You are on page 1of 5

Teknoin, Volume 13, Nomor 2, Desember 2008, 1-5 1

ISSN: 0853-8697

PENGARUH PERUBAHAN SUHU TERHADAP TEGANGAN TEMBUS


PADA BAHAN ISOLASI CAIR

Alfian Junaidi
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Tridharma
Jl. A. Wahab Syachranie No. 7 Batu Ampar
Telp. (0542) 425381 balikpapan 76126
E-mail: alfianjunaidij@yahoo.co.id

ABSTRACT
Lubricant oil is used to lubricate machines especially gasoline machine. To have ahighs performance
lubricant oil, additive agent is added. Additive agent used for anti oxidant, anti rust of time worn, and anti
foam. This research want to know the influence of temperature change on tension penetrate of lubricant
oil. The sample use are lubricant oil SAE 40 and transformator oil (Diala-B). The experiment result shows
that the tension penetrate of both oil are increase for increasing temperature, but lubricant oil SAE 40
have smaller increase than Diala-B.
Keywords: lubricant oil, temperature, tension penetrate.

PENDAHULUAN memakai reaksi kimia yang sangat mahal dan


rumit juga tidak mudah di dapat unsur
Isolator adalah alat listrik yang dipakai
kimianya. Kelebihan isolator minyak sintetis
untuk menjalankan tugasnya mengisolasi di
adalah isolator jenis ini sederhana dalam
dalam rangkaian listrik. Alat ini mempunyai
pengoperasian peralatannya. Isolator minyak,
sifat atau kemampuan untuk dapat
dalam hal ini minyak transformator mempunyai
memisahkan secara elektris dua buah
unsur atau senyawa utama yaitu hidrokarbon.
penghantar atau lebih yang berdekatan
Senyawa hidrokarbon yang utama dari isolator
sehingga tidak terjadi kebocoran arus atau
minyak ini adalah senyawa hidrokarbon
dalam gradien yang tinggi tidak terjadi
parafinik, senyawa hidrokarbon naftenik, dan
loncatan api (flashover). Dengan demikian
senyawa hidrokarbon aromatik. Selain ketiga
bahan isolasi haruslah mempunyai kekuatan
senyawa tersebut, isolator minyak masih
dielektrik yang baik sehingga sifat hantarannya
mengandung senyawa yang disebut zat aditif
dapat ditiadakan.
(tambahan) meskipun kandungannya sangat
Media dielektrik yang paling baik adalah kecil.
ruangan vakum yang sifat hantarannya nol.
Minyak pelumas ini jika dibandingkan
Karena bahan isolator minyak bukan dielektrik
dengan minyak transformator maka minyak
sempurna, maka molekul-molekul yang
pelumas jenis Mesran Super SAE 40 memiliki
terdapat pada bahan tersebut tidak terikat erat
kekentalan yang lebih tinggi dibandingkan
tetapi masih terdapat elektron-elektron yang
dengan minyak trafo, hal ini sangat memberi
dapat bergerak bebas atau dapat terlepas dari
pengaruh pada kecepatan transfer panas yang
ikatan akibat menerima beban tegangan dan
dimiliki, berdasarkan standar dari ASTM D-445
menimbulkan aliran arus bocor (leakage
dan IEC 296A, besar kekentalan minyak atau
current) atau arus yang mengalir melalui
viskositas kinematik yang dianjurkan adalah 16
media elektrik. Isolator minyak sebagian besar
eSt pada suhu 400 C. Viskositas kinematik
berasal dari minyak bumi atau minyak mentah
minyak trafo 10/85933 eSt. Untuk minyak trafo
yang diolah secara khusus sehingga
yang berada di pasaran viskositas
mempunyai sifat-sifat sebagai isolator dan juga
kinematiknya bisa mencapai sekitar 110 eSt
sebagai pendingin. Isolator minyak mineral
yakni minyak trafo produksi Shell (Diala Shell
mudah di dapat dan murah dibanding isolator
HFX).
minyak lain (non minyak bumi).
Penelitian dilaksanakan terhadap bahan
Isolator minyak sintetis seperti hidrokarbon
minyak lumas mesin jenis Mesran Super SAE
sintetis, ester, hidrokarbon aromatik khlorinat,
40 produk dari Pertamina. Tujuan penelitian ini
dan sebagainya, proses pembuatannya

Alfian Junaidi
2  Teknoin, Volume 13, Nomor 2, Desember 2008, 1-4
ISSN: 0853-8697

adalah untuk mengetahui pengaruh suhu (discharge). Namun kekurangan utama isolasi
terhadap tegangan tembus pada bahan cair adalah mudah terkontaminasi.
pengujian. Diharapkan dari hasil penelitian ini
Beberapa macam faktor yang diperkirakan
diketahui sifat yang dimaksud sehingga
mempengaruhi ketembusan minyak
dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain,
transformator seperti luas daerah elektroda,
bahan ini bisa merupakan alternatif untuk
jarak celah (gap spacing), pendinginan,
digunakan sebagai bahan isolasi dan
perawatan sebelum pemakaian (elektroda dan
pendingin untuk transformator.
minyak), pengaruh kekuatan dielektrik dari
minyak transformator yang diukur serta kondisi
pengujian atau minyak transformator itu sendiri
LANDASAN TEORI
juga mempengaruhi kekuatan dielektrik minyak
Isolator Cair transformator.
Isolasi cair memiliki dua fungsi yaitu Ketembusan isolasi (insulation breakdown,
sebagai pemisah antara bagian yang insulation failure) disebabkan karena beberapa
bertegangan dan juga sebagai pendingin hal antara lain isolasi tersebut sudah lama
sehingga banyak digunakan pada peralatan dipakai, berkurangnya kekuatan dielektrik dan
seperti transformator, pemutus tenaga, Switch karena isolasi tersebut dikenakan tegangan
gear. lebih. Pada prinsipnya tegangan pada isolator
merupakan suatu tarikan atau tekanan (stress)
yang harus dilawan oleh gaya dalam isolator
Minyak Trafo itu sendiri agar supaya isolator tidak tembus.
Kegunaan minyak trafo adalah selain Dalam struktur molekul material isolasi,
untuk bahan isolasi juga sebagai media elektron-elektron terikat erat pada molekulnya,
pendingin antara kumparan kawat atau inti dan ikatan ini mengadakan perlawanan
besi dengan sirip pendingin. Agar minyak trafo terhadap tekanan yang disebabkan oleh
berfungsi dengan baik, kualitas minyak harus adanya tegangan. Bila ikatan ini putus pada
sesuai dengan standar kebutuhan, ditunjukkan suatu tempat maka sifat isolasi pada tempat itu
pada Tabel 1. hilang. Bila pada bahan isolasi tersebut
diberikan tegangan akan terjadi perpindahan
elektron-elektron dari suatu molekul ke
Tabel 1. Standar SPLN 49-1: 1982, Metoda Uji IEC 296 molekul lainnya sehingga timbul arus konduksi
Sifat Minyak Satuan Standar atau arus bocor. Karakteristik isolator akan
Viskositas 20 oC Cst < 25 berubah bila material tersebut kemasukan
O
suatu ketidakmurnian (impurity) seperti adanya
Titik Nyata C > 130 arang atau kelembaban dalam isolasi yang
Kadar Asam Mg KOH/g < 0.40
Teg. Tembus KV / cm > 120
dapat menurunkan tegangan tembus.
Korosi Belerang - Tidak ada
Kotoran % < 0.10
Sifat-sifat Listrik Cair Isolasi
Sifat-sifat listrik yang menentukan unjuk
Mekanisme Ketembusan Isolasi Cair kerja cairan sebagai isolasi adalah:
Ada beberapa alasan mengapa isolasi cair a. Withstand Breakdown kemampuan untuk
digunakan, antara lain yang pertama adalah tidak mengalami ketembusan dalam
isolasi cair memiliki kerapatan 1000 kali atau kondisi tekanan listrik (electric stress) yang
lebih dibandingkan dengan isolasi gas, tinggi.
sehingga memiliki kekuatan dielektrik yang
lebih tinggi menurut hukum Paschen. Kedua b. Kapasitansi listrik per unit volume yang
isolasi cair akan mengisi celah atau ruang menentukan permitivitas relatifnya. Minyak
yang akan diisolasi dan secara serentak petroleum merupakan subtansi nonpolar
melalui proses konversi menghilangkan panas yang efektif karena merupakan campuran
yang timbul akibat rugi energi. Ketiga isolasi cairan hidrokarbon. Minyak ini memiliki
cair cenderung dapat memperbaiki diri sendiri permitivitas kira-kira 2 atau 2.5. Ketidak
(self healing) jika terjadi pelepasan muatan bergantungan permitivitas subtansi
nonpolar pada frekuensi membuat bahan

Alfian Junaidi
Teknoin, Volume 13, Nomor 2, Desember 2008, 1-5 3
ISSN: 0853-8697

ini lebih banyak dipakai dibandingkan METODE PENELITIAN


dengan bahan yang bersifat polar.
Bahan Penelitian
Misalnya air memiliki permitivitas 78 untuk
frekuensi 50 Hz, namun hanya memiliki Penelitian ini dimaksudkan untuk
permitivitas 5 untuk gelombang mikro. mengetahui karakteristik isolasi dari suatu
bahan uji yakni minyak pelumas. Jenis minyak
c. Faktor daya: Faktor dissipasi daya dari
pelumas yang digunakan sebagai bahan uji
minyak di bawah tekanan bolak balik dan
pada penelitian ini adalah jenis minyak
tinggi akan menentukan unjuk kerjanya
pelumas mesin jenis Mesran Super SAE 40,
karena dalam kondisi berbeban terdapat
produksi PT. Pertamina. Pengujian tegangan
sejumlah rugi rugi dielektrik. Faktor
tembus bahan dilakukan dengan variasi suhu.
dissipasi sebagai ukuran rugi rugi daya
Sehingga pada percobaan ini suhu bahan
merupakan parameter yang penting bagi
yang diuji berbeda-beda mulai dari suhu kamar
kabel dan kapasitor. Minyak transformator
hingga suhu 100oC dengan pengujian setiap
murni memiliki factor dissipasi yang
kenaikan 10oC. Proses pemanasan dilakukan
bervariasi antara 10-4 pada 20 oC dan 10-3
diluar tabung penguji dengan menggunakan
pada 90 oC pada frekuensi 50 Hz.
alat pemanas (heater). Suhu bahan selalu
d. Resistivitas: Suatu cairan dapat dipantau dengan menggunakan termometer.
digolongkan sebagai isolasi cair bila Sehingga apabila pada pengetesan suhu
resistivitasnya lebih besar dari 109 W-m. bahan turun maka dilakukan proses
Pada sistem tegangan tinggi resistivitasnya pemanasan kembali. Tetapi apabila suhu
yang diperlukan untuk material isolasi bahan terlalu tinggi, maka bahan ditunggu
adalah 1016 W-m atau lebih (W=ohm). beberapa saat hingga suhunya sama dengan
yang diharapkan.

Peralatan Pengujian
1. Satu set pembangkit tegangan tinggi AC,
untuk menghasilkan tegangan tinggi AC
yang diperlukan untuk menguji tingkat
isolasi bahan. Alat ini terdiri dari:
a. Transformator penaik tegangan.
Regulator Tegangan Primer: 100/220
Volt
Tegangan Sekunder: 50 kV
Kapasitas: 5 kVA
Gambar 1. Diagram pelaksanaan pengujian Berat: 125 Kg
b. Regulator, yaitu peralatan untuk
Berdasarkan standar yang dikeluarkan
mengatur besarnya tegangan keluaran
oleh ASTM yakni dalam standar D-877
transformator.
disebutkan bahwa suatu bahan isolasi harus
memiliki tegangan tembus sebesar kurang c. Voltmeter, yaitu mengukur besarnya
lebih 30 kV untuk lebar sela elektroda 1 mm, tegangan pada sisi sekunder dan
dengan kata lain kekuatan dielektrik bahan primer.
isolasi kurang lebih 30 kV/mm. Sedangkan d. Resistor, digunakan untuk melindungi
menurut standar ASTM D-1816 suatu bahan transformator dari arus yang besar
isolasi harus mampu menahan tegangan
saat terjadi tegangan tembus.
sebesar 1,2 mm. Standar ini merupakan
Hambatan pada resistor ini bernilai 50
standar yang diterima secara internasional dan KΩ.
harus dipenuhi oleh suatu bahan yang
dikategorikan sebagai suatu bahan isolasi. Peralatan di atas dibuat oleh SIEMENS
Transformator Germany.

Alfian Junaidi
4  Teknoin, Volume 13, Nomor 2, Desember 2008, 1-4
ISSN: 0853-8697

2. Tabung penguji, untuk menguji bahan Tabel 2. Besar Tegangan Tembus Minyak Trafo (Diala-B)
terhadap kemampuannya menahan Untuk suhu yang Berbeda
Voltage Breakdown
tegangan baik AC maupun impuls. Pada No
o
Suhu ( C)
( kV)
tabung terdapat 2 elektroda dengan 1 28 7.825
diameter 12,5 mm. Bahan terbuat dari fiber 2 40 7.375
glass. 3 50 10.02
4 60 30.4
3. Barometer dan Higrometer untuk 5 70 29.625
mengukur tekanan dan kelembaban udara. 6 80 31.175
7 90 30
4. Termometer Suhu. 8 100 35.12
5. Bahan yang akan diuji (Minyak Mesran
Tabel 3. Besar Tegangan Tembus Minyak Pelumas
Super SAE 40). Mesin SAE 40 Untuk Suhu yang Berbeda
o Voltage Breakdown
No Suhu ( C)
( kV)
Prosedur Penelitian 1 27 18.417
2 40 19.667
a. Bahan uji ditempatkan pada tabung 3 50 18.0625
pengujian. 4 60 20.25
5 70 20.56
b. Perubahan suhu akan diberikan pada 6 80 20.5
bahan yang akan di uji sesuai yang di 7 90 21.11
harapkan (dirubah dari suhu kamar 8 100 23.46
samapai 100 oC dengan perubahan 10 oC).
c. Untuk memanaskan bahan uji pada tabung Pembahasan
pengujian digunakan heater, dan untuk
mengetahui suhu sesuai yang di Dari grafik data hasil percobaan, terlihat
kehendaki dengan termometer. bahwa tegangan tembus tiap-tiap bahan yang
diuji dalam percobaan ini mempunyai
d. Pengujian Tegangan Tembus. kecenderungan naik seiring dengan kenaikan
temperatur. Walaupun pada level suhu tertentu
beberapa bahan menunjukkan karakteristik
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN penurunan seiring kenaikan suhu. Tetapi
Hasil Penelitian secara umum bisa kita dikatakan bahwa
karakteristik tegangan tembus bahan-bahan
Pengukuran Tegangan Tembus minyak yang diuji dalam percobaan adalah naik seiring
trafo Diala B dapat dilihat pada Tabel 2, untuk dengan adanya kenaikan suhu masing-masing
tegangan tembus minyak Mesran Super SAE bahan.
40 pada Tabel 3. Hubungan perubahan suhu
masing-masing bahan dengan nilai tegangan Dari data pengujian diatas untuk kedua
tembus dapat dilihat pada Gambar 2. bahan tegangan akan semakin naik seiring
dengan kenaikan suhu, tetapi pada bahan
minyak transformator (Diala-B) cenderung
lebih tinggi dibanding dengan jenis minyak
Mesran Super SAE 40.

KESIMPULAN
1. Pengaruh perubahan suhu akan
mempengaruhi nilai tegangan tembus
(semakin meningkat suhu maka akan
semakin meningkat pula nilai tegangan
tembus)
2. Bahan minyak transformator (Diala-B) lebih
Gambar 2. Pengaruh Perubahan Suhu Terhadap baik mutunya (nilai tegangan tembus lebih
Tegangan Tembus Untuk Minyak Trafo (Diala-B) dan
Mesran Super SAE 40 tinggi) dibanding minyak Mesran Super
SAE 40.
Alfian Junaidi
Teknoin, Volume 13, Nomor 2, Desember 2008, 1-5 5
ISSN: 0853-8697

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dielectric Strenght of Solid Electrical


kemampuan menahan tegangan tembus Insulating Material at Commercial Power
bahan isolator cair (Mesran Super SAE 40) Frequencies, Philadelphia, USA.
masih di bawah standar yang ditetapkan oleh
Bonggas L. Tobing. (2003). Dasar Teknik
standar ASTM D-877.
Pengujian Tegangan Tinggi, Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA Bradwell A. (1983). Electrical Insulation, IEE
Electrical and Electronic Materials and
Arigayota Abdul Rahman dan Ferry Nugraha.
Devices Series 2, Peter Peregrinus Ltd.
(1991). Minyak Berbahan Dasar Parafinik
dan Naftenik, Energi dan Listrik Volume 1. Dieter Kind. (1978). Einfhrung in die
Hochspannungs-Versuchtechnik.
Arismunandar A. (1994). Teknik Tegangan
Braunschweig.
Tinggi, Pradnya Paramita, Jakarta.
Zaky, A. A. & R. Hawley. (1973). Conduction
ASTM Standart. (1987). Standars Test Method
and Breakdown in Mineral Oil, Ltd.
for Dielectric Breakdown Voltage and

Alfian Junaidi

You might also like