57
16 52
17 68
18 109
19 43
20 75
Jumlah 1690

Rata-rata 84.5

Untuk memeriksa keabsahan data yang diperoleh melalui angket

maka perlu diuji validitas dan reliabilitasnya.

Uji validitas dilakukan dengan cara mengelompokkan subyek

menjadi dua kelompok kemudian dikorelasikan dengan menggunakan

metode Person.

Tabel 4.6 Persiapan Uji Validitas

No Skor No Skor
X' X'² Y' Y'² X'Y'
Subyek (X) Subyek (Y)
1 96 11 97 11,30 127,69 12,70 161,29 143,51
2 119 12 104 34,30 1176,49 19,70 388,09 675,71
3 64 13 116 -20,70 428,49 31,70 1004,89 -656,19
4 115 14 122 30,30 918,09 37,70 1421,29 1142,31
5 79 15 57 -5,70 32,49 -27,30 745,29 155,61
6 50 16 52 -34,70 1204,09 -32,30 1043,29 1120,81
7 86 17 68 1,30 1,69 -16,30 265,69 -21,19
8 107 18 109 22,30 497,29 24,70 610,09 550,81
9 45 19 43 -39,70 1576,09 -41,30 1705,69 1639,61
10 86 20 75 1,30 1,69 -9,30 86,49 -12,09
Rata-rata 84,70 84,30

lvi
Jumlah 847 843 0,00 5964,10 0,00 7432,10 4738,90

Berdasarkan tabel diperoleh:

Σ x’y’ = 4738,90

Σ x’² = 5964,10

Σ y’² = 7432,10

Dimasukkan dalam rumus :

Σ x’y’
r =

( Σ x’² ) ( Σ y’² )

4738,90
=

(5964,10) (7432,10)

4738,90
=

44.325.787,61

4738,90
=
6657,76

= 0,71

Hasil tersebut kemudian dikonsultasikan dengan harga r pada

tabel Product Moment. Berdasarkan tabel r Product Moment untuk N = 20

dengan taraf signifikansi 5 % adalah 0,444 dan taraf signifikansi 1 %

adalah 0,561 maka hasil perhitungan sebesar 0,71 mempunyai arti bahwa

instrumen yang digunakan valid karena hasil perhitungan lebih besar

dibanding r tabel.

Uji reliabilitas dengan menggunakan rumus Spearman Brorwn.

Tabel 4.7 Persiapan Uji Reliabilitas

No Ganjil Genap X' X'² Y' Y'² X'Y'

lvii
Subyek (X) (Y)
1 45 51 3,90 15,21 6,95 48,30 27,11
2 65 54 23,90 571,21 9,95 99,00 237,81
3 34 30 -7,10 50,41 -14,05 197,40 99,76
4 58 57 16,90 285,61 12,95 167,70 218,86
5 38 41 -3,10 9,61 -3,05 9,30 9,45
6 21 29 -20,10 404,01 -15,05 226,50 302,51
7 40 46 -1,10 1,21 1,95 3,80 -2,15
8 50 57 8,90 79,21 12,95 167,70 115,26
9 20 25 -21,10 445,21 -19,05 362,90 401,96
10 46 40 4,90 24,01 -4,05 16,40 -19,85
11 50 47 8,90 79,21 2,95 8,70 26,26
12 47 60 5,90 34,81 15,95 254,40 94,11
13 50 66 8,90 79,21 21,95 481,80 195,36
14 52 70 10,90 118,81 25,95 673,40 282,86
15 37 20 -4,10 16,81 -24,05 578,40 98,61
16 27 35 -14,10 198,81 -9,05 81,90 127,61
17 38 30 -3,10 9,61 -14,05 197,40 43,56
18 44 65 2,90 8,41 20,95 438,90 60,76
19 27 16 -14,10 198,81 -28,05 786,80 395,51
20 33 42 -8,10 65,61 -2,05 4,20 16,61
Rata² 41,10 44,05
Jumlah 822 881 0 1885,70 0,00 1299,03 1390,70
Berdasarkan tabel diperoleh

Σ x’y’ = 1390,70

Σ x’² = 1885,70

Σ y’² = 1299,03

Dimasukkan dalam rumus :

Σ x’y’
r =

( Σ x’² ) ( Σ y’² )

1390,70
=

(1885,70) (1229,03)

1390,70
=

2.449.571,44

1390,70
=
1565,11

lviii
= 0,89

Selanjutnya dimasukkan dalam rumus:

2 x r 1/2 1/2
r 11 =
1 + r 1/2 1/2

2 x 0,89
= ------------------
1 + 0,89

1,78
= -----------
1,89

= 0,94

Hasil tersebut kemudian dikonsultasikan dengan harga r pada

tabel Product Moment sehingga dapat memberikan jawaban obyektif

terhadap reliabel atau tidaknya instrumen. Berdasarkan tabel r Product

Moment untuk N = 20 dengan taraf signifikansi 5 % adalah 0,444 dan taraf

signifikansi 1 % adalah 0,561 maka hasil perhitungan sebesar 0,94

mempunyai arti bahwa instrumen yang digunakan reliabel karena hasil

perhitungan lebih besar dibanding r tabel.

Berdasarkan hasil uji validitas dan reliabilitas yang dilakukan

terhadap angket yang digunakan untuk penelitian diperoleh hasil bahwa

angket tersebut valid dan reliabel sehingga dapat dipergunakan untuk

perhitungan-perhitungan selanjutnya.

6. Prestasi Belajar Siswa

Data tentang prestasi belajar siswa diperoleh melalui studi

dokumentasi yaitu rata-rata nilai untuk semua mata pelajaran 20 siswa

yang menjadi sampel penelitian di SD Pangudi Luhur Bernadus Semarang

pada semester 2 tahun pelajaran 2004/2005.

lix
Daftar nilai rata-rata siswa yang diperoleh melalui studi

dokumentasi dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.8
Nilai Rata-rata Siswa Semester 2 Tahun 2004/2005

No. No. Subyek Nilai Rata-rata


1 1 78
2 2 85
3 3 70
4 4 84
5 5 73
6 6 64
7 7 76
8 8 82
9 9 62
10 10 75
11 11 72
12 12 78
13 13 88
14 14 88
15 15 61
16 16 60
17 17 64
18 18 88
19 19 82
20 20 64

B. INTERPRETASI

1. Kedatangan Siswa di Perpustakaan

Kedatangan siswa ke perpustakaan mempunyai arti penting dalam

mengukur pemanfaatan perpustakaan. Kedatangan siswa ini dapat kita

bandingkan dengan kesempatan yang dimiliki siswa untuk berkunjung ke

perpustakaan. Berdasarkan hasil penelitian siswa mempunyai kesempatan

lx
berkunjung dua kali seminggu. Jumlah minggu efektif dalam rentang

waktu bulan Januari sampai Juni adalah 24 minggu, sehingga siswa

mempunyai kesempatan berkunjung sebanyak 48 kali.

Tabel 4.9 Persentase Kunjungan Siswa

Prosentase
No. Subyek Kesempatan Realita
(%)
1 48 40 83,3
2 48 46 95,8
3 48 35 72,9
4 48 43 89,6
5 48 41 85,4
6 48 28 58,3
7 48 38 79,2
8 48 37 77,1
9 48 27 56,3
10 48 41 85,4
11 48 35 72,9
12 48 34 70,8
13 48 41 85,4
14 48 46 95,8
15 48 30 62,5
16 48 28 58,3
17 48 32 66,7
18 48 39 81,3
19 48 27 56,3
20 48 34 70,8
Jumlah 960 722 75,2

Berdasarkan data tersebut di atas, rata-rata kunjungan siswa

adalah 75,2% termasuk dalam katagori baik. Hal ini sesuai dengan

interpretasi nilai yang digunakan dalam Akademis IKIP Yogyakarta dalam

Daryanto (1992:211) yang mengklasifikasikan data sebagai berikut:

Persentase (%) Huruf Keterangan


80 - 100 A Baik Sekali
66 – 79 B Baik
56 – 65 C Cukup
40 – 55 D Kurang
< 39 E Kurang sekali

lxi
2. Peminjaman Buku

Dalam memanfaatkan koleksi perpustakaan terutama dalam

meminjam buku siswa mempunyai kesempatan berkunjung dua kali

seminggu dan setiap kunjungan maksimal boleh meminjam dua buku.

Jumlah minggu efektif pada semester 2 tahun pelajaran 2004/2005

adalah 24 sehingga kesempatan siswa meminjam buku adalah 96 buku.

Tidak semua kesempatan yang dimiliki siswa dipergunakan sepenuhnya

untuk meminjam buku.

Persentase pinjaman buku oleh siswa dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 10. Persentase Pinjaman Buku

No. Pinjaman Buku Persentase


Subyek Maksimal Realita (%)
1 96 72 75,0
2 96 79 82,3
3 96 66 68,8
4 96 74 77,1
5 96 67 69,8
6 96 56 58,3
7 96 71 74,0
8 96 60 62,5
9 96 54 56,3
10 96 76 79,2
11 96 65 67,7
12 96 58 60,4
13 96 71 74,0
14 96 78 81,3
15 96 57 59,4
16 96 52 54,2
17 96 62 64,6
18 96 60 62,5
19 96 52 54,2
20 96 56 58,3
Jumlah 1920 1286 67,0

Berdasarkan tabel tersebut, persentase rata-rata pinjaman siswa

adalah 67% sehingga termasuk dalam katagori baik.

lxii
C. PEMBAHASAN

1. Pemanfaatan Perpustakaan

Berdasarkan persentase kunjungan siswa, peminjaman buku dan

angket pemanfaatan perpustakan diperoleh rata-rata sebesar :

(75,2% + 67% +0,66%): 3 = 208,2% : 3 = 69,4 % maka pemanfaatan

perpustakaan di SD PL Bernardus tahun 2004/2005 termasuk dalam

katagori baik.

2. Kendala-kendala yang Mempengaruhi Pemanfaatan Perpusta-kaan

Pemanfaatan perpustakaan di SD PL Bernardus tahun 2004/2005

walaupun termasuk dalam katagori baik namun masih menghadapi

kendala-kendala. Kendala-Kendala terse-but meliputi:

a. Petugas Perpustakaan

Petugas perpustakaan mempunyai peranan yang penting dalam

memberikan layanan kepada pemakai perpustakaan. Berdasarkan

hasil penelitian, tenaga yang menangani pengelolaan perpustakaan di

SD PL Bernardus Semarang bukanlah tenaga khusus melainkan

rangkap jabatan sehingga menyebabkan pengelolaan yang kurang

optimal. Hal ini terungkap berdasarkan hasil wawancara yang

dilakukan peneliti terhadap petugas perpustakaan. Tenaga

perpustakaan yang menuturkan hal ini saat diwawancarai sebagai

berikut:

“Karena mengelola perpustakaan ini sebagai tugas rangkapan


maka kerja yang dilakukan dalam mengelola perpustakaan menjadi
kurang optimal. Tugas-tugas yang lain juga harus diselesaikan”.

Hal ini sejalan dengan hasil wawancara yang dilakukan

terhadap siswa yang menuturkan:

lxiii
“Saya sering terlalu lama antri untuk meminjam buku karena
petugasnya hanya satu, sedangkan yang lain tidak ada di ruang
perpustakaan”.

b. Ruang Perpustakaan

Berdasarkan hasil penelitian, ruang perpustakaan yang dimiliki

SD PL Bernardus Semarang kurang mencukupi bila dibandingkan

dengan koleksi dan jumlah siswa sehingga pelayanan perpustakaan

kurang maksimal. Petugas perpustakaan yang diwawancarai

menuturkan sebagai berikut:

“Apabila murid yang berkunjung ke perpustakaan banyak,


walaupun sudah sesuai jadwal maka ruangan perpustakaan ini akan
sesak sehingga kami kesulitan melayani seluruh siswa yang hadir”.

Sesaknya ruangan perpustakaan ini diakui oleh siswa yang

diwawancarai. Penuturan siswa tersebut sebagai berikut:

“Sering saya datang ke perpustakaan untuk meminjam buku


namun tidak berhasil karena ruangan penuh sehingga tidak
nyaman dan kesulitan mendapatkan buku”.

c. Koleksi Buku

Jumlah koleksi bahan pustaka akan mempengaruhi tingkat

pemanfaatan perpustakaan sekolah oleh siswa. Berdasarkan hasil

penelitian, koleksi buku yang dimiliki SD PL Bernardus masih kurang

terutama untuk buku-buku penunjang pelajaran. Hal ini diakui oleh

petugas perpustakaan yang menuturkan:

“Koleksi buku yang terbanyak adalah buku cerita sedangkan


buku pelajaran koleksinya hanya sedikit karena semua siswa sudah
mempunyai buku pelajaran”.

Hal ini menyebabkan kesulitan bagi siswa untuk mencari

informasi yang tidak ada dalam buku pelajaran yang dimiliki. Siswa

yang diwawancarai menuturkan :

lxiv
“Materi yang tidak ada dalam buku pelajaran yang saya miliki,
sulit saya temukan di perpustakaan karena buku pelajaran yang
ada di perpustakaan sedikit”.

3. Hubungan Antara Pemanfaatan Perpustakaan dengan Prestasi Belajar

Untuk mengetahui hubungan antara pemanfaatan perpustakaan

dengan prestasi belajar siswa maka dilakukan perhitungan korelasi antara

variabel bebas (X) yaitu pemanfaatan perpustakaan dengan variabel terikat

(Y) yaitu prestasi belajar siswa.

Tabel 4.11 Tabel Persiapan Analisis Data

No.
X Y XY X² Y²
Subyek
1 96 78 7488 9216 6084
2 119 85 10115 14161 7225
3 64 70 4480 4096 4900
4 115 84 9660 13225 7056
5 79 73 5767 6241 5329
6 50 64 3200 2500 4096
7 86 76 6536 7396 5776
8 107 82 8774 11449 6724
9 45 62 2790 2025 3844
10 86 75 6450 7396 5625
11 97 72 6984 9409 5184
12 104 78 8112 10816 6084
13 116 88 10208 13456 7744
14 122 88 10736 14884 7744
15 57 61 3477 3249 3721
16 52 60 3120 2704 3600
17 68 64 4352 4624 4096
18 109 88 9592 11881 7744
19 43 82 3526 1849 6724
20 75 64 4800 5625 4096
Σ 1690 1494 130167 156202 113396

Berdasarkan tabel tersebut diketahui:

N = 20

ΣX = 1690

ΣY = 1494

Σ X² = 156202

lxv
ΣY² = 113396

ΣXY = 130167

(ΣX)² = 2856100

(ΣY)² = 2232036

Kemudian dimasukkan dalam rumus Product moment yaitu:

N Σ XY – (ΣX) (ΣY)
rxy =

{ N Σ X² - (ΣX) ² } { N Σ Y² - (ΣY) ² }

20 x 130167 – 1690 x 1496


=

{ 3124040 - 2856100 } { 2267920 - 22320360 }

2603340 – 2524860
=

{ 267940 } { 35884 }

7840
=
98054

= 0,80

Hasil perhitungan yang telah diperoleh sebesar 0,80 kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel product moment untuk N = 20 dengan

taraf signifikansi 5% adalah 0,44 dan taraf signifikansi 1% adalah 0,56.

Hasil konsultasi tersebut ternyata koefisien korelasi yang diperoleh lebih

besar dari r tabel product moment baik untuk taraf signifikansi 5%

maupun taraf signifikansi 1%, sehingga dapat disimpulkan bahwa

lxvi
hubungan antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) adalah

signifikan. Hal ini berarti semakin baik pemanfaatan perpustakaan maka

semakin baik pula prestasi belajar yang dicapai.

lxvii
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dalam bab IV dapat

ditarik simpulan sebagai berikut :

1. Pemanfaatan perpustakaan oleh siswa yang mencapai angka 69,4%

termasuk dalam katagori baik.

2. Pemanfaatan perpustakaan masih menghadapi kendala-kendala yaitu:

belum adanya petugas khusus yang mengelola perpustakaan, ruangan

perpustakaan yang kurang memadai, penataan koleksi kurang sistematis

sehingga menyulitkan dalam pencarian buku dan kurangnya koleksi buku

pelajaran.

3. Pemanfaatan perpustakaan mempunyai hubungan yang signifikan dengan

prestasi belajar siswa.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan maka saran yang

diberikan agar pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar meningkat

dan dalam rangka mengatasi kendala-kendala yang dihadapi adalah:

1. Pemanfaatan perpustakaan harus lebih intensif dilakukan siswa untuk

meningkatkan prestasi dengan cara lebih banyak berkunjung dan

meminjam buku di perpustakaan.

2. Perlu adanya kerjasama yang baik antara guru dan petugas perpustakaan

dalam rangka meningkatkan pemanfaatan perpustakaan oleh siswa untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa.

lxviii
3. Perlu disediakannya petugas khusus perpustakaan agar dapat mengelola

dan melayani pengguna perpustakaan dengan baik.

4. Perlu disediakan ruangan yang memadai agar dapat memberikan

pelayanan yang sebaik-baiknya dan siswa dapat memperoleh ketenangan

dan keleluasaan dalam memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber

belajar.

5. Koleksi yang tersedia hendaknya dilengkapi agar perpustakaan mampu

menyediakan informasi yang dibutuhkan.

6. Motivasi dan dorongan dari guru dan kepala sekolah kepada siswa

hendaknya ditingkatkan guna meningkatkan pemanfaatan perpustakaan

oleh siswa.

lxix
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta


: Rineka Cipta.

Depdiknas. 2001. Undang-Undang Dasar 1945 Setelah Amandemen Kedua Tahun


2000. Jakarta : Sinar Grafika.

Depdiknas. 2003. Undang – Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional, Jakarta : Cemerlang.

Hadi, Sutrisno. 1987. Statistik. Yogyakarta : Andi Offset.

------------------. 1994. Statistik. Yogyakarta : Andi Offset.

------------------. 2000. Statistik. Yogyakarta : Andi Offset.

Hamalik, Oemar. 1990. Metoda Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar. Bandung :


Tarsito.

Hamalik, Oemar. 1994. Media Pendidikan. Bandung : Citra Aditya Bhakti.

Hastuti, Dwi. 1997. Manajemen Perpustakaan. Jakarta : Depdikbud.

Moleong, Lexy. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja


Rosdakarya.

Muhadjir, Noeng. 1996. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi III. Yogyakarta :


Rakesarasin.

Mundhofir. 1986. Prinsip-prinsip Pengelolaan Pusat Sumber Belajar. Bandung :


Remadja Karya.

Nawawi, Hadari & Martini, Mimi. 1996. Penelitian Terapan. Yogyakarta : Gadjah
Mada University Press.

Nurhadi, Mulyati A. 1983, Sejarah Perpustakaan dan Perkembangannyadi


Indonesia. Yogyakarta : Andi Offset.

Purwanto, M. Ngalim, Drs, M.Pd. 1997. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi


Pengajaran, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Soeatminah. 2002. Perpustakaan, Kepustakawanan dan Pustakawan. Yogyakarta


: Kanisius.

Sudibyo, Noerhayati. 1988. Pengelolaan Perpustakaan, Jilid 2. Bandung : Alumni.

Suryabrata, Sumadi. 1987. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rajawali.

Sutadi, Rusda Koto, dkk. 1996. Belajar dan Pembelajaran. Semarang : IKIP
Semarang.

lxx
Syah, Muhibin. 2000. Psikologi Pendidikan. Bandung : Rosdakarya.

Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang. 1982. Psikologi Belajar. Semarang :


IKIP Semarang Press.

Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1989. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Winkel, WS. 1984. Psikologi Pengajaran. Jakarta : Gramedia.

Wiranto, FA. 2004. Organisasi dan Administrasi Perpustakaan. Semarang :


Perpustakaan Soegijopranata.

lxxi
I. PENDAHULUAN
JUDUL :
PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN
SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA
SEKOLAH DASAR PANGUDI LUHUR
BERNARDUS SEMARANG TAHUN
PELAJARAN 2004/2005
A. LATAR BELAKANG MASALAH
• Perpustakaan Sekolah Dasar
Pangudi Luhur Bernardus
Semarang kurang dapat
dimanfaatkan dengan baik.
• Hasil wawancara dengan
petugas perpustakaan : Adanya
kendala-kendala dalam

lxxii
pemanfaatan perpustakaan
Sekolah Dasar Pangudi Luhur.

lxxiii
B. MASALAH
1. Sejauh mana siswa Sekolah
Dasar Pangudi Luhur Bernardus
Semarang dalam memanfaatkan
perpustakaan sebagai sumber
belajar ?
2. Faktor kendala apa yang
mempengaruhi pemanfaatan
perpustakaan sebagai sumber
belajar ?

lxxiv
C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui sejauh mana


siswa siswa Sekolah Dasar
Pangudi Luhur Bernardus
Semarang dalam memanfaatkan
perpustakaan sebagai sumber
belajar.
2. Untuk memperoleh informasi
tentang factor-faktor kendala
siswa dalam memanfaatkan
perpustakaan sebagai sumber
belajar.
D. MANFAAT
Memberikan sejumlah informasi
kepada siswa Pangudi Luhur
Bernardus Semarang tentang
lxxv
pemanfaatan perpustakaan
sebagai sumber belajar.
II. STUDI PUSTAKA DAN
HIPOTESIS

A. Studi Pustaka
1. Pengertian Perpustakaan
2. Jenis-jenis Perpustakaan
3. Pengertian Sumber Belajar
4. Fungsi dan Penggunaan
Sumber Belajar
5. Keterkaitan Belajar dengan
Sumber Belajar
Perpustakaan

B. Hipotesis

lxxvi
III. METODE PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel
B. Variabel
C. Alat Pengumpul Data
D. Pemeriksaan Keabsahan Data
E. Teknik Analisa Data

IV. HASIL PENELITIAN DAN


PEMBAHASAN
A. Penyajian Data
B. Interpretasi
C. Pembahasan

V. SIMPULAN DAN SARAN

lxxvii
lxxviii
lxxix
lxxx

You might also like